BAB II
TINJAUAN UMUM
Indonesia yang menempati lahan seluas 751 hektar di Desa Biringere Kecamatan
tanggal 8 September 1971, pabrik Semen Tonasa ditetapkan sebagai Badan Usaha
A. Logo Perusahaan
Gambar 2.1
Logo PT. Semen Tonasa
bersejarah saat ini yang masih ada, masih bias kita saksikan dan kunjunggi pada
sebai symbol kekokohan. Jika anda perhatikan dengan seksama logo dari Semen
Tonasa, ditengahnya adalah bentuk dari benteng Ujung Pandang dilihat dari atas /
udara. Bahan baku pembangunan benteng Fort Rtterdam, yaitu Batukapur dan
Tanah liat melalui suatu proses yang kita kenal sekarang sebagai semen. Logo
Semen Tonasa dengan gambar tengah tapak atas Fort Rtterdam tersebut
merupakan hasil dari pemikiran budaya dan tinjauan kesejarahan. Terbukti hasil
sayembara public Logo Semen Tonasa di tahun 1968 itu adalah hasil karya
Visi
lingkungan di Indonesia
Misi
PT. Semen Tonasa saat ini memiliki Pabrik Semen dengan kapasitas
5.980.000 ton semen/tahun yang terdiri dari beberapa unit Pabrik Semen yaitu
Tonasa Unit II, III, IV dan V yang masih dalam tahap konstruksi. Untuk
prasarana pendukung seperti Boiler Turbin Generator (BTG) Power Plant dan
Pada tahun 1984 pabrik Semen Tonasa Unit I dihentikan karena dianggap
110.000 metrik ton semen per tahun dengan proses basah. Pabrik yang
ekonomis lagi.
dibangun pabrik Semen Tonasa Unit II. Pabrik yang merupakan hasil
menjadi 590.000 ton semen/tahun pada tahun 1991. Pabrik Semen Tonasa
Tonasa Unit III yang berada di lokasi yang samadengan pabrik Semen
Tonasa Unit II. Pabrik yang berkapasitas 590.000 ton semen/tahun ini
pabrik selesai pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
menggunakan proses kering yang berlokasi dekat Tonasa Unit II dan Unit
III.
yang berlokasi sama dengan Tonasa Unit II, III & IV.
Usaha Milik Negara yang mulai dibangun tahun 2010 dan kini telah
f. Pelabuhan Biringkassi
Pabrik Semen Tonasa yang beroperasi resmi sejak tahun 1968 tumbuh
masing 300.000 ton semen pertahun kecuali Makassar, Samarinda dan Bali
dengan kapasitas 600.000 ton semen pertahun dan Palu dengan kapasitas
Boiler Turbin Generator (BTG) Power Plant merupakan alat atau komponen
penunjang, namun selain itu juga dibagung beberapa alat penunjang berupa
Adapun lokasi pengantongan semen yang telah dibangun oleh PT. Semen
Samarinda.
Tonasa Unit II, III, dan IV terletak di Desa BiringEre, Kecamatan Bungoro
penambangan PT. Semen Tonasa berada pada Koordinat 119 035’53” BT sampai
Gambar 2.2
Peta Lokasi PT. Semen Tonasa
kemudian dari Bunggoro diukur dari jalan poros utama kelokasi pabrik
jenis kendaraan bermotor dalam waktu tempuh ± 1,5 jam dari kota
b. Vegetasi
tumbuhan tropis mulai dari semak-semak hingga pohon yang berdiameter cukup
besar seperti pohon mangga, pohon asam dan beberapa tumbuhan kayu jenis
Departement Produksi Bahan Baku, karena sesuai dengan penelitian saya hanya
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Departemen Produksi Bahan Baku
Direktur Utama
Audit Internal
1. Dept. kutansi
Dept. CSR 1. Dept. Penjualan & Keuangan 1. Dept. Produksi
& Umum 2. .Dept. Sumber Bahan Baku
2. .Dept. Distribusi &
Daya Manusia 2. .Dept. Produksi
Transportasi Tonasa II / III
Sekretaris 3. Dept. Pengadaan & 3. Dept. Produksi
Perusahaan Tonasa IV
Pengelolaan
4. Dept. Produksi
Persediaan
Staf Dir. Tonasa V
4. Biro Perencanaan & 5. Dept. Perencanaan
Utama
Analisis Pasar Teknik
6. Dept. Pembangkit
Listrik
7. Dept. Jaminan
Mutu &
Lingkungan / MR
Gambar 2.4
Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa (Laporan Tahunan, 2015)
Adapun struktur Organisasi di PT .SEMEN TONASA , meliputi
1. Direktur Utama , membahawa 4 Departemen, yaitu:
1. Dept. internal Audit
2. Sekretaris Perusahan
3. Staf Derektur Utama
4. Dept. CSR dan umum
2. Direktur keuangan , membawahi dua cepartemen yaitu:
1. Departemen Akutansi dan keungan
2. Departemen SDM
3. C.Direktur Produksi, membawahi:
1. Departemen Produksi Bahan Baku
pangkep dan sekitarnya juga tergolong beriklim tropis dimana setiap taahunnya
dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara
di kawasan pabrik PT.Semen Tonasa yang diukur sendiri oleh perusahaan bidang
seksi Lab.
Tabel 2.1
DATA CURAH HUJAN (CH) TAHUN 2017
JANUARI FEBRUARI MARET
TGL
DATA (ml) CH (mm) DATA (ml) CH (mm) DATA (ml) CH (mm)
1 900 28,66 0 - 0 -
2 400 12,74 0 - 300 9,55
3 700 22,29 0 - 0 -
4 800 25,48 100 3,18 0 -
5 300 9,55 0 - 2.450 78,03
6 450 14,33 0 - 1.300 41,40
7 500 15,92 0 - -
8 300 9,55 0 - -
lereng sekitar (13 – 18)%, dan beda tinggi sekitar (90 – 115) meter.
gua (Foto 2.2) dan juga adanya stalaktit. Proses yang bekerja pada
batugamping.
Gambar 2.5
Kenampakan Bentangalam Karst Berupa Perbukitan,
kimia ditandai dengan adanya perubahan warna batuan, yang semula berwarna
tinggi, warna soil coklat tua sampai kehitaman dan jenis soil secara umum berupa
residual soil yaitu soil yang terbentuk dari hasil lapukan batuan yang ada di
warna soil coklat tua sampai kehitaman yang berasal dari hasil lapukan litologi
tersebut. Vegetasinya relatif lebat berupa berbagai macam jenis pohon dan
stalaktit
Gambar 2.6
Salah satu penciri satuan bentangalam karts yaitu goa,
terlihat adanya stalaktit, difoto pada arah N195oE
dari 5 m (foto 2.4). Secara genetik, proses yang membentuk bentangalam ini
adalah proses eksogen antara lain proses pelapukan dan sedimentasi. Proses
relatif tinggi ini dapat dilihat dari kondisi soil yang mempunyai ketebalan sekitar
Pangkajene yang arah alirannya relatif dari timur ke arah barat. Jenis sungainya
berupa sungai permanen. Sungai permanen yaitu sungai yang tidak tergantung
musim. Pola salurannya yang relatif bermeander atau berkelok dan profil lembah
sungainya secara umum berbentuk “U” lebar menunjukkan bahwa proses erosi
secara vertikal dan lateral relatif seimbang menyebabkan semakin lebarnya pola
saluran. Adanya aktivitas sedimentasi material berupa pasir dan batu disekitar
sungai berupa point bar yang setempat-setempat. Stadia sungai pada satuan
Bentangalam ini juga dikontrol oleh proses denudasi dengan arah penyebaran
relatif meliputi bagian timur dan bagian barat daerah penelitian, mulai dari daerah
Bontocini dan Bontopuca hingga ke bagian barat dari daerah penelitian yaitu
X
Y
Gambar 2.7
Salo Pangkajene yang memperlihatkan kenampakan bentuk penampang dasar
lembah menyerupai huruf “U” lebar, kelokan sungai (X) dan point bar (Y) yang
mencirikan stadia sungai dewasa menjelang tua difoto relatif kearah barat.
Gambar 2.8
Kenampakan bentuk bentangalam pedataran fluvial yang dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian, foto kearah Utara.
pemukiman dan pertanian serta tambak oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan dari
uraian ciri morfologi dan semua aspeknya maka stadia satuan bentangalam
litostratigrafi tidak resmi, dimana didasarkan atas keseragaman ciri fisik yang
keseragaman ciri litologi, posisi stratigrafi dan hubungan antara satu batuan
dengan batuan yang lain yang dapat dipetakan dalam skala 1 : 25.000, serta
Secara faris besar, urutan stratigrafi daerah ini terbagi atas satuan batugamping,
lempung (clay), dan endapan sungai (alluvial), seperti yang terlihat pada data
litologi berikut. :
Tabel 2.2
Kolom Stratigrafi Daerah Pangkep
Satuan
Kolom Litologi Umur Ketebalan Litologi
Batuan
.---.---.---.---.--- Endapan 0-4m Pasir, lempung, kerikil-
Kwarter
.---.---.---.---.---
---.---.---.---.---. Lempung 3 - 15 m Lempung, pasiran,
batugamping, sekis mika,
kerikil, bongkah kwarsa,
oksidasi besi
Ketidak-selarasan
Batu > 135 m Batugamping, tidak
Eosen-Miosen Bawah
a. Satuan Batugamping
ciri – ciri fisik warna segar putih keabu-abuan , warna lapuk abu
- Eosen Akhir.
