Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)

DI RSUD KELAS B KABUPATEN SUBANG

LAPORAN BESAR

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Asuhan Gizi Klinik

disusun oleh :

Asyiah Nurjamilah P17331115076

Difa Dwi Astari P17331115019

Inter Noer Indillah P17331115003

Nani Susilawati P17331115007

Nurul Hidayati P17331115048

Siti Fardillah Nur Fitri P17331115009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN GIZI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Asuhan Gizi Klinik di RSUD Kelas B


Kabupaten Subang telah dilaksanakan pada 03 Mei sampai 25 Mei 2018 dan
akan dipresentasikan pada tanggal 23 Mei 2018 di RSUD Kelas B
KabupatenSubang telah mendapat persetujuan.

Menyetujui,

Kepala Instalasi Gizi


RSUD Subang

ASMAWATI, SST, RD
NIP. 197301211997032002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bagian Asuhan Gizi Klinik
(AGK) di Instalasi Gizi RSUD Kelas B Kabupaten Subang.

Penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan dorongan
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Asmawati, SST, RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Kelas B


Kabupaten Subang;
2. Ibu Asmawati, SST selaku pembimbing laporan akhir;
3. Ibu Neneng Laelawati, AMG selaku pembimbing laporan akhir;
4. Seluruh jajaran pegawai dan staf Instalasi Gizi RSUD Kelas B
Kabupaten Subang;
5. Bapak Fred Agung Suprihartono, SKM, M.Kes selaku dosen
pembimbing praktik kerja lapangan di RSUD Kelas B Kabupaten
Subang;
6. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan akhir.

Penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk melengkapi dan menambah wawasan
mengenai laporan ini. Dengan demikian, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Subang, 23 Mei 2018

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................1


1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan .......................................................2
1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus .....................................................................3
1.3 Waktu dan Lokasi ............................................................................3
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan .....................................................4
1.4.1 Bagi Mahasiswa...................................................................4
1.4.2 Bagi Jurusan Gizi ................................................................4

BAB II GAMBARAN ASUHAN GIZI RUMAH SAKIT...................................5

2.1 Asuhan Gizi Rawat Inap ...................................................................5


2.1.1 Sistem Asuhan Gizi Rawat Inap..............................................5
2.1.2 Sistem/Mekanisme Asuhan Gizi..............................................13
2.1.3 Sistem Informasi dan Dokumentasi ........................................16
2.2 Asuhan Gizi Rawat Jalan .................................................................16
2.2.1 Sistem Asuhan Gizi Rawat Jalan ............................................16
2.2.2 Sistem/Mekanisme Asuhan Gizi .............................................17
2.2.3 Sistem Informasi dan Dokumentasi ........................................19

ii
BAB III HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PKL ................21

3.1 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Inap .................................................21


3.1.1 Kegiatan Harian .....................................................................21
3.1.2 Kegiatan Studi Kasus ............................................................23
3.2 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Jalan.................................................27

BAB IV PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN PKL ........................................30

4.1 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Inap ...................................................30


4.2 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Jalan ..................................................32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................34

5.1 Simpulan............................................................................................34
5.2 Saran ................................................................................................35

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
DAFTAR TABEL

No Hal
2.1 CONTOH PENGKAJIAN GIZI PASIEN ................................................ 7

3.1 REKAPAN STUDI KASUS DIRUANG RAWAT INAP............................ 22

3.2 DIET STUDI KASUS DI RUANG RAWAT INAP.................................... 22

3.3 REKAPAN STUDI KASUS BESAR DI RUANG RAWAT INAP............. 26

3.4 REKAPAN KONSELING DI RUANG POLIKLINIK GIZI ....................... 28

4.1 FORMAT ASSESMENT GIZI ................................................................ 31

v
DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. LAPORAN KEGIATAN HARIAN DI RUANG RAWAT INAP ................36

2. LAPORAN KEGIATAN HARIAN DI RUANG RAWAT JALAN .............332

3. LAPORAN STUDI KASUS BESAR ......................................................398

4.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara
langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang
digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan
tingkat pendidikan. Untuk itu, diperlukan upaya perbaikan gizi guna
meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi
dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi
kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan
misalnya Rumah Sakit (RS). (PGRS, 2013)
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait
gizi (nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari
ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan. (PGRS, 2013)
Asuhan Gizi pasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit adalah
salah satu tugas yang dilaksanakan Ahli Gizi dalam rangka memenuhi
kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).Kegiatan tersebut
merupakan salah satu standar kompetensi gizi yang harus dimiliki oleh
setiap Ahli Madya Gizi.
Kurikulum Pendidikan Diploma III Gizi untuk membentuk Ahli Madya
Gizi yang kompeten melakukan asuhan gizi di rumah sakit, dilakukan
dengan pembelajaran di kelas dan praktik di laboratorium.Namun
demikian, proses pembelajaran tersebut belum cukup memberikan bekal
2

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.Untuk itu, dilakukan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) di lahan praktik agar mahasiswa
memperoleh keterampilan asuhan gizi di rumah sakit.
RSUD Kelas B Kabupaten Subang merupakan salah satu rumah
sakit yang menjadi lahan praktik bagi mahasiswa dalam memperoleh
keterampilan asuhan gizi. Hal ini disebabkan karena di RSUD Kelas B
Kabupaten Subang pelayanan asuhan gizi dilaksanakan oleh tim
Asuhan Gizi disebut Panitia Asuhan Gizi (PAG) yang terdiri dari dokter
penanggung jawab pasien, perawat, dietisien, farmasi, dan tenaga
kesehatan lainnya. Komunikasi antar disiplin ilmu sangat diperlukan
untuk memberikan asuhan terbaik bagi pasien. Sebagai bagian dari tim
pelayanan kesehatan, dietisien harus berkolaborasi dengan dokter,
perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya yang terkait dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi. Sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa mampu belajar dan
berperan aktif dalam kegiatan asuhan gizi di RSUD Kelas
BKabupatenSubang.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada Semester VI,
dimana mahasiswa telah memperoleh keseluruhan teori.PKL ini
dimaksudkan agar mahasiswa mendapat pengalaman melaksanakan
asuhan gizi klinik pada pasien rawat inap dan rawat jalan (konseling dan
gizi klinik).Setelah selesai pendidikan, diharapkan lulusan)Ahli Madya
Gizi) mempunyai keterampilan yang memadai untuk mencapai
kompetensi asuhan gizi di rumah sakit.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan Umum
Pada akhir Praktik Kerja Lapangan mahasiswa mampu
melaksanakan kegiatan Asuhan Gizi Klinik pada pasien di Rumah
3

Sakit dibawah pengawasan dan tanggung jawab Ahli Gizi Rumah


Sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa memahami kegiatan asuhan gizi di ruang rawat
inap dan rawat jalan;
2. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan gizi kepada pasien
anak dan dewasa di ruang rawat inap di rumah sakit dengan
penyakit yang tidak kompleks dengan model Nutrition Care
Process mencakup kegiatan Assessment, Nutrition Diagnosis,
Intervention dan Monitoring – Evaluastion di bawah tanggung
jawab instruktur;
3. Mahasiswa mampu melaksanakan studi kasus asuhan gizi
pada pasien rawat inap di rumah sakit dengan penyakit yang
tidak kompleks, di bawah bimbingan instruktur;
4. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan gizi pada pasien
rawat jalan / konseling gizi pada pasien dengan penyakit yang
tidak kompleks;
5. Mahasiswa mampu bersikap profesional (asertif,
bertanggungjawab, ramah, sopan, santun, empati, disiplin,
bekerjasama) dalam melaksanakan asuhan gizi rawat inap
dan rawat jalan.
6. Mampu melaksanakan penyuluhan pada kelompok sasaran
poliklinik RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
1.3 Waktu dan Lokasi
a. Waktu
Waktu pelaksanan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mengenai
Asuhan Gizi Klinik (AGK) dibagi menjadi dua kelompok.Kelompok
pertama dimulai pada tanggal 10 April - 02 Mei 2018 sedangkan
kelompok kedua dimulai pada tanggal 03 Mei – 21 Mei 2018.
4

b. Tempat
Pelaksaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertempat di bertempat di
Rumah Sakit Umum DaerahKelas B Kabupaten Subang yang
beralamat di Jl. Brigjen Katamso No.37 Dangdeur, Kecamatan
Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu memahami mekanisme asuhan gizi


pasien rawat inap dan rawat jalan serta berperan aktif dalam
membantu melaksanakan tugas ahli gizi ruangan.melakukan
konseling, studi kasus dan penyuluhan kepada pasien (di
Rumah Sakit).

1.4.2 Manfaat bagi Rumah Sakit


Menambah informasi mengenai studi kasus besar yang
menjadi penelitian mahasiswa selama melakukan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinis (AGK) di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kelas B Kabupaten Subang.
1.4.3 Manfaat bagi Jurusan Gizi

Menambah informasi atau kepustakaan mengenai sistem


pelayanan gizi di Rumah Sakit, khususnya di RSUD Kelas B
Kabupaten Subang.
BAB II

GAMBARAN ASUHAN GIZI RUMAH SAKIT

2.1 Asuhan Gizi Rawat Inap


Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari
proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi
perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling
gizi, sertamonitoring dan evaluasi gizi.
Dengan tujuan dari pelayanan gizi rawat inap yaitu Memberikan
pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upayamempercepat
proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkanstatus gizi.
Dengan sasaran pelayanan gizi rawat inap adalah pasien dan keluarga
2.1.1 Sistem Asuhan Gizi Rawat Inap
Kegiatan Asuhan Gizi merupakan sarana dalam upaya
pemenuhan kebutuhan gizi pasien. Pelayanan asuhan gizi di
RSUD Kelas B Kabupaten Subang mengacu pada standardized
nutrition care process atau proses asuhan gizi terstandar yang
konsepnya diperkenalkan oleh American Dietetic Association
atau ADA pada tahun 2006.
Proses asuhan gizi terstandar adalah suatu metode pemecahan
masalah yang sistematis dimana Dietisien professional
menggunakan cara berfikir kritisnya dalam membuat keputusan
untuk menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi
sehingga memberikan asuhan gizi yang aman, efektif, dan
berkualitas tinggi.
6

Proses Asuhan Gizi Terstandar merupakan siklus yang terdiri


dari 4 langkah yang berurutan dan saling berkaitan yaitu:
1) Pengkajian gizi
2) Diagnosa gizi
3) Intervensi gizi
4) Monitoring dan Evaluasi gizi

ASUHAN GIZI

PASIEN MASUK

Skrining

Problem Perencanaan
 Riwayat diet
 Antopometri Etiology Implementasi
 Laboratorium
Sign/
 Klinik fisik
Symptoms
 Riwayat
 Monitoring Tujuan
Stop
Mengukur hasil tercapai

Diagnosis Medis

Tujuan Tidak Pasien pulang


Tercapai

Proses diatas hanya dilakukan pada pasien/klien yang teridentifikasi


risiko gizi atau sudah malnutrisi dan membutuhkan dukungan gizi individual.
7

Identifikasi risiko gizi dilakukan melalui skrining/penapisan gizi. Sehingga


sebelum melakukan proses ini dilakukan skrining/penapisan gizi.

1. Skrining Gizi
Skrining merupakan kegiatan deteksi dini terhadap masalah-masalah
yang berkaitan dengan gizi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien/klien yang beresiko, berpotensi, atau tidak berpotensi
terjadinya malnutrisi.
Skrining dilakukan pada pasien baru atau paling lama 2x24 jam
setelah pasien masuk RS.Bagi pasien dengan status gizi baik atau
tidak berisiko malnutrisi, skrining ulang setelah dilakukan setelah 2
minggu.Metode skrining gizi yang dilakukan dengan melihat
perubahan berat badan, nafsu makan, gangguan gastro intestinal, dan
asupan makan.
2. Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi merupakan suatu proses pengumpulan, verifikasi, dan
interpretasi data yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi
masalah gizi dan penyebabnya pengkajian gizi dikelompokkan dalam
5 kategori yaitu:
1) Anamnesa riwayat gizi;
2) Data biokimia;
3) Pengukuran antropometri;
4) Pemeriksaan fisik klinis;
5) Riwayat pasien.

