Anda di halaman 1dari 35

TUGAS ANALISI JURNAL DENGAN PICO

Dosen : Ariyani Luthfitasari, S.ST, M.Keb


Nama : Hasna Try Aryani
NIM : G2E021011

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023/2024
Judul Artikel,Nama Population Intervention Comparison Outcome
Penulis,Tahun
Literasi Review: Ibu Hamil dengan Pemberian jus bir Peningkatan Kadar
Jus Bir Merah (Beta ulgaris) Anemia merah kadar hemogolin Hemoglobin
Bermanfaat meningkatkan dalam darah
Kadara Hemoglobin Ibu
Hamil dengan Naemia
(Dewita & Henniwati, 2020)

Literatur Review: Anak Prasekolah Pemberian susu Pemberian Resiko kejadian


Cara Pemberian susu formula formula dengan dengan gelas karies gigi pada
dengan kejadian karies gigi kejadian karies anak prasekolah
pada anak pra sekolah gigi
(Dewita & Henniwati, 2020)

Literatur Review: Ibu bersalin Pemberian Pemberian Penurunan


Aromaterapi Lavender dengan Aromaterapi melalui tingkat
sebagai Penurun Tingkat kecemasan lavender sebagai aromaterapi kecemasan
Kecemasan Persalinan persalinan penurun tingkat pasien
(Annisa Ridha kecemasan
Salsabilla,Desember 2020) persalinan

Literatur Review: Ibu hamil dengan Pemberian terapy Pemberian Penurunan


Terapy Musik Terhadap hipertensi pada musik terhadap melalui teknik tekanan darah
Hipertensi Kehamilan kehamilan hipertensi musik
(Ahmaniyah , Ratna kehamilan
Indriyani,2020)

Literatur Review: Ibu Menyusui Pemberian Pemberian Pengaruh


THE EFFECT OF dengan perilaku konseling melalui layanan konseling
COUNSELING ON THE ibu dalam penyuluhan konseling terhadap perilaku
MANAGEMENT OF FOOD memberikan pengelolaan ibu menyusui
INGREDIENTS MP-ASI bahan makanan
(MORINGA LEAVES) OF
COMPLEMENTARY FOOD
ON THE BEHAVIOR OF
MOTHERS WHO HAVE
BABIES AGED 7-12
MONTHS IN TEGAL SARI
VILLAGE IN 2022
JURNAL
JURNAL KEBIDANAN
Vol 6, No 4, Oktober 2020 : 462-469

JUS BIT MERAH (Beta vulgaris L.) BERMANFAAT MENINGKATKAN KADAR


HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
Dewita1, Henniwati2

1,2Program Studi D III Kebidanan Langsa Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh


1email: witadewita1980@gmail.com
2email: henniwati976@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Pregnant women are at risk of anemia caused by various things. In general, the cause of
anemia in pregnant women is iron deficiency which triggers folate deficiency. According to WHO, the incidence of
anemia around 42% occurs in pregnant women with middle to lower economic conditions. The impact of anemia
on the mother can experience postpartum hemorrhage caused by uterine atony and premature birth. While the
effects of anemia on infants can result in babies born with low birth weight, fetal death in the uterus, asphyxia and
intra-uterine growth restriction (IUGR). Beetroot (Beta vulgaris L) contains vitamins A, B, and C, and contains iron,
calcium and phosphorus which can stimulate the circulatory system.
Purpose: to determine the provision of red beet juice to the increase in Hb levels in pregnant women with
anemia in the working area of Langsa City Health Center.
Methods: This type of research is quasi experimental, pretest and posttest one model design. This study
consisted of 2 groups, namely the group giving Fe tablets as a control group, the group giving beetroot juice as the
intervention group. Duration of treatment for 14 days. Each group was observed and checked for hemoglobin levels
before and after the intervention. The analysis used to determine the effect of red beet juice and Fe tablets on the
increase in hemoglobin levels of anemic pregnant women using the paired T-test (Sig 0.000).
Results: Beetroot treatment group, mean hemoglobin at pretest was 10.033 gr / dl and posttest was 11.507
with a difference of 1.474, meaning that there was an increase in hemoglobin levels after being given red beet juice
treatment of 1.474 gr / dl. The test used is the paired t-test with the Sig. 0.000 (<0.05), meaning that there is an
effect of giving red beet juice with hemoglobin of pregnant women with anemia. In the control group, the mean
hemoglobin at pretest was 10.027 g / dl and 10.747 g / dl in the posttest with a difference of 0.72, meaning an
increase in hemoglobin levels was 0.72. The paired t-test results showed the Sig. 0.000 (<0.05), which means that
there is an effect of giving Fe tablets with hemoglobin in pregnant women with anemia.
Conclusion: There is an effect of Red Beet Juice and Fe Tablets to increase Hb levels in pregnant women
with anemia
Suggestion For pregnant women, they can choose beetroot as an alternative to handling cases of anemia
during pregnancy. Meanwhile, for health workers to carry out socialization about red beets is very beneficial for
public health

Keywords: Beetroot Juice, Fe Tablets, Hb Levels, Pregnancy Anemia.

ABSTRAK

Latar Belakang : Ibu hamil beresiko terjadi anemia yang disebabkan oleh berbagai hal. Secara umum
penyebab ibu hamil anemia karena defisiensi besi yang memicu terjadi defisiensi folat. Menurut WHO angka
kejadian anemia sekitar 42 % terjadi pada ibu hamil dengan kondisi ekonomi kalangan menengah kebawah.
Dampak anemia pada ibu dapat mengalami perdarahan postpartum yang disebabkan karena atonia uteri dan
kelahiran prematur. Sedangkan efek anemia pada bayi dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR, Kematian
janin dalam Rahim, asfiksia dan intra uterin growth restriction (IUGR). Bit merah (Beta vulgaris L) mengandung
vitamin A, B, dan C, serta mengandung zat besi, kalsium dan fosfor yang dapat merangsang sistem peredaran
darah.
Tujuan : untuk mengetahui pemberian jus Bit merah terhadapa peningkatan kadar Hb pada ibu hamil
dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Kota Langsa.
Metode : Jenis penelitian quasi experimental, pretest and posttest one model design. Penelitian ini terdiri
dari 2 kelompok yaitu kelompok pemberian tablet Fe sebagai kelompok kontrol, kelompok pemberian Jus Bit merah
Jus Bit Merah (Beta vulgaris L.) Bermanfaat Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Anemia 463

sebagai kelompok intervensi. Lamanya Perlakuan yang dilakukan selama 14 hari. Setiap kelompok diobservasi
dan dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah diberikan intervensi. Analisis yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh pemberian Jus Bit merah dan tablet Fe terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu
hamil anemia dengan menggunakan uji paired T-test (nilai Sig 0.000).
Hasil : kelompok perlakuan Bit merah, rerata hemoglobin pada saat pretest sebesar 10,033 gr/dl dan
posttest sebesar 11,507 dengan selisih 1,474, artinya terjadi kenaikan kadar hemoglobin setelah diberikan
perlakuan jus Bit merah sebesar 1,474 gr/dl. Uji yang digunakan adalah paired t-test dengan nilai Sig. 0,000 (<
0,05), artinya terdapat pengaruh pemberian jus bit merah dengan hemoglobin ibu hamil dengan anemia. pada
kelompok kontrol dengan pemberian tablet Fe rerata hemoglobin saat pretest sebesar 10,027 gr/dl dan posttest
10,747 gr/dl dengan selisih 0,72, berarti terjadi kenaikan kadar hemoglobin sebesar 0,72. Hasil uji paired t-test
didapatkan hasil nilai Sig. 0,000 (< 0,05), artinya terdapat pengaruh pemberian tablet Fe dengan hemoglobin ibu
hamil dengan anemia.
Kesimpulan : ada pengaruh pemberian Jus Bit Merah dan Tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada
ibu hamil dengan Anemia
Saran . Bagi ibu hamil agar dapat memilih Bit merah sebagai salah satu altrenatif terhadap penanganan
kasus anemia selama kehamilan. Sedangkan bagi petugas kesehatan agar melaksanakan sosialisasi tentang
buah Bit merah sangat bermanfaat terhadap kesehatan masyarakat

Kata Kunci : Jus Bit merah, Tablet Fe, Kadar kadar Hb, Anemia Kehamilan

PENDAHULUAN prevalensi anemia terendah adalah 5,7% di AS dan


Anemia merupakan masalah terbesar terjadi tertinggi 75% di Gambia dan 65-75% di India (Carlo
di negara maju maupun berkembang yang dapat et al, 2015).
mempengaruhi kesehatan masyarakat sebesar 1,62 World Health Organization (WHO),
milyar orang dan juga termasuk kesehatan ibu dan memperkirakan sebanyak 1,62 milyar penduduk
anak. Anemia dapat terserang pada semua dunia mengalami anemia dan 56,4 juta dari penderita
kelompok umur, namun ibu hamil dan anak-anak anemia tersebut merupakan perempuan hamil. WHO
lebih rentan terkena anemia. Secara global anemia memperkirakan jumlah perempuan hamil yang
pada ibu hamil disebabkan oleh defisiensi zat besi menderita anemia di Asia Tenggara sebanyak 18,1
(Obai, Odongo, & Wanyama, 2016). juta. Asia Tenggara memiliki prevalensi tertinggi
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar dibandingkan dengan Afrika, Amerika, Eropa, Asia
eritrosit dan atau hemoglobin (Hb) yang beredar Pasifik dan Mediterania Timur (WHO Global
dalam tubuh tidak dapat memenuhi fungsinya untuk Database on Anaemia, 2008). Anemia berhubungan
menyediakan oksigen. Dapat dikatakan pula bahwa dengan defisiensi besi yang berdampak pada angka
terjadi penurunan kadar Hb, hematokrit atau hitung kesakitan dan kematian meningkat (Nora, 2018).
eritrosit dibawah normal. Seorang perempuan hamil Kasus ibu hamil dengan anemia Indonesia
didiagnosis mengalami anemia apabila memiliki meningkat sebesar 11,8 % dalam 5 tahun terakhir
kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl (WHO Global yaitu tahun 2018 ibu hamil dengan anemia sebesar
Database on Anaemia, 2008). Untuk mencegah 48,9 % diantaranya jumlah ibu hamil anemia paling
terjadi anemia ibu harus mengkonsumsi tablet besi tinggi pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6 %, usia
dan folat secara rutin dan dilanjutkan sampai 3 25-34 tahun sebesar 33,7 5, usia 35-44 tahun
minggu postpartum (WHO, 2016). sebesar 33,6 %, dan usia 45-54 tahun sebesar 24 %
Kasus defisiensi besi pada ibu hamil (Balitbangkes, 2018). Sedangkan kasus anemia
merupakan masalah didunia dengan angka kejadian pada ibu hamil di Kota langsa sebesar 534 kasus dari
hampir 75 % terjadi pada semua jenis anemia 4.024 ibu hamil (Dinas Kesehatan Kota Langsa,
kehamilan. Prevalensi anemia dalam kehamilan 2019).
sangat bervariasi karena perbedaan kondisi sosial, Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal.
gaya hidup dan perilaku mencari kesehatan lintas Penyebab utama anemia pada kehamilan adalah
budaya yang berbeda. Anemia dapat mempengaruhi defisiensi besi kemudian diikuti oleh defisiensi folat.
wanita hamil di seluruh dunia (prevalensi global WHO memperkirakan angka kejadian anemia sekitar
dalam kehamilan diperkirakan sekitar 41,8%) 42 % terjadi pada ibu hamil dengan kondisi ekonomi
dengan tingkat prevalensi berkisar antara 35 hingga menengah kebawah (Kemenkes, 2018). Kekurangan
60% untuk Afrika, Asia dan Amerika Latin dan zat besi, dan asam folat dapat menyebabkan anemia
dilaporkan < 20% di negara industri. Perkiraan pada ibu hamil. Dampak anemia pada ibu hamil yaitu

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


464 Dewita, Henniwati

gangguan pertumbuhan pada sel tubuh maupun sel fe dapat membuat mual muntah sehingga ibu hamil
otak, mengakibatkan kurangnya oksigen yang tidak mau mengkonsumsinya lagi dan secara tidak
ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Anemia pada langsung kasus anemia belum dapat diatasi. Tujuan
ibu dapat mengalami perdarahan postpartum yang penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
disebabkan karena atonia uteri (Rimawati et al., pemberian Jus Bit Merah dan Tablet Fe terhadap
2018) dan lahir prematur. Selain itu anemia pada ibu peningkatan kadar Hb pada ibu hamil dengan
hamil dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR, Anemia di wilayah kerja puskesmas Kota Langsa.
Kematian janin dalam Rahim, asfiksia dan intra uterin Oleh sebab itu, penelitian tentang ini dianggap perlu
growth restriction (IUGR) (Stephen et al., 2018). dikaji lagi apakah ada pengaruh pemberian jus Bit
Bit merah (Beta Vulgaris L) adalah jenis umbi- merah dan tablet Fe terhadap peningkatan kadar
umbian yang sering digunakan sebagai pewarna hemoglobin pada ibu hamil anemia di wilayah kerja
alami untuk berbagai jenis makanan, kaya akan folat Puskesmas langsa Kota.
yang ampuh untuk mencegah penyakit jantung dan Penelitian ini berbeda dengan penelitian
anemia. Buah bit yang dikenal dengan akar bit Suryandari, (2015), dimana penelitian ini memberi
mapun bit merah ini merupakan salah satu jenis perlakuan pemberian jus bit merah saja tanpa
tanaman dari kelompok Amaranthaceae dan ditambah dengan tablet Fe, diberikan pada ibu hamil
memiliki nama latin Beta Vulgaris. Bit merah trimester dua, dosis jus bit merah yang diberikan 250
mengandung serat, baik yang mudah larut maupun ml perhari selama 14 hari. Cara mengatasi anemia
sulit larut, serat yang tidak mudah larut membantu adalah dengan pemberian terapi tablet antianemia
memperlancar kerja usus, sedangkan serat yang (Fe), yang mana ibu hamil harus mengkonsumsi
mudah larut kadar gula dan kolesterol darah tetap tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa
stabil (Suryandari, 2015). kehamilan. Berdasarkan hasil survey yang peneliti
Bit merah (Beta vulgaris L), yang memiliki lakukan ibu hamil banyak mengeluh tablet fe dapat
senyawa aktif betalain. Senyawa Betalain merangsang mual muntah sehingga tidak mau
merupakan pigmen mengandung nitrogen yang mengkonsumsinya lagi dan secara tidak langsung
dapat larut air. Bit merah terdapat senyawa aktif kasus anemia belum dapat diatasi. Penulis ingin
betalain (Clifford, et al, 2015). Senyawa betalain melihat pengaruh pemberian Jus Bit Merah dan
disebut juga dengan asam betalamat dan tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hemoglobin
turunannya betacyanin dan betaxanthin (Mereddy, et pada ibu hamil dengan anemia di Wilayah Kerja
al, 2016). Betalain juga umum digunakan sebagai Puskesmas Kota Langsa
pewarna alami untuk pengolahan pangan. Betalain
memiliki sifat sebagai antioksidan, sehingga mampu METODELOGI PENELITIAN
melindungi komponen tubuh dari gangguan stres Rancangan penelitian yang digunakan adalah
oksidatif (Ninfali & Angelino, 2013). Pemberian Jus quasi experiment dengan pretest and posttest
Bit merah yang diberikan pada remaja putri dengan design, untuk mengetahui perbedaan kadar
anemia di SMA negeri Chenai Tamilnadu, dilakukan hemoglobin pada ibu hamil anemia yang diberikan
pretest dan posttest pemeriksaan kadar hemoglobin. Jus Bit merah dan tablet Fe di Wilayah Kerja
Jus Bit merah selama 20 hari pada pagi hari Puskesmas Kota Langsa. Lokasi penelitian
menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin Puskesmas Kota Langsa, dengan Jumlah sampel 30
meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol orang. Kelompok perlakuan ada 2 yaitu kelompok
(Priya, 2013). intervensi yang berikan Jus Bit merah 250 ml satu
Bit merah (Beta vulgaris L) mengandung kali/24 jam pada pagi hari selama 14 hari, sedangkan
vitamin A, B, dan C dengan kadar air yang tinggi. Bit kelompok perlakuan diberikan tablet Fe satu hari
merah juga mengandung zat besi, kalsium dan fosfor sekali selama 14 hari. Kriteria inklusi adalah Ibu
yang bekerja dengan merangsang sistem peredaran hamil dengan anemia ringan dan sedang, Ibu hamil
darah dan membantu membangun sel darah merah trimester dua dan tiga, Ibu hamil anemia yang tidak
karena kandunga asam folat dan B12 dalam Bit mengkonsumsi suplemen atau obat untuk penyakit
Merah adalah kunci penting dalam metabolisme apapun. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ibu
seluler dan dibutuhkan dalam perkembangan normal hamil dengan anemia berat, riwayat alergi makanan,
eritrosit. Bit juga membersihkan dan memperkuat dan ibu hamil dengan penyakit gastrointestinal,
darah sehingga darah dapat membawa zat gizi ke talasemia, tukak lambung.
seluruh tubuh sehingga jumlah sel darah merah tidak Instrumen penelitian yaitu kuesioner berupa
akan berkurang (Putri et al., 2016). daftar observasi dengan cara melakukan wawancara
Hasil survey dilakukan pada pada 10 orang untuk memgamati tanda gejala anemia dengan
ibu hamil, 8 orang ibu hamil mengeluh minum tablet memberi skoring. Jumlah skor maksimum 20,

