Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

A. Nama Penulis : Junwoo Kim, Sung Il Hwang, Hak Jong Lee, Sung Kyu Hong, Seok-
Soo Byun, Sangchul Lee, Gheeyoung Choe.

B. Judul : “Focal lesion at the midline of the prostate on transrectal


ultrasonography: take it or leave it?”

C. Ringkasan :
1. Latar Belakang
Midline lesi fokal prostat yaitu lesi yang terletak di garis tengah dan bilateral
yang meliputi zona perifer paramedian kanan dan kiri. Prosedur pada kanker prostat
merekomendasikan biopsi awal berfokus pada zona perifer, terutama daerah
posterior dan lateralis. Namun penambahan midline biopsi zona perifer dalam
protokol biopsi awal tidak didukung oleh kebanyakan penelitian. Hanya 2% pasien
yang didiagnosis positif kanker prostat hanya setelah dilakukan midline biopsi,
selebihnya hanya beberapa kasus tambahan biopsi yang ditargetkan bisa
meningkatkan deteksi kanker.
Beberapa ahli menggambarkan kanker prostat sebagai lesi hypoechoic pada
ultrasonografi (US), terkait dengan perubahan mikroskopis struktur kelenjar,
peningkatan cellularity, dan perubahan struktur mikrovaskuler. Spajic et al
melaporkan bahwa 60,6% dari kanker prostat termasuk lesi hypoechoic dan 31,8%
termasuk lesi isoechoic. Sedangkan Heijmink et al melaporkan bahwa identifikasi
nodul hypoechoic sebagai kanker prostat telah menurun dari 17% -57% menjadi 9%
setelah pelaksanaan tes PSA. Selain itu Beberapa penelitian juga menunjukkan
bahwa pasien kanker prostat dengan temuan yang mencurigakan di TRUS diamati
memiliki probabilitas keganasan tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa temuan
yang mencurigakan. Oleh karena itu, mengidentifikasi karakteristik US midline lesi
focal bisa menentukan apakah penambahan biopsi yang ditargetkan harus
dilakukan. Dalam studi ini, peneliti menganalisis tingkat deteksi kanker prostat dari
spesimen biopsi midline lesi fokal yang ditargetkan, dan menyelidiki temuan US
untuk mengurangi penmabahan tidak perlu pada biopsi yang ditargetkan.
2. Metode
Dalam penelitian ini penulis melakukan studi populasi pasien yang dirujuk
untuk biopsi prostat dari bulan Januari 2005 sampai Februari 2015. Dari studi
tersebut diidentifikasi 1.124 pria yang menjalani tambahan biopsi yang ditargetkan
untuk lesi focal setelah 12- core biopsi dengan sistem random. Dari hasil tersebut
terdaftar sembilan puluh delapan orang (usia rata-rata, 67,0} 7,6 tahun) dengan
midline lesi fokal.
Semua pemeriksaan dilakukan menggunakan scanner iU22 USG (Philips,
Bothell, WA, USA) yang dilengkapi dengan 9-4 MHz broadband array yang
melengkung endocavitary transduser. Dua belas biopsi sistematis diperoleh di apex,
pertengahan kelenjar, dan base prostat pada bidang parasagittal (6 core paramedian)
dan secara bilateral pesawat diarahkan ke lateral (6 core lateral).
Hasil temuan US dianalisis secara konsensus oleh dua ahli radiologi (SIH
dan JK). Karakteristik termasuk bentuk (band-like, nodular), kontur luar (bulging,
not bulging), margin (clear, involved), ada atau tidak adanya rim perilesional
hypoechoic, adanya aliran darah pada CDUS, dan pengukuran diameter terpanjang.
Kemudian setiap inti biopsi ditinjau oleh ahli patologi. Pasien dengan lebih dari dua
core dengan skor Gleason (GS) ≥6 atau single core ≥7 dianggap sebagai kelompok
klinis signifikan.
Dilakukan analisis statik dengan cara mengevaluasi hubungan antara hasil
histologis dan temuan US. Fisher exact test dan uji t berpasangan digunakan untuk
analisis univariat, dan regresi logistik ganda digunakan untuk analisis multivariat. P-
nilai <0,05 dianggap menunjukkan signifikansi statistik. Analisis statistik dilakukan
dengan SPSS ver. 21.0 (IBM Corp, Armonk, NY, USA).

3. Hasil dan Pembahasan


Dalam jurnal ini diteliti tingkat deteksi kanker prostat dari spesimen biopsi
midline lesi fokal yang ditargetkan. Hasil biopsi menunjukan bahwa kanker prostat
terdeteksi pada 45 dari 98 pasien (54,1%) dengan biopsi sistematis dan yang
ditargetkan. Distribusi adalah GS dari 6 di 21 pasien (46,7%), GS pada 7 dari 18
pasien (40%), dan GS pada 8 atau lebih dari enam pasien (13,3%). Dua pasien
dengan GS 6 dan 24 pasien dengan GS ≥7 dianggap sebagai kelompok klinis
signifikan. Dua puluh dari 98 (20,4%) yang spesimen biopsi ditargetkan adalah
positif. Pada dua pasien, kanker terdeteksi hanya di inti yang ditargetkan yang
menyebabkan dua pasien tersebut dipindahkan kedalam kelompok kanker signifikan
secara klinis.
Berdasarkan Univariat Logistik Analisis Regresi, midline lesi fokal tanpa
bulging kontur (P = 0,023), dengan margin involved (P = 0,001), dan dengan tidak
adanya rims perilesional hypoechoic (P = 0,005) secara statistik signifikan untuk
deteksi kanker dengan uji Fisher. Diameter yang lebih panjang juga mengakibatkan
deteksi kanker meningkat pada regresi logistik univariat (P = 0,005). Diameter rata-
rata lesi fokal pada kelompok cancernegative (7,8} 2.2 mm) secara signifikan lebih
pendek dari pada kelompok kanker positif (10,0} 4.4 mm) pada tes dipasangkan t (P
= 0,002). Sedangakn dalam analisis regresi logistik multivariat, terdapat tiga kriteria
termasuk margin involved (P = 0,027), tidak adanya rims perilesional hypoechoic (P
= 0,025), dan pemanjangan diameter (P = 0,011) yang secara statistik signifikan
untuk deteksi kanker.
Peneliti mengemukakan bahwa hasil dan karakteristik imaging mendukung
studi penelitian sebelumnya dalam dua cara. Pertama, penelitian ini kembali
menekankan identifikasi TRUS lesi fokal. Meskipun biopsi sistem acak dianggap
sebagai standar untuk biopsi awal, beberapa studi telah melaporkan bahwa tambahan
biopsi yang ditargetkan untuk lesi hypoechoic TRUS-diidentifikasi lebih unggul
biopsi systematic random dan dapat meningkatkan deteksi kanker. Dalam penelitian
ini, lesi midline fokus dengan karakteristik khusus terbukti ganas pada hasil biopsi.
Menurut penelitian sebelumnya dan temuan ini, midline lesi fokal yang
menunjukkan nodularitas, di hadapan rims perilesional hypoechoic, bisa dianggap
lesi jinak, seperti radang prostat atau jinak nodul hiperplastik prostat. Sebuah
midline fokus lesi dengan involved margin dan kurangnya rim perilesional
hypoechoic bisa diartikan sebagai lesi dengan probabilitas yang relatif tinggi
keganasan.

4. Kesimpulan
Kesimpulannya, temuan midline lesi fokal prostat dapat berkontribusi untuk
deteksi kanker prostat. Temuan midline lesi fokal dengan involved margin dan
pemanjangan diameter, tapi tanpa rims hypoechoic, harus mendorong dokter untuk
melakukan biopsi yang ditargetkan.
D. Komentar
1. Pembahasan
Pembahasan pada jurnal ini lebih seperti menguatkan penelitian sebelumnya
tentang biopsi untuk mendeteksi kanker prostat, dimana pada penelitian sebelumnya
dilaporkan bahwa 2% dari pasien didiagnosis kanker yang semata-mata karena
midline biopsi, dan juga mengemukakan bahwa pasien kanker prostat dengan
temuan yang mencurigakan di TRUS diamati memiliki probabilitas keganasan tinggi
dibandingkan dengan pasien tanpa temuan yang mencurigakan. Dalam pembahasan
tidak dijelaskan lebih lanjut mengapa tambahan biopsi yang ditargetkan untuk lesi
hypoechoic TRUS-diidentifikasi lebih unggul biopsi systematic random. Selain itu
tidak dijelaskan apakah semua temuan midline lesi fokal prostat harus dilakukan
biopsi mengingat bahwa ada kemungkinan bahwa core biopsi tidak dapat mewakili
karakteristik umum dari midline lesi fokal.

2. Metode
Metode yang digunanan sudah dijelaskan sampai dengan langkah-langkah
penelitian. Mulai dari studi populasi, prosedur biopsi US, analisis temuan US,
analisis hasil biopsi, sampai analisis statistik. Namun pada analisi hasil biopsi tidak
dijelaskan lebih lanjut menganai cara analisisnya, hanya dijelaskan bahwa analisis
dilakukan oleh ahli patologi. Selain itu tidak dijelaskan lebih lanjut apa itu Fisher
exact test dan uji t berpasangan yang digunakan untuk analisis univariat, dan regresi
logistik ganda yang digunakan untuk analisis multivariat. Selain itu juga tidak
dijelaskan lebih lanjut apa apa perbedaan analisis univariat dan analisis multivariat.
Kemudian pada analisis temuan US, konsesus yang dilakukan oleh dua ahli radiologi
tidak dijelaskan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai