Anda di halaman 1dari 17

Efektifitas Campuran Jus Semangka Dan Pisang Ambon Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Lansia Hipertensi


Di Desa Terungwetan Krian Sidoarjo

Candra Wahyuni1, Elly Chusfatin Yurida2


1
Dosen D-IV Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, IIK STRADA, Indonesia
2
Mahasiswa D-IV Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, IIK STRADA, Indonesia
Corresponding author: Elly Chusfatin Yurida (yuridaelly@gmail.com)

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit yang sering terjadi pada lansia yaitu hipertensi. Konsumsi campuran jus
semangka dan pisang ambon sebagai salah satu terapi nonfarmakologis menurunkan tekanan darah pada
lansia hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran jus semangka dan
pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi di Desa Terungwetan, Krian, Sidoarjo.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasy-eksperimental, dengan metode non equivalent control
group design. Dengan jumlah sampel 30 lansia hipertensi yang dipilih secara probability sampling
dengan pendekatan random sampling, Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi tekanan
darah. Data dianalisa dengan menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan
rata-rata tekanan darah pre test 142/91 mmHg dan post test 122/81 mmHg. Sedangkan pada kelompok
control 147/92 mmHg dan post test 149/94 mmHg. Dari hasil uji statistic didapatkan p = 0,000 < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian campuran jus semangka dan pisang ambon
terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok eksperimen. Implikasi dari penelitian ini adalah
campuran jus semangka dan pisang ambon dapat menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Penyuluhan tentang manfaat mengkonsumsi campuran jus semangka dan pisang ambon sebagai salah satu
pengobatan non farmakologis untuk menurunkan hipertensi.

Kata Kunci: Lansia, penurunan tekanan darah, campuran jus semangka dan pisang ambon
PENDAHULUAN
Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yaitu keadaan dimana
tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (DinkesJatim, 2018). Hipertensi biasanya disebabkan
oleh faktor genetik, stres, kurang berolahraga, konsumsi natrium yang berlebihan seperti pola
hidup yang tidak baik (Silalahi dan Harahap, 2018 ). Penyakit yang sering menyerang karena
faktor usia dan pola hidup yang kurang dijaga adalah hipertensi, hipertensi merupakan penyakit
yang mendapat perhatian banyak kalangan masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Namun fenomena yang terjadi saat ini masih banyak
penderita hipertensi yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi dan tidak
berobat. Begitupun dengan pengobatan secara alami dengan buah-buahan, masih rendahnya
pemanfaatan buah-buahan dalam pengobatan hipertensi di kalangan masyarakat. (Setyowati,
2017).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2015 dari 50% penderita hipertensi yang diketahui
hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately
treated cases). Menurut (Riskesdas, 2013) Penyakit utama yang terjadi pada lansia adalah
hipertensi. Kejadian hipertensi pada lansia meningkat seiring bertambahnya usia. Secara nasional
pada tahun 2013 (26,5%) menderita hipertensi, prevalensi kejadian hipertensi pada usia 55-64
tahun sebanyak (45,9%), usia 65-74 tahun (57,6%), dan usia > 75 tahun (63,8%) (Kemenkes,
2014). Di Jawa Timur sendiri jumlah lansia dengan hipertensi pada tahun 2013 prevalensi
hipertensi 40% (Dinkes, 2013). Dinas kesehatan Sidoarjo mencatat di Kecamatan Krian ada 1512
(15,76%) hipertensi pada laki-laki dan 2060 (20,23%) hipertensi pada perempuan (Profil dinas
kesehatan Sidoarjo, 2017).
Penyebab dari penyakit hipertensi sendiri yaitu aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang
menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah
yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenial, dan sistem saraf simpatis (Kholish,
2011). Lansia banyak terkena penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi karena banyak faktor
yang mempengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal, pentingnya mempertahankan
kesehatan untuk lansia ini juga memerlukan bimbingan dari keluarga. Salah satu buah-buahan
yang dapat menurunkan tekanan darah adalah semangka dan pisang ambon. Semangka
mengandung asam amino sitrulin, kalium, air, vitamin C, vitamin A (karotenoid), dan vitamin K,
sehingga semangka dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk hipertensi. Sedangkan
pisang ambon (musa paradisiaca var sapientum linn) kandungan kaliumnya yaitu 435 mg dalam
100 g pisang ambon dan 18 mg natrium, dan berat rata-rata satu pisang ambon kurang lebih 140
gr sehingga satu buah pisang ambon mengandung kalium kurang lebih 600 mg. Pada kedua buah
ini ada kandungan kalium yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam
tubuh dan mengendalikan tekanan darah (Fildani, 2013). Setelah melakukan pengamatan dan
pengambilan data Desa Terung Wetan Krian Sidoarjo diperoleh sebanyak 30 lansia mempunyai
riwayat hipertensi dengan klasifikasi tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg. Pengobatan menggunakan buah untuk mengontrol tekanan darah belum
pernah dilakukan, banyak yang belum mengetahui khasiat buah-buahan bisa untuk mengatasi
hipertensi terutama buah semangka dan buah pisang ambon yang mudah dijumpai di setiap
daerah dan harganya terjangkau.
Upaya yang dapat diberikan tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai peranan penting
untuk mencegah terjadinya hipertensi pada lansia. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan
pasien serta keluarga pasien mengenai pemberian campuran jus semangka dan pisang ambon
yang dapat mengurangi angka kejadian hipertensi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Efektifitas campuran jus semangka dan pisang
ambon terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan
Krian Sidoarjo.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain quasy experimental dengan metode non equivalent
control group design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia hipertensi dengan criteria tekanan
darah >120/>80 mmHg yaitu 32 orang. Sampel penelitian secara random sampling sejumlah 30
lansia.
Tempat dan waktu penelitian ini di Desa Terungwetan Krian Sidoarjo, pada tanggal 6 April
2020-12 April 2020.
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1 Distribus frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok control menurut
jenis kelamin pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian ,
Sidoarjo.

Kelompok
Jenis
No Perlakuan Kontrol
Kelamin
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 Laki-laki 5 33,3 5 33,3
2 Perempuan 10 66,7 10 66,7
Total 15 100 15 100
Sumber data primer tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar 10
(66,7 %) responden perempuan dari jumlah responden sebanyak 15 orang. Dan pada
kelompok kontrol sebagian besar 10 (66,7 %) responden perempuan dari jumlah responden
sebanyak 15 orang.
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
usia pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian , Sidoarjo.

Kelompok
No Usia Perlakuan Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 46-55 4 26,7 4 26,7
2 >55 11 73,3 11 73,3
Total 15 100 15 100
Sumber data primer tahun 2020
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar 11 (73,3 %)
responden berusia > 55 tahun dari jumlah responden sebanyak 15 orang. Dan pada kelompok
kontrol sebagian besar 11 (73,3 %) berusia > 55 tahun dari jumlah responden sebanyak 15
orang.
3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
tingkat pendidikan pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian,
Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Pendidikan Perlakuan Kontrol
Frekue Present Frekue Present
o
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Tidak 5 33,3 5 3
Sekolah 3,
3
2 Tamat SD 5 33,3 5 3
3,
3
3 Tamat SMP 4 26,7 4 2
6,
7
4 Tamat SMA 1 6,7 1 6,7
To 18 100 18 10
tal 0
Sumber data primer tahun 2020
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan hamper setengahnya 5
(33,3%) responden berpendidikan tidak sekolah dan SD, dari jumlah responden sebanyak
15 orang. Dan pada kelompok kontrol hamper setengahnya 5 (33,3%) responden tidak
bersekolah dan SD, dari jumlah responden sebanyak 15 orang.
4. Distribusi responden berdasarkan agama
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
agama pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian, Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Agama Perlakuan Kontrol
o
Frekue Present Frekue Present
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Islam 15 100 14 9
3,
3
2 Kristen 0 0 1
6,
7
To 15 100 15 10
tal 0
Sumber data primer tahun 2020
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan seluruhnya 15 (100)%
responden beragama Islam dari jumlah responden sebanyak 15 orang. Dan pada kelompok
kontrol hamper seluruhnya 14 (93,3%) responden beragma Islam dari jumlah responden
sebanyak 15 orang.
5. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
pekerjaan pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian, Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Pekerjaan Perlakuan Kontrol
o
Frekue Present Frekue Present
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 IRT 9 60 7 4
6,
7
2 Petani 3 20 5 3
3,
3
3 Wiraswasta 3 20 3 2
6
To 15 100 15 10
tal 0
Sumber data primer tahun 2020
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar 9 (60%)
sebagai ibu rumah tangga, dari jumlah responden sebanyak 15 orang. Dan pada kelompok
kontrol setengahnya 7 (46,7%) responden sebagai ibu rumah tangga dari jumlah responden
sebanyak 15 orang.
6. Distribusi responden berdasarkan terjadinya hipertensi
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
terjadinya hipertensi pada lansia di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian, Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Perlakuan Kontrol
o Terjadinya
hipertensi Frekue Present Frekue Present
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Remaja 1 6,7 1 6,
7
2 Mempunyai anak 3 20 3 2
0
3 Lansia 11 73,3 7 4
6,
7
4 Lainya 0 0 4 2
6,
7
Total 15 100 15 10
0
Sumber data primer tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar 11
