OLEH:
NADYA LIHER SILAY
NIM : 2018.B.19.0492
SURAT PERNYATAAN
i
3
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui,
Ketua Prodi Diploma Tiga Keperawatan
ii
4
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada Nn. M Dengan Diagnosa Medis Tumor Mandibula di
Ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Di Susun Oleh :
NADYA LIHER SILAY
(2018.B.19.0492)
Penguji I Penguji II
iii
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Nn. M dengan Diagnosa Medis Tumor Mandibula di
Ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ”.
Laporan Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik Keperawatan III. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun.
Penulis
6
DAFTAR ISI
COVER
iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 4
2.1 Konsep Dasar Tumor Mandibula................................................................... 4
2.1.1 Definisi Tumor Mandibula............................................................................. 4
2.1.2 Etiologi........................................................................................................... 5
2.1.3 Tanda dan Gejala............................................................................................ 5
2.1.4 Patofisiologi.................................................................................................... 6
2.1.5 WOC............................................................................................................... 7
2.1.6 Komplikasi .................................................................................................... 8
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. 8
2.1.8 Penatalaksanaan Medis................................................................................... 9
2.1.9 Manajemen Keperawatan .............................................................................. 9
2.1.10 Gambar Tumor Mandibula ............................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................... 17
3.1 Pengkajian......................................................................................................... 17
3.2 Analisa Data...................................................................................................... 31
3.3 Prioritas Masalah .............................................................................................. 34
3.4 Rencana Keperawatan....................................................................................... 35
3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................................... 40
BAB 4 PEMBAHASAN ..........................................................................................
4.1 Pengkajian .................................................................................................
4.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................
4.3 Intervensi Keperawatan................................................................................
4.4 Implementasi Keperawatan..........................................................................
4.5 Evaluasi Keperawatan..................................................................................
BAB 5 PENUTUP ....................................................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................
LAMPIRAN
7
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Perawat merupakan agen penting dalam merawat pasien penyakit tumor mandibula,
penanganan yang diberikan kepada pasien tumor mandibula yaitu sebagai pemberi pelayanan
kesehatan, pendidikan, pemberi asuhan keperawatan, pembaharuan, pengorganisasian
pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan untuk
pemulihan pasien. Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk membuat studi kasus
dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada nn.M dengan Tumor Mandibula di Ruang
Boungenville RSUD dr. Doris Sylvanus.
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada Nn.M dengan diagnosa
medis Tumor Mandibula di ruang Boungenville dr RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
1.3.2 Tujuan umum
1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada
Nn.M dengan diagnosa Tumor Mandibula di ruang Boungenville dr RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2.2 Mampu menyusun intervensi keperawatan pada Nn.M dengan diagnosa Tumor
Mandibula di ruang Boungenville dr RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2.3 Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Nn.M dengan diagnosa Tumor
Mandibula di ruang Boungenville dr RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2.4 Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Nn.M dengan diagnosa Tumor
Mandibula di ruang Boungenville dr RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2.5 Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada Nn.M dengan diagnosa Tumor
Mandibula di ruang Boungenville dr RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Institusi
STIKes Eka Harap Palangka Raya sebagai sumber informasi dan sebagai acuan dalam
menilai kemampuan mahasiswa dalam aplikasi teori asuhan keperawatan medikal
bedah dengan diagnosa tumor mandibula.
1.4.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Meningkatkan pengetahuan pada pembacaan tentang penting nya asuhan keperawata
pada klien dengan defisit nutrisi serta mengaplikasikan tindakannya dalam asuhan
keperawatan anak pada kasus yang sama sehingga tercapai kehidupan yang lebih baik.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.1.2.1 Ganas
1) Tumor osteoklastik (Karsinoma sel skuamos)
2) Tumor osteoklastik/ osteoblastik (osteosarcoma)
3) Tumor kelenjar liur (Adenokarsinoma)
(Ntumba P. 2017)
2.1.2 Etiologi
Etiologi tumor mandibula sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa
ahli mengatakan bahwa tumor mandibula dapat terjadi setelah pencabutan 5 gigi,
pengangkatan kista, dan atau iritasi lokal dalam rongga mulut. Tumor mandibula dapat terjadi
pada segala usia, namun paling banyak dijumpai pada usia decade 4 dan 5. Tidak ada
perbedaan jenis kelamin, tetapi prediksi pada golongan penderita kulit berwarna (Mansjoer,
2016).
Tumor ini dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari pembentukan tumor ini
masih bersifat idiopatik, akan tetapi tumor ini dapat berasal dari :
2.1.2.1 Kelaian congenital
2.1.2.2 Kista ondotogenik
2.1.2.3 Genetic
2.1.2.4 Trauma
2.1.2.5 Rangsangan fisik berulang
2.1.4 Patofisiologi
Neoplasma mandibula banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun, kebanyakan
pada laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan makan, kebiasaan merokok,
bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana
terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan
5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal 95% adalah karsinoma
sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita
suara miskn akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe. Bila
kanker melibatkan epiglottis (ekstristik) metastase lebih umu terjadi. (Ilmu Kesehatan 2017)
Infeksi pada ruang ini berasal dari gigi molar kedua dan ketiga dari mandibula, jika
apeksnya ditemukan di bawah perlekatan dari musculus mylohyoid. Infeksi dari gigi dapat
menyebar ke ruang mandibula melalui beberapa jalan yaitu secara langsung melalui pinggir
myolohioid, posterior dari ruang sublingual, periostitis dan melalui ruang mastikor. Terdapat
demam dan nyeri leher disertai pembengkakan di bawah mandibula dan atau di bawah lidah,
mungkin berfluktuasi dan muncul pembengkakan. Bila pembengkakan semakin besar dapat
mengakibatkan terangkatnya lidah dan penyulitan dalam pernafasan dan penelanan di dalam
mulut. Proses infeksi juga menstimulasi penumpukan secret yang berlebihan dalam saluran
pernafasan. Sehingga pada tahap ini si penderita akan mengalami gangguan dalam
pemenuhan O2 dan asupan nutrisi.
7
2.1.5 WOC
Ameloblastoma Odontoma Keratosis odontogenik Myxoma Odontogenic Central Giant Cell Granuloma
Tumor Mandibula
B1 B2 B3 B4 B5 B6
2.1.6 Komplikasi
2.1.6.1 Kerusakan saraf wajah atau mulut yang sementara atau permanen
2.1.6.2 Daerah yang dioperasi dan sekitarnya mengalami mati rasa.
2.1.6.3 Kesulitan menggerakan bibir bagian atas.
2.1.6.4 Kesulitan menutup mata untuk sementara waktu.
2.1.6.5 Infeksi, yang ditandai dengan demam dan menggigil.
2.1.6.6 Warna kulit menjadi lebih gelap atau kemerahan.
2.1.6.7 Tubuh terasa lelah dan lemah.
2.1.6.8 Rasa sakit pada tenggorokan dan mulut.
2.1.6.9 Kehilangan kemampuan mengecap.
2.1.6.10 Gangguan pendengaran.
2.1.6.11 Tidak nafsu makan.
2.1.6.12 Penurunan berat badan.
2.1.6.13 Penurunan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.
2.1.6.14 Tubuh lebih mudah mengalami memar atau berdarah.
2.1.6.15 Diare atau sembelit.
2.1.8.2 Pengobatan tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher (benjolan di
leher yang tidak menghilang pada penyimpanan atau timbul kembali setelah
penyinaran dan tumor induknya sudah hilang yang terlebih dulu diperiksa dengan
radiologic dan 8 serologik), pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon,
kemoterapi, seroterapi, vaksin dan antivirus. Vaksin dan antivirus Pemberian ajuan
kemoterapi yaitu Cis-platinum, bleomyein, dan 5- fluorouracil. Sedangkan kemoterapi
paradiasi dengan epirubicin dan cis- platinum. Kombinasi kemo-radioterapi dengan
mitomycin C dan 5- fluorouracil oral sebelum diberikan radiasi yang bersifat
“radiosensitizer”.
klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat karena klien
harus menjalani rawat inap.
skor 5
2.1.9.4 Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dalam proses keperawatan yang merupakan
serangkaian kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung pada klien.
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi
keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.
2.1.9.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi
keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi atau tidak
teratasi dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Syafriadi M. Patologi Mulut Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga Mulut.
Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
1.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.M
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/ Indonesia
Agama : Katolik
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Tamat SMA
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Jl.Tingang VII
Tgl MRS : 28 November 2020
18
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
19
: pasien
: tinggal bersama
: meninggal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis (E4V5M6), irama nafas teratur
dan tidak suara nafas tambahan, kemampuan pergerakan terbatas, ADL dibantu
sebagian, pasien terpasang infuse di tangan sebelah kiri dengan cairan NaCl 0,9
% drip kcl 50 meq 20 tpm. TTV TD: 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR:
23x/menit, S: 36,9°C, Spo2 99%
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi wajah : Px mengerutkan wajahnya ketika merasakan
nyeri
c. Bentuk badan : Ideal
d. Cara berbaring/bergerak : Supinasi dan kemampuan pergerakkan terbatas
e. Berbicara : Pasien tidak dapat berbicara dengan jelas
f. Suasana hati : Tenang, kadang-kadang kepikiran tentang
penyakitnya
g. Penampilan : Rapi, bersih, dan sederhana
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Pasien mampu mengingat waktu
bahwa sekarang pagi
Orientasi Orang : Pasien mampu mengenal dan
mengingat orang disekitarnya
terutama pada suami dan
20
keluarganya
Orientasi Tempat : Pasien mengetahui bahwa ia sedang
dirawat di RS
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Lainnya
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial
Flight oh ideas Lainnya
k. Insight : Baik Mengingkari Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif Maladaptif
n. Keluhan lainnya : ………………….
Tanda-Tanda Vital :
a. Suhu/T : 36,9 0C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 104x/menit
c. Pernapasan/RR : 23x/menit
d. Tekanan Darah/BP : 100/60 mmHg
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : Tidak pernah merokok
Batuk, sejak: Tidak ada
Batuk darah, sejak: Tidak ada
Sputum, warna: Tidak ada
Sianosis: Warna kulit tidak ada kebiru-biruan
Nyeri dada: Tidak ada nyeri saat bernafas
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya …….
Sesak nafas saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan
Dada Perut Dada dan perut Kusmaul
Cheyne-stokes Biot Lainnya
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan
Wheezing Ronchi kering Ronchi basah (rales)
21
Lainnya
Keluhan lainnya : ......................
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Nyeri dada Kram kaki Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill > 2 detik < 2 detik
Oedema : Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
lingkar perut 55 cm
Ictus Cordis Tampak Tidak tampak
Vena jugularis Tidak meningkat Meningkat
Suara jantung Normal Ada kelainan
Keluhan lainnya : ...........................
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E :4
V :5
M :6
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran :
Compos Menthis Somnolent Delirium
Apatis Soporus Coma
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Refleks Cahaya :
Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
Nyeri, lokasi ………………………………..
Vertigo Gelisah Aphasia
Kesemutan Bingung Disarthria
Kejang Trernor Pelo
22
Hemiparese, lokasi
Krepitasi, lokasi
Nyeri, lokasi
Bengkak, lokasi
Kekakuan, lokasi
Flasiditas, lokasi
Spastisitas, lokasi
Ukuran otot Simetris
Antropi
Hipertropi
Kontaktur
Malposisi
Uji kekuatan otot : 3 3
3 3 3 3
Ekstrimitas atas Ekstrimitas bawah 3 3
Deformitas tulang, lokasi ..................................
Peradangan, lokasi .............................................
Perlukaan, lokas................................................
Patah tulang, lokasi ............................................
Tulang belakang Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
10. Kulit-Kulit Rambut
Riwayat alergi Obat
Makanan
Kosametik
Lainnya : Tidak ada riwayat alergi
Suhu kulit Hangat Panas Dingin
Warna kulit Normal Sianosis/ biru Ikterik/kuning
Putih/ pucat Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor Baik Cukup Kurang
Tekstur Halus Kasar
Lesi : Macula, lokasi..........
Pustula, lokasi……..
Nodula, lokasi……...
25
Vesikula, lokasi…….
Papula, lokasi……….
Ulcus, lokasi....................
Jaringan parut lokasi : Tidak terlihat adanya jaringan parut dibagian
tubuh manapun
Tekstur rambut : Halus
Distribusi rambut : Merata
Bentuk kuku Simetris Irreguler
Clubbing Finger Lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
11. Sistem Penginderaan :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : Berkurang Kabur
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) : .................
Mata kiri (VOS) : .................
Sklera Normal/putih Kuning/ikterus
Merah/hifema Konjunctiva Merah muda
Pucat/anemic
Kornea Bening Keruh
Alat bantu Kacamata Lensa kontak
Lainnya…….
Nyeri : Tidak ada
Keluhan lain : ...............
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran : Berkurang Berdengung
Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi : tidak ada
Patensi
Obstruksi
26
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan : ……………………………………
Tafsiran partus : ……………………………………
Keluhan lain .....................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna areola : .....................
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan lainnya : .................
Masalah Keperawatan :
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit : Pasien mengatakan bahwa ingin cepat
sembuh dan dapat beraktivitas sehari-hari seperti biasa dan pasien tidak
mengetahui tentang penyakit yang ia derita saat ini.
b. Nutrisi dan Metabolisme
TB : 155 cm
BB sekarang : 48 kg
BB Sebelum sakit : 51 kg
Diet : Biasa Cair Saring Lunak
Diet Khusus :
Rendah garam Rendah kalori TKTP
Rendah Lemak Rendah Purin Lainnya
Mual
Muntah…………….kali/hari
Kesukaran menelan Ya Tidak
Rasa haus Ya Tidak
Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit
hari
28
c. Pola istirahat dan tidur : 8 jam tidur malam dan kadang-kadang bisa tidur siang
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan
d. Kognitif : Pasien dapat mengutarakan pendapatnya dan pasien tidak mengetahui
tentang penyakitnya.
Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan
e. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
Gambaran diri : Tanggapan tentang tubuhnya : Pasien mengatakan merasa
bersyukur diberikan tubuh yang normal, pasien mengatakan menyukai semua
bagian tubuhnya tetapi pasien merasa agak malu karena adanya tumor mandibula.
Ideal diri : Pasien mengatakan harapannya terhadap tubuhnya adalah semoga cepat
sembuh dan cepat pulang dari RS.
Identitas diri : Status pasien dalam keluarga : pasien mengatakan status pasien
dalam keluarga adalah sebagai anak dan pasien merasa sangat puas dengan status
dan posisinya dalam keluarga dan juga pada jenis kelamin yang di milikinya.
Harga diri : Pasien mengatakan merasa minder terhadap penyakit yang diderita.
Peran : Pasien mengatakan bahwa sudah mampu dan bangga menjadi seorang anak
bagi orangtuanya.
29
E. SOSIAL - SPIRITUAL
a. Kemampuan berkomunikasi : Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan jelas
b. Bahasa sehari-hari : Bahasa Indonesia dan bahasa dayak
c. Hubungan dengan keluarga : Sebagai anak
d. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain : Hubungan dengan teman
dan petugas kesehatan terjalin hormonis dan kooperatif
e. Orang berarti/terdekat : Saudara, orang tua dan keluarga
f. Kebiasaan menggunakan waktu luang : Istirahat diatas tempat tidur
g. Kegiatan beribadah : Setiap hari minggu selalu beribadah kegereja
F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM, PENUNJANG
LAINNYA)
Hasil Laboratorium (tanggal pemeriksaan 28 November 2020)
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
1 Gds 213 Mg/dl < 200
2 Ureum 39 Mg/dl 21-53
3 Creatinin 0,46 Mg/dl 0,7-1,5
4 gds 91 Mg/dl < 200
5 Elektrolit;kalium 2,5 mmol/L
6 Hemoglobin 7,4 g% 10,6 – 16,4
7 Trombosit 122 Mm 150-400
8 Ureum 39 Mg/dl 21-53
9 Creatinin 0,46 Mg/dl 0,7-1,5
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Nama Dosis
No. Indikasi Efek Samping
Obat Pemberian
1 inf nacl 20 tpm Untuk mengganti cairan Tangan kaki bengkak, kaku, nyeri
0,9% drip tubuh sendi, kram otot, sakit kepala,
kcl 50 mual, alergi
meq
2 inf nacl 10 tpm Untuk mengganti cairan Detak jantung cepat, ruam, tangan
0,9% drip tubuh kaki bengkak, nyeri sendi, kram
adona otot
3 inj. kalnex 3x1 mg Untuk membantu Gangguan saluran pencernaan,
mengurangi dan mua, muntah, pusing, anoreksia,
menghentikan pendarahan sakit kepala, hipotensi
4 Inj. Vit k 3x1 mg. Untuk menurunkan Mudah berkeringat, gangguan
tekanan darah indera pengecap
5 Inj. 2x1 gr Untuk mengatasi Mual, muntah, diare, sakit kepala,
Omeprazo gangguan lambung, pusing, nyeri abdomen
le mengurangi produksi asam
pada lambung
6 Inj. 3x1 Untuk mengatasi beragam Diare, demam, mual, muntah,
Ceforazon kondisi akibat infeksi Eosinofilia, ruam pada kulit
e bakteri
sulbactam
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Proses Keganasan Risiko Pendarahan
Pasien mengatakan lelah
dan keluar darah dari
mulut
DO:
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
mengerutkan
wajahnya
- Tampak bengkak
disekitar rahang
pasien
- Suara pasien ketika
berbicara kurang jelas
- Konjungtiva pucat
anemis
- Terkadang tampak
keluar darah dari
mulut pasien
- TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 104x/menit
32
RR : 23x/menit,
S : 36,9°C
Spo2 : 99 %
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Penurunan Konsentrasi Perfusi Perifer Tidak
Pasien mengatakan lemas Hemogoblin Efektif
DO:
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
mengerutkan
wajahnya
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemas
- Konjungtiva pucat
anemis
- Pupil isokor
- Bibir terlihat pucat
- HGB : 7,4 g/dL
- TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 104x/menit
RR : 23x/menit,
S : 36,9°C
Spo2 : 99 %
DS: Faktor Psikologis Defisit Nutrisi
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan dan
kesulitan ketika ingin
mengunyah makanan
DO:
33
- Terjadi penurunan
berat badan
- BB sebelum sakit :
51 kg
BB sekarang : 48kg
TB : 155 cm
- IMT = 19,9
(normal)
- Pasien hanya
mampu
menghabiskan ½
porsi makanan
ANALISIS DATA
DO:
- Pasien tampak sedih
ketika berbicara
- Pasien tampak malu
DS: Kelemahan Intoleransi Aktivitas
Pasien mengatakan
kesulitan ketika ingin
beraktivitas
DO:
- Pasien tampak
dibantu ketika ingin
beraktivitas
- Pasien tampak
terbaring lemah
- Pasien tampak pucat
- ADL dibantu
sebagian
34
ANALISIS DATA
DS: Proses Keganasan Risiko Pendarahan
Pasien mengatakan lelah
dan keluar darah dari
mulut
DO:
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
mengerutkan
wajahnya
- Tampak bengkak
disekitar rahang
pasien
- Suara pasien ketika
berbicara kurang jelas
- Konjungtiva pucat
anemis
- Terkadang tampak
keluar darah dari
mulut pasien
- TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 104x/menit
RR : 23x/menit,
S : 36,9°C
Spo2 : 99 %
35
PRIORITAS MASALAH
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemogoblin d.d pasien tampak lemah,pucat dan HB 7,4 g/dL. (D.0009)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis d.d peningkatan kebutuhan
metabolisme. (D.0019)
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh d.d pasien
tampak minder dengan penyakitnya. (D.0087)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan d.d ADL dibantu sebagian.
(D.0056)
5. Resiko pendarahan berhubungan dengan proses keganasan d.d tampak keluar
darah dari mulut. (D.0012)
36
37
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
39
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa pada hari Senin,
30/11/2020 pukul 09.49 WIB, Mengadakan pengamatan, observasi secara langsung,
pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan keperawatan. Dari hasi pengkajian, dengan
nama Tn.M, umur 19 tahun, agama Katolik, pekerjaan swasta, pendidikan terakhir SMA.
Alamat Jl. Tingang VII. Tanggal masuk rumah sakit 28/11/2020 dengan riwayat penyakit
klien sekarang adalah Pasien mengatakan bahwa ia mengalami lemas dan keluar darah dari
mulut, dan tidak nafsu makan. Kemudian dibawa oleh orangtuanya ke IGD RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 28 November 2020 pukul 20:20 WIB dilakukan
pemeriksaan TTV TD: 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR:23x/menit, S:36,9°C, Spo2:99%.
GCS E4V5M6 (kesadaran compos mentis) dan mendapatkan terapi inf, Nacl 0,9 % drip kcl
50 meq 20 tpm, selanjutnya dilakukan perawatan lebih lanjut di ruang Bougenville.
Menurut teori pengkajian perfusi perifer tidak efektif yang dilakukan adalah mengkaji
rasa lemas klien. Klien tidak menetapkan respon muntah ketika makan, klien tidak
mengalami mual dan klien hanya menetapkan respon rasa mual ketika ingin makan. Karena
timbulnya rasa lemas, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan
klien perlu banyak dibantu oleh orang lain.
Dalam melakukan pengkajian terhadap perfusi perifer tidak efektif, perawat harus
mengkaji perfusi perifer atau HB klien apakah nutrisi itu meningkat. Pencatatan perfusi
perifer tidak efektif ini perlu, agar dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. Jika
dibandingkan antara teori dan kasus yang diambil secara nyata di ruang Boungenville RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangkaraya, klien memiliki perfusi perifer tidak efektif.
46
48
terstruktur, Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten terhadap
dinas, Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemauan, Bicara dengan nada rendah dan tenang, Beri
penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku, Hindari sikap mengancam
dan berdebat, Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif.
Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan (D.0056) adalah : Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, Monitor kelelahan fisik dan emosional, Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas , Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulasi, Lakukan
latuhan rentang gerak pasif dan atau aktif, Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan,
Anjurkan tirah baring, Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap, Anjurkan
menghubungi perawat, jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang. Intervensi
keperawatan pada diagnosa keperawatan Resiko pendarahan berhubungan dengan proses
keganasan (D.0012) adalah : Monitor tanda dan gejala pendarahan, Monitor nilai
hematokrit/hemogoblin sebelum dan sesudah kehilangan darah, Monitor tanda-tanda vital
ortostatik, Monitor koagulasi (mis : prothrombin time (PT), partial thromboplastin time
(PTT), fibrinogen degradasi fibrin dan atau platelet), Pertahankan bed rest selama
pendarahan, Anjurkan meningkatkan asupan makanan vitamin K, Anjurkan segera melapor
jika terjadi pendarahan, Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat pengontrol
pendarahan.Ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan sesuai intervensi.
dibutuhkan jika perlu. Implementasi keperawatan dari diagnosa keperawatan Harga diri
rendah berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh d.d pasien tampak minder dengan
penyakitnya (D.0087) adalah Mengidentifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku,
Mendiskusikan tanggung jawab terhadap perilaku, Menjadwalkan kegiatan terstruktur,
Menciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten terhadap dinas,
Meningkatkan aktivitas fisik sesuai kemauan, Berbicara dengan nada rendah dan tenang,
Memberi penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku, Menghindari
sikap mengancam dan berdebat, Menginformasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif. Implementasi keperawatan dari diagnosa keperawatan Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan d.d ADL dibantu sebagian (D.0056) adalah
Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, Memonitor
kelelahan fisik dan emosional, Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas, Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulasi, Melakukan latuhan rentang
gerak pasif dan atau aktif, Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan, Menganjurkan
tirah baring, Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahan, Menganjurkan
menghubungi perawat, jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang. Implementasi
keperawatan dari diagnosa keperawatan Resiko pendarahan berhubungan dengan proses
keganasan d.d tampak keluar darah dari mulut (D.0012) adalah Memonitor tanda dan gejala
pendarahan, Memonitor nilai hematokrit/hemogoblin sebelum dan sesudah kehilangan darah,
Memonitor tanda-tanda vital ortostatik, Mempertahankan bed rest selama pendarahan,
Menganjurkan meningkatkan asupan makanan vitamin K, Menganjurkan segera melapor jika
terjadi pendarahan, Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat pengontrol
pendarahan.
pucat, bibir pucat, konjungtiva pucat anemis dan pasien tampak terbaring lemas dan
intervensi tetap dilanjutkan.
BAB 5
PENUTUP
5.2.1 Kesimpulan
Hemoglobin atau Hb adalah protein yang berada di dalam sel darah merah. Protein
inilah yang membuat darah berwarna merah. Dalam kadar yang normal, hemoglobin
memiliki banyak fungsi bagi tubuh. Oleh karena itu, kadar normal hemoglobin perlu selalu
dijaga. Selain memberi warna, hemoglobin juga berfungsi membantu sel darah merah
mendapatkan bentuk alaminya, yaitu bulat dengan bagian tengahnya lebih pipih. Dengan
bentuk seperti ini, sel darah merah dapat dengan mudah bergerak dan mengalir di dalam
pembuluh darah. Jika jumlah atau bentuk hemoglobin mengalami kelainan, sel darah merah
tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Hal
inilah yang dapat memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan, termasuk anemia. Nilai
normal kadar hemoglobin di dalam tubuh seseorang ditentukan berdasarkan jenis kelamin
dan usianya. Kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa berkisar antara 12–15 g/dL,
sedangkan kadar hemoglobin pada pria dewasa berkisar antara 13–17 g/dL. Ketika kondisi
hemoglobin seseorang lebih tinggi atau lebih rendah daripada jumlah normal, hal ini bisa
menjadi tanda adanya gangguan kesehatan. Berikut ini adalah beberapa penyebab dan gejala
kelainan pada hemoglobin. Kadar hemoglobin rendah menandakan tubuh mengalami anemia.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kehilangan darah, gangguan fungsi
ginjal dan sumsum tulang, paparan radiasi, atau kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, dan
vitamin B12. Ketika hemoglobin tidak dapat berfungsi dengan baik, tubuh akan mengalami
beberapa gejala berupa lemas dan cepat lelah, sakit kepala dan pusing, kulit terlihat pucat,
dada berdebar, serta sesak napas. Hemoglobin yang rendah bisa diatasi dengan cara
mengatasi penyebab yang mendasarinya. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah dan fungsi
hemoglobin, orang yang mengalami kekurangan Hb juga dapat mengonsumsi obat penambah
darah atau makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan vitamin B12, seperti daging, ikan,
telur, dan sayuran. Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi juga menandakan adanya masalah
kesehatan pada tubuh. Kondisi tingginya kadar hemoglobin bisa disebabkan oleh polisitemia
vera, kanker, tumor ginjal, penyakit paru, kelainan jantung bawaan, dan dehidrasi. Selain itu,
52
kebiasaan merokok, efek samping obat-obatan tertentu, serta faktor lingkungan seperti tinggal
di daerah dataran tinggi atau tempat kerja yang berisiko menyebabkan keracunan karbon
monoksida, juga bisa memicu kadar hemoglobin meningkat.Seseorang yang kadar
hemoglobinnya tinggi dapat merasakan beberapa gejala, seperti sakit kepala, pusing, dan
lemas, namun terkadang bisa juga tidak bergejala. Kadar hemoglobin tinggi tidak selalu
berbahaya, akan tetapi beberapa studi menyebutkan bahwa kondisi ini dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.
Asuhan keperawatan pada Nn. M dengan perfusi perifer tidak efektif di Ruang
Boungenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yaitu dilakukan mengkaji rasa lemas
klien. Klien tidak menetapkan respon muntah ketika makan, klien tidak mengalami mual
yang parah dan klien hanya menetapkan respon50 rasa mual ketika ingin makan. Dilakukan
intervensi pada diagnosa Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemogoblin d.d pasien tampak lemah,pucat dan HB 7,4 g/dL (D.0009) dengan
Mengidentifikasi penyebab pendarahan, Memonitor terjadinya pendarahan (sifat dan jumlah),
Memonitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah kehilangan darah,
Memonitor intake dan output cairan, Jelaskan tanda-tanda pendarahan, Menganjurkan
melapor jika menemukan tanda-tanda pendarahan, Anjurkan membatasi aktivitas,
Berkolaborasi pemberian tranfusi darah. Evaluasi dari diagnosa keperawatan perfusi perifer
tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemogoblin d.d pasien tampak
lemah,pucat dan HB 7,4 g/dL (D.0009) pada Nn. M klien mengatakan masih merasa lemas
dan masih tidak nafsu makan.
53
5.2.2 Saran
5.2.1 Bagi Tempat Praktek
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan motivasi dan kemampuan perawat dalam penerapan asuhan keperawatan dan
semoga laporan ini dapat menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami perfusi perifer tidak efektif.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai referensi bacaan untuk digunakan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
5.2.3 Bagi Laporan Selanjutnya
Diharapkan dari hasil laporan studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa-mahasiswi yang akan datang yaitu sebagai bahan masukan mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan perfusi perifer tidak efektif serta laporan selanjutnya
hendaknya menggali lebih dalam lagi gambaran atau faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan antara teori dan praktek dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan perfusi
perifer tidak efektif.
54
LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN III
TAHUN AJARAN 2020/2021