Anda di halaman 1dari 3

Bakteri Pemecah Minyak Bakteri adalah organisme renik bersel satu, dimana benda-benda organic menembus sel dan

dipergunakan sebagai makanan. Apabila jumlah makanan dan gizi cukup, maka bakteri akan cepat berkembang biak sampai sumber makanan tersebut habis. Bakteri dijumpai di air, tanah, dan udara yang dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti suhu, kelembaban, konsentrasi oksigen, keasaman, dan sebagainya. Bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong ataupun berbentuk spiral dengan diameter sel antara 0.5-3 mikron. Secara umum mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk merombak atau mendaur ulang polutan menjadi senyawa yang sederhana sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh organisme lain sebagai sumber nutrisi. Bakteri mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mendegradasi hidrokarbon minyak bumi sehingga sering digunakan untuk menanggulangi polutan hidrokarbon. Bakteri pemecah minyak adalah sekelompok bakteri heterotropik, untuk pertumbuhan jumlah selnya memerlukan minyak sebagai salah satu sumber nutrisi dan sumber energy untuk proses metabolism dalam sel. Banyaknya bakteri ini menunjukkan banyaknya minyak yang tersedia untuk pertumbuhannya. Selain itu bakteri pemecah minyak juga dikatakan sebagai mikroorganisme yang mampu memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber nutrisi sangat tergantung pada sifat kimia dari komponen campuran hidrokarbon dan kondisi lingkungan tertentu. Mikroorganisme dapat hidup dan tumbuh dengan baik di lingkungan sumur minyak bumi dan di dalam produk-produk hasil olahannya seperti kerosin, bensin, dan solar. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dapat ditandai dengan terjadinya peningkatan populasi dan aktivitas mikroorganisme yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi di lingkungan sekitarnya. Pada awalnya, mikroorganisme pendegrasi minyak bumi dianggap hanya dijumpai pada daerah yang bersinggungan dengan minyak bumi. Bukti yang dating kemudian menunjukkan bahwa mikroorganisme pendegradasi minyak dapat tersebar luas di alam. Pada saat ini dikenal lebih dari 108 spesies bakteri yang mampu mendegradasi hidrokarbon diantaranya yaitu Pseudomonas, Mycobacterium, Achromobacter, Acinotobacter, Alcaligenes, Flavobacterium, Nocardia, Vibrio, dan Bacillus.

Kelompok

bakteri

yang

mendegradasi

hidrokarbon

antara

lain

Arthrobacter,

Brevibacterium, Corynebacterium, Flavobacterium, Klebsiella aerogenes, Miccrococcus, Mycobacterium, Nocardia, Pseudomonas, Sphaerotilus Nathans, dan Vibrio. Biodegradasi hidrokarbon aromatic seperti fenol dan naftalen didominasi oleh bakteri Pseudomonas, Mycobacterium, Acinetobacter, Arthobacter, dan Bacillus. Aplikasi bioteknologi dengan dengan menggunakan mikroorganisme di lingkungan seperti pendegradasi limbah, mineral terlarut, pestisida, pemupukan dan sebagainya telah dihasilkan dari uji skala kecil lapangan yang diperoleh dari berbagai jenis mikroorganisme di lingkungan seperti Pseudomonas dan Bacillus. Hidrokarbon merupakan sumber karbon bagi mikroorganisme di perairan. Namun,

mikroorganisme tidak dapat hidup dengan sumber karbon saja, tetapi memerlukan sumber nutrisi lain seperti nitrat, fosfor, sulfur, magnesium, kalsium, dan besi. Unsur yang paling berperan dalam pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme pengurai minyak adalah fosfor dan nitrat. Hidrokarbon dilingkungan mengalami biodegradasi khususnya oleh bakteri dan jamur. Pada ekosistem teristrial dan akuatik, fraksi dari total komunitas heterotropik yang diwakili oleh bakteri dan jamur menggunakan hidrokarbon yang bervariasi yaitu 6-82% untuk jamur tanah, 0.13-50% untuk bakteri tanah dan 0.003-100% untuk bakteri laut. Bakteri yang mendegradasi hidrokarbon paling penting dalam lingkungan laut dan tanah adalah Achromobacter, Acinetobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus, Nocardia, Pseudomonas spp, dan Coryneform. Kemapuan mikroorganisme mendegradasi hidrokarbon sangat bervariasi, dimana hidrokarbon alifatik sebagian besar didegradasi dan diasimilasi, sedangkan aromatic oleh jenis bakteri tertentu. Rantai n-alkana yang lebih pendek daripada n-nonana biasanya dioksidasi, tetapi tidak diasimilasi. Biasanya relative lebih sedikit jenis bakteri yang mempunyai kemampuan tumbuh dalam akana dengan rantai lebih pendek dari n-oktana. Senyawa jenuh lebih mudah terdegradasi daripada senyawa tidak jenuh dan senyawa berantai lurus lebih mudah terdegradasi daripada senyawa berantai cabang. Hidrokarbon aliphatic yang berantai pendek seperti etena, propane dan butane dapat dioksidasi dari berbagai genus bakteri seperti Pseudomonas, Flavobacterium, dan Nocardia. Hidrokarbon aliphatic rantai panjang dapat diuraikan oleh sejumlah besar bakteri seperti Pseudomonas, Micrococcus, Coryneform, dan Nocardia. Beberapa yeast dari genus Candida

dapat mengoksidasi hidrokarbon, sedangkan bakteri dari kelompok Oligocarbaopholic hidup pada minyak bumi di permukaan air. Hidrokarbon aromatic dipecah oleh beberapa bakteri, yeast, dan jamur. Kelompok bakteri yang berperan adalah Pseudomonas, Vibrio, Spirillum, Flavobacterium, Archromobacter, Bacillus, dan Nocarcia. Bakteri Bacillus membentuk endospora dan spora, bersifat aerob dan berbentuk basil, sedangkan Pseudomonas bersifat garam negative dan bersifat aerob. Pseudomonas adalah bakteri yang banyak dijumpai di alam. Bakteri ini mampu tumbuh dengan persyaratan minimal dan mempunyai system metabolisme yang khas.sebagian besar jenis Pseudomonas membutuhkan garam anorganik dan sumber karbon organic bagi pertumbuhannya. Bakteri Bacillus merupakan salah satu jasad yang potensial sebagai pendegradasi hidrokarbon seperti minyak bumi. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif atau variabel, bersifat fakultatif anaerob, bersifat motil karena flagel peritrik, kosmopolit, dan mampu membentuk andospora sehingga dapat bertahan pada baebagai kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Beberapa jenis Bacillus yang diketahui mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon aromatic antara lain : Bacillus macerans, B. mycoides, B. megaterium, B. subtilis, B. pumilus, B. thermoleovorans, B. gordonae dan B. benzoevorans.

Anda mungkin juga menyukai