Abstrak
Anemia pada periode postpartum mungkin berhubungan dengan peningkatan prevalensi sesak
napas, kelelahan, palpitasi dan infeksi maternal, terutama pada saluran kemih. Pengaruh anemia pada masa
nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan
infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae. Pengukuran kadar
hemoglobin, pengukuran pengetahuan, pemberian materi, pelatihan pengaturan menu makan, monitoring dan
evaluasi. Khalayak dalam pengabdian masyarakat ini adalah Ibu nifas dengan postpartum > 1 minggu dari
PMB R. Harianja, T. Hutapea, Hendrayatni, dan Ika Juliana di Wilayah Kabupaten Simalungun dan
sekitarnya, yang mengalami anemia dan bersedia dilatih mengenai pengaturan menu makanan berjumlah
sekitar 40 orang. Dari 52 ibu nifas yang diukur kadar hemoglobinnya, 40 ibu mengalami anemia dan
mengikuti kegiatan pelatihan pengaturan menu makan dan pemberian tablet tambah darah. Ibu nifas yang
mengikuti kegiatan pengabdian terdiri dari primipara 14 orang, dan multipara 26 orang. Pengukuran kadar
Hb diperoleh hasil pengukuran awal 9,2 gr% – 10,8 gr%, dengan kategori anemia ringan. Wawancara pada
beberapa responden ibu nifas, ada yang rutin minum teh 1-2/ hari.
Kesimpulan: Perlu informasi yang tepat tentang cara konsumsi ferrum, berkaitan dengan budaya minum teh
dan diharapkan ibu nifas yang telah mengikuti pelatihan menjadi agent bagi ibu nifas lainnya
Abstract
Anemia in the postpartum period may be associated with an increased prevalence of shortness of breath,
fatigue, palpitations and maternal infections, especially of the urinary tract. The effect of anemia during the
puerperium is the occurrence of uterine subvolution which can cause post-partum hemorrhage, eases
puerperal infection, decreases breastfeeding and it is easy to develop maternal infection. Measurement of
hemoglobin levels, knowledge, provision of materials, training in eating menu settings, monitoring and
evaluation. The audience in this devotion are postpartum mothers with postpartum >1 week from PMB R.
Harianja, T. Hutapea, Hendrayatni, and Ika Juliana in the Simalungun Regency and surrounding areas, who
are anemic and willing to be trained on food menu management totaling around 40 people. Out of 52
postpartum mothers whose hemoglobin levels were measured, 40 experienced anemia and attended training
activities on dietary management and blood supplementation. Postpartum mothers who participated in the
service activities consisted of 14 primiparous people, and 26 multiparous people. Measurement of Hb levels
obtained initial measurement results of 9.2 gr% - 10.8 g%, with the category of mild anemia. Interviews with
several postpartum mothers, some routinely drank tea 1-2 / day. The information is needed about how to
consume ferrum, related to the culture of drinking tea and it is hoped that postpartum mothers who have
attended training become agents for other postpartum mothers.
56
Prodi IKM FKIK Universitas Jambi
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-
7229
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-7229
57
Prodi IKM FKIK Universitas Jambi
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-
7229
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-7229
secara global per tahun (Ezzati, 2004). dilaksanakan dengan tahap pertama: pre
Konsekuensi morbiditas terkait dengan tes kuesiner, pemberian tablet tambah
anemia kronis memperpanjang darah, pemberian materi. Tahap kedua
hilangnya produktivitas dari kapasitas sampai ke empat pemberian tablet
gangguan kerja, gangguan kognitif, tambah darah, pelatihan pengaturan menu
dan peningkatan kerentanan terhadap makan dan pertemuan ke lima adalah
infeksi, yang juga memberikan beban redemonstrasi, post test, pengukuran nilai
ekonomi (Horton, 2003). Hb.
Anemia juga sampai saat ini masih
merupakan salah satu faktor yang HASIL
melatarbelakangi tingginya angka Pelaksanaan kegiatan Pelatihan
kematian ibu di Indonesia, maka upaya Pengaturan Menu Makan dan Pemberian
pencegahannya adalah mengetahui sejak Tablet Tambah Darah pada Ibu Nifas di
dini apakah seseorang menderita anemia wilayah Praktek Mandiri Bidan (PMB)
atau tidak dan segera mengupayakan Kabupaten Simalungun telah
langkah - langkah penanggulangan dilaksanakan bulan Juli – Agustus 2019.