(73,3%) menderita hipertensi sejak lansia, dari jumlah responden 15 orang. Dan pada
kelompok kontrol hampir setengahnya 7(46,7%) sejak mempunyai anak, dari jumlah
responden 15 orang.
7. Distribusi responden berdasarkan ada tidaknya anggota keluarga yang menderita
hipertensi
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
keluarga dengan hipertensi pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan
Krian, Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Perlakuan Kontrol
Keluarga
o
menderita
Frekue Present Frekue Present
hipertensi
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Ada 9 60 7 4
6,
7
2 Tidak ada 0 2 1
3,
3
3 Tidak tau 6 40 6 4
0
To 15 100 15 10
tal 0
Sumber data primer tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar
9 (60%) ada keluarga yang menderita hipertensi, dari jumlah responden sebanyak 15 orang.
Dan pada kelompok kontrol hamper setengahnya 7 (46,7%) ada keluarga yang menderita
hipertensi, dari jumlah responden sebanyak 15 orang.
9. Distribusi responden berdasarkan konsumsi makanan asin
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
konsumsi makanan asin pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan
Krian, Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Perlakuan Kontrol
o Konsumsi
makanan asin Frekue Present Frekue Present
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Sering 10 66,7 10 6
6,
7
2 Jarang 5 33,3 5 3
3,
3
To 15 100 15 10
tal 0
Sumber data primer tahun 2020
Dari tabel 4.9 menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar 10
(66,7%) sering mengkonsumsi makanan asin dari jumlah responden sebanyak 15 orang. Dan
pada kelompok kontrol sebagian besar 10 (66,7%) sering mengkonsumsi makanan asin dari
jumlah responden sebanyak 15 orang.

8. Distribusi responden berdasarkan pengobatan yang digunakan sebelum penelitian


Tabel 4.8 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
pengobatan pada lansia hipertensi di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian,
Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Pengobatan Perlakuan Kontrol
o
Frekue Present Frekue Present
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Dokter 0 0 2 13,3
2 Herbal 0 0 3 20
3 Keduanya 0 0 0 0
Tidak sama sekali 15 100 10 66,7
Total 15 100 15 100

Sumber data primer tahun 2020


Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan hampir setengahnya 15
(100%) tidak mendapat pengobatan sama sekali dari jumlah responden sebanyak 15 orang.
Dan pada kelompok kontrol sebagian besar 10 (66,7%) responden tidak mendapat
pengobatan sama sekali dari jumlah responden sebanyak 15 orang.
9. Distribusi responden berdasarkan Hasil pemerikasaan lab pemeriksaan hipertensi.
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menurut
hasil pemeriksaan lab pada lansia di Desa Terung Wetan Kecamatan Krian, Sidoarjo.
Kelomp
ok
N Perlakuan Kontrol
o Pemeriksaan lab
Frekue Present Frekue Present
nsi ase nsi ase
(f) (%) (f) (%)
1 Ada 15 100 15 1
0
0
2 Tidak ada 0 0 0 0
Total 15 100 15 10
0
Sumber data primer tahun 2020
Dari tabel 4.9 menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan seluruhnya 15 (100%)
benar-benar menderita hipertensi dengan menunjukakan hasil pemeriksaan Lab dari jumlah
responden sebanyak 15 orang. Dan pada kelompok kontrol seluruhnya 15 (100%) benar-benar
menderita hipertensi dengan menunjukakan hasil pemeriksaan Lab dari jumlah responden
sebanyak 15 orang.
B. Karakteristik Variabel
Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas kolomogorov Smirnov Test
Kolomogorov Smirnov
Tekanan darah
Test (Nilai signifikansi)
TDS pre test 0,004
TDS post test 0,031
TDD pre test 0,001
TDD post test 0,016

Uji normalitas data menggunakan Uji kolomogorov Smirnov Test. Hasil uji
normalitas data TDS pre test 0,004 , TDS post test 0,031.dan pada TDD pre test 0,001 dan
TDD post test 0,016. Pada pre test dan post test menunjukkan nilai signifikan lebih besar
dari α ( α = 0,05 ) dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal. Sehingga dalam
menganalisis data menggunakan uji parametrik yaitu dengan menggunakan UjiPaired T tes.
Tekanan darah sebelum diberikan campuran jus semangka dan pisang ambon pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Tabel 5.2 Tekanan darah responden sebelum diberikan campuran jus Semangka dan
pisang ambon pada lansia hipertensi di desa Terun wetan Krian Sidoarjo

NO Kriteria Kelompok perlakuan Kelompok Kontrol


Jumlah Persentase Jumla Presentase
h
1 Normal Tensi - -
2 Ringan(pre hipertensi) - -
3 Sedang( Ht Stage 1) 15 100 12 80
4 Berat(Ht stage 2) 3 20
Total 15 100 15 100
Sumber Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa sebelum diberikan jus semangka kepada
kelompok perlakuan seluruhnya 15 (100%) responden dengan termasuk klasifi1kasi hipertensi
stage 1. Dan pada kelompok control didapatkan bahwa sebelum diberikan campuran jus
semangka dan pisang ambon jumlah hampir seluruhnya 12 (80%) responden termasuk dalam
klasifikasi hipertensi stage 1.
Tabel 5.3 Tabel hasil statistik pre-post kelompok eksperimen pada tanggal 06 April - 12
April 2020 dengan paired t-test.

Mean P. Value
TDS Pre-TDS Post 142 / 122
0,000
TDD Pre-TDD Post 91 / 81

Rata-rata tekanan darah sisitolik pada saat pre test sebesar 142 mmHg dan pada saat post
test sebesar 122 mmHg. Sedangkan rata-rata pada tekanan darah diastolik pada saat pre test
sebesar 91 mmHg dan pada saat post test sebesar 81 mmHg.
Tekanan darah sistolik pre-post dan tekanan darah diastolik pre-post memiliki nilai yang
sama yaitu p = 0,000. Hal ini berarti pada tekanan darah sisitolik dan diastolik pada saat pre dan
post adalah berbeda yang artinya ada pengaruh pemberian campuran jus semangka dan pisang
ambon terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi.

Tabel 5.4 Tabel hasil statistik pre-post kelompok kontrol pada tanggal 06 April - 12
April 2020 dengan paired t-test.
Mean P. Value
TDS Pre-TDS Post 147 / 149 0,189
TDD Pre-TDD Post 92/94 0,271

Tabel 5.4 menunjukkan hasil uji dengan menggunakan paired t-test rata-rata tekanan darah
sistolik pada saat pre test sebesar 147 mmHg dan pada saat post test sebesar 149 mmHg.
Sedangkan rata-rata pada tekanan darah diastolik pada saat pre test sebesar 92 mmHg dan pada
saat post test sebesar 94 mmHg.
Tekanan dara sistolik pre-post memiliki nilai yaitu p = 0,189 dan tekanan darah diastolik
pre-post memiliki nilai p = 0,271. Hal ini berarti pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada
saat post test mengalami peningkatan.
Melalui analisis dengan uji statistik paired t-test. dengan tingkat signifikan α = 0,05
didapatkan nilai ρ (0,000) sehingga H1 diterima yang berarti ada pengaruh pemberian campuran
jus semangka dan pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi di Desa
Terung Wetan Krian Sidoarjo.

DISKUSI
Identifikasi tekanan darah pada lansia hipertensi sebelum diberikan campuran jus
semangka dan pisang ambon
Hasil penelitian didapatkan bahwa lansia hipertensi pada kelompok eksperimen rata-rata
tekanan darah sisitolik adalah 142 mmHg dan tekanan darah diastolik adalah 91 mmHg.
Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata tekanan darah sistolik adalah 147 mmHg dan
tekanan darah diastolik adalah 92 mmHg.
Pada kelompok eksperimen bahwa seluruhnya 15 (100%) responden mengalami hipertensi
sedang (stage 1), Sedangkan kelompok kontrol hampir seluruhnya 12 (80%) responden dengan
klasifikasi hipertensi Sedang (hipertensi stage 1) dan sebagian kecil 3 (20%) termasuk klasifikasi
hipertensi berat (hipertensi Stage 2).
Pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga tekanan darah pada
kelompok kontrol rata-rata mengalami peningkatan, hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontrol
mengenai gaya hidup, perilaku, dan terapi penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
perubahan tekanan darah pada penderita selama 1 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden, baik dari kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol, sering mengkonsumsi makanan asin sehingga
menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal ini dikarenakan asupan garam yang berlebihan
bisa tertimbun dalam sirkulasi dan tidak mudah untuk dikeluarkan. Sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan volume ekstrasel. Bila didalam tubuh terdapat kelebihan garam,
osmolalitas cairan tubuh akan meningkat. Sehingga dapat meningkatkan volume darah sehingga
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan ada tidaknya keluarga
yang menderita hipertensi, sebagian besar responden 60% kelompok eksperimen dan kontrol
mengatakan ada yang menderita hipertensi. Secara genetik, penyakit hipertensi memiliki
hubungan yang signifikan dengan gen-gen pemicu hipertensi yang terdapat dalam kromosom
manusia. Sekalipun gen-gen hipertensi belum bisa diidentifikasi secara akurat namun faktor-
faktor genetik yang terdapat dalam gen manusia sangat mempengaruhi sistem renin-angiotensin-
aldosteron. Mekanisme ini, sangat membantu dalam pengaturan tekanan darah melalui
pengontrolan keseimbangan garam serta kelenturan dari arteri. Usia dan gaya hidup yang tidak
sehat mungkin berperan serta pada terjadinya hipertensi.
Adapun pendapat peneliti faktor-faktor yang dapat menyebabkan tekanan darah menjadi
turun, seperti modifikasi pola hidup dimana terdapat dua pola hidup yang harus disesuaikan
adalah kebiasaan merokok dan stres. Bukan hanya itu saja dizaman sekarang ini banyak makanan
yang mengandung banyak bahan kimia dan kadar garam yang cukup tinggi sehingga
memungkinkan terjadinya hipertensi. Rokok mempunyai efek vasokonstriksi pada pembuluh
darah. Demikian juga dengan peranan stres yang belum begitu jelas tetapi relaksasi stres yang
efektif sangat membantu dalam mengendalikan hipertensi. Aktivitas, gerak badan aerobik secara
teratur dianjurkan bagi para penderita hipertensi karena dapat membantu mengurangi berat badan
dan risiko penyakit jantung. Gerakan badan yang melelahkan, seperti mengangkat beban lebih
baik dihindari.
Identifikasi penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi setelah pemberian campuran
jus semangka dan pisang ambon
Hasil penelitian didapatkan bahwa lansia hipertensi pada kelompok perlakuan rata-rata
tekanan darah sistolik adalah 122 mmHg dan tekanan darah diastolik adalah 81 mmHg.
Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata tekanan darah sistolik adalah 149 mmHg dan
tekanan darah diastolik adalah 94 mmHg.
Sesudah pemberian campuran jus semangka dan pisang ambon kepada semua responden
pada kelompok perlakuan hampir seluruhnya 12 (80%) responden termasuk klasifikasi normal
tensi dan sebagian kecil 3 (20%) termasuk klasifikasi hipertensi ringan (pre hipertensi).
Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun tidak terdapat
penurunan tekanan darah dengan jumlah sebagian besar 11 (73,3%) responden termasuk dalam
klasifikasi hipertensi sedang (stage 1) dan hamper setengahnya 4 (26,7%) termasuk klasifikasi
hipertensi berat (hipertensi Stage 2).
Pada hasil penelitian oleh Manurung, Widya (2016) Kalium yang terkandung dalam buah
semangka berfungsi sebagai natriuretik dan diuretic yaitu menyebabkan peningkatan
pengeluaran natrium dan cairan. Kalium dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan
karena mampu menyebabkan vasodilatasi yang dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat
mengalir lebih lancar sehingga terjadi penurunan resistensi perifer.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Evira 2013, Kandungan kalium yang
tinggi dalam buah pisang ambon dapat berperan dalam menurunkan tekanan darah. Ini sebanding
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutria, dkk (2017), juga menunjukkan bahwa semua
