Anda di halaman 1dari 34

BAB III

TINJAUAN PERUSAHAAN

3.1 Deskkripsi Perusahaan

3.1.1 Sejarah Singkat PT. Semen Padang


PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang
berlokasi di Padang, propinsi Sumatera Barat. Tepatnya di Indarung yang berjarak
sekitar 15 km dari pusat kota Padang. Secara geografis lokasi pabrik berada di
ketinggian kurang lebih 200 meter di atas permukaan air laut.
PT. Semen Padang merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di
lingkungan Direktorat Jendral Industri Logam, Mesin, Kimia, Departemen
Perindustrian dan Perdagangan.

Berawal pada tahun 1906 ketika seorang ahli teknik berkebangsaan Jerman
yang bekerja untuk militer Belanda bernama (Christoper Lau), menemukan deposit
batu kapur, silika, dan tanah liat di lokasi yang berdekatan sekitar Indarung. Bahan-
bahan tersebut diatas merupakan bahan baku utama untuk memproduksi semen.
Kenyataan ini mengundang minat pihak swasta Belanda untuk mengolahnya,
sehingga pada tanggal 18 Maret 1910mereka mendirikan sebuah perusahaan semen
pertama di Indonesia dengan nama NV. NEDERLANDS INDISCHE CEMENT
MAATSCHAPPIJ (NV.NIPCM). Secara resmi perusahaan ini mulai beroperasi pada
tahun 1912 dengan kapasitas 22.900 ton pertahun dan kapasitas ini terus
ditingkatkan hingga tahun 1939 telah mencapai 170.000 ton pertahun.

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, pabrik ini dikuasai oleh
Jepang dengan manajemen ASANO CEMENT. Setelah proklamasi kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945, pabrik ini diambil alih oleh karyawan yang selanjutnya
menyerahkannya kepada pemerintah Republik Indonesia, tapi hal ini tidak
berlangsung lama karena dalam agresi militer Belanda I pada tahun 1947, pabrik
ini direbut kembali oleh Belanda dan mengganti namanya dengan NV.

7
8

PADANGSCHE PORTLAND CEMENT MAATSCHAPPIJ (NV.PPCM). Walaupun


peperangan antara Indonesia dengan Belanda telah berakhir tahun 1949, tetapi
Belanda masih menginginkan perusahaannya yang ada di Indonesia tetap
berproduksi terus, sehingga peningkatan produksi terus membaik.

Pada tanggal 5, Juli, 1958 sesuai dengan KepPres No.10 tahun 1958,
pabrik ini diambil alih oleh pemerintah RI dalam rangka merebut kembali Irian
Barat dari tangan Belanda. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai ulang tahun
PT. Semen Padang. Ketika itu pabrik dikelola oleh Badan Penyelenggara
Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT) dan nama Semen Padang mulai
diperkenalkan. Dengan dikeluarkannya PP No.135 tahun 1961 perusahaan ini
berstatus sebagai Perusahaan Negara (PN). Kemudian berubah status lagi pada
tahun 1972 dengan realisasi akte notaris No.5 tanggal 4 Juli 1972 dari PN menjadi
Persero Terbatas, dengan modal seluruhnya dimiliki pemerintah RI.

Dengan telah selesainya Pembangunan Proyek Optimalisasi dan Efisiensi


Pabrik Indarung II dan IIIA serta pembangunan Pabrik Indarung IIIC, yang
merupakan perluasan pabrik Indarung IIIB, maka terhitung mulai 1 Januari 1994,
kapasitas terpasang meningkat menjadi 3.270.000 ton pertahun. Penamaan ke-4
pabrik di atas dirubah menjadi Unit Produksi Indarung I, II, III, IV. Untuk
menambah jumlah produksi, maka PT. SEMEN PADANG membangun Unit
Produksi Indarung V, sehingga kapasitas terpasang sampai saat ini total
keseluruhan adalah 5.360.000 ton/tahun, dengan spesifikasi pabrik adalah sebagai
berikut:
1. Pabrik Indarung I (wet procces) menghasilkan 120.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 1910. Pabrik ini di-stop sejak tahun 1998.
2. Pabrik Indarung II (dry procces) menghasilkan 660.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 1978.
3. Pabrik Indarung III (dry procces) menghasilkan 660.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 1985.
4. Pabrik Indarung IV (dry procces) menghasilkan 1.620.000 ton per
tahun, dibangun pada tahun 1987.
9

5. Pabrik Indarung V (dry procces) menghasilkan 2.300.000 ton per tahun,


dibangun pada tahun 1998.
Pabrik Indarung VI (dryprocces) menghasilkan 3.000.000 ton per tahun
(asumsi), dibangun pada tahun 2014 dan selesai pada tahun 2016.Pabrik Indarung
VI adalah pabrik terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2016 memiliki kapasitas
sebanyak 1.200 ton / jam, sehingga artinya memiliki kapasitas 28.000/hari storage.
Sampai saat ini PT. Semen Padang telah berhasil memproduksi berbagai
macam tipe semen yaitu : Tipe I, II, III, IV, V, OWC, SMC, PPC, 52,5R, 42,5R,
32,5R. Jenis semen yang diproduksi oleh Indarung V adalah 52, 5R, 42,5R, 32,5R
yang merupakan standar yang berlaku di Jerman. Sedangkan untuk tipe I, II, III, IV,
V, OWC, SMC, PPC diproduksi di pabrik Indarung II, III, IV.

3.1.2 Lokasi Dan Kesampaian Daerah PT. Semen Padang


Lokasi pabrik dan kantor pusat PT. Semen Padang terletak di kelurahan
Indarung kecamatan Lubuk Kilangan kotamadya Padang, provinsi Sumatera Barat,
yang berjarak sekitar 15 Km ke arah timur pusat kota Padang. Secara geografis
lokasi pabrik berada pada ketinggian lebih kurang 200 meter di atas permukaan
laut.