TABEL 2.1 CONTOH PENGKAJIAN GIZI PASIEN

No Kategori Contoh
1. Anamnesa Gizi - Asupan makanan termasuk komposisi, pola
makan, diet saat ini dsb
8

- Kepedulian terhadap gizi dan kesehatan


- Aktifitas fisik dan olahraga
- Ketersediaan makanan
2. Biokimia - Data laboratorium
- Test dan prosedur yang berisiko terhadap
masalah gizi
3. Antropometri - Tinggi badan, berat badan, tinggi lutut,
kecepatan pertumbuhan, atau perubahan berat
badan
4. Pemeriksaan - Kesehatan mulut dan gigi geligi, penampilan
Fisik Klinis fisik, tebal lemak, gangguan gastro intestinal
5. Riwayat - Social ekonomi, budaya, agama
Personal - Pekerjaan, umur, pendidikan
- Riwayat penyakit pasien, keluarga
- Riwayat obat-obatan/suplemen yang dikonsumsi

3. Diagnosa Gizi
Diagnosa gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi
nama pada masalah gizi yang aktual, dan atau berisiko penyebab
masalah gizi, yang merupakan tanggung jawab dietisien untuk
menanganinya secara mandiri, diagnosa gizi diuraikan atas komponen
masalah gizi, yang merupakan tanggung jawab dietisien untuk
menanganinya secara mandiri. Diagnose gizi diuraikan atas komponen
masalah gizi (Problem), penyebab masalah (etiology), serta tanda dan
gejala adanya masalah (Signs and Symptoms).

Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi tiga domain, yaitu:

a. Domain Intake
9

Masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi,


cairan, subtansi bioaktif dari makanan baik yang oral maupun
parenteral dan enteral.
Label Diagnosa:
 Keseimbangan kalori-energi
 Asupan makanan secara oral/enteral/parenteral
 Keseimbangan asupan cairan
 Keseimbangan subtansi bioaktif
 Keseimbangan zat gizi:
- Lemak dan kolesterol
- Protein
- Karbohidrat dan serat
- Vitamin
- Mineral

Contoh Diagnosis Gizi Domain Intake:

“NI.2.1. Asupan oral inadekuat berkaitan dengan gangguan fungsi


menelan ditandai dengan penurunan berat badan, berkurangnya
nafsu makan, ada radang pada tenggorokan pasien, pasien
demam dan lemas, dan data recall asupan energi hanya 60% dari
kebutuhan.”

b. Domain Clinis
Masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis dan fisik/fungsi
organ
Label Diagnosa:
 Keseimbangan fungsi
 Keseimbangan biokimia
10

 Keseimbangan berat badan

Contoh Diagnosis Gizi Domain Clinis:

“NC.3.1. Berat badan kurang terkait dengan kondisi pasien mual


dan muntah berkaitan dengan kehamilannya yang ditandai
dengan tidak ada peningkatan berat badan pasien pada trimester
pertama kehamilan, GDP pasien <90 mg/dL, Hb pasien rendah (8
mg/dL), pasien lemah, tampak dehidrasi pasien mual dan muntah,
konsumsi makanan rata-rata hanya 30% dari total kebutuhan
perhari.”

c. Domain Perilaku/Lingkungan
Masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan,
perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses keamanan
makanan.
Label Diagnosa:
 Pengetahuan dan kepercayaan
 Keseimbangan aktifitas fisik dan fungsi
 Keamanan dan akses makanan

Contoh Diagnosis Gizi Domain Prilaku:

“NB.1.7. Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan


paparan informasi sebelumnya tidak akurat ditandai dengan asam
urat 8.5 mg/dL dan tidak mengkonsumsi lauk hewani serta
mengkonsumsi tempe atau tahu sebagai lauk 3 porsi setiap kali
makan.”

4. Intervensi Gizi
11

Intervensi gizi merupakan tindakan yang terencana secara khusus,


dengan tujuan untuk mengatasi masalah gizi, termasuk prilaku; kondisi
lingkunan atau status kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat
yang berkaitan dengan gizi.Terdapat dua komponen intervensi gizi
yaitu perencanaan intervensi dan implementasi.
Perencanaan intervensi meliputi:
a. Penetapan tujuan intervensi
Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan
waktunya dan mengacu pada diagnosis gizi
b. Preskripsi diet
Preskripsi gizi secara singkat menggambarkan rekomendasi
mengenai kebutuhan energy dan zat gizi individual, jenis diet,
bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuensi makanan.

Implementasi adalah bagian dari intervensi gizi dimana dietisien


melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada
pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Selain
intervensi gizi harus menggambarkan dengan jelas.

5. Monitoring dan Evaluasi Gizi


Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui
respon pasien/ klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.
Tiga langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yaitu:
a. Monitoring dan perkembangan
Tahap awal kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dimulai dengan
mengamati perkembangan kondisi pasien/klien.Tujuan kegiatan ini
adalah untuk melihat apakah hasil yang terjadi sesuai yang
diharapkan oleh klien maupun Tim Asuhan Gizi.
Kegiatan yang berkaitan dengan monitoring perkembangan antara
lain:
12

 Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien


 Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana/ preskripsi diet
 Menentukan apakah status pasien/klien tetap atau berubah
 Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif
 Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak
adanya perkembangan dari kondisi pasien/klien.
b. Mengukur hasil
Pengukuran hasil intervensi akan lebih terarah dan tepat bila kita
mengetahui apa yang harus diukur. Dalam proses asuhan gizi
terstandar, hal yang harus diukur jelas tergambarpada komponen
tanda dan gejaladari diagnosis gizi. Kegiatan ini mengarahkan kita
memilih indikator yang sesuai dengan tanda/gejala, tujuan
intervensi, diagnosis medis, dan tujuan manajemen.
c. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil merupakan kegiatan membandingkan hasil antara
data terbaru dengan data (status) sebelumnya, tujuan intervensi
dan atau rujukan standar yang ditetapkan secara sistematis.
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan monitoring dan evaluasi
diatas kita akan mendapat 4 jenis hasil, yaitu:
 Secara langsung, seperti perubahan perilaku, perubahan
asupan gizi, perbaikan status gizi, dan peningkatan
pengetahuan dari pasien/klien
 Status klinis dan kesehatan, meliputi nilai laboratorium, berat
badan, tekanan darah, status klinis, infeksi, dan komplikasi
lain
 Kualitas hidup, kenyaman, kemandirian, dan kemampuan
fungsi klien
13

 Perubahan obat, prosedur, khusus, kunjungan klinik yang


terencana ataupun tidak terencana, lama rawat, dsb.
2.1.2 Sistem / Mekanisme Asuhan Gizi

Pasien masuk RS

Rawat Jalan
Ruang Rawat Inap

Ya
Dirawat
Pasien Berisiko masalah gizi
Ya

Pengkajian gizi

Terapi Diet
Perencanaan Mkn biasa Penetapan diagnosis gizi &
perencananaan Intervensi Tidak

Penyelenggaraan makanan biasa dan makanan khusus Penyuluhan


gizi Umum
Penyajian makanan biasa dan makanan khusus
Ya Tidak

Pemantauan Asupan
Pemantauan Asupan makanan Konseling Gizi
Ya (Klinik Gizi)
makanan
Penyesuaian diet
Masalah Gizi? Tidak

Konseling bg pasien
plg
STOP Tindak Lanjut Kunjungan
Rumah
14

Pada tahap penapisan dan pengkajian berdasarkan hasil


pemeriksaan fisik, antropometri, laboratorium, dan pemeriksaan
lainnya, akan ditetapkan apakah pasien beresiko atau sudah malnutrisi
sehingga membutuhkan dukungan gizi yang khusus.
a. Bila tidak membutuhkan gizi khusus
1) Pasien dipesankan makanan biasa ketempat pengolahan
makanan;
2) Dari tempat pengolahan makanan didistribusikan ke ruang
perawatan. Makanan disajikan ke pasien;
3) Selama dirawat, pasien yang berminat, mendapatkan
penyuluhan gizi umum tentang makanan seimbang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan
lingkungannya.
4) Pasien diamati dan dievaluasi secara fisik antropometri,
laboratorium, dan lain-lainnya. Pengamatan juga dilakukan
untuk menilai nafsu makan dan asupan makanannya. Hasil
penilaian tersebut membuka kemungkinan bahwa ia
memerlukan penyesuaian diet atau tidak;
5) Bila tidak, tetap memperoleh makanan biasa sampai
diperbolehkan pulang;
6) Bila memerlukan terapi diet, prosesnya sama dengan bila ia
dari semula memerlukan terapi diet.
b. Bila memerlukan dukungan gizi khusus atau berisiko malnutrisi /
sudah malnutrisi
1) Pada pasien dilakukan proses asuhan gizi terstandar;
2) Pasien direncanakan dengan makanan khusus / diet, yang
sesuai dengan keadaan fisik, psikis, penyakit, kebiasaan makan
dan nafsu makan;
15

3) Selama di rawat pasien memperoleh penyuluhan dan konseling


gizi agar diperoleh penyesuaian paham tentang dietnya, dan
pasien dapat menerima serta menjalankan diet;
4) Makanan khusus dipesan ketempat pengolahan makanan
(dapur), dari tempat pengolahan makanan diet didistribusikan
ke ruang perawatan, makanan disajikan ke pasien;
5) Pasien diamati dan dievaluasi secara fisik, antropometri,
laboratorium, dan lain-lain. Pengamatan juga dilakukan untuk
menilai nafsu makan dan asupan makanannya. Hasil penilaian
tersebut membuka kemungkinan apakah ia memerlukan
penyesuaian atau tidak;
6) Bila penyesuaian diet ini berupa perubahan makanan biasa,
proses selanjutnya sama dengan butir a;
7) Bila penyesuaian diet ini berupa perubahan diet khusus proses
selanjutnya lihat butir b;
8) Bila pasien ternyata tidak memerlukan penyesuaian diet, maka
saat akan pulang pasien memperoleh penyuluhan/konseling gizi
tentang penerapan diet di rumah;
9) Bila memerlukan tindak lanjut, pasien diminta mengikuti proses
pelayanan gizi rawat jalan;
10) Bila tidak, kegiatan pelayanan gizi berakhir, dan pasien dapat
dirujuk ke puskesmas atau institusi kesehatan lain untuk
pembinaan selanjutnya.
16

2.1.3 Sistem Informasi dan Dokumentasi

Merupakan kegiatan pengupulan data dan pengolahan data dan


pengolahan kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam jangka waktu
tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayan gizi
maupun untuk pengambilan keputusan.

Tujuan :

1. Tersedianya data mengenai pelayanan gizi yang sudah dilaksanakan


2. Terciptanya budaya tertib administrasi dan pengdokumentasian
3. Bahan evaluasi untuk menetukan langkah kegiatan selanjutnya
Prosedur :
1. Siapkan formulir, buku/kartu yang digunakan
2. Catat masing-masing kegiatan
a. Pencatatan dan pelaporan di gudang bahan makanan kering
b. Pencatatan dan pelaporan tentang penyelenggaraan makanan
c. Pencatatan dan pelaporan barang inventaris
d. Pencatatan dan pelaporan anggaran belanja
e. Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi diruangan rawat inap
f. Pencatatan dan pelaporan konsultasi gizi/poliklinik gizi
3. Membuat laporan yang ditanda-tangani kepala instalasi gizi kemudian
diserahkan kepada unit terkait
4. Unit terkait : instalasi gizi, catering, keuangan, bidang pelayanan,
bagian pengadaan.
2.2 Asuhan Gizi Rawat Jalan
2.2.1 Sistem Asuhan Gizi Rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan


asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian,
pemberian diagnosis, intervensi dan monitoring evaluasi kepala klien/
17

pasien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut
kegiatan konseling gizi dan dietetic atau edukasi/ penyuluhan gizi.

Tujuan pelayanan asuhan gizi rawat jalan yaitu memberikan


pelayanan kepada klien/ pasien rawat jalan atau kelompok dengan
membantu mencari solusi masalah gizinya melalui nasihat mengenai
jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diet, yang tepat, jadwal
makan dan cara makan, jenis diet dengan kondisi kesehatannya.
Sasaran dari pelayanan gizi rawat jalan yaitu pasien dan keluarga,
kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama, individu pasien yang
datang atau dirujuk dan kelompok masyarakat rumah sakit yang
dirancang secara periodik oleh rumah sakit.

2.2.2 Mekanisme Asuhan Gizi Rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual


seperti: pelayanan konseling gizi dan dietetic di unit rawat jalan
terpadu, pelayanan terpadu, pelayanan terpadu geriatric, unit
pelayanan terpadu HIV AIDS, unit rawat jalan terpadu utama/ VIP dan
unit khusus anak konseling gizi individual dapat pula difokuskan pada
suatu tempat. Pelayanan penyuluhan berkelompok seperti: pemberian
edukasi di kelompok pasien diabetes, pasien hemodialysis, ibu hamil
dan menyusui, pasien jantung coroner, pasien AIDS, kanker, dll.

Dari hasil pemeriksaan fisik, antropometri, laboratorium, dan


pemeriksaan dokter lainnya, kemudian dokter menentukan apakah
pasien perlu terapi diet.kemudian dokter menentukan apakah pasien
memerlukan terapi diet.
a. Bila tidak memerlukan terapi diet, pasien hanya akan mendapatkan
penyuluhan gizi umum dan makanan sehat untuk diri dan
18

keluarganya. Dalam upaya mempertahankan keaadaan kesehatan


diri dan lingkungannya;
b. Bila memerlukan terapi diet, pasien akan dikirim ke klinik gizi untuk
memperoleh penyuluhan/konseling tentang diet/terapi yang
ditetapkan dokter. Proses selanjutnya mengikuti prosedur dari klinik
tersebut.

Mekanisme pasien berkunjung untuk mendapatkan asuhan gizi


di rawat jalan berupa konseling gizi untuk pasien dan keluarga serta
penyuluhan gizi untuk kelompok adalah sebagai berikut:

a. Konseling gizi
1) Pasien datang keruang konseling gizi dengan membawa surat
rujukan dokter dari polklinik yang ada dirumah sakit atau dari luar
rumah sakit
2) Dietisien melakukan pencatatan data pasien dalam buku registrasi
3) Dietisien melakukan assessmen gizi dimulai dari pengukuran
antropometri pada pasien yang belum ada data BB, TB
4) Ditetisien melanjutkan assessmen/ pengkajian gizi berupa
anamnesa riwayat makan, riwayat personal, membaca hasil
pemeriksaan lab dan fisik klinis (bila ada). Kemudian menganalisa
semua data assessmen gizi
5) Ditetisien menetapkan diagnosis gizi
6) Dietisien memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konsleing
dengan langkah menyiapkan dan mengizi leaflet flyer/brosur diet
sesuai penyakit dan kebutuhan gzi pasien serta menjelaskan
tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah bahan makanan sehari
menggunakan alat peraga fool model, menjelaskan tentang
makanan yang dinjurkan dan tidak dianjurkan, cara pemasakan
19

dan lain-lain yang disesuaikan dengan pola ,makan dan keinginan


serta kemampuan pasien
7) Dietisien menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang, untuk
mengetahui keberhasilan intervensi (monev) dilakukan monitoring
dan evaluasi gizi
8) Pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME (Assessmen,
Diagnosis, Intervensi, Monitoring dan Evaluasi) dimauskan ke
dalam rekam medik pasien atau disampaikan ke dokter melalui
pasien untuk pasien luar rumah sakit dan diarsipkan di ruang
konseling
b. Penyuluhan Gizi
1) Persiapan penyuluhan :
- Menentukan materi sesuai kebutuhan
- Membuat susunan/ outline materi yang akan disajikan
- Merencanakan media yang akan digunakan
- Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan
- Persiapan ruangan dan alat bantu/ media yang dibutuhkan
2) Pelaksanaan penyuluhan :
- Peserta mengisi daftar hadir (absensi)
- Dietisien menyampaikan materi penyuluhan
- Tanya jawab

2.2.3 Sistem Informasi dan Dokumentasi

Merupakan kegiatan pengupulan data dan pengolahan data dan


pengolahan kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam jangka waktu
tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayan gizi
maupun untuk pengambilan keputusan

Tujuan :
20

1. Tersedianya data mengenai pelayanan gizi yang sudah dilaksanakan


2. Terciptanya budaya tertib administrasi dan pengdokumentasian
3. Bahan evaluasi untuk menetukan langkah kegiatan selanjutnya

Prosedur :

1. Siapkan formulir, buku/kartu yang digunakan


2. Catat masing-masing kegiatan
a. Pencatatan dan pelaporan di gudang bahan makanan kering
b. Pencatatan dan pelaporan tentang penyelenggaraan makanan
c. Pencatatan dan pelaporan barang inventaris
d. Pencatatan dan pelaporan anggaran belanja
e. Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi diruangan rawat inap
f. Pencatatan dan pelaporan konsultasi gizi/poliklinik gizi
3. Membuat laporan yang ditanda-tangani kepala instalasi gizi kemudian
diserahkan kepada unit terkait
4. Unit terkait : instalasi gizi, catering, keuangan, bidang pelayanan,
bagian pengadaan.
BAB III

HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) GIZI KLINIK

3.1 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Inap


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi Klinik dilakukan
pada tanggal 10April 2018 - 02Mei 2018 untu kloter 1, sedangkan
pada tanggal 03 Mei 2018 – 21 Mei 2018. Kegitan yang dilakukan
terdiri dari 3 Kegiatan yaitu, kegiatan asuhan gizi pada pasien rawat
inap, kegiatan asuhan gizi pada pasien rawat jalan, dan melakukan
Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di Poliklinik Gizi pada
Pasien rawat jalan.
Hasil yang didapat dari PKL Asuhan Gizi Klinik adalah 9 pasien
untuk dijadikan kasus kecil per mahasiswa, 1 kasus besar per
mahasiswa, 2 kasus konseling pada pasien rawat jalan di poli gizi, dan
1 kegiatan PKRS yang dilakukan pada bulan April dan Mei 2018
bertempat di Poli Dalam, Poli Bedah, Poli Saraf, Poli Anak, dan Poli
Persalinan RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
3.1.1. Kegiatan Harian
Kasus harian dilakukan secara individu setiap harinya pada
pasien rawat inap.Ruangan yang digunakan untuk pengambilan kasus
harian adalah Bedah, Penyakit Dalam,Penyakit Syaraf, dan Anak.
Setiap mahasiswa harus mendapatkan pasien dengan total kasus
harian rawat inap per mahasiswa ialah 9 pasien. Tahap-tahap yang
dilakukan pada kasus harian ialah pada hari pertama melakukan
skrining terlebih dahulu dengan melihat pada rekam medis pasien.
Pasien rawat inap yang memilki poin ≥2 akan mendapatkan asuhan
gizi atau NCP dengan format ADIME. Selain itu apabila pasien dengan
nilai skrining tidak ≥2 tetapi memiliki riwayat penyakit seperti
Hipertensi, DM, Asam urat, Ginjal, Jantung, Kolesterol, Hati,
22

Lambung, akan mendapatkan asuhan gizi atau NCP dengan format


ADIME. Kemudian pada hari kedua melakukan konseling gizi yang
berkaitan dengan diet yang sedang dijalani. Setiap ahli gizi pada
pasien yang berencana pulang harus memberikan konseling mengenai
pengaturan diet yang akan dijalani selanjutnya sehari – hari saat
dirumah sesuai dietnya. Konseling dapat diberikan atas permintaan
pasien, dan yang telah mendapatkan asuhan gizi.