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


Jus Bit Merah (Beta vulgaris L.) Bermanfaat Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Anemia 465

dengan interpretasi skor anemia yaitu anemia ringan dengan 30 responden ibu hamil yang mengalami
jumlah skor 1-7, anemia sedang skor 8-14 dan anemia, didapatkan hasil:
anmeia berat 15-20. Alat yang digunakan untuk Karakteristik ibu
mengukur kadar hemoglobin yaitu digital Easy Touch Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa
Gchb. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan pada kelompok perlakuan dari 15 responden
sebanyak 2 kali yaitu pada saat sebelum perlakuan mayoritas usia ibu 20-35 tahun sebanyak 13 orang
(pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Penelitian (86,7%), mayoritas ibu dengan jumlah anak 2-4
ini sudah mendapatkan persetujuan etik dari tim (multigravida) sebanyak 7 orang (46,7%) dan
komisi etik Poltekkes Aceh dengan No. 1. B. mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 10 orang
02.03/8177/2019. Analisa data menggunakan data (66,7%). Pada kelompok kontrol dari 15 responden,
univariat dan bivariat kemudian dianalis dengan mayoritas usia ibu 20-35 tahun sebanyak 11 orang
paired t-test. (73,3%), mayoritas jumlah anak ibu 2-4
HASIL PENELITIAN (multigravida) sebanyak 8 orang (53,3%) dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 8 orang
tanggal 19 Agustus s/d 03 September 2019 di (53,3%).
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota Kota Langsa

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia, Paritas dan Pekerjaan

K. Perlakuan K. Kontrol
Karakteristik Ibu
F % F %
Usia
20-35 Tahun 13 86,7 11 73,3
>35 Tahun 2 13,3 4 26,7
Paritas
Primigravida 6 40 5 33,3
Multigravida 7 46,7 8 53,3
Gande Multigravida 2 13,3 2 13,4
Pekerjaan
Bekerja 5 33,3 7 46,7
Tidak Bekerja 10 66,7 8 53,3

Frekuensi Anemia Kelompok Perlakuan ( Bit merah)


Kelompok Kontrol (Fe)
Tabel 3.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Anemia Pretest dan
Distribusi Frekuensi Anemia Pretest dan Posttes Posttest Pada Kelompok Bit Merah Ibu Hamil
Pada Kelompok Kontrol (Fe) Pada Ibu Hamil
Anemia Kelompok Kontrol (Fe)
Kelompok Buah Bit Pretest Posttest
Anemia Pretest Posttest F % F %
F % F % Tidak Anemia 0 0 7 46,7
Tidak Anemia 0 0 10 66,7 Anemia Ringan 15 100 8 53,3
Anemia Ringan 15 100 5 33,3
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kelompok buah Bit merah, pada saat pretest
kelompok kontrol dengan pemberian Fe, pada saat didapatkan seluruh ibu hamil mengalami anemia
pretest didapatkan seluruh ibu hamil mengalami ringan sebanyak 15 orang (100%) dan setelah
anemia ringan sebanyak 15 orang (100%) dan pemberian (posttest) mayoritas ibu mengalami tidak
setelah pemberian (posttest) mayoritas ibu anemia sebanyak 10 orang (66,7%) dan ibu
mengalami anemia ringan 8 orang (53,3%) dan ibu mengalami anemia ringan sebanyak 5 orang
tidak mengalami anemia sebanyak 7 orang (46,7%). (33,3%).
Uji Pairet t-test

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


466 Dewita, Henniwati

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dengan menggunakan pengujian Uji Paired T-Test.
Pengaruh Buah Bit Terhadap Kadar Hemoglobin Hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
pada ibu Hamil Anemia di Puskesmas Langsa Kota

Tabel 4.
Hasil uji Paired T-Tes Buah Bit Merah Terhadap Kadar Hemoglobin
Kelompok Rerata Selisih Rerata Sig.
Kelompok Kontrol (Tablet Fe)
Pretest 10,027
0,72
Posttest 10,747 0,000
Kelompok Perlakuan ( Bit merah)
Pretest 10,033
1,474
Posttest 11,507 0,000

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa, Pada kelompok perlakuan dengan pemberian
pada kelompok kontrol dengan pemberian tablet Fe Bit merah, rerata Hemoglobin pada saat pretest
rerata hemoglobin saat pretest sebesar 10,027 gr/dl sebesar 10,033 gr/dl dan posttest sebesar 11,507
dan posttest 10,747 gr/dl dengan selisih 0,72, yang dengan selisih 1,474, yang berarti terjadi kenaikan
berarti terjadi kenaikan kadar hemoglobin sebesar kadar Hemoglobin setelah diberikan perlakuan Bit
0,72. Setelah di uji menggunkan uji paired t-test merah sebesar 1,474 gr/dl. Setelah di uji
didapatkan hasil nilai Sig. 0,000 (< 0,05) yaitu menggunakan uji paired t-test didapatkan hasil nilai
terdapat pengaruh pemberian tablet Fe dengan Sig. 0,000 (< 0,05) yaitu terdapat pengaruh
Hemoglobin ibu anemia. pemberian buah Bit merah dengan Hemoglobin ibu
anemia.

Pretest Posttest

FE Buah bit

Gambar 1.
Rerata kadar hemoglobin pretest dan posttest pemberian perlakuan
pada kelompok Kontrol (Fe) dan perlakuan (Bit merah)

Pada gambar diatas diketahui bahwa rerata Pengaruh pemberian Jus Bit merah (Beta
sebelum dan setelah perlakukan didapat, pada vulgaris L) terhadap peningkatan kadar
kelompok kontrol dengan pemberian tablet Fe rerata Hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia.
kadar Hemoglobin sebelum perlakuan seberar Dari hasil penelitian bahwa ibu hamil anemia
10,027 gr/dl dan setelah diberi perlakuan menjadi yang diberi perlakuan jus Bit merah terbukti mampu
sebesar 10,747 gr/dl, yang artinya terjadi meningkatkan kadar hemoglobin di wilayah kerja
peningkatan kadar Hemoglobin sebesar 0,72 gr/dl. Puskesmas Langsa Kota.Pada. Data yang didapat
Pada kelompok perlakuan rerata sebelum menunjukkan bahwa kelompok perlakuan yang
dan setelah pemberian Bit merah didapat, pada diberi jus Bit merah, rerata Hemoglobin pada saat
sebelum perlakuan rerata sebesar 10,033 dan pretest sebesar 10,033 gr/dl dan posttest sebesar
setelah diberi perlakuan sebesar 11,507 gr/dl, yang 11,507 dengan selisih 1,474, yang berarti terjadi
artinya terjadi peningkatan kadar Hemoglobin kenaikan kadar Hemoglobin setelah diberikan
setelah diberikan buah Bit merah sebesar 1,474 perlakuan buah Bit merah sebesar 1,474 gr/dl.
gr/dl. Setelah di uji menggunakan uji paired t-test
didapatkan hasil nilai Sig. 0,000 (< 0,05) yaitu
PEMBAHASAN

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


Jus Bit Merah (Beta vulgaris L.) Bermanfaat Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Anemia 467

terdapat pengaruh pemberian jus Bit merah dengan Dari hasil penelitian pemberian tablet fe pada
Hemoglobin ibu anemia. ibu hamil dengan anemia selama 14 hari terbukti
Penelitian ini sejalan dengan Suryandari, mampu meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu
(2015), bahwa pemberian jus Bit merah ditambah hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas
dengan tablet Fe selama 1 minggu pada ibu hamil langsa Kota. Data yang didapat menunjukan bahwa,
terbukti signifikan dapat meningkatkan kadar pada kelompok kontrol dengan pemberian tablet Fe
Hemoglobin lebih tinggi dibandingkan tablet Fe saja. rerata Hemoglobin saat pretest sebesar 10,027 gr/dl
Penelitian ini didukung oleh Manjulavathi, (2016), dan posttest 10,747 gr/dl dengan selisih 0,72, yang
dimana pemberian jus Bit merah yang diberikan berarti terjadi kenaikan kadar Hemoglobin sebesar
pada remaja yang telah menarche dengan anemia 0,72. Setelah di uji menggunakan uji paired t-test
defisiensi besi di Institut pelatihan guru Sree balaji didapatkan hasil nilai Sig. 0,000 (< 0,05) yaitu
Chennai, terbukti secara signifikan dapat terdapat pengaruh pemberian tablet Fe dengan
meningkatkan kadar Hemoglobin dengan nilai P< Hemoglobin ibu anemia.
0,001. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratih,
Kandungan nutrisi didalam Bit merah per 100 (2017), hasil penelitian yang berjudul pengaruh
g adalah sebagai berikut: vitamin A 20 IU, tiamin 0,02 pemberian tablet zat besi (Fe) terhadap peningkatan
mg, riboflavin 0,05 mg, niasin 0,4 mg, vitamin C 10 kadar Hemoglobin pada ibu hamil yang anemia
mg, kalsium 27 mg, zat besi 1,0 mg, fosfor 43 mg, bahwa, kadar Hemoglobin ibu hamil yang anemia
serat 87,4 g, lemak 1 g, karbohidrat 9,6 g, protein 1,6 sebelum mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) 8,81
g, kalori 42 kkal per 100 g. Selain iru daun Bit merah g/dL. Kadar Hemoglobin ibu hamil yang anemia
tidak kalah dengan buah bit merah yang sama-sama sesudah mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) 12,58
memiliki nilai gizi, namun jarang dikonsumsi daunnya gr/dL. Artinya ada pengaruh peningkatan kadar
(Babarykin et al., 2019). hemoglobin pada ibu hamil yang anemia sebelum
Selain itu pemberian ekstrak etanol Bit merah dan sesudah pemberian tablet zat besi (Fe) dengan
dengan dosis 250 dan 500 mg/hari/kgBB terbukti nilai p.value <0,05 yaitu P value 0,001.
mampu meningkatkan ekspresi VEGF dan ketebalan Hasil penelitian didukung oleh Nurhayati, dkk,
endometrium pada tikus Rattus norvegicus yang (2015), yang mana ada pengaruh pemberian tablet
dipapar asap rokok, karena asap rokok dapat Fe selama 12 hari terhadap peningkatan kadar
menurunkan estrogen sehingga merusak follikel Hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan
ovarium dan menghambat proliferasi endometrium, anemia. Tablet besi (Fe) sangat efektif untuk
yang mungkin terjadi infertilitas (Hanum et al, 2018). menggantikan zat besi yang diperlukan oleh tubuh
Konsumsi Bit merah dapat terjadi Beeturia, agar kadar Hemoglobin meningkat. Sebaiknya
yangmana urin menjadi merah dan kadang-kadan konsumsi tablet besi bersamaan dengan vitamin C
feses berwarna agak gelap. Farmakokinetik kadar agar dapat menyerap zat besi dalam usus. Efek
betalain dalam Bit merah dalam urin manusia sehat samping dari tablet besi biasanya, mual, kembung
yang dikonsumsi secara sukarela, terdapat kadar dan sembelit (Colman & Pavord, 2017).
betalain dalam urin yang konsumsi jus Bit merah Efek anemia dalam kehamilan yaitu: anemia
setelah 24 jam sekita 60-369 mg kadar betalain dari ringan tidak memeliki efek terhadap kehamilan dan
hasil minum jus Bit merah sebanyak 300-500 ml. persalinan kecuali simpanan besi dalam tubuh
Betasianin lebih cepat diserap oleh usus dan mulai rendah sehingga memperparah anemia. Anemia
tampak pada urin setelah 2 jam konsumsi Bit merah, sedang disebabkan lemah, lelah, kurangnya energi
namun hanya sekitar 0,28 % yang tercerna dalam dan melakukan pekerjaan berat. Sedangkan anemia
tubuh sisa nya terekskresi dalam urin (Neelwarne, berat dengan sering dikaitkan dengan kemiskinan.
2012). Sampai saat ini belum diketahui uji toksisitas Tanda gejala anemia berat yaitu palpitasi, takikardi,
pemberian Bit merah pada manusia, penulis hanya sesak napas, peningkatan curah jantung dan gagal
memberi perlakuan pada ibu hamil dengan anemia jantung yang mengakibatkan terjadi persalinan
dengan Jus Bit senyak 250 ml, ini sesuai dengan prematur, pre eklamsi, dan sepsis. Sedangkan bayi
dosis penelitan sebelumnya oleh Lotfi et al, (2018), dapat lahir prematur dan dapat mengakibatkan
pada atlet wanita yang diberi bit merah 200 ditambah asfiksia serta kematian perinatal (Sharma &
air 50 ml yang terbukti mencegah anemia. Shankar, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian pada kedua
Pengaruh pemberian tablet Fe terhadap kelompok masih ditemukan kejadian anemia pada
peningkatan kadar Hemoglobin pada ibu hamil ibu hamil setelah pemberian perlakuan pada kedua
dengan anemia. kelompok tersebut, dimana kelompok perlakuan Bit
merah masih terdapat kelompok kontrol dengan

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


468 Dewita, Henniwati

pemberian Fe, pada saat pretest didapatkan seluruh https://doi.org/10.4236/jbm.2019.73007


ibu hamil mengalami anemia ringan sebanyak 15 Balitbangkes. (2018). Hasil Utama Riskesdas
orang (100%) dan setelah pemberian (posttest) Tentang Prevalensi Diabetes Mellitus di
mayoritas ibu mengalami anemia ringan 8 orang Indonesia 2018. https://doi.org/1 Desember
(53,3%) dan ibu tidak mengalami anemia sebanyak 2013
7 orang (46,7%). Sedangkan kelompok buah Bit Carlo, G., Renzo, D., & Giardina, I. (2015).
merah, pada saat pretest didapatkan seluruh ibu 10.2217@Whe.15.35. Womens Health.
hamil mengalami anemia ringan sebanyak 15 orang Clifford, T., Howatson, G., West, D. J., & Stevenson,
(100%) dan setelah pemberian (posttest) mayoritas E. J. (2015). The potential benefits of red
ibu mengalami tidak anemia sebanyak 10 orang beetroot supplementation in health and
(66,7%) dan ibu mengalami anemia ringan sebanyak disease. Nutrients, 7(4), 2801–2822.
5 orang (33,3%). https://doi.org/10.3390/nu7042801
Penulis berasumsi, kemungkinan terjadi Colman, K., & Pavord, S. (2017). Iron deficiency
karena pengaruh paritas ibu hamil dimana terdapat anaemia in pregnancy Information for
ibu hamil dengan multigravida sebesar 46,7 % pada patients. Retrieved from
kelompok pemberian Bit merah dan ibu hamil https://www.ouh.nhs.uk/patient-
dengan multigravida sebesar 53,3 % pada kelompok guide/leaflets/files/14412Panaemia.pdf
tablet Fe. Dimana paritas menunjukkan ada Dinas Kesehatan Kota Langsa. (2019). Laporan
hubungan sebab akibat kejadian anemia, kerena Kasus tahun 2018.
semakin sering seorang ibu melahirkan maka akan Hanum Zulfa., Dewita Dewita, Handono Kusworini,
beresiko kehilangan darah yang berefek terhadap Nurdiana, S. E. (2018). Pengaruh Ekstrak Bit
penurunan kadar Hemoglobin (Ristica, 2013). Maka Merah ( Beta vulgaris L . ) Terhadap VEGF ,
dari diperlukan tambahan nutrisi yang mengandung dan Ketebalan Endometrium Pada Tikus (
asam folat dan zat besi pada ibu hamil anemia dan Rattus norvegicus ) Dipapar Asap Rokok
mungkin membutuhkan waktu yang panjang dalam Public Health Faculty Universitas Muslim
meningkat kadar Hb normal pada ibu hamil. Indonesia Address : Email : Phone : Article
history : Received 19 June. 1(3), 133–140.
KESIMPULAN Lotfi, M., Azizi, M., Tahmasbi, W., & Bashiri, P.
Berdasarkan hasil penelitian secara umum, (2018). The Effects of Consuming 6 Weeks of
ada pengaruh pemberian Jus Bit Merah dan Tablet Beetroot Juice (Beta vulgaris L.) on
Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil Hematological Parameters in Female Soccer
dengan Anemia di wilayah kerja puskesmas Kota Players. Journal of Kermanshah University of
Langsa. Medical Sciences, In Press(In Press).
https://doi.org/10.5812/jkums.82300
SARAN Manjulavathi, G. (2016). A Study to Assess the
Saran bagi peneliti selanjutnya agar dapat Effectiveness of Beetroot Juice on Hb Level
menggunakan waktu pemberian intervensi yang Among Middleage Women in Sree Balaji
lebih panjang kepada ibu hamil dengan anemia Teacher Training Institute , Chromepet .
sehingga dapat melihat pengaruh sangat signifikan chennai .( Tn ). Indian Journal Of Research,
terhadap kenaikan kadar hemoglobin. Bagi ibu hamil 5(12), 53–55.
agar dapat memilih Bit merah sebagai salah satu Masrizal. (2007). Studi Literatur Anemia Defisiensi
altrenatif terhadap penanganan kasus anemia Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2 : (1),
selama kehamilan. Sedangkan bagi petugas II(1), 140–145.
kesehatan agar melaksanakan sosialisasi tentang Mereddy, R., Fanning, K., Chan, A., Sultanbawa, Y.,
buah Bit merah sangat bermanfaat terhadap & Nirmal, N. (2016). Betalain rich functional
kesehatan masyarakat. extract with reduced salts and nitrate content
from red beetroot (Beta vulgaris L.) using
membrane separation technology. Food
Chemistry, 215, 311–317.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2016.07.1
Babarykin, D., Smirnova, G., Pundinsh, I., Vasiljeva, 32
S., Krumina, G., & Agejchenko, V. (2019). Neelwarne, B. (2012). Preface. In Red Beet
Red Beet (&lt;i&gt;Beta vulgaris&lt;/i&gt;) Biotechnology: Food and Pharmaceutical
Impact on Human Health. Journal of Applications. https://doi.org/10.1007/978-1-
Biosciences and Medicines, 07(03), 61–79. 4614-3458-0

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


Jus Bit Merah (Beta vulgaris L.) Bermanfaat Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Anemia 469

Ninfali, P., & Angelino, D. (2013). Nutritional and Nuswantoro, U., … Diponegoro, U. (2018).
functional potential of Beta vulgaris cicla and Intervensi Suplemen Makanan Untuk
rubra. Fitoterapia, 89(1), 188–199. Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Ibu
https://doi.org/10.1016/j.fitote.2013.06.004 Hamil Food Supplement Interventions for
Nora, M. A. (2018). Effect of red beetroot (Beta Increasing Hemoglobin Level on Pregnant
vulgaris L.) intake on the level of some Women. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
hematological tests in a group of female 9(3), 161–170.
volunteers. ISABB Journal of Food and https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.3.161-
Agricultural Sciences, 8(2), 10–17. 170
https://doi.org/10.5897/isabb-jfas2017.0070 Ristica, O. D. (2013). Faktor Risiko Kejadian Anemia
Nurhayati, N., Halimatusakdiah, P. K. A., & Asniah, pada Ibu Hamil Risk Factors Related to
A. (2015). PENGARUH ASUPAN TABLET Anemia in Pregnant Women. Jurnal
ZAT BESI (Fe) TERHADAP KADAR Kesehatan Komunitas, 2(2), 78–82.
HAEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL DI Sharma, J. B., & Shankar, M. (2010). Anemia in
PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM Pregnancy . PREVALENCE OF ANEMIA IN.
TAHUN 2014. Idea Nursing Journal, 6(1), 76– Indian Journal of Medical Research, 23(4),
82. 253–260.
Obai, G., Odongo, P., & Wanyama, R. (2016). Stephen, G., Mgongo, M., Hussein Hashim, T.,
Prevalence of anaemia and associated risk Katanga, J., Stray-Pedersen, B., & Msuya, S.
factors among pregnant women attending E. (2018). Anaemia in Pregnancy:
antenatal care in Gulu and Hoima Regional Prevalence, Risk Factors, and Adverse
Hospitals in Uganda: A cross sectional study. Perinatal Outcomes in Northern Tanzania.
BMC Pregnancy and Childbirth, 16(1), 1–7. Anemia, 2018.
https://doi.org/10.1186/s12884-016-0865-4 https://doi.org/10.1155/2018/1846280
Priya, N. G. (2013). Beet root juice on haemoglobin Suryandari, A. E. (2015). Jurnal Kebidanan DIBERI
among adolescent girls. IOSR Journal of Fe DENGAN Fe DAN BUAH BIT DI WILAYAH
Nursing and Health Science, 2(1), 09–13. KERJA Amaranthaceae dan memiliki nama
https://doi.org/10.9790/1959-0210913 latin zat besi sekitar hampir 7 % serta asam
Putri, M. C., Tjiptaningrum, A., Kedokteran, F., folat. Jurnal K, VII(01), 36–47.
Lampung, U., Klinik, B. P., Kedokteran, F., & Susiloningtyas, I. (2012). PEMBERIAN ZAT BESI
Lampung, U. (2016). Efek Antianemia Buah (Fe) DALAM KEHAMILAN Oleh : Is
Bit ( Beta vulgaris L . ) Antianemic Effect Of Susiloningtyas. Suhardjo, 2003, 50, 128.
Beetroot ( Beta vulgaris L . ). Jurnal Majority, WHO. (2016). Iron and folate
5(4), 96–100. supplementation,Intergrated Management of
Ratih, R. H. (2017). Pengaruh Pemberian Tablet Zat Pregnancy and Childbirth (IMPAC).
Besi (Fe) Terhadap Peningkatan Kadara WHO Global Database on Anaemia. (2008).
Hemoglobin Pada Ibu Hamil Yang Anemia. Worldwide prevalence of anaemia. World
Jomis (Journal Of Midwifery Science), 1(1), Health Organization.
30–34. https://doi.org/10.1017/S1368980008002401
Rimawati, E., Kusumawati, E., Gamelia, E., Achadi
Nugraheni, S., Kesehatan, F., Dian

Jurnal Kebidanan Volume 6, Nomor 4, Oktober 2020


BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah

Miftahul Afiat ¹, Pariati², Hadijah Alimuddin³


¹Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Stikes Amanah Makassar
²³Dosen Stikes Amanah Makassar
E-mail: miftahulafiatani@gmail.com

Abstract

Background: Formula milk is milk produced by the industry for the purpose of proper nutritional intake and can be accepted by the
child's body system. Dental caries is an infectious disease that can damage the hard tissue structure of the teeth, which includes
enamel, dentine and cementum, caused by the activity of microorganisms in fermenting carbohydrates. Research Objectives: To
determine the effect of formula feeding on caries in preschool-aged children. Research Methods: Literature study, where the
literature study method is one of the techniques for listing theoretical references come from textbooks, journals, scientific articles,
literature review which contains the effect of formula feeding on caries in preschool-aged children. Conclution: Consumption of
formula milk has an effect on dental caries in preschool children. Carbohydrate content such as sucrose and lactose can cause
dental caries and if you consume formula milk too often, the severity of dental caries will be higher.

Keywords: Formula milk, Caries, Preschool children

PENDAHULUAN formula pada bayi 0–6 bulan mengalami peningkatan


Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu yaitu dari 55,4 % Tahun 2013 menjadi 62,7 % pada
bagian dari kesehatan secara umum dan juga tahun 2018 dengan persentase yang tertinggi ialah
merupakan salah satu faktor yang penting dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 70,7 % serta
pertumbuhan normal dari anak (2). Susu formula Provinsi yang terendah ialah Bangka Belitung yaitu
adalah susu yang diproduksi oleh industri untuk 43,3 % dan terendah.Data Riskesdas (2018)
keperluan asupan gizi yang sesuai dan bisa diterima menyebutkan bahwa 93% anak usia dini, yakni dalam
sistem tubuh anak. Susu formula yang baik tidak rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang. Ini
menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, berarti hanya 7% anak di Indonesia yang bebas dari
muntah atau kesulitan buangair besar dan masalah karies gigi. Pada tahun 2019, prevalensi karies
meningkatkan kejadian karies gigi susu pada anak(13). gigi pada anak-anak di Sulawesi Selatan mencapai
Pola konsumsi susu Formula yang kurang tepat 90,05 %. Menurut survei yang dilakukan oleh FKG
seperti cara penyajian yang menggunakan botol UNHAS, kunjungan perawatan ke dokter gigi pun
yang dihubungkan dengan lama pemberian, masih sangat rendah yakni 10,7% dibanding dengan
frekuensi, dan waktu pemberian dapat menyebabkan kunjungan perawatan nasional yang mencapai 13,3%.
terjadinya karies pada anak (6) Karies gigi merupakan Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Gigi Anak FKG
suatu penyakit infeksi yang dapat merusak struktur Unpad, karies gigi pada balita menjadi permasalahan
jaringan keras gigi yang mencakup enamel, dentin, dan dental tertinggi di Indonesia sehingga kontrol orangtua
sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad terhadap makanan yang dapat menyebabkan karies dan
remik dalam meragikan karbohidrat (9). menghentikan kebiasaan minum susu dalam botol perlu
Berdasarkan data yang dikemukakan oleh World dilakukan sejak dini.
Health Organization (WHO) Tahun 2018, dimiliki Faktor yang menyebabkan karies gigi pada anak
sekitar 57% bayi baru lahir di seluruh dunia yang usia prasekolah adalah penggunaan susu formula
diberikan susu formula pada satu jam awal dengan kandungan karbohidrat yang tinggi dan
kelahiran dan 62% anak dibawah usia 6 bulan yang kebiasaan mengkonsumsi susu formula dengan
diberikan susu formula. Berdasarkan data Riset menggunakan botol susu apalagi seorang anak
Kesehatan Dasar RI (2018), cakupan pemberian susu mengkonsumsi susu formula pada malam hari

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 1
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

menjelang tidur dapat menyebabkan karies gigi. formula kariogenik. Sukrosa merupakan perangsang
Laktosa dan sukrosa dalam sisa susu yang tergenang dan penyebab terjadinya karies gigi pada manusia.
dalam mulut sepanjang malam akan mengalami proses Pola pemberian susu formula yang tidak tepat
hidrolisa oleh bakteri plak menjadi asam. seperti cara penyajian susu dalam botol, lama
Berdasarkan uraian diatas yang menjelaskan pemberian, frekuensi dan waktu pemberian dapat
tentang frekuensi pemberian susu formula terhadap menyebabkan terjadinya karies gigi pada anak.
risiko kejadian karies merupakan salah satu masalah Semakin lama susu formula berkontak dengan
kesehatan masyarakat. Maka penulis tertarik untuk permukaan gigi semakin besar pula kemungkinan
melakukan studi literatur tentang dengan judul untuk waktu lamanya produksi asam dalam rongga
Gambaran Pengaruh Pemberian Susu Formula mulut. Email gigi sangat rentan terhadap asam dan
Terhadap Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah akan terjadinya demineralisasi dari gigi yang akan
mengakibatkan karies jika gigi terpapar lingkungan
METODE asam dalam waktu yang lama.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi Gigi sulung lebih mudah terkena karies
literatur dengan metode penelitian data pustaka, gigi(lubang gigi) karena struktur dan morfologi gigi
membaca dan mencatat, serta mengolah bahan sulung yang berbeda dari gigi tetaap. Gigi rahang atas
penelitian.Data yang digunakan dalam penelitian ini lebih sering terkena karies gigi dibanding gigi rahang
adalah data yang diperoleh bukan dari pengamatan bawah karena gigi rahang bawah dilindungi oleh lidah
langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian selama gerakan menghisap susu.
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang
Sumber data yang didapat berupa artikel atau jurnal dilakukan oleh Imroatul Azizah dkk, (2020) dengan
yang relevan dengan menggunakan database melalui judul Konsumsi Susu Formula Terhadap Kejadian
Google Scholar. Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di PGTKIT
Kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini Alhamdulillah Bantul Yogyakarta dengan jumlah
yaitu susu formula, karies, dan anak usia prasekolah responden 114 menunjukkan bahwa sebagian besar
serta pengaruh pemberian susu formula dengan karies responden mengalami karies gigi yaitu sebanyak 80
pada anak usia prasekolah. responden dengan persentase 70,2% dengan jenis
kelamin lak i – laki 53,3%, usia 3 – 5 tahun 54,4%,
PEMBAHASAN dengan jumlah konsumsi susu formula ≤3 kali/hari
Susu formula dapat menyebabkan terjadinya
50,9%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
karies pada anak usia prasekolah. Susu formula adalah
antara konsumsi susu formula dengan kejadian karies
susu cair atau bubuk dengan formula tertentu yang
gigi di PG-TKIT. Rendahnya konsumsi karbohidrat
diproduksi oleh industri untuk keperluan asupan gizi
berpengaruh terhadap rendahnya karies gigi.
yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak, yang
Pemberian minuman seperti susu formula yang hampir
berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula yang
semua merk mengandung sukrosa dan oral – hygiene
berasal dari hewan (sapi, kambing dan domba) yang
yang salah merupakan penyebab terjadinya karies gigi.
telah diproses dan diubah kandungannya agar
Hal ini dikarenakan sukrosa merupakan gula yang
kandungannya sama dengan Air Susu Ibu (ASI).
paling kariogenik (menyebabkan gigi berlubang),
Walaupun tidak sehebat ASI, susu formula
frekuensi mengonsumsi sukrosa yang tinggi
mengoptimalkan dirinya agar menyerupai ASI. Seperti
meningkatkan keasaman plak dan mempertinggi
yang kita tahu bahwa pada umumnya susu yang
potensi pembentukan plak. Apabila makanan dan
beredar di pasaran merupakan jenis susu yang berasal
minuman berkarbohidrat terlalu sering dikonsumsi,
dari susu sapi. Susu formula yang tersaji adalah susu
maka rongga mulut akan senantiasa berada dalam
formula dengan nutrisi yang diserupakan dengan
kondisi asam, sehingga email gigi tidak mempunyai
kandungan air susu ibu diberikan pada anak berfungsi
kesempatan untuk melakukan proses remineralisasi
sebagai pengganti ASI dalam memenuhi nutrisi anak.
dengan sempurna yang akhirnya menyebabkan
Namun kandungan yang terdapat pada susu formula
terjadinya karies pada gigi.
sering diabaikan. Dalam susu formula terkandung
Semakin awal balita diberikan susu formula, dua
komponen gula atau karbohidrat yang dikenal dengan
kali lebih besar terkena kerusakan gigi dan karies gigi.
laktosa. Selain laktosa terkadang terdapat tambahan
Hal ini karena laktosa dan sukrosa yang terkandung
glukosa dalam susu formula yang menjadikan susu

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 2
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

dalam susu formula merangsang pertumbuhan bakteri Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
streptococcus mutans yang menyebabkan karies. dilakukan oleh Ira Fauziah dkk, (2021) dengan judul
sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik karena Hubungan Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian
cepat dimetabolisme oleh bakteri. Semakin sering Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah di Desa
sukrosa dikonsumsi, semakin lama gigi memiliki Ph Sringin Jumantono dengan jumlah sampel 56 anak
yang rendah yakni kondisi terjadinya demineralisasi usia prasekolah menunjukkan bahwa kejadian karies
sehingga gigi menjadi rentan karies. Laktosa gigi yang paling besar adalah kategori sedang, yaitu
merupakan karbohidrat yang dapat difermentasi oleh sebesar 24 anak (42,8%). Hal ini menunjukkan
bakteri sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada semakin lama konsumsi susu formula maka semakin
gigi. tinggi kejadian karies gigi, semakin banyak frekuensi
Penelitian ini sejalan dengan teori yang konsumsi susu formula maka semakin tinggi kejadian
dikemukakan oleh Banun Kusumawardani dkk (2019) karies gigi, semakin lama durasi konsumsi susu
bahwa bahan makanan (karbohidrat) tertentu yaitu formula maka semakin tinggi kejadian karies gigi.
polisakarida, sukrosa, dan glukosa dapat memicu Sedangkan anak yang menggunakan botol/dot dalam
terjadinya karies gigi bila melekat dengan mengkonsumsi susu formula maka semakin tinggi
permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Bakteri kejadian karies gigi, dan menambahkan gula/ pemanis
pada mulut akan mengubah glukosa, fruktosa, dan dalam mengkonsumsi susu formula maka semakin
sukrosa menjadi asam laktat melalui proses glikolisis tinggi kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah di
yang disebut fermentasi. Bila mengenai gigi, asam Desa Sringin Jumantono.
ini dapat menyebabkan demineralisasi. Bila Pola pemberian susu formula dalam jangka waktu
demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi yang lama dan tidak segera dibersihkan dapat
proses pelubangan. mengakibatkan karbohidrat pada susu difermentasikan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang oleh bakteri sehingga terjadi kerusakan pada
dilakukan oleh Lucia Yauri dkk, (2018) dengan judul permukaan gigi anak. Pemberian susu formula selama
Hubungan Lamanya Pemberian Susu Formula 2-3 tahun dapat menyebabkan karies gigi. Salah satu
Dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi Pada Anak penyebab utama terjadinya karies gigi adalah adalah
Usia 2-6 Tahun Di TK Islam Sudiang Asri Kel. Pai berhubungan dengan lamanya waktu pemaparan gula
Kec.Biringkanaya Kota Makassar dengan jumlah yang terkandung dalam susu formula terhadap gigi.
sampel 52 orang Pada penelitian ini ditemukan Lapisan email gigi sangat rentan terhadap asam dan
sebanyak 22 orang (42,3 %) yang memilki tingkat akan terjadinya demineralisasi dari gigi yang akan
keparahan karies kategori sedang dan hanya 12 orang mengakibatkan karies jika gigi terpapar dengan
saja yang memilki tingkat keparahan karies sangat lingkungan asam dalam waktu yang lama.
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan Penilitian ini sejalan dengan teori yang
antara lama pemberian susu formula dengan tingkat dikemukakan oleh Erliana Jingga dkk, (2019) bahwa
keparahan karies gigi pada anak usia 2-6 tahun. sifat fisik makanan yang mengandung karbohidrat
Terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya rampan memainkan peranan yang penting dalam pembentukan
karies, tetapi faktor utama ialah sering mengkonsumsi karies. Semakin lama sesuatu makanan yang
makanan dan minuman kariogenik dengan kandungan mengandung karbohidrat itu berkontak dengan
sukrosa yang sangat tinggi. Semakin lama anak permukaan email gigi, semakin besar pula
mengkonsumsi susu formula semakin tinggi tingkat kemungkinan untuk waktu lamanya produksi asam di
keparahan karies gigi yang terjadi akan menempel pada rongga mulut. Akibatnya, tingkat demineralisasi asam
email gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang. dari email dapat langsung berhubungan dengan jumlah
Semakin lama dan sering sesuatu makanan yang waktu makanan tersebut melekat pada permukaan gigi.
mengandung karbohidrat itu berkontak dengan gigi Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
maka semakin besar kemungkinan untuk waktu oleh Irna Apprillia Roswandha dkk, (2022) dengan
lamanya produksi asam di rongga mulut yang judul Pola Pemberian Susu Formula Dengan
mengakibatkan terjadinya demineralisasi email dan Rendahnya Prevalensi Angka Bebas Karies Usia Dini
berlangsung selama 20-30 menit, oleh karena itu salah Anak Prasekolah dengan jumlah sampel sebanyak 48
satu penyebab terjadinya karies adalah karena kontak anak. Hasil pemeriksaan karies pada anak prasekolah
yang berulang-ulang oleh plak dental terhadap gula didapatkan sebanyak 43 anak yang mengalami karies
pada periode waktu 30 menit. (90%) dan 5 tidak mengalami karies (10%). Hasil data

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 3
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

kuesioner menunjukkan responden sebanyak 45 orang gigi. Laktosa dan sukrosa dalam sisa susu yang
yang menjawab tidak tepat pada pertanyaan cara tergenang dalam mulut sepanjang malam akan
pemberian susu formula saat batita (93,75%) yang mengalami proses hidrolisa oleh bakteri plak menjadi
artinya masih tingginya tingkat penggunaan botol pada asam.
pemberian susu formula. Kebiasaan dalam memberikan Penelitian ini sejalan dengan teori yang
susu formula dengan botol saat batita sebagai dikemukakan oleh Mohammad Diqi dkk, (2018) bahwa
penghantar tidur hingga anak terlelap dengan botol pemberian susu botol pada anak balita merupakan
tetap berada di mulut dapat menjadi penyebab penyebab kerusakan pada gigi anak balita karena susu
terjadinya karies usia dini. ) minum susu dengan yang diberikan melalui botol pada saat anak menjelang
menggunakan botol sampai tertidur adalah cara yang tidur dapat terjadi pengolahan asam susu yang
tidak baik, karena cairan susu akan menggenangi menempel pada bawah lidah dan mulut sehingga dapat
rongga mulut untuk waktu yang lama. Sisa susu yang menurunkan derajat keasaman mulut yang dapat
menempel di permukaan gigi tanpa dibersihkan menyebabkan terjadinya rampan karies pada anak.
menjadi media yang baik bagi kuman untuk Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
berkembang biak dan menyebabkan lubang pada gigi. oleh Johnny Angki dkk, (2020) dengan judul
Semakin lama dan sering anak mengonsumsi susu Hubungan Lamanya Pemberian Susu Formula dengan
botol, maka berpotensi untuk terjadinya karies semakin Tingkat Keparahan Karies Gigi pada Anak Usia 4-6
tinggi. Tahun di TK Pancamarga Kecamatan Tanete Riattang
Minum susu dengan menggunakaan botol sampai Barat Kabupaten Bone dengan jumlah sampel
tertidur adalah cara yang tidak baik, cairan susu sebanyak 50 anak menunjukkan bahwa 24 sampel
tersebut akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk (48,0%) yang mengkonsumsi susu formula clan terjadi
beberapa waktu (jam). Genangan susu pada rongga karies, sedangkan 11 sampel (22,0%) yang tidak
mulut saat tidur dapat menjadi substrat yang akan mengkonsumsi susu formula clan tetap terjadi karies.
difermentasikan oleh bakteri menjadi asam, pH plak Adapun responden yang memberikan susu formula dan
menjadi dibawah 5 dalam waktu 1-3 menit. Semakin terjadi karies berjumlah 8 sampel (16,0%), sedangkan
lama dan sering anak mengkonsumsi susu botol, maka responden yang tidak terjadi karies sebanyak 2 sampel
potensi untuk terjadinya karies makin tinggi. (14,0%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang yang signifikan antara pemberian susu formula dengan
dilakukan oleh Endah Purwani Sari (2017) dengan karies gigi. Dimana susu formula bisa mengakibatkan
judul Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan karies gigi. Frekuensi mengkonsumsi sukrosa yang
Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di TK Dayyinah tinggi meningkatkan keasaman plak dan meningkatkan
Kids menunjukkan bahwa dari 114 responden potensi pembentukan plak serta pertumbuhan bakteri di
didapatkan hasil analisa univariat mayoritas pemberian rongga mulut. Plak paling aktif bekerja di malam hari,
susu formula yaitu sebanyak 64 orang (56,1%) dan pada saat anak dalam keadaan istirahat. Makan selama
minoritas 50 orang (43,9%) dan yang mengalami karies tidur meningkatkan resiko karies gigi karena
gigi mayoritas sebanyak 60 orang (52,6%) dan kebersihan mulut dan laju aliran saliva menurun saat
minoritas 54 orang (47,4%). Hasil analisa bivariat tidur. Sehingga mengkonsumsi minuman/makanan
mayoritas pemberian susu formula yaitu sebanyak 64 yang mengandung gula dengan botol harus dikurangi
orang (56,1%) dan yang mengalami karies gigi atau dihentikan pada saat malam hari (tidur).
sebanyak 42 orang (36,8%) yang artinya ada hubungan Salah satu penyebab terjadinya karies adalah
signifikan antara pemberian susu formula dengan karena kontak yang berulang-ulang oleh plak dental
karies gigi. Dimana susu formula bisa mengakibatkan terhadap gula yang terkandung dalam susu formula
karies gigi. karies gigi tidak diakibatkan oleh susu pada periode waktu tiga puluh menit, yang
formula saja melainkan oleh faktor yang lain. mengakibatkan email gigi terpapar kepada lingkungan
Hendaknya orang tua mengetahui bagaimana cara asam dalam waktu yang lama disebabkan oleh pola diet
memberikan susu formula pada anaknya sehingga tidak dengan frekuensi yang tinggi. Sehiingga jika susu
terjadi karies gigi.Faktor yang menyebabkan karies formula dikonsumsi dengan frekuensi yang tinggi
gigi pada anak usia prasekolah adalah penggunaan susu perhari, maka potensi gigi mengalami demineralisasi
formula dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, semakin tinggi, dan potensi untuk terjadinya karies gigi
apalagi seorang anak mengkonsumsi susu formula pada juga semakin besar.
malam hari menjelang tidur dapat menyebabkan karies

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 4
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

Penilitian ini sejalan dengan teori yang Bantul Yogyakarta. Jurnal Midwifery Update
dikemukakan oleh Erliana Jingga dkk, (2019) bahwa (MU).
frekuensi mengonsumsi sukrosa yang tinggi Diqi, M., Nugroho, C., Triyanto, R., & Rahayu, C.
meningkatkan keasaman plak dan mempertinggi (2018). Gambaran Karies dengan KebiasaanMinum
potensi pembentukan plak serta pertumbuhan bakteri di Susu Botol pada Anak Balita di PAUD Raudhatus
rongga mulut. Di antara periode makan, saliva akan Salam Desa Kaliwulu Kecamatan Plered Kabupaten
bekerja menetralisir asam dan membantu proses Cirebon. Actual Research Science Academic, 3(2), 17-
remineralisasi gigi melalui sistem buffer. Namun, 21.
apabila makanan dan minuman berkarbohidrat terlalu Emini, E., Kristianto, J., Yulita, I., Erwin, E., & Shara, N.
sering dikonsumsi, maka rongga mulut akan sentiasa M. (2020). Pengetahuan Ibu Tentang Kebiasaan Minum
berada dalam kondisi asam, sehingga email gigi tidak Susu Formula Melalui Botol Dan Status Karies Gigi
mempunyai kesempatan untuk melakukan proses Susu Pada Anak Usia Prasekolah. JDHT Journal of
remineralisasi dengan sempurna, yang akhirnya Dental Hygiene and Therapy.
menyebabkan terjadinya karies pada gigi. Fauziah, I., & Proborini, C. A. (2022). Hubungan
Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies
KESIMPULAN Gigi pada Anak Usia Prasekolah di Desa Sringin
Berdasarkan hasil data yang bersumber dari jurnal Jumantono. Jurnal Stethoscope, 2(2).
dan beberapa referensi yang relevan, maka dapat Hilmiah, H., & Ayu, P. (2021). Hubungan Pola
disimpulkan bahwa: Konsumsi susu formula Pemberian Susu Formula Menggunakan Botol Susu
berpengaruh terhadap karies gigi anak usia prasekolah dengan Risiko Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Usia
ola pemberian susu formula yang tidak tepat seperti 3-6 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoramba.
cara penyajian susu dalam botol, lama pemberian, Jurnal Berita Kesehatan.
frekuensi dan waktu pemberian dapat menyebabkan Kusumawardani, Banun & Dwi MerryChristmarini
terjadinya karies gigi pada anak. Kandungan Robin. (2019). Penyakit Dentomaksilofasial. Cetakan
karbohidrat seperti sukrosa dan laktosa dapat Pertama. Malang: Intimedia
menyebabkan karies gigi dan jika terlalu sering Lucitaningsih, E. J., Setyawan, H., & Yuliawati, S. (2019).
mengonsumsi susu formula maka tingkat keparahan Hubungan Pola Pemberian Susu Formula Dengan
karies gigi semakin tinggi. Kejadian Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak
Prasekolah Di TK Islam Diponegoro Kota Semarang.
DAFTAR REFERENSI Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip).
Nur, A. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Afrinis, N., Indrawati, I., & Farizah, N. (2020). Analisis Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Karies Di UPT Puskesmas KajuaraTahun 2021. Jurnal Suara
Gigi Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Kesehatan.
Anak Usia Dini. Roswandha, I. A. (2022). Pola Pemberian Susu Formula
Alvianur, R., & Jeddy, J. (2021). Gambaran Prevalensi Saat Batita Dengan Rendahnya Prevalensi Angka Bebas
Karies Pada Anak Usia 3-5 TahunYang Karies Usia Dini Anak Prasekolah (Studi di TK Dharma
Mengkonsumsi ASI dan Susu Botol: Kajian Pada Wanita Persatuan Tambakrejo 1 Kecamatan Krembung
PAUD Sapta Kemuning, Depok Jawa Barat.(Laporan Kabupaten Sidoarjo) (Doctoral dissertation, Poltekkes
Penelitian). Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu. Kemenkes Surabaya).
Angki, J., & Sainuddin, A. R. (2020). Hubungan Sari, E. P. (2017). Hubungan Pemberian Susu Formula
Lamanya Pemberian Susu Formula DenganTingkat Dengan Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di Tk
Keparahan Karies Gigi Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Dayyinah Kids. Jurnal Martenity and Neonatal.
TK Pancamarga Kecamatan Tanete Riattang Barat Yauri, L., & Said, R. T. (2018). Hubungan Pemberian
Kabupaten Bone. Media Kesehatan Gigi: Politeknik Susu Formula Dengan Tingkat Keparahan Karies
Kesehatan Makassar. Gigi Pada Anak Usia 2-6
Azizah, I., & Yulinda, D. (2020). Konsumsi Susu
Formula Terhadap Kejadian Karies Gigi PadaAnak
Prasekolah Di PGTKIT Alhamdulillah

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 5
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

tahun Di Tk Islam Sudiang Asri Kel. PAI Kec.


Biringkanaya Kota Makassar. Media Kesehatan
Gigi, Volume 17 Nomor 1.

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 6
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah

Miftahul Afiat ¹, Pariati², Hadijah Alimuddin³


¹Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Stikes Amanah Makassar
²³Dosen Stikes Amanah Makassar
E-mail: miftahulafiatani@gmail.com

Abstract

Background: Formula milk is milk produced by the industry for the purpose of proper nutritional intake and can be accepted by the
child's body system. Dental caries is an infectious disease that can damage the hard tissue structure of the teeth, which includes
enamel, dentine and cementum, caused by the activity of microorganisms in fermenting carbohydrates. Research Objectives: To
determine the effect of formula feeding on caries in preschool-aged children. Research Methods: Literature study, where the
literature study method is one of the techniques for listing theoretical references come from textbooks, journals, scientific articles,
literature review which contains the effect of formula feeding on caries in preschool-aged children. Conclution: Consumption of
formula milk has an effect on dental caries in preschool children. Carbohydrate content such as sucrose and lactose can cause
dental caries and if you consume formula milk too often, the severity of dental caries will be higher.

