Anda di halaman 1dari 11

ARGIPA. 2018. Vol. 3, No.

2: 80-90
Available online: https://journal.uhamka.ac.id/index.php/argipa
p-ISSN 2502-2938; e-ISSN 2579-888X

KEPATUHAN MENGONSUMSI TABLET FE BERHUBUNGAN


DENGAN STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL
Compliance of iron tablets consumption related to anemia status in pregnant women

Fiqriah Ayu Awalamaroh*, Leni Sri Rahayu, dan Indah Yuliana


Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
*email korespondensi: fiqriahayu@gmail.com

ABSTRAK
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang juga berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi timbulnya
anemia ibu hamil, antara lain sosial ekonomi, pengetahuan, frekuensi pemeriksaan
kehamilan, umur ibu, jarak kehamilan, paritas, penyakit infeksi, kurang konsumsi zat besi,
folat, vitamin B12, perdarahan kronis, status gizi, pola makan, kepatuhan mengonsumsi tablet
Fe, gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh, dan umur kehamilan. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan sumber Fe, kepatuhan
mengonsumsi tablet Fe, dan pengetahuan tentang anemia dengan status anemia pada ibu
hamil. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 51 ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 36 minggu. Analisis data penelitian ini
menggunakan Fisher’s Exact. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara kepatuhan mengonsumsi tablet Fe (p=0,000) dengan status anemia pada
ibu hamil usia kehamilan ≥ 36 minggu. Adapun konsumsi makanan sumber Fe (p > 0,05) dan
pengetahuan tentang anemia (p > 0,058) tidak berhubungan bermakna dengan status anemia
pada ibu hamil usia kehamilan ≥ 36 minggu. Dengan demikian, tingkat kepatuhan konsumsi
tablet Fe perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Ibu hamil masih perlu diberikan edukasi
mengenai anemia, dampak dan makanan sumber Fe yang sebaiknya dikonsumsi selama
masa kehamilan agar tingkat pengetahuan dapat meningkat.
Kata Kunci: Anemia, Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Fe, Pengetahuan, Ibu Hamil

ABSTRACT
Anemia in pregnancy is one of the national problems that reflects the value of the socio-
economic welfare of the community which also influences the quality of human resources. Factors that
can influence the emergence of anemia among pregnant women include socioeconomic, knowledge,
frequency of antenatal care visits, maternal age, distance of pregnancy, parity, infectious diseases, lack
of consumption of iron, folic acid, vitamin B12, chronic bleeding, nutritional status, diet, compliance to
consume Fe tablets, impaired absorption of iron in the body, and gestational age. The purpose of this
study was to determine the association of food sources of Fe consumption, compliance to consume Fe
Tablets and knowledge about anemia with anemia status in pregnant women. This research used cross
sectional design. The number of samples in this study were 51 pregnant women with gestational age ≥
36 weeks. Analysis of this research data used Fisher’s Exact. The results of statistical tests showed that
there was a significant relationship between compliance to consume Fe tablet adherence to taking Fe
tablets (p=0,000) and anemia status in pregnant women gestational age ≥ 36 weeks. Meanwhile, the

80
consumption of Fe (p > 0,05) and knowledge about anemia (p > 0,05) had no significant relationship
with anemia status in pregnant women ≥ 36 weeks. Thus, the level of compliance with Fe tablet
consumption needs to be maintained and improved. Pregnant women still need to be educated about
anemia, the effects and food sources of Fe that should be consumed during pregnancy, so that the level
of knowledge can increase.
Keywords: Anemia, Compliance of Iron Tablet Consumption, Knowledge, Pregnant Women

PENDAHULUAN banyak masalah anemia pada ibu


hamil dari 44 puskesmas yang ada di
Anemia pada ibu hamil disebut
Kabupaten Bekasi (Marry, 2017). Data
sebagai potensial yang membahaya-
Puskesmas Cikarang Kabupaten
kan bagi ibu dan anak. Masalah
Bekasi pada tahun 2016 menunjukkan
anemia pada ibu hamil memerlukan
bahwa prevalensi anemia di
perhatian serius dari semua pihak
Puskesmas Cikarang sebesar 37,3%
yang terkait dalam pelayanan
dengan jumlah keseluruhan ibu hamil
kesehatan (Manuaba, 2010). Kekurang-
sebanyak 472 ibu hamil. Meskipun
an zat besi pada wanita hamil
prevalensi anemia ibu hamil di
merupakan penyebab kejadian
Kabupaten Bekasi masih lebih rendah
morbiditas dan mortalitas ibu pada
dari prevalensi nasional, akan tetapi
waktu hamil dan pada waktu
prevalensi anemia ibu hamil di
melahirkan atau nifas sebagai akibat
Puskesmas Cikarang lebih tinggi dari
komplikasi kehamilan.
prevalensi nasional. Sebagai upaya
Risiko seorang wanita mening-
program pemerintah untuk mengatasi
gal akibat anemia yakni sekitar 23 kali
anemia ibu hamil sebaiknya cakupan
lebih tinggi di negara berkembang
pendistribusian tablet Fe mencapai
dibandingkan dengan wanita yang
target.
tinggal di negara maju (WHO, 2014).
Secara nasional, cakupan ibu
Di Indonesia, kejadian kematian ibu
hamil yang mendapatkan tablet Fe
banyak berasal dari provinsi Sumatera
tahun 2015 sebesar 85,1%, di Jawa
Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Barat sebesar 95,5% (Kemenkes RI,
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
2016). Cakupan yang mendapatkan
Selatan. Rata-rata nasional ibu hamil
tablet Fe tahun 2016 di Kabupaten
menderita anemia sebesar 37,1%
Bekasi yaitu sebesar 87% (Marry,
(Kemenkes RI, 2015). Di provinsi Jawa
2017). Walaupun persentase di
Barat, prevalensi anemia ibu hamil
Kabupaten Bekasi lebih tinggi dari
yaitu sebesar 13,5% (Dinkes Provinsi
rata-rata nasional, namun data
Jabar, 2012).
tersebut belum mencapai target
Prevalensi anemia ibu hamil di
program tahun 2014, sebesar 95%.
Kabupaten Bekasi tahun 2016
Anemia terjadi karena
sebanyak 10% dari 768.324 ibu hamil
konsentrasi hemoglobin menurun,
dan Puskesmas Cikarang yang paling
terutama pada usia kehamilan ≥ 36

81
minggu. Pada masa ini kebutuhan zat ibu yang tidak hamil dan salah satu
besi meningkat sehingga janin dapat untuk memenuhi kebutuhan zat besi
menimbun cadangan besi untuk dapat melalui makanan. Wulandari
dirinya sendiri sebagai persediaan (2010), menunjukkan bahwa dari 71
bulan pertama sesudah lahir. Anemia responden sebanyak 19 (27%) ibu
pada usia kehamilan ≥ 36 minggu juga hamil trimester III mengalami anemia
akan menyebabkan ibu kesulitan saat karena pola konsumsi makan yang
bersalin, seperti rahim tidak masih rendah terutama konsumsi
berkontraksi dengan baik dan cepat makan sumber Fe.
lelah mengedan. Begitu pun ketika Sumber Fe selain dari makanan,
selesai persalinan, rahim ibu juga akan dari suplemen juga sangat penting
sulit berkontraksi untuk kembali ke untuk pemenuhan kebutuhan zat besi
ukuran normal (Sinsin, 2008). ibu hamil agar terhindar dari anemia.
Faktor-faktor yang dapat Yanti, et al., (2015) menyebutkan
memengaruhi timbulnya anemia ibu bahwa subjek yang memiliki perilaku
hamil antara lain: sosial ekonomi, patuh dalam mengonsumsi tablet Fe
pengetahuan, frekuensi pemeriksaan dan mengalami anemia kehamilan
kehamilan (Nurhidayati, 2013), umur sebanyak 43 orang (58,1%) dari 168
ibu, jarak kehamilan, paritas, penyakit orang dan yang tidak patuh
infeksi (Yanti, et al., 2015), kurang mengonsumsi tablet dan mengalami
konsumsi zat besi, folat, vitamin B 12, anemia kehamilan sebanyak 77 orang
perdarahan kronis (Laksmi, 2008), (81,9%) dari 168 orang.
status gizi, pola makan, kepatuhan Pemerintah Indonesia telah
mengonsumsi tablet Fe, gangguan mengambil langkah-langkah untuk
penyerapan zat besi dalam tubuh, mengatasi masalah anemia. Strategi
umur kehamilan (Wibisono, et al., yang telah dilaksanakan pemerintah
2009). berupa promosi makanan kaya zat
Ibu hamil dengan pengetahuan besi, pencegahan kecacingan, dan
tentang anemia yang baik diharapkan penyediaan tablet Fe telah
bisa lebih mencegah atau melindungi menunjukkan adanya penurunan
dirinya dari anemia. Asyirah (2012) masalah anemia, namun prevalensi
menunjukkan adanya hubungan anemia masih cukup tinggi (Marry,
antara pengetahuan ibu tentang 2015). Selain itu, masih tingginya
anemia dengan status anemia. angka anemia pada ibu hamil di
Pola makan juga berhubungan Puskesmas Cikarang, Kabupaten
dengan status anemia. Pola makan Bekasi juga menjadi alasan penelitian
yang dimaksud adalah konsumsi ini dilaksanakan.
makanan sumber Fe, karena
kebutuhan zat besi pada ibu hamil METODE
berlipat ganda dibandingkan dengan Subjek dalam penelitian ini
adalah ibu hamil dengan usia

82
kehamilan ≥ 36 minggu yang Metode analisis univariat untuk
berjumlah 51 ibu hamil. Penelitian melihat distribusi frekuensi dari
dilaksanakan pada bulan Juli 2017 masing-masing variabel dan bivariat
dilakukan di Puskesmas Cikarang, untuk menganalisis hubungan dengan
Bekasi. Desain penelitian yang menggunakan Fisher’s Exact.
digunakan adalah cross-sectional.
Teknik pengambilan sampel HASIL
menggunakan purposive sampling, Data pada Tabel 1 menunjukkan
yakni sampel yang diteliti dipilih sebagian besar ibu hamil (72,5%) tidak
berdasarkan kriteria inklusi. Data anemia. Berdasarkan kriteria penilaian
primer yang diambil yaitu data tingkat keparahan kesehatan
pengetahuan tentang anemia, data masyarakat terhadap anemia, hasil
umum ibu hamil dan Puskesmas penelitian ini menunjukkan bahwa
Cikarang, data kepatuhan terdapat subjek yang mengalami
mengonsumsi tablet Fe, data konsumsi anemia (27,5%) tingkat keparahan
makanan sumber Fe. anemia yang dialami subjek adalah
Pengukuran status anemia pada pada tingkat yang sedang.
ibu hamil dikatakan anemia bila kadar Sebagian besar ibu hamil
hemoglobin < 11 gram/dl dan tidak (68,6%) jarang mengonsumsi makanan
anemia bila kadar hemoglobin ≥ 11 sumber Fe. Sebagian besar ibu hamil
gram/dl (Depkes RI, 2008). (64,5%) patuh mengonsumsi tablet Fe.
Pengukuran pengetahuan tentang Selain itu, sebagian besar ibu hamil
anemia dikatakan rendah bila hasilnya (92,2%) memiliki pengetahuan tentang
< 60% dan baik bila hasilnya ≥ 60%. anemia pada kategori baik.
Pengukuran konsumsi makanan Status Anemia Berdasarkan
sumber Fe dilihat dari hasil formulir Konsumsi Makanan Sumber Fe
FFQ. Frekuensi makanan sumber Fe Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe,
dikategorikan menjadi sering dan dan Pengetahuan tentang Anemia
jarang. Jika nilainya kurang dari rata- Proporsi ibu hamil yang
rata maka termasuk kategori frekuensi mengalami anemia (Tabel 2)
konsumsi jarang, sedangkan jika ditemukan lebih banyak yang jarang
nilainya lebih dari sama dengan rata- mengonsumsi makanan sumber Fe
rata maka termasuk kategori frekuensi (31,4%) dibandingkan yang sering
konsumsi sering. Pengukuran mengonsumsi makanan sumber Fe
kepatuhan mengonsumsi tablet Fe (18,8%). Hasil uji statistik chi-square
dikatakan tidak patuh bila menunjukkan bahwa tidak ada
mengonsumsi < 90 tablet selama hubungan yang bermakna antara
kehamilan dan patuh bila ≥ 90 tablet konsumsi makanan sumber Fe dengan
selama kehamilan (Depkes RI, 2008). status anemia (p > 0,05).

83
Tabel 1.
Status anemia, konsumsi makanan sumber Fe, kepatuhan konsumsi tablet Fe,
dan pengetahuan tentang anemia
Variabel n %
Status Anemia
Anemia 14 27,5
Tidak Anemia 37 72,5
Konsumsi Makanan Sumber Fe
Jarang 35 68,6
Sering 16 31,4
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Tidak Patuh 18 35,3
Patuh 33 64,7
Pengetahuan Tentang Anemia
Rendah 4 7,8
Baik 47 92,2

Hasil analisis Tabel 2 Proporsi ibu hamil yang


menunjukkan bahwa proporsi ibu mengalami anemia ditemukan lebih
hamil yang mengalami anemia banyak yang berpengetahuan rendah
ditemukan lebih banyak yang tidak tentang anemia (75%) dibandingkan
patuh mengonsumsi tablet Fe (72,2%) yang berpengetahuan baik tentang
dibandingkan yang patuh anemia (23,4%). Dari hasil uji statistik
mengonsumsi tablet Fe (3,0%). Dari chi-square diperoleh p-value sebesar
hasil uji statistik chi-square diperoleh 0,058 (p-value > 0,05), hasil tersebut
hasil p-value sebesar 0,000 (p-value < menunjukkan bahwa tidak ada
0,05), hasil tersebut menunjukkan hubungan yang bermakna antara
bahwa ada hubungan yang bermakna pengetahuan tentang anemia dengan
antara kepatuhan mengonsumsi tablet status anemia.
Fe dengan status anemia.

Tabel 2.
Status anemia berdasarkan konsumsi makanan sumber Fe,
kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan tentang anemia
Status Anemia Total
Variabel Anemia Tidak Anemia P
n %
n % n %
Konsumsi Makanan Sumber Fe
Jarang 11 31,4 24 68,6 35 100
0,503
Sering 3 18,8 13 81,2 16 100
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Tidak Patuh 13 72,2 5 27,8 18 100 0,000
Patuh 1 3,0 32 97,0 33 100
Pengetahuan tentang Anemia
Rendah 3 75 1 25 4 100 0,058
Baik 11 23,4 36 76,6 47 100
*Fisher’s Exact Test