Gambar 2.9
Kenampakan dilapangan batugamping dengan Arah foto N 115° E.
b. Satuan Fluvial
pada bagian Timur laut dan memanjang kearah Barat daya yaitu
ketidakselarasan.
Gambar 2.10
Memperlihatkan material – material penyusun satuan alluvial
yang berukuran pasir (x) pada sungai Pangkajene.
c. Satuan Lempung
lempung ini merupakan hasil endapan sungai dan pantai yang menutupi
2.2.3. Batugamping
2) Buturan : halus
3) Belahan : sempurna
4) Kekerasan : 3 - 3,5
5) Pecahan : even
bahwa pada akhir dari kegiatan gunungapi pada Kala Miosen Awal diikuti
Menurunnya Terban Walanae dibatasi oleh dua sistem sesar normal yaitu
Sesar Walanae yang tersingkap di sebelah timur dan Sesar Soppeng yang
1 1 1 1
TELUK GORO
0º
NTALO
2º BANG
KEP. SULA
SULAWESI
SE
TELUK
T
L
4 E
A
º L
T
U
M
K
A
K
6 B
AS
º O
SA
LAUT FLORES
8 0 100
º
Gambar 2.11
Peta Struktur Geologi Regional Pulau Sulawesi
(Sukamto, 1975 dalam Sukamto, dkk, 1982).
Sesar utama yang berarah utara-baratlaut terjadi sejak Miosen Tengah dan
tumbuh sampai setelah Pliosen. Adanya perlipatan besar yang berarah hampir
tekanan mendatar berarah kira-kira timur-barat pada Kala sebelum Akhir Pliosen.
Tekanan ini pula menyebabkan adanya sesar sungkup lokal yang menyesarkan
batuan Kapur Akhir di daerah Bantimala ke atas batuan Tersier. Perlipatan dan
pensesaran yang relatif lebih kecil di bagian timur Lembah Walanae dan di bagian
Bahan baku pembuatan semen pada prinsipnya ada dua yaitu batugamping
dan tanah liat, sebab semua senyawa utama dalam semen berasal dari bahan baku
tersebut. Bila sampai digunakan bahan baku utama lain maka bahan tersebut
2.3.1. Batugamping
umunya berupa kalsit atau aragonite. Dalam ilmu geologi dinamakan mineral
kalsit (CaCO3). Dalam proses pembuatan semen CaCO3 akan berupa menjadi
oksida kalsium (CaCO) karena adanya pengaruh panas yang tinggal dalam tanur
putar. CaO ini merupakan oksida yang penting sebab disamping itu merupakan
senyawa yang besar jumlahnya juga merupakan senyawa yang bereaksi denga
aluminium dan besi dalam jumlah yang sedikit. Oksida silika dalam bentuk SiO 2
yang bebas juga sering dijumpai dalam batugamping. Pada proses pembuatan
semen, senyawa dolomite ini dapat berubah bentuk menjadi kristal magnesium
oksida. MgO bebas dapat meredahkan mutu semen yang dihasilkan, dengan
karboonat (kalsit).
Tanah liat merupakan sumber utama senyawa silikat, disamping itu juga
senyawa alumina dan besi, dalam jumlah kecil kadang-kadang juga terdapat
terdapat senyawa alkali ini seperti halnya magnesium dalam bentuk kapur, harus
melebihi 0,6%.
belum memenuhi persyaratan maka campuran bahan baku pengoreksi yang umum
digunakan dalam industri semen adalah pasir silika dan pasir besi.
a. Pasir Silika
b. Pasir Besi
Pasir besi digunakan sebagai pengoreksi kadar oksida besi atau pengoreksi
Tabel 2.3
Bahan Baku Buatan Semen
No Bahan Baku Kadar Keterangan
adalah quarry.
sebagai berikut :
a. Perintisan (Pioneering)
meratakan, membuat jalan untuk dilalui alat mekanis, serta penyediaan lokasi
b. Pemboran (Drilling)
mesin bor FURAKAWA HCR1500-ED dengan mata bor berdiameter 4 - 4,5 inchi
c. Peledakan (Blasting)
dan EMULSION dengan primer daya Gel yang merupakan buatan PT. PINDAD
d. Pendorong (Dozing)
lembah guna keperluan jalan penghubung antara bukit yang satu dengan yang
untuk mengambil atau memuat material dari hasil ledakan kedalam alat angkut
Komatsu PC 400 dengan kapasitas bucket 0,8 m3, dan Kobelco SK480 dengan
(Crushing Unit) dengan menggunakan Dump Truck merk Nissan Izuzu 285PS dan
Proses pengangkutan dilakukan dari loading area ( B II, BIII, BIV, BV,
BVI, BVII, BVIII, dan yang terakhir BIX) ke crusher dengan menggunakan alat
angkut berupa Truck Hino 500 FM 260 TI, Quon CW 33370 dan Isuzu GIGA
285 PS.