Anda di halaman 1dari 20

TRI ANGGA BAYU PUTRA (D621 15 011) NUR HIKMAH (D621 16 001)

MECKY MANTUNG (D621 15 013) WAHYUNI (D621 16 007)

KHAIRUL MUH CHAL ALIF (D621 15 019) YUNITA SRI SUTARNI DAPO (D621 16 009)

ULIYANA (D621 15 023) GIOVANNI SA’ PANG TANGDIBALI (D621 16 303)

MONIKA SROYER (D621 15 701) WAHYU PRAMANA MARASABESSY (D621 16 507)


Proses pembakaran yang menghasilkan gas buang berbahaya jika dimanfaatkan
secara jeli pada kondisi suhu tinggi dan cukup oksigen dapat men scrubbing gas-gas
tercemar atau buangan. Proses tersebut secara garis besar dilakukan pada wet Scrubbing.
Scrubbing basah (wet Scrubbing) dijelaskan sebagai perangkat pemindah polutan dari
pipa pembuangan gas atau dari aliran gas. Pada scrubber basah ini, aliran gas yang
tercemar dibawa ke dalam kontak dengan berbagai cara semisal menggunakan cairan
penggosok, penyemprotan cairan, melalui “kolam” cairan, serta beberapa metode
kontak lainnya yang berguna untuk membersihkan polutan. Wetscrubber yang
membuang polutan gas disebut absorben. Kontak gas-liquid yang baik sangat penting
untuk menghasilkan efisiensi pembuangan yang tinggi pada absorber. Sejumlah desain
wetscrubber digunakan untuk membuang polutan gas, dengan packed tower dan plate
tower menjadi yang umum digunakan.
1
Sistem scrubber merupakan sekelompok perangkat pengontrol polusi udara yang digunakan
untuk memindahkan partikulat-partikulat (material berbentuk padat yang tersuspensi dalam gas) dan
gas dari aliran buangan industri.scrubber sendiri secara tradisional telah dikenal sebagai perangkat
pengontrol polusi yang menggunakan cairan sebagai “pencuci” polutan yang tidak diinginkan yang
berasal dari aliran gas. Pada sekarang ini istilah tersebut juga digunakan untuk mendeskripsikan
sistem yang memasukkan reagen kering atau cairan padat ke dalam aliran gas pembuangan kotor
guna membersihkan gas asam.
Scrubber menjadi salah satu perangkat utama pengontrol emisi gas terutama asam yang juga
dapat digunakan sebagai pemulih panas dari gas panas oleh kondensasi gas buang yang disebut juga
“scrubber kondensasi”. Dalam mode ini, air dari saluran pembuanganscrubber disirkulasikan melalui
pendingin ke nozel pada puncakscrubber. Gas panas masuk melaluiscrubber pada bagian bawah. Jika
suhu gas di atas titik embun air, pendinginan dapat melalui penguapan tetes air. Selanjutnya uap air
pendingin akan menyingkat sehingga perlu menambah sirkulasi air.
2
A. Prinsip Dasar Wetscrubber
Sistemscrubber adalah kumpulan berbagai macam alat kendali polusi udara yang dapat
digunakan untuk membuang partikel dan/atau gas dari arus gas keluaran industri.
Dahulu,scrubber berkaitan dengan peralatan kontrol polusi yang menggunakan likuid untuk
mencuci polutan yang tidak diinginkan dari arus gas. Saat ini, istilahscrubber juga digunakan
untuk menggambarkan sistem yang menyuntikkan atau memasukkan bahan aktif kering atau
liquid ke dalam arus gas kotor untuk mencuci gas asam.scrubber adalah salah satu peralatan
pokok yang mengontrol emisi gas, terutama gas asam.
Wetscrubber adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan variasi alat yang
menggunakan liquid untuk membuang polutan. Pada wetscrubber, arus gas kotor dibawa menuju
kontak dengan liquid pencuci dengan cara menyemprotkan, mengalirkannya atau dengan
metode kontak lainnya. Tentu saja desain dari alat kontrol polusi udara (termasuk wetscrubber)
tergantung pada kondisi proses industri dan sifat alami polutan udara yang bersangkutan.
3
Pada wetscrubber,
Wetscrubber flue gas
memiliki
didinginkan,
kemampuan untuk
menghasilkan
mengatasi
temperatur dan kebutuhan ukuran
kelembapan peralatan yang
tinggi. lebih kecil secara
keseluruhan
Beberapa keunggulan wetscrubber

Wetscrubber dapat
membuang baik Wetscrubber dapat
polutan gas menetralkan gas
maupun partikel yang korosif.
padat.

4
5
B. Klasifikasi Wet Scrubber

Perbedaan yang signifikan antara Wetscrubber dengan Dryscrubber adalah

adanya fluida cair pada aplikasi kerjanya, fluida cair yang umum digunakan pada

wetscrubber adalah air. Kelebihan khusus dari penambahan fluida ini adalah

pengontrolannya terhadap gas dapat larut seperti SOx dan NOx, yang pada

dryscrubber emisi ini tidak dapat dikontrol dengan baik oleh sistem tersebut.

Kelebihan lainnya adalah sebagai pengendali temperatur, dikarenakan pada

prosesnya terjadi penggabungan antara 2 jenis fluida dengan perbedaan

temperatur yang signifikan.

6
Klasifikasi dari tipe Wetscrubber ini cukup banyak, beberapa dari
pembagiannya diantaranya:

1. Spray Tower
Tipe paling sederhana dari wetscrubber adalah spray tower,
partikel yang ikut mengalir bersama aliran gas disemprot dengan air
menggunakan nozzle. konstruksi tipe ini bisa ditempatkan secara
horizontal atau vertikal. Berikut ini contoh dari spray tower dengan
pemasangan secara vertikal.

Efisiensi filtrasi partikel untuk tipe ini berdasarkan ukuran


partikel yang ada pada aliran gas. Untuk ukuran partikel > 5μm bisa
mencapai 90%, 3-5μm antara 60-80%, dan < 3μm dibawah 50%.
Sistem ini memiliki aplikasi L/G ratio sekitar 20 gal/ 1000 ft3 dengan
aliran gas yang mengalir sekitar 1-47 m3/s atau (1500 – 100.000

Gambar 2.1 Spray Tower cfm).


7
2. Cyclonic Spray Perbedaan antara Cyclonic Spray dengan Spray Tower
adalah dari segi konstruksi pada bagian aliran udara
masuk kescrubber. Cyclonic Spray memiliki konstruksi
bagian inlet gas yang dibuat pada posisi tangensial
terhadap silinderscrubber sehingga gas yang masuk akan
mengalami aliran turbulen sehingga alirannya akan
bersinggungan dengan dinding silinderscrubber. Hal ini
mengakibatkan gas yang mengalir bertambah kecepatan
alirannya. Sedangkan air yang disemprotkan berasal dari
nozzle yang ditempatkan pada bagian tengah atas
konstruksi inlet atau dari pipa yang ditempatkan
ditengah sepanjangscrubber.

8
3. Dynamic Srubber
Dynamic scrubber atau sering disebut dengan Mechanically-Aidedscrubber atau Disintegrator scrubber
memiliki rotor pada konstruksinya yang fungsinya untuk mengarahkan aliran gas serta partikel hasil filtrasi.

Gambar 2.3 Mechanically Induced Sprayscrubber Gambar 2.3 Mechanically Induced Sprayscrubber

9
4. Tray Tower

Tray Towerscrubber atau Plate Tower Scrubber

merupakan scrubber vertikal yang dilengapi

dengan beberapa pelat berlubang yang

ditempatkan secara horizontal pada bagian

dalamnya. Gas yang mengalir dari bagian bawah

scrubber akan melintas dari lubang-lubang yang

ada pada setiap pelat yang digenangi oleh aliran

air yang mengalir dari bagian atas scrubber.

Gambar 2.5 Tray Tower Berikut gambar dari Tray Tower.


10
5. Ventury Scrubber

Pada tipe ini konstruksinya mengalami pengecilan


diameter lalu pembesaran kembali. Bagian yang
memiliki diameter terkecil disebut throat, dengan
adanya throat aliran gas akan mengalami proses
pencekikan, sehingga akan terjadi tumpukan partikel
pada bagian tersebut.. Aliran air ditempatkan untuk
menggenangi dan mengalir melalui throat seperti
diperlihatkan pada gambar.
Kecepatan aliran gas dengan kondisi pencekikan
pada bagian throat menghasilkan efisiensi tinggi pada
tipe ini yaitu antara 70-99% untuk partikel berukuran >
1μm tetapi hanya > 50% untuk ukuran partikel sub
mikron.
Gambar 2.6 Venturyscrubber
11
6. Orifice Scrubber
Pada Orifice scrubber gas yang mengalir melewati
genangan air, sehinngga partikel akan mengendap
sedangkan untuk partikel berukuran lebih kecil pada
kondisi basah partikel akan melekat dan jatuh pada
pelat penghantar dan mengalir kembali ke genangan
air. Beberapa tipe dirancang dengan pelat penghantar
yang dapat disetel kemiringannya agar kecepatan
aliran partikel dapat dikendalikan. Untuk membuang
endapan sistem ini menggunakan proses mekanik
yang dibuat pada bagian bawah genangan air.
Endapan tersebut dibuang dengan penghantar yang
aplikasinya seperti conveyor ke bagian luarscrubber.
Tipe ini mampu menampung aliran gas diatas 50.000
Gambar 2.7 Orifice scrubber cm.
12
C. Prinsip Kerja Wet Scrubber

Efisiensi pengumpulan partikel pada Wet scrubber lebih baik dibandingkan Dryscrubber,
karena Wetscrubber mampu menangkap partikel dengan ukuran yang lebih kecil serta
mampu mengikat emisi dalam bentuk gas. Pada Wet scrubber prinsip kerjanya adalah
dengan mengalirkan fluida cair pada aliran gas, sehingga gas yang mengalir akan difiltrasi
oleh fluida cair tersebut. Beberapa cara yang ada pada Wet scrubber untuk sistem distribusi
fluida cair diantaranya adalah dengan proses atomizing, proses ini mengatomisasi fluida cair
menjadi partikel-partikel yang didistribusikan dalam jumlah banyak sehingga sistem filtrasi
terjadi secara merata. Terdapat 3 tipe berdasarkan arah aliran gas dan air yang bersiklus
yaitu Countercurrent, Crosscurrent, dan Cocurrent.
Cara lain adalah dengan mengalirkan gas melalui genangan fluida cair, dengan proses ini
partikel akan melekat dan mengendap pada genangan air. Berikut gambaran dari proses
kerja Wet scrubber.

13
14
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Wet Scrubber
D. Performasi Wet Scrubber

Pencapaian target performansi (unjuk kerja) merupakan hal utama dibuatnya suatu instalasi. Untuk
mendapatkan nilai performansi pada aplikasi scrubber terdapat beberapa hal yang menjadi tinjauan utama,
analisa tersebut meliputi:

1. Perbandingan Air dengan Gas 2. Kecepatan dan Tekanan

Adalah perbandingan antara volume cairan Kecepatan dan tekanan fluida, dengan meningkatkan
yang diinjeksikan ke scrubber dengan kecepatan antara aliran gas dan tetesan cairan
volume gas yang mengalir pada Srubber. L/G mengakibatkan pertambahan kecepatan terhadap
ratio maksimum untuk tiap tipe beraneka gerakan partikel. Dikarenakan filtrasi terjadi secara
ragam, sehingga komponen ini dapat
impact, sehingga faktor tersebut akan menambah
digunakan untuk pemilihan tipescrubber
efisiensi persatuan waktu. Beberapa cara yang dapat
yang harus dipasang pada instalasi yang
dilakukan untuk mempengaruhi kecepatan aliran
menggunakannya.
diantaranya memperkecil dimensi penampang aliran
atau menginjeksikan fluida secara berlawanan arah. 15
3. Jumlah dan ukuran partikel yang didistribusikan

Jumlah dan ukuran partikel yang didistribusikan pada gas menentukan kemampuan
filtrasi dari scrubber. Kemampuan scrubber untuk mengurangi jumlah partikel pada
bagian keluaran adalah dasar penentuan efisiensi dariscrubber. Jumlah partikel yang
dimuat pada aliran gas akan menentukan L/G ratio, sebab semakin banyak partikel
yang dimuat maka cairan yang harus didistribusikan juga harus ditambahkan
volumenya.

4. Temperatur dan kelembaban

Temperatur dan kelembaban pada proses selain untuk menentukan kondisi fluida
juga untuk menentukan material serta konstruksi yang akan digunakan
padascrubber.

16
5. Waktu filtrasi

Waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk memfiltrasi gas sangat menentukan
dimana semakin lama waktu tersebut maka efisiensi filtrasi serta dampak lain
yang terjadi seperti penurunan temperatur gas akan semakin tinggi.

6. Ukuran tetesan air distribusi

Ukuran tetesan air distribusi yang berukuran kecil dengan laju yang sama
akan sangat baik untuk sistem filtrasi dikarenakan dengan kondisi dimensi
scrubber yang sama tetesan cairan yang berukuran lebih kecil dapat
didistribusikan secara merata dan jumlahnya juga menjadi relatif lebih
banyak. Ukuran tetesan ini ditentukan oleh nozzle yang digunakan serta
fasilitas pendukung dari distribusi air itu sendiri.

17
E. Fungsi Scrubber

Scrubber yang fungsinya sebagai perangkat pengontrol polusi udara bekerja


mengambil dan menghapus partikel. Walaupun pada umumnya didefinisikan sebagai
perangkat pengendalian polusi tetapi pada jenis tertentu dapat membersihkan polutan tak
diinginkan.
Scrubber yang menggunakan bahan cair dapat digunakan untuk membersihkan
cerobong asap atau bahan lainnya. Ini adalah semacam sentuhan primer yang digunakan
untuk mengontrol emisi gas, lebih khusus dalam gas asam. Hal ini digunakan di industri
untuk menghilangkan partikel limbah.
Scrubber juga dapat membantu kemurnian atmosfer dengan menghilangkan gas-gas
berbahaya (baca gas- gas asam seperti HCL, natrium dsb). sehingga dapat terwujud
keinginan bahwa manusia bisa hidup dalam suasana bebas polusi.
18
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai