Tahun 2021
i
3.1.1 Konsep Perakitan Model Bangunan .................................................... 20
3.1.2 Penamaan Komponen Struktur Balok dan Kolom ............................... 20
3.1.3 Tahapan Perakitan Model Bangunan ................................................... 21
3.2 Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) .................................................... 24
3.2.1 Site plan Area Kerja ............................................................................. 24
3.2.2 Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Alat
Pelindung Diri (APD) ........................................................................................ 25
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 28
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 3.5 Pekerjaan struktur lantai 3, (a) perakitan balok lantai 3, (b) pemasangan
pelat lantai 3 ............................................................................................................... 22
Gambar 3.6 Pekerjaan struktur lantai 4, (a) perakitan kolom dan balok lantai 4, (b)
pemasangan pelat lantai 4 .......................................................................................... 22
Gambar 3.7 Pekerjaan struktur lantai 5, (a) perakitan balok lantai 5, (b) pemasangan
pelat lantai 5 ............................................................................................................... 22
Gambar 3.8 Pekerjaan struktur lantai 6, (a) perakitan kolom dan balok lantai 6, (b)
pemasangan pelat lantai 6 .......................................................................................... 22
Gambar 3.9 Pekerjaan struktur lantai 7, (a) perakitan balok lantai 7, (b) pemasangan
pelat lantai 7 ............................................................................................................... 23
Gambar 3.10 Pekerjaan struktur lantai 8, (a) perakitan kolom dan balok lantai 8, (b)
pemasangan pelat lantai 8 .......................................................................................... 23
Gambar 3.11 Peletakan beban hidup dan pemasangan penutup dinding, (a) peletakan
pelat beban hidup, (b) pemasangan penutup dinding ................................................ 23
Gambar 3.12 Pekerjaan finishing, (a) pemeriksaan kembali, (b) pembersihan area
kerja ........................................................................................................................... 23
Gambar 3.13 Tampak depan setelah perakitan gedung model................................. 24
Gambar 3.14 Site plan area kerja ............................................................................. 24
Gambar 3.15 K3 dan Alat Pelindung Diri (APD) saat konstruksi ........................... 25
Gambar 3.16 Tahapan protokol kesehatan selama perakitan di era new normal ..... 25
Gambar 3.17 Peralatan yang digunakan saat konstruksi .......................................... 26
Gambar 3.18 Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) ....................... 26
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
simetris, dan material yang ringan. Hal tersebut sesuai dengan peraturan SNI
1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non-gedung.
Penggunaan material yang ringan merupakan salah satu aspek yang penting
dalam perancangan struktur bangunan tahan gempa. Jika berat struktur bangunan
semakin ringan, maka beban gempa yang diterima oleh struktur bangunan tersebut
akan semakin kecil. Salah satu material yang umum digunakan dalam perancangan
struktur bangunan tahan gempa adalah baja. Material baja sering digunakan karena
baja memiliki kemampuan daktilitas yang tinggi apabila dibandingkan material lain
seperti kayu dan beton. Salah satu jenis baja yang mulai dikembangkan untuk
bangunan tahan gempa adalah baja canai dingin (cold-formed steel).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirancanglah sebuah desain struktur yang
mampu menahan beban gempa dengan menggunakan material baja canai dingin.
Rancangan yang akan dibuat akan mengacu pada tema Kompetisi Bangunan Gedung
Indonesia ke XII (KBGI-XII) yaitu “Bangunan Gedung Masa Depan yang Ramah
Lingkungan, Berkelanjutan, dan Tahan Gempa”. Selain itu, rancangan desain struktur
yang akan dibuat juga diharapkan dapat diaplikasikan dalam bangunan gedung
bertingkat dalam skala sesungguhnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam perencanaan dan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang struktur model bangunan 8 lantai dengan material baja canai dingin
yang mampu menahan beban gempa dengan fase frekuensi 1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5
Hz, 4,5 Hz, dan 5,5 Hz dengan amplitudo simpangan 10 mm selama 60 detik
yang disimulasikan dengan meja getar.
2. Mendapatkan hasil analisis perhitungan pembebanan dari beban mati, beban
hidup, dan beban gempa untuk perencanaan dimensi elemen, sambungan, dan
simpangan horizontal permanen atau residual arah bentang pendek pada struktur
model bangunan 8 lantai dengan material baja canai dingin.
3. Mendapatkan desain perancangan struktur model bangunan 8 lantai berstruktur
baja canai dingin yang memiliki nilai bangunan masa depan, ramah lingkungan
dan berkelanjutan.
2
BAB II
DESAIN MODEL BANGUNAN GEDUNG 8 LANTAI SKALA 1:50
(UKURAN DENAH SISI LUAR KE SISI LUAR 200 MM × 300 MM)
3
2.1.3 Konsep Desain Masa Depan, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan
Konsep desain arsitektur yang dirancang pada model bangunan harus memiliki
nilai masa depan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Konsep desain masa depan
pada arsitektur mengarah pada penggunaan pola geometri dan bentuk yang asimetris
(Winarti, 2019). Selain itu, konsep desain arsitektur pada bangunan yang ramah
lingkungan harus mengedepankan penggunaan energi yang efisien (Siregar, 2011).
Oleh karena itu, konsep desain arsitektur yang digunakan adalah “Sustainable Green
Future Building” yang memfokuskan pada tiga aspek utama yaitu hemat energi,
kesehatan, dan material struktur.
Penerapan dari aspek hemat energi dan kesehatan adalah dengan cara
menciptakan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik secara alami. Hal tersebut
dapat dicapai dengan merencanakan bukaan dinding seperti pintu kaca, jendela, dan
ventilasi pada tiap sisi bangunan agar aliran udara dan cahaya matahari dapat masuk
ke dalam ruangan (Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Konsep ramah lingkungan pada desain eksterior model bangunan
Penggunaan material struktur dari baja canai dingin juga mendukung konsep
desain “Sustainable Green Future Building” khususnya pada nilai berkelanjutan
(sustainable). Baja canai dingin memiliki keunggulan dari segi biaya dan emisi karbon
jika dibandingkan dengan material struktur lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Johnston et al. pada tahun 2017 menunjukkan penggunaan baja canai dingin pada
struktur portal dengan bentang 18 m mampu menekan biaya hingga 33% lebih murah
dan menghasilkan emisi karbon 30% lebih rendah daripada baja canai panas.
2.2 Kriteria Desain
Konsep bangunan yang dibutuhkan dalam Kompetisi Bangunan Gedung
Indonesia (KBGI) XII Klasifikasi Material Baja Canai Dingin adalah bangunan
4
gedung 8 lantai yang tahan gempa dengan menggunakan material baja canai dingin
sebagai elemen penyusun dari balok dan kolom. Selain itu, konsep yang digunakan
harus bersifat ramah lingkungan, berkelanjutan, dan tahan gempa. Oleh karena itu,
persyaratan tersebut menjadi dasar perencanaan model bangunan 8 lantai dengan
ukuran denah model 200 mm × 300 mm. Untuk data teknis perencanaan model adalah
sebagai berikut:
a. Ukuran denah model : 200 mm × 300 mm
b. Jumlah lantai : 8 lantai
c. Tinggi antar lantai : 70 mm
d. Alat sambungan : Baut-mur dan pelat siku
2.2.1 Material
Material struktur yang digunakan pada model bangunan menggunakan baja canai
dingin untuk balok dan kolom. Selain itu, untuk pelat lantai menggunakan material
multiplek dan tripek serta penutup dinding menggunakan material kertas karton.
Spesifikasi material yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Material struktur pada model bangunan
Komponen Jenis material Fy Fu Berat jenis
Balok Baja canai dingin 550 550
7850 kg/m3
induk mutu G550 MPa MPa
Baja canai dingin 550 550
Balok anak 7850 kg/m3
mutu G550 MPa MPa
Baja canai dingin 550 550
Kolom 7850 kg/m3
mutu G550 MPa MPa
Pelat lantai
Multipleks 12 mm - - 600 kg/m3
dasar
Pelat lantai
Triplek 3 mm - - 600 kg/m3
1-8
Dinding Kertas karton - - 150 g/m2
(a) (b)
Gambar 2.2 Alat sambung, (a) untuk balok induk dengan kolom dan (b) untuk
kolom dengan kolom
5
Sambungan elemen struktur yang digunakan pada balok induk dengan kolom dan
balok anak dengan balok induk menggunakan baut dan mur dengan diameter 2 mm,
sedangkan alat sambungan yang digunakan adalah pelat siku dengan tebal 0,3 mm
yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.a. Sedangkan, untuk alat sambungan yang
digunakan untuk menyambung kolom dengan kolom adalah baut dan mur diameter 2
mm dan pelat siku dengan tebal 0,3 mm yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.b.
