Anda di halaman 1dari 32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : -
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/II (Dua)
Materi Pokok : Getaran, Gelombang dan Bunyi
Alokasi Waktu : 15 JP x 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Mengagumi keteraturan dan 1.1 Mensyukuri semua ciptaan Allah SWT
kompleksitas ciptaan Tuhan termasuk indra pendengaran dan sistem
tentang aspek fisik dan kimiawi, sonar pada makhluk hidup
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkan-
nya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu, jujur, kerja
(memiliki rasa ingin tahu; sama, dan hati-hati
objektif; jujur; teliti; cermat; 1.2 Teliti dalam melakukan percobaan
tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari.

3.10 Memahami konsep getaran,


1.8.1 Menjelaskan periode dan frekuensi
gelombang, bunyi, dan
pada getaran, beserta hubungannya.
pendengaran,serta
1.8.2 Mendeskripsikan periode, frekuensi,
penerapannya dalam sistem
cepat rambat gelombang, dan panjang
sonar pada hewan dan dalam
gelombang, beserta hubungannya.
kehidupan sehari-hari
1.8.3 Membedakan karakteristik gelombang
transversal dan gelombang
longitudinal.
1.8.4 Menyebutkan karakteristik gelombang
bunyi.
1.8.5 Membedakan infrasonik, audiosonik,
dan ultrasonik.
1.8.6 Mengidentifikasi gejala resonansi
dalam kehidupan sehari-hari.
1.8.7 Menjelaskan hubungan antara struktur
dan fungsi organ pendengaran pada
manusia
1.8.8 Menjelaskan proses mendengar pada
manusia
1.8.9 Mendeskripsikan sistem sonar pada
makhluk hidup dan pemanfaataannya
dalam kehidupan sehari-hari

4.10 Melakukan pengamatan atau 4.10.1 Melakukan percobaan tentang getaran


percobaan tentang getaran, dan dapat menganalisis data
gelombang, dan bunyi pengamatan dari hasil percobaan

4.10.2 Melakukan pengamatan tentang


gelombang dan bunyi

4.10.3 Melakukan pengamatan tentang Indra


pendengaran

C. MATERI PEMBELAJARAN

Getaran, Gelombang dan Bunyi

I. Getaran
Peristiwa getaran dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak kita
temui, mungkin sedikit yang memahami bahwa peristiwa tersebut adalah
getaran. Saat seorang gitaris memetik gitar tampak senar gitar akan bergetar.
Sedangkan saat tangan kita menghentikan getaran maka bunyi dari gitar pun
akan menghilang. Begitu pula dengan mengapa kita dapat berbicara dan
menghasilkan beragam bunyi dari mulut kita, hal itu terjadi akibat adanya
getaran dari pita suara kita. Getaran dari suatu benda akan dirambatkan oleh
udara dan menggetarkan gendang telinga kita. Getaran tersebut terbaca oleh
saraf otak sehingga kita dapat mendengar bunyi yang dihasilkan. Contoh
lainnya pernahkah kamu melihat jam dinding yang memakai bandul? Jarum
jam tersebut bergerak akibat adanya gerak bolak balik bandul. Begitu juga
dengan ayunan.

Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa getaran adalah


gerak bolak-balik suatu benda secara periodik (berulang) melalui titik
setimbangnya. Satu getaran didefinisikan sebagai satu kali bergetar penuh,
yaitu dari titik awal kembali ke titik tersebut.

Gambar 3.1 Bandul sederhana

Satu kali getaran adalah ketika benda bergerak dari titik A-O-B-O-A.
Salah satu ciri getaran adalah adanya amplitudo (simpangan terbesar). Jarak
OA dan OB merupakan amplitudo.

Dalam konsep getaran dikenal beberapa besaran penting, yaitu


simpangan, amplitudo, frekuensi, dan periode. Besaran-besaran tersebut akan
kita pelajari berikut ini.

1. Amplitudo getaran

Coba kamu perhatikan gambar dibawah in!

Gambar 3.2 Getaran pada mistar

Gambar tersebut menunjukkan bahwa ujung mistar bergerak dari


titik A lalu ke B dan kembali lagi ke A dengan melewati titik O. Gerakan
tersebut dapat disingkat A–O–B–O–A. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa ujung mistar melakukan satu getaran. Satu getaran
merupakan gerak benda kembali ke suatu titik yang dipakai sebagai titik
awal gerakan. Dalam hal ini, titik A dipakai sebagai titik awal gerakan.