Tabel 3.1

REKAPAN STUDI KASUS DI RUANG RAWAT INAP


NO JENIS JUMLAH
1 Bedah 4
2 Dalam 32
3 Anak 8
4 Neurologi 5
5 Obgyn 6
6 Infeksi 4
7 Ortopedi 1

Tabel 3.2

REKAPAN DIET STUDI KASUS DI RUANG RAWAT INAP


N Asyiah Difa Inten Nurul Nani Dilla Jumlah
Jenis Diet
o

1 DM 2 2 2 1 2 3

2 RG 3 4 2 3 3 5

3 DJ 1 2 1

4 RP 1 2

5 RL 1 6 1 1
23

6 DH 1 1

10 TKTP 1 2 3 4 3 5

11 RK

12 R.PURIN 5 2

13 DL 7 6 6 1

14 R.SERAT 2 1 4

15 Biasa 3 2

16 Cair 3

Jumlah

3.1.2. Kegiatan Studi Kasus


Studi kasus merupakan proses asuhan gizi yang dilakukan
pada pasien dengan penyakit yang cukup kompleks. Studi kasus
dilakukan selama 4 hari, dimulai dari tanggal 10 April -02Mei 2018
untuk kloter 1 dan tanggal 03 Mei – 21 Mei 2018 untuk kloter 2.
Kegiatan studi kasus ini meliputi 1 hari pengkajian awal pada pasien, 3
hari untuk intervensi gizi dan pelaksanaan monitoring, dan hari terakhir
dilakukan evaluasi.Setiap mahasiswa mendapatkan 1 pasien sebagai
kasus besar dan 1 pasien tambahan sebagai cadangan kasus jika
pasien utama bermasalah.
Ahli gizi ruangan membantu pemilihan kasus berdasarkan
tingkat keparahan dan tanggal masuk pasien.Kemudian, dilakukan
skrining pada pasien yang telah sesuai dijadikan studi kasus.Dilakukan
terapi gizi pada pasien, kegiatan terapi gizi meliputi pengkajian gizi,
diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.
24

Langkah utama yang dilakukan yaitu pengkajian gizi,


diantaranya pengumpulan data pasien dengan melihat rekam
medis.Pengumpulan data meliputi gambaran umum pasien, keluhan
utama, riwayat penyakit (sekarang, dahulu), riwayat penyakit keluarga,
pemeriksaan fisik dan klinis, data pemeriksaan laboratorium serta
obat-obatan yang dikonsumsi.Kemudian dilakukan pengukuran
antropometri (berat badan, Tinggi badan, lingkar lengan / LILA, dan
tinggi lutut) untuk mengetahui status gizi pasien.Selanjutnya dilakukan
wawancara mengenai riwayat gizi (kebiasaan makan pasien), riwayat
sosial ekonomi, dan informasi lainnya sebagai bahan penentuan
diagnosis pasien. Data dan informasi yang telah diperoleh akan
digunakan sebagai bahan identifikasi dan untuk menentukan masalah
gizi yang selanjutnya akan dilakukan intervensi sesuai dengan
masalah gizi yang ditetapkan.
Pembuatan intervensi gizi meliputi penjelasan mengenai tujuan
intervensi, rekomendasi diet (prinsip dan syarat diet), penentuan
kebutuhan gizi pasien, rancangan diet dalam bentuk standar makanan,
distribusi makanan dalam sehari serta pemberian edukasi dan
konseling.Penentuan intervensi gizi didasarkan pada masalah yang
ditetapkan dalam diagnosis gizi yang diderita pasien. Kemudian
mahasiswa merencanakan diet, bentuk makanan, rute dan frekuensi
pemberian makan yang akan diberikan pada pasien. Perencanaan
kebutuhan gizi dibuat sesuai dengan usia, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, penyakit yang diderita, faktor aktifitas dan syarat diet
pasien dalam sehari yang diimplementasikan melalui pembuatan
rancangan standar makanan. Standar bahan makanan ini dirancang
sebagai acuan dalam pemberian jumlah porsi menu sehari agar sesuai
dengan kebutuhan pasien.Menu diberikan kepada pasien sesuai
dengan porsi yang direncanakan.Mahasiswa melakukan pemorsian
25

khusus untuk pasien studi kasus masing – masing setiap jam


distribusi, pemorsian meliputi makanan utama dan selingan dengan
membuat etiket sesuai denga diet yang ditetapkan pada pasien
tersebut. Proses pemorsian dan distribusi bekerja sama dengan
tenaga distribusi dan pramusaji ruangan.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan selama 3 hari
berturut – turut dengan metode food weighting. Metode ini dilakukan
dengan menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi
pasien dengan memperhitungkan sisa dari makanan yang telah
disajikan. Dilakukan juga monitoring dengan cara wawancara
langsung untuk asupan makanan selain makanan yang diberikan dari
rumah sakit. Adapun monitoring lainnya diantaranya keluhan –
keluhan yang dirasakan pasien, informasi ini diperoleh dengan
melakukan wawancara langsung dan monitoring data penunjang (hasil
laboratorium) serta data fisik dan klinis yang diperoleh dari rekam
medis pasien.
Pemberian edukasi dan konseling pasien dilakukan pada hari
ketiga atau sebelum pasien pulang.Sasaran kegiatan konseling gizi ini
adalah ada pasien dan keluarga pasien, kegiatan ini didampingi oleh
ahli gizi.Materi konseling yang diberikan disesuaikan dengan penyakit
yang dialami pasien serta informasi mengenai diet yang
diberikan.Media yang digunakan dalam kegiatan konseling gizi ini
berupa leaflet.
Proses evaluasi dilakukan dengan mengolah data yang telah
diperoleh selama 3 hari monitoring. Data asupan makan diolah dengan
cara membandingkan dengan kebutuhan pasien dalam bentuk
persentase. Evaluasi data hasil lab dan data fisik klinis dilakukan
dengan cara membandingkan data terbaru dengan data sebelumnya,
26

dan dilakukan pembahasan mengenai perubahan, penurunan dan


peningkatan pada data yang telah diolah.
Studi kasus yang telah dilakukan, kemudian dipresentasikan
secara khusus dihadapan pembimbing Praktik Kerja LapanganAsuhan
Gizi Klinik untuk dilihat bagaimana keberhasilan intervensi yang telah
diberikan.

Tabel 3.3

REKAPAN STUDI KASUS BESAR DI RUANG RAWAT INAP

Nama
No Nama Ruang Jenis
Mahasisw Diagnosa
. Pasien Rawat/Kelas Diet
a

1 Inten Noer Ny. P Asoka HIV Grade IV + TKTP,


Indillah Bawah Kelas SOL + Herpes + RL, DL
III Epilepsi
Symptomatik +
Kamar ISO
Suspect AIDN

2 Nani Ny. R Dahlia Kelas Diabetic Foot DM


Susilawati III dan
Hipoglikemias
Kamar 9/4

3 Siti Tn. W Mawar Kelas Efusi Pleura RG, DM,


Fardillah III Tubercullosis + TS
Nur Fitri DM
Kamar 4/1

4 Asyiah An. R Anggrek Nefrotik RG


Nurjamilah Kelas III Syndrome
Relaps dan
27

Kamar 1/3 Infeksi Saluran


Kemih

5 Nurul Tn. I Asoka Gagal Ginjal RP, DM,


Hidayati Bawah Kelas Kronis + DM + DJ, RG
III Penyakit
Jantung Koroner
Kamar 1/1
+ HT

6 Difa Dwi Tn. A Asoka AKI + CAD DC RP40,


Astari Bawah Kelas RG
III

Kamar 1/5

3.2 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Jalan


Pelayanan Gizi Rawat Jalan merupakan serangkaian proses
kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari assesmen/
pengkajian, pemberian diagnosis, inervensi gizi dan monitoring
evaluasi kepada pasien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada
umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik atau edukasi /
penyuluhan gizi.
Tujuan Pelayanan Gizi Rawat Jalan yaitu memberikan
pelayanan pada pasien rawat jalan atau kelompok dengan membantu
mencari solusi masalah gizinya melalui nasihat gizi mengenai jumlah
asupan makanan yang sesuai, jenis diet yang tepat, jadwal makan dan
cara makan, jenis diet dengan kondisi kesehatannya. Sasaran
Pelayanan Gizi rawat jalan yaitu: pasien dan keluarga, kelompok
pasien dengan masalah gizi yang sama, individu pasien yang datang
28

atau dirujuk, kelompok masyarakat rumah sakit yang dirancang secara


periodik oleh rumah sakit.

TABEL 3.4.

REKAPAN KONSELING DI RUANG POLIKLINIK GIZI

Nama
No Tanggal Tempat Materi
Mahasiswa

1 Inten Noer 26 April Poliklinik  Diet


Indillah 2018 Gizi Rendah
Kalori
 Diet RP40

2 Nani 16 Mei Poliklinik  Diet DM +


Susilawati 2018 Gizi Diet RG
 Bayi Gagal
Tubuh

3 Siti Fardillah 09 Mei Poliklinik  Diet Purin


Nurfitri 2018 Gizi  RG + DM +
Rendah
Kalori

4 Asyiah 26 Aprili Poliklinik  Diet


Nurjamilah 2018 Gizi Rendah
Kalori
 Diet RG,
Rp40, DM

5 Nurul Hidayati 09 Mei Poliklinik  Diet RP40


2018 Gizi
29

6 Difa Dwi Astari 18 April Poliklinik  Diet DM


2018 Gizi  Diet
DIslipidemi
a

Kegiatan asuhan Gizi pada rawat jalan yang dilakukan di Poli


Dalam RSUD Kelas B KabupatenSubang yaitu penyuluhan dengan
materi Lambung, metode yang dipakai ceramah tanya jawab, alat
bantu yang dipakai leafleat dan power point. Penyuluhan hanya
dilakukan satu kali.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN PKL

4.1 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Inap

Kegiatan asuhan gizi rawat inap dilaksanakan pada tanggal 10April


2018– 02 Mei 2018 untuk kloter 1 dan 03 Mei 2018 – 21 Mei 2018.Setiap
mahasiswa diharuskan untuk mendapat kasus kecil sebanyak 9 kasus.
Syarat pasien yang dijadikan kasus kecil yaitu harus memiliki skor skrining ≥
2 atau dengan diagnosa khusus seperti Hipertensi, DM, Asam urat, Ginjal,
Jantung, Kolesterol, Hati dan Lambung. Setelah pasien memenuhi syarat
untuk dijadikan kasus, kemudian pasien diwawancara untuk mendapatkan
data yang diperlukan.Dimulai dari melihat catatan rekam medik pasien
kemudian melakukan asuhan gizi mulai dari assesment hingga intervensi gizi.

Untuk mendapatkan kasus besar dan kasus kecil harus melewati


tahapan skrining gizi.Apabila hasil skrining gizi lebih dari 2 atau dengan
diagnosa khusus maka dilanjutkan dengan asuhan gizi. Untuk tahapan dalam
melakukan asuhan gizi kasus besar sama dengan kasus kecil, hanya saja
untuk kasus kecil tidak dilakukan implementasi.

Hari pertama hingga hari ketiga implementasi dilakukan monitoring dan


evaluasi sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.Kegiatan monitoring
yang dilakukan diantaranya monitoring mengenai asupan, biokomia, serta
fisik, dan klinis.

Kegiatan asuhan gizi rawat inap yang dilakukan di RSUD Kelas B


Subang sudah sesuai dengan teori yang ada mulai dari assesment gizi
hingga monitoring dan evaluasi seperti pada tabel dibawah ini :
31

TABEL 4.1.
FORMAT ASSESMENT GIZI

a. Semua data yang berkaitan dengan pengambilan


keputusan, antara lain riwayat gizi, riwayat personal, hasil
Asesmen laboratorium, antropometri, hasil pemeriksaan fisik klinis,
Gizi diet order dan perkiraan kebutuhan zat gizi.
b. Yang dicatat hanya yang berhubungan dengan masalah
gizi saja.

a. Pernyataan diagnosis gizi dengan format PES


Diagnosis b. Pasien mungkin mempunyai banyak diagnosis gizi,
Gizi lakukan kajian yang mendalam sehingga diagnosis gizi
benar-benar berkaitan dan dapat dilakukan intervensi gizi.

a. Rekomendasi diet atau rencana yang akan dilakukan


sehubungan dengan diagnosis gizi.

Intervensi b. Rekomendasi makanan/suplemen atau perubahan diet

Gizi yang diberikan.


c. Edukasi gizi
d. Konseling gizi
e. Koordinasi asuhan gizi

a. Indikator yang akan dimonitor untuk menentukan


Monitoring keberhasilan intervensi
& Evaluasi b. Umumnya berdasarkan gejala dan tanda dari diagnosis
Gizi gizi antara lain berat badan, asupan, hasil lab dan gejala
klinis yang berkaitan.
32

Monitoring
Pada kunjungan ulang mengkaji:
- Asupan total energi, persentase asupan KH, protein,
lemak dari total energi, dan asupan zat gizi terkait
diagnosis gizi pasien.
- Riwayat diet perubahan BB/status gizi
- Biokimia: kadar gula darah, ureum, lipida darah,
elektrolit, Hb, dll.
- Kepatuhan terhadap anjuran gizi
- Memilih makanan dan pola makan

Evaluasi

MONITORIN 1. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu


G DAN tingkap pemahaman, perilaku, akses, dan
EVALUASI kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh
pada asupan makanan dan zat gizi.
2. Dampak asuhan makanan dan zat gizi merupakan
asupan makanan dan atau zat gizi daari berbagai
sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen,
dan melalui rute oral, enteral maupun parenteral.
3. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait
gizi. Pengukuran yang terkait dengan antropometri,
biokimia dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
4. Dampak terhadap pasien/klien terkait gizi
pengukuran yang terkait dangan persepsi
pasien/klien terhadap intervensi yang diberikan dan
dampak pada kualitas hidupnya.
33

Kendala yang ditemui saat berada dilapangan yaitu sulitnya menggali


informasi dari pasien yang kurang komunikatif.Untuk data berat badan dan
tinggi badan pasien yang seharusnya diukur oleh perawat sering kali tidak
dilakukan atau data tidak akurat sehingga ahli gizi harus melakukan
pengukuran ulang.Timbal balik saat menggali data sangat penting karena
data yang didapatkan dari pasien dapat dijadikan informasi untuk melakukan
asuhan gizi.Sebagai seorang ahli gizi, kita dituntut untuk dapat pandai
berkomunikasi dan mencairkan suasana agar mendapatkan informasi dari
pasien.

4.2 Kegiatan Asuhan Gizi Rawat Jalan

Kegiatan asuhan gizi rawat jalan di RS meliputi kegiatan konseling dan


penyuluhan gizi dengan sasaran yaitu pasien dan keluarga, kelompok pasien
dengan masalah gizi yang sama, dan individu pasien yang datang atau
dirujuk. Pasien yang datang biasanya dari rujukan poli lain maupun keinginan
sendiri. Selain ahli gizi, ada dokter yang biasa melakukan konsultasi gizi di
poli gizi RSUD Kelas B Subang.

Kegiatan asuhan gizi rawat jalan yang dilakukan oleh mahasiswa


meliputi konseling gizi yang dilaksanakan di poli dalam.Serta penyuluhan gizi
dengan materi hipertensi.Konseling dan penyuluhan ini dilaksanakan
dibawah bimbingan ahli gizi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
1. Kegiatan skrining yang dilakukan oleh petugas gizi di RSUD Kelas B
Subang menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST) dan
skrining untuk pasien anak 1 – 18 tahun menggunakan Paediatric
Yorkhill Malnutrition Score (PYMS). Skrining dilakukan kepada pasien
baru, idealnya dilakukan dalam kurun waktu 24 jam dari kedatangan
pasien di Rumah Sakit. Kegiatan asuhan gizi rawat inap, dilakukan jika
hasil skrining menunjukkan skor ≥ 2 atau dengan diagnosa khusus,
maka dilakukan tindak lanjut Proses Asuhan Gizi;
2. Pengkajian gizi meliputi antropometri, biokimia, fisik klinis, riwayat gizi,
dan riwayat personal. Setiap mahasiswa rata-rata mendapatkan 10
pasien yang dilakukan pengkajian data;
3. Diagnosis gizi diuraikan atas komponen masalah gizi (problem),
penyebab masalah (etiology), serta tanda dan gejala adanya masalah
(sign and symptoms). Setiap mahasiswa rata-rata mendapatkan 10
pasien yang dilakukan diagnosa gizi;
4. Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan intervensi
dan implementasi. Setiap mahasiswa rata-rata mendapatkan 10
pasien yang dilakukan intervensi gizi;
5. Kegiatan Monitoring & Evaluasi Gizi yaitu meliputi kegiatan mengukur
data dan evaluasi dampak, lalu didokumentasikan. Setiap mahasiswa
mendapatkan 1 pasien (kasus besar)yang dilakukan monitoring dan
evaluasi gizi;
6. Kegiatan asuhan gizi rawat jalan yang dilakukan di RSUD Kelas B
Subang antara lain konseling dan penyuluhan. Mahasiswa melakukan
35

penyuluhan dengan topik diet pada Lambung, penyuluhan yang


dilakukan bertempat di poli dalam menggunakan metode ceramah,
tanya jawab dengan menggunakan media yang digunakan yaitu leaflet
dan infocus.
5.2 Saran

Untuk Rumah Sakit :

1. Diharapkan adanya koordinasi antar petugas kesehatan agar


melancarkan proses pelayanan kesehatan untuk pasien.

Untuk Instalasi Gizi :

1. Meningkatkan kinerja dan keterampilan dalam melakukan asuhan gizi


kepada pasien;
2. Menyamakan persepsi dalam melakukan proses asuhan gizi.

Anda mungkin juga menyukai