Anda di halaman 1dari 42

Design & Structure Analysis

MENARA GEREJA DESA GOHA

DESIGN & STRUCTURE


ANALYSIS
MENARA GEREJA DESA GOHA

PREPARED FOR

OWNER
GEREJA DESA GOHA

PREPARED BY

RFA

JUNI 2022
PT QIES NUSANTARA CONSULTANTS
Multidiciplinary Consultants
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Lingkup Pekerjaan .............................................................................................. 1

C. Maksud Dan Tujuan .......................................................................................... 2

D. Data Acuan ........................................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembebanan ..................................................................................................... 3

B. Perencanaan Stuktur Gedung ............................................................................ 8

III. DATA & ANALISIS STRUKTUR

A. Data Geometrik Struktur dan Klasifikasi Material ......................................... 22

B. Analisis Pembebanan ........................................................................................ 25

C. Pemodelan Struktur .......................................................................................... 28

D. Hasil Analisis Struktur .................................................................................... 30

E. Hasil Perencanaan ............................................................................................ 36

IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 38

LAMPIRAN

i
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Parameter Percepatan Response Spectrum

Perioda Pendek SNI 1726:2012 .............................................................. 6

Gambar 2. Parameter Percepatan Response Spectrum 1 detik SNI 1726:2012 ........ 7

Gambar 3. Diagram Alir Perhitungan Lentur Balok ................................................. 10

Gambar 4. Diagram Alir Perhitungan Geser Balok ................................................... 11

Gambar 5. Diagram Alir Perhitungan Torsi Balok ................................................... 12

Gambar 6. Diagram Alir Penulangan Kolom ............................................................ 15

Gambar 7. Tampak Struktur Bangunan .................................................................... 22

Gambar 8. Geometrik Struktur Bangunan ................................................................ 22

Gambar 9. Geometrik Struktur Bangunan ................................................................ 23

Gambar 10. Denah Lantai Satu ................................................................................. 24

Gambar 11. Denah Lantai Tiga ................................................................................. 25

Gambar 12. Respon Spektrum Lokasi Jakarta .......................................................... 28

Gambar 13. Pemodelan Plat Lantai Dua .................................................................... 28

Gambar 14. Pemodelan Plat Lantai Tiga .................................................................. 29

Gambar 15. Pemodelan 3D Struktur Gedung ........................................................... 29

Gambar 16. Deformasi Gedung ................................................................................ 32

Gambar 17. Aksial Diagram ..................................................................................... 33

Gambar 18. Moment Diagram .................................................................................. 33

Gambar 19. Torsion Diagram ................................................................................... 34

Gambar 20. Shear Diagram ....................................................................................... 34

Gambar 21. Momen Slab .......................................................................................... 35

Gambar 22. Pengecekan Kapasitas ........................................................................... 35

ii
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Besarnya Beban Mati ................................................................................... 3

Tabel 2. Besarnya Beban Hidup ................................................................................. 4

Tabel 3. Hasil Analisis Periode dengan Etabs .......................................................... 30

Tabel 4. Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan x ............................................ 31

Tabel 5. Perbandingan Hasil Priode Fundamental .................................................... 31

Tabel 6. Story Drift Struktur Bangunan .................................................................... 32

Tabel 7. Data Perencanaan Balok ............................................................................. 36

Tabel 8. Data Perencanaan Kolom ............................................................................ 37

iii
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur bangunan gedung harus dirancang sesuai ketentuan yang ada agar kenyamanan

dan keamanan pemilik dan pengguna gedung terpenuhi, tak terkecuali struktur gedung

yang konstruksi utamanya adalah beton. Konstruksi beton harus dirancang agar

memenuhi efektifitas kenyamanan dan pemanfaatan ruangan agar terpenuhinya

kekuatan yang maksimal dan efisien. Salah satunya Menara Gereja Desa Goha

dirancang dengan konstruksi beton baik plat atap, plat lantai, balok, dan kolom.

B. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut

1. Melaporkan dalam bentuk pemodelan struktur bangunan eksisting sesuai dengan

kondisi laporan rencana pembangunan gedung

2. Melaporkan hasil analisis dan memeriksa model struktur rencana terhadap

kekuatannya berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku

3. Memberikan hasil rekomendasi dari hasi analisis struktur bangunan rencana yang

ada

1
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari analisis struktur ini adalah untuk mendapatkan design rencana

yang memenuhi syarat teknis guna memberikan rencana struktur yang baik. Sasaran

dari kegiatan ini adalah mendapatkan rencana struktur yang sesuai kebutuhan.