Jarak mistar yang digetarkan dari titik setimbangnya disebut


dengan simpangan. Sedangkan jarak antara O–A atau O–B adalah jarak
simpangan terbesar yang dikenal dengan amplitudo. Jadi, amplitudo
getaran adalah simpangan terbesar dari titik setimbang. Satuan amplitudo
dalam satuan SI adalah meter (m).

2. Frekuensi

Dari pembahasan sebelumnya telah kita ketahui bahwa mistar yang


digetarkan akan bergerak bolak-balik melalui titik setimbangnya. Hal ini
berarti bahwa mistar akan melakukan sejumlah getaran setiap sekonnya.
Sejumlah getaran yang dilakukan setiap sekon disebut frekuensi getaran.
Jadi, frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan tiap satu satuan
waktu. Besar frekuensi getar dapat ditentukan dengan rumus:

n
f=
t

Keterangan:

f = frekuensi (1/s atau Hz)

n = jumlah getaran

t = waktu melakukan getaran (s)

Satuan frekuensi dinyatakan dalam hertz (Hz). Satu Hz = 1


getaran / sekon. Berikut ini adalah konversi satuan hertz.

1 KHz = 103 Hz

1 MHz = 103 KHz = 106 Hz

1 GHz = 103 MHz = 106 KHz = 109 Hz

3. Periode

Untuk melakukan satu kali getaran, mistar membutuhkan waktu


tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran
disebut periode. Periode getaran dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut:

t
T=
n

Keterangan:

T = periode (s)

n = jumlah getaran

t = waktu melakukan getaran (s)

4. Hubungan antara frekuensi dan periode

Hubungan frekuensi dan periode dapat dituliskan sebagai berikut :

1 1
T = atau f =
f T

contoh soal

1. Pada suatu pegas tergantung sebuah beban yang bergetar 40 kali dalam
waktu 10 sekon. Hitunglah besar
a. frekuensi getaran
b. periode getaran
Penyelesaian:
Diketahui pegas bergetar 40 kali dalam 10 sekon.
Ditanyakan:
a. f.....?
b. T....?
Jawab:
a. Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap sekon, maka
banyaknya getaran dalam 1 sekon.
n 40 getaran
f= = =4 getaran/sekon
t 10 s

Jadi, frekuensi getarannya adalah 4 hertz.


b. Periode getaran adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu kali getaran.
1 1s
T= = =0,25 s
f 4 getaran/sekon
Jadi, periode getarannya adalah 0,25 sekon.
2. Sebuah benda bergetar sebanyak 180 getaran dalam waktu 1 menit.
Berapakah:
a. Frekuensinya
b. Periodenya
c. Banyaknya getaran dalam waktu 10 detik?
Penyelesaian:
Dik : n = 180 getaran
t = 1 menit = 1x 60 sekon = 60 sekon
Dit : a. f.....?
b.T.....?
c. n dalam waktu 10 sekon ?
jawab :
a. Frekuensi
n 180 getaran
f= = =3 Hz
t 60 s

b. Periode
1 1
T = = =0,333 sekon
f 3

c. Banyaknya getaran
n
f=
t

n=fx t

n=3 x 10

¿ 30 getaran

II. Gelombang
Energi getaran akan merambat dalam bentuk gelombang. Pada perambatan
gelombang yang merambat adalah energi, sedangkan zat perantaranya tidak ikut
merambat (hanya ikut bergetar). Seperti pada saat kita mendengar getaran akan
merambat dalam bentuk gelombang yang membawa sejumlah energi, sehingga
sampai ke saraf yang menghubungkan ke otak kita. Berdasarkan energinya,
gelombang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gelombang mekanik dan
gelombang elektromagnetik. Perambatan gelombang mekanik memerlukan
medium, misal gelombang tali, gelombang air, dan gelombang bunyi. Perambatan
gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium, misal gelombang radio,
gelombang cahaya, dan gelombang radar. Berdasarkan arah rambat dan arah
getarannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.
1) Gelombang Transversal

Gambar 3.3 Grafik simpangan terhadap arah rambat

Pada tali, gelombang merambat tegak lurus dengan arah getarnya.


Bentukan seperti ini disebut gelombang transversal. Panjang gelombang
transversal sama dengan jarak satu bukit gelombang dan satu lembah gelombang
(a-b-c-d-e pada Gambar 9.8). Panjang satu gelombang dilambangkan dengan λ
(dibaca lamda) dengan satuan meter. Simpangan terbesar dari gelombang itu
disebut amplitudo (bb’ atau dd’ pada Gambar 9.8). Dasar gelombang terletak
pada titik terendah gelombang, yaitu d dan h, dan puncak gelombang terletak pada
titik tertinggi yaitu b dan f. Lengkungan c-d-e dan g-h-i merupakan lembah
gelombang. Lengkungan a-b-c dan e-f-g merupakan bukit gelombang.
Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang disebut periode
gelombang, satuannya sekon (s) dan dilambangkan dengan T. Jumlah gelombang
yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang. Lambang untuk
frekuensi adalah f dan satuannya Hertz (Hz). Gelombang yang merambat dari
ujung satu ke ujung yang lain memiliki kecepatan tertentu, dengan menempuh
jarak tertentu dalam waktu tertentu pula.

2) Gelombang Longitudinal

Gambar 3.4 Rapatan dan regangan pada gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal dapat kamu amati pada slinki atau pegas yang diletakkan
di atas lantai. Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus-menerus, akan
terjadi gelombang yang merambat pada slinki dan membentuk pola rapatan dan
regangan. Gelombang longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah
getarannya.
Seperti halnya pada gelombang transversal, waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh satu gelombang pada gelombang longitudinal disebut periode
gelombang dengan satuan sekon (s) dan dilambangkan dengan T. Jumlah
gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang.
Lambang untuk frekuensi adalah f dengan satuannya hertz (Hz).

a. Frekuensi dan Periode


Pada saat benda bergetar maka, waktu yang diperlukan untuk melakukan
satu getaran disebut Periode, dinyatakan dengan T, dan satuannya sekon. Banyak
getaran yang terjadi dalam satu detik disebut Frekuensi, dinyatakan dalam f,
satuannya Hertz (Hz). Jika jumlah getaran dinyatakan dalam N, maka kita
dapatkan rumus:

t n
T= atau f=
n t

Keterangan: T= Periode (s)


F= Frekuensi (Hz)
t= Waktu (s)
n= Jumlah Getaran

b. Hubungan Antara Frekuensi dan Periode

1 1
T= atau f=
f T

c. Hubungan antara Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat dan


Periode Gelombang
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang
dalam waktu satu sekon. Cepat rambat gelombang dinyatakan dalam v (velocity),
satuannya m / s.

v
λ=
f

1
oleh karena f = , rumus tersebut dapat ditulis:
T

λ=v ∙ T

Keterangan:
λ=¿ panjang gelombang (m)
v=¿ cepat tambat gelombang (m / s)
f =¿ frekuensi gelombang (Hz)
T =¿ periode gelombang (sekon)

III. Bunyi
Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda yang menghasilkan bunyi disebut
sumber bunyi. Bunyi dapat terdengar apabila ada 1.) sumber bunyi, 2.)
medium/zat perantara, 3.) alat penerima/pendengar. Seberapa cepat kita dapat
mendengar bunyi? Ahli fisika bernama Miller melakukan percobaan untuk
mengukur kecepatan bunyi di udara dengan menembakkan peluru sebagai sumber
bunyi dan meletakkan detektor pada jarak tertentu. Kecepatan bunyi tergantung
pada temperatur. Semakin rendah suhu lingkungan semakin besar kecepatan
bunyi. Hal ini membuktikan mengapa pada malam hari bunyi terdengar lebih jelas
daripada siang hari. Pada siang hari gelombang bunyi dibiaskan ke arah udara
yang lebih panas (ke arah atas) karena suhu udara di permukaan bumi lebih dingin
dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya. Berlawanan pada malam hari,
gelombang bunyi dibiaskan ke arah yang lebih bawah karena suhu permukaan
bumi lebih hangat dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya.

Tabel 3.1 Cepat rambat bunyi pada berbagai jenis suhu udara
Gambar 3.2 Cepat rambat bunyi pada berbagai medium

A. Batas Pendengaran Manusia


Berdasarkan frekuensi batas pendengaran, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bunyi infrasonic, yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Bunyi
ini dapat didengar oleh beberapa binatang, seperti jangkrik, anjing, angsa
dan kuda.
2. Bunyi audiosonik, yaitu bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz – 20.000
Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh manusia dan binatang-binatang pada
umumnya.
3. Bunyi ultrasonik, yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz.
Bunyi ini dapat didengar oleh beberapa binatang, seperti keleawar, lumba-
lumba dan anjing.

