Anda di halaman 1dari 20

SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Pada umumnya air atau sumber air yang berasal dari sungai (air permukaan) sangat
kotor,banyak mengandung zat koloid seperti Lumpur,organic berwarna,bakteri,virus dan
algae.Sehingga apabila air akan digunakan sebagai air baku memerlukan perlakuan tertentu atau
Sistem Bangunan Pengolahan Air Minum yang terdiri dari:Unit Koagulasi,Unit Flokulasi,Unit
Sedimentasi dan Unit Filtrasi yang kesemua unit bangunan tersebut dilakukan suatu proses
pengolahan sehingga air hasil olahan tersebut layak untuk dikonsumsi atau digunakan .
A. PROSES KOAGULASI
Koagulasi adalah proses pencampuran bahan kimia atau bahan koagulan dengan air
dalam sistem penyediaan air bersih, dengan tujuan untuk meratakan bahan kimia yang
dibubuhkan keseluruh bagian air sehingga tercipta campuaran homogen.
Oleh karena itu diperlukan pengadukan yang kuat atau agitasi yang cepat yang dapat
menghasilkan turbulensi untuk memberikan waktu kontak yang cukup antara bahan koagulan
dengan partikel yang tersuspensi sehingga terbentuk flok-flok harus.
-

Bahan kimia yang biasa digunakan adalah:


Aluminium Sulfat
Sodium Aluminat
Fero Sulfat
Feri Sulfat
Feri Chlorida
Poly Aluminium Chlorida (PAC)

Al2 (SO4), 18 H2O


Na3AlO3
FeSO4 7H2O
Fe2 (SO4)3
Fe2Cl3

Pada sistem pengolahan air koagulasi terjadi pada unit pengadukan cepat (flash mixing)
karena koagulan harus tersebar secara cepat dan reaksi hidrolisa hanya terjadi beberapa detik,jadi
destsabilisasi muatan negatif oleh muatan positif harus dilakukan dalam periode waktu beberapa
detik.
Ada dua parameter utama dalam unit pengaduk cepat (koagulasi) adalah Gradien Kecepatan dan
Waktu kontak.
Gradien kecepatan menunujukkan pola aliran turbulensi yang diharapkan agar terjadi kontak
yang sempurna antara bahan kimia dengan partikel.
Kriteria Perencanaan:
-

Gradien kecepatan (G)


Waktu kontak (td)

= 500 1000 detik-1


= 30 120 detik

B. PROSES FLOKULASI
Setelah proses koagulasi partikel partikel terdestsabilisasi dapat saling bertumbukan
membentuk agregat sehingga terbentuk flok,tahap ini disebut Flokulasi adalah suatu proses
aglomerasi

(pengumpalan)

partikel-partikel

terdestabilisasi

menjadi

flok

dengan

ukurandipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi.Dengan kata lain proses flokulasi adalah proses
pertumbukan flok dengan ukuran yang lebih besar (makroflok).
Pada proses flokulasi memerlukan waktu (yang dinyatakan oleh waktu tinggal/detensi = td,
dalam detik)

yaitu waktu untuk memberi kesempatan ukuran flok menjadi lebih.Disamping memperhatikan
waktu pada proses flokulasi diperhatikan pula pada kecepatan pengadukan (yang dinyatakan
oleh gradien kecepatan G dalam detik.
Kombinasi dari kedua hal penting tersebut yaitu nilai G x td merupakan kriteria penting yang
harus dipenuhi pada proses flokulasi dengan nilai spesifikl adalah 104 105.
Jika nilai spesifik Gtd dilampaui maka flok yang sudah terbentuk akan pecah kembali,sebaliknya
jika kurang dari nilai sp[esifik maka flok akn tidak terbentuk seperti yang diharapkan.
Untuk mencapai kondisi flokulasi yang dibutuhkan ad beberapa faktor yang harus
diperhatikan,seperti:
-

Waktu flokulasi

Jumlah enersi yang diberi

Jumlah koagulan

Jenis dan jumlah koagulan/flokulan pembantu.

Cara pemakaian koagulan/flokulan pembantu.

Reserkulasi sebagian Lumpur (jika memungkinkan)

Penetapan pH pada proses koagulasi.

