A. KONSEP FISIOLOGIS
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau
yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya
nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer,
perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi
struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan
pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi,
transmisi, modulasi, dan persepsi. Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di
kulit dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel
yang dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan
dilepaskan. Leukotrien, prostatglandin E2 , dan histamine akan mensensitisasi
nosiseptor selain itu lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah
sehingga melepaskan bradikinin dan serotonin. Jika terdapat penyumbatan
pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan penimbunan K+ dan H+ ekstrasel
yang diakibatkan akan semakin mengaktifkan nosiseptor yang telah
tersensitasi. Perangsangan nosiseptor melepaskan substansi peptide P (SP) dan
peptide yang berhubungan dengan gen kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan
respon inflamasi dan menyebabkan vasodilatasi serta meningkatkan
permeabilitas vascular (Bahrudin, 2017)
B. DEFINISI
1. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz, 2010).
2. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Wartonah, 2010).
3. Nyeri adalah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Herdman dan
Kamitsuru, 2015).
C. KARAKTERISTIK
Karakteristik nyeri secara umum menurut iqbal (2010), di bagi menjadi
dua, yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul
secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di
tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Berdasarkan tempat, nyeri dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Periferal pain yang terdiri dari nyeri pada bagian permukaan, dalam dan
alihan (bukan pada sumber nyerinya).
2. Central pain : nyeri yang terjadi akibat perangsangan sistem saraf pusat
dan batang otak
3. Phsycogenic pain: nyeri yang terjadi akibat faktor psikologis
4. Radiating pain: nyeri yang terjadi dan meluas ke jaringan sekitar.
5. Panthom pain : nyeri pada bagian tubuh yang sudah tidak ada lagi, seperti
akibat amputasi.
E. TAHAPAN-TAHAPAN NYERI
Proses terjdinya nyeri menurut bahrudin (2017), terdiri dari 4 fase:
1. Transduksi
Merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) dirubah
menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.
Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia
(substansi nyeri).
2. Transmisi
Merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf perifer
melewati kornu dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi
sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari
neuron presinaps ke pasca sinaps melewati neurotransmitter.
3. Modulas
Adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat
meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri.Hambatan terjadi
melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan bermacam-macam
neurotansmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan
neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area periaquaductuagrey (PAG)
dan menghambat transmisi impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat
spinalis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis
atausupraspinalis.
4. Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri
yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf
sensoris, informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional
(hipokampus dan amigdala). Persepsi menentukan berat ringannya nyeri
yang dirasakan.
F. Jenis-Jenis Skala Nyeri
a. Numeric rating scale (NRS)
Skala nyeri menurut Hayward
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktifitas
yang biasa
Dilakukan
10 : Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Tn. P
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Alamat : wetan, pundungsari ngruwuh, manyaran, wonogiri
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Tn. P mengatakan nyeri di bahu atas setelah Post Op
2) Riwayat penyakit dahulu
Tn.P mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit.
3) Riwayat penyakit keluarga
Tn.P mengatakan tidak ada penyakit keluarga
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Tn.P selalu menahan sakit sebelum keluar nanah
2) Pola nutrisi
Sebelum sakit: Tn.P mengatakan makan 3x sehari yaitu berupa nasi,
lauk, sayur, buah, teh, air putih, dengan satu porsi habis.
Saat sakit: Tn. P mengatakan nafsu makan berkurang dan mual dan
perut terasa sebah setelah makan
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit: Tn.P mengatakan BAK 2-3x sehari dengan
karakteristik warna kuning pucat dan berbau khas urine, tidak
mengalami kesulitan saat BAK. Tn.P mengatakan BAB 1-2x sehari
dengan konsistensi lunak, berwarna kuning kecoklatan dan berbau
khas feses, tidak mengalami kesulitan saat BAB.
Saat sakit: Tn.P kesulitan BAB karena nyeri
4) Pola istirahat tidur
Sebelum sakit: Tn.P mengatakan tidur 7-8 jam sehari disertai tidur
siang, merasa nyaman saat tidur dan tidak terbangun di malam hari.
Saat sakit: Tn.P mengatakan tidur 5 jam sehari, sulit tidur, merasa
tidak nyaman saat tidur dan sering terbangun karenamerakan nyeri.
5) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit
Mandi Mandiri Dibantu
Berpakaian Mandiri Dibantu
Toileting Mandiri Dibantu
Makan minum Mandiri Bantuan sebagian
Tingkat Mandiri Bantuan sebagian
ketergantungan
6) Pola kognitif
Tn.P dapat berbicara dengan lancar, mengikuti instruksi dari perawat
dengan baik.
7) Pola hubungan pasien
Tn.P mengatakan hubungan dengan keluarga harmonis dan baik
dengan masyarakat sekitar.
8) Pola seksual dan reproduksi
Tn.P mengatakan tidak mengalami gangguan dalam seksual dan
reproduksi.
9) Pola konsep diri
Gambaran diri: Tn.P mengatakannyeri pasca operasi yang teramat
dirasakan. Tn.P mengatakan merasa mual saat makan. Tn .P
mengatakan perut terasa sebah
10) Pola koping dan toleransi stress
Tn.P mengatakan jarang cerita kepada keluarga tentang kondisinya
11) Pola nilai dan kepercayaan
Tn.P mengatakan sebelum dan saat sakit selalu berdo’a dan sholat
sesuai ajaran agama islam.
f. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik, nyeri luka post reposisi
2) Kesadaran: Composmentis
3) TTV
TD: 110/80 mmhg
Nadi: 73x/menit
Suhu: 36,80C
SpO2 : 99%
g. Pemeriksaan sistematis:
1) Pemeriksaan kepala
Rambut: berwarna hitam, cepak, bersih sedikit lembab.
Wajah: simetris, pucat, bersih tidak ada lesi.
Mata: simetris, konjungtiva an anemis, sklera kemerahan, terdapat
kantung mata.
Hidung: simetris, bersih tidak ada sekret.
Mulut: bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis.
Telinga: simetris, bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik.
2) Pemeriksaan leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
kaku kuduk, tidak ada nyeri tekan.
3) Pemeriksaan paru
Inspeksi: bentuk dada simetris, pengembangan dada normal, tidak ada
retraksi otot bantu pernapasan, pola nafas normal.
Palpasi: tulang dada teraba normal tidak menonjol, tidak ada krepitasi,
getaran antara kanan dan kiri sama.
Perkusi: suara sonor di area paru.
Auskultasi: suara vesikuler tidak ada suara nafas tambahan.
4) Pemeriksaan jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak kuat angkat di ics ke 5.
Palpasi: ictus cordis teraba tidak kuat angkat di ics ke 5.
Perkusi: suara jantung pekak pada ics 4 dan 5.
Auskultasi: bj 1=2 lub-dub, bj 3=4 lub-dub, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
5) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: perut tampak simetris, terdapat luka mengeluarkan pes di bagian
pusat.
Auskultasi: frekuensi peristaltik usus 12x/menit.
Perkusi: terdengar suara timpani.
Palpasi: terdapat nyeri tekan.
6) Pemeriksaan ekstremitas
Ekstremitas kanan atas: tidak ada lesi, dapat di gerakkan
Ekstremitas kiri atas: tidak ada lesi, normal, dapat digerakan.
Ekstremitas bawah kanan: tidak ada lesi, normal, dapat digerakan.
Ekstremitas bawah kiri: tidak ada lesi, normal, dapat digerakan.
5 1
5 5
7) Pemeriksaan genetalia
Tidak dikaji
8) Pemeriksaan anus
Tidak dikaji
h. Pemeriksaan penunjang
1) swab antigen
2) lab darah
Darah Tepi - LI
No Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
i. Terapi
Relaksasi napas dalam
Inf.asering 20 tpm
Inj. Ceftrioxon 1 gr pre op
2. Analisa Data
No Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem
1 Jumat 3 DS: pre Op Nyeri akut
des 2021 - Tn.P mengatakan keluar nanah pada tali
15:00 wib pusar
P: nyeri di pusat
Q: nyeri berdenyut seperti tertusuk-
tusuk
R: di pangkal tali pusat
S: skala nyeri 4
T: hilang timbul -+ 1 menit
DO:
- TTV
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 73x/menit
Suhu: 36,80C
SpO2 : 99%
- Tn.P tampak menahan nyeri
2. sabtu 4 DS: Ketidak Hambatan
des 2021 - Tn. P mengatakan masih terasa nyeri di bugaran fisik mobilitas fisik
05:30 wib bagian pusat post OP
DO:
- Tn.P tampak dibantu saat melakukan
aktifitas
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d proses infeksi
b. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan
4. Intervensi Keperawatan
No Tgl/Jam Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Ttd
1 Jumat 3 1 Setelah dilakukan tindakan - Kaji skala nyeri -Untuk
des keperawatan selama 3x7 jam. mengetahui
2021 Diharapkan masalah nyeri skala nyeri
15:00 akut Tn.P teratasi dengan
wib KH: -MonitorTTV -Untuk
-skala nyeri pasien berkurang mengetahui TD
dari 4 menjadi 3-2
-pasien masih mengeluhkan -Beri posisi nyaman -Agar pasien
sakit di pangkal pusat (posisi 30̊) merasa rileks
dan nyaman
-kolaborasikan -Untuk
dengan dokter meredakan rasa
pemberian anti nyeri nyeri
Sabtu 4 2 Setelah dilakukan tindakan -Kaji TTV -Untuk
des keperawatan selama 3x7 jam. mengetahui
2021 Diharapkan masalah tanda-tanda
05:30 hambatan mobilitas Tn.P vitall pasien
wib teratasi dengan KH: -Berikan posisi -Agar pasien
-Tn.P dapat melakukan nyaman merasa nyaman
aktifitas ringan sehari-hari -Anjurkan untuk -Untuk
secara mandiri pertahankan posisi mengurangi
fiksasi reposisi berlebih
-Kolaborasi dengan -Agar psien
keluarga agar tetap bisa
membantu aktifitas melakukan
harian pasien selama aktifitasnya
sakit
6. EVALUASI FORMATIF
No Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi Ttd
1. Jumat 3 Nyeri akut b/d Post Op S: Tn.P mengatakan nyeri di bagian pusat
des 2021 Dengan pengkajian nyeri PQRST
didapatkan data
P: nyeri tiba-tiba muncul
Q: nyeri berdenyut seperti tertusuk-tusuk
R: di pusat
S: skala nyeri 3
T: hilang timbul
O: Tn.P tampak menahan nyeri
TD : 127/90 mmHg
A: Masalah nyeri akut nyeri akut belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi : kaji nyeri,
memberikan terapi nonfarmakologis ,
berian obat anti nyeri