Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL TUGAS AKHIR

GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI, POLA ASUH ANAK DAN


STATUS GIZI BALITA DI DESA TANJUNG RIA KECAMATAN
SEPAUK KABUPATEN SINTANG

DINDA SA FRILIANI
NIM : 201821230

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTINAK
JURUSAN GIZI
PRODI D III GIZI
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI, POLA ASUH ANAK DAN
STATUS GIZI BALITA DI DESA TANJUNG RIA KECAMATAN
SEPAUK KABUPATEN SINTANG

Di Susun Oleh :

DINDA SAFRILIANI
NIM : 20182123007

Telah disetujui di Pontianak


Pada tanggal :

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

SUAEBAH, S.Gz, M.Kes SOPIYANDI,S.Gz,MPH


NIP : 197709182000122001 NIP :
197808081999031001

Ketua Program Studi Diploma III Gizi

SHELLY FESTILIA AGUSANTY, S.Gz, MPH


NIP : 197408011996032003
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan pembuatan proposal GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI, POLA
ASUH ANAK DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SEPAUK
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan
kepada Ibu Suaebah , S.Gz, M.Kes selaku pembimbing utama dan Bapak
Sopiyandi,S.Gz,MPH selaku pembimbing pendamping yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposal tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dengan terselesaikannya proposal tugas akhir ini,
perkenankan pula saya untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
Dalam penyelesaian laporan “Perencanaan Program Gzi” ini, penulis
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Nopriantini, SP, M, Pd selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
3. Ibu Shelly Festilia A, S.Gz, MPH selaku Ketua Prodi D-III Gizi Poltekkes
Kemenkes Pontianak..
4. Orang tua tercinta yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan
pendidikan ini.
5. Seluruh Dosen, Instruktur dan staff Jurusan Gizi serta semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu salam penyusunan
proposal tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih banyak perlu
diperbaiki, untuk itu saran dan masukan dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikannya.

Pontianak, Agustus 2021

Dinda Safriliani
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................3
DAFTAR ISI................................................................................................4
DAFTAR TABEL........................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN............................................................................8
A. Latar Belakang...............................................................................8

B. Rumusan Masalah........................................................................10

C. Tujuan Penelitian..........................................................................10

1. Tujuan Umum.............................................................................................

2. Tujuan Khusus............................................................................................

D. Manfaat Peneliti...........................................................................10

1. Manfaat bagi peneliti..................................................................................

2. Manfaat bagi orang tua...............................................................................

3. Manfaat bagi masyarakat............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................10


A. Tinjauan Pustaka..........................................................................10

B. KerangKerangka Teori.................................................................19

BAB III KERANGKA KONSEP, PERTANYAAN PENELITIAN DAN


DEFINISI OPERASIONAL..................................................................................20
A. Kerangka Konsep.........................................................................20

B. Pertanyaan Peneliti.......................................................................20

C. Definisi Oprasional.......................................................................20

BAB IV METODE PENELLITIAN..........................................................22


A. Jenis Penelitian.............................................................................22

B. Waktu dan Tempat.......................................................................22

C. Populasi........................................................................................22
D. Sampel penelitian.........................................................................22

E. Teknik Pengumpulan Data...........................................................23

F. Jenis data......................................................................................23

1. Data primer.................................................................................................

2. Data sekunder.............................................................................................

G. Instrumen Penelitian.....................................................................23

H. Teknik Pengumpulan data............................................................24

I. Pengolahan Data...........................................................................24

J. Analisis Data................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................25
LAMPIRAN...............................................................................................26
DAFTAR TABEL
Table 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Peraturaan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020...........................................19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Teori.........................................................................19
Gambar 2 Kerangka Konsep.....................................................................20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian...............................................................26
Lampiran 2 Kuesioner Pola Asuh..............................................................29
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Balita merupakan individu ata u sekelompok dari suatu penduduk yang


berada dalam kisaran usia tertentu. Balita dalam kategori usianya dapat dibagi
menjadi 3 golongan yakni golongan usia bayi berkisaran 0-2 tahun, golongan
balita kisaran usia 2-3 tahun dan kelompok pra sekolah kurang lebih berkisar
3-5 tahun. Salah satu faktor yang paling penting dalam proses tumbuh
kembang anak dalam upaya pembentukan SDM yang memiliki kualitas tinggi
adalah kualitas gizi yang baik, Status gizi anak balita secara langsung maupun
tidak langsung dapat di pengaruhi oleh lingkungan, Faktor faktor yang
mempengaruhi di antara nya, pengetahuan sikap, dan perilaku ibu
(Kementrian Kesehatan RI, 2019).

Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi dan kesehatan, khusus


nya ibu merupakan salah satu penyebab kekurangan gizi pada balita. Di
pedesaan makanan banyak di pengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan
kebudayaan. Pentingnya ibu untuk memenuhi kebutuhan anak terutama pada
status gizi nya yaitu agar anak selalu sehat dan tidak kekurangan asupan dan
juga mencegah kematian pada bayi dan balita karena kekurangan gizi, dan
juga agar anak mendapatkan status gizi yang normal.

WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita


didasari oleh keadaan gizi anak yang buruk, pada tahun 2002 sekitar 47%
anak kekurangan gizi. Adapun data dari Riskesdas pada tahun 2007 dan 2013
yang menunjukkan bahwa indonesia ini masih memiliki permasalahan anak
kurang gizi yaitu pada tahun 2007, (17,9%) dan di tahun 2013 status gizi
kurang meningkat menjadi (19,6%). Kemudian di dapatkan kembali data dari
Badan pusat statistik prevalensi kekurangan gizi balita pada Provinsi
Kalimantan Barat di tahun 2017-2018, yaitu di tahun 2017(21,10%)
kemudian pada tahun 2018 menurun menjadi (Susanti et al., 2014).

Pada data status gizi kurang di Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk
Kabupaten Sintang terdapat (1,96%) status gizi kurang berdasarkan indikator
BB/U dari 254 balita di desa tanjungria kecamatan sepauk, ini dapat
berdampak langsung terhadap kesakitan dan kematian. Hasil penelitian
Khotim,N.S.,Siregar,R.,& Mariana.(2012) yang dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus – Palembang bahwa Pengetahuan Ibu
dengan Indikator cukup sebanyak 42,6% sedangkan hasil Penelitian Pola
Asuh dari 66 Responden yang di lakukan oleh Zaiten, (2002) di wilayah
Kerja Pusksmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat
pada Kategori tidak baik masih 50%.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka rumusan masalah


adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Gizi, Pola Asuh Anak dan Status
Gizi di Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Gizi dan Pola Asuh Anak
dan Status Gizi Balita di Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten
Sintang.

2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengetahuan gizi ibu di Desa Tanjung Ria
2. Mengetahui gambaran pola asuh anak di Desa Tanjung Ria
3. Mengetahui status gizi anak berdasarkan BB/U di Desa Tanjung Ria

D. Manfaat Peneliti

1. Manfaat bagi peneliti


Menambah pengetahuan yang lebih matang sebagai calon ibu dalam
bidang kesehatan dan menambah pengalaman dan wawasan dalam bidang
penelitian.

2. Manfaat bagi orang tua


Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk melakukan pola asuh dan
asupan yang di terapkan kepada anak, seorang ibu dan di berikan kepada
anaknnya.
3. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan informasi betapa pentingnya pola asuh ibu pada anak
dalam kehidupan masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka

1. Balita

a. Gambaran Umum Balita

Balita merupakan individu atau sekelompok dari suatu


penduduk yang berada dalam kisaran usia tertentu. Balita dalam
kategori usianya dapat dibagi menjadi 3 golongan yakni golongan usia
bayi berkisaran 0-2 tahun, golongan balita kisaran usia 2-3 tahun dan
kelompok pra sekolah kurang lebih berkisar 3-5 tahun. Jika ditinjau
dari WHO, kelompok balita berkisar sekitar 0-60 bulan yang dimana
hal tersebut menjadi standar internasional untuk kategori balita. Balita
adalah individu yang masih bergantung terhadap orang tuanya dalam
melakukan aktivitas-aktivitas penting contohnya untuk berjalan,
mandi, buang air besar dan kecil serta makan. Masa balita adalah
sebuah periode penting di dalam proses tumbuh kembangnya manusia.
Dalam perkembangan dan pertumbuhan pada periode ini menjadi
periode penentu dalam keberhasilan tumbuh kembang anak tersebut di
periode selanjutnya. Periode ini juga berlangsung cepat dan tidak
pernah terulang kembali dan karena hal itulah hal ini disebut golden
age atau masa keemasan.

b. Karakteristik Balita

Berdasarkan karakteristiknya balita pada usia 0-2 tahun ini


karakter anak yang sangat ingin tahu banyak hal. Rasa ingin tahunnya
akan membuat dia menemukan hal hal baru. Anak dapat menilai
sesuatu juga dalam menilai sesuatu anak akan lebih meyakini apa
yang mereka lihat dan bukan secara logika. Orang tua juga perlu
memberikan contoh sikap yang baik demi membentuk karakteristik
anak yang baik pada usia 2-3 tahun anak mulai menunjukkan egonya
serta punya kemauan dan cara pandang sendiri terhadap suatu hal. Di
usia 3-5 tahun anak akan senang menjadi pusat perhatian biasanya
menjadi salah satu karakter anak yang terbentuk di usia tersebut,
namun demikian jiwa sosial nya juga lebih matang karena pada usia
ini anak sudah mulai bisa bergaul dengan orang lain. Keinginan untuk
bermain dengan teman sebaya merupakan bukti bahwa anak memiliki
sifat yang suka bekerja sama dan berbagi. Dalam bergaul dengan
teman sebayanya yidak menutup kemungkinan akan timbul konflik
kecil terhadap anak anak. Dari situ akan tampak sikap yang pemarah,
pemaaf, penghibur atau suka berbagi. Dari gambaran karakteristik
anak tersebut orang tua bisa memahami pentingnya peningkatan
kedekatan dengan sang buah hati. Hal ini akan membantu
pembentukan karakter anak yang baik serta membantu mereka
menghadapi ragam karakter yang ada di sekelilingnya.

2. Pengetahuan Gizi

a. Definisi

Pengetahuan gizi adalah sesuatu yang di ketahui tentang


makanandalam hubungan kesehatan optimal. Pengetahuan gizi
meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari hari
dengan baik memberikan semua zat gizi yang di butuhkan untuk
kecukupan gizi tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan bahan
makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
terjadi apabila tubuh kita memperoleh cukupnya zat gizi untuk
tubuh. Begitu sebaliknya status gizi kurang terjadi karena kurangnya
tubuh memperoleh zat gizi. Pendidikan ibu merupakan modal utama
dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam
penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak.
Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah
menerima informasi kesehatan khususnya di bidang gizi, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan mampu menerapkan dalam
kehidupan kita sehari hari. (Pramudtya SW,2010)Pengetahuan gizi di
pengaruhi beberapa faktor, di samping pendidikan yang pernah di
jalani, faktor lingkungan sosial dan dan frekuensi kontak dengan
media masa juga mempengaruhi pengetahuan gizi.

b. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan melakukan


wawancara pada ibu dengan materi tentang apa yang ingin di ukur dari
subjek penelitian, ada tujuh faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu :

a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang kepada
orang lain agar dapat memahami suatu hal. Semakin tinggi pendidikan
seseorang semangkin mudah juga mereka menerima informasi.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
banyak pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun
tidak.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akanmengalami
perubahan aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik terdiri atas
empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan
proporsi, hilangnya ciri ciri lama, dan timbulnya ciiri ciri baru. Pada
aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang memperoleh
pengetahuan yang lebih dalam.
d. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan seseorang
yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba menekuni sesuatu hal, sehingga seseoranng memperoleh
pengetahuan yang lebuh dalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suuatu kejadian yang pernah di alami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atausikap seseorang.
g. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
(Mubarak,2012).

3. Pola Asuh

a. Definisi

Peranan ibu dalam pola asuh anak berupa sikap dan praktek
pengasuhan dalam kedekatannya dengan anak, merawat, cara memberi
makan, serta kasih sayang. Pengasuhan anak adalah suatu fungsi
penting pada berbagai kelompok sosial dan kelompok budaya. Pola
asuh terhadap anak merupakan hal yang sangat penting karena akan
memengaruhi proses tumbuh kembang balitta. Pola pengasuhan anak
berkaitan erat dengan keadaan ibu terutama kesehatan, pendidikan,
pengetahuan, sikap dan praktik tentang pengasuhan anak (Suharsih,
2001). Hasil penelitian yang di lakukan Hafrida (2004) menyatakan
bahwa ada kecenderungan dengan semakin baiknya pola pengasuhan
anak, maka proporsi gizi baik pada anak juga semakin besar. Di
negara timur seperti indonesia, keluarga besar masih lazim di anut dan
peran ibu sering kali di pegang oleh beberapa orang lainnya seperti
nenek, keluarga dekat atau saudara serta dapar juga di asuh oleh
pembantu (Nadesul, 1995). Berdasarkan hasil wawancara terhadap
ibu selurunya memperhatikan dalam pola asuh pemberianmakan balita
yang kurang baik. Hal ini di karenakan ibu bekerja

Untuk kebutuhan pangan atau gizi, ibu menyiapkan sejak


prenatal dalam mengatur dietnya selama kehamilan, masa neonatal
berupa pemberian ASI, menyiapkan makanan tambahan berupa
makanan padat yang lebih bervariasi bahannya atau makanan yang di
perkarya, dan dukungan emosional untuk anak, status sakit, pola
aktivitas, asupan gizi rendah frekuensi konsepsi terkait pertumbuhuan
anak melalui status gizi ibu (pengasuhan makan anak terdiri atas hal
yang berhubungan dengan menyusui, dan pemberan makan selain ASI
buat anak). Pengasuhan makan anak fase 6 bulan pertama adalah
penemuan kebutuhan anak oleh ibu dalam bentuk pemberian ASI atau
makanan pendamping atau pengganti ASI pada anak. Dinyatakan
cukup bila di beri ASI semata sejak lahir sampai usia 4-6 bulan
dengan frekuensi kapan saja anak minta dan di nyatakan kurang bila
tidak memenuhi kriteria tesebut. Pengasuhan makan anak pada fase 6
bulan kedua adalah pemenuhan makan anak yang di lakukan ibu, di
nyatakan cukup bila di berikan ASI plus makanan lumat yang terdiri
dari tepung- tepungan di campur susu, dan atau nasi (berupa bubur
atau nasi biasa) bersama ikan, daging atau putih telur lainnya di
tambah sayuran (dalam bentuk kombinasi atau tunggal) di beri dalam
frekuensi sama atau lebih 3 x per hari, dan kurang bila tidak
memenuhi kriteria tersebut (Bahar, 2002). Pemberian MP-ASI harus
di lakukan secara bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur
sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya
makanan padat (Agus,2001). Pada prinsipnya pemberian makan
kepada anak bertujuan untuk mencukupi zat zat gizi yang di butuhkan
anak. Jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus di
konsumsi anak usia 6-12 bulan adalah 400 kalori dan 16 gram protein.
Kandungan nutrisi pada susu ibu ASI adalah 250 kalori dan 6 gram
protein. Kandungan gizi asi adalah sekitar 350 kalori dan 8 gram
protein, maka kebutuhan yang di peroleh dari MP-ASI adalah sekitar
500 kalori dan 12 gram protein (Depkes RI,2006).

4. Status Giz i

a. Definisi

Status gizi memiliki pengertian sebagai sebuah ukuran


keberhasilan dalam pemberian nutrisi kepada anak yang memiliki
indikasi dari berat dan tinggi badan. Selain itu, makna lain dari status gizi
juga berarti sebagai keseimbangan dari kebutuhan dan masukan nutrien.
Hal ini terdapat pada penelitan yang didasarkan antropomteri serta
biokimia.
Salah satu ahli, (Dea Indartanti, 2014) memiliki pernyataan tentang status
gizi dan menyatakan bahwa keadaan tubuh akan mempengaruhi status
gizi dikarenakan mengkonsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Selain itu, menurut ahli lainnya, status gizi adalah keseimbangan keadaan
dan perwujudan nutriture dengan /dalam bentuk variabel tertentu.
Status gizi juga sebagai bentuk dari keadaan gizi seseorang yang normal
atau bermasalah dalam gizi. Gizi yang salah akan berdampak kepada
gangguan dari kekurangan atau kelebihan zat-zat gizi yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan (Ichsan et al., 2015).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Ada faktor yang menyebabkan gizi seseorang dari sesuatu tak


langsung seperti kurang berkualitasnya makanan yang dimakan,
infeksi, cacat bawaan, kanker. Sedangkan penyebab langsung yaitu
ketersediaan makanan dirumah, serta pelayanan kesehatan. Selain
faktor kesehatan, ada faktor utama dari munculnya gizi buruk yaitu
adalah masalah kemiskinan, pendidikan rendah, serta ketersediaan
makanan dan peluang kerja. Maka dari itu, dalam mengatasi gizi
dibutuhkan birokrasi dan kerjasama dari berbagai sektor (Putra &
Prabawati, 2017).
c. Indeks Standar Antropometri Anak

Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat


badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks,
meliputi:
1) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan parameter yang memberikan


gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan- perubahan yang mendadak, seperti adanya penyakit
infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah
makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter
antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana
keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang
abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan,
yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat badan menurut
umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U
lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini. (Septikasari,
2018)

2) Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan


keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal,
pertumbuhan tinggi badan sejalan dengan pertambahan umur.
Tidak seperti berat badan, pertumbuhan tinggi badan relatif kurang
sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek. Sehingga pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi
badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama. Dengan
demikian maka indicator TB/U lebih tepat untuk menggambarkan
pemenuhan gizi pada masa lampau. indikator TB/U sangat baik
untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan
dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Selain itu indicator TB/U juga berhubungan erat
dengan status sosial ekonomi dimana indikator tersebut dapat
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan serta akibat perilaku tidak sehat yang bersifat menahun.
(Septikasari, 2018)

3) Indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

BB/TB merupakan indikator pengukuran antropometri yang


baik, karena dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih
sensitif dan spesifik. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi
badan, artinya perkembangan berat badan akan diikuti oleh
pertambahan tinggi badan. Oleh karena itu, berat badan yang
normal akan proporsional dengan tinggi badannya. (Septikasari,
2018)
Table 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Peraturaan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020

Kategori Ambang Batas


Indeks
Status Gizi (Z-Score)
Berat Badan menurut Berat badan sangat <-3 SD
Umur (BB/U) anak kurang (severely
usia 0 - 60 bulan underweight)
Berat badan kurang -3 SD <-2 SD
(underweight)
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko Berat badan lebih > +1 SD
Panjang Badan atau Sangat pendek (severely <-3 SD
Tinggi Badan stunted)
menurut Umur Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
(PB/U atau TB/U) Normal -2 SD sd +3 SD
anak usia 0 - 60 Tinggi2 > +3 SD
bulan
Berat Badan menurut Gizi buruk (severely <-3 SD
Panjang Badan atau wasted)
Tinggi Badan Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
(BB/PB atau Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
BB/TB) anak usia 0 Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
- 60 bulan (possible risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
B. KerangKerangka Teori

Pendapatan
keluarga

Jumlah anggota Pemilihan bahan


keluarga makanan pada
balita
Pola makan
Budaya Setempat Pemberian
makanan pada
balita
Pengetahuan Gizi
Ibu

Status Gizi Balita

Pendidikan Ibu

Gambar 1 Kerangka Teori

Sumber : Teori Call dan Levinson


(2000) dalam I Dewa Nyoman S. dkk,
2002 : an Soekirman, (2000) yang
dimodifikasi
BAB III KERANGKA KONSEP, PERTANYAAN PENELITIAN
DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep

INDEPENDEN DEPENDEN

Pengetahuan
Tentang Gizi
Status Gizi
Balita

Pola Asuh

Gambar 2 Kerangka Konsep

B. Pertanyaan Peneliti

1. Bagaimana Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu di Desa Tanjung Ria


Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang
2. Bagaimana Gambaran Pola Asuh Anak di Desa Tanjung Ria Kecamatan
Sepauk Kabupaten Sintang
3. Bagaimana Gambaran Status Gizi Anak Berdasarkan BB/U di Desa Tanjung
Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang

C. Definisi Oprasional

1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi adalah kemampuan Respnden dalam menjawab
pertanyaan pada kuesioner, Pengetahuan Gizi Ibu yang meliputi pengertian
makanan bergizi, pengertian status gizi, dan kesehatan pada anak.

Alat Ukur : Kuesioner


Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Kurang : <55%
Cukup : 56-74%
Baik : ≥75%
2. Pola Asuh
Pola asuh adalah perilaku Orang Tua dalam Menyusun Menu,
Menyajikan Makanan dan cara Pemberian Makanan Pada Anak Balita di
Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.

Skala Ukur : Ordinal


Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : a. Baik : 75 % - 100 %
b. Kurang : <40% - 55 %
3. Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi keadaan tubuh seseorang sebagai
dampakasupan gizi setiap harinya, diukur melalui pengukuran antropometri
tubuh, berdasarkan nilai Z-score dengan indikator BB/U.

Skala : Ordinal

Alat ukur : Timbangan dan mikrotoice

Hasil ukur :

Berat badan sangat kurang : <-3 SD

Berat badan kurang : -3 SD sd +-2 SD

Berat badan normal : -2 SD sd + 1 SD

Beresiko lebih : > +-1 SD


BAB IV METODE PENELLITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan metode kualitatif, penelitian


deskriptif di gunakan untuk menggambarkan atau melukiskan apa yang
sedang di teliti dan berusaha untuk memberikan gambaran yang jelas dan
mendalam tentang apa yang di teliti dan menjadi pokok permasalahan.

B. Waktu dan Tempat

a. Waktu
Penelitian ini akan di lakukan pada bulan Agustus 2021 di Desa
Tanjung Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang
b. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tanjung Ria Kecamatan
Sepauk Kabupaten Sintang

C. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 1-59
bulan di Desa Tanjung Ria sebanyak 254 balita

D. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang berusia 1-59 bulan di Desa
Tanjung Ria. Sebanyak 33 orang. Dengan teknik Purposif Sampling teknik
pengambilan sampel dengan ciri Khusus. Untuk mengetahui jumlah sampel
maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

P.Q
N = Zα2

1,962 = 0,25 x (1-0,25)


0,25
3,84 = = 33
0,75
E. Teknik Pengumpulan Data

a. Insklusif :

1. Yang bersedia menjadi responden


2. Balita berusia 1-59 bulan
3. Yang berdomisili di Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk
Kabupaten Sintang

b. Esklusif :

1. Sedang sakit
2. Tidak bisa membaca
3. Tidak bisa menulis

F. Jenis data

G. Data primer
a. Identitas Responden
b. Pengetahuan Gizi
c. Pola Asuh
d. Status Gizi

H. Data sekunder
Data yang diperoleh berdasarkan jumlah balita Di Desa tanjung ria
kecamatan sepauk

I. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengumpulkan data antara lain :

a. Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Asuh Anak di Desa Tanjung Ria
Kecamatan Sepauk Kalimantan Barat
b. Alat ukur tinggi badan (microtoice) dengan ketelitian 0,1 cm
c. Timbangan berat badan digital
J. Teknik Pengumpulan data

1. Wawancara : Identitas ibu, Pengetahuan gizi ibu, dan pola asuh anak.
2. Status Gizi : Penelitian mengukur langsung BB & TB Balita

K. Pengolahan Data

1. Editing(Koreksi)
Yaitu tahap awal yang di lakukan peneliti bertujuan untuk memeriksa
atau mengoreksi kembali data, kelengkapan, dan kesesuaian untuk
pengisian formulir sehingga jika terjadi kesalahan dapar segera di perbaiki.
2. Coding
Untuk memberikan dan memeriksa kode pada data yang elah
diperoleh sehingga memudahkan untuk melakukan pengecekan
selanjutnya.
3. Entry Data
Yaitu memasukan data penelitian kedalam program pengolahan data
dengan tujuan penelitian.
4. Tabulasi
Yaitu dengan cara menghitung data yang dari jawaban kuesioner
responden kemudian di masukkan kedalam tabel dengan gambaran
pengetahuan gizi, pola asuh dan status gizi anak di Desa Tanjung Ria
Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.

L. Analisis Data

Analisis Univariat ini digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan


masing masing variable yang diteliti yaitu variable Dependen dan Independen
tentang gambaran pengetahuan gizi, pola asuh terhadap status gizi balita
DAFTAR PUSTAKA
Arum maulidia. (2018). pengaruh keragaman makanan dan status gizi pada anak
usia 24-59 bulan sesuain berdasarkan skor IDDS (Individual Dietary
Diversity Score) di Desa Srihardono Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu.
Skripsi Poltekes Jogjakarta, 9–27.
Bayi-balita, K., & Sekolah, A. P. (n.d.). Informasi Umum Karakteristik Bayi-
Balita dan Anak Pra Sekolah. 1–28.
Septikasari, M. (2018). Status Gizi Anak dan Faktor Yang Mempengaruhinya
(pertama). https://books.google.co.id/books?
id=gjxsDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl#v=onepage&q&f=false
Almatsier,Sunita. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Virdani. (2012). Hubungan Pola Asuh Terhadap Status Gizi Balita Usia 12-59
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirungkut Kota Surabaya. Universitas
Airlangga.
Yuhansyah, dan Mira. (2009). Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
pada anak balita di UPT puskesmas remja kota samarinda. Journal Borneo
Nursim, /(1),76-82.
Utami, S.P.,Marni dan Ambarwati, R. (2016). Gambaran Status Gizi Pada Balita
di Posyandu Dusun Gayam Setrorejo. 5(2),22-25.
Zeiten,(2000). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Anak Balita Di
wilayah Kerja Puskesmas pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat Tahun 2008
Solechah, M., dan Fitriahadi, E. (2007). Hubungan Status Gizi Dengan
Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah Kerja Balita Usia 1-3
Tahun di Wilayah Kerja.
Puspasari, N., dan Merryana A. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
dan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi (BB/U) usia 12-24 Bulan.
2017 : 369-378.
Supariasa, (2002) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Tentang Pemenuhan
Kebutuhan Dengan Status Gizi Anak Balita, Jurnal Kebidanan, Ngudi
Waluyo.
Khotim, N.S., Siregar, R.,& Mardiana. (2012). Hubungan pengetahuan gizi ibu
dan pola makan balita dengan status gizi balita (12-59 bulan) di wilayah
kerja puskesmas gandus kecamatan gandus-palembang tahun 2010.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Identitas Responden

Alamat Responden :

I. Identitas responden

1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri Sipil
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Ibu Rumah Tangga
4. Pendidikan : a. Tidak Sekolah Tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SLTA
d. Tamat Akademi
e. Tamat SLTP
f. Sarjana
5. Jumlah Anak :

II. Identitas Balita

1. Nama :
2. Umur :
3. Berat Badan Lahir :
4. Berat Badan Sekarang :
5. Jenis Kelamin : a. Laki Laki
b. Perempuan
III. Pengetahuan Gizi Ibu
Jawab lah pertanyaan dengan memilih salah satu jawaban yang sudah
tertera !
1. Manakan di bawah ini yang merupakan makanan memenuhi gizi
seimbang…..?
a. Nasi, Sayur, Buah-Buahan, Tempe, Tahu, Daging
b. Nasi, Sayur, Buah-Buahan, Tempe Tahu, Susu
c. Nasi, Sayur, Tahu, Tempe, Daging Susu
2. Yang merupakan makanan sumber karbohidrat adalah.....?
a. Susu, Dada Ayam, Udang
b. Nasi, Kentang, Roti
c. Tempe, Tahu , Almon
3. Manakan di bawah ini yang merupakan makanan sumber protein hewani…..?
a. Tempe, Tahu, Tauco
b. Susu, Dada Ayam, Udang
c. Telur, Alpukat, Coklat
4. Manakah di bawah ini merupakan bahan makanan sumber protein nabati…..?
a. Telur, Alpukat, Coklat
b. Susu, Dada Ayam, Udang
c. Tempe, Tahu, Tauco
5. Yang termasuk bahan makanan sumber vitamin A adalah…..?
a. Wortel
b. Bayam
c. Terong
6. Yang Merupakan sumber vitamin C adalah…..?
a. Pepaya
b. Jambu biji
c. Pisang
7. Makanan terbaik yang di berikan pada bayi berusia 0-6 bulan adalah…..?
a. Asi
b. Susu Formula
c. Susu Dancow
8. Berapa kali yang di anjurkan yang mengkonsumsi sayur dalam sehari…..?
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 3 x sehari
9. Berapa kali dalam sehari kita harus makan buah…..?
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 3 x sehari
10. Bagaimana tanda tanda apabila anak tidak mengkonsumsi makanan sesuai
yang di anjurkan…..?
a. Berat badan tidak sesuai dengan umur
b. Berat badan normal
c. Berat badan anak lebih
11. Berapa jumlah porsi lauk hewani yang seharusnya dikonsumsi balita setiap
kali makan…..?
a. 1 porsi
b. 2 porsi
c. 3 porsi
12. Apakah fungsi utama karbohidrat…..?
a. Sumber utama energi bagi tubuh
b. Pembentuk sel darah merah
c. Menjaga kesehatan
13. Balita yang kurang mengkonsumsi vitamin A akan mengakibatkan…..?
a. Buta senja
b. Sariawan
c. Batuk pilek
14. Apakah dampak pada balita yang kurang mengkonsumsi vitamin C…..?
a. Rambut rontok
b. Sariawan
c. Kulit kering
15. Balita di anjurkan makan makanan utama dalam sehari yaitu…..?
a. 3 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 1 kali sehari

IV. Pola Asuh

Lampiran 2 Kuesioner Pola Asuh

Beri tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan untuk pernyataan di bawah ini

Sesuai yang anda lakukan!

No. PERTANYAAN Ya Tidak


1. A. Penyusunan menu
Saya menyusun menu untuk
anak mengikuti pola menu
keluarga
2. Saya memperhatikan
komposisi zat gizi dan variasi
menu dalam menyusun menu
untuk anak
3.
Penyusunan menu untuk anak
berdasarkan pada makanan
yang saya senangi
4. Saya mengikutsertakan anak
dalam menentukan menu
makanan yang hendak dimakan
5. Sebelum menentukan jumlah
dan jenis bahan makanan
sehari yang diberikan kepada
anak, saya menghitung zat gizi
anak terlebih dahulu
6. B. Pengolahan
Bahan makanan yang saya olah
untuk anak berasal dari hasil
panen sendiri
7. Saya menggunakan bahan
makanan yang masih segar dan
berkualitas baik dalam
mengolah makanan untuk anak
8. Cara pengolahan yang saya
lakukan dalam mengolah
makanan untuk anak
bervariasi(misalnya : direbus,
ungkep, kukus, goreng)
9. Saya menggunakan bumbu
yang merangsang dan
beraroma tajam dalam
mengolah makanan untuk anak
10. Pada waktu membuat sayur
untuk anak, bahan sayur saya
potong potong terlebih dahulu
sebelum di cuci kemudian saya
masukan bahan sayur yang
akan di masak tersebut
sebelum kuah sayur mendidih
11. C. Penyajian
Dalam menyajikan makanan
untuk anak, saya membentuk
makanan dan memberi hiasan
dengan menarik
12. Makanan yang saya sajikan
untuk anak mempunyai
komposisi warna yang sama
13. Saya memberikan makan anak
langsung dengan porsi yang
banyak
14. Saya menggunakan alat makan
yang menarik dalam
menyajikan makanan untuk
anak (misalnya : bentuk badut,
ikan dll)
15. Saya membuat variasi
penyajian makanan untuk anak
meskipun dari bahan yang
sama
16. D. Cara pemberian makan
pada anak
Pola makan yang di terapkan
dalam sehari terdiri dari 3 kali
makan
utama(pagi,siang,malam) serta
2 kali makan selingan
17. Pemberian makan untuk anak
dilakukan secara teratur sesuai
dengan jadwal makan
18. Saya dibantu oleh anggota
keluarga yang lain dalam
memberikan makan pada anak
19. Saya memberikan makan yang
nilai gizinya baik meskipun
saya tidak menyukainya
20 . Saya memberikan susu atau
makanan selingan kepada anak
dekat dengan waktu makan
utama

Anda mungkin juga menyukai