Anda di halaman 1dari 7

BAHASA INDONESIA

TUGAS ESAI
HUBUNGAN RETORIKA DENGAN KARYA TULIS ILMIAH

Dosen Pengampu :
Yanny Yeski Mokorowu, M. Hum.

Nama : Joseph Ongkowijoyo


NIM : 242014030

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2016

1
HUBUNGAN RETORIKA DENGAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Pendahuluan
Di era ini, penulisan karya ilmiah menjadi persoalan yang cukup serius di
Indonesia. Penulisan karya ilmiah yang awalnya bertujuan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi secara kreatif dan inovatif ternyata tidak
semuanya mampu dimengerti dan dipahami seutuhnya oleh pembaca. Padahal
karya tulis ilmiah merupakan suatu bentuk komunikasi antara penulis dengan
pembaca yang di dalamnya memuat hasil-hasil pemikiran dari penulis dalam
mengkaji suatu masalah. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya
kemampuan beretorika penulis dalam memaparkan karyanya. Untuk mengetahui
hubungan antara retorika dengan karya tulis ilmiah, pemahaman akan retorika dan
karya tulis ilmiah perlu diluruskan terlebih dahulu.

B. Retorika
Pengertian retorika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam karang-mengarang. Secara
sederhana retorika dapat diartikan sebagai suatu seni menggunakan bahasa yang
didasarkan pada pengetahuan yang tersusun baik. Di dalam konteks karya tulis
ilmiah misalnya, tentunya bukan hanya sekedar mengerti tentang topik yang ingin
dibahas, melainkan juga mampu menggunakan tata bahasa yang baik untuk
menjelaskan topik tersebut.
Seiring berkembangnya waktu, kesadaran akan pentingnya beretorika
dalam membuat karya tulis ilmiah terus dikembangkan. Bahkan sejak jaman
romawi, sebelum tulisan belum begitu populer, retorika banyak digunakan sebagai
teknik dalam berpidato. Kemudian pada abad pertengahan, para petinggi-petinggi
menggunakan retorika sebagai alat untuk memenangkan politik. Walaupun
sempat mengalami kemunduran, retorika kembali digunakan oleh para tokoh-
tokoh agam untuk berkhotbah.
Perkembangan retorika pada jaman modern ini dimulai pada Perang Salib,
dimana terjadi pertemuan antara negara eropa dengan kaum islam yang
mengantarkan kita kepada Renaissance. Renaissance inilah yang kemudian

1
mengantarkan kita kepada retorika moden. Pada jaman inilah diperkenalkan aliran
pertama retorika modern yaitu epistemologis, yang mana lebih menekankan
proses psikologis dalam membahas teori pengetahuan. Contohnya seperti asal-
usul, sifat dan batas pengetahuan manusia. Kemudian disusul dengan aliran
retorika moden yang kedua, yaitu belles lettres. Aliran ini lebih mengutamakan
keindahan bahasa dari pada isi/ informasi.
Aliran pertama dan kedua pada retorika modern lebih dimaksudkan dalam
hal persiapan pidato. Sedangkan aliran ketiga, yaitu elokusionis, lebih
menekankan teknik penyampaian pidato. Dari jaman ke jaman, sudah terlihat jelas
bahwa retorika terus berkembang dalam penyampaian infromasi/ pidato. Pada
jaman ini, beretorika dalam bentuk tulisan/ karya tulis ilmiah di jaman ini lebih
banyak digunakan. Sebab, dengan bahasa tulisan maka informasi akan
menjangkau lebih banyak orang bila dibandingkan dengan bahasa lisan (pidato/
ceramah). Bahasa lisan dinilai kurang efisien karena sasarannya terbatas, hanya
segelintir orang, kecuali disampaikan melalaui radio atau televisi. Selain itu,
bahasa tulisan juga tidak terbatas ruang dan waktu, sehingga pemaparan informasi
tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Inilah yang menjadi asal-usul mengapa
retorika adalah bagian dari karya tulis ilmiah.
Walaupun sekarang ini retorika lebih ditekankan melalui bahasa tulisan,
namun kemampuan berbahasa secara lisan juga tidak dilupakan. Dasar-dasar
retorika pada bahasa tulisan berasal dari bahasa lisan. Dasar-dasar tersebut ialah
seperti keefektian dan efisiensi. Efektif yaitu apa yang disajikan benar-benar
hanya tertuju pada hasil yang akan dicapai, sehingga pembaca benar-benar
mengerti seutuhnya hal-hal yang ingin disampaikan. Sedangkan, efisien berarti
alat/cara yang digunakan dapat membawa hasil yang sebanyak-banyaknya,
sehingga penulis tidak perlu berlebihan dalam memaparakan idenya.
Dalam kaitannya dengan karya tulis ilmiah, perkembangan retorika lebih
menekankan aspek-aspek psikologis dan sosiologis. Untuk memahaminya secara
lebih jelas, maka dijabarkan sebagai berikut :
1. Penguasaan secara aktif sejumlah kosa kata bahasa. Semakin besar jumlah
kosa kata yang dikuasai, maka semakin luas pula pilihan kata yang akan
digunakan penulis dalam penyampaian pesan.

2
2. Penguasaan tata bahasa yang baik, agar penulis dapat menggunakan
berbagai macam bentuk kata dengan konotasi yang berbeda-beda.
3. Mengenal dan menguasai berbagai macam gaya bahasa, termasuk
menciptakan gaya bahasa baru utnuk lebih memudahkan penulis dalam
menyampaikan ide/ pesan.
4. Memiliki kemampuan penalaran yang baik, agar apa yang disampaikan
dapat disajikan dalam suatu urutan yang logis.
5. Mengenal ketentuan teknik penyusunan, sehingga karya tulis ilmiah dapat
dengan mudah dipahami.

C. Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian suatu masalah dibidang tertentu, dan disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan yang baik dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karya ilmiah biasanya terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Ciri-ciri dari
karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Objektif, mengungkapkan fakta dan data yang sebenarnya tanpa
manipulasi. Setiap penyataan dan kesimpulan yang dibuat harus bisa
dipertanggungjawabkan.
2. Netral, setiap pernyataan maupun penilaian tidak memihak pada kelompok
manapun.
3. Lugas, tidak ada unsur emosional/ perasaan, bermakna tunggal dan tidak
menimbulkan interpretasi lain yang memperluas apa yang ingin dibahas.
4. Logis, karya tulis disusun berdasarkan pola nalar induktif maupun deduktif.
Untuk menyimpulkan suatu fakta dari data maka digunakan pola induktif.
Sebaliknya, apabila ingin membuktikan suatu teori / hipotesis, maka
digunakan pola deduktif.
5. Efektif, kata-kata yang digunakan tidak berlebihan dan tidak berbelit-belit
melainkan tepat sasaran.
6. Efisien, kalimat yang digunakan merupakan kalimat yang penting dan
mudah dipahami, dengan ragam bahasa yang formal.

3
7. Sistematis, pola pengembangan tulisan mengikuti prosedur dan sistem
yang berlaku.
Berdasarkan ciri khas dari karya tulis ilmiah tersebut terlihat bahwa ciri
khas seperti logis, efisien, efektif, sistematis, dll merupakan bagian-bagian dari
ilmu retorika, jadi jelas bahwa retorika merupakan bagian yang tak bisa
dilepaskan dari karya tulis ilmiah. Apabila ingin mempelajari karya tulis ilmiah
maka, perlu mempelajari retorika terlebih dahulu. Aplikasi dari retorika itu sendiri
terdapat pada beberapa jenis karya tulis ilmiah dibawah ini, yaitu :
1. Artikel :
Dalam konteks ilmiah, artikel adalah suatu karya tulis yang dibuat untuk
dimuat dalam suatu jurnal/ buku yang ditulis dengan tata bahasa ilmiah
dengan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati.
2. Makalah/ paper :
Makalah/ paper adalah karya tulis ilmiah yang memuat pemikiran tentang
suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan analisis yang logis dan objektif. Makalah biasanya digunakan
sebagai bentuk tugas mahasiswa dalma dunia akademis/ perkuliahan.
3. Kertas Kerja
Kertas kerja pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama dengan
makalah, namun dibuat dengan analisis yang lebih dalam dan tajam. Selain
itu juga, kertas kerja biasanya disajikan dalam suatu seminar yang dihadiri
oleh ilmuwan/ ahli-ahli dalam bidang keilmuan yang disampaikan.
4. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang
studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan teori orang lain.
5. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang
studi S2 (Pasca sarjana). Sifatnya biasanya lebih tajam dan mendalam bila
dibandingkan dengan skripsi. Melalui tesis, akan terungkap berbagai
pengtahuan baru yang diperoleh dari penelitian penulis.

4
6. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan
jenjang studi S3 (Doktor), yang lebih banyak mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan berdasarkan data dan fakta yang valid dengan
analisis yang rinci. Disertasi secara sederhana merupakan hasil penemuan
penulis yang orisinil.
7. Artikel Ilmiah Populer
Artikel ilmiah populer merupakan artikel ilmiah yang dimuat di media
massa cetak maupun elektronik. Sedikit berbeda dengan artikel ilmiah,
artikel ilmiah populer tidak terikat secara ketat dengan tata penulisan
ilmiah. Penulisan yang digunakan juga lebih umum, ringkas, lugas, serta
ditulis dengan gaya bahasa yang lebih “familiar” untuk dikonsumsi
masyarakat luas.

D. Hubungan Retorika dengan Karya Tulis Ilmiah


Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diberikan baik mengenai
retorika maupun karya tulis ilmiah, jelaslah bahwa retorika amat penting dalam
menulis suatu karya tulis ilmiah. Sebab peran retorika adalah membuat karya tulis
ilmiah bukan hanya sekedar pernyataan-pernyataan/ hipotesis yang ditarik
berdasarkan data-data/ teori-teori yang ada, melainkan didalamnya terdapat seni
berbahasa yang memadukan antara ilmu dengan tata bahasa yang baik.
Didalam suatu karya tulis ilmiah dengan retorika yang baik, penyusunan
masalah digarap dalam suatu susunan yang teratur dan logis, serta adanya fakta
yang meyakinkan mengenai kebenaran suatu masalah, dan sebagainya. Sehingga,
retorika dapat menunjang pendirian penulis dan setiap pembaca dapat dengan
mudah mengerti setiap maksud, tujuan, dan hasil-hasil yang dimuat dalam karya
tulis ilmiah.
Tanpa adanya retorika, tidaklah mustahil bila pembaca menjadi kurang
tertarik dalam membaca karena kesulitan mengerti isi dari karya tulis tersebut.
Bukan karena pembaca tidak memiliki pengetahuan dasar yang mumpuni untuk
memahami ilmu yang dimuat, melainkan karena ilmu yang disajikan tidak
sistematis, efektif, dan efisien. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi apabila

5
kurangnya kejelasan dari isi yang dipaparkan karena penggunaan tata bahasa/
retorika yang kurang baik. Untuk itu sebelum menulis, alangkah baiknya penulis
mempelajari terlebih dahulu tentang teknik retorika dalam menulis karya tulis
ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai