Anda di halaman 1dari 26

1

2. MENENTUKAN SUMBER DAN


KATEGORI
BAHAYA TIMBULAN LIMBAH B3
2
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN PENANGGUNG JAWAB
3 PENGELOLA LIMBAH B3
NO KOMPETENSI LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN

1. Mengidentifikasi 1.1 Melakukan identifikasi Material Safety Data


limbah sesuai dengan Sheets (MSDS) bahan baku dan bahan
sumber dan kategori penolong berdasarkan kategori bahaya.
bahaya limbah B3
1.2 Melakukan Pengelompokan Limbah B3
berdasarkan bahan yang digunakan dalam
proses sesuai MSDS.

2. Memetakan kategori 2.1 Menyusun Peta resiko pencemaran setiap jenis


dan sumber bahaya kegiatan dalam proses produksi dan proses
dalam pengendalian pendukungnya berdasarkan sumber dan
limbah B3 kategori bahaya limbah B3.
2.2 Menyusun Tanggap darurat penanganan
limbah B3.
4

NO KOMPETENSI LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN

3. Melaporkan hasil 1. Menyusun Hasil kegiatan analisis sumber


kegiatan analisis dan kategori bahaya timbulan limbah
sumber dan kategori B3.
bahaya timbulan 2. Mengkomunikasikan Laporan hasil
limbah B3 kegiatan analisis sumber dan kategori
bahaya timbulan limbah B3 sesuai
prosedur.
5 Batasan variable
 Penginventarisasian MSDS bahan baku dan bahan penolong.
 Pengelompokkan bahan dan limbah B3 sesuai dengan
sumber dan kategori bahaya.
 Simbol limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan
karakteristik limbah B3 sesuai Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2013.
 Label limbah B3 adalah keterangan mengenai limbah B3
yang berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai
penghasil limbah B3, alamat penghasil limbah B3, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3 sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
14 tahun 2013.
 Pengertian MSDS adalah lembar petunjuk yang berisi
6 informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis
bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan
khusus dalam keadaan darurat dan informasi lain yang
diperlukan sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87
tahun 2009
 Sistem Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian
keadaan darurat yang meliputi pencegahan,
kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan serta
pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kejadian
kecelakaan Pengelolaan Limbah B3 sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014.
 Peta resiko adalah penyusunan risiko berdasarkan
kelompok- kelompok tertentu sehingga dapat diidentifikasi
karakter dari masing-masing risiko dan menetapkan
tindakan yang sesuai terhadap masing-masing risiko
tersebut.
7 Peraturan yang diperlukan
 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 03 tahun 2008 tentang tata cara dan
pemberian simbol dan label B3
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 14 tahun 2013 tentang symbol dan label
limbah bahan berbahaya dan beracun.
8 ASPEK KRITIS

 Ketelitian dan kecermatan dalam


mengelompokan limbah B3 berdasarkan
sumber dan kategori bahaya
 Ketelitian dan kecermatan dalam menentukan
peta resiko pencemaran setiap jenis kegiatan
dalam proses produksi dan proses
pendukungnya
9

Bagaimana cara Agar kita mempunyai


kompetensi di bidang
melaksanakan tersebut sesuai unit
beberapa poin kompetensi atau elemen
tersebut di atas ? kompetensinya
10 Melakukan Identifikasi MSDS Bahan Baku
dan Bahan Penolong Berdasarkan Kategori
Bahaya
Pengertian MSDS adalah lembar petunjuk yang
berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika,
kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara
penanganan, tindakan khusus dalam keadaan
darurat dan informasi lain yang diperlukan
sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87
tahun 2009
11 Informasi umum yang harus ada
dalam MSDS
 Produk Identitas Perusahaan yang Sesuai
Penjelasan pertama ini berguna untuk memberitahukan
nama produk dan identitas perusahaan yang melakukan
kegiatan produksi. Nama produk pasti lebih dikenal oleh
mayoritas konsumen, sedangkan identitas perusahaan
harus menyertakan nama, alamat, kontak yang bisa
dihubungi, serta tanggal pembuatan dokumen MSDS
12 Komposisi Kandungan Bahan

Produk yang akan diproduksi harus


memiliki penjelasan terkait deskripsi jenis,
sifat, identitas, dan konsentrasi bahan
penyusun. Hal tersebut harus
memiliki Chemical Abstracts Service (CAS)
yang jelas dan presentase komposisi
batas maksimal yang diperbolehkan.
13 Identifikasi Bahaya
 Segala informasi tentang gejala dan akibat kepada
tubuh bila bersentuhan dengan zat tertentu seperti:
terkena paparan berlebihan, kontak mata dan kulit,
terhirup, harus dipertimbangkan
 Sejauh ini label yang biasa terkandung dalam MSDS
menjadi empat bagian, yakni skala bahaya
kesehatan, skala bahaya kemudahan terbakar,
skala bahaya reaktivitas, dan skala bahaya khusus
lainnya
14 Tindakan Pertolongan Pertama
Pada bagian penjelasan tersebut
digambarkan cara tindakan pertama
saat terjadi kontaminasi, paparan ketika
terhirup gas beracun, atau mata dan kulit
terkenan bahan kimia lainnya.
15
16

Contoh MSDS
Simbol Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
17
sesuai dengan PermenLH no no 3 tahun 2008

Contoh Simbol Kemasan B3

Mudah Meledak Mudah Oksidator


Menyala/Terbak
ar

Korosif Beracun Mengganggu


Pernafasan,
Pemicu Kamker

Pemicu Iritasi Gas Pencemar


Bertekanan Lingkungan
18
19

Sumber : Iyan Suwargana, KLHK


20 1.2. Melakukan Pengelompokan Limbah B3 Berdasarkan
Bahan yang Digunakan Dalam Proses Sesuai MSDS

NO JENIS LIMBAH B3 KARAKTERISTIK SESUAI MSDS


1. Sludge dari IPAL Beracun

Dst.

NO JENIS LIMBAH B3 KARAKTERISTIK SESUAI MSDS

1. Oli Bekas dari Genset Beracun

2. Oli Bekas dari Mesin Kendaraan Beracun

Dst.
Memahami Kodefikasi Limbah B3

Kode Limbah A102d Kode Limbah B337-1


 “Aki atau Baterai Bekas”  “Kemasan produk farmasi”
 “A”Limbah Kategori I  “B” Limbah Kategori II
 Limbah Bersifat Kronis
 Limbah bersifat akut
 B3XX-X  Tabel 3 Lampiran
 A1XX-X  Tabel 1 Lampiran 1 (Daftar LB3 dari Sumber
I PP (Daftar LB3 dari Sumber Spesifik Umum)
TIDAK Spesifik)  BX37-X  nomor urut
kegiatan usaha “Rumah
 02d  menunjukkan urutan sakit dan fasilitas pelayanan
di Tabel 1 kesehatan”
2.1. Menyusun Peta Resiko Pencemaran Setiap Jenis Kegiatan dalam Proses
22 Produksi dan Proses Pendukungnya Berdasarkan Sumber dan Kategori
Bahaya Limbah B3

JENIS KEGIATAN DALAM PROSES JENIS LIMBAH KATEGORI BAHAYA


PRODUKSI

1. Pengolahan Air Limbah di IPAL Sludge dari IPAL 2

dst.
Melaporkan hasil kegiatan analisis sumber dan kategori bahaya timbulan
limbah
23 B3

1. Menyusun laporan hasil kegiatan analisis sumber dan kategori bahaya timbulan
limbah B3.
misal: jika pihak pabrik telah punya format baku untuk pembuatan laporan, maka
ikuti sesuai dengan format yang telah ditentukan perusahaan.

2. Mengkomunikasikan laporan hasil kegiatan analisis sumber dan kategori bahaya


timbulan limbah B3 sesuai prosedur.
misal: pihak perusahaan mewajibkan laporan dipresentasikan kepada atasan,
maka harus dilakukan presentasi atau pemaparan kepada atasan
24
Contoh Format Laporan

Hingga saat ini belum ada format baku untuk format laporan hasil kegiatan
analisis sumber dan kategori bahaya timbulan limbah B3
Jika sudah ada format baku dari perusahaan gunakan saja format tersebut.
Contoh format laporan untuk hasil kegiatan analisis sumber dan kategori
bahaya timbulan limbah B3, sbb:

I. Tujuan Menentukan Sumber dan Kategori Bahaya Timbulan Limbah B3


II. Gambaran umum proses produksi
III. Hasil Identifikasi Limbah Sesuai Sumber dan Kategori Bahaya Limbah B3
IV. Peta Kategori dan Sumber Bahaya Dalam Pengendalian Limbah B3
V. Analisis
VI. Kesimpulan
25 Latihan :
1.Lihat dan buat MSDS dari bahan baku atau bahan penolong (zat kimia
yang dianggap berbahaya)

2. Buat pengelompokan limbah B3 berdasar bahan yang digunakan (MSDS)

3. Buat Peta resiko pencemaran setiap jenis kegiatan dalam proses produksi
dan proses pendukungnya berdasarkan sumber dan kategori bahaya
limbah B3

4. Buat SOP Tanggap darurat (contoh mengacu pada peta resiko


pencemaran yang telah dibuat)
Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti – sifat keras hati, picik,
angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut
hati dan sabar

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai