Anda di halaman 1dari 22

Ujian Tengah Semester

Rekayasa Sumber Daya Air


ANALISIS KARAKTERISTIK SUNGAI INDRAGIRI

Disusun Oleh:
Mardianti Alvionita
(051.0017.00064)

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Trihono Kadri, MS.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan paper ujian tengah semester tentang Analisis Karakteristik Sungai
Indragiri.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir.
Trihono Kadri, MS. selaku dosen mata kuliah Rekayasa Sumber Daya Air yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap tugas makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut Analisis Karakteristik Sungai Indragiri yang berlokasi
di daerah Riau sampai dengan Sumatera Barat.
Kami pun menyadari bahwa di dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan tugas makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-
kata yang kurang berkenan.

Jakarta,10 April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber dari kehidupan. Manusia pun juga memiliki
ketergantungan yang tinggi terhadap air. Terdapat sebuah ironi mengenai air. Walaupun
planet bumi merupakan planet yang berkelimpahan air, yaitu dua per tiga luasan bumi
tertutup oleh air, namun saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena
kelangkaan air. Indonesia ternyata juga mengalami permasalahan dengan air. Pada
beberapa daerah di Indonesiamulai muncul fenomena kelangkaan air bersih, terutama
di musim kemarau. Fenomena kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak
segera dilakukan penanganan yang serius, dan tentunya dapat menghambat
perkembangan wilayah. Munculnya fenomena inidisebabkan oleh adanya anggapan
bahwa air merupakan sumber daya yang dapat diperbarui, namun tidak disertai
kesadaran bahwa untuk dapat memperbarui diri, sumber-sumber air memerlukan
lingkungan yang kondusif. Kelangkaan ini lebih terasa pada daerah yang kekurangan
sumber air dan tidak terjangkau layanan dari pemerintah, sehingga masyarakat harus
berjuang sendiri mencukupi kebutuhannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bentuk DAS dan pola alirannya?
2. Jenis dan tipe sungai?
3. Fluktuasi debit, meliputi debit max, min, rerata atau karakteristik lain aliran sungai
(jika ada hidrograf alian)?
4. Meandering dan delta yng terjadi (sebab, akibat dan di lokasi mana)?
5. hitung besar debit kala ulang 10 tahunan unt sungai kecil atau 25 tahunan untuk
Sungai besar dengan tahapan?
a) Menentukan luas DAS dari peta sungai (google Map)
b) Analisis Frekuensi untuk menentukan hujan kala ulang dari data curah hujan
c) Koefisien pengaliran / tutupan lahan
d) Hitung debit kala ulang dengan menggunakan rumus rasional
6. Pemanfatan air sungai tersebut?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya Rekayasa Sumber Daya Air.
2. Pengaruh lingkungan sekitar dalam merekayasa sumber daya air.
3. Mengetahui lebih dalam tentang merekayasa sumber daya air.
4. Pemanfaatan sumber daya air.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuatnya.
BAB II
PEMBAHASAN SUNGAI INDRAGIRI

2.1 Bentuk DAS dan Pola Alirannya


Sungai Indragiri Terletak di Provinsi Riau dengan Panjang kurang lebih (550
km) dan kedalaman rata-rata 2-22 m, dimana untuk kedalaman minimum Sungai
Indragiri yaitu 2 meter, sedangkan untuk kedalaman maksimum yaitu 36 meter. Luas
Daerah Aliran Sungai Indragiri secara keseluruhan adalah seluas 25.819,61 km². Sungai
ini mengaliri tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas DAS
seluas 2.880 km², Kabupaten Indragiri Hulu dengan luas DAS seluas 6.154 km², dan
Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas DAS seluas 6.711 km², di Kabupaten Kuantan
Singingi sungai ini disebut juga dengan Batang Kuantan. Sungai Indragiri berhulu di
pegunungan Bukit Barisan (Danau Singkarak), Sungai Indragiri mempunyai tiga muara
ke Selat Berhala, yaitu di Desa sungai Belu, Desa Perigi Raja dan Kuala Enok.

Sungai Indragiri
Pola aliran Sungai Indragiri adalah pola pinate, yaitu pola aliran di mana muara-
muara anak sungainya membentuk sudut lancip.

Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju
outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang
diperlukan sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin
lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang dibutuhkan semakin lama sehingga
fluktuasi banjir semakin rendah. Bentuk DAS secara kuantitatif dapat diperkirakan
dengan menggunakan nilai nisbah memanjang atau (elongation ratio, Re) seperti pada
Tabel Klasifikasi Bentuk DAS.
Tabel Klasifikasi Bentuk DAS
No. Nilai Bentuk DAS Kelas Bentuk DAS
1 <0,5 Memanjang
2 >0,5 Membulat

Elongation ratio (Re) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
1
𝐴2
𝑅𝑒 = 1,129
𝐿
Dimana:
Re = Faktor bentuk
A = Luas DAS (km²)
L = Panjang sungai utama (km)
Bila kita menentukan bentuk DAS menggunakan rumus di atas, Sungai
Indragiri, dengan luas DAS 25819,61 km² dan panjang sungai 550 km, memperoleh
hasil 0,3298 yang artinya kurang dari 0,5 (<0,5), maka kelas bentuk DAS Indragiri
adalah memanjang.
Bila dilihat berdasarkan geografis pun Sungai Indragiri melewati pegunungan
yang berarti tipe bentuk DASnya adalah bentuk memanjang atau biasa juga dikenal
dengan bentuk bulu burung. Maksud dari memanjang atau bulu burung adalah saat
induk sungainya akan memanjang dengan anak-anak sungai langsung mengalir ke
induk sungai. Bentuk ini biasanya akan menyebabkan besar aliran banjir relatif lebih
kecil karena perjalanan banjir dari anak sungai itu berbeda-beda. Tapi biasanya banjir
berlangsung agak lama.

2.2 Jenis dan Tipe Sungai


Tipe atau jenis sungai terdiri dari beberapa klasifikasi, ada yang berdasarkan
jumlah aliran air, sumber airnya, dan sebagainya. Sungai Indragiri, jika dilihat
berdasarkan jumlah aliran airnya, termasuk sungai permanen yang berarti sungai yang
sepanjang tahun debit airnya tetap. Jika berdasarkan sumber airnya, Sungai Indragiri
termasuk sungai yang berasal dari mata air. Maksudnya adalah sungai ini biasanya
terletak di daerah di mana curah hujan terjadi sepanjang tahun dan daerah aliran sungai
ditutupi dengan vegetasi yang lebat atau padat.
2.3 Fluktuasi Debit; Meliputi Debit Max, Min, Rerata atau Karakteristik Lain Aliran
Sungai (jika ada Hidrograf Aliran)
Sungai Indragiri memiliki Fluktasi debit yang meliputi debit max, min, rerata
dengan data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan
Penataan Ruang (DINAS PUSDATARU) dari tahun 2003 – 2012 di stasiun curah hujan
Sijunjung:

Tahun Q (mᶟ/detik)
2003 15592,401
2004 16426,219
2005 11173,164
2006 17093,273
2007 15509,019
2008 16384,528
2009 9672,291
2010 13966,455
2011 15383,946
2012 20678,692
Max 20678,692
Rata-rata 15187,999
Min 9672,291

Dari data curah hujan di Stasiun Sijunjung diatas dapat diketahui bahwa pada
tahun 2003 – 2012 Sungai Indragiri memiliki debit maksimum sebesar 20678,692
m3/detik, debit minimum sebesar 9672,291 m3/detik, dan debit rata-rata sebesar
15187,999 m3/detik.
2.4 Meandering dan Delta yang Terjadi (Sebab, Akibat dan Lokasi)
Meander adalah aliran sungai yang berkelok-kelok. Kelok ini terbentuk karena
endapan yang muncul akibat dari daerah aliran yang cenderung datar yang terjadi akibat
mengikisnya tebing sungai bagian luar dan terendap di tebing sungai bagian dalam
sehingga kelokannya akan semakin tajam dan bisa jadi malah menembus aliran sungai
di kelokan bawahnya. Sementara delta adalah berupa endapan atau sedimentasi dari
sungai yang bermuara di laut atau di danau. Endapan ini terjadi karena lemahnya aliran
sungai dan pengaruh dari pertemuan dengan laut. Sehingga akan membentuk daratan
dan sungainya menjadi bercabang sebelum bertemu dengan laut.
Pembentukan meander di Sungai Indragiri terjadi akibat belokan-belokan
sungai yang bertambah lebar, sehingga pada waktu air pasang terdapat hubungan
langsung antara lingkaran yang satu dan lingkaran yang lain. Selama air pasang,
terjadilah pengikisan dan pemindahan material batuan di sepanjang lembah sungai.
Akibatnya ketika air surut terputuslah lingkaran-lingkaran dan terbentuklah cabang-
cabang yang mati, serta danau-danau dan payau-payau yang melengkung.

Delta adalah dataran di muara sungai-sungai besar dalam bentuk material lapuk
yang diangkut oleh sungai. Delta adalah bentukan yang muncul dari endapan lumpur
yang dibawa oleh aliran air. Delta adalah jenis sedimen yang secara teratur mengendap
di permukaan yang rata dan bertingkat sesuai dengan permukaan air.
Delta terbentuk perlahan dan menjadi daratan setelah beberapa tahun. Di
sepanjang sungai, sungai mengikis tanah dan pinggiran nya dengan lumpur, pasir, dan
batu. Semakin dekat sungai ke laut, semakin lambat mengalir di atas tanah yang miring.
Bahan yang dibawanya juga mengendap. Endapan pasir dan lumpur akhirnya
menumpuk, membentuk tanah baru yang disebut delta.
Pengertian lain yakni, delta adalah sedimen yang terbentuk di ujung sungai
dekat laut atau muara. Endapan ini berasal dari erosi yang dibawa oleh sungai dari hulu
ke hilir. Aliran air akan mengikis batuan di sekitarnya, kemudian diangkut dan akhirnya
mengendap. Sedimen yang diangkut bergerak sebagai sedimen tersuspensi mengikuti
aliran air.
Sedimen adalah muatan dasar atau air tanah yang bergerak berguling atau
bergeser di dasar sungai. Ada juga mekanisme pembentukan garam atau pembentukan
partikel di dasar sungai. Akumulasi material nantinya akan mengendap dan membentuk
delta sungai. Tetapi tidak semua sungai menghasilkan delta karena delta dapat terbentuk
jika memenuhi kondisi berikut:
• Kecepatan aliran sungai di muara rendah
• Material endapannya cukup banyak
• Laut di ujung muara ombaknya tenang
• Morfologi pantainya datar
• Aktivitas tektonik jarang terjadi
• Bahan sedimentasi tidak terpengaruh oleh aktivitas laut
Delta di Sungai Indragiri terletak di:
2.5 Menghitung Besar Debit Kala Ulang 10 Tahunan untuk Sungai Kecil dan 25
Tahunan untuk Sungai besar
a) Menentukan Luas DAS dari Peta Sungai (Google Map)
Berdasarkan peta dan data yang berasal dari google maps Sungai Indragiri
memiliki luas derah aliran Sungai Indragiri secara keseluruhan adalah seluas
25.819,61 km². Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun
2011 tentang Sungai Bab II Ruang Sungai Pasal 10 Sungai Indragiri termasuk
kedalam sungai besar, karena memiliki luas DAS lebih dari 500 km2 maka dari itu
untuk menghitung periode ulang debit Sungai Indragiri menggunakan periode ulang
25 tahunan.

b) Analisis Frekuensi untuk Menentukan Hujan Kala Ulang dari Data Curah
Hujan
Analisis Frekuensi bisa menggunakan metode Distribusi Gumbel, Log
Normal, Log-Person Tipe III, atau pun Normal dengan tujuan untuk analisis data
maksimum, misalnya untuk analisis frekuensi banjir.
➢ Standar Deviasi

σ(𝑋𝑖 − 𝑋)2
𝑆𝑑 = ඨ
𝑛−1
➢ Curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm/hari)
(𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)
𝑋𝑡 = 𝑋̅ + × 𝑆𝑑
𝑆𝑛
Dimana:
XT = Curah hujan rencana dalam periode ulang (T) tahun (mm/hari)
𝑋̅ = Curah hujan rata hasil pengamatan (mm/hari)
YT = Reduced variable, parameter Gumbel untuk periode T tahun

Analisis frekuensi data curah hujan:


Analisis Frekuensi Data Curah Hujan
Curah Hujan
Tahun Maksimum (𝑿𝒊 − 𝑿𝒓)𝟐 (𝑿𝒊 − 𝑿𝒓)𝟑 (𝑿𝒊 − 𝑿𝒓)𝟒
(mm)
2003 374,0 94,1 912,7 8852,9
2004 394,0 882 26198,1 778082,8
2005 268,0 9274 -893056,3 86001326,2
2006 410,0 2088 95444,0 4361790,5
2007 372,0 59 456,5 3515,3
2008 393,0 824 23639,9 678465,2
2009 232,0 17503 -2315685,3 306365160,8
2010 335,0 858 -25153,8 737005,1
2011 369,0 22 103,8 488,0
2012 496,0 17345 2284322,0 300845209,1
Jumlah 3643,0 48950 -802818 699779896
Xr 364,3 4895,0 -80281,8 69977989,6
Standar
Deviasi 73,7
(Sd)
Koefisien
Skewness 0,2780
(Cs)
Koefisien
Kurtosis 4,6936E+00
(Ck)
Koefisien
Variasi 0,2024
(Cv)
Dengan menganalisis data di atas kita dapat mengetahui metode yang akan
digunakan untuk mencari curah hujan rencana. Berikut ini adalah perbandingan
dari syarat-syarat distribusi dengan hasil perhitungan di atas:
Tabel Perbandingan Syarat Distribusi dengan Hasil Perhitungan

No. Jenis Distribusi Syarat Hasil Perhitungan

Cs ≤ 1,1396 0,2780 < 1,1396


1 Gumbel
Ck ≤ 5,4002 4,6936 < 5,4002
Cs = 3 Cv + Cv2
2 Log Normal 0,2780 < 0,8325
Cs = 0,8325
Log-Person Tipe
3 Cs ≈ 0 0,2780 > 0
III
4 Normal Cs = 0 0,2780 ≠ 0
Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan dan syarat di atas, maka dapat
dipilih jenis distribusi yang memenuhi syarat, yaitu Distribusi Gumbel.
Untuk mencari Yt, Yn, dan Sn dapat menggunakan table dari metode
Gumbel atau dengan hitung manual. Langkah-langkah perhitungan curah hujan
rencana dengan Metode Gumbel adalah sebagai berikut:
➢ Perhitungan reduced variate

Keterangan:
Yt = Nilai reduksi variat
T = Periode ulang

➢ Penentuan koreksi rata-rata (reduced mean).

Keterangan:
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
n = Banyak data
m = Urutan data (1,2,3,…nᵢ)
➢ Nilai rata-rata reduced mean (YN) dapat ditentukan dengan rumus:
𝛴𝑌𝑛
𝑌𝑁 =
𝑛
Keterangan:
YN = Nilai rata-rata Yn
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
N = Jumlah data

➢ Nilai koreksi simpangan (reduced standard deviation) ditentukan dengan


rumus:

Keterangan:
Sn = Standar deviasi dari reduksi variat
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
YN = Nilai rata-rata Yn
N = Jumlah data
Maka dari berdasarkan rumus diatas didapat Yn, Sn, dan Yt didapat nilai:
Maka untuk perhitungan curah hujan rencana dalam periode ulang 25 tahun
(mm/hari) didapat:

Periode Ulang tahun Curah Hujan Harian (X25) mm


25 563,4697

Maka dari perhitungan diatas dapat mengetahui curah hujan kala ulang 25
tahunan untuk sungai Indragiri sebesar 563,4697 mm.

c) Koefisien Pengaliran / Tutupan Lahan


Kerapatan aliran atau timbunan aliran permukaan merupakan panjang aliran
sungai per kilometer persegi luas DAS (jumlah seluruh panjang alur sungai dalam
luas DAS). Kerapatan aliran dapat dituliskan menggunakan persamaan:
𝐿
𝐷𝑑 =
𝐴
Keterangan:
Dd = Kerapatan Aliran (km/km2)
L = Jumlah Panjang Alur (km)
A = Luas satuan pemetaan (km2)
Selain karakteristik DAS seperti yang disebutkan di atas, penggunaan lahan
dan curah hujan merupakan karakteristik DAS yang tidak kalah pentingnya.
Penggunaan lahan dan curah hujan memang tidak terkait dengan morfometri DAS,
namun dalam kajian tentang banjir dengan menggunakan DAS sebagai unit
analisis, keduanya merupakan faktor yang sangat penting.
Semakin besar nilai kerapatan aliran semakin baik sistem pengaliran
sehingga semakin besar air larian total (infiltrasi kecil) dan semakin kecil air tanah
yang tersimpan. Kerapatan aliran mempunyai hubungan dengan perilaku laju air
larian, jumlah total air larian, dan jumlah air tanah yang tersimpan.
Klasifikasi kerapatan aliran dilakukan dengan mempertimbangkan
besarnya rasio antara panjang sungai dengan luas DAS. Menurut Linsley (1979)
Kelas kerapatan aliran terdiri dari 4 yaitu:
i. Kelas tinggi adalah dengan nilai Dd < 1,6 km/km2.
ii. Kelas sedang dengan nilai Dd (> 1,6 – < 3,2) km/km2.
iii. Kelas Rendah dengan nilai Dd (> 3,2 – < 8) km/km2.
iv. Kelas sangat rendah dengan nilai Dd > 8 km/km2.
Perhitungan kerapatan aliran:
Diketahui:

Panjang Sungai (L)


550
(Km)

Luas (A) (Km²) 25819,61

Maka dapat dihitung dengan rumus kerapatan aliran:

Kerapatan Aliran (Dd)

Dd
0,021302
(Km/Km²)

Maka dari perhitungan diatas nilai rerapatan Aliran (Dd) untuk Sungai
Indragiri 0,021302 km/km2, dengan begitu dapat diklasifikan berdasarkan Linsley
(1979) bahwa nilai Kerapatan Aliran (Dd) termasuk kelas tinggi karna nilai Dd <
1,6 km/km2.

d) Menghitung Debit Kala Ulang dengan Menggunakan Rumus Rasional


Rumus:
𝑄 = 0,278 × 𝐶 × 𝐿 × 𝐴
Dimana:
Q : Debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C : Angka pengaliran (tanpa dimensi).
A : Luas daerah pengaliran (Km²).
I : Intensitas curah hujan (mm/jam).
Metode Rasional di atas dikembangkan berdasarkan asumsi sebagai berikut:
1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh daerah
pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (t.) daerah
pengaliran.
2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan.
3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah tetap untuk
berbagai periode ulang.
Kemiringan DAS/ Watershed Slope (S)
𝛥𝐸
𝑆 =
𝐿
Keterangan:
Beda elevasi (∆E) : Ketinggian dari tingkat perubahan elevasi dalam jarak
tertentu sepanjang arah aliran utama.
Panjang Sungai (L) : Panjang sungai yang ditinjau

Menghitung waktu konsentrasi (tc)


0,835
0,87 × 𝐿2
𝑡𝑐 = ( )
1000 × 𝑆

Keterangan:
Tc : Waktu konsentrasi (jam)
L : Panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)
S : Kemiringan rata-rata daerah lintasan air
Waktu kosentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi 2
komponen yaitu:
𝑡𝑐 = 𝑡ₒ + 𝑡d (menit)

Dengan:
2 𝑛
𝑡ₒ = × 3,28 × 𝐿 ×
3 √𝑠

𝐿𝑠
𝑡𝑑 = (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
60 × 𝑣

Keterangan:
n = Angka kekasaran permukaan lahan.
S = Kemiringan lahan.
L = Panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m).
Ls = Panjang lintasan aliran di dalam saluran atau sungai (m).
Table angka kekasaran permukaan lahan (n)

Koefisien pengaliran (c) untuk Rumus Rasional


Rumus intensitas hujan dengan Metode Mononobe:

𝑋𝑡𝑟 24 2
𝐼= × ( )3
24 𝑡𝑐

Keterangan:
I = intensitas hujan (mm/jam).
X24 = hujan harian (mm).
tc = waktu konsentrasi (jam).

Maka dari rumus rumus diatas kita dapat menghitung debit periode ulang 25 tahun
(Q25):
Diketahui: ∆E = 100 m – 30 m =70 m
L = 550 km = 550000 m
X25 = 563,4697 mm
C = 0,70 (pinggiran - curam)
n = 0,8 (kondisi hutan dan semak belukar).
Luas DAS (A) = 25819,61 km2
Maka dari data diatas mendapatkan hasil sebagai berikut:
• Kemiringan tanah (s) (m)

Kemiringan Tanah (s) (m) 0,000127

• Waktu kosentrasi (tc) (jam)

Waktu Konsentrasi (tc) (jam) 270,0667

• Intensitas hujan (I) (mm/jam)

Intensitas Hujan (mm/jam) 4,6754

• Debit periode ulang 25 tahun dengan Rumus Rasional (Q25) (m3/detik):

Debit (mᶟ/detik)

Q₂₅ 23491,5651
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa Sungai Indragiri memiliki kemiringan
tanah sebesar 0,000127 m, memiliki waktu kosentrasi curah hujan (tc) 270,0667 jam,
memiliki waktu intensitas hujan (I) 4,6754 mm/jam dengan begitu dapat diketahui
besaran debit periode ulang 25 tahunan dengan rumus rasional (Q25) sebesar
23491,5651 m3/detik.

2.6 Pemanfaatan Air Sungai Indragiri


Sungai Indragiri memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi
perkembangan Provinsi Riau, terutama Kabupaten Indragiri Hilir. Sungai Indragiri
yang mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
masyarakat yang tinggal di daerah yang dialiri Sungai Indragiri, sehingga harus dijaga
kelestarian dan fungsi sungai tersebut.
Sungai Indragiri tersebut dulunya menjadi sumber air dan sumber mata
pencarian warga sekitar yang berprofesi sebagai nelayan. Tetapi sekarang, dengan
kondisi air sungainya yang keruh, warga tidak bisa lagi memanfaatkan air Sungai
Indragiri tersebut. Rusak dan tercemarnya sungai tersebut tentunya tidak terlepas akibat
pembiaran pihak pemerintah daerah dalam hal ini instansi dan institusi terkait.
Jika dilihat dari permasalahan warga sekitar dan penjelasannya maka bisa di
katakan bahwa Sungai Indragiri dapat di manfaatkan sebagai tempat untuk
pertambangan emas. Tetapi, pemanfaatan ini sangat berdampak buruk untuk warga
sekitar dan Perusahaan Air Minum yang menggunakan air baku dari Sungai Indragiri.
BAB III
KESIMPULAN

Sungai Indragiri yang mempunyai luas DAS secara keseluruhan adalah 25.819,61 km²
mempunyai pola aliran yang disebut pola pinate, yaitu pola aliran di mana muara-muara anak
sungainya membentuk sudut lancip dan bentuk DAS memanjang atau biasa di sebut juga
dengan Bulu Burung. Sungai Indragiri termasuk sungai yang berasal dari mata air dan juga
termasuk sungai yang sepanjang tahun debit airnya tetap.
Berdasarkan data curah hujan yang di tinjau dari Stasiun Sijunjung (salah satu stasiun
Sungai Indragiri) dapat diketahui bahwa pada tahun 2003 – 2012 Sungai Indragiri memiliki
debit maksimum sebesar 20678,692 m3/detik, debit minimum sebesar 9672,291 m3/detik, dan
debit rata-rata sebesar 15187,999 m3/detik.
Terjadi pembentukan meander di beberapa titik lokasi Sungai Indragiri yang
diakibatkan oleh belokan-belokan sungai yang bertambah lebar, sehingga pada waktu air
pasang terdapat hubungan langsung antara lingkaran yang satu dan lingkaran yang lain. Untuk
terjadinya delta sendiri biasanya tedapat di hilir sungai, begitu pula dengan Sungai Indragiri.
Analisis frekuensi curah hujan di Sungai Indragiri sendiri menggunakan metode
gumbel setelah dibandingkan hasil perhitungan Cs dan Ck dengan persyaratan dari metode-
metode yang ada. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui periode ulang curah hujan 25
tahun dari sungai tersebut, hasil dari pehitungan itu adalah 563,4697 mm. Dari data curah hujan
di Stasiun Sijunjung tersebut kita juga dapat mengetahui kerapatan aliran (Dd) Sungai
Indragiri, yaitu 0,021302 Km/Km² dan dapat diketahui juga debit kala ulang 25 tahun (Q₂₅)
sungai, yaitu 23491,5651 m3/detik dengan kemiringan tanah 0,000127 m, waktu konsentrasi
270,0667 jam, serta intensitas hujan 4,6754 mm/jam.
Pemanfaatan air Sungai Indragiri yang utama adalah sebagai sumber air untuk warga
sekitarnya. Tetapi, menurut kabar sungai tersebut sekarang ini digunakan juga sebagai tempat
pertambangan emas, yang sangat merugikan warga sekitar karna menyebabkan tercemarnya
air sungai. Sebelum air Sungai Indragiri tercemar, Perusahaan Air Minum (PAM) menjadikan
ais Sungai Indragiri sebagai sumber air utamanya.
DAFTAR PUSTAKA

http://antologi.upi.edu/file/Evaluasi_Pemanfaatan_Sempadan_Sungai_Indragiri_di_Kabupate
n_Indragiri_hilir_Propinsi_Riau.pdf
https://rumusguru.com/delta-sungai/
https://rumusguru.com/tipe-tipe-sungai/
https://www.google.com/maps/search/lokasi+meandering+sungai+indragiri/@0.4663625,101
.038213,401291m/data=!3m2!1e3!4b1?hl=id
https://media.neliti.com/media/publications/204996-kesesuaian-model-hidrograf-satuan-
sintet.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai
https://psda.sumbarprov.go.id/details/hujan
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:AMH-5140-
NA_Map_of_the_Rokan_and_Indragiri_rivers.jpg
https://rimbakita.com/daerah-aliran-sungai/
http://rangkuman-materi-kuliah-ku.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-pengelolaan-
sungai.html
https://brainly.co.id/tugas/2494537
https://www.academia.edu/7635774/TUGAS_REKAYASA_SUMBER_DAYA_AIR_print?a
uto=download
https://classroom.google.com/u/0/c/NTM4ODMwMjQyNTFa
https://www.goriau.com/berita/baca/air-sungai-indragiri-yang-dulunya-bening-berobah-jadi-
keruh-dan-kumuh-pemerintah-kuansing-dan-inhu-harus-bertanggung-jawab.html
https://www.riauonline.co.id/riau/read/2019/11/02/air-sungai-kuantan-keruh-tercemar-
limbah-tambang-emas-liar

Anda mungkin juga menyukai