Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Bagi bangsa Indonesia, demokrasi yang tepat untuk menjalankan pemerintahan


adalah Demokrasi Pancasila. Paham demokrasi itu dianggap oleh rakyat Indonesia sebagai
paham yang sesuai dengan kepribadian bangsa yang digali dari tata nilai sosial budaya
Indonesia itu sendiri, yang sudah diwariskan sejak zaman Majapahit. Dasar negara
Republik Indonesia termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea
IV, yakni Pancasila. Dasar hukum itu tertera pula pada ketetapan MPR-RI No
XVIII/MPR/1998. Pancasila merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut
juga sebagai ideologi negara atau filsafat negara. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia dinyatakan bahwa bangsa Indonesia memperoleh landasan kehidupan
bernegara yang dikenal dengan Undang- Undang Dasar 1945 yang mengandung dasar
negara Pancasila.
Dalam tulisan ini, selain membahas Pancasila yang merupakan dasar negara
Republik Inodnesia, akan disinggung pula mengenai ideologi yang cukup bertolak
belakang dengan Pancasila, yakni ideologi liberalism.
Lahirnya liberalisme tidak terlepas dari perkembangan mutakhir Barat sejak era
renaissance dan Aufklaerung, yang secara massif mendasari berbagai perubahan besar
dalam kultur dan peradaban Barat, sehingga dunia pendidikan yang memiliki posisi
strategis dalam struktur kebudayaan setiap bangsa dengan sendirinya juga tidak luput dari
keharusan menyesuaikan diri dengan tuntutan liberalisasi. Padahal, liberalisme yang nota
bene menjadi penopang kemajuan Barat dengan berkembangnya sains, teknologisasi dan
industrialisasinya juga menyisakan penderitaan dan krisis kemanusiaan, hingga
menimbulkan respon keras dengan lahirnya sosialisme-komunisme Tulisan ini mencoba
menelusuri sejauh mana implikasi liberalisme terhadap keadaan dalam suatu negara. Selain
itu tulisan ini juga diarahkan dalam rangka penelusuran terhadap berbagai dampak positif
dan negatifnya. Sehingga tulisan ini diharapkan dapat membangun sikap kritis terhadapnya.

Anda mungkin juga menyukai