responden pada kelompok perlakuan mengalami penurunan tekanan darah selama diberikan
intervensi konsumsi pisang ambon selama lima hari berturut-turut dengan frekuensi 3 kali sehari.
Ada pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Menurut peneliti disamping rasanya yang enak, semangka juga digemari orang karena
banyak mengandung nilai gizi seperti vitamin A dan vitamin C serta kalium yang baik bagi
kesehatan. Bagi penderita hipertensi, semangka dapat dikonsumsi sehingga bisa menetralisasi
tekanan darah. Selain itu, semangka dapat mengobati sariawan, membersihkan ginjal, dan
mempergiat kerja jantung. Daging buah semangka mengandung air, protein dan karbohidrat. Dan
juga buah semangka memiliki kandungan yang bermanfaat dalam mengontrol tekanan darah,
seperti serat, kalium, air, vitamin C, vitamin A (karetenoid), vitamin B6, vitamin K, licopein dan
asam amino sitrulin. Oleh karena itu bagi penderita hipertensi sangat di anjurkan untuk
mengkonsumsi campuran jus semangka dan pisang ambon sedangkan pada kelompok kontrol
Pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga tekanan darah pada kelompok
kontrol rata-rata mengalami peningkatan, hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontrol mengenai
gaya hidup, perilaku, dan terapi penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan darah pada penderita selama 1 minggu.
Pengaruh Pemberian campuran jus semangka dan pisang ambon terhadap penurunan
tekanan darah lansia hipertensi di Desa Terungwetan Krian Sidoarjo
Hasil analisa uji t sampel berpasangan (paired t-test) pada pre-post kelompok eksperimen
didapatkan ada perbedaan yang signifikan dengan hasil p = 0,000 yang lebih kecil dari nilai α =
0,05 menunujukan bahwa ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi yang
ditunjukkan dengan adanya penurunan tekanan darah sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian
campuran jus semangka dan pisang ambon berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah lansia
hipertensi.
Klasifikasi tekanan darah sebelum diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen
seluruhnya termasuk dalam hipertensi sedang (stage 1) yaitu sebanyak 15 orang responden
(100%). Sedangkan klasifikasi tekanan darah setelah diberikan perlakuan pada kelompok
eksperimen hamper seluruhnya 12 (80%) responden termasuk dalam normal tensi dan sebagian
kecil 3(20%) termasuk hipertensi ringan ( pre hipertensi)
Pada hasil penelitian oleh Manurung, Widya (2016) Kalium yang terkandung dalam buah
semangka berfungsi sebagai natriuretik dan diuretic yaitu menyebabkan peningkatan
pengeluaran natrium dan cairan. Kalium dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan
karena mampu menyebabkan vasodilatasi yang dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat
mengalir lebih lancar sehingga terjadi penurunan resistensi perifer.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Evira 2013, Kandungan kalium yang
tinggi dalam buah pisang ambon dapat berperan dalam menurunkan tekanan darah. Ini sebanding
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutria, dkk (2017), juga menunjukkan bahwa semua
responden pada kelompok perlakuan mengalami penurunan tekanan darah selama diberikan
intervensi konsumsi pisang ambon selama lima hari berturut-turut dengan frekuensi 3 kali sehari.
Ada pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Hasil analisa uji t sampel berpasangan (paired t-test) pada pre-post kelompok kontrol
didapatkan ada perbedaan yang signifikan dengan hasil p = 0,189 pada tekanan darah sistolik dan
p = 0,271 pada tekanan darah diastolik, yang lebih besar dari nilai α = 0,05 menunjukan bahwa
tidak ada pengaruh tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok
kontrol. Kandungan kalium pada buah semangka dan pisang ambon sangat berperan penting
dalam penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi, tentu saja disertai dengan kepatuhan gaya
hidup sehat setiap harinya sehingga berhasil menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi.
KESIMPULAN
1. Sebelum diberikan campuran jus semangka dan pisang ambon dapat di interprestasikan
bahwa seluruhnya 15 (100%) responden pada kelompok perlakuan mengalami hipertensi
sedang (stage 1)
2. Sesudah diberikan campuran jus semangka dan pisang ambon dapat di interprestasikan
bahwa semua responden pada kelompok perlakuan sebagian besar 12 (80 %) responden
termasuk klasifikasi normal tensi
3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p velue = 0,000 yang berarti lebih kecil dari pada nilai α =
0,05 (p = 0,000 < α= 0,05) artinya H0 ditolak, dan H1 diterima kesimpulanya ada pengaruh
pemberian campuran jus semangka dan pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah
lansia hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S . (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi NANDA, NIC, NOC.
Edisi 1; Jakarta : EGC

Dini Andzani. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam
Pada Penderita Hipertensi Di RT 07 RW 01 Desa Warugunung Surabaya
Sutria, E., & Insani, A. (2017). Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi. Journal of Islamic Nursing, 1(1), 33-40.

Dewi, C.C.K., Prapti, G.K.N., & Putra, K.I. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kepatuhan Penatalaksanaan Diet Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan
Kelurahan Tonja. Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016. ISSN
2303-1298 (60-67)

Suwandi, M. M. (2015). Pengaruh Mengkonsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto.
Skripsi Keperawatan. Poltekes Majapahit. Mojokerto

Bahtiar, S. (2016). Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Dusun Jitengan Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta. Journal Universitas Aisyiyah. Yogyakarta.

Alini. (2015). Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Klien Lansia dengan Hipertensi Sedang Di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru Tahun 2015. Jurnal Ners, 6(2), 1-10.

Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 1, Cetakan Pertama :
Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
2013. Surabaya.

Fatma. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta : PT. Penerbit Erlanga

Friedman, Marilyn. M, (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori Dan Praktek
Edisi 5. Jakarta : EGC

Fridalni N, Sapardi VS. 2013. Pengaruh Pemberian Jus Semangka (Cilitrus Vulgaris Schrad)
terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Riwayat Hipertensi di Kota Padang.

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas: Pustaka AS Salam.

Hartono RIW, Hartono A. 2014 Sehat dengn Gaya Hidup- Terapi Gizi Medik untuk Berbagai
Penyakit. Yogyakarta: Rapha Publishing

Kemenkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

Kholis, N. (2011). Bebas Hipertensi dengan Terapi Herbal. Yogyakarta : Real Book
Marliani L., (2010). 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta : Gramedia
Muhammadun AS. (2010). Hidup Bersam Hipertensi. Jogjakarta : in – book

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis : Jakarta :


Salemba Medika

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

Putra, Pratama Bayu., Pengestu, Satria Agung.(2015). Medical Review Kardiologi. Jakarta Timur
: CMB Press

Santoso, D. (2010). Membonsai Hipertensi. Surabaya, Temprina Medika Grafika.

Setiati, Harimurti, K., Dan Roosheroe, A.G. (2009). Proses Menua Dan Implikasi Kliniknya.
Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Dan Setiati, S., Ed. IV
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1335-1340

Udjianti, Wajan. (2011). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika

Wahdah. (2011). Solusi Tepat Hipertensi : Bandung : Penerbit Akrasia

Wijaya. A.S, Putri . Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta, Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai