Anda di halaman 1dari 17

ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA

Makalah Mata Kuliah : Askeb Nifas dan Menyusui

Di Susun Oleh:

1. Kurniatul Khasanah (P0 5140116 020)


2. Rati Oktavia (P0 5140116 076)
Kelas :II.A (D3 Kebidanan)

Dosen Pembimbing: Elvi Destariyani, SST, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN 2017
ASI PADA IBU BEKERJA

1. Pengertian ASI
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat,
seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan
obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain,
kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono,
2005).

2. Kandungan ASI
ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama ibu
selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI kepada bayi. ASI yang
dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut KOLOSTRUM. Kolostrum sangat
baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak antibodi dan sel darah putih,
serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap
infeksi dan alergi.

3. Pengelompokan ASI Eksklusif


ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh
kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk
mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut
bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.

b. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
c. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya.

4. Manfaat ASI Eksklusif


Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat,
dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap
karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
a. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia
sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi
makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan
usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada
bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek
penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan
bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila
bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan
dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat
badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi
yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli,
2000 )
b. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk
kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang
ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam
ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker
payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui,
menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan
mensterilkannya.
ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan
lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman
sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan
emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
c. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu,
serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit
biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari
ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga
keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa
berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2005 ).
d. Untuk Masyarakat dan Negara.
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor
kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan
hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya
yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009 )

5. Pengeluaran Asi Eksklusif Fisiologi


Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka produksi
hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah
persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap
tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi
pada puting susu menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI
semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi:
a. Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
1) Refleks prolactin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar
hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran
darah yang menye-babkan sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi
menghisap semakin banyak hormon prolaktin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise.
Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi oleh sel kelenjar. Sebaliknya
berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang, mekanisme ini
disebut supply and demand.
2) Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian
belakang untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini
menyebabkan sel – sel myopytel yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-
traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting.
Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk pengosongan payudara
agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan payudara), tetapi sebaliknya
memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi sehingga
mempercepat terlepasnya plasenta dari dinding rahim dan mengurangi perdarahan
setelah persalinan. Let down reflex dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir,
rasa sakit dan kurang percaya diri.
b. Refleks pada bayi adalah:
1) Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah
sentuhan, membuka mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting untuk
menyusu. Lidah keluar dan melengkung mengangkap puting dan areola.
2) Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi
bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan
langit – langit sehingga menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola.
Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang mengeluarkan ASI dari payudara
masuk ke dalam mulut bayi.
3) Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.

6. Komposisi Asi Eksklusif


Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan
berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
a. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan
vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
b. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein
yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
c. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen
yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak
mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
d. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
e. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
f. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting
dalam maturasi otak bayi.
g. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli
yang sering menyebabkan diare pada bayi.
h. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri
dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
i. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat
menyusu dengan botol dan dot.

7. FAKTOR YANG PENGARUHI KETIDAKBERHASILAN ASI EKSKLUSIF


a. Faktor Internal
1) Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi
menyusui dini, menjadwal pemberian ASI, memberikan minuman prelaktal (bayi
diberi minum sebelum ASI keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot,
kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera
setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya
setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini
disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan
merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi
menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI (Maryunani, 2009).
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik
dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal
8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin
jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat
berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali
bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap
menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap
menghisap (Badriul, 2008).
2) Pekerjaan atau aktivitas
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan
penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja seharusnya
diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena
wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya
manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa. Karena itulah
wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif
sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes
RI,2005)
Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan
pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus
kembali kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006). Cuti
melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir
terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup. Bekerja
bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi
dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang
dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin
banyak tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI
eklusif (Danuatmaja, 2003).
3) Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara
pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya.
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela ddan penuh
rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan
pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah
menyusui (Erlina, 2008).
Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap susu formula
sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat
memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui.
Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat
pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005).
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan keluarganya perlu
menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI, kerugian
pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan
benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar
menyusui.
4) Kelainan pada payudara
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara
sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit
pada saat menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu
menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi
demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa
faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap
pada puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi.
Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah
melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting
menggunakan alkohol dan sabun dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu
merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Maulana, 2007).
5) Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif.
Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter
melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat
membahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit
jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah
Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan
pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan
ibu menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang dan juga dapat
disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi
makanan tambahan.

b. Faktor Eksternal
1) Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian
yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu bagi ibu
yang menyusui sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan.
Dalam hal ini sikap dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu
kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin,
2004).
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal perilaku
sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya
sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza,
2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis
maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi
secara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga
meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan
kepada masyarakat yang luas (Erlina, 2008).
2) Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara
eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit
bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada
ASI (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu
memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik berupa
sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan tekanan
negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor
psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun
sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi
menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)
3) Pengganti ASI (PASI) atau susu formula
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan
satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan
(terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah
menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang selalu mendapat
tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu
formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif
karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini
dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama
5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).
4) Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada
bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali
dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru
menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama.
Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa
lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan
keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman
tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi
sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan
batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).

8. Keunggulan ASI daripada Susu Formula

PERBEDAAN ASI SUSU FORMULA

Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, Tidak seluruh zat gizi yang
antara lain:faktor pembentuk terkandung di dalamnya dapat
sel-sel otak, terutama DHA, diserap oleh tubuh bayi.
dalam kadar tinggi. ASI juga Misalnya, protein susu sapi
mengandung whey (protein tidak mudah diserap karena
utama dari susu yang berbentuk mengandung lebih banyak
cair) lebih banyak daripada casein. Perbandingan whey:
kasein (protein utama dari susu casein susu sapi adalah 20:80
yang berbentuk gumpalan)
dengan perbandingan 65:35.

Nutrisi Protein yang dikandung oleh


Mengandung imunoglobulin
susu formula berguna bagi bayi
dan kaya akan DHA (asam
lembu tapi kegunaan bagi
lemak tidak polar yang berikat
manusia sangat terbatas
banyak) yang dapat membantu
lagipula immunoglobulin dan
bayi menahan infeksi serta
gizi yang ditambah di susu
membantu perkembangan otak
formula yang telah disterilkan
dan selaput mata.
bisa berkurang ataupun hilang.

Pencernaan Protein ASI adalah sejenis Tidak mudah dicerna:


protein yang lebih mudah serangkaian proses produksi di
dicerna selain itu ada sejenis pabrik mengakibatkan enzim-
enzim pencernaan tidak
unsur lemak ASI yang mudah
berfungsi. Akibatnya lebih
diserap dan digunakan oleh
banyak sisa pencernaan yang
bayi. Unsur elektronik dan zat
dihasilkan dari proses
besi yang dikandung ASI lebih
metabolisme yang membuat
rendah dari susu formula tetapi
ginjal bayi harus bekerja keras.
daya serap dan guna lebih
Susu formula tidak
tinggi yang dapat memperkecil
mengandung posporlipid
beban ginjal bayi. Selain itu
ditambah mengandung protein
ASI mudah dicerna bayi karena
yang tidak mudah dicerna yang
mengandung enzim-enzim
bisa membentuk sepotong susu
yang dapat membantu proses
yang membeku sehingga
pencernaan antara lain lipase
berhenti di perut lebih lama
(untuk menguraikan lemak),
oleh karena itu taji bayi lebih
amilase (untuk menguraikan
kental dan keras yang dapat
karbohidrat) dan protease
menyebabkan susah BAB dan
(untuk menguraikan protein).
membuat bayi tidak nyaman.

Kebutuhan Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap payudara:


hubungan ibu dan anak. ASI mudah menolak ASI yang
adalah makanan bayi, dapat menyebabkan kesusahan bayi
memenuhi kebutuhan bayi, menyesuaikan diri atau makan
memberikan rasa aman kepada terlalu banyak, tidak sesuai
bayi yang dapat mendorong dengan prinsip kebutuhan.
kemampuan adaptasi bayi.
Ekonomi Lebih murah: menghemat Biaya lebih mahal: karena
biaya alat-alat, makanan, dll menggunakan alat,makanan,
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, dll. Untuk
pemeliharaan, mengurangi memelihara sapi. Biaya ini sangat
beban perekonomian keluarga subjektif yang menjadi beban
keluarga

Kebersihan ASI boleh langsung diminum Polusi dan infeksi: pertumbuhan


jadi bias menghindari bakteri di dalam makanan buatan
penyucian botol susu yang sangat cepat apalagi di dalam
tidak benar ataupun hal botol susu yang hangat biarpun
kebersihan lain yang makanan yang dimakan bayi
disebabkan oleh penyucian adalah makanan bersih akan tetapi
tangan yang tidak bersih oleh karena tidak mengandung anti
ibu. Dapat menghindari bahaya infeksi, bayi akan mudah mencret
karena pembuatan dan atau kena penularan lainnya.
penyimpanan susu yang tidak
benar

Kebaikan bagi Dapat membantu kontraksi Tidak dapat membantu kontraksi


ibu rahim ibu, lebih lambat rahim yang dapat membantu
datang bulan sehabis pengembalian tubuh ibu jadi rahim
melahirkan sehingga dapat perlu dielus sendiri oleh ibu. Tidak
ber-KB alami. Selain itu dapat memperlambat waktu datang
dapat menghabiskan kalori bulan yang dapat menghasilkan cara
yang berguna untuk KB alami. Berdasarkan biodata
pengembalian postur tubuh statistik, ibu yang menyusui susu
ibu. Berdasarkan biodata formula lebih tinggi kemungkinan
statistik, ibu yang menyusui menderita kanker payudara.
ASI lebih rendah
kemungkinan menderita
kanker payudara, kanker
rahim dan keropos tulang

9. Cara Agar Ibu Bekerja Juga Dapat Memberikan ASI Eksklusif


Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi
ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa
ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau
di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat
bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat
atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan
ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti
melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah
membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok
yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.
Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi
bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi.
Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai
mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas
yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan
sekitar ½ cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup
cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di
lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau
dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam
ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk),
karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah.
Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat
membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan
dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat
dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini
akan membantu produksi ASI tetap tinggi.
10. Batas waktu ASI Dapat Disimpan
Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 °C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam,
sedangkan ASI pada suhu 19-25 °C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di dalam
lemari es pada suhu 0-4 °C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam lemari
pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan dalam
freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat
menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat
bermanfaat karena ASI mengandung banyak zat gizi dan antibodi yang sangat diperlukan
untuk tumbuh dan kembang bayi. Banyak keuntungan memberikan ASI bagi ibu dan
bayinya, antara lain dengan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk ikatan tali
kasih yang kuat. Bekerja bukan merupakan suatu alasan atau kendala bagi ibu untuk tidak
memberikan ASI Eksklusif, karena ada beberapa cara memberikan dan menyimpan ASI
selama ibu bekerja.

11. Tips Sukses Memberikan ASI pada Ibu yang Bekerja


Kegagalan memberikan asi ekslusif salah satunya dikarenakan faktor ibu yang
mempunyai peranan ganda sehingga sibuk bekerja di luar rumah. Padahal pemerintah dalam
undang-undang perburuhan telah memberikan hak kepada ibu menyusui mendapatkan
kesempatan dalam memberikan asi. Meskipun demikian bagi ibu yang bekerja memberikan
asi ekslusif pada anaknya dinilai masih kurang optimal dengan beberapa hal salah satunya
kebijakan perusahaan dalam memberikan waktu cuti yang terlalu pendek, kurangnya
dukungan dari tempat kerja untuk memerah asi dan tidak di sediakannya ruangan khusus
untuk memerah asi. Sebaiknya ibu yang sedang menyusui mempunyai trik khusus sehingga
sukses memberikan asi meskipun sibuk di kantor.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat anda pelajari sukses dalam memberikan asi pada
anak anda meskipun sibuk dengan pekerjaan kantor :
a. Persiapkan diri sebelum masuk kerja
Pasca melahirkan anda dapat menyusun jadwal dalam mempersiapkan pemberian
asi ekslusif meskipun anda akan di sibukkan dengan urusan kantor anda. Pada saat masa
nifas anda dapat memberikan kesempatan bayi anda untuk mendapatkan asi langsung
tanpa menggunakan botol susu atau empeng. Selain itu persiapkan diri anda dengan
melakukan relaksasi selama 10-15 menit sebelum melakukan memerah asi. Hal
terpenting selanjutnya adalah mencukupi kebutuhan gizi dan menghindari stres
sehingga tidak mengganggu asi untuk kebutuhan bayi anda.
b. Melatih Kemampuan Memerah Asi
Anda dapat melatih diri anda untuk memerah asi dengan menggunakan tangan
atau pompa manual atau pula menggunakan pompa elektrik. Latihan ini dapat dilakukan
dimulai pada saat asi keluar pertama kalinya dan asi terasa penuh. Kemudian biasakan
untuk menetapkan jadwal memerah asi ,umum dilakukan pada saat 3-4 jam yang
dibekukan untuk persediaan mulai anda bekerja.
c. Hindari Stres saat memulai pekerjaan anda
Untuk sukses memberikan asi sebaiknya anda sangat memperhatikan asupan
makanan anda, luangkan waktu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi ketika anda
bekerja. Makanan yang bergizi akan menambah kualitas asi anda. Selanjutnya adalah
hindari stres karena beban fisik dan mental akan menghambat asi sehingga kuantitas
menjadi terganggu.
d. Sempatkan waktu anda untuk menyusui langsung
Sebelum anda berangkat bekerja luangkan waktu anda untuk menyusui langsung
pada anak anda, dengan demikian ikatan batin masih tetap terjalin antara anda dan anak
anda meskipun anda sibuk bekerja. Waktu yang tepat untuk memberikan asi langsung
pada anak anda adalah ketika akan berangkat bekerja, pulang bekerja dan ketika bayi
anda akan tidur.
e. Mempersiapkan Persediaan Asi perah
Gunakan waktu istirahat anda untuk memerah asi sehingga persediaan anda tidak
kehabisan untuk mencukupi kebutuhan bayi anda. Siapkan persedian asi dilemari es
selama anda sedang bekerja. Sehingga penting untuk dapat menjadwalkan waktu
memerah asi yang tepat dalam memerah asi setiap 3 jam sekali, siapkan peralatan yang
anda butuhkan untuk memerah asi ketika sedang berada di kantor.
Daftar Pustaka

Depkes, RI, 2007. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Prasetyono, Sunar, Dwi. 2009. Cara menyusui yang Baik. Jakarta. Arcan
Roesli, Utami. 2000. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta. Diva Press.
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC.
Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.

http://www.rajasusu.com/perbedaan-asi-dan-susu-formula

Anda mungkin juga menyukai