1.Pengertian filsafat menurut para ahli (Filsafat adalah sekelompok masalah)”; d. Plato→ filsafat adalah “pengetahuan yang “Philosophy is a group of systems of berminat mencapai pengetahuan kebenaran thought (Filsafat adalah serangkaian yang asli.” sistem berpikir).” Aristoteles → filsafat merupakan ilmu H. C. Webb → dalam bukunya yang berjudul pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di History of Philosophy, menyatakan bahwa dalamnya terkandung berbagai macam ilmu “Filsafat mengandung pengertian (metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal- politik, dan estetika).” hal yang khusus saja (misalnya tentang sifat Al Farabi → “filsafat adalah ilmu atau hakikat tertentu) dari dunia kita, tetapi (pengetahuan) tentang alam maujud juga cara hidup yang seharusnya kita bagaimana hakikat yang sebenarnya.” selenggarakan di dunia ini.” Cicero → “Filsafat adalah pengetahuan Notonegoro → “Filsafat menelaah hal-hal tentang sesuatu yang maha agung dan usaha- yang dijadikan objeknya dari sudut intinya usaha untuk mencapai hal tersebut.” yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang Immanuel Kant → “Filsafat sebagai ilmu disebut hakikat.” pokok dan pangkal segala pengetahuan yang Driyakarya→ “Filsafat sebagai perenungan di dalamnya mencakup empat persoalan, yaitu yang sedalam-dalamnya tentang sebab- (1) Metafisika (apa yang dapat kita tahu); (2) sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang Etika (apa yang boleh kita kerjakan); (3) kenyataan yang sedalamdalamnya sampai— Agama (sampai di mana pengharapan kita); mengapa yang penghabisan.” dan (4) Antropologi (apakah yang dinamakan Prof. Muhammad Yamin→ “Filsafat ialah manusia).” pemusatan pikiran, sehingga manusia Johann Gotlich Fickte → “Filsafat sebagai menemui kepribadiannya seraya di dalam Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu, kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.” yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Bertrand Russel→ Filsafat adalah sesuatu Ilmu membicarakan suatu bidang atau jenis yang berada di tengah-tengah antara teologi kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh dan sains. Sebagaimana teologi, filsafat bidang dan seluruh jenis ilmu mencari berisikan pemikiran mengenai masalah- kebenaran dari seluruh kenyataan.” masalah yang pengetahuan definitif Paul Nartorp (1854–1924), tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa mengungkapkan “Filsafat sebagai dipastikan; namun, seperti sains, filsafat lebih Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menarik perhatian akal manusia daripada menentukan kesatuan pengetahuan otoritas tradisi maupun otoritas wahyu. manusia dengan menunjukkan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya. 2.Manfaat belajar filsafat Harold H. Titus → dalam bukunya Living 1. Memperdalam dan memperluas Issues in Philosophy, mengemukakan pengetahuan mengenai filsafat ilmu beberapa pengertian Filsafat yaitu: 2. Memupuk diri agar terbiasa dalam a. “Philosophy is an attitude toward life pengkajian, penelitian serta penarikan and universe (Filsafat adalah sikap kesimpulan terhadap kehidupan dan alam semesta)”; 3. Motivasi agar pemikiran terhadap ilmu b. “Philosophy is a method of reflective pengetahuan lebih tajam thinking and reasoned inquiry (Filsafat 4. Melatih diri untuk berpikir lebih adalah suatu metode berpikir reflektif dan mendasar dan menyeluruh tentang pengkajian secara rasional)”; hakikat ilmu 5. Melatih diri untuk berpikir teoretis di 3.Perbedaan filsafat dengan science dalam lingkup ilmu Perbedaan yang paling mencolok antara 6. Menjauhkan pribadi dari memutlakkan Ilmu dan Filsafat adalah model suatu kebenaran ilmiah, serta penyelidikan serta titik fokus. Bidang menganggap ilmu sebagai cara tunggal kajian Ilmu sangat terbatas, dalam mendapatkan kebenaran; dan 7. pendekatannya lebih bersifat Deskriptif Menghindarkan pribadi dari rasa angkuh dan Analitik. Ilmu menggunakan klasifikasi atau tidak menghargai sudut pandang lain data, eksperimen serta observasi di luar bidang ilmunya menggunakan pengalaman indrawi untuk dari internet mencari hukum atas suatu gejala yang 1.Filsafat membantu kita memahami terjadi. Sementara itu, Filsafat menggali bahwa sesuatu tidak selalu tampak pengalaman secara menyeluruh agar seperti apa adanya. terlihat lebih inklusif serta mencakup hal umum dalam kehidupan manusia. Filsafat bersifat sinopsis dan sintetik, serta bersifat 2.Filsafat membantu kita mengerti analisis, akan tetapi analisis di sini hanya tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan kepada dimensi kehidupan yang bersifat bagaimana kita bergulat dengan utuh dan menyeluruh. Filsafat lebih pertanyaan-pertanyaan mendasar. berfokus pada pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” dalam mencari hubungan antara fakta dengan permasalahan yang 3.Filsafat membuat kita lebih kritis. lebih luas. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu Melihat pernyataan di atas, Filsafat saja ternyata salah atau menyesatkan memiliki batasan yang lebih menyeluruh —atau hanya merupakan sebagian dan luas dibandingkan dengan Ilmu. Itu dari kebenaran. berarti sesuatu yang tidak dapat dijawab oleh Ilmu dapat diusahakan terjawab oleh 4.Filsafat mengembangkan Filsafat. Bahkan Ilmu juga merupakan kemampuan kita dalam: bagian dari objek kajian Filsafat, sehingga dapat dipertanyakan menjadi filsafat ilmu. menalar secara jelas Dengan kata lain, Ilmu hanya mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan yang bersifat empiris (dapat dibuktikan dengan membedakan argumen yang baik dan pengalaman indrawi), sedangkan Filsafat yang buruk mencoba menjawab permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh Ilmu, sehingga menyampaikan pendapat (lesan dan jawaban bersifat spekulatif. tertulis) secara jelas 4.Perbedaan filsafat dari zaman-zaman yang ada melihat sesuatu melalui kacamata 1. Zaman Pra Yunani Kuno. Pada zaman yang lebih luas ini ditandai oleh kemampuan : a. Know how dalam kehidupan sehari-hari melihat dan mempertimbangkan yang didasarkan pada pengalaman. pendapat dan pandangan yang b. Pengetahuan yang berdasarkan berbeda. pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan banyak juga temuan dalam bidang ilmu magis. yang terjadi pada masa ini. c. Kemampuan menemukan abjad dan 4. Zaman Renaissance. Zaman sistem bilangan alam sudah Renaissance ditandai sebagai era menampakkan perkembangan pemikiran kebangkitan kembali pemikiran yang manusia ke tingkat abstraksi. bebas dari dogma-dogma agama. d. Kemampuan menulis, berhitung, Renaissance ialah zaman peralihan ketika menyusun kalender yang didasarkan atas kebudayaan Abad Pertengahan mulai sintesa terhadap hasil abstraksi yang berubah menjadi suatu kebudayaan dilakukan. modern. Manusia pada zaman ini adalah e. Kemampuan meramalkan suatu manusia yang merindukan pemikiran yang peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan sebelumnya yang pernah terjadi. (Rizal atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan Muntazir, 1996) atas campur tangan ilahi. Penemuan- 2. Zaman Yunani Kuno. Zaman Yunani penemuan ilmu pengetahuan modern Kuno dipandang sebagai zaman sudah mulai dirintis pada Zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini Renaissance. Ilmu pengetahuan yang orang memiliki kebebasan untuk berkembang maju pada masa ini adalah mengungkapkan ide-ide atau bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang pendapatnya. Yunani pada masa itu terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, dianggap sebagai gudang ilmu dan Johannes Keppler, Galileo Galilei. filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa 5.Zaman Modern. ( 17 – 19 M) Zaman itu tidak lagi mempercayai mitologi- modern ditandai dengan berbagai mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat penemuan dalam bidang ilmiah. menerima pengalaman yang didasarkan Perkembangan ilmu pengetahuan pada pada sikap receptive attitude (sikap zaman modern sesungguhnya sudah menerima begitu saja), melainkan dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti menumbuhkan sikap an inquiring attitude Rene Descartes, tokoph yang terkenal (suatu sikap yang senang menyelidiki sebagai bapak filsafat modern. Rene sesuatu secara kritis). Sikap belakangan Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya Penemuannya dalam ilmu pasti adalah ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis sistem koordinat yang terdiri dari dua garis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil lurus X dan Y dalam bidang 4 datar. Isaac sebagai ahli-ahli pikir terkenal sepanjang Newton dengan temuannya teori gravitasi. masa. Beberapa filsuf pada masa itu Charles Darwin dengan teorinya struggle antara lain Thales, Phytagoras, Sokrates, for life (perjuangan untuk hidup). J.J Plato, Aristoteles. Thompson dengan temuannya elektron. 3. Zaman Abad Pertengahan. Zaman 6. Zaman Kontemporer (abad 20 – dan Abad Pertengahan ditandai dengan seterusnya). Fisikawan termashur abad tampilnya para theolog di lapangan ilmu keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia pengetahuan. Para ilmuwan pada masa menyatakan bahwa alam itu tak berhingga ini hampir semua adalah para theolog, besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan berubah status totalitasnya atau bersifat aktivitas keagamaan. Semboyan yang statis dari waktu ke waktu. Einstein berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah percaya akan kekekalan materi. Ini berarti Ancilla Theologia atau abdi agama. bahwa alam semesta itu bersifat kekal, Namun demikian harus diakui bahwa atau dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan penilaian. Penilaian yang dimaksud dapat lain-lain maka Zaman Kontemporer ini bermakna baik maupun buruk, susila ditandai dengan penemuan berbagai ataupun asusila, di mana pada akhirnya teknologi canggih. Teknologi komunikasi filsafat tersebut menjadi suatu cara untuk dan informasi termasuk salah satu yang mempertahankan nilai. Nilai-nilai inilah mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai yang nantinya akan dikenal dengan dari penemuan komputer, berbagai satelit sistem nilai, di antaranya nilai sosial, nilai komunikasi, internet, dan lain sebagainya. keagamaan, nilai budaya, nilai kejuangan, Bidang ilmu lain juga mengalami dan lainnya; kemajuan pesat, sehingga terjadi 4. Berhubungan dengan arti. Mengacu spesialisasi-spesialisasi ilmu yang pada poin sebelumnya mengenai nilai, semakin tajam. sesuatu yang memiliki nilai dapat memiliki arti. Untuk itu, para filsuf menciptakan 5. Zaman Keemasan Filsafat berbagai kalimat logis dengan Zaman Yunani Kuno dipandang menggunakan bahasa ilmiah (tepat) agar sebagai zaman keemasan filsafat, ide tersebut sarat akan arti. Hal tersebut karena pada masa ini orang memiliki dilakukan agar terhindar dari kebebasan untuk mengungkapkan ide- kesalahan/sesat dalam berpikir (fallacy); 5. Implikatif. Pemikiran filsafat itu selalu ide atau pendapatnya. Yunani pada mengandung implikasi (akibat) dari masa itu dianggap sebagai gudang adanya logika, sehingga implikasi tersebut ilmu dan filsafat, karena Bangsa diharapkan mampu melahirkan pemikiran Yunani pada masa itu tidak lagi baru yang dinamis, mulai dari tesis mempercayai mitologi-mitologi. kemudian antitesis lalu ke sintesis, dan seterusnya hingga terlahir sesuatu 6. hubungan filsafat dengan pemikiran yang benar-benar baru dan kecerdasan tiada habisnya. Pola pemikiran yang 7. ciri ciri filsafat ilmu implikatif (dialektis) tersebut dapat 1. Sangat umum atau universal. Pemikiran menyuburkan pemikiran/intelektual filsafat cenderung memiliki sifat yang 8. perbedaan pemikiran dengan sangat umum atau universal serta tidak kausalitas berkaitan dengan suatu hal khusus. Contohnya seperti keadilan, kebebasan, gais ada tambahan ga buat kisi2nya?tidak kemerdekaan, dan lain-lain; ada nanas 2. Tidak kredibel atau spekulatif. Filsafat merupakan suatu pemikiran dengan mengonstruksi bermacam dugaan yang masuk akal mengenai suatu hal, namun tanpa disertakan bukti bahwa telah melampaui batas dari fakta ilmiah. Dengan kata lain, spekulatif bukan berarti pemikiran filsafat tersebut tidak ilmiah, tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup ilmu khusus; 3. Berhubungan dengan nilai. Menurut Ducasse, filsafat merupakan upaya manusia dalam mencari pengetahuan dengan dibumbui fakta-fakta yang disebut