Anjing adalah salah satu contoh hewan yang mampu menangkap bunyi
infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik (hingga 40.000 Hz). Anjing akan
terbangun jika mendengar langkah kaki manusia walaupun sangat pelan. Hal ini
menjadi alasan oleh sebagian orang untuk memanfaatkan anjing sebagai penjaga
rumah. Kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik saat terbang.
Selain anjing, kelelawar juga mampu memanfaatkan bunyi dengan baik. Pada
malam hari, mata kelelawar mengalami disfungsi (pelemahan fungsi). Kelelawar
menggunakan indera pendengarannya untuk "melihat". Kelelawar mengeluarkan
bunyi ultrasonik sebanyak mungkin. Kemudian, kelelawar mendengarkan bunyi
pantul tersebut untuk mengetahui letak suatu benda dengan tepat, sehingga
kelelawar mampu terbang dalam keadaan gelap tanpa menabrak benda-benda
disekitarnya. Mekanisme untuk memahami keadaan lingkungan dengan bantuan
bunyi pantul ini sering disebut dengan sistem ekolokasi.

B. Karakteristik Bunyi
1. Tinggi Rendah Dan Kuat Lemah Bunyi
Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit dan nyeri
karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi rendahnya nada ini
ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi bunyi, akan semakin
tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin
rendah. Garpu tala yang digetarkan pelan-pelan menghasilkan simpangan yang
kecil, sehingga amplitudo gelombang yang dihasilkan juga kecil. Hal ini
menyebabkan bunyi garpu tala terdengar lemah. Pada saat garpu tala digetarkan
akan menghasilkan simpangan yang besar dan amplitudo gelombang yang
dihasilkan juga besar sehingga bunyi garpu tala terdengar keras. Kuat lemahnya
suara ditentukan oleh amplitudonya.

2. Nada
Bunyi musik akan lebih enak didengarkan karena bunyi musik memiliki
frekuensi getaran teratur yang disebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki
frekuensi yang tidak teratur disebut desah.

3. Warna Atau Kualitas Bunyi


Pada saat bermain alat musik, kamu dapat membedakan bunyi yang
bersumber dari alat musik gitar, piano dan lain-lain. Setiap musik akan
mengeluarkan suara yang khas. Suara yang khas ini disebut kualitas bunyi atau
yang sering disebut timbre. Begitu pula pada manusia, juga memiliki kualitas
bunyi yang berbeda-beda, ada yang memiliki suara merdu atau serak.

4. Resonansi
Ikut bergetarnya udara yang ada di dalam kentongan setelah dipukul
mengakibatkan bunyi kentongan terdengar semakin keras. Hal inilah yang disebut
resonansi. Resonansi dapat terjadi pada kolom udara.
Prinsip kerja resonansi digunakan manusia karena memiliki beberapa
keuntungan, misal dapat memperkuat bunyi asli untuk berbagai alat musik. Selain
itu, ada dampak yang merugikan dari efek resonansi, yaitu bunyi ledakan bom
dapat memecahkan kaca walaupuan kaca tidak terkena langsung bom, bunyi
gemuruh yang dihasilkan oleh guntur beresonansi dengan kaca jendela rumah
sehingga bergetar dan dapat mengakibatkan kaca jendela pecah, serta bunyi
kendaraan yang lewat di depan rumah dapat menggetarkan kaca jendela rumah.

5. Pemantulan Bunyi
Macam – macam bunyi pantul
a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Apabila kita berbicara di dalam ruangan kecil, suara yang terdengar
akan lebih keras dibandingkan dengan berbicara di ruang terbuka,
misalnya di lapangan. Mengapa hal itu terjadi? Hal ini disebabkan
jarak sumber bunyi dan dinding pemantul berdekatan sehingga selang
waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul sangat kecil. Antar bunyi
akan terdengar bersamaan dengan bunyi asli dan bunyi asli terdengar
lebih keras tetapi tidak jelas.
b. Gaung atau kerdam
Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar
bersama-sama dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak
jelas. Bagaimana cara menghindari terjadinya gaung? Untuk
menghindari terjadinya gaung, pada dinding ruangan yang besar harus
dilengkapi peredam suara.
Peredam suara terbuat dari bahan karet busa, karton tebal, karpet, dan
bahan-bahan lain yang bersifat lunak. Biasanya bahan-bahan tersebut
sering kita jumpai di gedung bioskop, studio TV atau radio, aula, dan
studio rekaman.
c. Gema
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli. Apabila
kamu berteriak di lereng gunung atau lapangan terbuka, maka kamu
akan mendengar bunyi pantul yang persis sama seperti bunyi asli dan
akan terdengar setelah bunyi asli.

IV. Indra Pendengaran pada Manusia


Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran)
yang disebut suara. Dalam keadaan biasa, getaran dapat mencapai indera
pendengaran yaitu telinga melalui udara. Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam, seperti pada Gambar 3.1. Bunyi
yang terdengar oleh telinga kita memerlukan medium, berupa cairan limfa pada
rongga telinga.
Bagian-bagian penyusun telinga dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Gambar 3.5 Anatomi telinga manusia

Tabel 3.3 Bagian penyusun telinga beserta fungsinya

Bagian penyusun telinga Fungsi


Bagian luar
a. Daun telinga Mengumpulkan gelombang suara ke saluran
telinga
b. Saluran telinga
(menghasilkan minyak serumen) Menangkap debu yang masuk ke saluran telinga
Mencegah hewan berukuran kecil masuk ke
dalam telinga
Bagian tengah
a. Gendang telinga/membran Menangkap gelombang suara dan mengubahnya
timpani menjadi getaran yang diteruskan ke tulang
telinga

b. Tulang telinga (maleus/ Meneruskan getaran dari gendang telinga ke


martil, inkus/landasan, rumah siput
stapes/sanggurdi)
Menghubungkan ruang telinga tengah dengan
c. Saluran eustachius rongga mulut (faring) berfungsi untuk menjaga
tekanan udara antara telinga tengah dengan
saluran di telinga luar agar seimbang. Tekanan
udara yang terlalu tinggi atau rendah disalurkan
ke telinga luar dan akan mengakibatkan gendang
telinga tertekan kuat sehingga dapat sobek
Bagian dalam
a. Rumah siput (koklea) Koklea merupakan saluran berbentuk spiral yang
menyerupai rumah siput. Di dalam koklea
terdapat adanya organ korti yang merupakan
fonoreseptor. Organ korti berisi ribuan sel
rambut yang peka terhadap tekanan getaran.
Getaran akan diubah menjadi impuls syaraf di
dalam sel rambut tersebut dan kemudian
diteruskan oleh syaraf ke otak.
b. Saluran gelang (labirin)
Terdiri atas saluran setengah lingkaran
(semisirkularis) yang berfungsi

1. Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia

Proses mendengar pada manusia melalui beberapa tahap. Tahap tersebut


diawali dari lubang telinga yang menerima gelombang dari sumber suara.
Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan menggetarkan
gendang telinga (yang disebut membran timpani). Getaran membran timpani
ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri atas
tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh
tabung eustachius. Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam
melalui membran jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang
bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan limfa.
Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan
koklea. Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi
carian sel-sel rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya.
Sel-sel rambut ini akan bergerak ketika ada getaran di dalam koklea, sehingga
menstimulasi getaran yang diteruskan oleh saraf auditori ke otak, secara skematis
proses mendengar dapat dilihat pada Gambar 3.2. Untuk lebih memahami Gambar
3.1, baca kembali gambar anatomi telinga pada Gambar 3.1.

Gambar 3.6 skematis proses mendengar pada manusia

2. Sistem Sonar dan pemanfaatannya


1) Sistem sonar
Penggunaan bersama-sama gelombang ultrasonik dan sifat pemantulan
digunakan dalam alat yang disebut SONAR (Sound Navigating Ranging)
bermanfaat untuk mengukur kedalaman laut, mendeteksi ranjau, kapal
tenggelam, letak palung laut, dan letak kelompok ikan. Selain di laut, di darat
pun gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan
minyak dan mineral dalam bumi.
Berikut ini cara kerja sistem sonar lumba-lumba. Lumba-lumba
bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang
ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara
melalui kantung-kantung ini, lumba-lumba menghasilkan bunyi dengan
frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang
memfokuskan bunyi yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang
berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke
arah sekitarnya secara terputus-putus. Gelombang bunyi lumba-lumba segera
memantul kembali bila membentur suatu benda. Pantulan gelombang bunyi
tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut “jendela akustik”.
Dari bagian tersebut, informasi bunyi diteruskan ke telinga bagian tengah, dan
akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan bunyi dari sekelilingnya
memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka, ukuran dan
pergerakannya. Dengan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi
mangsanya. Lumba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun
terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Lumba-lumba berkomunikasi untuk
menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.

2) Pemanfaatan Sistem Sonar


1. Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk mengamati janin bayi
dalam kandungan, yang dikenal dengan ultrasonografi (USG). Alat ini
akan memancarkan berkas ultrasonik ke rahim ibu hamil, kemudian
melacak perubahan frekuensi bunyi mantul dari jantung yang
berdenyut dan darah yang beredar. Pancaran pendek dari ultrasonik
akan menghasilkan gambar penampang badan manusia. Denyut yang
menabrak janin dan tulang belakang akan terpantul. Komputer
menyimpan intensitas setiap denyut dan waktu arah gemanya.
Berdasarkan data, komputer akan menghitung kedalaman dan lokasi
setiap benda yang menghasilkan gema, lalu menampilkan titik cerah
pada monitor.
2. Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit
pada manusia, seperti mendeteksi adanya kista pada ovarium.
3. Gelombang ultrasonik juga digunakan untuk menentukan kedalaman
dasar lautan yang diperoleh dengan cara memancarkan bunyi ke dalam
air.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan pertama (5 x 40 menit)

Deskripsi kegiatan Alokasi


Kegiatan
(Model Pembelajaran PBL) waktu

Pendahuluan  Guru memberi salam dan menyapa 10 Menit


peserta didik.
 Peserta didik bersama guru berdoa untuk
memulai pelajaran.
 Guru mengabsensi peserta didik
 Apersepsi, mengingatkan siswa kembali
mengenai pelajaran yang telah lalu yang
ada hubungannya dengan materi tentang
getaran
 Guru memotivasi siswa dengan
menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan materi yang akan dibawakan
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan inti Mengamati : 180
Demonstrasi getaran dengan Menit
menggunakan penggaris
Menanya :
Menanyakan tentang :
Apa yang akan terjadi ketika di berikan
gaya pada ujung penggaris?
Eksperimen/explorer :
Melakukan percobaan bandul sederhana
Asosiasi :
 Hasil percobaan digunakan untuk
menemukan konsep hubungan antara
periode dan frekuensi
 Peserta didik mencoba menjawab
pertanyaan yang terdapat pada LKPD
(lembar kerja peserta didik) yang telah
diberikan oleh guru secara berkelompok
Komunikasi:
 Mempresentasikan hasil percobaan di
depan kelas.
 Membahas contoh soal mengenai getaran
Penutup  Peserta didik bersama guru 10 Menit
menyimpulkan hasil pembelajaran pada
pertemuan ini.
 Guru mendorong peserta didik untuk
selalu bersyukur atas karunia Tuhan
berupa keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik.
 Guru memberikan penghargaan
(misalnya pujian atau bentuk
penghargaan lain yang relevan) kepada
kelompok yang berkinerja baik.
 Guru menyampaikan informasi materi
pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua (2 x 40 menit )

Deskripsi kegiatan Alokasi


Kegiatan
(Model Pembelajaran Direct Instruction) waktu

Pendahuluan  Guru memberi salam dan menyapa 10 Menit


peserta didik.
 Peserta didik bersama guru berdoa untuk
memulai pelajaran.
 Guru mengabsensi peserta didik
 Apersepsi
“Guru menjelaskan bahwa terjadi
gelombang karena adanya peristiwa
getaran, namun terjadinya getaran
belum tentu menyebabkan gelombang”
 Motivasi
“Apakah yang terjadi ketika sebutir
kerikil dilempar ke permukaan air kolam
yang tenang?”

 Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran

Kegiatan inti Mengamati : 60 Menit


Melihat gambar gelombang air di
permukaan air
Menanya :
Peserta didik bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum dipahami,
jika siswa tidak bertanya, maka
Guru Menanyakan tentang :
 Mengapa bentuk gelombang air
demikian?
 Termasuk jenis gelombang apakah
gelombang air tersebut?
Eksperimen/explorer :
Melakukan percobaan gelombang
longitudinal menggunakan slinki
Asosiasi :
Hasil percobaan digunakan untuk
menemukan konsep gelombang
longitudinal yang arah getar sejajar
dengan arah rambatnya
Komunikasi:
 Menyampaikan informasi lebih jauh
tentang gelombang, jenis-jenis
gelombang, besaran-besaran dalam
gelombang beserta contoh soal
 Peserta didik menerapkan materi yang
telah di ajarkan dengan menjawab soal
secara mandiri.
Penutup  Peserta didik bersama guru 10 Menit
menyimpulkan hasil pembelajaran pada
pertemuan ini.
 Guru mendorong peserta didik untuk
selalu bersyukur atas karunia Tuhan
berupa keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik.
 Guru menyampaikan informasi materi
pada pertemuan berikutnya, yaitu: bunyi
 Guru memberikan tugas untuk materi
yang sudah dipelajari

Pertemuan ketiga (5 x 40 menit)

Deskripsi kegiatan Alokasi


Kegiatan
(Model Pembelajaran Two Stay Two Stray) waktu

Pendahuluan  Guru memberi salam dan menyapa peserta 10 Menit


didik.
 Peserta didik bersama guru berdoa untuk
memulai pelajaran.
 Guru mengabsensi peserta didik
 Apersepsi
“Minggu lalu kita sudah belajar mengenai
getaran, contohya pada senar, ketika di
petik senar akan bergetar, getaran tersebut
akan menghasilkan apa?
 Guru memotivasi siswa dengan
menanyakan “Anak-anak coba bayangkan
jika kalian tidak memiliki alat
pendengaran? alat pendengaran digunakan
untuk apa?”

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru menjelaskan mengenai model


pembelajaran two stay two stray

Kegiatan inti Mengamati : 180 Menit


 Penggaris plastik yang digetarkan ada
yang bisa didengar oleh telinga manusia
ada yang tidak bisa didengar oleh telinga
manusia.
 Poster indra pendengaran
Menanya :
Peserta didik bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami
Eksperimen/explorer :
 Guru membagi peserta didik dalam 4
kelompok dengan kemampuan siswa yang
berbeda-beda
 Guru memberikan LDPD (lembar diskusi
peserta didik) dengan materi yang berbeda
kepada masing-masing kelompok
 Guru membimbing peserta didik dalam
melaksanakan metode pembelajaran kali
ini
 Peserta didik/kelompok berdiskusi dan
memahami materinya masing-masing
 Perwakilan dari setiap kelompok menjadi
tamu atau bertugas untuk menjelaskan
materinya kepada kelompok lain.
 Perwakilan lainnya tetap pada
kelompoknya untuk mendengarkan
penjelasan dari kelompok tamu
 Setelah menjadi tamu untuk 3 kelompok
lain, Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain.
 Setiap kelompok mencocokan dan
membahas hasil-hasil kerja mereka.
Guru melakukan penilaian dari setiap
peserta didik
Asosiasi :
Peserta didik mencoba menjawab
pertanyaan yang terdapat pada LDPD yang
telah diberikan oleh guru secara
berkelompok
Komunikasi:
 Guru mendiskusikan dan meluruskan
perbedaan dari penyampaian peserta didik
 Menyampaikan informasi lebih jauh
tentang bunyi beserta contoh soal, indra
pendengaran dan sistem sonar
Penutup  Peserta didik bersama guru menyimpulkan 10 Menit
hasil pembelajaran pada pertemuan ini.
 Guru mendorong peserta didik untuk
selalu bersyukur atas karunia Tuhan
berupa keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik.
 Guru memberikan penghargaan (misalnya
pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja
baik.
 Guru menyampaikan informasi materi
pada pertemuan berikutnya
 Guru memberikan tugas untuk materi yang
sudah dipelajari

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific


2.  Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL), Direct Instruction
(DI), Two Stay Two Stray
3. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, Eksperimen, Diskusi, Presentasi,
Tanya jawab, Penugasan
F. PENILAIAN

a. Penilaian Sikap
Teknik penilaian : Non tes
Bentuk Instrumen : Observasi

Instrumen Penilaian
Memiliki Menunjukkan Berperilaku jujur
motivasi dan sikap saling dan bertanggung
No Nama rasa ingin tahu menghargai satu jawab dalam
dalam dengan yang kegiatan
pembelajaran lainnya pembelajaran
(skor: 1-3) (skor: 1-3) (skor: 1-3)
Rubrik Penilaian
No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Memiliki motivasi dan rasa 1 : Tidak menunjukkan antusias
ingin tahu dalam pembelajaran dalam belajar seperti melakukan
pengamatan, belum aktif bertanya
2 : Menunjukkan rasa ingin tahu,
tidak terlalu antusias, sesekali
bertanya
3 : Menunjukkan rasa ingin tahu
yang besar, antusias, bertanya kritis
2 Menunjukkan sikap saling 1: Tidak menghargai pendapat
menghargai satu dengan yang orang lain saat berdiskusi,
lainnya 2: Tidak terlalu menghargai
pendapat orang lain dalam
menyampaikan pendapat
3: Menunjukkan sikap menghargai
pendapat orang lain
3 Berperilaku jujur dan 1 : Tidak jujur dalam mengerjakan
bertanggung jawab dalam tugas
kegiatan pembelajaran 2 : Tidak terlalu bertanggung jawab
dalam mengerjakan tugas
3 : Jujur dan bertanggung jawab
dalam mengerjakan tugas
Keterangan :
1 : cukup (65 ke bawah )
2 : baik (66 - 85)
3 : sangat baik (86-100)
b. Penilaian Psikomotorik
Teknik penilaian : Non tes
Bentuk Instrumen : Observasi

Instrumen Penilaian
Kriteria SKOR
No. Nama A B C
3 2 1 3 2 1 3 2 1

Rubrik Penilaian
Hasil Penilaian
Urut Indikator 3 2 1
(baik) (cukup) (kurang)
A Memperhatikan demonstrasi yang
dilakukan guru atau melakukan
eksperimen sesuai pada LKPD/LDPD
B Menjawab pertanyaan pada
LKPD/LDPD
C Mempresentasikan LKPD/LDPD
Jumlah Skor yang Diperoleh

Keterangan Hasil Penilaian


No Indikator Hasil Penilaian
1 Memperhatikan 3. Memperhatikan demonstrasi yang dilakukan
demonstrasi yang guru atau melakukan eksperimen sesuai pada
dilakukan guru LKPD/LDPD
atau melakukan 2. Kurang memperhatikan demonstrasi yang
No Indikator Hasil Penilaian
eksperimen sesuai dilakukan guru atau kurang melakukan
pada LKPD eksperimen sesuai pada LKPD/LDPD
1. Tidak memperhatikan demonstrasi yang
dilakukan guru atau tidak melakukan
eksperimen sesuai pada LKPD/LDPD
2. Menjawab 3. Mampu menjawab pertanyaan pada LKPD.
pertanyaan pada 2. Mampu menjawab sebagian pertanyaan pada
LKPD LKPD/LDPD
1. Tidak mampu menjawab pertanyaan pada
LKPD/LDPD
3. Mempresentasikan 3. Mampu mempresentasikan hasil LKPD/LDPD
LKPD dengan benar secara substantif, bahasa mudah
dimengerti, dan disampaikan secara percaya
diri.
2. Mampu mempresentasikan hasil LKPD/LDPD
dengan benar secara substantif, bahasa mudah
dimengerti, dan disampaikan kurang percaya
diri.
1. Mampu mempresentasikan hasil
Mempresentasikan LKPD/LDPD dengan benar
secara substantif, bahasa sulit dimengerti, dan
disampaikan tidak percaya diri.

Kriteria Penilaian:
Jumlah Skor yang Diperoleh
Nilai = X 100
Skor Maksimum

c. Penilaian Kognitif
Teknik Penilaian : Tes
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
No
Soal Jawaban
.
1. Apa yang di maksud dengan
periode dan frekuensi pada
getaran serta jelaskan
hubungannya?
2. Tuliskan rumus periode,
frekuensi, cepat rambat
gelombang, dan panjang
gelombang, beserta
keterangannya!
3. Buatlah grafik simpangan
terhadap arah rambat pada
gelombang transversal, serta
buatlah rapatan dan regangan
pada gelombang longitudinal
dengan keterangan yang
lengkap
4 Sebuah gelombang merambat
dengan kecepatan 30 m/s.
Jika frekuensi gelombang
adalah 6 Hz, panjang
gelombang dari gelombang
tersebut adalah
5 Sebutkan karakterisitk bunyi!
6. Sebutkan pemanfaatan
resonansi dalam kehidupan
sehari-hari?
7. Sebutkan 3 jenis bunyi
berdasarkan frekuensinya,
serta jelaskan!
8. Jelaskan skema proses
mendengar pada manusia
9. Sebutkan pemanfaatan sistem
sonar dalam kehidupan
sehari-hari !

Rubrik Penilaian
Soal no. urut Essay skor
1 Jawaban benar 10
2 Jawaban benar 10
3 Jawaban benar 12
4 Jawaban benar 17
5 Jawaban benar 8
6 Jawaban benar 10
7 Jawaban benar 10
8 Jawaban benar 15
9 Jawaban benar 8
Total Skor 100

G. MEDIA ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media
 Gambar
 Papan tulis
 spidol

2. Alat/Bahan
 Kaki statif
 Dasar statif
 Batang statif pendek
 Batang statif panjang
 Penjepit
 Beban 25 gram
 Tali, panjang 15 cm dan 30 cm
 Busur
 Stopwatch
 Slinki
 Garputala
 Gelas ukur
 Air
 Lembar Kerja Peserta Didik
 Lembar Diskusi Peserta Didik

3. Sumber Belajar
 Kemendikbud RI. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP kelas VIII
Semester 2. Jakarta : Kemendikbud
 Krisno, H, Moch, Agus. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam:
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
 Buku referensi lainnya

Anda mungkin juga menyukai