D. Data Acuan

Data dan standar yang digunakan dalam kegiatan desain dan analisis struktur ini adalah:

1. Data soil test dan data topografi

2. SNI 2847 – 2013 (Standar Struktur Beton Indonesia)

3. SNI 1726 – 2012 (Standar Gempa Indonesia)

4. SNI 1727 – 2013 (Standar Pembebanan Indonesia)

5. ACI 318-14 (American Concrete Institute)

2
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembebanan

Semua perhitungan pembebanan mengacu pada SNI persyaratan beton struktur untuk

bangunan gedung, SNI 2847:2013/Mod SEI/ASCE 7-02 dan SNI beban minimum

untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain 1727:2013.

1. Beban Mati

Berdasarkan SNI 1727:2013 Beban mati adalah seluruh beban konstruksi bangunan

gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafond, tangga, dinding

partisi tetap, finishing, dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta

peralatan layan. Dalam hal ini dapat berupa:

a. Beban mati akibat berat sendiri

Beban mati didefinisikan sebagai beban yang ditimbulkan oleh elemen-elemen

struktur bangunan; balok, kolom,,dan pelat lantai. Beban ini akan dihitung

secara otomatis oleh program Etabs.

b. Beban mati tambahan

Beban mati tambahan didefinisikan sebagai beban mati yang diakibatkan oleh

berat dari elemen-elemen tambahan atau finishing yang bersifat permanen.

Tabel 1. Besarnya Beban Mati

Beban Mati Besar Beban


Beton Bertulang 2400 kg/m3 (23,544 KN/m3)
Dinding dan Plesteran
Tebal 15 cm 300 kg/m2 (2,943 KN/m2)
Tebal 10 cm 200 kg/m2 (1,962 KN/m2)

3
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Langit-Langit + Penggantung 18 kg/m2 (0,176 KN/m2)


Lantai keramik 24 kg/m2 (0,235 KN/m2)
Spesi Per cm tebal 21 kg/m2 (0,206 KN/m2)
Mekanikal dan Elektrikal 25 kg/m2 (0,245KN/m2)
Sumber : SNI 1727:1989 (disesuaikan)

2. Beban Hidup

Berdasarkan SNI 1727:2013 beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh

pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk

beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban

gempa, beban banjir atau beban mati.

Tabel 2. Besarnya Beban Hidup

Hunian atau Penggunaan Merata Psf (KN/m2)


Apartement dan Hotel
Ruang Pribadi 40 (1,92)
Ruang Publik & Koridor 100 (4,79)
Sistem Lantai Akses
Ruang Kantor 50 (2,4)
Ruang Komputer 100 (4,79)
Gudang Persenjataan dan Ruang 150 (7,18)
Latihan
Ruang Pertemuan
Kursi tetap 100 (4,79)
Lobi 100 (4,79)
Kursi dapat dipindahkan 100 (4,79)
Panggung pertemuan 100 (4,79)
Lantai Podium 150 (7,18)

4
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Balkon dan Dek 100 (4,79)


Ruang Makan dan Restoran 100 (4,79)
Garasi/Parkir Min 40 (1,92)
Tempat Rekreasi
Tempat bowling, kolam 75 (3,59)
Ruang Dansa 100 (4,79)
Gimnasium 100 (4,79)
Atap
Atap datar, berbubung 20 (0,96)
Atap untuk Taman 100 (4,79)
Gudang
Gudang diatas langit-langit 20 (0,96)
Gudang Berat 250 (11,97)
Gudang Ringan 125 (6,00)
Sumber SNI 1727:2013

3. Beban Angin

Beban angin merupakan beban yang diakibatkan oleh faktor lingkungan yaitu faktor

angin itu sendiri.

a. Menentukan kecepatan angin dasar, V

Kecepatan angin dasar harus ditentukan oleh instansi yang berwenang, namun

dalam perencanaan kecepatan angin harus di rencanakan minimal sebesar 110

mph (49,1744 m/s).

b. Menentukan parameter beban angin kategori eksopousure

Untuk bangunan yang direncanakan menggunakan eksopousure tipe C. Karena

eksopousure C berlaku untuk semua kasus di mana eksopousure B atau D tidak

berlaku.

5
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

4. Beban Gempa

Beban gempa adalah semua beban yang bekerja pada bangunan atau bagian

bangunan dari pergerakan tanah akibat gempa itu. Pengaruh gempa pada struktur

ditentukan berdasarkan analisa dinamik, maka yang diartikan dalam beban gempa

itu gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh tanah akibat gempa itu

sendiri. Berdasarkan peta gempa Indonesia SNI 1726-2012, lokasi ini memiliki

respons spektra percepatan pada 0,2 detik, SS = 1,5g (Tangerang) dan respons

spektra percepatan pada 1 detik, S1 = 0,321g dan rasio redaman kritis = 5%.

Gambar 1.Parameter Percepatan Response Spectrum Perioda Pendek SNI 1726:2012

6
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 2 . Parameter Percepatan Response Spectrum 1 detik SNI 1726:2012

5. Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan Peraturan Beban Minimum

Untuk Perancangan Bangunan Gedung SNI 1727:2013 sebagai berikut:

a. 1,4 DL

b. 1,2 DL + 1,6 LL

c. 1,2 DL + 1 LL + 0,5 TLL + 1 WL(X) + 0,3 WL(Y)

d. 1,2 DL + 1 LL + 0,5 TLL + 0,3 WL(Y) + 1 WL (Y)

e. 1,2 DL + 1LL + 1 QL(X) + 0,3 QL(Y)

f. 1,2 DL + 1 LL + 0,3 QL(Y) + 1 QL (Y)

g. 0,9 DL + 1 WL(X) + 0,3 WL(Y)

h. 0,9 DL + 0,3 WL(Y) + 1 WL(Y)

i. 0,9 DL + 1 QL(X) + 0,3 QL(Y)

j. 0,9 DL + 0,3 QL(Y) + 1 QL(Y)

7
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

B. Perencanaan Struktur Gedung

1. Balok

Secara umum pra desain tinggi balok direncanakan dengan rumus empiris L/12 -

L/14 (balok konvensional), L/20 – L/24 (balok prategang), L/4 (balok kantilever),

dan lebar balok diambil 1/211 - 2/3H dimana H adalah tinggi balok.

Perhitungan kebutuhan penulangan balok struktur beton menggunakan bantuan

program komputer. Prosedur desain elemen-elemen balok dari struktur terdiri dua

tahap sebagai berikut:

1. Desain tulangan pokok untuk menahan momen lentur

2. Desain tulangan geser (sengkang) untuk menahan gaya geser

a. Komponen lentur

Komponen-komponen lentur harus memenuhi pasal 23.3 (1(1)) sampai dengan

23.3 (1(4)) agar penampangnya terbukti berkinerja baik. Tiap komponen harus

cukup daktail dan cukup efisien mentransfer momen ke kolom. Perlu dicatat

kolom-kolom yang terkena momen dan hanya kena beban aksial terfaktor < Ag

f’c / 10 boleh didesain sebagai komponen lentur.

b. Penulangan Lentur

Syarat momen nominal minimal di sembarang penampang komponen lentur

dinyatakan dalam momen nominal pada muka kolom. Syarat ini menjamin

kekuatan dan dakilitas bila terjadi lateral displacement besar. Persyaratan yang

mengharuskan ada 2 batang tulangan menerus disisi atas maupun bawah balok

dimaksud untuk keperluan pelaksanaan.

8
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

c. Sambungan Lewatan

Sambungan lewatan harus diletakkan di luar daerah sendi plastis. Bila dipakai

sambungan lewatan maka sambungan itu harus didesain sebagai sambungan

lewatan tarik dan harus dikekang sebaik-baiknya. Pada sambungan mekanikal

boleh juga dipakai dan harus memenuhi ketentuan pasal 23.2 (6).

d. Tulangan pengekang

Pengekangan yang cukup disyaratkan harus ada di ujung-ujung komponen

lentur yang kemungkinan besar akan terjadi sendi plastis untuk menjamin

kemampuan daktilitasnya, bila kena beban bolak-balik. Tulangan transversal

perlu dipasang pula untuk menahan gaya melintang dan menghindarkan

tulangan memanjang menekuk.

9
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 3. Diagram Alir Perhitungan Lentur Balok

10
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 4. Diagram Alir Perhitungan Geser Balok

11
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 5. Diagram Alir Perhitungan Torsi Balok

12
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

2. Kolom

Kolom beton murni dapat mendukung beban sangat kecil, tetapi kapasitas daya

dukung bebannya akan meningkat cukup besar jika ditambahkan tulangan

longitudinal. Akibat beban tekan, kolom cenderung tidak hanya memendek dalam

arah memanjang tetapi juga mengembang dalam arah lateral. Kapasitas kolom

semacam ini dapat meningkat dengan memberikan kekangan lateral dalam bentuk

sengkang persegi dengan jarak yang berdekatan atau spiral yang membungkus

sekeliling tulangan longitudinal.

Kenyataanya tidak ada kolom yang dibebani secara aksial sempurna. Semua kolom

menerima lentur dan gaya aksial dan dimensinya harus direncanakan untuk

menahan keduanya. Kolom akan melentur akibat momen dan momen tersebut

cenderung menimbulkan tekanan pada satu sisi kolom dan tarikan pada sisi lainnya.

a. Penulangan lentur

Berdasarkan prinsip ” Capacity Design ” di mana kolom harus diberi cukup

kekuatan sehingga kolom-kolom tidak leleh lebih dahulu sebelum balok.

Goyangan lateral memungkinkan terjadinya sendi plastis di ujung-ujung kolom

akan menyebabkan kerusakan berat, karena itu harus dihindarkan. Oleh sebab

itu, kolom-kolm selalu didesain 20 % lebih kuat dari balok-balok di suatu

hubungan balok kolom (HBK).

b. Sambungan Lewatan

Sambungan Lewatan tidak boleh diletakkan di lokasi lo yang kemungkinan

besar akan terjadi pelupasan dan tegangan tinggi tapi harus diletakkan di tengah

tinggi kolom. Sambungan itu harus didesain sebagai sambungan tarik dan harus

13
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

dikekang oleh tulangan transversal yang cukup. Sedang sambungan mekanikal

dan las harus sesuai dengan pasal 23.2 (6).

c. Tulangan Transversal

Ujung-ujung kolom perlu cukup pengekangan untuk menjamin daktilitasnya

bila terjadi pembentukan sendi plastis. Ujung-ujung itu perlu juga tulangan

transversal untuk mencegah pertama kegagalan geser sebelum penampang

mencapai kapasitas lentur dan kedua tulangan menekuk (buckling). Peraturan

menentukan jumlah, jarak, dan lokasi dari tulangan transversal ini sehingga

kebutuhan tulangan pengekangan, kuat geser dan tekuk terpenuhi.

14
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 6. Diagram Alir Penulangan Kolom

3. Pelat

Pelat lantai merupakan sebuah elemen dari bangunan yang biasanya ditumpu oleg

gelagar-gelagar, balok beton bertulang ataupun kolom. Pelat lantai sangat

dipengaruhi oleh momen lentur dan geser yang terjadi. Sisi tarik pada pelat terlentur

ditahan oleh tulangan baja, sedangkan gaya geser pada pelat lantai ditahan oleh

beton yang menyusun pelat lantai itu sendiri. Lentur pada pelat lantai dapat

15
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

dibedakan menjadi dua yaitu lentur satu arah, jika perbandingan bentang panjang

dan bentang pendek lebih besar dari 2 (dua), serta lentur dua arah, jika perbandingan

bentang panjang dan bentang pendek lebih kecil sama dengan 2 (dua).

4. Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk

menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas

ke dalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban konstruksi tersebut.

Pondasi secara umum dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu pondasi dalam dan

pondasi dangkal. Jenis pondasi yang digunakan pada suatu konstruksi bangunan

dipilih berdasarkan hasil penyelidikan tanah, besarnya beban yang akan bekerja

pada pondasi tersebut, serta biaya dan kemudahan pelaksanaan di lapangan.

Pondasi tapak beton bertulang digunakan pada bangunan bertingkat yang jumlah

tingkatnya tidak terlalu banyak. Daya dukung tanah juga tidak terlalu jelek.

a. Menentukan ukuran pondasi

𝜎ult = 1,3 x c x Nc + q x Nq + 0,4 x B x y’ x Ny

𝜎 = 𝜎ult/SF

𝜎 = P/A

Dimana :

c : kohesi tanah SF : safety factor

q : berat tanah di atas bidang P : beban tidak terfaktor

dasar pondasi A : luas penampang

y’ : berat jenis tanah jenuh

PT. QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidisciplinary Consultants 16
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

b. Kontrol geser

Vu = 𝜎 x L x G’
1
𝜙Vc = 𝜙 𝑥 6
x √𝑓𝑐′ x b x d

dimana:

Vu : gaya geser d : tebal efektif pondasi

𝜎 : tegangan tanah Vc : gaya geser nominal

G’ : daerah pembebanan beton

geser satu arah f’c : kuat tekan beton

b : panjang pondasi

c. Menentukan pembesian pondasi

SNI-2847-2012 pasal 17.4.2, momen terfaktor maksimum untuk sebuah

pondasi telapak setempat harus dihitung pada penampang kritis yang terletak

di:

1. Muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk pondasi telapak yang

mendukung kolom, pedestal atau dinding beton.

2. Setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi dinding, untuk

pondasi telapak yang mendukung dinding pasangan.

3. Setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja,

untuk pondasi yang mendukung pelat dasar baja.

17
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

5. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang

a. Daya dukung vertikal tiang

Daya dukung vertikal tiang adalah beban ijin yang dapat ditanggung oleh 1 buah

tiang yang ditancapkan pada suatu lokasi dan pada kedalaman tertentu.

𝑞𝑐 𝑥 𝐴𝑝 𝛴𝑙𝑖 𝑓𝑖 𝑥 𝐴𝑠𝑡
Pa = +
𝐹𝐾1 𝐹𝐾2

(𝛴𝑙𝑖 𝑓𝑖 𝑥 𝐴𝑠𝑡 ) 𝑥 0,70


Pta = + Wp
FK2
Dimana :

Pa : daya dukung ijin tekan tiang 𝑙𝑖 : panjang segmen tiang yang

𝑞𝑐 : 20 N (silt/clay) , 40 N (sand) 𝑓𝑖 : gaya geser

N : Nilai N SPT Pta : daya dukung ijin tarik tiang

𝐴𝑝 : luas penampang tiang Wp : berat pondasi

𝐴𝑠𝑡 : keliling penampang tiang FK1, FK2: faktor keamanan, 3 dan 5

b. Jumlah kebutuhan tiang

Perhitungan jumlah tiang yang diperlukan pada suatu titik kolom menggunakan

beban aksial, dihitung dengan membagi gaya aksial yang terjadi dengan daya

dukung tiang.

𝑃
np =
𝑃𝑎𝑙𝑙

dimana :

np : jumlah tiang

P : gaya aksial yang terjadi

Pall : daya dukung ijin tiang

18
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

c. Efisiensi kelompok tiang

Daya dukung sebuah tiang yang berada pada suatu kelompok tiang akan

berkurang. Hal ini disebabkan tanah disekitar tiang terdesak oleh tiang lain.

(𝑛−1)𝑚 + (𝑚−1)𝑛
Eq = 1 − 𝜃
90 mn

dimana :

Eq : efisiensi kelompok tiang

𝜃 : arc tg (D/s) (derajat)

D : ukuran penampang tiang

s : jarak antar tiang (as ke as)

m : jumlah tiang dalam 1 kolom

n : jumlah tiang dalam 1 baris

d. Beban maksimum tiang pada kelompok tiang

Akibat beban-beban dari atas dan juga dipengaruhi oleh formasi tiang dalam

satu kelompok tiang, tiang-tiang akan mengalami gaya tekan atau tarik. Oleh

karena itu tiang-tiang harus dikontrol untuk memastikan bahwa masing-masing

tiang masih dapat menahan beban dari struktur atas sesuai dengan daya

dukungnya.