Secara geografis terletak pada koordinat (100° 27ʹ 20ʺ BT–100°32ʹ 12ʺ BT)
dan (00°57ʹ47ʺ LS–01° 00ʹ48ʺLS). Indarung terletak di kaki Pegunungan Bukit
Barisan, di daerah ini mengalir beberapa sungai antara lain Sungai Batang Kuranji,
Sungai Batang Idas, Sungai Batang Kasumbadan Sungai Batang Arau. Kuari
Batugamping (Bukit Karang Putih) terletak di Kelurahan BatuGadang, Kecamatan
Lubuk Kilangan ± 2 Km dari pabrik Semen Padang ke arah selatan Indarungyang
dihubungkan dengan sebuah jalan yang terbuat dari beton. Bukit Karang Putih ini
secarageografis terletak pada koordinat (100° 24ʹ31ʺBT–100°25ʹ04ʺBT) dan (00°
57ʹ47ʺLS–01° 00ʹ48ʺLS), dimana membujur dari arah Utara ke Selatan dengan
puncak tertinggi 554 m dan puncak terendah 400 m di atas permukaan air laut.
Letak geografi Kotamadya Padang berada padakoordinat (00°44ʹ00ʺ–01°08ʹ 35ʺ
LS) dan (100°05ʹ05ʺ BT), yang mengarah ke Lautan Hindia, dengan batas-batas
wilayah adalah:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.
10

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kotamadya Solok dan Kabupaten


Solok.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Lautan Hindia Kotamadya Padang
merupakan salah satu Daerah tingkat II di wilayah Provinsi Sumatera
Barat dengan luas 694,96 Km² meliputi wilayah kecamatan dan terdiri
dari 193 wilayah kelurahan. Luaswilayah tersebut berlaku setelah
adanya pengembangan wilayah berdasarkan PP No. 17 1980,dimana
luas wilayah Kota Padang sebelumnya hanya 33 Km²yang meliputi tiga
wilayah kecamatan
PT. Semen Padang merupakan BUMN dibawah Dirjen Industri Logam,
Mesin dan Kimia, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Kegiatan-kegiatan
perusahaan dikendalikan oleh putra-putri Indonesia dengan berbagai latar belakang
pendidikan.

Sumber: PT.Semen Padang


Gambar 3.1. Peta Kesampaian Daerah
11

3.1.3 Struktur Organisasi PT.Semen Padang


Struktur organisasi PT. Semen Padang berbentuk garis dan staf (line dan
staf) dimana terdapat satu atau lebih tenaga staf. Bentuk dan model struktur
organisasi seperti ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang
mempunyai daerah kerja yang luas dan tugas yang banyak.
Struktur organisasi merupakan salah satu kelengkapan penting bagi
perusahaan dimana didalamnya tergambar tingkat tanggung jawab, wewenang, dan
tugas yang jelas. Disamping itu struktur organisasi juga memberikan gambaran
perusahaan secara menyeluruh, juga dapat menunjukan dengan jelas kewajiban dan
tugas dari tiap-tiap jabatan yang diembannya. Struktur organisasi PT. Semen
Padang jika dilihat dari garis pertanggungjawabannya adalah struktur organisasi
fungsional yang berbentuk garis dan staf, dimana didalam menjalankan perusahaan.
Saat ini PT. Semen Padang menggunakan struktur organisasi sesuai SK
direksi NO.231/SKD/DESDM/12.99. pengangkatan dan pemberhentian direksi di
lakukan berdasarkan kepada rapat umum pemegang saaham PT. Semen Padang dan
pemerintah atau intruksi Menttri Keuangaan dan Mentri Perindustrian dan
Perdagangan
PT. Semen Padang di pegang oleh seorang direktur utama yang di bantu
oleh tiga orang direktur yaitu;
1. DirekturKomersial
2. Direktur Produksi
3. Direektur Keuangan
Ke tiga direktur ini disebut dewaan direksi, Dalam operasionalnya
masing-masing direktur ini di bantu oleh bawahanya yang berada pada tingkat
depaartemen biro dan sedngkaan pimpinan tertinggi terletak pada dewan komisaris
yang mmerupakan pengelolah tidak lansung. Dalam mengelolah ssuatu perusahaan
aggar berjaalan dengan baik dan benaar di perlukan manajemen yang resusun dan
terprogram. Dimana sistem manajemen inilah yang akan menentukan jalanya
jalanya roda perusahaan
Manajemen adalah bagaimana membuaat orang lain mau bekerja serta rela
mengerjakan yang akaan kita kehendaki. Dari pengertian di atas dapat di jelaaskan
bahwa seorang pemimpin perusaahaan dalaam melaksanakan tugas-tugasnyaa
12

tidak leppas dari fungsi – fungsi manajemen, karna melalui fungsi manjemen itulah
sehingga tujuan yang di kehendaki perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan garis besarnya fungsi manajemen itu dapat dibagi atas:


1. Planning (perencanaan)
planning adaalaah fungsi manajemen untuk menentukaan tujuan program
perusahaan. Setiap kegiatan-kegiatan yang di capai harus dapatt di buat
perencannaan terlebi dahulu pada PT. semen padang perencanaan di buat oleh
pimpinan dan perencanaan yang sifatnyaa kecil pada masing--masing unit di
laaksanakan oleh masing-masing unit tersendiri
2. Organizing (pengorganisaasian)
Struktur organisasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan dimana di
dalamnyaa tergambar tingkat tanggung jawab wewenang daan tugas yang
jelas. Organisasi adaalaah gabunga dari beberapa orang yang terkoordinasi
untuk mencapai tujuan yang sama . Dalam mencapai tujuaan tersebut akaan
ddi hadapkan dengan beberaapa kegiatan yang akan di laksanakan dan hal ini
tergantung kepadaa besar kecilnya perusahaaan. Sehingga dapat memberikan
gambaran perusaahaan secara menyeluruh
3. Actuating (pengerakan)
actuating aadalah suaatu pergerakan pimpinan terhadapp bawahan jadi di sini
yang meenjadi fokus adalah manusia, dalam arti luas yaitu hubungan
silaturahmi antar manusia. Untuk itu dalam mencapai pergerakan yang baik
perlu di perhatikan sesuatu yang berhubungan dengan masalah manusia. Di
PT Semeen Padang hal ini dilakukan dengan sangaat baik, dengaan adanya
koperasi kariawan dan siraman- siraman rohani berakal, darma wanita
perusaahaaan dan lain-lain
4. Controlling (pengawasan)
controlling adalah tindakan yang harus di laksanakan oleh pimpinaan
perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadinya penyimpangan
penyelewengan tugas dan wewenang dari yang telah di tentukan sebelumnya
, sehingga dapat di capai yang baik pula.

Anak perusahaan dan penunjang lainnya, terdiri dari:


13

1. PT. SepatimBatam Tama, sebagai perdagangan dan jasa pengangkutan


umum, pengantongan semen dan kontraktor.
2. PT. Bima Sehaja Abadi, sebagai jasa pengantongan semen, dan jasa
perdagangan semen.
3. PT. Ingsar, sebagai distribusi semen, transportasi dan alat berat, dan
perdagangan umum.
4. PT. Sumatra Utara Perkasa Semen, sebagai jasa pengantongan dan pabrik
kantong semen

Pada PT. Semen Padang yang bertugas dalam mengkoordinasikan


kegiatan penambangan dan pengolahan bahan mentah serta aktivitas pemeliharaan
guna mencapai target perusahaan ialah Departemen Tambang. Dalam pelaksanaan
memenuhi kebutuhan bahan mentah tersebut, maka Departemen Tambang dibagi
atas beberapa struktur organisasi yang mempunyai tugas masing-masing yaitu:
1. Unit Penambangan
Unit penambangan berfungsi mengevaluasi dan mengelola aktivitasproduksi
penambangan, pengolahan dan pengiriman bahan baku utama semen (Batu
kapur dan silika) ke storage sesuai RAKP. Unit penambangan terbagi atas
tiga bidang, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang (Drilling, Blasting & Mining Service)
Bidang ini bertugas untuk memantau,memeriksa, mengevaluasi dan
mengawasi kegiatan-kegiatan pemboran (Drilling), peledakan
(Blasting) dan layanan-layanan yang berguna untuk penambangan.
Biasanya jabatan ini dijabat oleh KTT (Kepala Teknik Tambang).
b. Bidang (Loading & Hauling)
Bidang ini bertugas untuk memantau, memeriksa, mengevaluasi dan
mengawasi kegiatan loading (pemuatan) bahan baku semen baik itu
batu kapur maupun silika dan juga hauling (pengangkutan) bahan baku
semen ke tempat penyimpanan sementara.

c. Bidang (Crushing&Conveying)
14

Bidang ini bertugas untuk memantau, memeriksa, mengevaluasi dan


mengawasi kegiatan pengecilan ukuran-ukuran bahan baku semen
(crushing) pada alat pengecil ukuran atau penghancur (crusher) dan
juga kegiatan pengiriman bahan baku ke pabrik (conveying) melalui alat
(beltconveyor).
d. Bidang Penambangan( Soil& Produksi Aggregate)
Bertanggung jawab terhadap penambangan(soil) dari lokasi
penambangan ke (storage) masing-masing pabrik, bertanggung jawab
terhadap kegiatan penambangan dan pengolahan material(aggregate) di
lokasi penambangan.

2. Unit Pemeliharaan Alat Tambang (PAT)


Unit Pemeliharaan Alat Tambang berfungsi dalam merencanakan
mengkoordinasi, mengontrol, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan peralatan (preventive,predictive dan
troubleshooting) di area tambang agar dapat berfungsi sesuai dengan
kapasitas desainnya.Biro Pemeliharaan Alat Tambang Terbagi atas tiga
bidang, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang Pemeliharaan (Crusher )
Bidang Pemeliharaan (Crusher)berfungsi dalam menjamin kondisi
dan ketersediaan alat-alat tambang, berupa (crusher).
b. Bidang Pemeliharaan (Conveyor)
Bidang Pemeliharaan (conveyor) berperan dalam menjamin
ketersediaan dan kelancaran alat Transport (belt conveyor) dan alat-
alat berat pabrik (loader).
c. Bidang Pemeliharaan Listrik & Instrumen Alat Tambang
Bidang Pemeliharaan Listrik & Instrumen Alat Tambang memiliki
fungsi dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan peralatan listrik & instrumen alat
tambang.

3. Unit Pemeliharaaan Alaat Berat Tambang (PABT)


15

Biro Pemeliharaan Alat Berat Tambang berfungsi dalam merencanakan,


mengkoordinasikan, mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan (preventive, predictivedan troubleshooting) terhadap
mekanikal, elektrikal dan sistem kontrol seluruh peralatan alat berat di area
tambang dan mengupayakan penyempurnaannya sesuai dengan sasaran
pemeliharaan alat berat tambang pada RAKP Departemen Tambang.Biro
Pemeliharaan Alat Berat Tambang terbagi atas tiga bidang, yaitu sebagai
berikut:
a. Bidang Pemeliharaan (Loading & Hauling)
Bidang ini mempunyai bidang dan tanggung jawab atas pemeliharan
terhadap aalat- alat tambang (Loading –Hauling).
b. Bidang Pemeliharaan (Drilling Mining Service)
Bidang ini bertugas dan tanggung jawab atas pemeliharaan terhadap alat
berat tambang yang terdapat dibidang (Drilling, Blasting, & Mining
Service).
c. Bidang bengkel alat berat Tambang
Bidang Bengkel Tambang berfungsi dalam merencanakan
mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan peralatan (preventive, predictive dan troubleshooting)
serta pengisian bahan bakar alat berat.

