Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji dan syukur panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam semoga
senantiasa dilimpahkan selamnya kepada Nabi Muhammad SAW.AMIN.
Untuk dapat mengetahui, memahami, serta lebih mengenal
tentangapaitutoleransidantoleransi yang dipraktekanolehNabi Muhammad SAW, untuk inilah
makalah disusun dan dibuat
Di dalam makalah ini terdapat berbagai informasi dan penjelasan atau gambaran tentang
toleransi, juga penjelasan,fungsinya.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada saudara yang sudah
membaca makalah ini,pada kesempatan ini pula saya ucapkan permohonan maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan mohon di maklumi.

Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................Hal 2
Daftar Isi ......................................................................................................Hal 3
BAB 1 Pendahuluan ....................................................................................Hal 4
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB 2 Pembahasan .....................................................................................Hal 5 - 11
Toleransi yang dipraktekkan Nabi Muhammad SAW
Islam Perkenalkan Toleransi kepada Umat Manusia
BAB 3 Penutup ............................................................................................Hal 12
Kesimpulan
Daftar Pustaka ..............................................................................................Hal 13

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Toleransi merupakan sikap untuk mengayomi orang-orang yang berbeda keyakinan
dan kedudukan yang tidak menebar permusuhan
Dalam Islam sangat menghormati,menjunjung tinggi toleransi terhadap siapapun yang
ingin hidup secara damai dengan umat Islam .Toleransi dalam Islam tidak hanya
dipraktekkan dalam suasana damainya saja,tetapi juga dalam suasana umat Islam terancam
dan sedang menghadapi invasi pasukan musyrik Mekkah ,Romawi,Parsia dan lainnya.
Selanjutnya lihatlah bagaimana Rasulullah saw mengajarkan kepada kita semua
tentang semangat toleransi, kebebasan beragama dan berkeyakinan
Contoh lain yang sangat baik tentang toleransi, AlQuran Suci menjelaskan bahwa
bagaimanapun keadaannya, Anda tidak boleh meninggalkan toleransi

Rumusan Masalah
1. Apa itu toleransi ?
2. Bagaimana sikap toleransi yang dipraktekan oleh Nabi Muhammad SAW ?
3. Bagaimana kita menyikapinya ?

Tujuan

1. Mengetahui apa itu toleransi


2. Sikap Nabi Muhammad SAW dalam toleransi
3. Pengetahuan islam dalam mengenalkan teloransi

BAB II
PEMBAHASAN
Toleransi yang dipraktekkan Nabi Muhammad
SAW
Rasulullah adalah tokoh teladan terbaik dalam mengajarkan sikap toleransi kepada
umatnya. Toleransi merupakan sikap untuk mengayomi orang-orang yang berbeda keyakinan
dan kedudukan yang tidak menebar permusuhan. Rasulullah tidak hanya sebagai Nabi, beliau
juga kepala keluarga, panglima perang, dan kepala negara. Kedudukan dan kekuasaan yang
diperolehnya tidak menjadikannya sebagai orang yang bertindak kasar dan keras.
Sebagai Nabi, sikap toleransi yang beliau tunjukkan ialah memaafkan dan bahkan mendoakan
kaum yang telah berbuat jahat kepada beliau ketika berdakwah. Setelah wafatnya paman
beliau, Abu Thalib, Nabi SAW berkunjung ke perkampungan Thaif. Beliau menemui tiga
orang dari pemuka suku kaum Tsaqif, yaitu Abdi Yalel, Khubaib, dan Mas'ud.
Nabi mengajak mereka untuk melindungi para sahabatnya agar tidak diganggu oleh suku
Quraisy. Namun, kenyataan pedih yang dialami beliau. Nabi diusir dan dilempari batu oleh
kaum Tsaqif. Akibatnya, darah pun mengalir dari tubuh beliau.
Menyaksikan kejadian itu, Malaikat Jibril memohon izin untuk menghancurkan kaum Tsaqif
karena telah menyiksa Nabi. Namun, apa jawaban Nabi? Jangan! Jangan! Aku berharap
Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah
dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.
Beliau pun berdoa untuk kaum Tsaqif. "Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena
mereka belum mengetahui (kebenaran). (HR Baihaqi).
Pada lain kesempatan, sebagai pemimpin negara, Rasulullah SAW juga menunjukkan sikap
tolerannya. Ketika terjadi keributan antara kaum Muslim dan kaum Quraisy serta Yahudi,
Rasul menawarkan solusi dengan membuat Piagam Madinah untuk mencari kedamaian dan
ketenteraman kehidupan di masyarakat. Seperti yang terdapat pada pasal 16 yang tertulis,
Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan,
sepanjang (kaum mukminin) tidak terzalimi dan ditentang.
Selain Piagam Madinah, pada peristiwa penaklukkan Kota Makkah (Fathu Makkah),
Rasulullah SAW juga menunjukkan toleransi yang sangat indah. Penduduk Makkah yang
selama ini memusuhi Rasulullah, ketakutan ketika umat Islam berhasil menaklukkan Kota
Makkah. Sebab, sebelum penaklukan itu, umat Islam sering ditindas oleh kaum kafir Quraisy

Makkah. Tak jarang, mereka juga menghalang-halangi dakwah Rasul, bahkan hingga
bermaksud membunuhnya. Namun, setelah penaklukkan Kota Makkah itu, Rasul memaafkan
sikap mereka. Tidak ada balas dendam. Kekuasaan yang dimilikinya, tak menjadikan diri
Rasul menjadi sombong atau bertindak sewenang-wenang. Ketika penduduk Quraisy menanti
keputusan beliau, Rasul bersabda, Saya hanya katakan kepada kalian sebagaimana ucapan
Nabi Yusuf kepada para saudaranya, 'Tiada celaan atas kalian pada hari ini'. Pergilah! Kalian
semua bebas. (HR Baihaqi).
Itulah di antara contoh toleransi Rasulullah. Pantaslah bila beliau menjadi suri teladan bagi
umat Islam dalam berbagai hal. (QS al-Ahzab: 21).

Islam Perkenalkan Toleransi kepada Umat


Manusia
Karena sekelompok kecil orang yang mengaku muslim melakukan berbagai aksi-aksi
kekerasan ,sehingga sedikit banyak nama Islam turut terbawa-bawa kearah arah konotasi
yang negatif.Padahal aksi-aksi teroris seperti itu tidak dibolehkan,serta sangat dilarang oleh
ajaran Islam.Namun demikian karena aksi-aksi itu dilakukan oleh orang-orang yang
mengaku muslim lalu komunitas yang tidak memahami Islam ataupun Islam Phobia
menjadikannya sebagai amnunisi untuk menghina Islam.
Dalam Islam sangat menghormati,menjunjung tinggi toleransi terhadap siapapun yang ingin
hidup secara damai dengan umat Islam .Toleransi dalam Islam tidak hanya dipraktekkan
dalam suasana damainya saja,tetapi juga dalam suasana umat Islam terancam dan sedang
menghadapi invasi pasukan musyrik Mekkah ,Romawi,Parsia dan lainnya.
Pada masa pemerintahan Rasulullah Muhammad SAW di Madinah,beliau
membentuk perjanjian dengan komunitas non muslim di kota Madinah(Deklarasi
Madinah)yang mengakui kebebasan beragama dan menjalanakan ajaran agama mereka
masing-masing.Namun demikian saat nabi Muhamamad SAW dan umat Islam dikepung oleh
pasukan sekutu(Al Ahzab),komunitas Yahudi yang tinggal di Madinah mengkhianati Piagam
Madinah yang sudah mereka tandatangani tersebut.Dalam keadaan kritis itu, masalah dengan
komunitas Yahudi itu diabaikan karena harus menghadapi invasi sekutu dari luar Madinah
sambil juga umat islam berupaya menghentikan para pengkhinatan Yahudi yang berada di
Madinah.Nabai Muhamamad SAW kemudian baru mengentaskan masalah itu setelah
pasukan sekutu mengundurkan diri dari Madinah,lalu Rasulullah menyuruh komunitas
Yahudi yang mengkhianati Piagam Madinah dengan adil.
Nabi Muhamamad SAW meskipun sebagai pemenang dalam peperangan melawan
sekutu dari luar Madinah,tetapi dengan toleransi tinggi memberikan permintaan komunitas
Yahudi yang sudah menyerahkan diri kepada umat islam.Komunitas Yahudi itu menyadari
kesalahannya karena mengkhianati perjanjian saat umat islam menghadapi serangan pasukan
sekutu,karenanya mereka minta kepada Rasulullah SAW agar mengadili mereka dengan
hakim Yahudi dan juga hukum -hukum dari kitab Yahudi.Permintaan itu dikabulkan oleh
Nabi Muhammad SAW ,maka dilakukan suatu pengadilan berdasarkan hukum dari kitab
Yahudi,dan mereka semua laki-laki dewasa divonis hukuman mati kecuali anakanak,perempuan dan juga orang tua menjadi tawanan umat Islam yang diperlakukan dengan
baik.

Nabi Muhammad SAW tidak menganjurkan peperangan kecuali untuk mempertahankan diri
dari serangan yang hendak membinasakan umat,itupun bukan untuk menghancurkan
karenanya dalam setiap Rasulullah SAW memimpin umat islam sebagai defensif bukan
ofensif itu selalu sesuai ajaran Islam.Kepada setiap pasukan muslim selalu Rasulullah SAW
dan juga Khalifah Rasyidin memesankan beberapa aturan yang harus ditaati.Pesdan itu
adalah sebagai berikut:
1.Jangan engkau berkhianat.
2.Jangan engkau berlaku serong.
3.Jangan engkau menebang pohon atau membinasakan hutan.
4.Jangan engkau melalukan kecurangan.
5.Jangan mengganggu gereja-gereja dan rumah ibadah lainnya.
6.Jangan mengusik keyakinan non muslim,hormati dan jungjung tinggi kebebasan beragama.
7.Jangan menyembelih binatang ternak kecuali sekadar untuk dimakan.
8.Jangan engkau membunuh orang yang sudah menyerah,dan obati yang terluka dengan baik.
9.Jangan mengganggu anak-anak kecil,wanita dan juga orang tua.
10.Perlakukan tawanan perang dengan baik,sebagaimana engkau perlakukan saudaramu
sendiri.
Hal itu sudah dipraktikan Rasulullah SAW dan Khalifah Rasyidin 15 abad silam,karenanya
jika ada komunitas yang melakukan sesuatu yang berlawanan dengan ajaran Islam itu maka
jangan dikaitkan dengan Islam.
Toleransi dalam Islam dan kebebasan beragama adalah topik yang penting ketika dihadapkan
pada situasi saat ini ketika Islam dihadapkan pada banyaknya kritikan bahwa Islam adalah
agama intoleran, diskriminatif dan ekstrem. Islam dituduh tidak memberikan ruang
kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, sebaliknya Islam sarat dengan kekerasan atas
nama agama sehingga jauh dari perdamaian, kasih sayang dan persatuan.
Memang tidak dapat dipungkiri kesimpulan keliru oleh para pengkritik Islam tersebut
terbentuk dari fakta-fakta sebagian kecil umat Islam yang melakukan tindakan yang
mengatasnamakan jihad Islam yang tidak tepat. Tetapi meski demikian kita akui juga bahwa
kekuasaan yang sewenang-wenang yang diterapkan oleh negara-negara adidaya terhadap
negara-negara miskin dan negara berkembang serta standar ganda yang mereka terapkan
ketika terjadi kesepakatan antara mereka dengan negara-negara berkembang yang juga
termasuk negara-negara Islam- adalah penyebab alami reaksi kekerasan yang timbul. Tentu
saja ini bukanlah cara-cara Islam dan benar-benar bertentangan dengan ajaran Islam.
Kata makna Islam sendiri mengandung makna antidote dari kekejaman, disharmonisasi dan
intoleransi. Salah satu artinya adalah damai, penyerahan diri dan ketataatan, dan juga berarti
menciptakan kerukunan dan perdamaian. Salah satu makna lainnya adalah menghindari orang
yang menyakiti, arti lainnya adalah hidup bersama secara harmonis. Tujuan dari penjelasan
tentang kata Islam yang diberikan oleh Allah taala pada agama Islam ini adalah karena
seluruh ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang dibawa oleh Rasulullah saw penuh dengan
cinta, Toleransi, kesabaran, dan kebebasan hati nurani dan berbicara dan hak untuk
mengungkapkan pendapat.
Selanjutnya lihatlah bagaimana Rasulullah saw mengajarkan kepada kita semua tentang
semangat toleransi, kebebasan beragama dan berkeyakinan
Ketika Rasulullah (saw) mengklaim bahwa beliau adalah utusan Allah dan atas bimbingan
Allah taala menyatakan bahwa beliau adalah seorang nabi dengan membawa syariat terakhir