𝑃𝑢 𝑀𝑦 𝑥 𝑋𝑚𝑎𝑥 𝑀𝑥 𝑥 𝑌𝑚𝑎𝑥
Pmaks = ± ±
𝑛𝑝 𝑛𝑦𝛴𝑋 2 𝑛𝑦𝛴𝑌 2

dimana :

Pmaks : beban maksimum tiang

Pu : gaya aksial yang terjadi

My : momen yang bekerja tegak lurus sumbu y

19
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Mx : momen yang bekerja tegak lurus sumbu x

Xmax : Jarak tiang arah sumbu x terjauh

Ymax : jarak tiang arah sumbu y terjauh

𝜮X2 : jumlah kuadrat X

𝜮Y2 : jumlah kuadrat Y

nx : banyak tiang dalam dalam satu baris arah sumbu x

ny : banyak tiang dalam dalam satu baris arah sumbu y

np : jumlah tiang

6. Perencanaan Pile Cap

Pile cap berfungsi untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan dan

memindahkan beban kolom kepada tiang. Pile cap biasanya terbuat dari beton

bertulang. Perencanaan pile cap dilakukan dengan anggapan sebagai berikut :

1. Pile cap sangat kaku

2. Ujung atas tiang menggantung pada pile cap. Karena itu, tidak ada momen

lentur yang diakibatkan oleh pile cap ke tiang.

3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu distribusi tegangan dan

deformasi membentuk bidang rata.

a. Dimensi pile cap

Jarak tiang mempengaruhi ukuran pile cap. Jarak tiang pada kelompok tiang

biasanya diambil 2,5D – 3D, dimana D adalah diameter tiang.

Kontrol geser :

Vu = 𝜎 x L x G’

1
𝜙Vc = 𝜙 𝑥 6
x √𝑓𝑐′ x b x d

20
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

dimana:

Vu : gaya geser d : tebal efektif pondasi

𝜎 : tegangan tanah Vc : gaya geser nominal

G’ : daerah pembebanan beton

b : panjang pondasi f’c : kuat tekan beton

b. Menentukan pembesian pondasi

SNI-2847-2012 pasal 17.4.2, momen terfaktor maksimum untuk sebuah

pondasi telapak setempat harus dihitung pada penampang kritis yang terletak

di:

4. Muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk pondasi telapak yang

mendukung kolom, pedestal atau dinding beton.

5. Setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi dinding, untuk

pondasi telapak yang mendukung dinding pasangan.

6. Setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja,

untuk pondasi yang mendukung pelat dasar baja.

21
24
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

III. DATA & ANALISIS STRUKTUR

A. Data Geometrik Struktur & Klasifikasi Material

Bangunan gedung Sekolah Lentera Harapan ini terdiri dari tiga lantai, yang

peruntukannya sebagai gedung sekolah dengan luas total 2827m2. Adapun ilustrasinya

dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

Gambar 7. Tampak Struktur Bangunan

Gambar 8. Geometrik Struktur Bangunan

22
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 9. Geometrik Struktur Bangunan

Ketinggian bangunan setiap lantai baik lantai satu sampai lantai atap masing-masing

memiliki ketinggian sebesar 3400 mm. Adapun Klasifikasi Material baik material

beton dan baja sebagai berikut;

Mutu Beton

Mutu Beton dalam analisis ini menggunakan K-300 atau f’c 24.9 MPa untuk semua

struktur utama

Mutu Baja

Mutu Baja yang digunakan dalam analisis perencanaan ini adalah tulangan ulir dengan

fy 400 MPa.

Struktur dan komponen struktur lainnya harus memiliki kekuatan (Strength), Kekakuan

(Stiffness) dan keteguhan (toughess) yang cukup agar dapat berfungsi selama masa

layannya. Perhitungan struktur rencana dilakukan dengan menggunakan program Etabs

dan spreadsheet Excel.

23
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 10. Denah Lantai Satu

24
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 11. Denah Rencana Bangunan

B. Analisis Pembebanan

o Baban Mati

Beban mati didefinisikan sebagai beban yang ditimbulkan oleh elemen-elemen

struktur bangunan ; balok, kolom, dan pelat lantai dihitung secara otomatis

melalui bantuan program Etabs.

25
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

o Beban Mati Tambahan / SIDL

Beban mati tambahan didefinisikan sebagai beban mati yang diakibatkan oleh

berat dari elemen-elemen tambahan atau finishing yang bersifat permanen.

Berdasarkan SNI 1727:2013 elemen struktur sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 1 maka beban mati tambahan yang dibebankan pada pelat

lantai sebagai berikut :

- Beban Keramik = = 0,235 kN/m2

- Beban Spesi Ubin = 3 x 0,206 KN/m2 = 0,618 kN/m2

- Mekanikal Elektrikal = = 0,245 kN/ m2

- Beban Plafon + penggantung = = 0,176 kN/m2 +

1,274 kN/m2

o Beban Hidup

Beban hidup didefinisikan sebagai beban yang sifatnya tidak membebani

struktur secara permanen namun beban yang diakibatkan pengguna bangunan.

Berdasarkan fungsi Gedung ini sebagai gedung sekolah. Adapun Penyebaran

bebannya yakni 4,79 KN/m2.

26
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

o Beban Angin

Beban angin merupakan beban yang diakibatkan oleh faktor lingkungan yaitu

faktor angin itu sendiri.

a. Menentukan Kecepatan Angin Dasar, V

Kecepatan angin dasar harus ditentukan oleh instansi yang berwenang,

namun dalam perencanaan kecepatan angin harus di rencanakan minimal

sebesar 110 mph (49,1744 m/s)

b. Menentukan Parameter Beban Angin Kategori Eksopur

Untuk bangunan yang direncanakan menggunakan Eksposur tipe C. karena

Eksposur C berlaku untuk semua kasus di mana Eksposur B atau D tidak

berlaku.

o Beban Gempa

Faktor keutamaan gempa gedung SLH adalah 1,0.

Adapun Respon Spektrum dari Lokasi Bangunan berdasarkan Analisis Puskim

Pekerjaan Umum sebagai berikut:

27
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 12. Respon Spektrum Lokasi Desa Goha

C. Pemodelan Struktur

Pemodelan ini dilakukan dengan bantuan program SAP2000 V.22. Masing-masing

elemen struktur dimodelkan berdasarkan data gambar Rencana Gedung SLH Curug

dengan material sesuai kondisi Rencana. Adapun hasil pemodelan struktur bangunan

ini sebagai berikut:

Gambar 13. Pemodelan Plat Lantai Dua

28
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 14. Pemodelan Plat Lantai Tiga

Setelah keseluruhan elemen struktur dimodelkan dan pendifisian jenis pengekang

didefinisikan (pondasi) maka selanjutnya pemodelan dapat dianalisis lebih lanjut.

Adapun gambar keseluruhan struktur bangunan gedung sebagai berikut:

29
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

Gambar 15. Pemodelan 3D Struktur Gedung

D. Hasil Analisis Struktur

1. Hasil Priode Alamiah Struktur Bangunan

Dari hasil pemodelan dengan program Etabs maka didapat priode struktur

bangunan sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Analisis Periode dengan Etabs

Period
Case Mode UX UY UZ Sum UX Sum UY Sum UZ
sec
Modal 1 0.436 0 0.7269 0 0 0.7269 0
Modal 2 0.416 0.1904 0 0 0.1904 0.7269 0
Modal 3 0.397 0.4901 0 0 0.6805 0.7269 0
Modal 4 0.313 0 0.0001 0 0.6805 0.727 0
Modal 5 0.221 0 0.0993 0 0.6805 0.8263 0
Modal 6 0.436 0.0882 0 0 0.7687 0.8263 0
Modal 7 0.197 0.0283 0 0 0.797 0.8263 0
Modal 8 0.197 0.0094 0 0 0.8064 0.8263 0
Modal 9 0.19 0.0037 7.719E-07 0 0.8101 0.8263 0
Modal 10 0.137 0 0.0063 0 0.8101 0.8326 0
Modal 11 0.137 0 0.0209 0 0.8101 0.8535 0
Modal 12 0.131 0.0029 0 0 0.813 0.8535 0

Dari hasil diatas maka dapat dibandingkan dengan priode fundamental empiris

menurut peraturan SNI 1727:2012 sebagai berikut:

30
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

𝑇𝑎 = 𝐶𝑡 . ℎ𝑛 𝑥

Ct = Koefisien (Tabel 4)

X = Koefisien (Tabel 4)

hn = Ketinggian struktur

Tabel 4. Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan x

Tipe Struktur Ct X
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan brecing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan brecing terkekang 0,0731 0,75
terhadap tekuk
Semua system struktur lainnya 0,0488 0,75
Sumber SNI 1727:2013

Maka hasil priode fundamental yang diizinkan tidak melebihi :

𝑇𝑎 = 𝐶𝑡 . ℎ𝑛 𝑥

𝑇𝑎 = 0,0466. 120,9

𝑇𝑎 = 0,4361 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Dari kedua hasil diatas dapat dibandingkan priode fundamental hasil Etabs 2015

dan peraturan sebagai berikut:

Table 5. Perbandingan Hasil Priode Fundamental


Periode Fundamental
Periode Fundamental Ijin Keterangan
Struktur
0,436 detik 0,4361 detik Memenuhi

31
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

2. Hasil Deformasi Bangunan Gedung

Gambar 16. Deformasi Gedung

Deformasi maksimum yang terjadi adalah 12.2 mm hal ini masih memenuhi

syarat ijin 40 mm untuk lendutan atau 1/100L (80 mm)

Tabel 6. Story Drift Struktur Bangunan

X Y Z
Story Drift
m m m
Max 0.00098 37.5 41.5 11.871

Min 0.00102 37.5 41.5 11.871

Dari hasil story drift diatas masih memenuhi syarat ijin story drift pada gedung

yakni 2% . maka story ijin maksimal struktur gedung ini adalah 0,08m. Hal ini

menunjukan 0,08m > 0,00102m maka story drift masih memenuhi.

32
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

3. Hasil Gaya Dalam Elemen Struktur

a. Gaya Aksial

Gambar 17. Aksial Diagram

b. Gaya Momen

Gambar 18. Moment Diagram

33
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

c. Gaya Torsi

Gambar 19. Torsion Diagram

d. Gaya Geser

Gambar 20. Shear Diagram

34
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

e. Gaya Momen Lantai

Gambar 21. Momen Slab

f. Pengecekan struktur dengan program etabs

Gambar 22. Pengecekan Kapasitas

35
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

E. Hasil Analisis Struktur

1. Perencanaan Struktur Balok

Struktur balok yang digunakan pada Menara Gereja ini adalah struktur beton yakni

menggunakan enam tipe dimensi balok.

i. 350 x 650 iv. 250 x 600

ii. 200 x 400 v. 200 x 650

iii. 400 x 200 vi. 300 x 950

Adapun mutu beton yang harus digunakan adalah K-300.

2. Perencanaan Struktur Kolom

Struktur kolom yang digunakan pada Menara Gereja ini adalah struktur beton yakni

menggunakan dua tipe dimensi yaitu :

a. 400 x 400

b. 250 x 250

Adapun mutu Beton yang harus digunakan adalah K-300.

3. Perencanaan Pondasi

Perencanaan pondasi harus dilakukan secara maksimal agar keutuhan bangunan

gedung dapat dijaga, setelah dilakukan analisis maka didapat suatu perencanaan

pondasi dengan pondasi tiang pancang dimensi 25 cm x 25 cm dengan beberapa

tipe terlampir.

36
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

IV. KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis dan design maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Material beton yang digunakan adalah mutu beton K-300


2. Material baja yang digunakan dalam perencanaan adalah tulangan ulir fy 400 Mpa
3. Setelah dilakukan analisis maka didapatkan priode getar alamiah struktur gedung ini
adalah 0,4361 detik hal ini masih memenuhi syarat maksimal priode getar yang
diizinkan yakni 0,436 detik. Hal ini menjadi kriteria untuk kekakuan gedung
bangunan, maka struktur bangunan ini sudah memiliki kekakuan yang baik.
4. Dari hasil story drift bangunan ini sudah memnuhi syarat yang ada yakni kurang dari
0,08 m atau story drift bangunan ini sebesar 0,00102 m. Maka gedung ini memiliki
ketanguhan yang baik.
5. Sedangkan lendutan maksimal yang terjadi bahwa gedung ini hanya memiliki
lendutan 12.2 mm. Hal ini masih dalam kriteria ijin yakni 80 mm.
6. Adapun penampang yang digunakan dalam perencanaan ini adalah
a. Balok
i. 350 x 650

ii. 200 x 400

iii. 400 x 200

iv. 250 x 600

v. 200 x 650

vi. 300 x 950

b. Kolom
i. 400 x 400

ii. 250 x 250

PT. QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidisciplinary Consultants 22
Design & Structure Analysis
MENARA GEREJA DESA GOHA

c. Plat
Plat yang digunakan dalam perencanaan ini adalah plat beton setebal 120 mm
untuk plat lantai dan 110 untuk plat atap
d. Pondasi
Pondasi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pondasi tiang dengan
ukuran 25 cm x 25 cm.

22

Anda mungkin juga menyukai