Anda di halaman 1dari 23

Laporan kasus

GASTROENTERTIS AKUT E.C INFEKSI BAKTERIAL DENGAN

DERAJAT DEHIDRASI RINGAN-SEDANG

Vicklen Sentiasa Pesiwarissa (2018-84-081)

Bagian/ SMF Ilmu Kesehatan Anak

FK UNPATTI/ RSUD Dr. Ishak Umarella Tulehu

PENDAHULUAN

Gastroenteritis akut atau diare adalah keadaan abnormalitas frekuensi dan

konsistensi tinja yang lebih cair.1 Gastroenteritis akut secara langsung

mempengaruhi sekresi enterosit dan fungsi absorbsi, terjadi dengan onset yang

tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari yang disebabkan faktor infeksius baik

oleh virus, bakteri maupun parasit atau dapat disebabkan oleh faktor-faktor

non-infeksius.1 Gastroenteritis akut hingga kini dilaporkan masih menduduki

peringkat utama penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak.2 Di dunia, anak

dalam rentang usia di bawah lima tahun mengalami setidaknya tiga episode

Gastroenteritis akut setiap tahunnya dan sekitar 1,87 juta anak dilaporkan

meninggal akibat dehidrasi karena Gastroenteritis akut.2,3 Di negara berkembang,

termasuk Indonesia Gastroenteritis akut pada anak di bawah lima tahun sedikitnya

menjadi penyebab 21% kematian dari keseluruhan jumlah kematian.4,5 Angka

kejadian kasus ini pada balita sepanjang tahun 2015 sebanyak 2.287 kasus, pada

tahun 2014 sebanyak 2.456 kasus, dan 2013 sebanyak 3.012 kasus.6 Kemudian

diketahui bahwa 15-20% atau lebih kasus Gastroenteritis akut di komunitas

disebabkan oleh konsumsi air minum yang tidak bersih.4

1
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. AS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : 09 Agustus 2017

Umur saat dijadikan kasus : 1 Tahun 7 Bulan

Alamat : Wayari, Suli, Maluku Tengah.

Masuk Rumah Sakit : 24 Maret 2019

Nomor Rekam Medik : 05-12-92

Mulai diterima sebagai kasus : 25 Maret 2019

IDENTITAS ORANG TUA:

Ayah Ibu

Nama Tn. AS Ny. HT

Umur 33 tahun 31 tahun

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan Buruh IRT

II. ANAMNESIS (SUBJECTIVE)

Berdasarkan alloanamnesis dari keluarga pasien

Keluhan utama: Muntah setiap kali makan, BAB encer, demam, dan batuk

berdahak ± 3 hari SMRS.

2
1. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Ishak Umarella Tulehu

sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan muntah, BAB encer, dan demam sejak

empat hari sebelum masuk RS. Keluhan ini dirasakan semakin memberat karena

mengganggu aktifitas pasien. Awalnya keluhan-keluhan ini sudah pernah terjadi

pada pasien namun keluhan kali ini yang dirasakan paling berat karena membuat

pasien tampak lemas, gelisah, dan bersikap pasif. Keluhan demam diketahui ada

sepanjang hari dengan suhu tubuh yang fluktuatif (40ºC saat masuk IGD),

keluhan muntah diketahui terjadi setiap kali pasien makan, dan keluhan BAB

encer terjadi dengan frekuensi 5 kali dalam sehari, feses encer disertai ampas.

Keluhan disertai batuk berdahak kira-kira satu hari setelah pasien demam. Dahak

sulit dikeluarkan, dan tidak disertai adanya darah. Pasien datang dengan keadaan

umum tampak sakit sedang, menangis kuat, gelisah, mata cekung, disertai mulut

dan bibir yang tampak kering. Riwayat makan kurang baik dan minum cukup,

BAK normal.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah dibawa orang tuanya ke RSUD dr. Ishak Umarella Tulehu

pada tanggal 03 Agustus 2018, dengan diagnosa bronkopneumonia.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Ayah pasien tinggal di rumah, pekerjaan sehari-hari sebagai buruh kasar,

kesehatan baik dan riwayat penyakit tidak diketahui.

3
b. Ibu pasien tinggal di rumah, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga,

kesehatan baik dan ada riwayat anemia selama masa kehamilan.

c. Riwayat alergi pada anak, orang tua, dan keluarga disangkal.

4. Riwayat Personal Sosial Pasien

a. Riwayat kehamilan ibu:

Pasien merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Setiap bulan selama masa

kehamilan ibu melakukan Antenatal Care ke posyandu. Riwayat kesehatan ibu

selama kehamilan diketahui pernah menderita anemia dan diberi tablet suplemen

besi dan sempat merasakan sakit di bagian perut.

b. Riwayat persalinan:

Pasien lahir melalui persalinan normal, spontan belakang kepala, ditolong

oleh bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3,5 kg, panjang badan lahir 48

cm, dan lingkar kepala tidak diketahui. Warna ketuban tidak diketahui dan oleh

bidan, anak dikonfirmasi mendapat suntikan vitamin K dan antibiotik.

c. Riwayat pasca lahir:

Riwayat pucat, kejang, maupun perdarahan semasa bayi disangkal.

Beberapa hari setelah bayi lahir diketahui sklera tampak ikterik dan berlangsung

sekitar ±1 minggu.

d. Riwayat Makanan:

Pasien sampai sekarang masih mendapatkan ASI bersamaan dengan

pemberian susu formula standart Dancow 1+. Riwayat pemberian makanan semi

padat berupa bubur halus sejak usia 6 bulan. Pasien diketahui belum diberikan

nasi sebagai makanan utama. Saat di rumah, sebelum sakit, pasien makan 3 kali

4
sehari dengan menu makanan keluarga sehari-hari sebagai campuran untuk

bubur halus.

e. Riwayat Tumbuh Kembang:

Terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada pasien, diketahui

berat badan pasien tidak sesuai dengan usia maupun panjang badannya. Sampai

sekarang, pasien belum dapat berdiri tanpa pegangan, masih kesulitan

mengangkat badan untuk duduk, masih mengoceh dengan kata-kata yang tidak

jelas, dan tampak agak pasif setelah sakit.

f. Riwayat Imunisasi:

Riwayat imunisasi tidak lengkap disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK

a. Status present
Kesan umum : Tampak sakit sedang dan menangis kuat
Nadi : 126 ×/menit lemah dan reguler
Tekanan darah : (Tidak dievaluasi)
Laju napas : 24 ×/menit
Suhu aksila : 40°C
Saturasi O2 : 98% dengan Pulse Oxymeter
Kesadaran (GCS) : E4V5M6
Berat badan / Panjang badan : 6,7 kg / 70,3 cm

5
b. Status generalis
Kepala : Bentuk kepala normal simetris, rambut lurus hitam dan jarang,
tidak mudah dicabut, ubun-ubun kecil dan menutup.
Wajah : Tidak tampak fasies sindrom tertentu, lipatan dahi normal, tidak
didapati old man face.
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, iris hitam, kedua
pupil bulat isokhor 3 mm dengan refleks cahaya kedua mata
normal. Tidak ada katarak, tidak ada nistagmus ataupun
strabismus. Mata cekung, tampak bengkak pada palpebra inferior
karena pasien menangis, celah kelopak mata kanan-kiri simetris.
Tidak ada otore maupun hiperemis.
Telinga : Tidak ada rinore, tidak ada perdarahan, dan tidak ada hiperemi
Hidung : mukosa.
Sianosis ataupun pucat tidak ditemukan di sekitar mulut, mukosa
Mulut : bibir dan lidah kering, sudut mulut kanan-kiri simetris, refleks
menelan normal.
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening anterior, posterior,
Leher : submental dan submandibula.
Bentuk dada normal, gerakan pernapasan simetris pada kedua
Dada : lapang paru, tampak retraksi interkosta ringan pada dinding dada.

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Perabaan detak jantung kesan normal, Iktus kordis tidak teraba.
Perkusi : Batas jantung sulit dievaluasi.
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, bunyi jantung tambahan tidak
ditemukan.

Paru-paru
Kanan Kiri

Inspeksi : Simetris, ada retraksi ringan, Simetris, ada retraksi ringan,


tidak ada bagian dada yang tidak ada bagian dada yang
tertinggal saat bernapas. tertinggal saat bernapas.
Palpasi : Simetris, tidak ditemukan ada Simetris, tidak ditemukan ada
perbedaan ukuran interkosta perbedaan ukuran interkosta
pada kedua lapang paru. pada kedua lapang paru.

6
Perkusi : Sonor, agak pekak di lobus Sonor, agak pekak di lobus
inferior inferior
Auskultasi : Bronkovesikuler, rhonki Bronkovesikuler, rhonki
terdengar di sekitar lobus paru terdengar di sekitar lobus paru
inferior, wheezing tidak inferior, wheezing tidak
terdengar. terdengar.

Abdomen
Inspeksi : Perut agak cekung, tidak ditemukan distensi abdomen, hernia
umbilikus tidak ada, sikatrik tidak ada, tidak tampak ada akumulasi
cairan.
Auskultasi : Bising usus terdengar, kesan meningkat.
Perkusi : Timpani terdengar di seluruh bagian abdomen, tidak ditemukan
adanya bunyi pekak di seluruh bagian abdomen.
Palpasi : Hepar sulit dinilai, limpa sulit dinilai, nyeri tekan sulit dinilai dan
massa tidak ditemukan.

Ekstremitas dan Genitalia


Genitalia : Jenis kelamin laki-laki, tidak tampak kelainan.
eksterna
Ekstremitas : Lengkap, akral teraba hangat, perfusi perifer baik.

Kulit : Kuku tidak tampak kelainan berupa bentuk atau perubahan warna
tertentu.
Kelenjar : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (29-03-2019)

Tanggal 24-03-2019 Tanggal 26-03-2019 Tanggal 28-03-2019

Hemoglobin : 10,2 gr.dL-1 Hemoglobin : 9,9 gr.dL-1 DDR Malaria (-)


Hematokrit : 31,4% Hematokrit : 30,3% Urine Lengkap (-)
Trombosit : 485.000/mm3 Trombosit : 427.000/ mm3
Leukosit : 15.300/mm3 Leukosit : 13.100/mm3
dominan dominan
granulosit. granulosit
Granulositosis Albumin : 4.1 gr.dL-1

7
FOTO PASIEN PADA PERAWATAN HARI KE-2 (25-03-2019)

8
FOLLOW UP PERJALANAN PENYAKIT PASIEN SAAT TIBA DI IGD

Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-1 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 126 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(24-03-2019) kejang (-) frekuensi napas 24 ×/menit, suhu aksiler 400C, saturasi O2 98% - Darah Lengkap
Ruang dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,7 Kg, Panjang badan - GEA dengan
- Batuk berdahak Rencana Terapi:
Instalasi 70,3 cm.
Gawat Darurat (+), sesak (-) dehidrasi ringan- - IVFD RL 10 tpm makro
- Napsu makan Status generalis: - Ondansentron 0,5 cc tiap 8 jam/iv
sedang
- Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (+), edema (-)
kurang, minum - Ceftriaxone 250 cc tiap 12 jam/iv
- Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva - ISPA
(+), ASI/PASI anemis (-) - Paracetamol 2,5 cc tiap 4 jam/iv
(+/+), mual (+), - Pulmo: simetris (+/+), retraksi (+), bronkovesikular (+/+), - Obs. Febris H-4
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
muntah (+), BAB
- Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
encer (+) frek 5=x, - Abdomen: cekung (+), distensi (-), hernia umbilikus (-), acites
ampas (+) (-)
- BAK (+), warna - Genitalia: normal
- Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 3 detik.
kuning pekat.
Status anthropometri:
PB 70,3 cm (<-3 SD, WHO childs growth standart) Minum 120 ml/hari

Skor Dehidrasi Modifikasi: 12

9
FOLLOW UP PERJALANAN PENYAKIT PASIEN SETELAH DIJADIKAN KASUS

Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-2 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 140 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(25-03-2019) kejang (-) frekuensi napas 34 ×/menit, suhu aksiler 39,70C, saturasi O2 - Darah Lengkap
Ruang 96% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,7 Kg, Panjang - GEA dengan
- Batuk berdahak - Urine Lengkap
Perawatan badan 70,3 cm.
Anak (+), sesak (-) dehidrasi ringan- - Foto thorax
- Napsu makan Status generalis: Rencana Terapi:
sedang
- Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (+), edema (-)
kurang, minum - IVFD RL 10 tpm makro
- Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva - Bronkopneumonia
(+), ASI/PASI anemis (-) - Ondansentron 0,5 cc tiap 8 jam/iv
(+/+), mual (+), - Pulmo: simetris (+/+), retraksi (+), bronkovesikular (+/+), - Obs. Febris H-4 - Ceftriaxone 250 mg tiap 12 jam/iv
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
muntah (+), BAB - Dexamethason 1 mg/iv (extra)
- Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
encer (+) frek 2x, - Abdomen: cekung (+), distensi (-), hernia umbilikus (-), acites - Diphenhydramine HCl 0,7 ml/iv (extra)
ampas (+) (-) - Paracetamol 7 cc tiap 4 jam/iv
- BAK (+), warna - Genitalia: normal - Kompres air hangat
- Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 3 detik.
kuning pekat.
Status anthropometri:
PB 70,3 cm (<-3 SD, WHO childs growth standart) Minum 120 ml/hari

Skor Dehidrasi Modifikasi: 12

10
Hasil Foto Thorax PA, tanggal 26-03-2019

Kesan: Kardiomegali tak tampak, Tampak infiltrat Bronkopneumonia,


Limfadenopati hilus tak tampak.

11
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-3 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 125 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(26-03-2019) kejang (-) frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 390C, saturasi O2 97% - Darah Lengkap
Ruang dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,7 Kg, Panjang badan - GEA e.c infeksi
- Batuk berdahak - Urine Lengkap
Perawatan 70,3 cm.
Anak (+), sesak (-) bakteri dengan - LED
- Napsu makan Status generalis: - Albumin
dehidrasi ringan-
- Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (+), edema (-)
kurang, minum - Foto thorax AP
- Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva sedang
(+), ASI/PASI anemis (-) - Konsultasi Departemen Gizi
(+/+), mual (+), - Pulmo: simetris (+/+), retraksi (+), bronkovesikular (+/+), - Bronkopneumonia Rencana Terapi:
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
muntah (+), BAB - Hiperpireksia - IVFD RL 10 tpm makro
- Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
encer (+) frek 3x, - Abdomen: cekung (+), distensi (-), hernia umbilikus (-), acites - Zinc 1 x 5 ml p.o
ampas (+) (-) - Pulv. Batuk 3 x 1
- BAK (+), warna - Genitalia: normal
- Lacto B 2 x 1 sch. p.o
- Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 3 detik.
kuning pekat. - Ceftriaxone 250 mg tiap 12 jam/iv
Status anthropometri: - Paracetamol 7 cc tiap 4 jam/iv
PB 70,3 cm (<-3 SD, WHO childs growth standart) - Kompres air hangat

Skor Dehidrasi Modifikasi: 11


Minum 120 ml/hari

12
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-4 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 112 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(27-03-2019) kejang (-) frekuensi napas 28 ×/menit, suhu aksiler 37,90C, saturasi O2 - Darah Lengkap
Ruang 96% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,7 Kg, Panjang - GEA e.c infeksi
- Batuk berdahak - Urine Lengkap
Perawatan badan 70,3 cm.
Anak (+), sesak (-) bakteri dengan - LED
- Napsu makan Status generalis: - Albumin
dehidrasi ringan-
- Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (+), edema (-)
kurang, minum - Konsultasi Departemen Gizi
- Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva sedang
(+), ASI/PASI anemis (-) Rencana Terapi:
(+/+), mual (-), - Pulmo: simetris (+/+), retraksi (+), bronkovesikular (+/+), - Bronkopneumonia - IVFD RL 10 tpm makro
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
muntah (-), BAB - Hiperpireksia - Pulv. Batuk 3 x 1 p.o
- Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
encer (+) frek 1x, - Abdomen: cekung (+), distensi (-), hernia umbilikus (-), - Lacto B 2 x 1 sch. p.o
ampas (+) acites (-) - Ceftriaxone 250 mg tiap 12 jam/iv
- BAK (+), warna - Genitalia: normal
- Paracetamol syr. 2,5 cc tiap 4 jam p.o
- Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 3 detik.
kuning pekat. - Kompres air hangat
Status anthropometri: - Monitoring asupan/BB.
PB 70,3 cm (<-3 SD, WHO childs growth standart)

Minum 240 ml/hari


Skor Dehidrasi Modifikasi: 8

13
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-5 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 148 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(28-03-2019) kejang (-) frekuensi napas 34 ×/menit, suhu aksiler 38,10C, saturasi O2 - Urine Lengkap
Ruang 96% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,8 Kg, Panjang - GEA e.c infeksi
- Batuk berdahak - Konsultasi Departemen Gizi
Perawatan badan 70,3 cm.
Anak (+), sesak (-) bakteri dengan Rencana Terapi:
- Napsu makan Status generalis: - IVFD RL 8 tpm makro
dehidrasi ringan-
- Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (+), edema (-)
kurang, minum - Pulv. Batuk 3 x 1 p.o
- Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva sedang
(+), ASI/PASI anemis (-) - Ceftriaxone 250 mg tiap 12 jam/iv
(+/+), mual (-), - Pulmo: simetris (+/+), retraksi (+), bronkovesikular (+/+), - Bronkopneumonia - Paracetamol syr. 2,5 cc tiap 4 jam p.o
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
muntah (-), BAB - Marasmus - Kompres air hangat
- Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
(+), encer (-) - Abdomen: cekung (+), distensi (-), hernia umbilikus (-), - Monitoring asupan/BB.
- BAK (+), warna acites (-) - F.75 90 ml tiap 3 jam p.o
kuning pekat. - Genitalia: normal
- Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 3 detik.

Status anthropometri:
PB 70,3 cm (<-3 SD, WHO childs growth standart)

Minum 240 ml/hari


Skor Dehidrasi Modifikasi: 10

14
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-6 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 114 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(29-03-2019) kejang (-) frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 38,70C, saturasi O2 - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang 99% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,8 Kg, Panjang - GEA e.c infeksi
- Batuk berdahak Rencana Terapi:
Perawatan badan 70,3 cm.
Anak (+), sesak (-) bakteri dengan - IVFD RL 8 tpm makro
- Napsu makan Status generalis: - Pulv. Batuk 3 x 1 p.o
dehidrasi ringan-
- Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (+), edema (-)
kurang, minum - Ceftriaxone 250 mg tiap 12 jam/iv
- Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva sedang
(+), ASI/PASI anemis (-) - Paracetamol syr. 2,5 cc tiap 4 jam p.o
(+/+), mual (-), - Pulmo: simetris (+/+), retraksi (+), bronkovesikular (+/+), - Bronkopneumonia - Monitoring asupan/BB.
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
muntah (-), BAB - Marasmus - F.75 90 ml tiap 3 jam p.o
- Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
(-), encer (-) - Abdomen: cekung (+), distensi (-), hernia umbilikus (-),
- BAK (+), warna acites (-)
kuning pekat. - Genitalia: normal
- Evaluasi pasien sampai jam 18.00
- Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 3 detik.
WIT, kalau membaik, pasien BLPL.
Status anthropometri: - Aff infus karena flebitis
PB 70,3 cm (<-3 SD, WHO childs growth standart) - Minum 240 ml/hari
- Ibu pasien menandatangani
Skor Dehidrasi Modifikasi: 7
keterangan PULPAK 29-03-2019
(18.15 WIT)

15
RESUME

Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Ishak Umarella Tulehu

sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan muntah, BAB encer, dan demam sejak

empat hari sebelum masuk RS. Keluhan ini dirasakan semakin memberat karena

mengganggu aktifitas pasien. Awalnya keluhan-keluhan ini pernah terjadi pada

pasien namun keluhan kali ini yang dirasakan paling berat karena membuat pasien

tampak lemas, gelisah, dan bersikap pasif. Keluhan demam diketahui ada sepanjang

hari dengan suhu tubuh yang fluktuatif, keluhan muntah diketahui terjadi setiap kali

pasien makan, dan keluhan BAB encer terjadi dengan frekuensi 5 kali dalam sehari,

feses encer disertai ampas. Keluhan disertai batuk berdahak kira-kira satu hari

setelah pasien demam. Dahak sulit dikeluarkan, dan tidak disertai adanya darah.

Pasien datang dengan keadaan umum tampak sakit sedang, menangis kuat, gelisah,

mata cekung, disertai mulut dan bibir yang tampak kering. Pasien mendapat ASI

sampai sekarang, lalu sekitar usia 6 bulan diberikan bersamaan dengan susu

formula dan tambahan bubur halus. Riwayat makan kurang baik dan minum cukup,

BAK normal.

Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien memenuhi kriteria untuk

dikategorikan sebagai pasien dehidrasi, pasien tampak lemas tapi dengan kesadaran

yang masih baik. Suhu aksila 40ºC, frekuensi napas 24 x/menit, nadi 126 x/menit,

saturasi oksigen 98% dengan pulse oxymeter, berat badan 6,7 kg, dan panjang badan

70,3 cm. Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan, mata ditemukan

cekung juga bengkak pada palpebra inferior kedua mata akibat pasien menangis.

Pada pemeriksaan paru ditemukan rhonki pada lobus inferior kedua lapang paru.

16
Pada pemeriksaan abdomen ditemukan dinding perut yang agak cekung, timpani,

dan tidak ada akumulasi cairan dengan perkusi.

Pada pemeriksaan status gizi dengan kurva standart pertumbuhan anak

WHO (z-score) yaitu berat badan sesuai usia ditemukan pasien berada pada <-3 SD,

panjang badan sesuai usia juga <-3 SD, dan berat badan sesuai panjang badan

ditemukan status gizi pasien berada pada -3 SD, sehingga beberapa tatalaksana

kemudian dimodifikasi untuk memperbaiki status gizi pasien yang buruk.

Pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tanggal 24-03-2019

didapatkan leukositosis dengan dominasi granulosit, granulositosis yang

menandakan adanya infeksi bakterial non-akut, albumin ditemukan pada rentang

normal, trombositosis, dan Hb 10,2. Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal

26-03-2019 didapatkan leukositosis dominan granulosit, granulostopenia, Hb 9,9.

Pemeriksaan Malaria dengan hasil negatif, dan pemeriksaan urine lengkap tidak

ditemukan kelainan.

III. DIAGNOSIS

Utama : Gastroenteritis akut e.c infeksi bakterial dengan derajat

dehidrasi ringan-sedang + marasmus.

Penyerta : Leukosistosis.

IV. PENATALAKSANAAN

- IVFD RL 8 tpm makro


- Zinc 1 x 5ml
- Pulv. Batuk 3 x 1 p.o
- Lacto B 2 x 1 sch. p.o
- Ceftriaxone 250 mg tiap 12 jam/iv

17
- Paracetamol syr. 2,5 cc tiap 4 jam p.o
- Kompres air hangat
- Monitoring asupan/BB.
- F.75 90 ml tiap 3 jam p.o

18
PEMBAHASAN

Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Ishak Umarella Tulehu

sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan muntah, BAB encer, dan demam sejak

empat hari sebelum masuk RS. Keluhan ini dirasakan semakin memberat karena

tampak mengganggu aktifitas pasien. Awalnya keluhan-keluhan ini pernah terjadi

pada pasien namun keluhan kali ini yang dirasakan paling berat karena membuat

pasien tampak lemas, gelisah, dan bersikap pasif. Keluhan demam diketahui ada

sepanjang hari dengan suhu tubuh yang fluktuatif, keluhan muntah diketahui terjadi

setiap kali pasien makan, dan keluhan BAB encer terjadi dengan frekuensi 5 kali

dalam sehari, feses encer disertai ampas. Keluhan disertai batuk berdahak kira-kira

satu hari setelah pasien demam. Dahak sulit dikeluarkan, dan tidak disertai adanya

darah. Pasien datang dengan keadaan umum tampak sakit sedang, menangis kuat,

gelisah, mata cekung, disertai mulut dan bibir yang tampak kering. Pasien mendapat

ASI sampai sekarang, lalu sekitar usia 6 bulan diberikan bersamaan dengan susu

formula dan tambahan bubur halus. Riwayat makan kurang baik dan minum cukup,

BAK normal.

Sesuai kepustakaan pemeriksaan fisik pada anak disesuaikan dengan skoring

dehidrasi modifikasi UNHAS7 untuk anak. Seperti pada Tabel 1.

19
Tabel 1. Skor Dehidrasi Modifikasi UNHAS7
YANG DINILAI SKOR

1 2 3

Keadaan Umum Baik Lesu, haus Gelisah, lemas,


mengantuk, hingga
syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit > 140 x/menit

Pada pemeriksaan status gizi berdasarkan kurva standart pertumbuhan anak

WHO (z-scores) yaitu tinggi badan per usia didapatkan <-3 SD yang berarti pasien

memiliki perawakan pendek (stunted). Berat badan ideal anak tersebut 8-9 kg pada

pemeriksaan status gizi berdasarkan kurva WHO berat badan per usia.8

Gambar 1. Kurva standart pertumbuhan anak (L-for-Age) WHO8

20
Gambar 2. Kurva standart pertumbuhan anak (W-for-Age) WHO8

Perhitungan perbandingan status gizi berdasarkan berat badan sesuai panjang

badan pun diukur dengan hasil titik tepat pada -3 SD.8

Gambar 3. Kurva standart pertumbuhan anak (W-for-L) WHO8

Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 24 maret ditemukan adanya

peningkatan kadar leukosit/leukositosis, dengan dominasi granulosit yang juga

mengalami peningkatan (granulositosis), Hb 10,2 gr.dL-1, dan kadar trombosit

485x103 per mikroliter. Kemudian pada pemeriksaan lab tanggal 26 maret, masih

21
didapatkan adanya peningkatan leukosit dengan dominasi granulosit, namun

dengan kadar granulosit yang rendah. Hb 9,9 gr.dL-1, dan trombosit 427x103 per

mikroliter dan kadar albumin 4,1 gr.dL-1.

Pada penegakkan diagnosa pasien dengan dehidrasi harus dijumpai adanya

peningkatan leukosit.3,4 Kemudian peningkatan granulosit juga menandakan

keadaan tubuh terinfeksi bakteri. Pada pemeriksaan foto thorax ditemukan adanya

gambaran infiltrasi akibat infeksi sebelumnya yaitu infeksi paru yang menyebabkan

bronkopneumonia pada pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Kliegman RM, Bherman Re Jenson HB, et.al. Nelson Textbook of


Pediatrics 18th ed, Chap 40-44, Philadelphia, 2007, Saunders.
2. WHO/UNICEF. Joint Statement: Clinical Management of Acute
Diarrhoea (WHO/FCH/CAH/04.07). Geneva, New York: World
HealthOrganization, Department of Child and Adolescent Health and
Development, and United Nations Children’s Fund, Programme Division;
2004.
3. Soenarto Y, Aman AT, Bakri A, Waluya H, Firmansyah A, Kadim M,
Martiza I, Prasetyo D, Mulyani NS, Widowati T, Soetjiningsih, Karyana
IP, Sukardi W, Bresee J, Widdowson MA. “Burden of Severe Rotavirus
Diarrhea in Indonesia.” (The Journal of Infectious Diseases 200:S188–
94) 2009.
4. Abbas N. (2003). Disentri. Dalam: Diktat gastroenterologi. Makassar.
BIKA FK-UNHAS
5. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin
Jendela dan Info Kesehatan.
6. Profil Kesehatan Kota Ambon 2015.
www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2
015/8171_Maluku_Kota_Ambon_2015.pdf [cited on April 6th 2019]
7. Skor Dehidrasi Modifikasi UNHAS.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/99b0538639a75c6e2c97242f5e087d
38.pdf [cited on April 6th 2019]
8. World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards:
Methods and development.Pages: 105-6.

23

Anda mungkin juga menyukai