2.2.3 Beban Uji
Beban yang dipikul dalam pemodelan bangunan 8 lantai dengan ukuran 200 mm
× 300 mm adalah sebagai berikut:
1. Beban mati (dead load) merupakan beban bangunan sendiri yang terdiri dari
kolom dan balok dari baja canai dingin dengan berat jenis 7850 kg/m3, serta
dinding yang terbuat dari kertas karton dengan berat jenis 150 g/m2 dan pelat
lantai yang terbuat dari triplek dengan berat jenis 600 kg/m3.
2. Beban hidup (live load) merupakan beban yang memiliki sifat sementara atau
dapat berpindah maupun berubah yang disimulasikan dengan pelat baja
sebanyak 8 buah. Pelat baja yang digunakan masing-masing memiliki berat 0,5
kg dan diletakkan pada setiap lantai.
3. Beban gempa (seismic load) untuk model bangunan disimulasikan dengan
menggunakan meja getar dengan fase frekuensi 1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5 Hz, 4,5 Hz,
dan 5,5 Hz dengan amplitudo konstan ke depan dan ke belakang sebesar 10 mm
selama 60 detik (Gambar 2.3). Beban gempa tersebut dimodelkan pada program
bantu SAP2000 dengan menggunakan fungsi time history dan memasukkan nilai
frekuensi yang ditentukan.
6
2.2.4 Metodologi Desain
Tujuan dibuatnya metodologi desain adalah untuk memudahkan dalam
menganalisis kembali jika terjadi kesalahan atau ketidaksesuaian desain dengan
kondisi pembebanan pada model bangunan. Metodologi desain yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
7
Kemudian, pada saat terjadi gempa kuat, struktur direncanakan memiliki
perilaku daktail dalam memikul beban gempa, dimana hal tersebut diperoleh dengan
cara merencanakan pembentukan sendi-sendi plastis pada sambungan balok dan
kolom. Terbentuknya sendi-sendi plastis yang mampu menyerap energi gempa harus
direncanakan dengan baik agar struktur dapat berperilaku dengan baik dan tidak runtuh
pada saat terjadi gempa kuat. Secara prinsip, elemen-elemen utama penahan beban
gempa dapat dipilih dengan merencanakan kekuatan nominal kolom lebih kuat
daripada kekuatan nominal balok sehingga sendi plastis dapat terjadi di balok dan
struktur bangunan mampu mendistribusikan energi gempa dengan deformasi inelastis
yang cukup besar tanpa runtuh.
2.4 Modelisasi Struktur
Program bantu SAP2000 digunakan untuk melakukan permodelan struktur
model bangunan. Beban yang dimasukkan pada permodelan struktur diantaranya
adalah beban mati, beban hidup, dan beban gempa.
8
2.5 Analisis Struktur
Struktur pada model bangunan akan dimodelkan dengan SAP2000 dan dianalisis
secara linear static terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai gaya dalam seperti gaya
aksial dan momen yang akan digunakan dalam mengontrol kekuatan desain profil
komponen struktur sesuai dengan SNI 7971:2013. Untuk beban gempa yang
disimulasikan dengan gerakan bolak-balik searah sumbu lemah bangunan dengan
amplitudo getaran konstan 10 mm dengan frekuensi getaran yang meningkat secara
bertahap, yaitu 1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5 Hz, 4,5 Hz, dan 5,5 Hz akan dimodelkan pada
SAP2000 dengan analisis nonlinear time history (Gambar 2.7). Hasil dari analisis
nonlinear time history akan digunakan untuk mendapatkan evaluasi kinerja struktur
model bangunan berupa tingkat kinerja struktur pasca dikenai beban gempa dan
simpangan horizontal permanen atau residual arah bentang pendek.