anemia. Penelitian Zuraidah (2016) Ibu –ibu nifas yang menjadi responden
diperoleh umumnya ibu pospartum di kegiatan pengabdian masyarakat
Kota Pematangsiantar mengalami anemi “Pelatihan pengaturan menu makan dan
dan kurang mengetahui mengenai pemberian tablet tambah darah“
mengatasi anemi. Pada penelitian ini sebelumnya belum pernah mengikuti
diperoleh data, setelah melahirkan ibu kegiatan pelatihan menu makan. Dari 52
nifas diberikan tablet tambah darah. ibu nifas yang diukur kadar
Namun saat kunjungan di rumah dan hemoglobinnya, 40 ibu mengalami
dilakukan pemeriksaan diperoleh kadar anemia dan diminta kesediaannya
Hb dibawah normal (< 12 mg’dL). mengikuti kegiatan pelatihan pengaturan
menu makan dan pemberian tablet
TUJUAN tambah darah. Ibu nifas yang mengikuti
Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah kegiatan pengabdian terdiri dari
peningkatan pengetahuan ibu nifas primipara 14 orang, dan multipara 26
tentang gizi dan menu makan dievaluasi orang. Pengukuran kadar Hb
dengan pre dan post test, ibu dapat menggunakan Hemometer digital dan
mengatur menu makan, ibu bersedia diperoleh hasil pengukuran awal 9,2–10,8
mengkonsumsi tablet tambah darah dan gr%, dengan kategori anemia ringan.
mengurangi angka kejadian anemia pada Wawancara pada beberapa responden ibu
ibu nifas. nifas, ada yang rutin minum teh 1-2/ hari.
Telah diberikan tablet tambah darah dan
METODE pelatihan pengaturan menu makan pada
Pengabdian yang dilaksanakan antara ibu nifas dengan anemia.
lain: wawancara, demonstrasi, diskusi Hasil pengukuran pengetahuan ibu nifas
dan ceramah. Pengabdian masyarakat ini tentang gizi dan menu makan pada pre
58
Prodi IKM FKIK Universitas Jambi
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-
7229
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-7229
test mayoritas dengan kategori cukup dan kurang dari 11 g/dl, hal ini merupakan
masih ada yang berpengetahuan kurang masalah yang umum dalam bidang
(30%). Setelah diberikan intervensi obstetric. Meskipun wanita hamil dengan
diperoleh hasil pengetahuan dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi
kategori baik (77,5%) dan tidak ada lagi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 g/dl
yang berpengetahuan kurang. sebelum melahirkan. Hal ini di perburuk
Kadar Hb pre test seluruhnya dengan kehilangan darah saat melahirkan dan
anemia ringan (kadar Hb 9-10 gr%). pada masa nifas (Breymann, 2011).
Setelah dilakukan pemebrian tablet Fe Kegiatan pengabdian masyarakat
diperoleh hasil seluruh ibu nifas dengan ini berupa pengukuran pengetahuan
kadar Hb dengan tidak anemia (>11 tentang gizi dan menu makan, pemberian
gr%). tablet ferrum, pelatihan pengaturan menu
makan. Diantara ibu nifas ada yang
PEMBAHASAN memiliki kebiasaan minum teh. Minum
Masa post partum atau masa nifas teh merupakan hal biasa dalam budaya di
merupakan masa pemulihan bagi banyak Indonesia. The adalah jenis minuman
ibu yang baru melahirkan. Masa yang paling bnayak dikonsumsi manusia
pemulihan ibu post partum dimulai dari dewasa setelah air dan diperkirakan
proses setelah kelahiran bayi sampai manusia mengkonsumsi teh lebih dari
pengembalian alat reproduksi seperti 120 ml setiap hari (Damayanthi, 2008).
sedia kala. Ibu dengan masa nifas Teh memiliki potensi sebagai penyebab
membutuhkan perawatan dan anemia karena disinyalir mampu
pengobatan, mulai dari perawatan diri mengabsorpsi mineral sebagai bentuk zat
sendiri maupun perawatan yang besi. Hal ini dikaitkan dengan peranan
membutuhkan peran tenaga kesehatan. taninyang terdapat dalam kandungan teh.
Peningkatan derajat kesehatan bagi ibu Mineral makanan sebagai salah satu
yang baru melahirkan dibutuhkan agar pembentuk zat besi bila beraksi dengan
kualitas kesehatan ibu dan keluarga tanin akan membentuk ikatan komplek
memadai. Perawatan bagi ibu nifas, yang tidak larut dalam sistem pencernaan,
antara lain: pendidikan tentang kesehatan, sehingga mineral tidak berfungsi lagi dan
perawatan kesehatan dan pengobatan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk
yang adekuat (Kemenkes, 2013). feses (Bungsu, 2012).
Kegiatan pengabdian masyarakat Anemia pada masa nifas dapat
dengan judul “Pelatihan pengaturan menu mengakibatkan yaitu terjadinya
makan dan pemberian tablet tambah subinvolusio uteri yang merupakan
darah pada ibu nifas di wilayah PMB salah satu penyebab timbulnya
Kabupaten Simalungun” telah selesai perdarahan post partum, memudahkan
dilaksanakan. Responden pada kegaitan infeksi puerperium, pengeluaran ASI
ini merupakan ibu nifas yang mengalami berkurang (Prawirohardjo, 2014).
anemia. Anemia post partum Penanganan anemia adalah dengan
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin pemberian tablet ferrum. Pada kegiatan
59
Prodi IKM FKIK Universitas Jambi
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-
7229
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-7229
60
Prodi IKM FKIK Universitas Jambi