PENDAHULUAN
Material yang telah keluar dari suspension preheater siap menjadi umpan
kiln dan diproses menjadi terak. Dimana terak tersebut kemudian didinginkan
dan dicampur dengan gypsum dengan perbandingan 95:5 dan selanjutnya
digiling dalam finish mill sehingga menjadi semen. Adanya sistem suspension
preheater akan menghilangkan kadar air dan mengurangi beban panas di kiln.
Keuntungan :
Rotary kiln yang digunakan relatif pendek.
Heat consumsion rendah yaitu sekitar 800-1000 kcal/kg terak semen sehingga
bahan bakar yang digunakan lebih sedikit.
Kapasitas produksi besar.
Biaya operasi rendah.
Kerugian :
Kadar air sangat mengganggu operasi karena material lengket pada inlet chute.
Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran preheater.
Campuran tepung baku kurang homogen.
Banyak debu yang dihasilkan sehingga membutuhkan alat penangkap debu.
b. Kualitas Batubara
Kualitas batubara berpengaruh pada proses pembakaran dalam tanurputar.
Batubara yang akan digiling, dipilih berdasarkan parameter sebagai berikut:
Niali kalor : 5.500 – 6.500 kcal/kg
Kadar abu : 15%
Fly ash : 34-45%
b. Penetapan Residu
Material yang dianalisa pada penetapan residu adalah raw mill dan
semen.Tujuan penetapan residu yaitu untuk mengetahui tingkat kekerasan pada
sampel.
Prosedur kerja :
Timbang sampel sebanyak 10 g.
Masukkan kedalam ayakan, kemudian masukkan ke dalam residu analiser,
tutup dan nyalakan timernya selama tiga menit.
Angkat kemudian timbang.
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan selama kegiatan praktek kerja
lapangan di PT. Tonasa Unit V ini adalah sebagai berikut :
1. Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat
hidrolis dan apabila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi
bahan yang mempunyai sifat perekat sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain
menjadi satu satuan massa yang padat.
2. Bahan baku pembuatan semen :
Bahan baku utama terdiri dari batu kapur dan tanah liat
Bahan baku koreksi terdiri dari pasir besi dan pasir silika
Bahan baku tambahan terdiri dari gypsum dan trass
3. Komposisi semen terdiri atas senyawa-senyawa utama (mineral-mineral
potensial) sebagai penyusun semen yang terbentuk dari keempat oksida utama,
yaitu : oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3) dan
okdsida besi (Fe2O3).
4. Proses pembuatan semen di PT. Semen Tonasa secara garis besar dibagi
menjadi 5 tahap yaitu :
Proses penyediaan bahan baku
Proses penggilingan bahan baku (Raw Mill)
Proses pembakaran raw meal menjadi klinker (Kiln)
Penggilingan batubara
Proses di cement mill
Proses pengantongan semen.
5. Di PT Semen Tonasa unit V terdapat satu laboratorium yaitu laboratorium
quality control yang terdiri atas 3 ruangan yaitu :
Ruangan Preparasi
Ruangan Mix
Ruangan X-Ray
Taslim, Citra Metasari, 2013, Laporan Kerja Praktek, Teknik Kimia Universitas
Diponegoro.
Austin, G.T., 1998, Shreeve Chemical Process Industries Handbook 5th Edition,
McGraw Hill, Singapore.