9
i. Kontrol tekan (SNI 7971:2013 pasal 3.4)
∅c Nc = ∅c × Ae × Fn
∅c Nc = 0,85 × 4,09 × 538
∅c Nc = 𝟏𝟖𝟕𝟎, 𝟑𝟔 N
Hasil dari kontrol tekan pada kolom dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Hasil kontrol tekan pada kolom
Gaya tekan terbesar
Kolom Kuat tekan nominal (N) Keterangan
(N)
A1 3,67 OK
A2 4,35 OK
A3 3,67 OK
B1 11,81 OK
B2 17,34 OK
B3 11,81 OK
1870,36
C1 11,81 OK
C2 17,34 OK
C3 11,81 OK
D1 3,67 OK
D2 4,35 OK
D3 3,67 OK
10
iii. Kontrol kombinasi aksial dan lentur (SNI 7971:2013 pasal 3.5)
N∗ Cmx M∗x Cmy M∗y
+∅ +∅ ≤ 1,0 (1)
∅c Nc b Mbx αnx b Mby αny
N∗ M∗x M∗y
+∅ +∅ ≤ 1,0 (2)
∅c Ns b Mbx b Mby
N∗
Jika Ø ≤ 0,15, persamaan berikut harus digunakan untuk menggantikan
c Nc
Tabel 2.4 Hasil kontrol kombinasi aksial dan lentur pada kolom
Kolom Persamaan (3) Keterangan
A1 0,002 OK
A2 0,002 OK
A3 0,002 OK
B1 0,007 OK
B2 0,009 OK
B3 0,007 OK
C1 0,007 OK
C2 0,009 OK
C3 0,007 OK
D1 0,002 OK
D2 0,002 OK
D3 0,002 OK
11
Momen terbesar Kuat lentur nominal
Balok induk Keterangan
(10-3 Nm) (Nm)
D1-2 1,01 OK
D2-3 1,01 OK
A1-B 3,86 OK
A2-B 5,46 OK
A3-B 3,86 OK
B1-C 16,04 23,55 OK
B2-C 31,45 OK
B3-C 16,04 OK
C1-D 3,86 OK
C2-D 5,46 OK
C3-D 3,86 OK
12
Tn = t × e × Fu Mn = Jd × Tn
Tn = 0,3 × 6 × 550 Mn = (15 + 0,3) × 990
Tn = 990 N Mn = 15147 Nmm = 15,15 Nm
c. Kegagalan geser baut (SNI 7971:2013 pasal 5.3.5.1)
Kemungkinan terjadinya kegagalan pada baut berupa geser akibat gaya tarik
pada balok (Gambar 2.10).
13
pada struktur dan hasil evaluasi tingkat kinerjanya pada masing-masing
frekuensi getaran dapat dilihat pada Gambar 2.12 dan Tabel 2.6 berikut.
Gambar 2.12 Mekanisme sendi plastis pada akhir tahap frekuensi getaran, (a) 1,5
Hz, (b) 2,5 Hz, (c) 3,5 Hz, (d) 4,5 Hz, dan (e) 5,5 Hz
Tabel 2.6 Evaluasi tingkat kinerja struktur pada tiap frekuensi getaran
Frekuensi Tingkat kinerja struktur
1,5 Hz IO (Immediate Occupancy)
2,5 Hz IO (Immediate Occupancy)
3,5 Hz C-D (Ultimate Strength)
4,5 Hz C-D (Ultimate Strength)
5,5 Hz C-D (Ultimate Strength)
Dari hasil evaluasi tingkat kinerja struktur tersebut, didapat bahwa struktur
mampu bertahan hingga frekuensi getaran akhir yaitu 5,5 Hz dengan tingkat
kinerja C-D (Ultimate Strength) yang berarti sambungan telah mencapai
kapasitas batas ultimit tetapi struktur tidak mengalami keruntuhan.
2.6 Desain Komponen Struktur
Desain komponen struktur model bangunan terdiri atas tiga elemen struktur,
yaitu kolom, balok induk, dan balok anak. Desain penampang komponen struktur
adalah menggunakan penampang hollow yang didesain sesuai dengan SNI 7971:2013.