Keywords: Formula milk, Caries, Preschool children

PENDAHULUAN formula pada bayi 0–6 bulan mengalami peningkatan


Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu yaitu dari 55,4 % Tahun 2013 menjadi 62,7 % pada
bagian dari kesehatan secara umum dan juga tahun 2018 dengan persentase yang tertinggi ialah
merupakan salah satu faktor yang penting dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 70,7 % serta
pertumbuhan normal dari anak (2). Susu formula Provinsi yang terendah ialah Bangka Belitung yaitu
adalah susu yang diproduksi oleh industri untuk 43,3 % dan terendah.Data Riskesdas (2018)
keperluan asupan gizi yang sesuai dan bisa diterima menyebutkan bahwa 93% anak usia dini, yakni dalam
sistem tubuh anak. Susu formula yang baik tidak rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang. Ini
menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, berarti hanya 7% anak di Indonesia yang bebas dari
muntah atau kesulitan buangair besar dan masalah karies gigi. Pada tahun 2019, prevalensi karies
meningkatkan kejadian karies gigi susu pada anak(13). gigi pada anak-anak di Sulawesi Selatan mencapai
Pola konsumsi susu Formula yang kurang tepat 90,05 %. Menurut survei yang dilakukan oleh FKG
seperti cara penyajian yang menggunakan botol UNHAS, kunjungan perawatan ke dokter gigi pun
yang dihubungkan dengan lama pemberian, masih sangat rendah yakni 10,7% dibanding dengan
frekuensi, dan waktu pemberian dapat menyebabkan kunjungan perawatan nasional yang mencapai 13,3%.
terjadinya karies pada anak (6) Karies gigi merupakan Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Gigi Anak FKG
suatu penyakit infeksi yang dapat merusak struktur Unpad, karies gigi pada balita menjadi permasalahan
jaringan keras gigi yang mencakup enamel, dentin, dan dental tertinggi di Indonesia sehingga kontrol orangtua
sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad terhadap makanan yang dapat menyebabkan karies dan
remik dalam meragikan karbohidrat (9). menghentikan kebiasaan minum susu dalam botol perlu
Berdasarkan data yang dikemukakan oleh World dilakukan sejak dini.
Health Organization (WHO) Tahun 2018, dimiliki Faktor yang menyebabkan karies gigi pada anak
sekitar 57% bayi baru lahir di seluruh dunia yang usia prasekolah adalah penggunaan susu formula
diberikan susu formula pada satu jam awal dengan kandungan karbohidrat yang tinggi dan
kelahiran dan 62% anak dibawah usia 6 bulan yang kebiasaan mengkonsumsi susu formula dengan
diberikan susu formula. Berdasarkan data Riset menggunakan botol susu apalagi seorang anak
Kesehatan Dasar RI (2018), cakupan pemberian susu mengkonsumsi susu formula pada malam hari

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 1
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

menjelang tidur dapat menyebabkan karies gigi. formula kariogenik. Sukrosa merupakan perangsang
Laktosa dan sukrosa dalam sisa susu yang tergenang dan penyebab terjadinya karies gigi pada manusia.
dalam mulut sepanjang malam akan mengalami proses Pola pemberian susu formula yang tidak tepat
hidrolisa oleh bakteri plak menjadi asam. seperti cara penyajian susu dalam botol, lama
Berdasarkan uraian diatas yang menjelaskan pemberian, frekuensi dan waktu pemberian dapat
tentang frekuensi pemberian susu formula terhadap menyebabkan terjadinya karies gigi pada anak.
risiko kejadian karies merupakan salah satu masalah Semakin lama susu formula berkontak dengan
kesehatan masyarakat. Maka penulis tertarik untuk permukaan gigi semakin besar pula kemungkinan
melakukan studi literatur tentang dengan judul untuk waktu lamanya produksi asam dalam rongga
Gambaran Pengaruh Pemberian Susu Formula mulut. Email gigi sangat rentan terhadap asam dan
Terhadap Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah akan terjadinya demineralisasi dari gigi yang akan
mengakibatkan karies jika gigi terpapar lingkungan
METODE asam dalam waktu yang lama.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi Gigi sulung lebih mudah terkena karies
literatur dengan metode penelitian data pustaka, gigi(lubang gigi) karena struktur dan morfologi gigi
membaca dan mencatat, serta mengolah bahan sulung yang berbeda dari gigi tetaap. Gigi rahang atas
penelitian.Data yang digunakan dalam penelitian ini lebih sering terkena karies gigi dibanding gigi rahang
adalah data yang diperoleh bukan dari pengamatan bawah karena gigi rahang bawah dilindungi oleh lidah
langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian selama gerakan menghisap susu.
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang
Sumber data yang didapat berupa artikel atau jurnal dilakukan oleh Imroatul Azizah dkk, (2020) dengan
yang relevan dengan menggunakan database melalui judul Konsumsi Susu Formula Terhadap Kejadian
Google Scholar. Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di PGTKIT
Kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini Alhamdulillah Bantul Yogyakarta dengan jumlah
yaitu susu formula, karies, dan anak usia prasekolah responden 114 menunjukkan bahwa sebagian besar
serta pengaruh pemberian susu formula dengan karies responden mengalami karies gigi yaitu sebanyak 80
pada anak usia prasekolah. responden dengan persentase 70,2% dengan jenis
kelamin lak i – laki 53,3%, usia 3 – 5 tahun 54,4%,
PEMBAHASAN dengan jumlah konsumsi susu formula ≤3 kali/hari
Susu formula dapat menyebabkan terjadinya
50,9%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
karies pada anak usia prasekolah. Susu formula adalah
antara konsumsi susu formula dengan kejadian karies
susu cair atau bubuk dengan formula tertentu yang
gigi di PG-TKIT. Rendahnya konsumsi karbohidrat
diproduksi oleh industri untuk keperluan asupan gizi
berpengaruh terhadap rendahnya karies gigi.
yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak, yang
Pemberian minuman seperti susu formula yang hampir
berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula yang
semua merk mengandung sukrosa dan oral – hygiene
berasal dari hewan (sapi, kambing dan domba) yang
yang salah merupakan penyebab terjadinya karies gigi.
telah diproses dan diubah kandungannya agar
Hal ini dikarenakan sukrosa merupakan gula yang
kandungannya sama dengan Air Susu Ibu (ASI).
paling kariogenik (menyebabkan gigi berlubang),
Walaupun tidak sehebat ASI, susu formula
frekuensi mengonsumsi sukrosa yang tinggi
mengoptimalkan dirinya agar menyerupai ASI. Seperti
meningkatkan keasaman plak dan mempertinggi
yang kita tahu bahwa pada umumnya susu yang
potensi pembentukan plak. Apabila makanan dan
beredar di pasaran merupakan jenis susu yang berasal
minuman berkarbohidrat terlalu sering dikonsumsi,
dari susu sapi. Susu formula yang tersaji adalah susu
maka rongga mulut akan senantiasa berada dalam
formula dengan nutrisi yang diserupakan dengan
kondisi asam, sehingga email gigi tidak mempunyai
kandungan air susu ibu diberikan pada anak berfungsi
kesempatan untuk melakukan proses remineralisasi
sebagai pengganti ASI dalam memenuhi nutrisi anak.
dengan sempurna yang akhirnya menyebabkan
Namun kandungan yang terdapat pada susu formula
terjadinya karies pada gigi.
sering diabaikan. Dalam susu formula terkandung
Semakin awal balita diberikan susu formula, dua
komponen gula atau karbohidrat yang dikenal dengan
kali lebih besar terkena kerusakan gigi dan karies gigi.
laktosa. Selain laktosa terkadang terdapat tambahan
Hal ini karena laktosa dan sukrosa yang terkandung
glukosa dalam susu formula yang menjadikan susu

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 2
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

dalam susu formula merangsang pertumbuhan bakteri Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
streptococcus mutans yang menyebabkan karies. dilakukan oleh Ira Fauziah dkk, (2021) dengan judul
sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik karena Hubungan Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian
cepat dimetabolisme oleh bakteri. Semakin sering Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah di Desa
sukrosa dikonsumsi, semakin lama gigi memiliki Ph Sringin Jumantono dengan jumlah sampel 56 anak
yang rendah yakni kondisi terjadinya demineralisasi usia prasekolah menunjukkan bahwa kejadian karies
sehingga gigi menjadi rentan karies. Laktosa gigi yang paling besar adalah kategori sedang, yaitu
merupakan karbohidrat yang dapat difermentasi oleh sebesar 24 anak (42,8%). Hal ini menunjukkan
bakteri sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada semakin lama konsumsi susu formula maka semakin
gigi. tinggi kejadian karies gigi, semakin banyak frekuensi
Penelitian ini sejalan dengan teori yang konsumsi susu formula maka semakin tinggi kejadian
dikemukakan oleh Banun Kusumawardani dkk (2019) karies gigi, semakin lama durasi konsumsi susu
bahwa bahan makanan (karbohidrat) tertentu yaitu formula maka semakin tinggi kejadian karies gigi.
polisakarida, sukrosa, dan glukosa dapat memicu Sedangkan anak yang menggunakan botol/dot dalam
terjadinya karies gigi bila melekat dengan mengkonsumsi susu formula maka semakin tinggi
permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Bakteri kejadian karies gigi, dan menambahkan gula/ pemanis
pada mulut akan mengubah glukosa, fruktosa, dan dalam mengkonsumsi susu formula maka semakin
sukrosa menjadi asam laktat melalui proses glikolisis tinggi kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah di
yang disebut fermentasi. Bila mengenai gigi, asam Desa Sringin Jumantono.
ini dapat menyebabkan demineralisasi. Bila Pola pemberian susu formula dalam jangka waktu
demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi yang lama dan tidak segera dibersihkan dapat
proses pelubangan. mengakibatkan karbohidrat pada susu difermentasikan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang oleh bakteri sehingga terjadi kerusakan pada
dilakukan oleh Lucia Yauri dkk, (2018) dengan judul permukaan gigi anak. Pemberian susu formula selama
Hubungan Lamanya Pemberian Susu Formula 2-3 tahun dapat menyebabkan karies gigi. Salah satu
Dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi Pada Anak penyebab utama terjadinya karies gigi adalah adalah
Usia 2-6 Tahun Di TK Islam Sudiang Asri Kel. Pai berhubungan dengan lamanya waktu pemaparan gula
Kec.Biringkanaya Kota Makassar dengan jumlah yang terkandung dalam susu formula terhadap gigi.
sampel 52 orang Pada penelitian ini ditemukan Lapisan email gigi sangat rentan terhadap asam dan
sebanyak 22 orang (42,3 %) yang memilki tingkat akan terjadinya demineralisasi dari gigi yang akan
keparahan karies kategori sedang dan hanya 12 orang mengakibatkan karies jika gigi terpapar dengan
saja yang memilki tingkat keparahan karies sangat lingkungan asam dalam waktu yang lama.
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan Penilitian ini sejalan dengan teori yang
antara lama pemberian susu formula dengan tingkat dikemukakan oleh Erliana Jingga dkk, (2019) bahwa
keparahan karies gigi pada anak usia 2-6 tahun. sifat fisik makanan yang mengandung karbohidrat
Terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya rampan memainkan peranan yang penting dalam pembentukan
karies, tetapi faktor utama ialah sering mengkonsumsi karies. Semakin lama sesuatu makanan yang
makanan dan minuman kariogenik dengan kandungan mengandung karbohidrat itu berkontak dengan
sukrosa yang sangat tinggi. Semakin lama anak permukaan email gigi, semakin besar pula
mengkonsumsi susu formula semakin tinggi tingkat kemungkinan untuk waktu lamanya produksi asam di
keparahan karies gigi yang terjadi akan menempel pada rongga mulut. Akibatnya, tingkat demineralisasi asam
email gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang. dari email dapat langsung berhubungan dengan jumlah
Semakin lama dan sering sesuatu makanan yang waktu makanan tersebut melekat pada permukaan gigi.
mengandung karbohidrat itu berkontak dengan gigi Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
maka semakin besar kemungkinan untuk waktu oleh Irna Apprillia Roswandha dkk, (2022) dengan
lamanya produksi asam di rongga mulut yang judul Pola Pemberian Susu Formula Dengan
mengakibatkan terjadinya demineralisasi email dan Rendahnya Prevalensi Angka Bebas Karies Usia Dini
berlangsung selama 20-30 menit, oleh karena itu salah Anak Prasekolah dengan jumlah sampel sebanyak 48
satu penyebab terjadinya karies adalah karena kontak anak. Hasil pemeriksaan karies pada anak prasekolah
yang berulang-ulang oleh plak dental terhadap gula didapatkan sebanyak 43 anak yang mengalami karies
pada periode waktu 30 menit. (90%) dan 5 tidak mengalami karies (10%). Hasil data

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 3
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

kuesioner menunjukkan responden sebanyak 45 orang gigi. Laktosa dan sukrosa dalam sisa susu yang
yang menjawab tidak tepat pada pertanyaan cara tergenang dalam mulut sepanjang malam akan
pemberian susu formula saat batita (93,75%) yang mengalami proses hidrolisa oleh bakteri plak menjadi
artinya masih tingginya tingkat penggunaan botol pada asam.
pemberian susu formula. Kebiasaan dalam memberikan Penelitian ini sejalan dengan teori yang
susu formula dengan botol saat batita sebagai dikemukakan oleh Mohammad Diqi dkk, (2018) bahwa
penghantar tidur hingga anak terlelap dengan botol pemberian susu botol pada anak balita merupakan
tetap berada di mulut dapat menjadi penyebab penyebab kerusakan pada gigi anak balita karena susu
terjadinya karies usia dini. ) minum susu dengan yang diberikan melalui botol pada saat anak menjelang
menggunakan botol sampai tertidur adalah cara yang tidur dapat terjadi pengolahan asam susu yang
tidak baik, karena cairan susu akan menggenangi menempel pada bawah lidah dan mulut sehingga dapat
rongga mulut untuk waktu yang lama. Sisa susu yang menurunkan derajat keasaman mulut yang dapat
menempel di permukaan gigi tanpa dibersihkan menyebabkan terjadinya rampan karies pada anak.
menjadi media yang baik bagi kuman untuk Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
berkembang biak dan menyebabkan lubang pada gigi. oleh Johnny Angki dkk, (2020) dengan judul
Semakin lama dan sering anak mengonsumsi susu Hubungan Lamanya Pemberian Susu Formula dengan
botol, maka berpotensi untuk terjadinya karies semakin Tingkat Keparahan Karies Gigi pada Anak Usia 4-6
tinggi. Tahun di TK Pancamarga Kecamatan Tanete Riattang
Minum susu dengan menggunakaan botol sampai Barat Kabupaten Bone dengan jumlah sampel
tertidur adalah cara yang tidak baik, cairan susu sebanyak 50 anak menunjukkan bahwa 24 sampel
tersebut akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk (48,0%) yang mengkonsumsi susu formula clan terjadi
beberapa waktu (jam). Genangan susu pada rongga karies, sedangkan 11 sampel (22,0%) yang tidak
mulut saat tidur dapat menjadi substrat yang akan mengkonsumsi susu formula clan tetap terjadi karies.
difermentasikan oleh bakteri menjadi asam, pH plak Adapun responden yang memberikan susu formula dan
menjadi dibawah 5 dalam waktu 1-3 menit. Semakin terjadi karies berjumlah 8 sampel (16,0%), sedangkan
lama dan sering anak mengkonsumsi susu botol, maka responden yang tidak terjadi karies sebanyak 2 sampel
potensi untuk terjadinya karies makin tinggi. (14,0%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang yang signifikan antara pemberian susu formula dengan
dilakukan oleh Endah Purwani Sari (2017) dengan karies gigi. Dimana susu formula bisa mengakibatkan
judul Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan karies gigi. Frekuensi mengkonsumsi sukrosa yang
Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di TK Dayyinah tinggi meningkatkan keasaman plak dan meningkatkan
Kids menunjukkan bahwa dari 114 responden potensi pembentukan plak serta pertumbuhan bakteri di
didapatkan hasil analisa univariat mayoritas pemberian rongga mulut. Plak paling aktif bekerja di malam hari,
susu formula yaitu sebanyak 64 orang (56,1%) dan pada saat anak dalam keadaan istirahat. Makan selama
minoritas 50 orang (43,9%) dan yang mengalami karies tidur meningkatkan resiko karies gigi karena
gigi mayoritas sebanyak 60 orang (52,6%) dan kebersihan mulut dan laju aliran saliva menurun saat
minoritas 54 orang (47,4%). Hasil analisa bivariat tidur. Sehingga mengkonsumsi minuman/makanan
mayoritas pemberian susu formula yaitu sebanyak 64 yang mengandung gula dengan botol harus dikurangi
orang (56,1%) dan yang mengalami karies gigi atau dihentikan pada saat malam hari (tidur).
sebanyak 42 orang (36,8%) yang artinya ada hubungan Salah satu penyebab terjadinya karies adalah
signifikan antara pemberian susu formula dengan karena kontak yang berulang-ulang oleh plak dental
karies gigi. Dimana susu formula bisa mengakibatkan terhadap gula yang terkandung dalam susu formula
karies gigi. karies gigi tidak diakibatkan oleh susu pada periode waktu tiga puluh menit, yang
formula saja melainkan oleh faktor yang lain. mengakibatkan email gigi terpapar kepada lingkungan
Hendaknya orang tua mengetahui bagaimana cara asam dalam waktu yang lama disebabkan oleh pola diet
memberikan susu formula pada anaknya sehingga tidak dengan frekuensi yang tinggi. Sehiingga jika susu
terjadi karies gigi.Faktor yang menyebabkan karies formula dikonsumsi dengan frekuensi yang tinggi
gigi pada anak usia prasekolah adalah penggunaan susu perhari, maka potensi gigi mengalami demineralisasi
formula dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, semakin tinggi, dan potensi untuk terjadinya karies gigi
apalagi seorang anak mengkonsumsi susu formula pada juga semakin besar.
malam hari menjelang tidur dapat menyebabkan karies

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 4
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

Penilitian ini sejalan dengan teori yang Bantul Yogyakarta. Jurnal Midwifery Update
dikemukakan oleh Erliana Jingga dkk, (2019) bahwa (MU).
frekuensi mengonsumsi sukrosa yang tinggi Diqi, M., Nugroho, C., Triyanto, R., & Rahayu, C.
meningkatkan keasaman plak dan mempertinggi (2018). Gambaran Karies dengan KebiasaanMinum
potensi pembentukan plak serta pertumbuhan bakteri di Susu Botol pada Anak Balita di PAUD Raudhatus
rongga mulut. Di antara periode makan, saliva akan Salam Desa Kaliwulu Kecamatan Plered Kabupaten
bekerja menetralisir asam dan membantu proses Cirebon. Actual Research Science Academic, 3(2), 17-
remineralisasi gigi melalui sistem buffer. Namun, 21.
apabila makanan dan minuman berkarbohidrat terlalu Emini, E., Kristianto, J., Yulita, I., Erwin, E., & Shara, N.
sering dikonsumsi, maka rongga mulut akan sentiasa M. (2020). Pengetahuan Ibu Tentang Kebiasaan Minum
berada dalam kondisi asam, sehingga email gigi tidak Susu Formula Melalui Botol Dan Status Karies Gigi
mempunyai kesempatan untuk melakukan proses Susu Pada Anak Usia Prasekolah. JDHT Journal of
remineralisasi dengan sempurna, yang akhirnya Dental Hygiene and Therapy.
menyebabkan terjadinya karies pada gigi. Fauziah, I., & Proborini, C. A. (2022). Hubungan
Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies
KESIMPULAN Gigi pada Anak Usia Prasekolah di Desa Sringin
Berdasarkan hasil data yang bersumber dari jurnal Jumantono. Jurnal Stethoscope, 2(2).
dan beberapa referensi yang relevan, maka dapat Hilmiah, H., & Ayu, P. (2021). Hubungan Pola
disimpulkan bahwa: Konsumsi susu formula Pemberian Susu Formula Menggunakan Botol Susu
berpengaruh terhadap karies gigi anak usia prasekolah dengan Risiko Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Usia
ola pemberian susu formula yang tidak tepat seperti 3-6 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoramba.
cara penyajian susu dalam botol, lama pemberian, Jurnal Berita Kesehatan.
frekuensi dan waktu pemberian dapat menyebabkan Kusumawardani, Banun & Dwi MerryChristmarini
terjadinya karies gigi pada anak. Kandungan Robin. (2019). Penyakit Dentomaksilofasial. Cetakan
karbohidrat seperti sukrosa dan laktosa dapat Pertama. Malang: Intimedia
menyebabkan karies gigi dan jika terlalu sering Lucitaningsih, E. J., Setyawan, H., & Yuliawati, S. (2019).
mengonsumsi susu formula maka tingkat keparahan Hubungan Pola Pemberian Susu Formula Dengan
karies gigi semakin tinggi. Kejadian Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak
Prasekolah Di TK Islam Diponegoro Kota Semarang.
DAFTAR REFERENSI Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip).
Nur, A. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Afrinis, N., Indrawati, I., & Farizah, N. (2020). Analisis Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Karies Di UPT Puskesmas KajuaraTahun 2021. Jurnal Suara
Gigi Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Kesehatan.
Anak Usia Dini. Roswandha, I. A. (2022). Pola Pemberian Susu Formula
Alvianur, R., & Jeddy, J. (2021). Gambaran Prevalensi Saat Batita Dengan Rendahnya Prevalensi Angka Bebas
Karies Pada Anak Usia 3-5 TahunYang Karies Usia Dini Anak Prasekolah (Studi di TK Dharma
Mengkonsumsi ASI dan Susu Botol: Kajian Pada Wanita Persatuan Tambakrejo 1 Kecamatan Krembung
PAUD Sapta Kemuning, Depok Jawa Barat.(Laporan Kabupaten Sidoarjo) (Doctoral dissertation, Poltekkes
Penelitian). Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu. Kemenkes Surabaya).
Angki, J., & Sainuddin, A. R. (2020). Hubungan Sari, E. P. (2017). Hubungan Pemberian Susu Formula
Lamanya Pemberian Susu Formula DenganTingkat Dengan Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah Di Tk
Keparahan Karies Gigi Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Dayyinah Kids. Jurnal Martenity and Neonatal.
TK Pancamarga Kecamatan Tanete Riattang Barat Yauri, L., & Said, R. T. (2018). Hubungan Pemberian
Kabupaten Bone. Media Kesehatan Gigi: Politeknik Susu Formula Dengan Tingkat Keparahan Karies
Kesehatan Makassar. Gigi Pada Anak Usia 2-6
Azizah, I., & Yulinda, D. (2020). Konsumsi Susu
Formula Terhadap Kejadian Karies Gigi PadaAnak
Prasekolah Di PGTKIT Alhamdulillah

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 5
BARONGKO : JURNAL ILMU KESEHATAN
KESEHATAN GIGI
(Dental Health) 2023

tahun Di Tk Islam Sudiang Asri Kel. PAI Kec.


Biringkanaya Kota Makassar. Media Kesehatan
Gigi, Volume 17 Nomor 1.

Pengaruh Pemberian Susu Formula Dengan Karies Pada Anak Usia Prasekolah| 6
Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 5 No. 1 Tahun 2020 | 37 – 41

Journal of Health Science


(Jurnal Ilmu Kesehatan)
https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/JIK
2356-5284 (Print) |2356-5543 (online)

Literatur Review : Terapy Musik Terhadap Hipertensi Kehamilan


Ahmaniyah1, Ratna Indriyani2

Program Studi S1 Kbidanan, Universitas Wiararaja, Madura, Indonesia


1,2

1
ahmaniyah.fik@wiraraja.ac.id *; ratnaindriyani@wiraraja.ac.id
*Corresponding Author

Informasi artikel ABSTRAK


Received: 17-04-2020 Hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi kehamilan secara
Revised: 22-05-2020 umum, yang mempengaruhi 2% wanita hamil di dunia. merupakan
Accepted: 31-05-2020 penyebab kematian ibu hamil di dunia, penanganan hipertensi dilakukan
dengan konvensional yaitu obat penurun hipertensi, tetapi pengobatan
Kata kunci: yang konvensinal ini banyak kendalanya karena berkaitan dengan ibu
Hamil hamil yang pasti pasti akan berkaitan dengan janin yang kandungnya.
Musik Tujuan : menganalisis terapi musik dalam menurunkan tekanan darah
Hipertensi pada ibu hamil. Metode : Penelitian ini ditinjau dari basis data elektronik
termasuk Science Direct, Pubmed, Google Cendekia. Dengan kata kunci “
hipertensi, music, kehamilan”. Sebanyak 4 dari 5.840 rentang publikasi
dari 2015 hingga Desember 2019, yang membahas tentang terapi musik
pada ibu hamil yang menagalami hipertensi dan disajikan dalam bahasa
Inggris, dimasukkan dalam ulasan ini. Selain itu, bab buku teks dan
pedoman yang relevan diperiksa untuk menangkap informasi lebih lanjut
atau laporan tambahan yang tidak diidentifikasi dalam pencarian
elektronik. Hasil : dari analisis banyak penelitian menunjukkan bahwa
terapi musik dengan rata – rata durasi 30 menit selama 1 bulan
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap penurunan hipertensi pada
ibu hamil Kesimpulan : Terapi musik adalah usaha yang signifikan
dikombinasi dengan terapi konvensional untuk penurunan tekanan
sistolik dan diastolik pada ibu hamil yang hipertensi.
ABSTRACT
Key word: Hypertension in pregnancy is a complication of pregnancy in general,
Pregnancy which affects 2% of pregnant women in the world. is a cause of death of
Music pregnant women in the world, the handling of hypertension is done
Hypertension conventionally, namely hypertension-lowering drugs, but this conventional
treatment has many obstacles because it is related to pregnant women who
will certainly be related to the fetus. Objective: to analyze music therapy in
reducing blood pressure in pregnant women. Methods: This research was
reviewed from electronic databases including Science Direct, Pubmed,
Google Scholar. With the keywords "hypertension, music, pregnancy". A
total of 4 of the 5,840 publication ranges from 2015 to December 2019,
which discussed music therapy in pregnant women with hypertension and
were presented in English, were included in this review. In addition,
relevant textbook chapters and guidelines are examined to capture further
information or additional reports not identified in the electronic search.
Results: analysis of many studies showed that music therapy with an
average duration of 30 minutes for 1 month showed significant results in
reducing hypertension in pregnant women. Conclusion: Music therapy is a
significant effort combined with conventional therapy for reducing systolic
and diastolic pressure in hypertensive pregnant women.

Pendahuluan hamil di dunia..(Pennings et al., 2011) fakor


Hipertensi adalah penyebab penyebab terjadinya hipertensi dalam
kematian ibu hamil didunia, yang kehamilan tidak diketahui secara pasti,
menyebabkan komplikasi kehamilan secara tetapi dari hasil penelitian faktor
umum , dan mempengaruhi 2% wanita keturunan dan kekebalan tubuh, serta

37 | Journal Of Health Science email: jurnalfik@wiraraja.ac.id


Ahmaniyah dkk| Literatur Review : Terapy Musik …..

fungsi plasenta dan reaksi inflamasi yang bahwa banyak dari proses dalam hidup
abnormal merupakan penyebab dari kita selalu ber-irama. Sebagai contoh, nafas
terjadiya hipertensi dalam kehamilan. kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya
(Ayuk & Matijevic, 2006; Deveer et al., berulang dan berirama.
2013) Hipertensi dalam kehamilan Terapi musik merupakan terapi
memiliki dampak yang serius pada yang universal dan bisa diterima oleh
kehamilan, seperti Kematian bayi perinatal, semua orang karena kita tidak
asphyxia neonatorum, gawat janin, solusio membutuhkan kerja otak yang berat untuk
plasenta, perdarahan pasca persalinan. menginterpretasi alunan musik. Terapi
(Kintiraki, Papakatsika, Kotronis, Goulis, & musik sangat mudah diterima organ
Kotsis, 2015) penanganan hipertensi pendengaran kita dan kemudian melalui
dilakukan dengan konvensional yaitu obat saraf pendengaran disalurkan ke bagian
penurun hipertensi, tetapi pengobatan otak yang memproses emosi (sistem
yangkonvensinal ini banyak kendalanya limbik). Terapi musik telah terbukti efektif
karena berkaitan dengan ibu hamil yang dalam memanipulasi reaksi stres,
pasti akan berkaitan dengan janin yang kecemasan, rasa sakit, dan ketegangan
kandungnya, jadi diperlukan terapi otot.(Liao, Jiang, & Wang, 2015). Tujuan
komplementer yaitu dengan Terapi musik, dari penelitian ini menganalisis terapi
yang merupakan usaha meningkatkan musik yang palingefektif dalam
kualitas fisik dan mental dengan menurunkan tekanan darah pada ibu hamil
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, yang mengalami hipertensi.
ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya
yang diorganisir sedemikian rupa hingga Metode
tercipta musik yang bermanfaat untuk Penelitian ini ditinjau dari basis data
kesehatan fisik dan mental.
Penggabungan terapi musik dan
elektronik termasuk Science Direct,
obat-obatan konvensional tidak hanya Pubmed, Google Cendekia dan situs web
memberikan hasil anti-hipertensi, tetapi terkait lainnya. Dengan kata kunci “
juga menurunkan detak jantung saat hipertensi, music, kehamilan”. Sebanyak 4
istirahat dan aktivitas saraf simpatik. dari 5.840 yang kemudian dipilih sesuai
Penerapan terapi musik pada pasien dengan tema dan dicari persamaannya dari
hipertensi yang telah menjalani operasi
caesar juga dapat menurunkan kadar
setiap jurnal yang ditemukan. rentang
angiotensin II.(Geretsegger et al., 2015) publikasi dari 2015 hingga Desember 2019,
Musik memiliki kekuatan untuk mengobati yang membahas tentang terapi musik pada
penyakit dan meningkatkan kemampuan ibu hamil yang menagalami hipertensi dan
pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan disajikan dalam bahasa Inggris, dimasukkan
menjadi sebuah terapi, musik dapat dalam ulasan ini. Selain itu, bab buku teks
meningkatkan, memulihkan, dan
memelihara kesehatan fisik, mental,
dan pedoman yang relevan diperiksa untuk
emosional, sosial dan spiritual. Hal ini menangkap informasi lebih lanjut atau
disebabkan musik memiliki beberapa laporan tambahan yang tidak diidentifikasi
kelebihan, yaitu karena musik bersifat dalam pencarian elektronik.
nyaman, menenangkan, membuat rileks,
berstruktur, dan universal. Perlu diingat

Hasil dan pembahasan


Tabel 1. Karakterisik yang termasuk dalam penelitian
Peneliti Sampel Prosedur Hasil
1.(Cao et al., 60 ibu hamil Pasien pada kedua kelompok diberi Hasilnya menunjukkan bahwa
2016) (2018) hipetensi terapeutik konvensional, termasuk terapi musik merupakan
dengan usia spasmolisis dengan magnesium suplemen yang efektif dalam
kehamilan 20 sulfat, menurunkan tekanan darah menurunkan tekanan darah
minggu dengan nifedipin dan lainnya. Pasien pada ibu hamil yang
dalam kelompok observasi juga hipertensi, mengurangi serum
diberi terapi musik selain pengobatan Ang II, mengurangi emosi
konvensional: orang-orang dengan negatif, dan meningkatkan
kualifikasi merumuskan pilihan kualitas hidup.

38 | Journal Of Health Science


Ahmaniyah dkk| Literatur Review : Terapy Musik …..

musik yang dipersonalisasi sesuai


dengan emosi diri yang dilaporkan
dari pasien. Terutama terdiri dari
musik rakyat dan simfoni oleh
Beethoven, Schubert, dan
Tchaikovsky, serta lagu favorit
lamban dan disengaja pasien.
Perawatan dimulai dua jam setelah
sarapan dan dua jam setelah makan
malam dan berlangsung 30 sampai
60 menit setiap hari untuk setiap
pasien, dan volumenya antara 50
sampai 60 desibel. Selain itu, masing-
masing pasien mengeluarkan MP3
player kecil dengan earpiece dan
musiknya tersimpan di MP3 player
sehingga pasien bisa mendengarkan
setiap saat. Semua pasien menerima
perawatan terus menerus selama
empat minggu

2.(Gupta & 50 responden Grup A tidak mendengarkan musik Pada kedua kelompok,
Gupta, 2018) dengan usia dan Grup B setiap hari mendengarkan penurunan resistensi
(2016) kehamilan musik klasik selama sebulan dengan pembuluh darah ditemukan
28-32 durasi 30 menit dirumah dengan Grup A menunjukkan
minggu, yang posisi berbaring (relaksasi). Yang peningkatan resistensi pada
dibagi pemeriksaan dilakukan 2 kali 6 jam usia kehamilan dibandingkan
kelompok A sebelumdilakukan terapi dan 6 jam dengan Grup B tidak terjadi
25 responden setelah dilakukan terapi. Pemeriksaan penuruan penurunan tekanan
tidak sistemik dan obstetrik dilakukan darah. Indeks pulsatilitas di
diperdengark pada semua subjek. Doppler warna antara ketiga indeks doppler
an musik dan dilakukan untuk menilai aliran darah arteri umbilikalis ditemukan
kelompok B di arteri umbilikalis bilateral dengan sebagai indikator yang paling
25 responden mengukur berbagai indeks doppler sensitif terhadap insufisiensi
mendengrka secara ultrasonologis: Indeks foetoplacental. Dengan
n musik Pulsatilitas (PI), Indeks Tahanan (RI) & demikian kami menyimpulkan
klasik Rasio diastolik Sistolik (S / D ratio. bahwa musik klasik memiliki
Aliran darah janin secara efek terapeutik dalam
ultrasonologis dievaluasi kembali Kehamilan diinduksi
dengan metode color doppler setelah hipertensi dalam
satu bulan di Grup A & Grup B. meningkatkan sirkulasi
foetomaternal

3.(Nurwahy 35 wanita 35 responden diperdengarkan musik Sebagian besar tekanan darah


udi, hamil yang klasik Mozart dengan menggunakan sebelum mendengarkan musik
Hermawan, mengalami ear phone selama 30 menit dan klasik Mozart PIH
Sajidin, & hipertensi kemudian diukur tekanan darah diklasifikasikan oleh jumlah
Zainal) dengan usia dengan mengunakan 10 orang (53%) dan tekanan
(2018) kehamilan spygmamometer. darah sebagian besar
13-28 responden setelah
minggu pada mendengarkan musik klasik
bulan Maret Mozart menjadi hipertensi
2018 di ringan dengan
rumah sakit
Bangil dan jumlah 14 orang (74 %).
sampel Sedangkan responden yang
berjumlah 35 tidak mendengarkan musik
klasik Mozart baik sebelum
dan sesudah PIH digolongkan
dengan jumlah 12 orang (63%)
karena tidak terdegradasi.

4.(Gogate & 40 responden group B 20 diberikan terapi musik Untuk tekanan darah sistolik,
Patil, 2019) dengan dan fisioterapi dan Group A 20 diastolik dan denyut nadi
hipertensi menunjukkan sangat

39 | Journal Of Health Science


Ahmaniyah dkk| Literatur Review : Terapy Musik …..

(2019) kehamilan responden dengan terapi musik signifikan dalam pasca


pada intervensi untuk kelompok B
trimester 3, (p <0,0001). Dibandingkan
dibagi group dengan group A, jadi
A 20 dan kombinasi terapi musik dan
Group B 20, fisioterapi aman dan efektif
dengan untukmmengurangi tekanan
pengamblan darah sistolik, tekanan darah
sampel diastolik dan denyut nadi
secara acak. dengan komplikasi yang
ringan.

sekitar 30 menit dan untuk volumenya


disesuaikan dengan kemauan responden
Dari hasil review jurnal diatas didapatkan
sehingga responden bebas memilih atau
sampel pada penelitian ibu hamil yang
menentukan volume sendiri, hal ini juga
mengalami hipertensi yaitu usia kehamilan
20 minggu sampai 32 minggu. Dari hasil
penelitian didapatkan ada hubungan antara akan mempengaruhi keberhasilan terapi
hipertensi dalam kehamilan dengan gawat musik karena tidak ada tekanan pada
janin, solusio plasenta, kelahiran prematur, dalam menjalankan terapi.
bedah caesar, dan perdarahan
Kesimpulan
postpartum.(Nahar, Nahar, Hossain,
Dari telaah jurnal didapatkan terapi
Yasmin, & Annur, 2015; Veerbeek et al.,
music memberikan manfaat yang
2015) hipertensi juga menyebakan emosi
signifikan baik dalam meningkatkan
yang negatif dan hal ini akan berakibat
kualiatas tidur dengan konseling music
pada kecemasan dan depresi yang
pada ibu hamil dan menurunkan tekanan
meningkat, selain itu juga akan berakibat
darah (hipertensi) pada ibu hamil dan
pada penurunan kulaitas hidup yaitu
terapi music ini dapat menenangkan
somatisasi, depresi, kecemasan, perilaku
mental ibu hamil yang tingkat stressnya
bermusuhan, obsesif kompulsif, ketakutan,
lebih tinggi dari keadaan tidak hamil, jadi
sensitivitas antar pribadi, dan gejala
terapi music ini dapat dijadikan alternatif
kecemasan signifikan lebih terjadi pada
untuk pengobatan terapeutik pada semua
wanita hamil dengan hipertensi dari pada
klien yang membutuhkan terapi.
wanita hamil yang sehat.(Stern C, 2014)
selain berkaitan dengan penurunan
kualitas hidup pada ibu hamil yang. Daftar Pustaka
hipertensi, jika tidak ditangani Ayuk, P. T., & Matijevic, R. (2006).
merupakan penyumbang angka kematian Placental ischaemia is a
ibu dan bayi, Sehingga penanganan untuk consequence rather than a cause of
hipertensi yang dilakukan di semua negara pre-eclampsia. Medical hypotheses,
yaitu dengan cara konvensional. obat anti
hipertensi yang banyak digunakan di pusat
67(4), 792-795.
pelayanan kesehatan yaitu nifedipin sekitar Cao, S., Sun, J., Wang, Y., Zhao, Y.,
50% pada 62 kasus hipertensi.(Chambali, Sheng, Y., & Xu, A. (2016). Music
Meylina, & Rusli, 2019) dan obat anti therapy improves pregnancy-
hipertensi mempunyai efek samping yaitu induced hypertension treatment
mual atau muntah, sakit kepala, diare atau efficacy. Int J Clin Exp Med, 9(5),
konstipasi, gugup, berat badan naik atau
turun, jika hal ini dialami oleh ibu hamil
8833-8838.
akan berakibat sangat tidak baik baik Chambali, M. A., Meylina, L., & Rusli, R.
untuk ibu maupun janinnya, sehingga (2019). Analisis Efektivitas Biaya
diperlukan terapi pendamping selain terapi Penggunaan Obat Antihipertensi
konvensional yaitu terapi musik, yang pada Pasien Preeklampsia di RSUD
mengungkapkan bahwa terapi musik Abdul Wahab Sjahranie Periode
memiliki pengaruh besar pada
keberhasilan perawatan konvensional 2018. Paper presented at the
untuk ibu hamil hipertensi baik tekanan Proceeding of Mulawarman
darah sistolik dan diastolik. Dan pada hasil Pharmaceuticals Conferences.
review jurnal diatas rata – rata durasinya
40 | Journal Of Health Science
Ahmaniyah dkk| Literatur Review : Terapy Musik …..

Deveer, R., Engin-Ustun, Y., Akbaba, E., Bangil. President Pathumthani


Halisdemir, B., Cakar, E., University, 443.
Danisman, N., . . . Candemir, Z. Pennings, J. L., Kuc, S., Rodenburg, W.,
(2013). Association between pre- Koster, M. P., Schielen, P. C., & de
eclampsia and inherited Vries, A. (2011). Integrative data
thrombophilias. Fetal and pediatric mining to identify novel candidate
pathology, 32(3), 213-217. serum biomarkers for pre‐eclampsia
Geretsegger, M., Holck, U., Carpente, J. A., screening. Prenatal diagnosis,
Elefant, C., Kim, J., & Gold, C. 31(12), 1153-1159.
(2015). Common characteristics of Stern C, T. E., Mautner E, Deutsch M,
improvisational approaches in music Lang U, Cervar-Zivkovic M. . (
therapy for children with autism 2014). The impact of ser-vere
spectrum disorder: Developing preeclampsia on maternal quality
treatment guidelines. Journal of of life. Qual Life Res, 23:, 1019-
music therapy, 52(2), 258-281. 1026.
Gogate, M. D., & Patil, N. R. (2019). Veerbeek, J. H., Hermes, W., Breimer, A.
Effects of Musical Therapy and Y., Van Rijn, B. B., Koenen, S. V.,
Physiotherapy in Pregnancy Induced Mol, B. W., . . . Koster, M. P.
Hypertension. Indian Journal of (2015). Cardiovascular disease risk
Public Health Research & factors after early-onset
Development, 10(8), 339-343. preeclampsia, late-onset
Gupta, S., & Gupta, V. (2018). Effect of preeclampsia, and pregnancy-
Classical Music on Foetoplacental induced hypertension.
Circulation in Pregnancy Induced Hypertension, 65(3), 600-606.
Hypertension Using Color Doppler
Indices. International Journal of
Physiology, 6(3), 148-151.
Kintiraki, E., Papakatsika, S., Kotronis, G.,
Goulis, D. G., & Kotsis, V. (2015).
Pregnancy-induced hypertension.
Hormones, 14(2), 211-223.
Liao, H., Jiang, G., & Wang, X. (2015).
Music therapy as a non-
pharmacological treatment for
epilepsy. Expert review of
neurotherapeutics, 15(9), 993-1003.
Nahar, L., Nahar, K., Hossain, M., Yasmin,
H., & Annur, B. (2015). Placental
changes in pregnancy induced
hypertension and its impacts on fetal
outcome. Mymensingh medical
journal: MMJ, 24(1), 9-17.
Nurwahyudi, D., Hermawan, Y., Sajidin,
M., & Zainal, C. Classical Music
Mozart Effect of Lowering Blood
Pressure First 3 months Pregnant
Women Hospital Regional Genral

41 | Journal Of Health Science


Science Midwifery, Vol 10, No. 3, Agustus 2022 ISSN 2086-7689 (Print) | 2721-9453 (Online)
Contents lists available at IOCScience

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

THE EFFECT OF COUNSELING ON THE MANAGEMENT OF FOOD INGREDIENTS (MORINGA


LEAVES) OF COMPLEMENTARY FOOD ON THE BEHAVIOR OF MOTHERS WHO HAVE
BABIES AGED 7-12 MONTHS IN TEGAL SARI VILLAGE IN 2022
Herviza Wulandary Pane, Ustifina hasanah HSB

Stikes as syifa Range Jl. SKB/Education No. 1 LK IV Ex. Dragon range Kec. Eastern Range Kab. sharpen

ARTICLE INFO ABSTRACT

Keywords: Mother's behavior in providing complementary foods greatly


affects the nutritional status of toddlers. One way to improve the
Moringa leaves,
behavior of mothers in providing complementary foods to breast
MP ASI
milk is to provide health education. This study aims to determine
the effect of counseling on the management of food ingredients
(moringa leaves) MPASI on the behavior of mothers who have
babies aged 7-12 months in Tegal Sari Village in 2022. The method
used pre-experimental designwith pre-test and post-test group
design. The sample with total sampling technique was 32
respondents. Data collection was carried out using a
questionnaire. Data analysis using Wilcoxon testbecause the data
were not normally distributed. The results showed that the
behavior of mothers in providing complementary feeding to
infants aged 6-12 months after receiving counseling on the
management of food ingredients (moringa leaves) was mostly
good, as many as 19 people (59.4%). The results of statistical test
analysis showed that there was a significant difference with the
value of z=-5.109 (p<0.05). This shows that there is a significant
influence on the behavior of mothers in providing complementary
foods to breast milk before and after health education is carried
out on the management of food ingredients (moringa leaves).

E-mail: Copyright © 2022 Science Midwifery.


hervizahamka@yahoo.com

1. Introduction
Nutritional problems of children under five and health of mothers still require more serious
attention. This can be seen from the high incidence of malnutrition and malnutrition in children
under five, which is 17.7%. Toddlers are very short and short (Stunting) by 30.8%. have not reached
the target (28%). Very thin and thin by 10.2%. The incidence of Chronic Energy Deficiency (KEK) in
pregnant women is 17.3% while pregnant women with anemia are 48.9%. The infant mortality rate
(IMR) reaches 24/100,000 population, the Maternal Mortality Rate (AKI) currently reaches
346/100,000 population, while the 2019 target is 306/100,000 population (Ministry of Health,
2018)
Insufficient nutritional intake, infections, and poor parenting are direct causes of malnutrition in
infants and children (BAPPENAS, 2011). This has an impact not only on macronutrient deficiencies
but also micronutrients which are very necessary for the growth and development of early childhood.
Efforts to improve infant nutrition are based on the fact that malnutrition at the age of < 2 years will
have an impact on decreased physical growth, brain development, intelligence, and productivity,
most of these impacts are irreversible (Zakaria, Hadju, As'ad, & Bahar, 2015).
Understanding and implementing good and proper eating habits from parents is very important
to support the adequate nutritional intake of the child during this period. Nutritional fulfillment can
also be supported by the correct way of feeding. Pediatrician Consultant Gastrohepatology from Awal
Bros Evasari Hospital, Frieda Handayani revealed that the application of good eating habits during
the introduction of solid food gradually can be started by introducing textures to food portions

Page | 2365
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The Effect Of Soybean Milk Feeding On Increasing Breast Milk Production In Public Mothers At Nasywa Clinic In 2022, Herviza
Wulandary Pane, Ustifina hasanah HSB

gradually, according to the needs at each stage of child development. Children who are old enough,
physically and mentally ready, can begin to be introduced to complementary foods whose nutrition,
frequency, texture, and portion must be adjusted to the child's needs. These criteria are also set out
in the MPASI guidelines by WHO,
Moringa is known worldwide as a nutritious plant and the World Health Organization (WHO) has
introduced Moringa as an alternative food to overcome nutritional problems (malnutrition)7 .
African and Asian Moringa leaves are recommended as a supplement that is rich in nutrients for
mothers and children in their infancy. All parts of the Moringa plant have nutritional value, are
efficacious for health and industrial benefits. The use of Moringa plants in Indonesia is currently still
limited. Along with the development of information, there are also developments and changes in
people's lifestyles, including lifestyles in choosing daily food menus. The large variety of food choices,
making Moringa leaves a legacy food is sometimes abandoned. Given the very diverse functions and
benefits of Moringa plants, both for food, medicine, as well as the environment, information related
to the benefits of Moringa plants needs to be widely disseminated to the public so that it can be widely
cultivated and utilized optimally8 . According to research conducted by Sugianto (2016) showed that
the leaves with the best content were Moringa leaves in the young leaf layer with the results of
proximate analysis of water content 13.19%, ash content 16.77%, fat content 8.42%, protein content
39, 00%, and carbohydrates 35.88%. Moringa leaves can be beneficial for people who do not get
protein from meat, even Moringa leaves contain arginine and histidine which are important
especially in infants who are not able to make enough protein for their growth. A comparative study
of fresh Moringa leaves when compared with other foods contains 7 times the vitamin C of oranges,
4 times the vitamin A of carrots, 4 times the calcium of milk, 3 times the potassium of bananas and 2
times the protein of yogurt. Consumption of Moringa leaves is an alternative to overcome cases of
malnutrition in Indonesia. The vitamin A contained in Moringa leaf powder is equivalent to 10 (ten)
times the vitamin A found in carrots, equivalent to 17 (seventeen) times the calcium found in milk,
equivalent to 15 (fifteen) times the potassium found in bananas, equivalent to 9 (nine) times the
protein found in yogurt and equivalent to 25 (twenty five) times the iron found in spinach.

2. Method
1) Research design
The method used is pre-experimental design with pre-test and post-test group design. The
sample with total sampling technique was 32 respondents. Data collection was carried out
using a questionnaire. Data analysis used the Wilcoxon test because the data were not
normally distributed.
2) Population and sample
Population is a group of subjects who become the object or target of research. The population
in this study were all mothers who had babies aged 6 -12 months in the working area of Tegal
Sari village in 2022 as many as 32 people. The sample in this study used a total sampling
technique of 32 people.
3) Data collection
The type of data collected is primary data in the form of the identity of the respondent, along
with the variables studied through a questionnaire. The primary data in this study was a
questionnaire filled out by mothers who had babies aged 6-12 months who were respondents
in the study. Secondary Data is data obtained from the working area of Tegal Sari village in
2022

3. Results and Discussion


3.2 Univariate Analysis
Characteristics of Respondents
Characteristics of respondents in Tegal Sari VillageThe year 2022 in this study is grouped by
age, education, occupation and parity. Characteristics of respondents are described in table 1. as
follows:
Table 1.
CHARACTERISTICS OF RESPONDENTS IN TEGAL SARI VILLAGE IN 2022

No Demographic Data Frequency Percentage (%)

Page | 2366
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 3, Agustus 2022 ISSN 2086-7689 (Print) | 2721-9453 (Online)
Contents lists available at IOCScience

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

1 Age
<25 years old 12 37.5
26-35 years old 17 53.1
>35 years old 3 9.4
Amount 32 100
2 Education
Elementary/Junior High (Low) 11 34.4
High School (Intermediate) 19 59.4
D-III/ S-1 (High) 2 6.3
Amount 32 100
3 Work
Working 11 34.4
Doesn't work 21 65.6
Amount 32 100
4 parity
Primipara 17 53.1
Multipara 15 46.9
Amount 32 100

Based on table 1. above, it is known that the characteristics of the respondents based on the
age of the majority of respondents aged between 25-35 years were 17 respondents (53.1%), with the
education level of the majority of respondents graduating from high school (SMA) as many as 19
respondents (59.4 %), and seen the occupation of the majority of respondents Housewives (not
working) as many as 21 respondents (65.6%). Judging from parity, most of them were primiparous
mothers, namely 17 respondents (53.1%).

Mother's Behavior in Giving Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12 Months
Before Getting Counseling About Moringa Leaf Food Ingredients (MPASI)
Table 2.
MOTHER'S BEHAVIOR IN PROVIDING COMPLEMENTARY FOODS TO BREASTFEEDING INFANTS AGE 6-12 MONTHS
BEFORE GETTING COUNSELING ABOUT PROCESSING MORINGA LEAF FOOD INGREDIENTS (MPASI) IN TEGAL SARI
VILLAGE IN 2022

Mother's Behavior Before Counseling Frequency Percentage (%)


Well 3 9.4
Enough 12 37.5
Not enough 17 53.1
Amount 32 100

Based on the table2 above, it can be seen that the behavior of respondents in providing
complementary foods to breast milk for infants aged 6-12 months before receiving counseling on
the management of Moringa Leaf Foodstuffs (MPASI) mostly had poor behavior, namely as many
as 17 people (53.1%), and some small good behavior as many as 3 people (9.4%).
Mother's Behavior in Providing Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12
Months After Received Counseling on the Management of Moringa Leaf Food Ingredients
(MPASI)
Table 3.
MOTHER'S BEHAVIOR IN GIVING COMPLEMENTARY FOODS TO BREASTFEEDING INFANTS AGE 6-12 MONTHS AFTER
RECEIVED COUNSELING ON THE MANAGEMENT OF MORINGA LEAF FOOD INGREDIENTS (MPASI) IN TEGAL SARI
VILLAGE IN 2022

Mother's Behavior Before Counseling Frequency Percentage (%)


Well 19 59.4
Enough 13 40.6

Page | 2367
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The Effect Of Soybean Milk Feeding On Increasing Breast Milk Production In Public Mothers At Nasywa Clinic In 2022, Herviza
Wulandary Pane, Ustifina hasanah HSB

Not enough 0 0.0


Amount 32 100

Based on the table3 above, it can be seen that the behavior of respondents in providing
complementary feeding to infants aged 6-12 months after receiving counseling on complementary
feeding was mostly good, as many as 19 people (59.4%), and there were no respondents whose
behavior was not good.
Mother's Behavior in Giving Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12 Months
Before and After Counseling
TABLE 4.
MOTHER'S BEHAVIOR IN PROVIDING COMPLEMENTARY FOODS TO BREASTFEEDING INFANTS AGE 6-12 MONTHS
BEFORE AND AFTER COUNSELING ON PROCESSING MORINGA LEAF FOOD INGREDIENTS (MPASI) IN TEGAL SARI
VILLAGE IN 2022

Mother's Mother's Behavior After Counseling


Total
No Behavior Before Well Enough
Counseling f % f % f %
1 Well 3 9.4 0 0.0 3 9.4
2 Enough 12 37.5 0 0.0 12 37.5
3 Not enough 4 12.5 13 40.6 17 53.1
Total 19 56.4 13 40.6 32 100.0

Based on the table4 concerning cross tabulation between mother's behavior in providing
complementary feeding to infants aged 6-12 months before and after counseling on complementary
feeding in Tegal Sari Village in 2022, it is known that most of the respondents who had good
behavior before counseling also passed well after counseling reached 19 people (56.4%). And there
were no respondents who before the counseling had good behavior then changed to less after the
counseling.

4.3 Bivariate Analysis


The Effect of Counseling on the Management of Moringa Leaf Food Ingredients (MPASI) on Mother's
Behavior in Providing Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12 Months in Tegal Sari
Village in 2022
TABLE 5.
THE EFFECT OF COUNSELING ON THE MANAGEMENT OF MORINGA LEAF FOOD INGREDIENTS (MPASI) ON
MOTHER'S BEHAVIOR IN PROVIDING COMPLEMENTARY FOODS TO BREASTFEEDING INFANTS AGE 6-12 MONTHS IN
TEGAL SARI VILLAGE IN 2022

Wilcoxon coefficient Sig.


Variable N
(Z-count)
After Counseling-Before -5,109 32 0.000*
Counseling

Based on table 4.5 above, it can be seen that the Wilcoxon coefficient (Z) is -5.109 and the
significance value is 0.000. Based on the significance value test, the sig value is known. < 0.05 (0.000
< 0.005) means that the Wilcoxon correlation coefficient (Z) is significant at a significant level of 5%,
then this means Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a significant effect of
counseling on the management of Moringa leaf food ingredients (MPASI) on behavior mothers in
providing complementary feeding for infants aged 6-12 months in Tegal Sari Village in 2022.

4.2 Discussion
Mother's Behavior in Providing Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12
Months Before Getting Counseling About Processing Moringa Leaf Food Ingredients (MPASI)
in Tegal Sari Village in 2022
The results of this study indicate that the behavior of respondents before counseling about

Page | 2368
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 3, Agustus 2022 ISSN 2086-7689 (Print) | 2721-9453 (Online)
Contents lists available at IOCScience

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

complementary feeding on breast milk in 17 people (53.1%) was not good, 12 people (37.5%) was
quite good, and 3 people (9.4%) was good. This shows that most of the respondents have bad
behavior regarding complementary feeding. The behavior of mothers in providing complementary
feeding to infants aged 6-12 months both physically and psychologically will help parents to
implement appropriate feeding behavior for infants aged 6-12 months.Improper feeding can cause
children to suffer from digestive diseases or even malnutrition which causes failure to thrive.
Malnutrition contributes to two-thirds of under-five deaths. Two-thirds of these deaths are related
to inappropriate feeding practices at an early age (Agustina and Listiowati, 2012).
The problem of malnutrition in children is directly and indirectly caused by ignorance about
how to feed infants and children and the existence of habits that are detrimental to health. As a baby's
age increases, his nutritional needs also increase, therefore, in providing complementary feeding so
that the baby's needs or baby's health are met, it is necessary to pay attention to the timeliness of
giving, portion, type, selection of food ingredients, method of manufacture and method of
administration. In this case, mothers who have babies play an important role in preventing
inappropriate complementary feeding. In addition, health workers need to promote health education
for mothers so that complementary foods for breastfeeding can be given appropriately (Agustina and
Listiowati, 2012).
Mother's Behavior in Giving Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12 Months
After Received Counseling on the Management of Moringa Leaf Food Ingredients (MPASI) in
Tegal Sari Village in 2022
Based on research resultspost testit is known that the behavior of respondents in providing
complementary feeding to infants aged 6-12 months after receiving counseling on the processing of
Moringa Leaf Food Ingredients (MPASI) was mostly good, as many as 19 people (59.4%), and there
were no respondents whose behavior was not good. Good knowledge of MP-ASI will influence or
change the practice of giving good MP-ASI, and vice versa if lack of knowledge will affect the practice
of giving MP-ASI which is also lacking (Yulianti J, 2010). By providing counseling about MP-ASI
greatly affects the behavior of mothers who have babies aged 6-12 months in giving MP-ASI, and the
choice of food is influenced by the mother's level of knowledge. Ignorance can lead to errors in food
selection and processing, even though food ingredients are available (Prastomo, 2016)
Providing information through counseling requires creativity from the extension worker
himself so that the message to be conveyed can be received by the recipient of the message. So that
an extension officer should have good quality knowledge and communication skills. This is in line
with the opinion of Ramadhani (2011), which states that counseling can be interpreted as a
reciprocal relationship between two individuals, where one person (i.e. the extension worker) tries
to help the other (i.e. the client) to achieve an understanding of himself in relation to his/her
relationship with others. problems they will face in the future.
Motivating mothers with counseling is one of the efforts of health workers so that the
material presented will be achieved. Health education is an educational approach that produces
individual/community behaviors that are needed to improve/maintain good nutrition (Prastomo,
2016). Individual behavior or practice is an action or real action, the measurement can be direct or
indirect. Directly by observing the activities carried out by respondents
The method used is usually about the practice of giving MP-ASI lectures, demonstrations,
discussions, questions and answers, and seminars. The method used in counseling about the practice
of giving MP-ASI is a participatory method, it is an educational approach that changes one's
knowledge and behavior, by inviting respondents to play an active role by practicing giving MP-ASI
directly. Practicing is inviting respondents to come forward directly to practice giving MP-ASI and
giving menus and ways to make or cook MP-ASI.
The Effect of Counseling on the Management of Moringa Leaf Food Ingredients (MPASI) on
Mother's Behavior in Providing Complementary Foods to Breastfeeding Infants Age 6-12
Months in Tegal Sari Village in 2022
The results of the posttest analysis of the behavior of mothers in providing complementary
feeding to infants aged 6-12 months in 32 respondents with the Wilcoxon test showed a value of z =
-5.109 with a significance value of 0.000 which indicated that there was a significant effect between
counseling on the management of Moringa leaf food ingredients (MPASI). on the behavior of mothers
in providing complementary feeding to infants aged 6-12 months in Tegal Sari Village in 2022. The

Page | 2369
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
The Effect Of Soybean Milk Feeding On Increasing Breast Milk Production In Public Mothers At Nasywa Clinic In 2022, Herviza
Wulandary Pane, Ustifina hasanah HSB

counseling provided was able to provide knowledge to respondents so that they could improve
behavior in providing complementary feeding.
Counseling on complementary feeding is considered to provide additional knowledge to
respondents so that respondents know more about giving complementary foods to breast milk for
their babies. As evidence, this study tested the results of questionnaire responses distributed before
counseling on complementary foods and 7 days after counseling on complementary foods. This is in
line with Notoatmodjo (2012) which states that the existence of health education for everyone,
including community members, families, can help improve abilities and skills in maintaining their
own health.
In this study, the researchers provided counseling using the lecture method using
presentation slides and media in the form of leaflets containing about ways of giving complementary
feeding to infants aged 6-12 months. Leaflets are packaged in such a way using language that is easily
understood by respondents and accompanied by pictures so that the material is more attractive to
respondents. This is in line with what was expressed by Mahfoedz and Suryani (2018) that the
delivery of material that is not boring, the method used is easy to understand and is understood by
the target is a factor that affects the success of counseling.
Health education is one of the competencies required of nursing personnel, because it is one
of the roles that must be carried out in every provision of nursing care wherever they work. Thus a
nurse must be able to carry out her role in providing health counseling to individuals, families,
communities and special groups, whether it is in hospitals, clinics, health centers, maternity homes,
at home or in the community in changing their behavior towards healthy behavior (Humairah, 2015).
).
The results of the calculation show that there is a significant change in the respondents after
being given counseling on the management of Moringa leaf food ingredients as complementary foods
for breast milk. The results of the cross tabulation show that there are 17 respondents who were
previously in the category of poor behavior, so there are no respondents who have poor behavior.
The number of respondents who behaved fairly previously amounted to 12 people, increased to 13
people after counseling about complementary feeding. Meanwhile, respondents who had good
behavior previously only amounted to 3 people, increasing to 19 people after being given counseling
about complementary feeding. This shows that counseling about complementary feeding has an
impact on behavioral changes in respondents.
Based on the respondent's data there are 20 (62.5%) mothers who are more than 25 years
old, it is assumed that the age of the mother who is relatively mature has quite a lot of experience in
providing complementary feeding for her baby. These results are the same as the results of research
from Lola (2012) which states that there is a relationship between knowledge, attitudes and actions
of mothers in giving complementary foods to breast milk with the nutritional status of toddlers aged
7-12 months.
There are 21 mothers (65.6%) who work as housewives, in this study the number of
housewives is the highest, it is assumed that being a housewife has more time to take care of their
children, it means that mothers have more time to prepare the best food for their children compared
to working mothers. These results are the same as the results of research by Kristianto and
Sulistyarini (2013) which states that the mother's job is one of the factors that influence mothers in
providing complementary feeding for infants aged 6-36 months.The results of this study indicate that
the highest number of education categories are those with high school education, as many as 19
mothers (59.4%), where the respondent's knowledge of breastfeeding complementary feeding is
closely related to their educational status, education is the beginning of understanding something,
including regarding the provision of complementary feeding, the length of education plays an
important role in obtaining information and understanding, mothers with relatively high education
have a mature mindset. These results are the same as the results of Kardiani's research (2012) which
states that mothers with high school education or more have good knowledge about complementary
feeding.
With the results of this study it can be concluded that the counseling on complementary
feeding carried out has met its target, as stated by Notoatmodjo (2003), where counseling and
guidance are part of health education, namely efforts to help individuals, groups / communities in
improving their ability or behavior to achieve optimal health. In this case, the mother's behavior in
providing complementary feeding has increased in a better direction.

Page | 2370
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)
Science Midwifery, Vol 10, No. 3, Agustus 2022 ISSN 2086-7689 (Print) | 2721-9453 (Online)
Contents lists available at IOCScience

Science Midwifery
journal homepage: www.midwifery.iocspublisher.org

4. Conclusions
The conclusion of this study is that the behavior of respondents in providing complementary
foods to breast milk for infants aged 6-12 months before receiving counseling on the management of
Moringa Leaf Foodstuffs (MPASI) mostly behaved less by 53.1%. The behavior of respondents in
providing complementary feeding to infants aged 6-12 months after receiving counseling on the
management of Moringa Leaf Foodstuffs (MPASI) mostly behaved well by 59.4%. There is a
significant effect of counseling on the management of Moringa leaf food ingredients (MPASI) on the
behavior of mothers in providing complementary feeding to infants aged 6-12 months in Tegal Sari
Village in 2022, with p value = 0.000 (p <0.05).

Acknowledgments
Acknowledgments to the As Syifa Kisaran College of Health for funding this research, in accordance
with the research contract for the 2022 Fiscal Year

Reference
Iskandar. 2017. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Modifikasi Terhadap Status Gizi Balita.
Aceh Besar.
Ghina Amalia, dkk.. 2018., Biskuit Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) Dengan Variasi Jumlah
Tepung Pisang dan Tepung Terigu. Bogor.
Wahyudi Isnan dan Nurhaedah M. 2017. Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa oleifera lamk.)
Bagi Masyarakat. Makassar.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. 2017. Buku Saku Desa dalam
Penanganan Stunting. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. 2018. Mewujudkan Indonesia Sehat melalui Percepatan Penurunan Stunting.
Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
dalam acara Rapat Koordinasi Program Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Timur, di
Hotel Bumi Jumat, 12 April 2022 18:31Surabaya.tribunnews.com/fatimatuz zahro
Aminah, S., Ramadhan, T. dan Yanis, M. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor
(Moringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan 5(2):35-42
Hartoyo, A. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Yogyakarta. Kanisiuns.44
Madukwe, E. U., Ezeugwu, J. O. dan Eme, P. E. 2013. Nutrion Composition and Sensory Evaluation of
Dry Moringa oleifera Aqueous Extract. International Journal of Basic & Applied Sciences
13(3):100-102
Rahmat, H. 2009. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran Indigenous Jawa Barat.
Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11374
Rahmawati, N. D. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Total Fenol Teh Herbal Daun Pacar Air (Impatiens
balsamina) dengan Variasi Lama Fermentasi dan Metode Pengeringan. [Artikel Publikasi].
Surakarta : Fakultas Keguruan

Page | 2371
Science Midwifery is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)

Anda mungkin juga menyukai