Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVAS PEMBERIAN JUS BUAH NAGA DAN JUS BUAH JERUK

TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN

IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS

KEDUNGMUNDU SEMARANG

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Terapan Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada

Semarang

Disusun Oleh :

ERENT NOTIANA SANTY


NIM : 1604069

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menyebutkan pada tahun 2015 sekitar

500 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada

saat proses kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan dan akhirnya

menyebabkan anemia. Penyebab utama terjadinya kematian ibu antara lain yaitu

perdarahan, hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung. Menurut Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 angka kematian ibu

(AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka

ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu

sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup[1]. Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi

Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 421 kasus, mengalami penurunan

dibandingkan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2017 yang sebanyak 475

kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga

mengalami penurunan dari 88,05 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017

menjadi 78,60 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018 kasus[2].

Anemia pada ibu hamil didefinisakan suatu kondisi ketika ibu memiliki

kadar hemoglobin 7-10,5 gr/dL[3]. Anemia pada ibu hamil terjadi karena

rendahnya kadar hemoglobin pada darah yang berarti juga bahwa hanya ada
sedikit darah merah yang beredar. Padahal sel darah merah dengan kadar

hemoglobin di dalamanya bertugas mentranfer oksigen di dalam tubuh.

Hemoglobin yaitu protein yang membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh.

Ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah atau jumlah hemoglobin

dalam darah rendah maka tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen sesuai

kebutuhannya sehingga orang tersebut akan merasa lelah atau menderita gejala

lainnya[4]. Penyebab terjadinya anemia akibat faktor gizi dan non gizi. Faktor gizi

terkait dengan defisiensi protein, vitamin dan mineral sedangkan faktor non gizi

terkait penyakit infeksi. Sebagian besar anemia adalah anemia defiseinsi zat besi

(FE) yang dapat disebabkan oleh konsumsi zat besi yang kurang dari makanan[5].

Anemia defisiensi merupakan nutrisi yang paling sering ditemukan di negara

maju maupun negara berkembang. Resikonya meningkat pada kehamilan dan

berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan

pertumbuhan janin yang cepat. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat

pengalihan besi maternal ke janin[6]. Faktor utama penyebab anemia adalah

kurangnya zat besi di dalam makanan sehari-hari. Kehamilan berulang atau jarak

kehamilan yang terlalu dekat. Karena kehamilan kembali dalam jarak dekat akan

mengambil cadangan zat besi dalam tubuh ibu yang jumlahnya belum kembali ke

kadar normal[7]. Sedangkan beberapa faktor lain yang menyebabkan anemia

adalah kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan

absorpsi di usus, perdarahan akut maupun kronis, meningkatkan kebutuhan zat

besi pada wanita hamil[8].


Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko mengalami keguguran, bayi lahir

sebelum waktunya, berat badan bayi lahir rendah, ketuban pecah dini, kematian

intauteri, cacat bawaan, serta perdarahan sebelum dan setelah melahirkan. Pada

ibu hamil yang mengalami anemia sedang dan berat perdarahan dapat menjadi

lebih parah sehingga beresiko terhadap kematian ibu dan bayi[9]. Dampak terhadap

anak yang dilahirkan oleh ibu yang anemia menyebabkan bayi lahir dengan

persediaan zat besi yang sangat sedikit didalam tubuhnya sehingga beresiko

mengalami anemia pada usia dini yang dapat mengakibatkan gangguan atau

hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak[10]. Penanganan ibu hamil

dengan anemia defisiensi besi adalah pemberian suplemen besi sebesar 60-120

mg. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua ibu hamil selama trimester

kedua dan ketiga untuk mencegah terjadinya anemia. Untuk memenuhi

kekurangan zat besi selama kehamilan maka ibu harus meningkatkan konsumsi

zat besi 40-50 mg/hari yang dapat dikonsumsi ibu dari makanan sehari-hari [11].

Salah satu program KIA oleh pemerintah antenatal care (ANC). Terdapat 14 T

dalam pemeriksaan ANC yang salah satunya adalah pemberian tablet besi (Fe)

minimal 90 tablet selama kehamilan yang merupakan pencegahan dan

penanggulangan anemia. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua ibu hamil

yang mendapatkannya dan meminumnya secara rutin[12].

Mengatasi anemia pada ibu hamil biasanya dilakukan dengan 2 cara yaitu

secara farmakologi dan non farmakologi. Cara farmakologi yaitu dengan

pemberian 60 mg tablet Fe dan 50 nanogram asam folat selama kehamilan.


Adapun cara non farmakologi pengobatan anemia dan pencegahannya salah satu

diantaranya adalah dengan cara mengkonsumsi buah naga dan buah jeruk.

Rendahnya masukan zat besi dalam makanan, salah satu makanan yang

mengandung zat besi adalah buah naga. Buah naga juga mengandung nutrisi

lengkap yang dibutuhkan tubuh, dimana kandungan protein, zat besi untuk

menambah darah,vitamin A, vitamin B2 (menambah nafsu makan), dan vitamin C

yang terdapat dalam buah naga berperan dalam metabolisme tubuh sehingga

dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Vitamin A dan anemia terjadi

melalui beberapa kemungkinan ,yaitu regulasi eritropoiesis, mobilisasi besi dari

cadangan ke sirkulasi transferin, meningkatkan resistensi tubuh dari infeksi, dan

meningkatkan penyerapan zat besi di dalam usus. Sedangkan defisiensi vitamin

B2 (Riboflavin) menyebabkan anemia karena gangguan penyerapan dan

mobilisasi zat besi. Vitamin C berperan pada penyerapan zat besi dengan

mereduksi ferri menjadi ferro dalam usus halus sehingga mudah di absorpsi.

Vitamin C juga meningkatkan penyerapan zat besi dari pangan nabati (non-heme).

Pengaruh pemberian buah naga telah diteliti sebelumnya oleh Arifin, et al. (2012),

yaitu pengaruh pemberian jus buah naga (Hylocereus undatus) terhadap jumlah

hemoglobin, eritrosit dan hematokrit pada mencit putih betina, dimana hasilnya

menunjukan bahwa buah naga dapat meningkatkan hemoglobin mencit betina[13].

Rendahnya tingkat penyerapan zat besi disebabkan oleh komposisi menu

makanan masyarakat yang banyak mengandung faktor-faktor yang dapat


menghambat penyerapan zat besi. Faktor yang dapat meningkatkan penyerapan

zat besi (enhancer factor) seperti vitamin C dan protein hewani hanya sedikit

proporsinya untuk dikonsumsi didalam menu sehari hari [14]. Buah jeruk

mengandung mengandung tinggi vitamin C yang membantu penyerapan zat besi

hingga 30%. Ketika kebutuhan zat besi yang besar maka vitamin C sangat

dibutuhkan untuk membantu proses penyerapan zat besi. Asam organic seperti

asam askorbat (vitamin C) dapat membantu penyerapan besi dengan cara

mereduksi feri menjadi fero yang mudah diserap 3-6 kali[15].

Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di Kota

Semarang pada tahun 2018 sebanyak 19 kasus dari 25.074 kelahiran hidup atau

sekitar 75,77 per 100.000 KH. Angka kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan

dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 88 per 100.000 KH pada tahun 2017 dan 121,5

per 100.000 KH pada tahun 2016. Jika dilihat dari jumlah kematian Ibu, juga

terdapat penurunan kasus yaitu 23 kasus pada tahun 2017 menjadi 19 kasus di

tahun 2018. Pada daerah wilayah puskesmas Kedungmundu didapatkan angka

kematian ibu (AKI) terjadi penurunan kasus pada tahun 2017 terdapat 23 kasus

dan pada 2018 terdapat 19 kasus kematian ibu. Kematian ibu tertinggi disebabkan

oleh eklamsi (37%), penyebab lainnya adalah karena perdarahan (26%), penyakit

lainnya (16%), sepsis (10%) dan lain-lain sebesar (11%). Pada tahun 2018, 37%

kematian ibu disebabkan karena eklampsi. Salah satu penyebab angka kematian

ibu (AKI) tinggi adalah perdarahan yang dapat terjadi sebelum atau sesudah
melahirkan hal ini disebabkan karena pada saat hamil ibu mengalami anemia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kedungmundu didapatkan

jumlah ibu hamil pada tahun 2019 sebanyak 10784. Data hamil yang mengalami

anemia dari bulan oktober sampai februari sebanyak 171 kasus.

Dari data diatas maka penulis ingin meneliti tentang judul “Efektivitas

pemberian jus buah naga dan jus buah jeruk terhadap peningkatan kadar

hemoglobin ibu hamil dengan anemia”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah efektivitas pemberian jus buah naga dan

jus buah jeruk terhadap peningkatan kada hemoglobin ibu hamil dengan

anemia di Puskesmas Kedungmundu Semarang”.


C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas pemberian jus buah naga dan jus buah jeruk

terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil dengan anemia di Puskemas

Kedungmundu Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester II

sebelum dan sesudah pemberian jus buah naga di Puskemas

Kedungmundu Semarang.
b. Mengetahui peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester II

sebelum dan sesudah pemberian jus buah jeruk di Puskemas

Kedungmundu Semarang.
c. Menganalisa pengaruh pemberian jus buah naga terhadap peningkatan

kadar hemoglobin ibu hamil trimester II di Puskesmas Kedungmudu

Semarang.
d. Menganalisa pengaruh pemberian jus buah jeruk terhadap peningkatan

kadar hemoglobin ibu hamil trimester II di Puskesmas Kedungmudu

Semarang.
e. Menganalisa efektifitas pemberian jus buah naga dan jus buah jeruk

terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil trimester II di

Puskesmas Kedungmundu Semarang.

D. Manfaat

1. Bagi Ibu Hamil


Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi

ibu hamil tentang tentang pentingnya manfaat pemberian juas buah naga dan

jus buah jeruk terhadap kadar hemoglobin ibu hamil dengan anemia.

2. Manfaat Institusi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagi bahan masukan dan

wawasan untuk meningkatkan mutu pelayanan terutama dalam mengatasi ibu

hamil dengan anemia.

3. Bagi Instutusi pendidikan


Penelitian ini diharapakan dapat memberikan tambahan informasi khususnya

tentang pengaruh pemberian jus buah naga dan jus buah jeruk terhadap kadar

hemoglobin ibu hami dengan anemia.


4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatakan pengetahun dan ketrampilam

peneliti dalam hal mengatasi penurunan kadar hemoglobin ibu hamil dengan

anemia manjadi meningkat.

E. Originalitas

Peneliti/tahun Judul Metode Hasil Perbedaan


penelitain penelitian penelitian

Munidira Pengaruh Penelitian ini Nilai rata-rata Penelitian saat


usman, Arman, pemberian jus menggunakan sebelum ini : Desain :
Een buah naga metodem perlakuan 8,92 pre-test post-t
Kurnaeshh terhadap Quasi dan setelah test design
(2019) peningkatan eksperimen. perlakuan Sampel : ibu
hemoglobin 13,14. Pada hamil dengan
Desain:pre-
pada remaja penelitian ini anemia
putri yang test post-test. trimester II di
Design teknik : didapatkan
mengalami Puskesmas
purpose hasil (p-value
anemia di Kedungmundu
sig 0,204
SMAN 4 sampling. Semarang.
Pangkep sig>0,05). Teknik
Analisis data :
uji paired t- Sampling:
test Purpose
sampling
Lokasi :
wilayah
Puskesmas
Kedungmundu
Semarang.
Neila Sulung, Pemberian jus Penelitian ini Nilai rata-rata Penelitian saat
Beauty Hartini tomat dan jus menggunakan sebelum dan ini : Desain :
(2018) jeruk metode Quasi sesudah pre-test post-t
meningkatkan eksperimen. perlakuan test design
kadar pemberian jus Sampel : ibu
Desain : pre-
hemoglobin tomat 1,17 dan hamil dengan
test post-test. anemia
ibu hamil Design teknik : sebelum dan
trimester II di
dengan anemia purpose sesudah
Puskesmas
di Puskesmas perlakuan
sampling. Kedungmundu
nilam sari pemberian jus Semarang.
Analisis data :
Bukittingi jeruk 0,63. Teknik
uji
Pada penelitian Sampling:
Independent t- ini didapatkan Purpose
test hasil jus tomat sampling
(p-value sig Lokasi:
0,004 wilayah
sig>0,05) dan Puskesmas
pada jus jeruk Kedungmundu
(p-value sig Semarang.
0,001
sig>0,05)
Helmi Arifin, Pengaruh Penelitian ini Nilai rata-rata Penelitian saat
Welli Nofiza, pemberian jus menggunakan setelah ini : Desain :
Elisma, (2012) buah naga metode Quasi perlakuan pre-test post-t
hylocereus eksperimen. 12,81 gr/dL. test design
undatus (Haw.) Pada penelitian Sampel : ibu
Desain : pre-
britt & rose ini didapatkan hamil dengan
test post-test. anemia
terhadap Design teknik : hasil
trimester II di
jumlah purpose peningkatan
Puskesmas
hemoglobin, kadar
sampling. Kedungmundu
eritrosit dan hemoglobin Semarang.
Analisis data :
hematokrit dan eritrosit Teknik
uji ANOVA
pada mencit (p<0,05). Sampling:
betina. Tetapi tidak Purpose
meningkatkan sampling
hemotokrit Lokasi :
(p>0,05) wilayah
Puskesmas
Kedungmundu
Semarang.
Sunarsih, Perbedaan Penelitian ini Nilai rata-rata Penelitian saat
Soraya Putri, pemberian menggunakan sebelum ini : Desain :
Neneng Siti tablet fe metode Quasi perlakuan 9,67 pre-test post-t
Lathifah dengan jus eksperimen. gr/dL dan test design
(2019 buah jeruk dan setelah Sampel : ibu
Desain : pre-
table fe dengan perlakuan hamil dengan
test post-test. anemia
vitamin c Design teknik : 10,07 gr/dL.
trimester II di
terhadap purpose Pada penelitian
Puskesmas
kenaikan kadar ini didapatkan
sampling. Kedungmundu
hemoglobin hasil (p-value Semarang.
Analisis data :
pada ibu hamil sig 0,000 Teknik
uji
trimester II di sig<0,05). Sampling:
BPM Z Bandar Independent T-
Purpose
Test
sampling
Lokasi :
wilayah
Puskesmas
Kedungmundu
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai