Pada umumnya air atau sumber air yang berasal dari sungai (air permukaan) sangat
kotor,banyak mengandung zat koloid seperti Lumpur,organic berwarna,bakteri,virus dan
algae.Sehingga apabila air akan digunakan sebagai air baku memerlukan perlakuan tertentu atau
Sistem Bangunan Pengolahan Air Minum yang terdiri dari:Unit Koagulasi,Unit Flokulasi,Unit
Sedimentasi dan Unit Filtrasi yang kesemua unit bangunan tersebut dilakukan suatu proses
pengolahan sehingga air hasil olahan tersebut layak untuk dikonsumsi atau digunakan .
A. PROSES KOAGULASI
Koagulasi adalah proses pencampuran bahan kimia atau bahan koagulan dengan air
dalam sistem penyediaan air bersih, dengan tujuan untuk meratakan bahan kimia yang
dibubuhkan keseluruh bagian air sehingga tercipta campuaran homogen.
Oleh karena itu diperlukan pengadukan yang kuat atau agitasi yang cepat yang dapat
menghasilkan turbulensi untuk memberikan waktu kontak yang cukup antara bahan koagulan
dengan partikel yang tersuspensi sehingga terbentuk flok-flok harus.
-
Pada sistem pengolahan air koagulasi terjadi pada unit pengadukan cepat (flash mixing)
karena koagulan harus tersebar secara cepat dan reaksi hidrolisa hanya terjadi beberapa detik,jadi
destsabilisasi muatan negatif oleh muatan positif harus dilakukan dalam periode waktu beberapa
detik.
Ada dua parameter utama dalam unit pengaduk cepat (koagulasi) adalah Gradien Kecepatan dan
Waktu kontak.
Gradien kecepatan menunujukkan pola aliran turbulensi yang diharapkan agar terjadi kontak
yang sempurna antara bahan kimia dengan partikel.
Kriteria Perencanaan:
-
B. PROSES FLOKULASI
Setelah proses koagulasi partikel partikel terdestsabilisasi dapat saling bertumbukan
membentuk agregat sehingga terbentuk flok,tahap ini disebut Flokulasi adalah suatu proses
aglomerasi
(pengumpalan)
partikel-partikel
terdestabilisasi
menjadi
flok
dengan
ukurandipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi.Dengan kata lain proses flokulasi adalah proses
pertumbukan flok dengan ukuran yang lebih besar (makroflok).
Pada proses flokulasi memerlukan waktu (yang dinyatakan oleh waktu tinggal/detensi = td,
dalam detik)
yaitu waktu untuk memberi kesempatan ukuran flok menjadi lebih.Disamping memperhatikan
waktu pada proses flokulasi diperhatikan pula pada kecepatan pengadukan (yang dinyatakan
oleh gradien kecepatan G dalam detik.
Kombinasi dari kedua hal penting tersebut yaitu nilai G x td merupakan kriteria penting yang
harus dipenuhi pada proses flokulasi dengan nilai spesifikl adalah 104 105.
Jika nilai spesifik Gtd dilampaui maka flok yang sudah terbentuk akan pecah kembali,sebaliknya
jika kurang dari nilai sp[esifik maka flok akn tidak terbentuk seperti yang diharapkan.
Untuk mencapai kondisi flokulasi yang dibutuhkan ad beberapa faktor yang harus
diperhatikan,seperti:
-
Waktu flokulasi
Jumlah koagulan
Unit flokulasi (pengaduk lambat) berfungsi untuk membentuk partikel yang lebih besar dan
padat agar dapat diendapkan didalam bak pengendap.Dalam proses ini diupayakan tidak terjadi
perubahan aliran atau perubahan kecepatan dalam pengadukan agar flok yang terbentuk tidak
pecah.
Ragam Flokulasi:
-
Flokulator mekanik
Saluran bersekat
Reaktor clarifier
Flokulasi kontak
Diffusi udara
Kriteria Umum:
-
Gradien kecepatan
= 100 10 dt-1
Waktu kontak
= 10 30 menit
Gtd
= 104 - 105
C. PROSES SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah suatu proses penjernihan air,dimana air yang akan diolah berada
pada suatu tangki/bak pada periode waktu yang dipertimbangkan.Proses sedimentasi adalah
proses penghilangan sebagian besar padatan yang terkandung dalam air dengan pengendapan
secara gravitasi dan waktu tertentu.Pada area penampang melintang diunit sedimentasi kecepatan
aliran dirancang sangat rendah,menimbulkan kondisi tanpa gerak dan oleh karena pengaruh gaya
gravitasi partikel dengan densitas (berat jenis) lebih besar dari densitas cairan disekelilingnya
akan bergerak kebawah (mengendap) sedangkan partikel dengan densitas yang lebih kecil akan
bergerak keatas(flotasi).
Dengan demikian partikel tersuspensi yang terdapat dalam air baku akan tertahan dilapisan
lumpur yang mengambang (scum) atau lapisan lumpur yang mengendap (sluge).
Pada hakikatnya sedimentasi dibagi dua;
a. Pengendapan partikel diskrit (Discrete Settling).
Pengendapan partikel diskrit adalah terjadi jika selama waktu pengendapan lumpur tidak
terjadi perubahan pada partikel yang diendapkan dengan kata lain agregasi secara alami
dan dengan kecepatan pengendapan yang relatif konstan,misalnya seperti yang terjadi
pada pengendapan partikel pasir.
b. Pengendapan partikel flokulen adalah terjadi bila selama waktu pengendapan,partikelpartikel
saling merekat dan bersatu untuk selanjutnya dengan kecepatan yang lebih
= 30 - 600
= 50 100 mm
- Ketebalan plate
= 2 5 mm
- Tinggi plat
= 100 -120 cm
= 7 10 m3/m2/jam
- Bilangan Froude
= > 10 x 10-5
- Bilangan Reynold
= < 500
D. PROSES FILTRASI
Proses filtrasi adalah proses penjernihan dimana air yang akan diolah dilewtkan melalui
media berpori/penyaring.Pada saat menyaring air dialirkan dari atas kebawah.Lama kelamaan
permukaan saringan akan dipenuhi endapan dan mampet.Untuk membersihkan dilakukan
pencucian balik(backwash) dengan jalan membalikkan aliran dari bawah keatas.
Ada 2 jenis filtrasi atau penyaring ditinjau dari segi desain kecepatan filtrasi yaitu;
-
air,dimana biasanya merupakan bak terbuka atau tertutup yang medianya bias bermedia tunggal
atau ganda.
Filter cepat dioperasikan dengan kecepatan pnyaringan lebih cepat dari kecepatan penyaringan
filter lambat.Kecepatan penyaringan tergantung dari syarat-syaraty proses filtrasi yaitu rentang
3-50 m/jam.
-
Filter lambat adalah merupakan suatu penyediaan air bersih,sebagai filter dengan
permukaan yang besar dan biasanya tidak ada sistem pencucian.Kecepatan filter biasanya hanya
beberapa meter perhari.
Kriteria Umum;
- Kecepatan aliaran melalui media filter
= 5 12,5 m3/m2/jam
- Kecepatan backwash
= 5 7 x kecepatan filtrasi
Pasir
= 60 90 cm
Antrasit
= 30 40 cm
= 20 50 cm
= 0,5 1,4 mm
= 3 60 mm
- Waktu backwash
= 5 10 menit
Porositas
= 0,38 -0-,40
Berat jenis
Pasir
= 2,65 kg/dm3
Antrasit
= 1,65 kg/dm3
PERHITUNGAN :
I.
KOAGULATOR.
Type koagulator yang digunakan adalah koagulator mekanik.
Kriteria umum berdasarkan AWWA 1969 :
Waktu kontak ( td )
30 120 detik
Gradien kecepatan ( G )
Gradien kecepatan ( G )
60 detik
600 perdetik
Volume koagulator ( V ) :
Rumus
V = Q x td
Kedalaman (h)
Panjang (p)
2 x lebar
Rumus :
Sehingga didapat :
Lebar koagulator
13,5 cm
Panjang koagulator
2 x 13,5 cm
Kedalaman koagulator
Freeboard
5 cm
= 27 cm
1,25 x 13,5 cm
= 17 cm
= 9 cm
70% x 13,5 cm
50 % x 9 cm = 4,5 cm
Type impeller
1/6 x 9 cm
= 1,5 cm
2,25
Rumus :
P ( watt ) = G2 x x V
n ( rps )
= [ P / ( Kt x Dt5 x ) ]1/3
[(G2 x x V ) / ( Kt x Dt5 x ) ]1/3
Kecepatan impeller ( n ) =
=
0,095 x
1000 ) ]1/3
=
327,5 rpm
FLOKULATOR
Type
bersekat
Flokulator
aliran
yang
digunakan
horizontal
(Baffle
adalah
horizontal
Flokulator
flow)
saluran
dengan
10 30 menit
Gradien kecepatan ( G )
100 10 perdetik
Gtd
104 105
Q
2
0,1x10 3
2
= 0,05x10-3 m3/dt
2.1 Dimensi Saluran Tahap 1
Digunakan : Angka kekasaran manning
K
Volume
0,008
Kecepatan di pintu
0,0777 m/detik
Kecepatan saluran
0,0202 m/detik
30 perdetik
td
225,58 detik
Q x td
11,28 . 10-3 m3
Luas penampang ( A )
(v)
= {(0,05x10-3) m3/detik} / (0,0202 m/detik)
= 2,475 x 10-3 m2
kedalaman (h)
= 12 cm
lebar (l)
Panjang saluran ( L )
( G2 x x td ) / g
0,0209 m
2,09 cm
[K
x kecepatan dipintu ( v )2 ]
=
33,86
34 pintu
Jumlah saluran =
jumlah pintu + 1
34 + 1
35 saluran
4,55 m / 35
0,13 m
13 cm
=Q/(vxh)
0,0054 m
5,4 mm
0,825 meter
Volume
0,008
Kecepatan di pintu
0,0644 m/detik
Kecepatan saluran
0,0132 m/detik
20 perdetik
td
235,87 detik
Q x td
0,05x10-3 x 235,87
11,79 x 10-3 m3
Luas penampang ( A )
(v)
= {(0,05x10-3) m3/detik} / (0,0132 m/detik)
= 3,78 x 10-3 m2
kedalaman (h)
= 12 cm
Luas penampang ( A )
lebar (l)
= 0,0315 m
= 3,15 cm
Panjang saluran ( L )
( G2 x x td ) / g
9,7 x 10-3 m
[K
22,92
23 pintu
Jumlah saluran =
jumlah pintu + 1
23 + 1
24 saluran
3,12 m / 24
0,13 m
13 cm
=Q/(vxh)
0,0065 m
6,5 mm
0,825 meter
Volume
0,008
Kecepatan di pintu
0,0379 m/detik
Kecepatan saluran
0,0097 m/detik
10 perdetik
td
241,49 detik
Q x td
12,07 . 10-3 m3
Luas penampang ( A )
(v)
= {(0,05x10-3) m3/detik} / (0,0097 m/detik)
= 5,15 x 10-3 m2
kedalaman (h)
= 12 cm
Luas penampang ( A )
lebar (l)
= 0,043 m
= 4,3 cm
Panjang saluran ( L )
( G2 x x td ) / g
0,00249 m
2,49 mm
[K
16,99
17 pintu
Jumlah saluran =
jumlah pintu + 1
17 + 1
18 saluran
2,34 m / 18
0,13 m
13 cm
=Q/(vxh)
0,011 m
1,10 cm
III.
0,825 meter
UNIT SEDIMENTASI
Jenis Bak Pengendap yang digunakan adalah Bak Pengendap
aliran miring berbentuk persegi empat (rectangular) dengan dua
kompartemen.
Kriteria desain unit sedimentasi adalah sebagai berikut :
1.
Waktu detensi
0,25 1 jam
2.
Kemiringan settler
30o 60o
3.
Bilangan Froude
> 10-5
4.
Bilangan Reynold
< 500
5.
Digunakan :
1.
Waktu detensi
0,404 jam
2.
Kemiringan settler
60o
V = Q x td
V = 0,05 x 10-3 x ( 0,404 x 3600 )
V = 0,07272 m3
Lebar bak pengendap (B)
0,404 m
0,40 m
V
A
0,07272 m 3
=
0,1616 m 2
= 0,45 m
3.1
Zona inlet
Untuk panjang zona inlet (L1) ditentukan adalah 20 % dari
panjang bak (L) yaitu :
L1 =
0,20 x L
0,20 x 0,40 m
0,08 m
3.2
Zona Outlet
Zona outlet dilengkapi dengan pelimpah bentuk V-nocth 90o,
ketinggian air diatas ambang diharapkan adalah 7 mm sehingga
jumlah pelimpah (n) adalah sebagai berikut :
Rumus : n
Q
1,41xH 5 / 2
0,05.10 3
1,41x0,007 5 / 2
8,6
9 buah
3.3
xC1 xQ
w Cv s w Cv
V Lumpur =
=
xC1 xQ
w Cv s w Cv
0,95 x0,1x 0,05.10 3 x3600 x6
996 0,05 2600 996 0,05
= 1,91x10-3 m3
3.4
Kemiringan ()
= 60o
2.
Ketinggian (H)
= 20 cm
3.
= 2 mm
4.
= 10 mm
= (L L1) (H / tg )
= (0,4 0,08) (0,2 / tg 60o)
= 0,2045 m
Q
B.L2
0,05 x10 3
0,404 x 0,2045
So
w t
H . cos w
0,01 0,002
6,05x10-4
0,2. cos 60 0,01
6,601x10-5 m3/ m2/ detik
Lx sin
1
w t
0,2045 x sin 60
1
0,01 0,002
15,78
16 buah
So. w t
w.sin
8,38x10-4 m/ detik
w
2
0,01
2
0,005 m
vo.R
4,15
vo 2
g .R
(8,38 x10 4 ) 2
9,81 x 0,005
1,43 x 10-5
IV.
FILTER
Kriteria umum :
5 12,5 m3/m2/jam
30 40 cm
5 10 menit
- Porositas
0,55 0,60
- Maksimum ekspansi
20 30 %
b.
c.
d.
: 1 mm
e.
Porositas media
: 0.55
f.
: 1400 kg/m3
g.
Sphericity ()
: 0.72
: 0.30 m
= 18 cm
= 20 cm
v=
Q
0,5 x10 4
0.0014 m/detik
B L 0.18 0.2
5 m/jam
ha = L 180( )
g
(1 f ) 2
f3
Vf
def 2
ha = 0.3 180 (
1.0105 x10 6
)
9.81
(1 0.55) 2
0.553
1.4 x103
3 2
(10 )
= 0.0094 m
dimana :
ha
= Porositas (0.55)
Vf
def
Q2
2.g .m 2 . A2
hu
(5 x10 5 ) 2
2 x9.81x0.622 x0.036 2
= 2.56x10-7 m
dimana :
c.
hu
= Koefisien (0,62)
Q = 2 x 5.10
Q
BxL
0,1x10 3
0,2 x 0,18
2,78 x 10-3 m/ dt
ha = L (180 )
g
ha = 0.30(180
(1 f ) 2
f3
Vf
def 2
1.0105 x10 6
9.81
(1 0.55) 2
0.553
2,78 x10 3
3 2
(10 )
= 0.0188 m
b. Kehilangan tekanan sistem underdrain (hu) :
hu
Q2
2.g .m 2 . A2
hu
(1x10 4 ) 2
2 x9.81x0.62 2 x0.0362
= 1.023x10-6 m
c.
4.4. Backwash
Pada saat back wash, menggunakan pompa dengan kapasitas 0,6 l/dt.
a. Kecepatan Backwash (vb) :
vb
Q
BxL
0,6 x10 3
0,2 x 0,18
0,01667 m/dt
a
V
2.95 x 0.222
x
x B
0.278
0.278
g
( p a )
dp
0.64 64 %
0.333
fe
c.
fe f
1 fe
0.64 0.55
1 0.64
0.25 25 %
1 f
Lp x 1 fe
0,30 x
0,375 cm
1 0.55
1 0.64