Anda di halaman 1dari 30

Tumor phyllodes pada

payudara : Gambaran
Radiologis, Manajemen dan
Follow - Up
E MCCARTHY, FFRRCSI, J KAVANAGH, MRCP,
Y O’DONOGHUE, E MCCORMACK, C D’ARCY,
FRCPath and S A O’KEEFFE, FRCR, FRRCSI
OBJEKTIF: Tujuan dari studi ini adalah untuk
membedakan klinis, gambaran radiologis, dan gambaran
patologi dari tumor phyllodes serta untuk mengevaluasi
peran dari follow up gambaran radiologis, dimana dalam
hal ini tidak ada guideline yang spesifik.

BAHAN DAN METODE : Studi retrospektif dari semua


pasien yang terdiagnosa tumor phyllodes pada sebuah
unit simptomatis yang dilakukan dari Januari 2006 hingga
Maret 2013. Pasien diidentifikasi menggunakan breast
care dan database rekam medik elektronik.
KESIMPULAN : Walaupun manajemen bedahnya
adekuat, perkembangan lebih lanjut dari lesi fibroepitelial
di payudara ipsilateral sering terjadi. 3 tahun
pengawasan klinis, dengan tambahan 6 bulan ultrasound
disarankan untuk wanita dengan histologi awal tumor
phyllodes borderline atau ganas.

KEMAJUAN PENGETAHUAN: Kami mengusulkan


sebuah protokol follow-up dengan ultrasound
berdasarkan derajat dari tumor phyllodes yang
terdiagnosa selama 3 tahun untuk mendeteksi
kekambuhan.
 Tumor phyllodes adalah neoplasma
fibroepitelial bifasik yang jarang terjadi,
terhitung kurang dari 1% semua lesi
payudara.
 Pada literature, PT sering terjadi pada wanita
usia 35-55 tahun, dengan tipikal 15-20 tahun
lebih tua daripada wanita dengan FA dan
angka kejadiannya lebih tinggi pada wanita
Asia.
 Penemuan gambaran radiologi dari PT dan
FA saling tumpang tindih dan seperti
beberapa lesi mungkin dapat salah
didiagnosis.
 “Triple assessment” meliputi : pemeriksaan
fisik awal, gambaran radiologis (ultrasound
dan atau mamografi) dan pengambilan
sample histologi.
 Tujuan dari triple assessment adalah untuk
memberikan diagnosis akurat pre operasi
dan menghindari eksisi ulang atau
kambuhnya tumor.
 Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui temuan radiologis pada wanita
yang didiagnosis dengan PT di institusi
tersebut, termasuk presentasi awal dan
representasi selanjutnya.
6
Metode
Desain Studi • Studi prospektif

Subyek • Semua pasien yang terdiagnosa PT

Tempat & • The Royal College Of Radiologist (RCRs)


Breast Group’s
Waktu • Januari 2006 - Maret 2013

Analisis • Analisis Statistik : SPSS v. 20.0


• Kruskal – Wallis test
Statistik 7
Kriteria Inklusi : Semua pasien yang
memiliki lesi payudara curiga PT pada FNAC
atau core biopsy payudara atau post operasi
histologi dimasukan dalam penelitian ini.

Kriteria Eksklusi : Pasien yang tidak


terdapat rekam medik bedahnya dikeluarkan
dalam penelitian ini.
 Untuk setiap PT, data yang dikumpulkan
termasuk usia pasien, skor pemeriksaan fisik
(E), skor imaging (BIRADS), termasuk USG
(U) dan Mammografi (M) yang dinilai oleh
konsulen radiologi dengan subspesialis
pencitraan payudara.
 Biopsy (B) dicatat jika hasil histologi dari core
biopsy telah diperoleh.
 Jika skor biopsy tidak diperoleh, maka skor
sitology (C) dicatat sebagai gantinya.
 Ulasan retrospektif dari USG dan mamografi
dari masing-masing PT juga dilakukan.
 Massa solid dengan gambaran jinak ditemukan
pada perempuan berusia 25 tahun dan lebih
yang diklasifikasikan sebagai kategori 3 (U3)
 Sejak 2010, semua massa solid payudara
adalah subjek untuk core biopsy kecuali massa
pada perempuan usia <25 tahun  didapatkan
analisis sitology dan histologi untuk
membandingkan sensitivitas kedua modalitas
tersebut.
HASIL

53 pasien dengan 54 lesi terdiagnosa mempunyai tumor phyllodes, dengan Umur rata-rata
pasien adalah 27.5, 35.0 dan 38.5 tahun untuk tumor phyllodes jinak, borderline, dan ganas.

Tumor phyllodes borderline dan ganas lebih besar daripada tumor phyllodes jinak, dengan
ukuran rata-rata 33 dan 42 mm dibandingkan dengan 29 mm.

38% dari tumor phyllodes ditandai oleh radiologist sebagai fibroadenoma, termasuk dua
tumor phyllodes borderline dan satu tumor phyllodes ganas.

Dalam 24% kasus, radiologist meningkatkan kemungkinan dari tumor phyllodes dalam
laporannya (tabel 1)

Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik pada usia atau ukuran lesi yang ditunjukkan.
Rincian jenis tumor dan skor pencitraan diuraikan pada Tabel 2.

17 pasien (40%) berkembang menjadi lesi payudara fibroepithelial yang baru selama follow
up dimana 4 adalah tumor phyllodes yang kambuh.(tabel 3)
 Persentase dari wanita dengan gejala
yang hadir untuk penilaian, yang
didiagnosis dengan PT dalam penelitian
ini adalah 0,3%, berkorelasi dengan
literatur yang sudah ada.
 Dalam penelitian kami, sampling selalu
dilakukan pada kunjungan pertama
dengan pengecualian satu wanita
berusia di bawah 25 tahun.
Dalam studi cohort ini, seorang pasien berusia 18 tahun diberi
skor U2 pada presentasi setelah melakukan penilaian secara
seksama dengan ultrasound.

Lesi berukuran 25 mm, awalnya didiagnosis sebagai FA khas dan


tidak diambil sampel secara histologi pada saat presentasi.
Namun, lesi meningkat sampai 5 cm selama 6 bulan memerlukan
evaluasi ulang pada dasar klinis dan pembedahan untuk terbukti
menjadi PT ganas.

Perubahan ukuran dari lesi U2 di bawah usia 25 thn dan semua


kecurigaan B2-FA pada core biopsi harus dicurigai bahwa lesi itu
adalah suatu PT.
 Kebanyakan PTs seperti FAs pada
ultrasound adalah hypoechoeic dan oval, dan
kurang dari setengahnya adalah lobulated.

 Fitur imaging yang sering terdeteksi di PT


daripada FA seperti : lobulasi, tekstur internal
heterogen, komponen kistik, celah linier
horizontal, septae hyperechoic,
hipervaskular, tidak adanya mikrokalsifikasi
dan margin yang irreguler.
Dalam sebuah penelitian, sebagian besar PT (97%) dibatasi
dengan baik dan dikelilingi oleh kapsul atau pseudokapsul parsial
atau lengkap. Dalam studi lain, adanya bentuk yang irreguler
secara signifikan berkorelasi dengan lesi ganas dan borderline
dibandingkan dengan PT benign .

Dalam penelitian kami, bentuk irregular jarang terjadi (4%) dan


sebagian besar lesi biasanya dengan lobulasi. 13/50 dari PT
dalam penelitian kami memiliki kista, dimana hanya 6 yang
borderline atau malignant.

Dalam penelitian kami, 38% PT didiagnosa FA dalam pelaporan


dengan PT saja pada 24% kasus.
 Gambaran pada mamografi dari PT juga
tidak spesifik mimicking kista, FA dan
karsinoma berbatas tegas.
 Pada mammografi, PT muncul sebagai
massa yang padat, terdefinisi dengan baik,
lobulated, densitas tinggi, memiliki halo yang
lucent.
 Didapatkan juga coarse kalsifikasi namun
hampir tidak pernah didapatkan
mikrokalsifkasi.
 Sensitivitas pencitraan saat mendiagnosis
lesi samar atau curiga pada FA berkisar
antara 31% sampai 70% dengan sensitivitas
yang lebih tinggi terhadap lesi yang
borderline dan ganas (masing-masing 82%
dan 67%).
 Dalam sebuah penelitian, jika kategori
BIRADS 4a dianggap sebagai curiga lesi
ganas, keakuratan mammografi dan
ultrasound masing-masing adalah 70% dan
62,5%, tanpa korelasi nilai histologis dengan
hasil ultrasound.
 13 pasien (25%) didiagnosis dengan FA selama
pencitraan tindak lanjut dan 25% memiliki FA pada
kedua payudara pada saat diagnosis PT.
 Diketahui bahwa 10-16% wanita dengan FA akan
berkembang menjadi multiple lesi.
 Dalam kasus PT borderline dan ganas, surveilans
pencitraan dengan ultrasound dalam kurun waktu 24
bulan akan mendeteksi semua kekambuhan dan
mengurangi deteksi FA yang terjadi.
 Oleh karena itu, kami mengusulkan sebuah protokol
tindak lanjut dari ultrasound setiap 6 bulan dari
payudara ipsilateral untuk semua pasien yang
didiagnosis dengan PT borderline dan PT ganas selama
24-36 bulan setelah eksisi bedah dan menyimpulkan
bahwa mammografi tidak memberikan manfaat
tambahan (Gambar 1).
Figure 1. A proposed algorithm for the management and follow-up of
fibroepithelial lesions within the breast. B, biopsy score; FU,follow-up; PT,

Phyllodes tumours; US, ultrasound .


Figure 2.
(a) Mammogram demonstrating a lobulated mass in the superior breast.
(b) Subsequent focused ultrasound demonstrating a solid cystic mass,
which at resection was confirmed to be a malignant phyllodes tumour.
 TELAAH JURNAL

POPULATION : 53 pasien yang terdiagnosa PT yang follow up ke The Royal College Of


Radiologist (RCRs) Breast Group’s dalam kurun waktu Januari 2006 – Maret 2013

• INTERVENTION : TIDAK DILAKUKAN

COMPARISON : USG , Mammografi dan Histologi

• OUT COME : Protokol yang sesuai untuk follow up pada kasus Tumor phyllodes
Validitas

1.Apakah terdapat ketersamaran dengan Baku Emas (Gold standard)?


Tidak

2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit dari yang


ringan sampai berat, penyakit yang terobati dan tidak terobati? Ya

3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas?

• Ya. Lokasi penelitian disebutkan dengan jelas

4. Apakah presisi dan variasi pengamat dijelaskan?

• Tidak dijelaskan variasi pengamat dalam jurnal ini

5. Apakah ada kemungkinan bias dalam pengukuran?

Ada
6. Apakah cara
dan teknik • Ya. Cara melakukan
melakukan uji uji diagnosis
diagnosa yang
sedang diteliti dijelaskan, sehingga
dijelaskan, penelitian ini dapat
sehingga dapat
direplikasi? direplikasi

7. Apakah • Ya. Pada penelitian


kegunaan uji ini disebutkan
diagnosa yang
sedang diteliti kegunaan uji
disebutkan? diagnosa
• Hasil penelitian ini
Importance
penting memiliki tingkat
sensitivitas, spesifisitas
yang tinggi..
Penilaian
Terhadap • Penelitian ini dapat
Kemamputerapa
n Hasil dilakukan di RSDM
Penelitian Surakarta
(acceptability)

• Jurnal penelitian ini valid,


Kesimpulan penting ,dapat
diaplikasikan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai