Dewasa ini, keberadaan transportasi menjadi hal yang sangat menunjang
kehidupan manusia. Semakin padatnya aktivitas menutut manusia untuk mencari
sarana mobilisasi yang efektif dan efisien. Hal tersebut menyebabkan para ilmuwan dan pengusaha berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi transportasi yang canggih dan praktis. Salah satu teknologi transportasi yang sedang berkembang saat ini adalah transportasi bertenaga listrik. Sebelum abad ke-19, bahan-bahan listrik dibedakan menjadi tiga, yaitu konduktor, semikonduktor, dan isolator. Pengelompokkan ini berdasarkan kemampuan bahan dalam menghantarkan listrik. Konduktor pada saat itu merupakan penghantar listrik yang paling baik, diikuti dengan semikonduktor, sedangkan isolator merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik sama sekali. Namun, penggunaan konduktor dalam transmisi listrik saat itu dinilai jauh dari efisien. Besarnya dana, tenaga dan area yang dibutuhkan untuk memanfaatkan listrik menjadi keluhan produsen dan konsumen. Hal ini menjadikan bahan-bahan listrik yang efisien, bahkan se-efisien mungkin dalam penggunaannya menjadi perhatian utama para ilmuwan. Pada tahun 1911, seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes menemukan sesuatu yang baru pada perkembangan bahan listrik, yaitu material superkonduktor. Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor, ataupun suatu insulator pada keadaan ruang sehingga daya listrik yang diperoleh utuh dan tidak menjadikan rugi. Penemuan ini sangat menggembirakan pada bidang teleportasi. Salah satu implementasinya sudah dipakai di berbagai negara maju, seperti Jepang, Jerman, Tiongkok, Prancis, dan Amerika. Implementasi tersebut dikembangkan pada suatu sistem trnasportasi darat, yaitu kereta Maglev (magnetic levitation). Kereta Maglev, saat ini, menjadi kereta tercepat dengan kecepatan lebih dari 600 km per jam— kereta maglev yang paling cepat. Pengembangan terbaru memungkinkan kecepatan kerata meningkat hingga setara dengan kecepatan pesawat jet, yaitu 900 km per jam. Kereta maglev merupakan jenis kereta yang bergerak dengan posisi melayang di atas rel. posisi tersebut dihasilkan dari gaya elektromagnet yang sangat kuat. Semakin kuat gaya elktromagnetik yang terjadi, semakin besar pula gaya dorong dan angkat kereta sehingga menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi. Elektromagnet normal tidak dapat meningkatkan nilai arus hingga melebihi batas tertentu karena dipengaruhi oleh panas. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada elektromagnet superkonduktor. Pada kereta maglev, suhu magnet diturunkan hingga di bawah ambang batas. Hal tersebut mengakibatkan arus mengalir dengan hambatan nol. Seperti namanya,prinsip kereta ini adalah dengan memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta sehingga ia mengambang dan tidak menyentuh permukaan rel. Oleh karea itu, gaya gesek dapat dikurangi. Prinsip cara kerja kereta ini adalah melalui interaksi antara rel magnetik dan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetic dalam fisika. Kereta maglev memilik banyak elebihan , misalnya kemampuannya yang dapatmelayang di atas rel sehingga tidak menciptakan adanya gaya gesekan. Secara teoritis, tidak akan ada penggantian roda atau rel secara berkala karena tidak aka nada yang aus. Keuntungan lainnya ialah tidak adanya gaya resistansi akibat dari gesekan, karena bentuk dan kecepatan benda yang fantastis ini, yaitu kebisingan atau suara yang dihasilkan kereta ini bergerak hamper setara dengan sebuah pesawat jet, dan diperhitungkan lebih bising daripada pesawat jet.