84
DISKUSI pengetahuan tentang anemia, gizi
untuk ibu hamil, tanda-tanda ibu
Sebagian besar ibu hamil jarang
hamil berisiko. Program tersebut
mengonsumsi makanan sumber Fe
dapat berdampak juga terhadap
dikarenakan beberapa kepercayaan
kepatuhan ibu hamil dalam
budaya yang menghambat ibu hamil
mengonsumsi tablet Fe.
tidak mengonsumsi makanan sumber
Sebagian besar ibu hamil
Fe yang mengakibatkan ibu hamil
(92,2%) pengetahuan tentang anemia-
menjadi defisiensi mikronutrien,
nya baik. Sejalan dengan penelitian
padahal bahan makanan tersebut
Sugiarsih dan Wariyah (2013)
tersedia di daerahnya. Contohnya
sebanyak 57,7% dari 97 ibu hamil
adalah kepercayaan bahwa ibu hamil
memiliki tingkat pengetahuan yang
tidak boleh mengonsumsi ikan dengan
tinggi. Berdasarkan penelitian tersebut
asumsi kelak anaknya lahir akan
diketahui bahwa sebagian besar ibu
mempunyai kulit tidak mulus.
hamil berpengetahuan baik, yaitu ibu
Kepercayaan atau hambatan-
hamil yang mengetahui tentang
hambatan tersebut yang menyebabkan
tingkatan anemia, risiko atau bahaya
ibu hamil mengonsumsi makanan
anemia pada ibu hamil, penyebab
sumber Fe yang tidak beragam,
anemia, pencegahan anemia, contoh
adapun jenis pangan yang sering
makanan sumber Fe, manfaat tablet
dikonsumsi ibu hamil yaitu bayam,
Fe, dan anjuran cara mengonsumsi
tahu, kacang hijau, tempe, kacang
tablet Fe.
kedelai, kacang tanah, oncom, buah
Anemia gizi dipengaruhi oleh
salak, buah pepaya, daging ayam,
beberapa faktor, di antaranya jumlah
telur ayam, tongkol, teri, susu ibu
zat besi dalam makanan tidak cukup,
hamil dan susu instan (seperti susu
penyerapan zat besi rendah,
kental manis dan susu kemasan).
kebutuhan meningkat, kekurangan
Tingkat pengetahuan ibu yang
darah, pola makan tidak baik, status
tinggi dapat membentuk sikap positif
sosial ekonomi, penyakit infeksi,
terhadap kepatuhan dalam
pengetahuan yang rendah tentang zat
mengonsumsi tablet Fe, tanpa adanya
besi (Puji, et al., 2010). Sejalan dengan
pengetahuan tentang mengonsumsi
penelitian Indahswari, et al., (2013)
tablet Fe, maka ibu sulit menanamkan
bahwa tidak ada hubungan yang
kebiasaan patuh dalam mengonsumsi
signifikan antara frekuensi konsumsi
tablet Fe. Hal tersebut sejalan dengan
sumber zat besi dengan kejadian
program yang tersedia di Puskesmas
anemia pada wanita prakonsepsi di
Cikarang. Puskesmas Cikarang rutin
kota Makassar yaitu dengan diperoleh
melakukan penyuluhan untuk ibu
nilai p = 0,26.
hamil dan kelas ibu yang biasanya
Pada penelitian ini tidak ada
membahas segala hal tentang ibu
hubungan yang bermakna karena
hamil seperti memberikan

85
banyak ibu hamil yang mengonsumsi diperlukan dalam pembentukan sel
sumber Fe bukan berasal dari sumber darah merah. Folat dibutuhkan untuk
heme sehingga kurang bisa pembentukan sel darah merah dan sel
mendukung keberadaan zat besi darah putih dalam sumsum tulang
dalam tubuh. Ibu hamil anemia dan untuk pendewasaannya folat
maupun tidak anemia pada penelitian berperan sebagai pembawa karbon
ini mengonsumsi pangan sumber besi tunggal dalam pembentukan hem.
heme dalam frekuensi yang lebih Vitamin C juga sangat membantu
rendah jika dibandingkan dengan penyerapan zat besi nonheme. Oleh
frekuensi konsumsi pangan sumber karena itu, sangat dianjurkan untuk
besi nonheme. Sebagaimana diketahui mengonsumsi makanan yang
bahwa besi heme lebih mudah diserap mengandung vitamin C. Asam fitat
oleh tubuh daripada besi nonheme. dan faktor lain di dalam serat serealia
Ketidakcukupan Fe dalam makanan serta asam oksalat di dalam sayuran
terjadi karena pola konsumsi makan dapat menghambat penyerapan zat
masyarakat Indonesia masih besi. Faktor-faktor ini mengikat besi
didominasi sayuran sebagai sumber sehingga mempersulit penyerapan.
zat besi yang sulit diserap, sedangkan Vitamin C dalam jumlah yang cukup
daging dan bahan pangan hewani dapat melawan sebagian pengaruh
sebagai sumber zat besi yang baik faktor-faktor yang menghambat
jarang dikonsumsi terutama oleh penyerapan zat besi.
masyarakat pedesaan (Almatsier, Tanin yang terdapat di dalam
2010). teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran
Pada hasil penelitian ini tidak serta buah-buahan juga dapat
terdapat hubungan yang bermakna menghambat penyerapan zat besi
juga karena yang diteliti hanya Fe dengan cara mengikatnya, maka
tidak sampai meneliti komponen zat sebaiknya tidak minum teh atau kopi
gizi lain pembentuk kadar hemoglobin pada waktu makan (Depkes RI, 2008).
dan yang dapat membantu proses Tanpa gizi dan hormon tersebut,
penyerapan zat besi. Berdasarkan teori pembentukan sel darah merah akan
yang dikemukan oleh Almatsier (2010) berjalan lambat. Kekurangan dalam
bahwa besi dan protein merupakan salah satunya juga dapat
unsur utama dalam pembentuk Hb. menyebabkan anemia karena
Selain protein dan zat besi, vitamin kurangnya produksi sel darah merah
B12, asam folat, vitamin C, riboflavin, (Proverawati, 2011).
sianokobalamin, piridoksin, asam Saat kehamilan, zat besi yang
askorbat, tembaga dan keseimbangan dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
hormon terutama eritropoietin dibandingkan saat tidak hamil. Proses
(hormon yang merangsang hemodilusi yang terjadi pada ibu
pembentukan sel darah merah) juga hamil sejak kehamilan 10 minggu dan

86
mencapai puncaknya pada kehamilan sejalan dengan penelitian yang
32–36 minggu, akan meningkatkan dilakukan Litasari, et al. (2014) bahwa
kebutuhan gizi ibu dan janin serta jika terdapat hubungan antara kepatuhan
kurang asupan zat besi dapat mengonsumsi tablet Fe dengan kadar
mengakibatkan kadar Hb ibu hamil hemoglobin. Pada penelitian yang
menurun (Winkjosastro, 2007). Zat dilakukan oleh Norfai (2017) pada ibu
besi bagi wanita hamil dibutuhkan hamil dengan anemia menyatakan
untuk memenuhi kehilangan basal, bahwa ada hubungan yang signifikan
juga untuk pembentukan sel-sel darah antara kepatuhan mengonsumsi tablet
merah yang semakin banyak serta Fe dengan kejadian anemia yaitu
janin dan plasentanya. Seiring dengan dengan nilai p = 0,001.
bertambahnya umur kehamilan, zat Ibu hamil yang patuh
besi yang dibutuhkan semakin mengonsumsi tablet Fe memiliki risiko
banyak, dengan demikian risiko kejadian anemia lebih rendah
anemia zat besi semakin besar. Untuk dibandingkan ibu hamil yang tidak
mencegah kejadian tersebut, maka patuh dalam mengonsumsi tablet Fe.
kebutuhan akan tablet besi harus Fe sebagai salah satu zat gizi
dipenuhi (Surgiarsih dan Wariyah, pembentuk hemoglobin, maka
2013). semakin patuh ibu hamil dalam
Salah satu upaya yang mengonsumsi tablet Fe maka semakin
dilakukan untuk mengatasi tingginya tinggi kadar hemoglobin ibu hamil.
prevalensi ibu hamil yang menderita Ibu hamil sangat memerlukan
anemia gizi adalah suplementasi tablet konsumsi tablet Fe karena tablet Fe
besi pada ibu hamil sebanyak 1 tablet adalah tablet tambah darah untuk
setiap hari berturut-turut minimal 90 menanggulangi anemia gizi besi yang
tablet selama masa kehamilan. Namun diberikan kepada ibu hamil. Zat besi
ada masalah yang dihadapi dalam tidak hanya dibutuhkan oleh ibu
suplementasi tablet besi yaitu ibu hamil saja tetapi juga untuk janin yang
hamil sukar untuk mengonsumsinya ada di dalam kandungannya
setiap hari dengan alasan lupa, ‘eneg’, (Manuaba, 2010).
dan sebagainya. Agar penyerapan besi Kurangnya pengetahuan ibu
menjadi maksimal dianjurkan minum terhadap anemia akan memengaruhi
zat besi dengan air minum yang sudah ibu dalam mengonsumsi makanan
dimasak dan vitamin C, serta yang banyak mengandung zat besi
mengurangi konsumsi makanan yang dan dalam mengolah makanan yang
dapat menghambat penyerapan zat benar sehingga mengakibatkan
besi, seperti konsumsi teh saat minum asupan makanan yang mengandung
tablet besi (Winkjosastro, 2007). zat besi tidak adekuat. Dalam hal ini,
Hubungan kepatuhan konsumsi zat besi sangat berpengaruh sekali
tablet Fe dengan kondisi anemia

87
dalam kejadian anemia (Tarwoto dan tentang anemia. namun jika mereka
Wasnidar, 2007). terbiasa mengonsumsi makanan yang
Hasil statistik menunjukkan mengandung zat besi, anemia tidak
tidak ada hubungan yang bermakna terjadi. Sebaliknya, ibu hamil yang
antara pengetahuan tentang anemia memiliki pengetahuan baik tentang
dengan status anemia. Hal ini sejalan anemia, tetapi malas untuk
dengan penelitian yang dilakukan mengaplikasikan pengetahuan yang
Sugiarsih dan Wariyah (2013) yang dimilikinya sehingga tidak patuh
menunjukkan bahwa tidak dalam mengonsumsi tablet Fe dan
mempunyai hubungan yang bermakna jarang mengonsumsi makanan sumber
antara tingkat pengetahuan tentang Fe, maka anemia dapat terjadi.
anemia dengan kadar hemoglobin
pada ibu hamil yaitu dengan SIMPULAN
diperoleh nilai p = 0,09. Tidak ada hubungan yang
Hasil penelitian ini tidak sejalan bermakna antara konsumsi makanan
dengan teori yang dikemukakan oleh sumber Fe dan pengetahuan tentang
Notoatmodjo (2010), pengetahuan anemia dengan status anemia pada
merupakan suatu hal yang sangat ibu hamil usia kehamilan ≥ 36 minggu.
penting untuk terbentuknya perilaku Ada hubungan yang bermakna antara
dan tindakan seseorang, semakin baik kepatuhan mengonsumsi tablet Fe
pengetahuan masyarakat, maka dengan status anemia pada ibu hamil
semakin mudah mengubah usia kehamilan ≥ 36 minggu. Oleh
perilakunya ke arah yang lebih baik. karena itu, lebih dioptimalkan edukasi
Kurangnya pengetahuan ibu terhadap terkait pentingnya mengonsumsi
anemia akan memengaruhi ibu dalam makanan sumber Fe dan tablet Fe
mengonsumsi makanan yang banyak untuk mencegah anemia.
mengandung zat besi dan dalam
DAFTAR RUJUKAN
mengolah makanan yang benar
sehingga mengakibatkan asupan Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu
makanan yang mengandung zat besi Gizi (Cetakan ke-9). Jakarta: PT
tidak adekuat. Dalam hal ini, zat besi Gramedia Pustaka Utama.
sangat berpengaruh sekali dalam Asyirah, S. (2012). Faktor-faktor yang
kejadian anemia (Tarwoto dan berhubungan dengan anemia pada
Wasnidar, 2007). ibu hamil di wilayah kerja
Namun pengetahuan bukanlah Puskesmas Bajeng Kecamatan
satu-satunya faktor yang bisa Bajeng Kabupaten Gowa tahun
memengaruhi serta bukan faktor 2012. Skripsi. Depok. Universitas
langsung terjadinya anemia pada ibu Indonesia.
hamil, sebab meskipun ibu hamil Departemen Kesehatan Republik
memiliki pengetahuan yang kurang Indonesia Direktorat Gizi
Masyarakat dan Jendral Bina

88
Kesehatan Masyarakat. (2008). Marry. (2015). Wawancara Millenium
Program Penanggulangan Anemia Challenge Account-Indonesia.
Gizi pada Wanita Usia Subur. (2017, April 04). Pedoman Program
Jakarta: Depkes RI. Pemberian dan Pemantauan Mutu
Dinas Kesehatan Provinsi Jabar. Profil Tablet Tambah Darah untuk Ibu
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun Hamil. Jakarta: MCA-Indonesia.
2012. April 03, 2017. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
http://www.diskes.jabarprov.go.i Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
d/application/modules/pages/fil Norfai. (2017). Hubungan konsumsi
es/CETAK_PROFIL_KESEHATA tablet besi (Fe) dan pengetahuan
N_REVISI_11.pdf. dengan kejadian anemia pada ibu
Indahswari, L., Thaha, AR., dan Syam, hamil di wilayah kerja Puskesmas
A. (2013). Hubungan pola konsumsi Alalak Tengah Kota Banjarmasin.
dengan kejadian anemia pada wanita An-Nadaa, 4(1): 16-20.
prakonsepsi di Kecamatan Ujung Nurhidayati, RD. (2013). Analisis
Tanah dan Kecamatan Biringkanaya Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Kota Makassar. Fakultas Kesehatan pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Masyarakat Program Studi Ilmu Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Gizi-Universitas Hasanuddin: Sukoharjo. April 04, 2017. Fakultas
Jurnal Penelitian. Ilmu Kesehatan-UMS. http://e-
Kementerian Kesehatan RI. (2015). journal.upp.ac.id/index.php/akbd
Profil Kesehatan Indonesia Tahun /article/view/1410/1133
2014. Jakarta: Kemenkes RI. Proverawati, A. (2011). Anemia dan
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Anemia Kehamilan. Yogyakarta:
Profil Kesehatan Indonesia Tahun Nuha Medika.
2015. Jakarta: Kemenkes RI. Puji, Esse, A., Satriani., Sri., Nadimin.,
Laksmi, PW. (2008). Penyakit-penyakit Fadliyah., dan Fathiyatul. (2010).
Kehamilan: Peran Seorang Internis. Hubungan pengetahuan ibu dan
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu pola konsumsi dengan kejadian
Penyakit Dalam Fakultas anemia gizi pada ibu hamil di
Kedokteran UI. Puskesmas Kassi-kassi. Jurmal
Litasari, D., Sartono, A. & Mufnaetty. Media Gizi Pangan, 10(2): 50-54.
(2014). Kepatuhan minum tablet Sinsin, I. (2008). Seri Kesehatan Ibu dan
zat besi dengan peningkatan kadar Anak Masa Kehamilan dan
HB ibu hamil di Puskesmas Persalinan. Jakarta: Alex Media.
Purwoyoso Semarang. Jurnal Gizi Sugiarsih, U. dan Wariyah. (2013).
Universitas Muhammadiyah Hubungan tingkat sosial ekonomi
Semarang, 3(2): 25-33. dengan kadar hemoglobin. Jurnal
Manuaba, C. (2010). Ilmu Kebidanan, Kesehatan Reproduksi, 4(2): 73-79.
Penyakit Kandungan dan KB Edisi 2.
Jakarta: EGC.

89
Tarwoto dan Wasnidar. (2007). Buku zat besi, enhancer, dan inhibitor,
Saku Anemia pada Ibu Hamil. serta mengonsumsi tablet tambah
Jakarta: Trans Info Media. darah dengan kejadian anemia
Wibisono, H., Ayu, B., dan Febry, K. pada ibu hamil trimester III.
(2009). Solusi Sehat Seputar Skripsi. Jember. Universitas
Kehamilan. Jakarta: PT Agromedia Jember.
Pustaka. Yanti, MAD., Sulistianingsih, A., dan
Winkjosastro, H. (2007). Ilmu Keisnawati. (2015). Faktor-faktor
Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan terjadinya anemia pada ibu
Bina Pustaka. primigravida di wilayah kerja
World Health Organization (WHO). Puskesmas Pringsewu Lampung.
(2014). Maternal Mortality. Jurnal Keperawatan, 6(2): 79-87.
Wulandari, IN. (2010). Hubungan
antara konsumsi makanan sumber

90

Anda mungkin juga menyukai