4. Unit Perencanaan, Pengembangan, & Evaluasi Tambang (PPET)


Berperan dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pelaksanaan kerja pengembangan/perluasan tambang yang disesuaikan
dengan rencana kerja produksi jangka panjang/menengah dengan efisien dan
tepat waktu sesuai masukan atasan langsung.Staf PPET berfungsi
mengkoordinasikan, merencanakan dan mengawasi pelaksanaan kerja di
lapangan.
5. Bidang SHE Tambang
Bidang ini berperan sebagai sebuah sistem manajemen (Safety, Health &
Environment) untuk mencapai tujuan, sasaran, dan visinya dalam aspek
16

keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Program SHE disesuaikan


dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan.

Sumber:Documeentasi lapangan PT.Semen Padang


Gambar 3.2. Kantor Unit Tambang

3.1.4 Produksi PT. Semen Padang


PT Semen Padang saat ini memproduksi beberapa jenis semen diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Semen Portland Type I
Semen ini merupakan semen yang dikenal masyarakat secara umum, yang
biasa dipakai untuk semua macam konstruksi yang tidak memerlukan
persyaratan khusus, seperti ketahanan terhadap sulfat, panas hidrasi atau
kekuatan awal yang tinggi.

2. Semen Portland Type II


Semen ini dapat dipakai untuk jenis konstruksi yang mempunyai persyaratan:

a. Ketahanan terhadaap sulfur tinggi


b. Ketahanan terhadap hydrasi yang sedang yaitu pada lokasi yang
mempunyaai suhu agak tinggi

3. Semen Portland Type V


17

Semen ini dapat dipakai untuk jenis konstruksi yang mempunyai persyaratan:

a. Ketahanan terhadap sulfat


b. Pada konstruksi air buangan atau konstruksi bawah air.

4. Oil Well Cement (OWC)


OWC adalah semen yang dipakai dalam bentuk (slurry) yang dipompakan
untuk penyemenan pada formasi yang dalam dan sempit, biasanya digunakan
pada perusahaan pengeboran minyak.
5. Super Mansory Cement (SMC)
SMC adalah jenis semen portland campur yang digiling bersama-sama
(klinker dan gypsum). Perbandingan antara klinker, gypsum, batu kapur
adalah 6:4:2. SMC mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Cocok untuk pekerjaan konstruksi ringan.


b. Bersifat lebih plastis dan tidak cepat kaku pada waktu pengecoran, serta
memiliki kekuatan tekan mendekati semen (portland type I).
c. Bersifat lebih mudah pengerjaannya dan cocok untuk pemasangan batu
bata, tegel, dan bahan bangunan lainnya.
d. Memberikan hasil permukaan plastis yang licin dan halus dan juga
mempunyai sifat pengerutan dan penyusutan yang sangat kecil.
e. Mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dari semen portland biasa
sehingga hasil pengerjaanya lebih baik dan bebas dari keretakan-
keretakan.
f. Mempunyai permukaan pori-pori yang sangat kecil dan warna yang
lebih terang, sehingga akanmenghemat pemakaian cat.
g. Mempunyai pertumbuhan kekuatan tekan yang relatif lebih lambat

3.2 Proses Pembuatan Semen


18

3.2.2 Bahan Mentah (Raw Material)


Ada lima macam material dasar semen yaitu: batukapur (lime stone, 81%),
batusilika (silica stone, 9%),tanah liat (clay, 9%),pasir besi (iron sand, 1%) dan
gypsum.
1. Batu Kapur (Lime Stone)
Batukapur merupakan sumber kalsium oksida (CaO) dan kalsium karbonat
(CaCO3). Batukapur ini diambil dari penambangan di Bukit Karang Putih
Indarung.
2. Batu Silica (Silica Stone)
Material ini merupakan ssilsium oksida (SiO2) dan aluminium oksida
(Al2SO3). Material ini di tambang di Bukit Ngalu Indarung
3. Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan sumber aluminium oksida dan iron oksida. Bahan
baku ini ditambang dibeberapa lokasi di Padang.
4. Pasir Besi (Iron Sand)
Pasir besi merupakan sumber Fe2O3. Material ini di daatangkan dari daerah
Cilacap, Jawa Barat
5. Gypsum
Gypsum merupakan sumber CaSO4H2O. Material ini di pakai sebagai
penahan agar semen tidak cepaat mengering dan menggeras atau (false set.
Gypsum) ini di datangkan dari gersik Australia dan Thailand

3.2.3 Tahapan Pembuatan Semen


PT. Semen Padang memprroses pembuatan semen mengunakan dua tipe
yaitu proses basah dan proses kering, tetapi yang saat ini dipakai hanyalah proses
kering. Karena proses basah ini membutuhkan biaya optimasi yang sangat besar,
sedangkan efisiensinya rendah.
Alur pembuatan semen untuk proses kering di PT. Semen Padang dapat
dilihat pada gambar 3.3
19

Sumber: Data PT. Semen Padang


Gambar 3.3.Alur Pembuatan SemenProses Kering

Keterangan diagram :
a. Batu kapur ( lime stone ) 81 %.
b. Batu silika ( silica stone ) 9 %. Bahan-bahan mentah semen
c. Tanah liat ( clay ) 9 %.
d. Pasir besi ( iron sand ) 1 %.

Dalam proses pembuatan semen ada tiga tahap yaitu:


1. Proses Penggilingan Bahan Mentah
Pada tingkat ini, bahan-bahan mentah yang telah dipersiapkan dengan
komposisi yang tepat, (digiling) hingga mempunyai kehalusan tertentu. Sebelum
digiling bahan-bahan mentah tersebut dikeringkan agar tidak terjadi penggumpalan
pada proses penggilingan. Pengeringan (drying) dilakukan dengan tenaga gas panas
yang keluar dari dalam kiln sistem dan gas panas yang keluar dari dalam mesin
diesel pembangkit tenaga listrik atau dari hot air generator.
Di dalam alat penggilingan yang biasa disebut (rawmil)terjadi
pencampuran antara bahan-bahan mentah yang mulanya mempunyai kadar air 6-
11% keluar dari (raw mil)l menjadi 0,8% kadar airnya dalam bentuk bubuk halus
yang disebut (raw mix). Meskipun campuran bahan dasar yang masuk dalam (raw
mill)sudah diatur komposisinya, namun biasanya komposisi kimia dari raw mix
belum seperti yang diharapkan untuk itu perlu dilakukan (correction dan
homogenezing).
20

Beberapa istilah didalam proses raw mill yaitu:


a. Drying yaitu suatu proses pemanasan didalam raw mill dengan tujuan
tidak terjadi penggumpalan dalam proses grinding.
b. Grinding yaitu suatu proses penggilingan bahan-bahan mentah yang
dilakukan oleh bola-bola penggiling yang mempunyai diameter 20-
90mm.
c. Mixing yaitu suatu proses pencampuran bahan-bahan mentah (bahan
masih kasar).
d. Correction yaitu suatu proses pengecekan yang dilakukan oleh orang-
orang laboratorium yang bertujuan mengecek apakah bahan-bahan
tersebut sudah tepat komposisinya.
e. Homogenezing yaitu suatu proses pencampuran setelah melewati
proses pengecekan (bahan sudah halus).
f. Water vapour yaitu sisa gas pembakaran dari raw mill (ke cerobong
asap).

2. Proses Pembakaran

Pada proses pembakaran ini, campuran bahan mentah hasil dari raw mill
yaitu raw mix dimasukkankedalamanKiln (suatu ruangan yang digunakan untuk
proses pembakaran yang bersuhu antara 1440-1460 ºC, cara kerjanya adalah kiln
berputar untuk pencampuran sekaligus penghalusan dengan putaran 2,8 rpm;
untuk penghalusannya kiln menggunakan media bola besi dari Siloraw mill
melalui conveyor alat transport.

Adapun tujuan pembakaran bahan-bahan mentah tersebut adalah untuk


penguraian unsur-unsur kimia yaitu ( C2S, C3S, C3A, C4AF. ) Di dalam area ( Kiln)
terjadi beberapaa proses yaitu:
a. Preheating yaitu suatu proses pemanasan pendaahuluan /pemanasan
awalan
b. Calcining yaitu suatu proses pemisahan unsur-unsur kimia, biiasanya
terjadi pada suhu 850ºC.
21

c. Sintering atau proses pemijaran yaitu suatu proses dimana pada proses
Calcining bahan-bahan tersebut tidak terurai (mungkin bahanya
tterlaalu besar atau faktor lain), pada proses ini biasanya suhunya diatas
850ºC.
d. Cooling yaitu suatu proses pendinginan dengan (grate cooler ) yang
tujuanya agar alat transport yang ddi gunakan untuk mengangkut
bahan dari kiln tidak rusak oleh sesuatu yang terlalu panas.
e. Pada proses ini yaitu proses pembakaran bahaan pembakaran yang di
gunakan adalah batu baral (Coal) dan minyak (Oil). Apabila yang di
gunaakan adalah (Coal) maka persiapan awalnya adalah pengeringan
(Driying Coal), setelah kering Coal tersebut di Digiling (Grinding).
Batu bara yang telah digiling telah siap untuk di gunakan
ppembakaran di dalam Klin. Apabila yang ddi gunaakan bahan bakar
minyak maka persiapanya terddiri daari 2 proses (Compressing) yaitu
bahan bakar di pompa sampai tekanan tertentu dan proses (Heatingg)
atau pemaanasaan yang di lakukaan di dalam sebuah (Preheating)
unit sampaai suhu tertentu Tekanan dan suhu pada bahan bahan bakar
ini erat hubungannya dengan kekentalan minyak tersebut, dimana
tingkat pengabutan terpenuhi.

Pada proses ke-2 ini atau proses pembakaran dengan alat yang (klinker)
yang diameternya 1-40 mm dan dimasukan dalam silo (penampungan) kilnker.

3. Tahap proses Penggilingan Kilnker


Klinker yang didinginkan dalam silo kilnker, dimasukan kedalam (Cement
Mil)l bersamaan dengan gypsum (3-4%). Cement mill merupakan suatu alat proses
terakhir dari pembuatan semen sebelum ke pengantongan. Didalam (cement
mill)ini, kilnker dan (gypsum digiling) bersama-sama sampai menjadi 3.
bubuk yang mempunyai kehalusan tertentu dengan media penggiling adalah bola
besi.

(cement mill)ada dua ruangan yaitu ruang pertama, bola besinya


mempunyai diameter 30–60 mm dan bersuhu ± 105ºC, sedangkan ruangan kedua
22

diameter bola besinya adalah 15–22 mm dan bersuhu ± 133ºC. Proses lain yang
berada pada (cement mill)adalah proses pendinginan yang bertujuan untuk
menyerap panas yang timbul dari proses penggilingan, penyerapan ini bertujuan
untuk menahan suhu material yang sedang digiling pada suatu level tertentu. Bila
level tadi terlampaui, maka (gypsum)yang diharapkan akan bekerja sebagai
(retender) didalam semen, akan menjadi tidak berfungsi. Pada proses (cement
mill)ini menghasilkan produk yaitu semen, dan dimasukan ke silo semen yang
selanjutnya dipengantongan dan didistribusikan.
Secara umum proses produksi semen terdiri dari beberapa tahapan:
a. Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen
adalah batu kapur, tanah liat, pasir besi dan pasir (silica). Bahan-bahan
ini ditambang dengan menggunakan alat-alat berat kemudian dikirim
ke pabrik semen.
b. Bahan mentah ini diteliti di laboratorium, kemudian dicampur dengan
proporsi yang tepat dan dimulai tahap penggilingan awal bahan mentah
dengan mesin penghancur sehingga berbentuk serbuk.
c. Bahan kemudian dipanaskan di (preheater)
d. Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk
kristal (klinker)
e. Kristal (klinker)ini kemudian didinginkan di (Cooler)dengan bantuan
angin. Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi ke
(preheater)untuk menghemat energi
f. (Klinker) ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar
yang bersisi bola-bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
g. (Klinker) yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat
penampungan semen mirip tangki minyak pertamina)
h. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.
i. Untuk lebih jelasnya proses produksi pembuatan semen padang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
23

Sumber: Data PT. Semen Padang

Gambar 3.4.Proses Pembuatan Semen

Sumber: Dokumentasi 2Lapangan PT.Semen Padang

Gambar 3.5. Pabrik Indarung

3.3 Keadaan Geologi Regional


Secara regional daerah penelitian terletak pada lereng sebelah barat dari
jalur pegunungan Bukit Barisan. Dari hasil penyelidikan Kastowo dan Gerard
(1972) diketahui bahwa daerah batuan yang tertua dan tersingkap disekitar
Indarung dan sekitarnya berumur tersierjuga ,terdiri dari kelompok batuan
metamorf, yang umumnya mendasari perbukitan dan pegunungan-pegunungan.
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan metamorf, batu lanau yang berasosiasi
dengan filit dan batu lempung tufayang bersifat memberan kristalin .Diatas
batuan(Pra-Tersier)tersebut secara tidak selarasdiendapkan kelompok
batuanVulkanik Tersier Kuarterdan endapanKuarter ini terdiri dari aliran-aliran
(lahar, konglomerat), per selingan antara andesit dan tufa kristal yang sangat keras.
24

Untuk endapanKuarter terdiri dari endapan kipasaluvialyang merupakan hasil


rombakan dari endapangunung api dan sebagian kelompok batuan paling mudah
adalah endapanaluvial, terdiri dari bongkah-bongkah batuan beku, kerikil, pasir
dan lanau yang bersifat lepas.

Keadaan geologi daerah ini merupakan bukit yang sangat terjal dengan
sudut lereng alami mencapailebih dari 45°.Bukit Karang Putih umumnya ditempati
oleh batugamping atau marmer danterobosan-terobosan batuan beku (baslt, andesit
dan granitis).Lapisan batu gamping terletak diatas batu lempung tufadengan
ketebalan 100 - 350 m. Di sebelah selatan lokasi penambangan ditemukan batuan
basalt. Hal ini dapat diperkirakan bahwa di daerah ini terdapat(ekstruksibasalt),
ekstruksi inilah yang menyebabkan terjadinya batu gamping menjadi kalsit dengan
kristal yang besar-besar. Batuan tertua yang dijumpai pada Bukit Karang Putih ialah
batuan yang sebenarnya terdiri dari lempung (tufa) yang berasosiasi dengan
rijangchert. Dinding-dinding bukit batu ini memperlihatkan gejala pelarutan
melalui kekar-kekar yang terlihat dari adanya dua gua-gua di daerah tersebut
(PPTM, 1982). Arah umum jurusstrike bidang pelapisan yang terdapat di Bukit
Karang Putih adalahN25° - 70°E(Departemen PertambanganPT.Semen Padang)
merupakan suatu blok antiklindengan proses pelapisan berarah lebih Kurang Timur
laut sampai Barat daya, dimana di bagian tengahnya dipotong oleh sesar sehingga
membentuk struktur graben .Lapisan tanah penutup yang dijumpai pada lokasi
penambangan terdiri dari lapisan batu gampinglapuk dan (rijang) dengan ketebalan
antara 0.1–5 m.

3.3.2 Keadaan Morfologi


Bukit Karang Putih yang merupakan lokasi penambangan batu gamping
untuk pabrik PT. Semen Padangmempunyai luas kurang dari 1,6 Km². Morfologi
daerah didominasi oleh perbukitan lerengterjal sekitar 65%-70 % dan mempunyai
punggung kearah selatan dengan puncak yang melandaidan bergelombang
umumnya ditempati oleh batu gamping atau marmer dan terobosan-terobosan
batuan beku. Lokasi penambangan yang berada di kelurahan Indarung dan Batu
Gadang yang (fisiografis) termasuk dalam sistem penghubung BukitBarisan yang
memanjang dari Barat laut ke Tenggara di sepanjang Pulau Sumatera dan ditempati
25

oleh PRA TersiersampaiKuarter. Satuan morfologi yang membentuk daerah


penambangan bervariasi dari perbukitan landai bergelombang sampai terjal dengan
pola umum aliran (sungaidenritik) pada bagian Selatan dan Timur serta pola aliran
(sungaiangular) pada bagian utara dan barat. Secara umum tahapan stadium dewasa
di bagian Utara dan stadium muda di bagian selatan. Pada umunya daerah Indarung
dan sekitarnya terdiri dari dataran rendah, daerah perbukitan rendah dan daerah
perbukitan Tinggi. Dataran rendah keadaan morfologinya pada umumnya hampir
rata dengan variasi sedikit, merupakan perbukitan landai dengan ketinggian antara
130–250 meter diatas permukaan laut.
Daerah ini terletak di bagian timur laut Bukit Karang Putih,
bebatuanaluvialberupa pasir sungai, lempung agak keras dan lempung dari hasil
endapan Sungai Idas dan Sungai Sako berupa pasir, lanau, kerikil dan bongkahan-
bongkahanbatuan vulkanik. Daerah Perbukitan Tinggi terdiri dari puncak- puncak
yang menonjol berupa karang berwarna putih dengan ketinggian 450 meter diatas
permukaan laut, berwarna putih dan batuannya terdiri dari batu gamping dan
andesit yang membentuk dinding-dinding terjal dan banyak ditumbuhi pepohonan
(pohon jati, pinus dan lain-lain), disertai kontrol patahan berarah laut Tenggara
tampak cukup jelas.

3.3.3 Keadaan Litologi


Berdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu bahwa litologi dari tua ke muda yang menyusun daerah
Karang Putih adalah sebagai berikut:
1. Batu Lempung Tufaan (Batu Lempung Kersikan )
Berwwarnaa merah ke coklatan, ukuran butir halus keras dan sebagian telah
mengalami kristalin, secara umum di sebut juga dengan batu silika secara
struktur batuan telah mengalami pelipatan
2. Batu gamping Marmer
Berhubungan saling menjari dengan batu lempung kersikan. Berwarna a
bu—abu kehitaman sampai abu-abu terang penyerapan batu ini mendominasi
bukit karang putih dan telah mengalami pelipaatan dengan kuat aarah umum
barat laut tenggaraa
26

3. Batuan Vulkanik/ Tufa


Merupakan batuan termuda yang dijumpai di Bukit Karang Putih. Satuan
litologi ini terdiri dari tufa, pasir tufa dan rombakan batu lempung tufah yang
telah mengalami pelapukan. Batuan ini diendapkan secara tidak selaras diatas
kelompok batuan PRA- Tersier.
4. Batuan Terobosan.
Batuan terobosan yang dijumpai di Bukit Karang Putih berupa batuan beku
berkomposisi basaltis-andesitis. Batuan ini berwarna abu-abu kehitaman,
tekstur afanitik-fanerik, butir sangat halus, sedang, terdiri dari mineral
feldspar dan piroksen dan terdapat pada kondisi yangfresh, sangat keras dan
kompak. Penyebaran batuan ini terdapat ditengah-tengah Bukit Karang Putih
dan di tepi lereng sebelah barat berupa Dike dan Still.

3.3.4 Struktur Geologi


Struktur bidang per lapisan batuan banyak dijumpai pada batu gamping
dan batuan keresikan dimana pada umumnya bidang pelapisanmempunyai arah dan
mempunyai kemiringan yang relatif sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua batuan tersebut terjadi dalam periode waktu yang hampir bersamaan dan
dalam lingkungan pengendapan yang sama. Struktur sesar dan kekar terdapat
didaerah ini, umumnya struktur sesar tidak dapat diamati dengan baik, sedangkan
kekar dapat terlihat dengan jelas dan pada umumnya memiliki kemiringan tegak
atau lebih dari 80° serta bersifat terbuka dan lebar antara 1-5 cm. Struktur lipatan
berupa (antiklin ataupun sinklin) dapat dijumpai di Bukit Karang Putih terutama
dijumpai pada kelompok batuan berumurrelatif tua antara lain pada batu gamping
dan batuan keresikansilica.

3.3.5 Cadangan dan Sifat Fisik Gamping di Kuari Karang Putih


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Geologi tahun
1974, bahwa cadangan batu gamping yang terdapat di Kuari Karang Putih adalah
sebesar 404.437.044 ton dengan luas daerah lebih kurang 1,65 x 0,6 km, dengan
ketebalan rata-rata 100-250 meter yang terletak diantara batu terkersikan, sebagai
27

tanah penutupnya adalah batu (rijang). Cadangan batu gampingini adalah cadangan
yang terbesar di Indonesia

3.4 GanesaBatu gamping


Batu gamping dapat terbentuk melalui beberapa cara diantara-Nya:
organik, secara mekanik dan secara kimia. Sebahagian besar batu gamping dialam
terbentuk secara organik akibat terjadinya pengendapan cangkang (rumah karang)
dan siput, (foraminifera)atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang
koral/kerang.Batugamping yang terjadi secara mekanik tidak jauh berbeda dengan
batu gamping yang terjadi secara organik, namun dibedakan karena terjadinya
perombakan dari bahan gamping tersebut kemudian terbawa oleh arus dan
diendapkan dari tempat yang tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi
secara kimia adalah jenis batu gampingyang terjadi dialam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar. Selain hal tersebut
diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batu gamping yang disebut
endapan sinter. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang
melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan yang kemudian diendapkan
kembali ke permukaan bumi.

3.5 Iklim Dan Curah Hujan


Kota madya Padang dan Indarung khususnya beriklim tropis dengan suhu
22–32 °C. Daerah ini dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau terjadi
pada bulan Januari-September dan musimpenghujan terjadi pada bulan Oktober-
Desember. Curah hujan rata-rata tiap bulan adalah28,85 mm.
3.6 Kegiatan Penambaangan Dengan Peledakan
Kegiaatan penambangan batu kapur (limestone) dan silicadi Departemen
penambangan PT Semen Padang dilakukaan dengan metode tambang terbuka
(Quarry). Di lapangaan penulis mengamati beberapa kegiatan yang berhubungan
dengan pertambaangan yakni:

1. Inspeksi lubang bor


28

Kegiatan inspeksi ini dilakukan untuk menentukan Design untuk


kegiatan peledakan selanjutnya. Dalam inspeksi, dilakukan perhitungan lubang
dan pencatatan di lembaran inspeksi. Gunanya, agar dapat diketahui banyaknya
lubang bor serta apabila terjadi ke tidak sesuaian bisa dilakukan pemboran ulang
hingga waktu peledakan dilakukan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan Front II PT Semen Padang

Gambar 3.6. Kegiatan Inspeksi Lubang Bor

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.7. Hasil Inspeksi di Design di Lembar Laporan Inspeksi

Kegiatan Design pola untuk peledakan menggunakan software shotplus 4.0


yang akan diaplikasikan di lapangan Kegiatan ini dilakukan setelah didapatkan
bentuk atau pola pemboran dari hasil inspeksi sebelumnya. Dengan
menggunakan Software Shortpluss 4.0 dapat dilakukan Design. Design ini akan
di aplikasikaan di lapangaan untuk peledakan
29

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.8. Design Pola Peledakan Menggunakan Software ShotPlus4.0

2. Kegiatan Proses Pembuatan Bahan Peledak Seperti, ANFO dan DABEX.

Kegiatan ini sangat penting dilakukan, karena inilah bahan utama yang
akan dijadikan untuk peledakan. Untuk pembuatan ANFO di lakuan oleh karyawan
PT Semen Padang itu sendiri, yakni bagian Bordak (Karyawan Peledakan). ANFO
di buat di ruangan khusus untuk di campurkan antara Amonium dan Fuel Oil.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.9. Ruangan Khusus Untuk Pencampuran ANFO
30

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.10. Proses Pencampuran ANFO

Untuk bahan peledak DABEX (Dahana Bulk Emulsion), proses


pembuatannya dilakukan oleh karyawan PT Dahana itu sendiri. PT Dahana
merupakan perusahaan pemasok bahan peledak untuk PT Semen Padang. Proses
pembuatan Dabex sangat hati-hati dan hanya PT Dahana yang mengetahui takaran
untuk pembuatan Dabex tersebut.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.11. Tempat Pembuatan Dabex milik PT Dahana

3. Kegiatan Pemasukan Bahan Peledak ke Dalam Lubang Ledak


Kegiatan ini dilakukan sesudah pengecekan semua perlengkapan dan
peralatan peledakan. Dimulai pengecekan peralatan seperti :
31

a. Detonator
Digunakan sebagai pemicu awal untuk peledakan. Dimana arus akan
masuk ke detonator dan memicu api ke boster.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.12. Detonator ( kabel kuning)

b. Boster
Digunakan sebagai pemicu ke dua peledakan sebelum merambat
menuju Dabex. Boster akan terbakar dan meledakkan serta akan
memicu peledakan yang kuat oleh Dabex.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.13. Boster
32

c. Delay
Merupakan pengantar arus ke detonator. Berbagai macam jenis delay
yang dipakai di PT Semen Padang bagian peledakan. Dimulai dari 25
Ms, 42 Ms, 67 Ms dan 109 Ms. Delay yang berada di depan free face
dinamakan control dan di belakangcontroldinamakan excelon.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.14. Delay 42 Ms dan 67 Ms

d. Blasting Machine (BM)


Merupakan alat untuk mengalirkan arus dari (delay) menuju ke
detonator dan menghasilkan ledakan. Biasanya disambung
menggunakan kabel (wire).

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.15. Blasting Machine (BM)
33

e. Blaster’s Ohmmeter
Merupakan alat untuk mengukur tegangan yang ada pada delay yang
sudah terpasang dengan detonator. Gunanya agar mengetahui tegangan
pada masing-masing delay maupun keseluruhan delay. Sehingga dapat
diketahui apakah arus sudah ada atau belum.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.16. Blaster’s Ohmmeter

f. Connecting Wire
Merupakan kabel yang menghubungkan dari in-hole (lubang pemicu
awal peledakan) yang disambungkan ke (blaster’s ohmmeter) untuk
dilakukan pengecekan arus dan selanjutnya di sambungkan ke BM
untuk dilakukannya peledakan. Panjang kabel ini biasanya ± 200 m.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.17. Connecting Wire
34

4. Perlengkaapaaan Pendukung
Pengunaan dan pengecekan perlengkaapaan untuk peledakan, yang akan
di gunakan pada area Front penambangan seperti :
a. Plastik Pembungkus
Digunakan untuk membungkus bahan peledak seperti Boster, Dabex
dan ANFO yang penggunaannya ketika lubang bor untuk peledakan
terisi oleh air, dimana ketinggian air lebih dari kedalaman isian (6m)
maka dilakukan pembungkusan agar daya ledak dihasilkan tetap
maksimal.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.18. Plastik Untuk Pembungkus Bahan Peledak

b. Cangkul
Digunakan untuk stemming (penutup untuk isian bahan peledak) atau
memasukkan hasil cutting (sisa pemboran) ke dalam lubang ledak.
35

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.19. Kegiatan Stemming Menggunakan Cangkul

Setelah dilakukan pengecekan, dilakukan pemasukan bahan-bahan peledak


untuk dilakukannya peledakan. Dimulai dari pengangkutan bahan peledak dari
kantor menuju lapangan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.20. Alat Angkut Dabex (MMT)

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.21. Proses Pemasukan Bahan Peledak Dabex ke Lubang
Peledakan
36

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.22. Proses Pemasukan Detonator dan Boster ke Lubang
Peledakan

5. Kegiatan Perangkaian delay


Untuk peledakan baik itu menggunakan metode listrik maupun nonel
(non-elektrik).Kegiatan dilakukan untuk menyambungkan aanntara lubang satu
ddengan yang lainya untuuk dilakukan peledakann. Penyambungan dilakukan
sesuai Design yang telah dilakukan sebelumnya, dengan memperhatikan arah
lemparan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.23. Perangkaian Delay Nonel
37

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.24. RangkaianDelay Listrik

6. Peledakan dan memantau hasil fragmentasi.


Proses penghancuran batuan atau mineral dari batuan yang padu atau padat
(kompak) menjadi kecil-kecil. Setelah dilakukan peledakan, dilakukan
pemantauan kembali untuk memastikan bahwa proses peledakan telah terlaksana
dengan benar dan hasil yang dicapai mencapai target yang diinginkan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.25. Peledakan Untuk Produksi
38

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.26. Hasil peledakan menghasilkan Fragmentasi

3.2.Temuan Menarik

1. ………

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.27. Terjadinya (mis fire) gagal ledak
39

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.28.Fragmentasi peledakan yang cukup besar

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.29.Mata Bor Terjepit
40

Sumber: Dokumentasi Lapangan PT Semen Padang


Gambar 3.29.Batuan tufa

Berdasarkan temuan menarik di atas, maka selanjutnya penulis ingin


membahas tentang “Analisis Redisign Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan
Fragmentasi Batuan Yang Optimal PT. SEMEN PADANG Bukit Karang Putih
Indarung Sumatra Barat”

Anda mungkin juga menyukai