dan satu-satunya sarana keselamatan adalah dengan menerima Islam dan menyesuaikan diri
dengan perintah-perintah Allah yang Mahakuasa - pengumuman ini kemudian dibuat oleh
Allah yang Mahakuasa:
Dan katakanlah, Inilah kebenaran dari Tuhan-mu; maka barangsiapa menghendaki, maka
berimanlah, dan barangsiapa menghendaki, maka ingkarlah. ( Q.S 18: 30 ) Selanjutnya,
adalah urusan Allah taala sendiri untuk memberi balasan pada orang yang tidak beriman, di
dunia maupun diakhirat. Oleh karena itu, wahai Nabi dan wahai orang-orang yang beriman
pada nabi ini, tugas kalian hanyalah menyampaikan pesan tersebut. Untuk kepentingan
menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang serta toleransi, kalian harus
menyebarkan pesan ini dengan penuh kebaikan. Karena Anda yakin bahwa dengan ajaran
Tuhan yang diberikan kepadamu, agama kalian adalah benar dan berdasarkan pada
kebenaran, Ini adalah persyarakat bagi terciptanya kebaikan bagi orang lain, bahwa apa yang
kalian anggap benar untuk diri kalian, kalian harus menyebarkannya juga pada seluruh umat
manusia dan juga melibatkan mereka dalam perintah ini.
Mungkin bisa saja orang lain akan mengajukan keberatanan seperti ini bahwa pilihan untuk
beriman atau tidak beriman yang diberikan kepada orang-orang Mekah itu diberikan pada
saat posisi umat Islam masih sangat lemah. Maka kalimat itulah yang dipergunakan sehingga
orang-orang kafir Mekkah tidak membinasakan umat Islam secara kejam.
Keberatan ini adalah argumen yang lemah. Walaupun adanya perintah ini, Kaum kafir
Makkah tidak berhenti dalam hal kekejaman mereka terhadap umat Islam. Mereka
menganiaya orang Islam disebabkan karena keimanan umat Islam. Beberapa diletakkan
diatas batu yang membara, beberapa lainnya disuruh berbaring diatas pasir yang panas
dibawah terik matahari siang. Beberapa mereka diikat kakinya pada dua unta dan unta
tersebut ditunggangi ke arah yang berlawanan yang menyebabkan kaki orang Islam terpotong
menjadi dua bagian. Bahkan wanita-wanita yang dipukuli tidak terhindar dari penyiksaan ini.
Jadi jika ayat sebelumnya yang saya kutip dimaksudkan untuk menyelamatkan umat Islam
dari kekejaman, maka sejarah membuktikan bahwa hal itu tidak mengarah pada tujuan itu.
Perintah ini tidak terbatas pada saat itu saja tapi hal itu juga berlaku dalam Quran Suci untuk
saat ini.
Tidak tahan dengan kekejaman yang ditimbulkan oleh orang-orang sebangsa sendiri, kaum
Muslim hijrah ke Madinah. Setelah kedatangan mereka perjanjian dibuat dengan orang-orang
Yahudi Madinah yang bukan Islam pada saat itu, yang menunjukkan bagaimana masyarakat
bisa hidup bersama dan tetap bebas, dan menunjukkan bagaimana hak-hak satu sama lain
diperhatikan.
Namun sebelum itu ajaran Alquran suci menyatakan:
'Tidak boleh ada paksaan dalam agama. ( Q.S Al-Baqarah(2) : 257 )
Perintah ini diturunkan di Madinah. Pada saat itu mayoritas penduduk Madinah telah menjadi
Muslim, sebagian lagi adalah orang-orang yang tidak tertarik pada agama dan mereka
bergabung dengan kaum Muslim seperti burung-burung pada kawanan yang sama. Bila
dilihat dari sudut pandang ini, penduduk Muslim mewakili mayoritas. Di sisi lain orangorang Yahudi yang berkuasa sebelum kedatangan Rasulullah ke madinah sekarang mereka
telah berkurang dan menjadi minoritas. Sebagai konsekuensinya, dengan menjadi Kepala
Negara, pemerintahan Rasulullah (saw) telah terbentuk dengan kuat. Meskipun demikian
perintah tersebut menyatakan bahwa "Kalian tidak akan menggunakan paksaan dalam agama,

juga tidak akan menggunakan kekuatan terhadap orang-orang lemah walaupun mereka bukan
Islam yang telah bergabung dengan kalian sebagai kawan dan saudaramu, atau tidak akan
menggunakan kekuatan terhadap orang Yahudi yang hidup di bawah wilayah kalian.
Kita dapat melihat dari Perjanjian yang disusun, bagaimana suasana cinta dan kasih sayang,
kebebasan beragama dan toleransi tercipta. Perjanjian itu berbunyi sebagai berikut:

Umat Islam dan Yahudi akan hidup bersama satu sama lain dalam kebaikan dan
ketulusan dan tidak akan melakukan perbuatan yang berlebihan atau kekejaman
apapun terhadap satu sama lain.

Orang-orang Yahudi akan terus menjaga iman mereka sendiri dan umat Islam dengan
imannya;

Kehidupan dan hak milik semua warga negara harus dihormati dan dilindungi
keamanannya dalam kasus kejahatan yang dilakukan oleh seseorang

Semua perselisihan akan mengacu keputusan Nabi Allah karena dia memiliki otoritas
yang menentukan, tetapi semua keputusan yang menyangkut pribadi akan didasarkan
pada aturan masing-masing.

Standar Toleransi Islam


Contoh lain yang sangat baik tentang toleransi, AlQuran Suci menjelaskan bahwa
bagaimanapun keadaannya, Anda tidak boleh meninggalkan toleransi. Terlepas dari
kekejaman yang ditimbulkan pada kalian, kalian jangan bertindak selain dengan keadilan dan
tidak membalas dendam dengan cara yang sama kejamnya. Jika kalian melakukannya, maka
kalian adalah sesat, kata lain untuk sebutan keislaman kalian menjadi tidak berarti. AlQuran
Suci menyatakan:
...janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil;
itu lebih dekat kepada takwa. (Q.S Al- Maidah(5) : 9)
Ini adalah standar toleransi dan keadilan dalam Islam. Islam menganjurkan untuk
tidak menanggapi tuduhan rendah dan hina dari lawan, karena dengan melakukan itu maka
akan membuat kita sendiri menjadi kejam. Sebaliknya memaafkan adalah tindakan yang lebih
baik dan kalaupun diharuskan untuk membalas maka kita balas dengan catatan tidak melebihi
luka yang telah ditimbulkan kepada kita.
Sebuah contoh luar biasa tentang toleransi dan pengampunan adalah seperti yang
diperlihatkan oleh Rasulullah saw yang yang mengampuni semua penganiaya pada saat
Fattah Mekkah. Sejarah telah mencatat peristiwa ini. Ikramah adalah musuh terbesar Islam.
Meskipun amnesti umum telah diproklamasikan oleh Rasulullah saw pada hari kemenangan
tersebut, Ikramah memilih melawan kaum muslimin, ia akhirnya kalah dan kemudian
melarikan diri. Ketika istri Ikramah memohon pengampunan, Rasulullah saw pun
mengampuni. Segera setelah pengampunan, ketika Ikramah muncul ke hadapan Rasulullah
saw, Ikrimah berkata kepada Rasulullah saw dengan sombongnya bahwa 'Jika Engkau
berpikir bahwa karena pengampunan Engkau saya juga akan menjadi seorang Muslim, maka

biarkan hal ini jelas bahwa saya tidak menjadi Muslim. Jika Anda dapat memaafkan saya
sementara saya tetap teguh pada keimanan saya, maka itu baik, tetapi jika sebaliknya saya
akan pergi. Rasulullah (saw) bersabda: Tidak diragukan lagi Engkau bisa tetap teguh dengan
keimanan Engkau. Engkau bebas dalam segala hal. Tambahan pula, ribuan orang-orang
Mekkah pada waktu itu juga belum menerima Islam dan meskipun kalah mereka tetap
mendapatkan hak kebebasan mereka dalam beragama. Jadi ini adalah ajaran AlQuran Suci
dan contoh yang diberikan oleh Rasulullah saw mengenai hal ini.
Kemudian beberapa contoh lain dari kebebasan berbicara dan toleransi. Suatu ketika
Rasulullah saw membeli unta dari seorang Badui yang ditukar dengan sekitar 90 kilo kurma
kering. Ketika Rasulullah saw sampai dirumah, ia menemukan bahwa semua kurma telah
hilang. Dengan penuh kejujuran dan kesederhanaan, beliau mendatangi orang Badui tersebut
dan berterus terang padanya, Wahai hamba Allah! Saya telah membeli unta dengan ditukar
dengan kurma kering dan saya merasa bahwa saya memiliki banyak kurma tetapi ketika saya
sampai dirumah, saya menemukan bahwa saya tidak memiliki kurma yang banyak. Orang
Badui itu berkata: Dasar penipu! Orang-orang mulai memberitahu Badui untuk berhenti
berbicara seperti itu terhadap Rasulullah saw, tetapi Rasulullah saw bersabda: Biarkan dia.
(Masnad Ahmad bin Hanbal Vol.6 p.268 diterbitkan di Beirut)
Sekarang lihatlah, bagaimana cara seorang penguasa waktu tu berurusan dengan orang biasa.
Ini adalah standar jaminan kebebasan berbicara dan standar kesabarannya.
Kemudian contoh toleransi dan kebebasan beragama mengacu pada orang-orang dari agama
lain. Suatu ketika delegasi Kristen dari Najaran datang kepada Nabi Suci (saw). Dalam
pertemuan dengan Rasulullah saw di Masjid Nabi di Madinah itu, waktu bagi peribadatan
Kristen telah tiba dan mereka ingin segera berangkat. Rasulullah saw menawarkan kepada
mereka untuk beribadah di masjid. Kemudian Setelah itu terbentuklah persetujuan dengan
orang-orang Kristen Najran yang menjamin kebebasan mereka dalam beragama dan
menetapkan kewajiban bagi umat Islam untuk melindungi gereja-gereja mereka. Tidak ada
gereja yang harus dihancurkan dan juga tidak akan ada satupun imam yang akan diusir atau
dikeluarkan. Hak-hak mereka juga tidak akan dikurangi dan takkan ada satupun orang
Kristen yang diminta untuk mengubah imannya. Pernyataan ini menyatakan bahwa Nabi
(saw) memberikan jaminan pribadinya. Perjanjian ini selanjutnya menyatakan bahwa jika
umat Islamingin membantu membiayai perbaikan gereja-gereja Kristen, itu akan menjadi
tindakan kebajikan bagi mereka.
Berkenaan dengan keadilan, kebenaran dan kebebasan beragama, pendiri Jemaat Ahmadiyah,
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(as) menyatakan bahwa terbukti bahwa setelah perselisihan
antara seorang Muslim dengan seorang Yahudi di bawa ke hadapan Rasulullah saw.
Rasulullah saw) memutuskan bahwa orang Yahudi yang benar dan menolak pernyataan
seorang muslim. Kemudian mengutip sebuah ayat Alquran, beliau menyatakan bahwa ayat ini
berarti 'Wahai nabi, Ajaklah orang-orang ahli kitab dan orang-orang yang tidak tahu ke dalam
Islam. jika mereka masuk Islam, mereka akan mendapatkan bimbingan tetapi jika mereka
berpaling maka pekerjaan mu hanyalah menyampaikan pesan dari Allah taala. di dalam ayat
ini tidak tertulis bahwa tugas kalian adalah berperang melawan mereka.
Jelas dari ayat ini bahwa perang hanya diizinkan terhadap musuh yang membunuh orang
Islam atau mengganggu terciptanya perdamaian dan sibuk dalam pencurian dan perampokan.
Dan perang ini adalah dilakukan dari kapasitas beliau sebagai seorang panglima dan bukan
karena kenabiannya. Allah berfirman 'berperanglah di jalan Allah terhadap mereka yang

memerangimu', hal itu menyatakan bahwa 'tidak ada kepentingan pada hal lainnya dan tidak
melampaui batas' karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Jadi ini adalah ajaran yang indah dari Islam dan contoh yang sempurna dari Nabi Muhammad
saw, contoh-contoh yang telah saya gambarkan sebelumnya. Adalah cemoohan yang besar
dengan menuduh bahwa tidak ada konsep toleransi kebebasan beragama berkeyakinan dalam
Islam. Kita tidak boleh menafsirkan kepentingan beberapa kepentingan dari beberapa
individu Islam dan juga tidak tidak bisa ditafsirkan seperti itu.
Dalam kasus apapun, hal ini akan menjadi sangat jelas bahwa sementara ada kebebasan
berbicara dan toleransi dalam Islam, ada juga rasa hormat bagi umat manusia dan kesabaran

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulakan bahwa toleransi artinya adalah damai,
penyerahan diri dan ketataatan, dan juga berarti menciptakan kerukunan dan perdamaian.
Salah satu makna lainnya adalah menghindari orang yang menyakiti, arti lainnya adalah
hidup bersama secara harmonis. Tujuan dari penjelasan tentang kata Islam yang diberikan
oleh Allah taala pada agama Islam ini adalah karena seluruh ajaran-ajaran dan hukum-hukum
yang dibawa oleh Rasulullah saw penuh dengan cinta, Toleransi, kesabaran, dan kebebasan
hati nurani dan berbicara dan hak untuk mengungkapkan pendapat.

Daftar Pustaka
www.google.com
http://www.e-dukasi.net

Anda mungkin juga menyukai