Unit flokulasi (pengaduk lambat) berfungsi untuk membentuk partikel yang lebih besar dan
padat agar dapat diendapkan didalam bak pengendap.Dalam proses ini diupayakan tidak terjadi
perubahan aliran atau perubahan kecepatan dalam pengadukan agar flok yang terbentuk tidak
pecah.
Ragam Flokulasi:
-

Flokulator mekanik

Saluran bersekat

Reaktor clarifier

Flokulasi kontak

Diffusi udara

Kriteria Umum:
-

Gradien kecepatan

= 100 10 dt-1

Waktu kontak

= 10 30 menit

Gtd

= 104 - 105

C. PROSES SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah suatu proses penjernihan air,dimana air yang akan diolah berada
pada suatu tangki/bak pada periode waktu yang dipertimbangkan.Proses sedimentasi adalah
proses penghilangan sebagian besar padatan yang terkandung dalam air dengan pengendapan
secara gravitasi dan waktu tertentu.Pada area penampang melintang diunit sedimentasi kecepatan
aliran dirancang sangat rendah,menimbulkan kondisi tanpa gerak dan oleh karena pengaruh gaya
gravitasi partikel dengan densitas (berat jenis) lebih besar dari densitas cairan disekelilingnya
akan bergerak kebawah (mengendap) sedangkan partikel dengan densitas yang lebih kecil akan
bergerak keatas(flotasi).
Dengan demikian partikel tersuspensi yang terdapat dalam air baku akan tertahan dilapisan
lumpur yang mengambang (scum) atau lapisan lumpur yang mengendap (sluge).
Pada hakikatnya sedimentasi dibagi dua;
a. Pengendapan partikel diskrit (Discrete Settling).
Pengendapan partikel diskrit adalah terjadi jika selama waktu pengendapan lumpur tidak
terjadi perubahan pada partikel yang diendapkan dengan kata lain agregasi secara alami
dan dengan kecepatan pengendapan yang relatif konstan,misalnya seperti yang terjadi
pada pengendapan partikel pasir.
b. Pengendapan partikel flokulen adalah terjadi bila selama waktu pengendapan,partikelpartikel

saling merekat dan bersatu untuk selanjutnya dengan kecepatan yang lebih

tinggi,mereka mengendapkan kedasar.Pengendapan cara ini biasanya terjadi pada


material-material organikseperti buangan domestik (air kotor) maupun buangan indistri.
Didalam sistem pengendapan partikel-partikel flokulan gabungan partikel-partikel tersebut
bergabung lagi dengan partikel-partikel lainnya membentuk agregat dimana bentuk dan
kecepatannya jauh lebih besar.Penggabungan partikel-partikel tersebut akan berlangsung hingga
terbentuk flok yang lebih besar.
Parameter desain unit sedimentasi adalah beban permukaan (S o) dan waktu detensi
(td).Untuk mengantisipasi kebutuhan luas permukaan yang besar maka digunakan sistemtube
atau plate settler.
Kriteria Umum:
- Kemiringan tube atau plate

= 30 - 600

- Diameter tube atau jarak antar plate

= 50 100 mm

- Ketebalan plate

= 2 5 mm

- Tinggi plat

= 100 -120 cm

- Beban permukaan eksternal

= 7 10 m3/m2/jam

- Beban permukaan antar plat

= 0,5 0,8 m3/m2/jam

- Bilangan Froude

= > 10 x 10-5

- Bilangan Reynold

= < 500

D. PROSES FILTRASI
Proses filtrasi adalah proses penjernihan dimana air yang akan diolah dilewtkan melalui
media berpori/penyaring.Pada saat menyaring air dialirkan dari atas kebawah.Lama kelamaan
permukaan saringan akan dipenuhi endapan dan mampet.Untuk membersihkan dilakukan
pencucian balik(backwash) dengan jalan membalikkan aliran dari bawah keatas.
Ada 2 jenis filtrasi atau penyaring ditinjau dari segi desain kecepatan filtrasi yaitu;
-

Saringan Pasir Cepat


Filter cepat merupakan salah satu unit dalam serangkaian unit proses pengolahan

air,dimana biasanya merupakan bak terbuka atau tertutup yang medianya bias bermedia tunggal
atau ganda.
Filter cepat dioperasikan dengan kecepatan pnyaringan lebih cepat dari kecepatan penyaringan
filter lambat.Kecepatan penyaringan tergantung dari syarat-syaraty proses filtrasi yaitu rentang
3-50 m/jam.
-

Saringan Pasir Lambat

Filter lambat adalah merupakan suatu penyediaan air bersih,sebagai filter dengan
permukaan yang besar dan biasanya tidak ada sistem pencucian.Kecepatan filter biasanya hanya
beberapa meter perhari.
Kriteria Umum;
- Kecepatan aliaran melalui media filter

= 5 12,5 m3/m2/jam

- Kecepatan backwash

= 5 7 x kecepatan filtrasi

- Ketebalan media penyaring


*

Pasir

= 60 90 cm

Antrasit

= 30 40 cm

- Ketebalan media penahan

= 20 50 cm

- Ukuran butir media pasir

= 0,5 1,4 mm

- Ukuran media panahan

= 3 60 mm

- Waktu backwash

= 5 10 menit

Porositas

= 0,38 -0-,40

Berat jenis

Pasir

= 2,65 kg/dm3

Antrasit

= 1,65 kg/dm3

PERHITUNGAN :
I.

KOAGULATOR.
Type koagulator yang digunakan adalah koagulator mekanik.
Kriteria umum berdasarkan AWWA 1969 :
Waktu kontak ( td )

30 120 detik

Gradien kecepatan ( G )

500 1000 perdetik

Digunakan : Waktu kontak ( td )

Gradien kecepatan ( G )

60 detik

600 perdetik

Volume koagulator ( V ) :
Rumus

V = Q x td

Maka volume koagulator ( V ) = ( 0,1 x 10-3 ) x 60


= 6 x 10-3 m3
Dimensi koagulator

Kedalaman (h)

1,25 x lebar (l)

Panjang (p)

2 x lebar

Rumus :

Panjang (p) x lebar (l) x kedalaman (h) = Volume (C)


2l x l x 1,25 l = 6 x 10-3 m3
2,5 x l3 = 6 x 10-3 m3
l = [6 x 10-3 m3 / 2,5 ]1/3
l = 0,135 m

Sehingga didapat :
Lebar koagulator

13,5 cm

Panjang koagulator

2 x 13,5 cm

Kedalaman koagulator

Freeboard

5 cm

= 27 cm

1,25 x 13,5 cm

= 17 cm
= 9 cm

Diameter Impeller (Dt)

70% x 13,5 cm

Jarak dasar ke impeller

50 % x 9 cm = 4,5 cm

Type impeller

paddle impeller 2 blade

Lebar impeller (w)

1/6 x 9 cm

Konstanta turbulen (Kt)

= 1,5 cm

2,25

Perhitungan kecepatan impeller (n) :

Rumus :

P ( watt ) = G2 x x V
n ( rps )

= [ P / ( Kt x Dt5 x ) ]1/3
[(G2 x x V ) / ( Kt x Dt5 x ) ]1/3

Kecepatan impeller ( n ) =
=

[ ( 6002 x 10-3 x 6 x 10-3 ) / ( 2,25 x

0,095 x

1000 ) ]1/3
=

5,458 rps = 5,458 rps x 60 rps / 1 rpm

327,5 rpm

Sehingga kecepatan impeller yang digunakan adalah 327,5 rpm


untuk mendapat Gradien kecepatan sebesar 600 perdetik.
II.

FLOKULATOR
Type
bersekat

Flokulator
aliran

yang

digunakan

horizontal

(Baffle

adalah

horizontal

Flokulator
flow)

saluran

dengan

kompartemen. Nilai Gradient kecepatan (G) dikondisikan menurun


secara gradual dari 30, 20 dan 10 perdetik.
Kriteria umum berdasarkan AWWA 1969 :
Waktu detensi ( td )

10 30 menit

Gradien kecepatan ( G )

100 10 perdetik

Gtd

104 105

Kapasitas pengaliran untuk satu kompartemen adalah :


Q1

Q
2

0,1x10 3
2

= 0,05x10-3 m3/dt
2.1 Dimensi Saluran Tahap 1
Digunakan : Angka kekasaran manning
K

Volume

0,008

Kecepatan di pintu

0,0777 m/detik

Kecepatan saluran

0,0202 m/detik

30 perdetik

td

225,58 detik

Q x td

0,05 . 10-3 x 225,58

11,28 . 10-3 m3

Luas penampang ( A )

Kapasitas ( Q ) / kecepatan saluran

(v)
= {(0,05x10-3) m3/detik} / (0,0202 m/detik)
= 2,475 x 10-3 m2
kedalaman (h)

= 12 cm

lebar (l)

= ( 2,475 x 10-3 m2 ) / 0,12


= 0,0206 m
= 2,06 cm

Panjang saluran ( L )

Volume / Luas penampang

= ( 11,28 x 10-3 m3 ) / ( 2,475 x 10-3 m2 )


= 4,55 m
Head loss yang di butuhkan ( H ) :

( G2 x x td ) / g

( 302 x 1,0105 x 10-6 x 225,58 ) / 9,81

0,0209 m

2,09 cm

Keliling basah ( p ) = ( 2 x kedalaman ) + lebar


= ( 2 x 0,12 ) + 0,0206
= 0,2606 m
Jari jari hidraulis ( R )=

Luas penampang ( A ) / Keliling basah ( p )

= 2,475 x 10-3 m2 / 0,2606 m


= 9,50 x 10-3 m
Head loss di saluran = [ ( n x v ) / R2/3 ]2 x L
= [ ( 0,008 x 0,0202) / 0,00952/3 ] 2 x 4,55
= 5,9 x 10-5 m
Head loss di pintu = Head loss total head loss saluran
= 0,0209 ( 5,9 x 10-5 )
= 0,02084 m

Jumlah pintu pada saluran ( N ) :


N

[ Head loss dipintu ( H ) x 2 x percepatan grafitasi ( g )] /

[K

x kecepatan dipintu ( v )2 ]
=

(0,02084 x 2 x 9,81 ) /( 2 x 0,0777

33,86

34 pintu

Jumlah saluran =

jumlah pintu + 1

34 + 1

35 saluran

Panjang tiap saluran

Panjang saluran / jumlah saluran

4,55 m / 35

0,13 m

13 cm

Lebar bukaan pintu ( b )

=Q/(vxh)

( 0,05 x 10-3 ) / (0,0777 x 0,12 )

0,0054 m

5,4 mm

Lebar Flokulator (w)

= (jumlah saluran x lebar saluran) + (tebal


sekat x jumlah sekat)
=

(35 x 0.0206) + (0,003 x 34)

0,825 meter

2.2 Dimensi Saluran Tahap 2


Digunakan : Angka kekasaran manning
K

Volume

0,008

Kecepatan di pintu

0,0644 m/detik

Kecepatan saluran

0,0132 m/detik

20 perdetik

td

235,87 detik

Q x td

0,05x10-3 x 235,87

11,79 x 10-3 m3

Luas penampang ( A )

Kapasitas ( Q ) / kecepatan saluran

(v)
= {(0,05x10-3) m3/detik} / (0,0132 m/detik)
= 3,78 x 10-3 m2
kedalaman (h)

= 12 cm

kedalaman (h) x lebar (l)=

Luas penampang ( A )

= ( 3,78 x 10-3 m2 ) / 0,12

lebar (l)

= 0,0315 m
= 3,15 cm
Panjang saluran ( L )

Volume / Luas penampang

= (11,79 x 10-3 m3 ) / ( 3,78 x 10-3 m2 )


= 3,12 m
Head loss yang di butuhkan ( H ) :
H

( G2 x x td ) / g

( 202 x 1,0105 x 10-6 x 235,87 ) / 9,81

9,7 x 10-3 m

Keliling basah ( p ) = ( 2 x kedalaman ) + lebar


= ( 2 x 0,12 ) + 0,0315
= 0,2715 m
Jari jari hidraulis ( R )=

Luas penampang ( A ) / Keliling basah ( p )

= 3,78 x 10-3 m2 / 0,2715 m


= 0,0139 m
Head loss di saluran = [ ( n x v ) / R2/3 ]2 x L
= [ ( 0,008 x 0,0132) / 0,01392/3 ] 2 x 3,12
= 1,04 x 10-5 m
Head loss di pintu = Head loss total head loss saluran
= 9,7 x 10-3 1,04 x 10-5
= 9,69 x 10-3 m
Jumlah pintu pada saluran ( N ) :
N

[ Head loss dipintu ( H ) x 2 x percepatan grafitasi ( g )] /


x kecepatan dipintu ( v )2 ]

[K

(0,00969 x 2 x 9,81 ) /( 2 x 0,0644

22,92

23 pintu

Jumlah saluran =

jumlah pintu + 1

23 + 1

24 saluran

Panjang tiap saluran

Panjang saluran / jumlah saluran

3,12 m / 24

0,13 m

13 cm

Lebar bukaan pintu ( b )

=Q/(vxh)

( 0,05 x 10-3 ) / (0,0644 x 0,12 )

0,0065 m

6,5 mm

Lebar Flokulator (w)

= (jumlah saluran x lebar saluran) + (tebal


sekat x jumlah sekat)
=

(24 x 0.0315) + (0,003 x 23)

0,825 meter

2.3 Dimensi Saluran Tahap 3


Digunakan : Angka kekasaran manning
K

Volume

0,008

Kecepatan di pintu

0,0379 m/detik

Kecepatan saluran

0,0097 m/detik

10 perdetik

td

241,49 detik

Q x td

0,05 . 10-3 x 241,49

12,07 . 10-3 m3

Luas penampang ( A )

Kapasitas ( Q ) / kecepatan saluran

(v)
= {(0,05x10-3) m3/detik} / (0,0097 m/detik)
= 5,15 x 10-3 m2

kedalaman (h)

= 12 cm

kedalaman (h) x lebar (l)=

Luas penampang ( A )

= ( 5,15 x 10-3 m2 ) / 0,12

lebar (l)

= 0,043 m
= 4,3 cm
Panjang saluran ( L )

Volume / Luas penampang

= ( 12,07 x 10-3 m3 ) / ( 5,15 x 10-3 m2 )


= 2,34 m
Head loss yang di butuhkan ( H ) :
H

( G2 x x td ) / g

( 102 x 1,0105 x 10-6 x 241,49 ) / 9,81

0,00249 m

2,49 mm

Keliling basah ( p ) = ( 2 x kedalaman ) + lebar


= ( 2 x 0,12 ) + 0,043
= 0,283 m
Jari jari hidraulis ( R )=

Luas penampang ( A ) / Keliling basah ( p )

= 5,15 x 10-3 m2 / 0,283 m


= 0,0182 m
Head loss di saluran = [ ( n x v ) / R2/3 ]2 x L
= [ ( 0,008 x 0,0097 ) / 0,01822/3 ] 2 x 2,34
= 2,94 x 10-6 m
Head loss di pintu = Head loss total head loss saluran
= 0,00249 ( 2,94 x 10-6 )
= 0,002487 m

Jumlah pintu pada saluran ( N ) :


N

[ Head loss dipintu ( H ) x 2 x percepatan grafitasi ( g )] /


x kecepatan dipintu ( v )2 ]

(0,002487 x 2 x 9,81 ) /( 2 x 0,0379

[K

16,99

17 pintu

Jumlah saluran =

jumlah pintu + 1

17 + 1

18 saluran

Panjang tiap saluran

Panjang saluran / jumlah saluran

2,34 m / 18

0,13 m

13 cm

Lebar bukaan pintu ( b )

=Q/(vxh)

( 0,05 x 10-3 ) / (0,0379 x 0,12 )

0,011 m

1,10 cm

Lebar Flokulator (w)

= (jumlah saluran x lebar saluran) + (tebal


sekat x jumlah sekat)

III.

(18 x 0.043) + (0,003 x 17)

0,825 meter

UNIT SEDIMENTASI
Jenis Bak Pengendap yang digunakan adalah Bak Pengendap
aliran miring berbentuk persegi empat (rectangular) dengan dua
kompartemen.
Kriteria desain unit sedimentasi adalah sebagai berikut :
1.

Waktu detensi

0,25 1 jam

2.

Kemiringan settler

30o 60o

3.

Bilangan Froude

> 10-5

4.

Bilangan Reynold

< 500

5.

Surface Loading (plate) : < 235 m3/m2/hari

Digunakan :
1.

Waktu detensi

0,404 jam

2.

Kemiringan settler

60o

Volume bak pengendap (V) :

V = Q x td
V = 0,05 x 10-3 x ( 0,404 x 3600 )
V = 0,07272 m3
Lebar bak pengendap (B)

0,404 m

Panjang bak pengendap (L)

0,40 m

Luas permukaan (A) = B x L


= 0,404 x 0,40
= 0,1616 m2
Kedalaman bak

V
A

0,07272 m 3
=
0,1616 m 2

= 0,45 m
3.1

Zona inlet
Untuk panjang zona inlet (L1) ditentukan adalah 20 % dari
panjang bak (L) yaitu :
L1 =

0,20 x L

0,20 x 0,40 m

0,08 m

Dan Lebar (B) = 0,404 m

3.2

Zona Outlet
Zona outlet dilengkapi dengan pelimpah bentuk V-nocth 90o,
ketinggian air diatas ambang diharapkan adalah 7 mm sehingga
jumlah pelimpah (n) adalah sebagai berikut :

Rumus : n

Q
1,41xH 5 / 2

0,05.10 3
1,41x0,007 5 / 2

8,6

9 buah

3.3

Zona penampung Lumpur


Zona penampung lumpur memiliki kemiringan lantai adalah 1 2
%, dengan perhitungan volume zona adalah sebagai berikut :
Rumus : V lumpur =

xC1 xQ
w Cv s w Cv

Dimana : = efisiensi pengendapan


C1 = konsentrasi zat padat pada air baku
w= massa jenis air (996 kg/m3)
s = massa jenis Lumpur (2600 kg/m3)
Cv = prosentase Lumpur effluent
Misalkan konsentrasi zat padat pada air baku adalah 100 mg/l
dengan priode pengurasan per 6 jam maka volume zona lumpur
adalah :

V Lumpur =
=

xC1 xQ
w Cv s w Cv
0,95 x0,1x 0,05.10 3 x3600 x6
996 0,05 2600 996 0,05

= 1,91x10-3 m3
3.4

Zona bidang pengendap


Pada bidang pengendap digunakan plate settler dengan :
1.

Kemiringan ()

= 60o

2.

Ketinggian (H)

= 20 cm

3.

Ketebalan Plat (t)

= 2 mm

4.

Jarak antar plat (w)

= 10 mm

Panjang bak efektif (L2)

= (L L1) (H / tg )
= (0,4 0,08) (0,2 / tg 60o)
= 0,2045 m

Beban permukaan eksternal (So)


=

Q
B.L2

0,05 x10 3
0,404 x 0,2045

= 6,05x10-4 m3/ m2/ detik


= 52,27 m3/ m2/ hari

Beban permukaan antar plate (So)


So =
=
=

So

w t

H . cos w
0,01 0,002
6,05x10-4
0,2. cos 60 0,01
6,601x10-5 m3/ m2/ detik

Jumlah plate settler (n) :


n =

Lx sin
1
w t

0,2045 x sin 60
1
0,01 0,002

15,78

16 buah

Kecepatan pengaliran (vo) :


vo =

So. w t
w.sin

6,05 x10 4. 0,01 0,002


0,01. sin 60

8,38x10-4 m/ detik

Jari-jari hidrolis (R) :


R =

w
2

0,01
2

0,005 m

Bilangan Reynold (NRe) :


NRe =

vo.R

8,38 x10 4 . 0,005


1,0105 x10 6

4,15

Bilangan Froude (NFr) :


NFr =

vo 2
g .R

(8,38 x10 4 ) 2
9,81 x 0,005

1,43 x 10-5

IV.

FILTER
Kriteria umum :
5 12,5 m3/m2/jam

- Kecepatan aliran melalui media :


- Ketebalan media :
- Antrasit

30 40 cm

- Waktu back wash

5 10 menit

- Porositas

0,55 0,60

- Berat jenis antrasit

1400 - 1700 kg/m3

- Maksimum ekspansi

20 30 %

Digunakan Filter dengan 2 Kompartemen dengan :


a.

Kapasitas produksi (Q) : 2 x 0.05 l/ dt

b.

Kecepatan penyaringan : 5 m3/ m2 / Jam

c.

Ketebalan media (antarsit)

d.

Ukuran butir media

: 1 mm

e.

Porositas media

: 0.55

f.

Berat Jenis antrasit

: 1400 kg/m3

g.

Sphericity ()

: 0.72

: 0.30 m

4.1. Dimensi Bak Filter Tiap Kompartemen


Q1 = 0.5.10-4 m3/ dt
Ditentukan :
a. Lebar zone penyaringan (B)

= 18 cm

b. Panjang zone penyaringan (L)

= 20 cm

Jadi didapat kecepatan pengaliran awal penyaringan (v) :

v=

Q
0,5 x10 4

0.0014 m/detik
B L 0.18 0.2

5 m/jam

4.2. Head Loss Penyaringan


a. Head loss awal filtrasi (ha) :

ha = L 180( )
g

(1 f ) 2

f3

Vf
def 2

ha = 0.3 180 (

1.0105 x10 6
)
9.81

(1 0.55) 2

0.553

1.4 x103

3 2
(10 )

= 0.0094 m
dimana :
ha

= Head loss awal media penyaringan (m)

= Tebal media (m)

= Porositas (0.55)

Vf

= Kecepatan penyaringan (m/det)

= Viskositas air (1.0105 x 10-6 m2/det)

def

= diameter efektif antrasit

= gravitasi (9.81 m/detik2)

b. Kehilangan tekanan sistem underdrain (hu) :


hu

Q2
2.g .m 2 . A2

hu

(5 x10 5 ) 2
2 x9.81x0.622 x0.036 2

= 2.56x10-7 m
dimana :

c.

hu

= Kehilangan tekanan pada sistem underdrain (m)

= Debit tiap filter (m3/detik)

= Koefisien (0,62)

= Luas tiap bak (m2)


Head loss total penyaringan (ht) :
ht = ha + hu
= 0.0094 m + (2.56 x 10-7 m)
0.0094 m
9.4 mm

4.3. Head loss filtrasi bila salah satu kompartemen dibackwash :


a. Head loss awal filtrasi (ha) :

Q = 2 x 5.10

m3 / dt = 0,1 x 10-3 m3/dt

Kecepatan penyaringan (v)


=
=

Q
BxL

0,1x10 3
0,2 x 0,18

2,78 x 10-3 m/ dt

ha = L (180 )
g

ha = 0.30(180

(1 f ) 2

f3

Vf
def 2

1.0105 x10 6

9.81

(1 0.55) 2

0.553

2,78 x10 3

3 2
(10 )

= 0.0188 m
b. Kehilangan tekanan sistem underdrain (hu) :
hu

Q2
2.g .m 2 . A2

hu

(1x10 4 ) 2
2 x9.81x0.62 2 x0.0362

= 1.023x10-6 m
c.

Head loss total penyaringan :


ht = ha + hu
= 0.0188 + 1.023x10-6
0.0188 m

4.4. Backwash
Pada saat back wash, menggunakan pompa dengan kapasitas 0,6 l/dt.
a. Kecepatan Backwash (vb) :
vb

Q
BxL

0,6 x10 3
0,2 x 0,18

0,01667 m/dt

b. Porositas ekspansi (fe) :


=

a
V

2.95 x 0.222
x
x B
0.278
0.278
g
( p a )
dp

2.95 x (1.0105 x106 ) 0.222


0.99823
0.01667 0.333 0.72
x
x
9.810.278
(1,4 0.99823) 0.278
10 3

0.64 64 %

0.333

fe

c.

Maksimum Ekspansi (Pe) :


Pe

fe f
1 fe

0.64 0.55
1 0.64

0.25 25 %

d. Ketinggian ekspansi (Le) :


Le

1 f

Lp x 1 fe

0,30 x

0,375 cm

1 0.55
1 0.64

Tinggi gutter pelimpah adalah > 0,375 cm sehingga media


(antrasit) tidak ikut lolos keluar.

Anda mungkin juga menyukai