Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK COVID-19 TERHADAP SEKTOR PARIWISATA

Leonardo Kurnia Putera Nurza (leonardokurnia1@gmail.com)


Faculty of Economics
Tourism & Hospitality Management (EKM422)

Saat ini dunia tengah diguncang oleh kasus penyebaran wabah virus corona (COVID-
19) yang kian merebak dan meluas secara cepat dan menjadi polemik global terbesar untuk
saat ini. Bahkan wabah virus corona telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh World
Health Organization (WHO) beberapa waktu yang lalu. Hal inilah yang kini menjadi
pembicaraan dan perbincangan publik yang tejadi diseluruh dunia. Setelah pernyataan yang
ditetapkan oleh WHO tersebut tentunya ini menjadi problematika yang harus menjadi perhatian
serius oleh pemerintah dan masyarakat seluruh dunia.

Virus Corona (COVID-19) yang tengah menjadi permasalahan kesehatan global untuk
saat ini menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap semua sektor kehidupan diseluruh
dunia. Mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, sosial, pariwisata dan sebagainya. Hal ini terjadi
karna COVID-19 menimbulkan rasa ketakutan akan bahaya dan resikonya yang berdasarkan
berita dan fakta yang tersebar saat ini yaitu dapat berujung pada kematian. Akibatnya timbul
rasa kekhwatiran masyarakat untuk menjalankan segala aktifitasnya yang memiliki
kemungkinan akan tertular virus COVID-19 ini.

Adapun sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak sangat besar dari kasus
wabah virus corona ini. Pariwisata yang pada awalnya kian mengalami pertumbuhan yang
begitu pesat saat ini seakan melemah dan mengalami penurunan yang sangat drastis. Penurunan
yang terjadi dalam sektor pariwisata untuk saat ini tidak akan bisa ditanggulangi sampai kasus
COVID-19 ini menemukan titik terang penyelesaiannya. Adapun percobaan yang diberlakukan
oleh pemerintah Indonesia dalam mempertahankan sektor pariwisata dari dampak negatif
COVID-19 dengan pemberian insentif terhadap industri pariwisata dan pemberian diskon
kepada wisatawan nyatanya tidak akan berdampak apa-apa untuk saat ini.

Kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah diatas disusul dengan pernyataan yang
disampaikan oleh salah satu Pakar Pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni
melalui wawancara dengan Republika.co.id, yang disusun oleh Yolanda (Selasa, 25 Februari
2020), beliau (Sari Lenggogeni) mengatakan bahwa pemberian insentif yang diberlakukan itu
tidak akan memberikan dampak signifikan bagi kunjungan ke destinasi pariwisata. Pada situasi
dan kondisi saat ini daya tarik wisatawan baik asing maupun lokal sangat menurun akibat
kekhawatiran virus corona tersebut. Hal itu sudah terlihat dari banyaknya para wisatawan yang
membatalkan agenda wisatanya ke berbagai destinasi di Indonesia. Jadi tidak akan banyak
membantu sampai virus ini mereda.

Berdasarkan pernyataan Sari Lenggogeni kepada Republika.co.id tersebut, kita dapat


mengetahui bahwa rasa kekhawatiran dan ketakutan wisatawan akan penularan virus corona
membentuk persepsi dan sikap wisatawan dalam memutuskan niat/rencana perjalanannya.
Lenggogeni et al. (2019), menyatakan bahwa keputusan tentang niat/rencana perjalanan ini
awalnya terbentuk karena adanya persepsi resiko perjalanan yang dipertimbangkan oleh
wisatawan. Resiko kesehatan merupakan salah satu aspek persepsi resiko perjalanan yang
menjadi prioritas pertimbangan wisatawan dalam kondisi yang terjadi saat sekarang ini, bahkan
resiko kesehatan kini dianggap sebagai perihal yang tidak dapat ditoleransi dan menjadi dasar
keputusan yang mutlak untuk penundaan dan pembatalan niat perjalanannya.

Resiko kesehatan yang dianggap sangat rentan terjadi saat ini khususnya penularan
virus corona menyebabkan wisatawan menunda/membatalkan rencana perjalanannya dan lebih
memilih untuk mengurangi aktifitas diluar ruangan dan berdiam diri dirumah. Kini terlihat
sangat jelas bahwa COVID-19 secara nyata telah mampu melumpuhkan sektor pariwisata yang
tengah berkembang saat ini dan juga tidak menutup kemungkinan akan mengancam stabilitas
ekonomi dan sosial negara secara global jika kasus ini tak kunjung terselesaikan.

Jika penyebaran virus corona tidak ditanggulangi secara serius maka ditakutkan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk kedepannya. Maka dari itu diperlukan peran nyata dari
pemerintah dan segenap jajarannya untuk secara cepat, tepat dan maksimal mencari dan
menemukan solusi dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus penyebaran virus corona
ini. Namun tidak cukup hanya dengan peran pemerintah dengan segenap jajarannya saja,
kesadaran daripada masyakarat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pribadi dan keluarga
juga harus ditingkatkan guna mencegah penularan virus corona tersebut. Dengan kata lain
dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk secara bersama-sama
menyelesaikan permasalahan COVID-19 yang tengah terjadi.
DAFTAR REFERENSI :

Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., Slaughter, L., Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., Understanding,
L. S., Lenggogeni, S., & Ritchie, B. W. (2019). Understanding travel risks in a developing
country : a bottom up approach. Journal of Travel & Tourism Marketing, 36(8), 941–955.
https://doi.org/10.1080/10548408.2019.1661329

Yolanda, F. (2020). Pakar: Insentif Pariwisata tak akan Beri Dampak Besar. Republika.Co.Id.
https://nasional.republika.co.id/berita/q69b3u370/pakar-insentif-pariwisata-tak-akan-
beri-dampak-besar

Anda mungkin juga menyukai