Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
sekarang ini menyebabkan pesaingan di antara perusahaan yang satu dengan yang
lain semakin ketat dan dapat menyebabkan ancaman bagi perusahaan lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas agar
dapat memajukan perusahaan.
PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Perseroan
yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai
empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit pabrik
tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000
ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk
Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
Berdasarkan Anggaran Dasar, perseroan merupakan produsen semen di
Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan
mancanegara sejak tahun 1968. Proses produksi bermula dari kegiatan
penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan
pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan semen zak di packing
plant. Proses produksi secara terus menerus dipantau oleh satuan Quality Control
guna menjamin kualitas produksi.
Lokasi pabrik yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis
untuk mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia Bagian Timur. Dengan
didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sembilan unit
pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah
menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. unit
pengantongan semen berlokasi di Palu, Banjarmasin, Bitung, Kendari, Ambon
dan Mamuju dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta
di Makassar, Bali, dan Samarinda dengan kapasitas masingmasing 600.000 ton
semen per tahun . Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 1


terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit listrik Tenaga
Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 X 25 MW dan 2 X 35 MW yang berlokasi di
Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Semen Tonasa?
2. Apa visi dan misi PT Semen Tonasa?
3. Apa saja produk PT Semen Tonasa?
4. Apa itu semen?
5. Apa saja bahan baku pembuatan semen?
6. Apa saja jenis-jenis proses pembuatan seman?
7. Apa saja komposisi dan bagaimana sifat semen?
8. Apa saja jenis-jenis semen?
9. Bagaimana proses pembuatan semen pada PT Semen Tonasa?
10. Bagamana proses pengendalian kualitas pada PT semen Tonasa?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya PT Semen Tonasa?
2. Untuk mengetahui visi dan misi PT Semen Tonasa?
3. Untuk mengetahui produk PT Semen Tonasa?
4. Untuk mengetahui definisi semen?
5. Untuk mengetahui bahan baku pembuatan semen?
6. Untuk mengetahui jenis-jenis proses pembuatan seman?
7. Untuk mengetahui komposisi dan bagaimana sifat semen?
8. Untuk mengetahui jenis-jenis semen?
9. Untuk mengetahui proses pembuatan semen pada PT Semen Tonasa?
10. Untuk mengetahui pengendalian kualitas pada PT semen Tonasa?

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 2


BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Berdirinya PT. Semen Tonasa


PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di kawasan timur
Indonesia yang menempati lahan seluas 1.200 hektar di Desa Biringere Kec.
Bungoro Kab. Pangkep, sekitar 60 km dari kota Makassar.
PT. Semen Tonasa (Persero) Tbk. Mulai didirikan berdasarkan TAP
MPRS RI No.II/MPRS/1960, tanggal 05 Desember 1960 tentang pola
pembangunan Nasional Semesta berencana tahapan 1961-1969.
PT. Semen Tonasa memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen
pertahun, mempunyai 5 unit pabrik , yaitu Tonasa I, Tonasa II, Tonasa III, Tonasa
IV, dan Tonasa V.

2.1.1 Pabrik Semen Tonasa I


Pabrik Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa Kec. Balocci, Kab.
Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Semen Tonasa I didirikan
berdasarkan TAP MPRS RI No. II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960 tentang
pola pembangunan nasional semesta berencana tahapan 1961-1969.
Pabrik Tonasa unit I mulai beroperasi pada tahun 1968 dengan kapasitas
120.000 metrik ton semen per tahun dengan proses basah. Tetapi pabrik unit I ini
hanya beroperasi sampai tahun 1984 atas pertimbangan ekonomis.

2.1.2 Pabrik Semen Tonasa II


Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di desa Biringere, Kecamatan
Bungoro,Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, yang berjarak 23 km
dari Pabrik Semen Tonasa Unit I, yang didirikan berdasarkan persetujuan
Bappenas No. 023/XL-LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76, tanggal 02 september
1976.
Proyek pembangunan pabrik semen tonasa II secara resmi dimulai tanggal
20 Oktober 1976 dan selesai pada tanggal 15 Desember 1979, yang diresmikan
oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari 1980.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 3


Tonasa unit II yang menggunakan proses kering yang beroperasi secara
komersial pada tahun 1980 dengan kapasitas 510.000 ton semen pertahun dan
dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen pertahun pada tahun 1991.

2.1.3 Pabrik Semen Tonasa III


Pabrik Semen Tonasa III yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa II, yang dibangun berdasarkan persetujuan Bappenas No. 32 XC-
LC/B.V/1981.
Proyek pembangunan dimulai pada tanggal 09 Januari 1982 dan selesai
pada tanggal 03 April 1985, yang diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto
didampingi Perdana Menteri Lee Kwan Yew dari Singapura.
Kapasitas produksi pabrik Semen Tonasa III adalah 590.000 ton pertahun,
kerjamasa antara pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat. Proses yang
digunakan yaitu proses kering.

2.1.4 Pabrik Semen Tonasa IV


Pabrik Semen Tonasa IV yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa II dan III yang dibangun berdasarkan Surat Menteri Muda Perindustrian
No. 182/MPP-IX/1990 tanggal 02 Oktober 1990 dan Surat Menteri Keuangan RI
No.1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990.
Tonasa unit IV dikerjakan secara swakelola oleh PT. Semen Tonasa
dibantu oleh PT. Rekayasa Industri sebagai konsultan.Diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 10 September 1996.
Proses yang digunakan adalah proses kering dengan kapasitas produksi
2.300.000 ton pertahun.

2.1.5 Pabrik Semen Tonasa V


Pabrik Semen Tonasa V yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa II, III dan IV yang dibangun pada tahun 2009 dan beroperasi secara
komersil sejak 01 Februari 2013, proses yang digunakan adalah proses kering
dengan kapasitas produksi 2.500.000 ton pertahun.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 4


2.2 Visi dan Misi PT. Semen Tonasa
2.2.1 Visi PT. Semen Tonasa
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat
efisiensi tinggi.

2.2.2 Misi PT. Semen Tonasa


1. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders.
2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3. Menggunakan teknologi yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara professional.

2.3 Produk Semen PT. Semen Tonasa


Produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Tonasa antara lain :
2.3.1 Semen OPC (Ordinary Portland Cement).
Ordinary Portland Cement adalah semen hidrolisis yang dibuat dengan
menggiling klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I produksi perseroan
memenuhi persyaratan SNI No. 12-2049-2004 Jenis 1 dan ASTM C150-2004 tipe
I dengan berat 50 kg dan semen curah. Ordinary Portland Cement mempunyai
C3S 59.3% ;C2S 17%; C3A 8%; C4AF 11.9% dan komposisi limit sebagai
berikut :
Oksida Komposisi % Berat
CaO 66
SiO2 21.5
Al2O3 5.5
Fe2O3 3.9
MgO 5
SO3 2.5-3
CaO Bebas 0.82

Tabel 1.1. Komposisi Limit Semen Tipe I

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 5


Semen jenis ini banyak digunakan untuk bangunan umum dengan
kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan peryaratan khusus) seperti:
bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar
udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti
hollow, genteng paving block, batako, buis beton, danroster.

2.3.2 Portland Composite Cement (PCC)


Semen Portland Composite adalah bahan pengikat hidrolisis hasil
penggilingan bersama terak semen Portland dan gypsum dengan satu atau lebih
bahan organik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk
bahan organik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk
bahan organik lain yang mempunyai sifat pozzoland. Bahan pozzoland yang
ditambahkan besarnya antara 15-40%.Semen Portland Composite produksi PT.
Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
Semen jenis ini banyak digunakan untuk kontruksi beton umum, pasangan
batu bata, plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen
bangunan seperti beton pracetak, panel beton, dan sebagainya.

2.3.3 Portland Pozzolan Cement (PPC)


Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolisis yang terdiri dari
campuran homogen antara semen portland dan pozzoland halus, yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen portland danpozzoland bersama-sama atau
mencampur secara merata bubuk semen portland dan pozzoland. Kadar Pozzoland
15%-40% massa semen Portland pozzolan.
Semen Portland Pozzoland produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI
15-0302-2004 tipe IP-U. Semen jenis ini banyak digunakan untuk bangunan
bertingkat (2-3 lantai), kontruksi beton umum, kontruksi beton massa seperti
pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan didaerah pantai, tanah
berair (rawa) dan bangunan dilingkungan garam sulfat yang agresif, serta
konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan
sanitasi, bangunan perairan dan penampungan air.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 6


2.4 Definisi Semen
Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat
hidrolis dan apabila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi
bahan yang mempunyai sifat perekat sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain
menjadi satu satuan massa yang padat.
Karena udara mengandung uap air maka proses pengerasan semen dapat
terjadi di air maupun udara. Sifat hidrolis ini yang menjadikan semen sebagai
bahan utama dalam konstruksi bangunan, jalan, jembatan, bendungan, dan lain-
lain.

2.5 Bahan Baku Semen


2.5.1 Bahan Baku Utama
a. Batu Kapur (CaCO3)
Batu kapur merupakan batuan sedimen yang dikategorikan sebagai batuan
keras dan merupakan penghasil CaCO3 terbesar. Batu kapur murni umumnya
berupa calcite atau argonit. Kadar CaCO3 yang terdapat dalam batu kapur murni
adalah 95%. Bentuk lain dari kalsit adalah marmer (marble), tapi batuan ini
kurang menguntungkan karena sangat keras.
Di alam, batu kapur didapatkan dalam bentuk campuran dengan tanah liat
dan oksida-oksida lain sehingga warnanya menjadi abu-abu sampai kuning. Batu
kapur tersusun atas kristal halus dan kasar yang umurnya dipengaruhi umur
geologisnya. Nilai kekerasan batu kapur berkisar antara 1,8-3,0 skala Mohs.
Mineral utama dalam batuan ini adalah calsite, berbentuk kristal heksagonal
dengan specific gravity 2,7; dan aragonite yang berbentuk kristal rhombic dengan
specific gravity 2,95; dengan mineral pengotor yang mengikutinya antara lain
quartz, chalcedony, opal untuk oksida silica, domilite (CaMg(CO3)3) dan
magnesite untuk oksida murni batu kapur berwarna putih. Pada proses pembuatan
semen, senyawa domilite ini dapat berubah menjadi kristal magnesium oksida
bebas yang dapat menurunkan mutu semen yang dihasilkan. Menurut SNI 15-
2049-1994 kadar MgO bebas ini tidak boleh melebihi 5%.
b. Tanah Liat (Al2Si2O7.XH2O)
Tanah liat pada umumnya dikenal dengan lempung atau clay. Unsur tanah
liat yang diperlukan dalam pembuatan semen adalah kadar Al2O3-nya, sehingga

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 7


apabila kadar SiO2 lebih banyak dari Al2O3, maka tanah liat tersebut tergolong
kurang baik digunakan.
Semua jenis tanah liat adalah hasil pelapukan kimia yang disebabkan
adanya pengaruh air dan gas CO2, batuan adesit, granit, dan sebagainya. Batuan-
batuan ini lapuk dan menjadi bagian-bagian yang tak larut dalam air tetapi
mengendap berlapis-lapis dan tertimbun tidak beraturan. Sifat tanah liat jika
dibakar atau dipanaskan akan berkurang sifat keliatannya dan menjadi keras bila
ditambah air. Warna tanah liat adalah putih jika tidak mengandung zat pengotor,
tetapi tanah liat akan berubah warna menjadi kekuningan jika mengandung
senyawa besi organik. Tanah liat mengalami reaksi pelepasan air hidrat jika
dipanaskan pada suhu 500 oC.

2.5.2 Bahan Korektif


Bahan korektif untuk pembuatan semen digunakan jika kadar senyawa di
dalam bahan baku utama yang digunakan kurang. Bahan korektif yang digunakan
dalam pembuatan semen yaitu:
a. Pasir silika (SiO2)
Bahan pembawa oksida silika (SiO2) berwarna putih sampai kuning pada
keadaan murni yaitu sekitar 90%. Selain mengandung oksida silika, pasir silika
juga mengandung oksida lain yaitu oksida aluminium dan oksida besi.Pasir silika
ini banyak terdapat di pantai dengan derajat kemurnian sekitar 95-99,8% SiO2.
Warna pasir silika dipengaruhi oleh adanya kotoran seperti oksida logam dan
bahan organik.
b. Copper slag
Pasir besi dengan ferri oksida (Fe2O3) sebagai komposisi tertinggi (70-
80%). Pasir besi juga berfungsi sebagai penghantar panas dalam pembentukan
luluhan terak semen. Pasir besi disebut juga irronore yang depositnya terdapat di
sepanjang pantai dengan kadar Fe2O3 15% dan berwarana hitam.Bahan ini sebagai
pembawa oksida besi. Copper slag ini sebagai pengganti pasir besi, digunakan
karena mempunyai kandungan besi yang tinggi sehingga menyebabkan material
ini berdenstias tinggi dibandingkan dengan densitas pasir alam. Material ini
mempunyai sifat fisik yang sangat kuat dan porositas optimum. Dalam proses

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 8


pembuatan semen, copper slag bereaksi dengan CaO dan Al2O3 membentuk
kalsium alumina ferrit.

2.5.3 Bahan tambahan


a. Gypsum
Gypsum adalah bahan sedimen CaSO4 yang mengandung 2 molekul hidrat
yang berfungsi sebagai penghambat proses pengeringan pada semen.
Penambahan gypsum dilakukan dengan penggilingan akhir dengan
perbandingan 96:4. Gypsum mengalami reaksi pelepasan hidrat dari
CaSO4.2H2O menjadi CaSO4.1/2H2O dan 1 1/2H2O.Gypsum berbentuk kristal
dan berwarna putih. Gypsum dapat diperoleh dari alam maupun secara
sintetik. Gypsum terdapat di dalam batuan kalsium sulfat yang banyak terdapat
di kawah gunung berapi.
b. Material ke 3
 Limestone (batu kapur)
Limestone adalah batu kapur murni tanpa ada pencampuran dan berfungsi
untuk memperhalus semen pada saat penggilingan. Limestone digunakan untuk
menambah jumlah produksi pada pembuatan semen namun tidak
mempengaruhi senyawa pada semen.
 Trass
Trass mempunyai fungsi sama dengan limestone. Selain itu trass juga
menambah kuat tekan semen dan berfungsi sebagai strength pada cetakan
semen.

2.6 Jenis Proses Pembuatan Semen


Ditinjau dari kadar air umpan, terdapat 4 jenis proses pembuatan semen,
yaitu:
a. Proses basah
b. Proses semi basah
c. Proses semi kering
d. Proses kering

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 9


a. Proses basah
Pada proses ini bahan baku dihancurkan di dalam raw mill, kemudian
digiling dengan ditambah air dalam jumlah tertentu. Hasilnya berupa
slurry/buburan, kemudian dikeringkan dalam rotary dryer sehingga terbentuk
umpan tanur berupa slurry dengan kadar air sebesar 25-40%. Pada umunya
proses ini menggunakan long rotary kiln untuk menghasilkan terak. Terak
tersebut kemudian didinginkan dan dicampur dengan gypsum untuk
selanjutnya digiling di dalam finish mill.
Proses ini boros karena menggunakan panas sekitar 1500-1900 kcal/kg
terak, sehingga dibutuhkan lebih banyak bahan bakar. Panas yang cukup tinggi
juga diperlukan selama proses pembakaran karena banyaknya kandungan air
yang masih terkandung dalam umpan tanur. Dalam hal ini tentu saja panas
dibutuhkan untuk mengurangi kandungan air terlebih dahulu, baru dipakai
untuk membentuk terak. Dari proses ini biasanya suhu gas keluarnya sekitar
1500-2500oC.
Keuntungan :
 Pencampuran dari komposisi slurry lebih mudah karena berupa luluhan.
 Kadar alkalis tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran
preheater atau pipa.
 Debu yang dihasikan relatif sedikit.
 Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah mencampur dan
mengoreksinya.
Kerugian :
 Pemakaian bahan bakar labih banyak, karena kebutuhan panas pembakaran
tinggi.
 Tanur putar yang digunakan ukurannya lebih panjang dibandingkan dengan
proses kering.
 Memerlukan air proses dalam jumlah yang banyak.
 Kapasitas produksi lebih sedikit karena pada awal proses penggilingan, terjadi
proses pencampuran bahan dengan air. Akibat adanya pengurangan kadar air
pada proses penggilingan umpan tanur yang diperoleh relatif sedikit.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 10


b. Proses semi basah
Pada proses ini umpan masuk tanur berupa granular atau pallet (cake)
dengan kadar air 15-25%. Proses penyediaan umpan tanur hampir sama dengan
proses basah, hanya saja sebelum masuk tanur umpan disaring terlebih dahulu
dengan bantuan filter press. Konsumsi panas pada proses ini cukup banyak,
yaitu 1000-1200 kcal/kg terak karena umpan kiln masih mengandung air.
Keuntungan :
 Umpan lebih homogen.
 Debu yang dihasilkan relatif sedikit.
Kerugian :
 Tanur yang digunakan lebih panjang.
 Membutuhkan filter untuk menyaring umpan sebelum masuk ke kiln.
 Energi yang dibutuhkan masih cukup besar.

c. Proses semi kering


Umpan tanur pada proses ini berupa tepung kering, lalu dengan alat
granulator (peeltizer) umpan disemprot dengan air untuk dibentuk menjadi
granular dengan kadar air 10-12% dan ukurannya sekitar 10-12 mm. Proses ini
menggunakan tungku tegak (shaft kiln) atau long rotary kiln, namun kapasitas
rata-rata shaft kiln rendah jika memakai long rotary kiln. Maka harus
dilengkapi dengan grate prehaeter sehingga kapasitasnya bisa lebih tinggi.
Konsumsi panas pada umunya sekitar 1000 kcal/kg terak.
Keuntungan :
 Tanur yang digunakan lebih pendek.
 Diperoleh terak yang seragam.
Kerugian :
 Menghasilkan debu.
 Membutuhkan filter.

d. Proses kering (dry process)


Pada proses ini bahan baku dipecah dan digiling disertai pengeringan
dengan jalan mengalirkan udara panas ke dalam raw mill sampai diperoleh
tepung baku dengan kadar air sebesar 0,5%-1%. Selanjutnya tepung baku yang

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 11


telah homogen ini diumpan ke dalam suspension preheater sebagai pamanasan
awal, disini terjadi perpindahan panas melalui kontak langsung antara gas
panas dan material dengan arah berlawanan (counter current).

Material yang telah keluar dari suspension preheater siap menjadi umpan
kiln dan diproses menjadi terak. Dimana terak tersebut kemudian didinginkan
dan dicampur dengan gypsum dengan perbandingan 95:5 dan selanjutnya
digiling dalam finish mill sehingga menjadi semen. Adanya sistem suspension
preheater akan menghilangkan kadar air dan mengurangi beban panas di kiln.
Keuntungan :
 Rotary kiln yang digunakan relatif pendek.
 Heat consumsion rendah yaitu sekitar 800-1000 kcal/kg terak semen sehingga
bahan bakar yang digunakan lebih sedikit.
 Kapasitas produksi besar.
 Biaya operasi rendah.
Kerugian :
 Kadar air sangat mengganggu operasi karena material lengket pada inlet chute.
 Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran preheater.
 Campuran tepung baku kurang homogen.
 Banyak debu yang dihasilkan sehingga membutuhkan alat penangkap debu.

2.7 Komposisi dan Sifat Semen


Komposisi semen terdiri atas senyawa-senyawa utama (mineral-mineral
potensial) sebagai penyusun semen yang terbentuk dari keempat oksida utama,
yaitu : oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3) dan
okdsida besi (Fe2O3). Kandungan dari keempat oksida tersebut kurang lebih 95%
dari berat semen, dan biasanya disebut “major oxides”.
Keempat oksida tersebut dibakar dengan perbandingan tertentu akan
menghasilkan senyawa-senyawa penyusun semen yaitu :
1. Trikalsium silikat (3CaO.SiO2 atau C3S)
C3S terbentuk pada suhu diatas 1250oC dan mempunyai sifat bila ditambah air
cepat mengeras. C3S juga mempengaruhi pengikatan kekuatan awal, terutama

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 12


kekuatan awal sebelum 28 hari. Kandungan C3S berkisar antara 35-55%
tergantung pada jenis semen portland.
2. Dikalisum silikat (2CaO.SiO2 atau C2S)
C2S terbentuk pada suhu 800-900oC dan memberi kekuatan penyokong pada
semen selama satu hari. Kandungan C2S pada semen portland antara 15-35%.
3. Tricalsium Aluminat (3CaO.Al2O3 atau C3A)
C3A terbentuk pada suhu 900-1100oC, kandungan C3A pada semen portland
berkisar antara 7-15%. Dengan adanya kandungan C3A, dapat memberikan
kekuatan penyokong pada beton dalam periode 1-3 hari.
4. Tetracalsium alumina ferrite (4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4F)
C4F terbentuk pada suhu 900-1200oC dan memberikan pengaruh pada warna
semen. Akan tetapi kurang berpengaruh pada kekuatan semen. Kandungan
C3A pada semen portland sekitar 5-10%.

Komposisi Semen Portland


Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland terutama terdiri atas kalsium silikat yang
bersifat hidrolis yang digiling bersama dengan bahan tambahan berupa satu
atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan
bahan tambahan lain.

Komposisi Kimia Semen Portland :


 Oksida kapur (CaO)
 Oksida silika (SiO2)
 Oksida alumina (Al2O3)
 Oksida besi (Fe2O3)
Kandungan dari keempat oksida ini kurang lebih 95% dari berat
semen dan biasanya disebut major oxides, sedangkan sisanya terdiri dari
oksida magnesium (MgO) dan oksida lain.

Sifat – Sifat Fisika Semen Portland


a. Kehalusan (fineness), disyaratkan karena akan menentukan luas
permukaan partikel- partikel semen, dan ini sangat berpengaruh pada

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 13


proses hidrasi.Standar kehalusan yang dipakai adalah sisa diatas ayakan 90
micron (170 mesh) atau 45 micron (325 mesh) atau dengan alat blaine (Air
Permiability Meter).
b. Waktu pengikatan (Settling Time) : waktu pengikatan semen tidak boleh
terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat. Hal ini dipersyaratkan untuk
mengendalikan sifat plastisitas dan workability dari adonan mortar dan
beton.
c. Kekekalan bentuk : syarat ini untuk pengendalian agar pada beton tidak
terjadi pemuaian atau penyusutan, karena dapat mengakibatkan kerusakan
pada konstruksi.
d. Kekuatan tekan :Kekuatan tekan adalah sifat kemampuan
menahan/memikul suatu beban tekan. Kekuatan tekan merupakan sifat
paling penting yang harus dipunyai selain sifat-sifat lain yaitu kekuatan
tarik dan kekuatan lentur.

2.8 Jenis-jenis semen


Dengan menyesuaikan keinginan para konsumen maka para produsen
semen senantiasa melakukan berbagai penelitian sehingga diperoleh jenis-jenis
semen sebagai berikut:
1. Semen Portland
Semen portand adalah hidraulis blender (material yang mempunyai sifat-sifat
adhesif dan kohesif) yang dihasilkan dengan cara menghaluskan tanah semen
(klinker) yang terdiri dari silikat-silikat kalsium hidrat yang bersifat hidraulis
dan digiling bersama bahan tambahan. Satu atau lebih bentuk kristal senyawa
kalsium sulfat. Klinker adalah penamaan untuk gabungan komponen produk
semen yang belum diberikan bahan tambahan lain untuk memperbaiki sifat
semen. Semen portland dibagi menjadi beberapaa jenis antara lain :
a. Semen Portland Tipe I
Yaitu semen portland dengan kadar C3S (59,3%). Lebih dikenal dengan semen
abu-abu dan dipakai untuk keperluan umum, seperti konstruksi bangunan yang
tidak memerlukan persyaratan khusus, misalnya panas hidrasi, ketahanan dsb.
Selain itu mempunyai C2S 17%, C3A 8%, C4AF 11,9%.
b. Semen Portland Tipe II

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 14


Yaitu semen porland dengan kadar C3S (51%), C4AF (11,9%) dan C3A (8%).
Semen ni digunakan dalam situasi yang memerlukan kalor hidrasi yang tidak
terlalu tinggi atau untuk bangunan beton yang dapat terkena aksi sulfat yang
sedang.
c. Semen Portland Tipe III (High Early Strength Cement)
Yaitu semen dengan kandungan C3S (35%), C2S (40%) dan C3A (15%).
Dalam satu hari, kekuatan semen ini dapat mencapai 3 kali kekuatan semen
portland tipe I dan dalam waktu tiga hari kekuatannya dapat mencapai 3
kalinya dalam waktu yang sama. Berat jenisnya relatif besar sehingga daya
tahan semen ini naik.
d. Semen portland tipe IV (low heat cement)
Yaitu semen dengan kadar C3S (35%), C2S (40%) dan C3A (7%). Karena
kadar C3A dan C3S yang rendah, maka kekuatan awalnya sangat rendah.
Semen ini biasanya digunakan untuk membuat bendungan untuk keperluan
hidraulik engineering. Semen ini tahan terhadap sulfat dan mempunyai susut
yang rendah dan pertambahan kekuatan semen lambat.
e. Semen portland tipe V (sulfate resistance cement)
Pada semen ini kandungan C3A-nya (5%) paling rendah karena itu mempunyai
kekuatan tahan sulfat yang tinggi dan panas hidrasinya rendah. Semen ini baik
digunakan untuk konstruksi pelabuhan, terowongan, konstruksi dalam tanah
yang banyak mengandung sulfat.
2. Semen Campuran
Semen campuran ini dibuat karena dibutuhkannya sifat khusus yang tidak
dimiliki oleh semen portland. Untuk memproleh sifat khusus tersebut biasanya
diperlukan bahan lain sebagai bahan tambahannya. Jenis-jenis semen campuran
antara lain.
a. Semen Portland Pozzolan
Menurut SSI, semen portland pozzolan adalah suatu bahan pengikat yang
hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak semen portland dengan bahan
yang mempunyai sifat pozzolan atau mencampur secara merata bubuk semen
portland dan bubuk lain yang mengandung sifat pozzoland.
Sebagai bahan tambahan pada semen portland pozzolan ini digunakan bahan
tambahan yang bersifat pozzolan yang dapat berasal dari alam maupun dibuat

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 15


secara sintesis. Pozzolan alam yaitu seperti tufa, abu vulkanis dan tanah
diatom. Sedangkan pozzolan buatan yaitu hasil pembakaran batu bara.
Sifat-sifat semen portland pozzolan antara lain :
 Panas hidrasinya rendah
 Tahan sulfat dan air laut
 Kekuatan tekan awal kurang, tekan akhir tinggi
b. Semen portland blast furnace slag
Portland blast furnace slag adalah semen portland yang dicampur dengan
kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur bubuk halus
semen portland dengan bubuk halus slag.Aktivitas slag bertambah seiring
bertambahnya rasio CaO, MgO, SiO2, Al2O3. Kerak (slag) adalah bahan non
metal hasil samping dari pabrik pengecoran besi dalam tanur (dapur tiggi) yang
mengandung silika, alumina, atau kalsium silikat dan kalsium alumina silikat.
c. Semen masonry
Semen masonry adalah semen hidrolik untuk digunakan sebagai adukan
konstruksi, masonry mengandung semen portland, portland blast furnace slag,
semen portland pozzolan, semen alam atau semen buatan dan bahan-bahan
tambahan lain yang mengandung kapur padam, batu kapur, chalk calseous
sheell, talk, slag dan tanah liat. Semen masonry dapat menyerap air dengan
baik, daya plastisitasnya tinggi dan kekuatan tekan rendah.
d. Semen putih
Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstrukstif.
Pembuatan smen ini membutuhakn persyaratan khusus seperti bahan
mentahnya menandung oksida besi dan oksida magnesia yang angat rendah
(dibawah 1%).

e. Oil well cement


Oil well cement adalah semen portland yang dicampur dengan bahan retarder
khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid.
Fungsi dari retarder disni adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan
semen sehingga adukan dapat dipompakan sampai ke dalam sumur minyak
atau gas.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 16


f. Semen anti bakteri
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen portland dan
anti bakteri seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan untuk “self
disinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan fungi (jamur) yang tumbuh.
Semen ini dipakai untuk kolam renang, kamar mandi dan keramik.

2.9 Proses Pembuatan Semen pada PT Semen Tonasa


Proses pembuatan semen di PT. Semen Tonasa secara garis besar dibagi
menjadi 5 tahap yaitu :
1. Proses penyediaan bahan baku
2. Proses penggilingan bahan baku (Raw Mill)
3. Proses pembakaran raw meal menjadi klinker (Kiln)
4. Penggilingan batubara
5. Proses di cement mill
6. Proses pengantongan semen.

2.9.1 Proses Penyediaan Bahan Baku


Proses penyediaan bahan baku meliputi penambangan batu kapur, tanah
liat, dan pasir silica.
a. Penambangan Batu Kapur
Sebelum melakukan kegiatan penambangan, yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah perintisan lokasi. Perintisan adalah pekerjaan pendahuluan yang
sebelum daerah tambang memproduksi batu kapur secara berlanjut, tujuannya
yaitu untuk membuat jalan rintisan sehingga alat-alat berat yang diperlukan dapat
dengan mudah tiba dilokasi penambangan dan siap untuk memproduksi pada
proses berikutnya.Kegiatan penambangan untuk menyiapkan bahan mentah ini
meliputi pengeboran, peledakan, dan pengangkutan.
b. Penambangan Tanah Liat
Sebelum melakukan penambangan tanah liat terlebih dahulu dilakuakan
tahap perintisan dengan alat bulldozer untuk membersihkan vegetasi yang ada.
Setealah itu, tanah liat digerus dengan alat muat back hoe dan kemudian
dimasukkan dalam drum truck kemudian diangkut keclay crusher yaitu dua buah
silinder untuk proses pemecahan. Proses pemecahan tanah liat dilakukan dengan

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 17


roller crusher yaitu dua buah silinder yang berputar cepat dan arah putarannya
yang berlawanan, hal ini dilakukan untuk memecah batuan yang tercampur
dengan tanah liat dengan menggunakan roll crusher primer dan roll crusher
sekunder selanjutnya diangkut dengan belt conveyor menuju clay
storage.Pengambilan tanah liat didasarkan pada kadar SiO2, kualitas tanah liat
yang diambil dan kadar air.
c. Penambangan Pasir Silika
Pasir silica sebagai bahan pembantu untuk mengoreksi komposisi kimia
tanah liat selain didapatkan pada kandungan tanah liat juga diambil dari deposit
yang terdapat di Sulawesi Selatan, karena pasir silika sudah halus sehingga tidak
mengalami perlakuan awal sebelum masuk kegudang.

2.9.2 Proses Penggilingan Bahan Baku (Raw Mill)


Proses penggilingan bahan baku di dalam raw mill bertujuan untuk
memproduksi tepung/bubuk bahan baku dengan kualitas yang dibutuhkan untuk
umpan tanur putar dengan ukuran yang diinginkan karena semakin kecil ukuiran
material maka luas permukaan relative besar sehingga pencampuran bahan lebih
homogen dan mempermudah reaksi dalam pembakaran.
Adapun proses yang terjadi dalam raw mill sebagai berikut :
a. Penyiapan Bahan Baku
Batu kapur yang berasal dari gudang dikeruk oleh portal scrapper dan
dinaikkan kedalam belt conveyor dan kemudian diangkut kedalam bin. Tanah liat
yang dari gudang diambil dengan bucket chain excapator dan diangkut dengan
belt conveyor masuk kedalam hopper tanah liat. Sedangkan pasir silika diangkut
dari gudang dengan belt conveyor ke bucket elevator kemudian masuk kedalam
bin pasir silika.
b. Penggilingan Bahan Baku
Di Pabrik Semen Tonasa V menggunakan vertical raw mill. Bahan baku
dari bin masing- masing kemudian dikeluarkan dengan weight feeder dan
disatukan dalam belt conveyor dan diumpankan kedalam mill. Bahan baku dari
mill akan jatuh kedalam table (media penggilingan) dan kemudian giling atau
digerus oleh roller.Tujuan dari penggilingan ini selain menghaluskan juga sebagai
pengering. Gas panas yang digunakan ialah gas panas dari hasil pembuangan dari

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 18


kiln.Serbuk yang dihasilkan selanjutnya dihisap oleh mill fan menuju separator.
Separator ini berfungsi untuk memisahkan material halus dan kasar, material
halus akan lolos sedangkan material kasar akan jatuh kembali kedalam media
penggilingan .Kecepatan separator mempengaruhi kehalusan material yang lolos.
Material halus yang lolos melewati separator selanjutnya menuju ke
cyclone.Didalam cyclone terjadi pemisahan awal antara material produk dengan
gas panas. Pada bawah bagian cyclone terdapat flow gate yang mengatur material
jatuh kedalam air slide. Kemudian dengan alat transport air slide produk
ditransport menuju bucket elevator untuk selanjutnya ditransport lagi dengan air
slide menuju silo penampungan raw meal.
c. Penyimpanan Raw Meal
Raw meal hasil penggilingan yang masuk ke silo membentuk lapisan-
lapisan dengan ketinggian tertentu. Dibuat dalam tumpukan yang berlapis agar
mempunyai komposisi yang seragam, tetapi pada kenyataannya komposisi
keluaran silo belum seragam. Ketidakseragaman ini ditimbulkan oleh fluktuasi
produk raw meal. Untuk menekan deviasi fluktuasi maka turunnya material di silo
raw meal diatur sedemikian rupa melalui gate-gate yang beroperasi bergantian
sehingga material dalam silo membentuk lapisan-lapisan. Pada saat pencurahan
ini terjadi pusar arus material yang menarik mateial antar lapisan. Sehingga
material yang masuk kedalam raw meal silo sudah mengalami homogenisasi.
Untuk menjaga agar tidak terjadi penggumpalan pada silo raw meal, maka
ditiupka udara aerasi kedalam silo tersebut.
Tujuan homogenisasi dalam raw mill adalah untuk mengurangi fluktuasi
komposisi kimia dan fisika dari salah satu komponen bahan baku atau campuran.
Prahomogenisasi sebelum bahan baku digiling, digunakan reclaming scraper pada
waktu pengambilan bahan baku. Keuntungan dari reclaimer scaper sebagai
berikut : daya yang digunakan lebih kecil, dapat menangani material basah dan
biaya perawatan relatif rendah

2.9.3 Proses Pembentukan Klinker


a. Proses Pemanasan Awal (Preheater)
Pemanasan raw meal dilakukan dipreheatercyclone 4 tingkat .sebagai
pemanas digunakan gas dari rotary kiln. Aliran material dari silo raw meal dibawa

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 19


oleh belt conveyor masuk kedalam puncak preheater sedangkan gas panas masuk
ke cyclone paling bawah berlawanan arah dengan arah aliran material masuk.
Aliran gas masuk dimungkinkan karena adanya isapan fan sedangkan material
bergerak karena gaya gravitasi. Feed masuk dari bagian atas, saat itu juga umpan
terbawa aliran gas panas masuk kecyclon dan dust maka umpan tanur dan gas
akan berputar pada bagian dalam cyclone. Dengan adanya gaya sentrifugal maka
umpan akan terpisahkan.
b. Proses Pembakaran pada Kiln
Raw meal yang siap dibakar dirotary kiln bila proses yang terjadi
preheater berjalan dengan baik, jika tidak terjadi flushing dan coating selama
proses berlangsung. Rotary kiln yang digunakan berupa silinder sepanjang 86
meter yang terbuat dari baja yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan
api. Batu tahan api ini berfungsi untuk mengurangi kehilangan panas akibat
radiasi dan konduksi, selain itu batu tahan api juga berfungsi melindungi silinder
dari panas karena pembakaran didalam kiln berlangsung pada suhu yang sangat
tinggi. Secara berkala batu tahan api akan diperiksa apakah masih layak untuk
dipakai.Batu tahan api ini dipasang berdasarakan suhu, tahapan pembakaran dan
reaksi kimia yang terjadi di dalam kiln.
c. Proses Pendinginan
Klinker yang keluar dari kiln bersuhu tinggi, oleh karena itu harus
didinginkan terlebih dahulu sebelum diumpan kedalam finish mill karena klinker
yang panas sulit untuk ditransformasikan dan dapat merusak karpet conveyor,
selain itu klinker yang panas mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap
proses penggilingan. Penggilingan klinker diakomodasi oleh udara yang masuk
secara berlawanan arah dengan klinker, temperature klinker masuk 1400 oC dan
keluar pada 200- 300oC. Pendinginan klinker dilakukan oleh planetary cooler
sebanyak 10 buah tabung yang dipasang melingkar pada ujung kiln yang terbuat
dari plate setebal 8 meter yang dilapisi oleh batu tahan api. Kemudian klinker
masuk kesilo pada suhu sekitar 150oC.

2.9.4 Penggilingan Batu Bara (Coal Mill)


Batu bara merupakan bahan bakar padat yang banyak digunakan pada
industri semen. Hal ini disebabkan karena:

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 20


1. Pertimbangan internal
 Perubahan peralatan dengan menggunakan batu bara dari minyak tidak terlalu
mahal
 Sebagian batu bara yang terbakar dapat menjadi abu yang dapat ikut menjadi
semen sehingga menambah produk
 Harga batu bara relatif lebih murah dari bahan bakar minyak
2. Pertimbangan eksternal
Cadangan batu bara masih cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Batu bara yang dipakai dalam operasi PT. Semen Tonasa adalah batu bara yang
berasal dari Kalimantan Selatan dan sebagian dari Sulawesi Selatan sendiri.
Sebelum batu bara digunakan sebagai bahan pembakar materialdalam kiln, perlu
dikeringkan dan digiling sampai kehalusan tertentu, disamping itu harus
memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan seperti kadar air, kadar sulfur, kadar
abu, nilai kalor dan sebagainya.
a. Pengolahan batubara
Sebelum diumpankan ke dalam kiln batu bara harus dikeringkan dan
digiling. Adapun tujuan pengeringan dan penggilingan antara lain:
 Batubara halus (fine coal) mudah dibakar
 Finecoal mudah ditransport pada kadar air rendah
 Pengurangan kadar air di batubara berarti meningkatkan nilai kalor
batubara
Batu bara yang diangkut dengan truk ke gudang batubara, didatangkan dari
luar dalam bentuk butiran dan bongkahan. Pengisian gudang batubara di tonasa 5
dilakukan dengan pengaturan pile menggunakan stacker untuk mendapatkan pile
yang homogen. Selanjutnya pile digaruk dengan menggunakan reclaimer.

b. Kualitas Batubara
Kualitas batubara berpengaruh pada proses pembakaran dalam tanurputar.
Batubara yang akan digiling, dipilih berdasarkan parameter sebagai berikut:
 Niali kalor : 5.500 – 6.500 kcal/kg
 Kadar abu : 15%
 Fly ash : 34-45%

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 21


 Kadar sulfur : <2%
 Kadar air : <18%
 Ukuran partikel : <5cm
Batubara hasil gilingan disyaratkan:
 Kehalusan 0,09 mm sebanyak 25%
 Kadar air < 10%
 Suhu dijaga tidak lebih 650C
 Lama penyampaian maksimum 8 jam.
Proses di coal mill diawali dengan pengeringan batu bara. Kadar air
bubuk batu bara yang diperbolehkan adalah sekitar 3-4%. Coal mill harus
dioperasikan dengan temperatur 60-70oC. Penggilingan batubara terjadi di table
kemudian batubara yang telah halus terpisah dengan batubara yang masih kasar
melalui separator. Batubara yang halus ini selanjutnya menuju ke mainbag filter
agar dapat dipisahkan antara debu dan gas panas. Debu batu bara yang tertangkap
di bag filter kemudian ditransport ke screw conveyor dan ditampung ke pfister
untuk selanjutnya ditembakkan ke kiln atau ke preheater.

2.9.5 Proses diCement Mill


Tujuan penggilingan yaitu untuk memperbesar luas pertikel yaitu
campuran antara klinker dan gypsum, sehingga senyawa kimia dalam partikel
semen dapat bereaksi dengan sempurna. Disamping itu untuk mendapatkan
tingkat kehalusan sesuai dengan standar SNI No. 15-2049-1994 untuk
penggilingan semen mill. Perbandingan gypsum dan klinker yang dicampurkan
dalam semen mill adalah 96% untuk klinker dan 4% untuk gypsum (termasuk
material campuran). Material dari dome (clinker silo) ditransfer menuju ke clinker
bin dengan pan conveyor begitu juga dengan gypsum, limestone dan trass.
Material-material tersebut langsung ditransfer dari gudangnya menuju masing-
masing bin. Kemudian dari bin material ditransfer dengan belt conveyor, semua
material tercampur di belt conveyor. Di mill, materil digilling oleh roller di atas
table. Material yang sudah halus akan melewati separator, sedangkan yang masih
kasar akan digiling kemballi. Dimana material tersebut menuju reject dengan
vibrating conveyor dan bucket elevator. Kemudian bercampur dengan fresh feed

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 22


menuju mill. Produk yang halus akan ditransfer ke silo dengan air slide dan
bucket elevator.

2.9.6 Proses Pengantongan


Proses pengantongan di PT. Semen Tonasa V menggunakan alat packer
dengan 2 line yang berjumlah 2 unit. Jumlah semen yang dihasilkan adalah 2400
zak/jam. Semen dari silo sebagian ditransfer dari silo ke pengepakan melalui air
slide, bucket elevator dan vibrating screen untuk dipisahkan jika ada semen yang
menggumpal. Lalu ditampung di feed bin, pengisian semen berlangsung secara
otomatis dengan bantuan impeller turbo packer dan dorongan udara dari
kompresor. Kapasitas tiap bin adalah 35 ton untuk bin 564 dan 40 ton untuk bin
563.

2.10 Laboratorium Quality Control


Pengendalian kualitas adalah alat kontrol terhadap kualitas pabrikasi
sebelum dan sesudah proses produksi dilakukan. Kegiatan yang sangat perlu
dilakukan oleh setiap kegiatan produksi pada sistem produksi adalah pengendalian
kualitas (quality control)didalam pembuatan barang dan jasa yang dihasilkannya.
Dengan adanya pengendalian kualitas maka diharapkan penyimpangan-
penyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses produksi dapat diarahkan
pada tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian kualitas itu berhasil jika dapat
menekan produk cacat seminimal mungkin dari apa yang direncanakan.
Standar kualitas dari suatu produk tidak hanya ditentukan oleh perusahaan
yang bersangkutan, namun konsumen juga ikut berperan untuk menentukan
kualitas dari produk, sehingga perusahaan harus mengikuti standar.
Di PT Semen Tonasa unit V terdapat satu laboratorium yaitu laboratorium
quality control yang terdiri atas 3 ruangan yaitu :
 Ruang Preparasi
 Ruangan Mix
 Ruangan X-Ray
1. Ruang preparasi
Dalam ruangan ini terdapat beberapa unit alat seperti Crusher, Oven, dan
neraca analitik.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 23


a. Crusher merupakan alat penggilingan sampel, untuk memperkecil ukuran
partikel sebelum dilakukan analisa, seperti : batu kapur, pasir besi, tanah
liat, pasir silica.
b. Oven merupakan tempat pengeringan sampel sebelum dimasukkan dalam
chusher.
c. Neraca analitik merupakan tempat penimbangan sampel sebelum dichusher.
Selain itu, dalam ruangan ini pula dilakukan analisa terhadap klinker, yang
bertujuan untuk mengetahui berat isi klinker dalam satuan gram.
2. Ruangan Mix
Penetapan yang dikerjakan di ruangan mix yaitu:analisa semen, klinker,
raw mill, kiln feed, coal mill dan batu bara. Berikut ini adalah uraian analisanya
a. Penetapan kadar air
Material yang dianalisa pada penetapan kadar air adalah batu kapur, tanah
liat, pasir besi, pasir silica, raw mill, kiln feed, semen. Tujuan penetapan kadar air
yaitu mengetahui kadar air yang terkandung pada semen.
Prosedur kerja :
 Menimbang kosong wadah, kemudian catat (a)
 Timbang 10 g (misalkan) sampel didalam wadah (b)
 Masukkan dalam oven suhu 105oC selama ± 1 jam
 Keluarkan dari oven dan dinginkan, lalu timbang (c)
 Hitung kadar air dengan rumus :
(𝑎+𝑏)−𝑐
% Kadar air = × 100%
𝑐

b. Penetapan Residu
Material yang dianalisa pada penetapan residu adalah raw mill dan
semen.Tujuan penetapan residu yaitu untuk mengetahui tingkat kekerasan pada
sampel.
Prosedur kerja :
 Timbang sampel sebanyak 10 g.
 Masukkan kedalam ayakan, kemudian masukkan ke dalam residu analiser,
tutup dan nyalakan timernya selama tiga menit.
 Angkat kemudian timbang.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 24


𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
% Residu = × 100 %
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐ℎ

c. Penetapan kehalusan dengan blaine automatic


Material yang dianalisa pada penetapan kehalusan adalah
semen.Tujuannya yaitumengetahui kehalusan semen.
Prosedur kerja :
 Timbang sampel 75 gr
 Masukkan kedalam lubang pada blaine automatic.
 Lalu ON kan pada alat blaine automatic
 Lihat pada minor, pilih tipe semen. Kemudian klik 2x AB800 sampai
berwarna hijau.
 Tunggu beberapa menit, hingga muncul hasilnya pada monitor.

d. Penetapan kehalusan dengan alat baline manual


Tujuan penentuan kehalusan dengan manual adalahmengetahui kehalusan
dari semen portland yang dinyatakan dalam luas muka spesifik butir- butir semen
portland.
Prosedur kerja :
 Menyiapkan alat dan bahan
 Timbang sampel sebanyak 2,8035 gr
 Masukkan saringan besi dalam torak.
 Masukkan kertas saring yang berdiamer 12,7 mm.
 Masukkan sampel ke dalam torak, lalu tutup lagi menggunakan kertas
saring.
 Tutup tube dengan plunger hingga permukaan plunger tube benar- benar
rapat. Masukkan bagian atas pada alat blaine.
 Buka kran, tekan bulb karet,maka cairan akan naik pada pipa gelas yang
sebelah kanan.
 Siapkan stopwatch, saat cairan berada persis pada garis tengah, lalu
stopwatch distart. Ketika cairan berada pada garis bawah stopwatch
dihentikan.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 25


 Catat waktu yang digunakan.
Blaine = Vt × factor
Dimana :
Vt : waktu alir udara ( detik)
Faktor : 380,66

e. Analisa free lime


Material yang dianalisa pada free lime adalah klinker dan cement mill.
Tujuannya adalah mengetahui kadar CaO bebas yang terkandung dalam sampel.
Prosedur kerja :
 Timbang sampel sebanyak ± 1 gr.
 Masukkan 60 ml pelarut glycerol ethanol kedalam Erlenmeyer 250 ml yang
bersih dan kering, lalu homogenkan.
 Didihkan larutan dalam erlenmeyer diatas magnetic stirrer hotplate selama
20 menit.
 Lepas erlenmeyer dari kondensor, lalu titar dengan larutan ammonium
asetat (CH3COO-NH4) 0,2 N sampai berubah kebentuk semula.
 Lalu panaskan kembali sampai tidak berwarna merah muda.

Kadar CaO % = EV × 100


Dimana :
E : CaO ekivalen larutan ammonium asetat g/ml
V : ml larutan ammonium asetat yang diperlukan untuk titrasi contoh.

f. Penetapan berat isi ( Litre Weight )


Materi yang yang dianalisa pada penetapan berat isi adalah klinker.
Tujuannya adalah mengetahui berat klinker dalam satuan gram.
Prosedur kerja :
 Sampel diambil dari cooler
 Kemudian diayak dengan ayakan 10 mm, lalu sampel yang kasar dibuang
setelah itu sampel lainnya diayak dengan ayakan 5 mm.
 Lalu timbang dengan literan yang telah diketahui berat kosongnya.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 26


3. Ruangan X- Ray
Pada ruangan X- Ray dilakukan analisa terhadap bahan baku, bahan
dalam proses dan hasil akhir dari proses menggunakan alat X-Ray
spektrofotometer. Alat ini bekerja secara otomatis yaitu hasil akhir yang
dimunculkan pada layar komputer yang merupakan bagian dari alat X- Ray
spektrofotometer.X- Ray spektrofotometer merupakan alat yang bekerja secara
kering (analisa kering). Analisa kering yaitu cara analisa yang mempergunakan
spectrum (spektro analytical methods), dimana kadar suatu unsur atau senyawa
yang terkandung dalam contoh ditentukan berdasarkan pengukuran besaran listrik
tertentu yang timbul dan ditentukan oleh intensitas cahaya atau gelombang
elektromagnetik dari senyawa pada waktu bahan dikenakan perlakuan tertentu.
Besarnya intensitas cahaya tergantung pada jenis dan kepekaan atau konsentrasi
suatu unsur atau senyawa dalam suatu contoh. Berikut ini adalah uraian
analisanya :
a. Menghaluskan sampel
Tujuannya penghalusan sampel yaitu menjadikan sampel lebih halus dari
sebelumnya.
Prosedur kerja :
 Timbang sampel sebanyak 10 gr.
 Masukkan pada piringan alat swing mill, lalu tambahkan 3 butir grinding aid
 Kemudian masukkan alat swing mill, selama ± 3 menit pada program 6.
 Keluarkan dari alat swing mill, lalu pindahkan ke atas kertas.
b. Mencetak sampel
Tujuannya yaitu mencetak sampel yang akan diperiksa di alat X-Ray.
Prosedur kerja :
 Sampel yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam alat press untuk dicetak.
 Pastikan terlebih dahulu tempat yang digunakan untuk mencetak telah bersih
dan cincin press telah dipasang.
 Lalu tutup dan tekan tombol start, jika setting waktu telah tercapai maka
cetakan siap untuk pemeriksaan selanjutnya.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 27


c. Analisa X- Ray
Analisa X-Ray bertujuan mengetahui kandungan oksida–oksida yang
terkandung dalam sampel yaitu : SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O, SO3 dan
oksida–oksida lainnya.
Prosedur kerja :
 Sampel yang dicetak, dipasang pada alat X-Ray.
 Lihat pada computer, pilih nama sampel.
 Double klik pada bagian yang tertulis WinXRF Analysis 1.
 Tunggu beberapa menit, lalu klik kanan pada WinXRF maka akan terlihat
oksida–oksida yang terkandung dalam sampel tersebut

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 28


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan selama kegiatan praktek kerja
lapangan di PT. Tonasa Unit V ini adalah sebagai berikut :
1. Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat
hidrolis dan apabila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi
bahan yang mempunyai sifat perekat sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain
menjadi satu satuan massa yang padat.
2. Bahan baku pembuatan semen :
 Bahan baku utama terdiri dari batu kapur dan tanah liat
 Bahan baku koreksi terdiri dari pasir besi dan pasir silika
 Bahan baku tambahan terdiri dari gypsum dan trass
3. Komposisi semen terdiri atas senyawa-senyawa utama (mineral-mineral
potensial) sebagai penyusun semen yang terbentuk dari keempat oksida utama,
yaitu : oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3) dan
okdsida besi (Fe2O3).
4. Proses pembuatan semen di PT. Semen Tonasa secara garis besar dibagi
menjadi 5 tahap yaitu :
 Proses penyediaan bahan baku
 Proses penggilingan bahan baku (Raw Mill)
 Proses pembakaran raw meal menjadi klinker (Kiln)
 Penggilingan batubara
 Proses di cement mill
 Proses pengantongan semen.
5. Di PT Semen Tonasa unit V terdapat satu laboratorium yaitu laboratorium
quality control yang terdiri atas 3 ruangan yaitu :
 Ruangan Preparasi
 Ruangan Mix
 Ruangan X-Ray

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 29


5.2 Saran
Saran untuk penulisan makalah selanjutnya adalah untuk mendapatkan
informasi tentang PT Semen Tonasa sebaiknya mengambil sumber infomasi
langsung ke purusahaan tersebut.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 30


DAFTAR PUSTAKA

Taslim, Citra Metasari, 2013, Laporan Kerja Praktek, Teknik Kimia Universitas
Diponegoro.

Suryanto, Soleman May, 2013, Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Austin, G.T., 1998, Shreeve Chemical Process Industries Handbook 5th Edition,
McGraw Hill, Singapore.

KIMIA TERAPAN – PT SEMEN TONASA 31

Anda mungkin juga menyukai