Rincian penampang komponen struktur dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7 Desain penampang komponen struktur
Elemen struktur Dimensi profil
Kolom 15 mm × 15 mm × 0,3 mm
14
Elemen struktur Dimensi profil
15
Sambungan balok anak dengan balok
Titik B2 dan C2 lantai 1-7
induk
Gambar 2.13 Sambungan antar komponen kolom, balok induk, dan balok anak
Untuk sambungan antar kolom dengan kolom, direncanakan menggunakan
sepasang pelat siku yang disambungkan dengan dua buah baut pada masing-masing
sisinya (Gambar 2.14). Letak sambungan antar kolom dengan kolom diletakkan di
tengah kolom dan ada pada lantai 2, 4, 6, dan 8. Sambungan antar kolom diletakkan di
tengah kolom dengan tujuan untuk memudahkan pemasangan dan besar momen yang
terjadi relatif kecil (AISC 341, 2016).
Gambar 2.15 Sambungan kolom dengan lantai dasar, (a) metode pemasangan, (b)
potongan A-A
16
2.9 Berat Desain dari Model Bangunan
Rincian perhitungan berat struktur dari model bangunan dapat dilihat pada Tabel
2.8 berikut.
Tabel 2.8 Berat desain pada model bangunan
Berat
Dimensi Luas Berat
No. Elemen Panjang Jumlah total
profil penampang jenis
(kg)
42 mm 12 0,07
15×15×0,3 7850
1 Kolom 17,64 mm2 105 mm 12 0,17
mm kg/m3
140 mm 36 0,70
Balok 8×12×0,3 7850 77,5 mm 64 0,45
2 11,64 mm2
induk mm kg/m3 80 mm 72 0,53
Balok 8×12×0,3 7850
3 11,64 mm2 84,5 mm 16 0,12
anak mm kg/m3
48217 mm2 7 0,61
Pelat t = 3 mm 600
4 51271 mm2 - 1 0,09
lantai kg/m3
t = 12 mm 120000 mm2 1 0,86
Penutup 150
5 - 560000 mm2 - 4 0,08
dinding g/m2
Berat model (kg) 3,69
Berat sambungan (20% berat model) (kg) 0,74
Berat total struktur model (kg) 4,43
Dari tabel di atas, didapat berat total struktur model bangunan adalah 4,43 kg.
2.10 Daftar Kebutuhan Profil Komponen Struktural Model Bangunan
Daftar kebutuhan profil yang digunakan untuk komponen struktural model
bangunan dapat dilihat pada Tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.9 Kebutuhan komponen struktur model bangunan
Elemen struktur Dimensi profil Panjang (mm) Jumlah
42 12
Kolom 15 mm × 15 mm × 0,3 mm 105 12
140 36
77,5 64
Balok Induk 8 mm × 12 mm × 0,3 mm
80 72
Balok Anak 8 mm × 12 mm × 0,3 mm 84,5 16
8 544
12 mm × 12 mm × 0,3 mm
Pelat Siku 12 64
15 mm × 15 mm × 0,3 mm 24 96
17
model bangunan yang merupakan representasi kondisi bangunan akibat dikenai beban
gempa dengan frekuensi secara bertahap yaitu 1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5 Hz, 4,5 Hz, dan 5,5
Hz dengan amplitudo getaran 10 mm selama 60 detik. Kurva perilaku simpangan arah
bentang pendek pada salah satu titik di lantai teratas bangunan model sampai pada
detik ke-62 atau 2 detik setelah penggetaran berhenti dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Kurva perilaku simpangan horizontal pada model bangunan arah
bentang pendek pada tiap frekuensi getaran
Kemudian dari kurva perilaku simpangan tersebut, didapat nilai simpangan
horizontal permanen atau residual dari model bangunan. Nilai simpangan horizontal
18
permanen atau residual arah bentang pendek pada tiap frekuensi getaran dapat dilihat
pada Tabel 2.10 berikut.
Tabel 2.10 Rekapitulasi simpangan horizontal residual dari tiap frekuensi getaran
Frekuensi Simpangan residual (mm)
1,5 Hz 0,01
2,5 Hz 0,02
3,5 Hz 0,08
4,5 Hz 0,40
5,5 Hz 0,71
19
BAB III
GAMBAR METODE PERAKITAN MODEL BANGUNAN GEDUNG 8
LANTAI (SOP)
Gambar 3.1 Penamaan komponen struktur (a) kolom, (b) balok induk, dan (c) balok
anak
20
3.1.3 Tahapan Perakitan Model Bangunan
Proses perakitan model bangunan direncanakan memiliki durasi 160 menit dan
dibagi menjadi 11 tahapan yang diawali dengan tahap persiapan area siteplan dan
penataan komponen struktur, kemudian dilanjutkan dengan tahapan pekerjaan lantai 1
– 8, dan diakhiri dengan tahapan pekerjaan finishing. Visualisasi metode perakitan
model bangunan dapat dilihat pada langkah-langkah berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
(a) (b)
Gambar 3.2 Pekerjaan persiapan, (a) penataan siteplan dan (b) penataan lantai
dasar konstruksi
2. Pekerjaan Struktur Lantai 1
(a) (b)
Gambar 3.3 Pekerjaan struktur lantai 1, (a) perakitan kolom dan balok lantai
1, (b) pemasangan pelat lantai 1
3. Pekerjaan Struktur Lantai 2
(a) (b)
Gambar 3.4 Pekerjaan struktur lantai 2, (a) perakitan kolom dan balok lantai
2, (b) pemasangan pelat lantai 2
21
4. Pekerjaan Struktur Lantai 3
(a) (b)
Gambar 3.5 Pekerjaan struktur lantai 3, (a) perakitan balok lantai 3, (b)
pemasangan pelat lantai 3
5. Pekerjaan Struktur Lantai 4
(a) (b)
Gambar 3.6 Pekerjaan struktur lantai 4, (a) perakitan kolom dan balok lantai
4, (b) pemasangan pelat lantai 4
6. Pekerjaan Struktur Lantai 5
(a) (b)
Gambar 3.7 Pekerjaan struktur lantai 5, (a) perakitan balok lantai 5, (b)
pemasangan pelat lantai 5
7. Pekerjaan Struktur Lantai 6
(a) (b)
Gambar 3.8 Pekerjaan struktur lantai 6, (a) perakitan kolom dan balok lantai
6, (b) pemasangan pelat lantai 6
22
8. Pekerjaan Struktur Lantai 7
(a) (b)
Gambar 3.9 Pekerjaan struktur lantai 7, (a) perakitan balok lantai 7, (b)
pemasangan pelat lantai 7
9. Pekerjaan Struktur Lantai 8
(a) (b)
Gambar 3.10 Pekerjaan struktur lantai 8, (a) perakitan kolom dan balok lantai
8, (b) pemasangan pelat lantai 8
10. Pemasangan Beban Hidup dan Fasad Gedung
(a) (b)
Gambar 3.11 Peletakan beban hidup dan pemasangan penutup dinding, (a)
peletakan pelat beban hidup, (b) pemasangan penutup dinding
11. Pekerjaan Finishing
(a) (b)
Gambar 3.12 Pekerjaan finishing, (a) pemeriksaan kembali, (b) pembersihan
area kerja
23
Hasil akhir dari perakitan model bangunan 8 lantai yang dirancang dalam waktu
160 menit dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut.
24
Tabel 3.1 Keterangan isi area kerja
3.2.2 Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Alat Pelindung
Diri (APD)
Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
keselamatan dan kesehatan kerja adalah usaha memberikan perlindungan kepada
pekerja guna menciptakan produktivitas kerja yang optimal dengan kondisi selamat
dan sehat. Pekerja dapat menggunakan alat pelindung diri (APD) sebagai bentuk
penunjang K3 yang diilustrasikan seperti pada Gambar 3.15 berikut.
Gambar 3.16 Tahapan protokol kesehatan selama perakitan di era new normal
25
3.2.3 Standar Peralatan Perakitan
Peralatan yang digunakan pada saat perakitan struktur model bangunan dapat
dilihat pada Gambar 3.17 berikut.
Gunting Lem Double Tape Amplas
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan struktur model bangunan dengan ukuran 200 mm × 300
mm, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur model bangunan dirancang untuk mampu bertahan ketika dikenai beban
gempa berupa getaran pada arah bentang pendek dengan frekuensi berturut-turut
1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5 Hz, 4,5 Hz, dan 5,5 Hz dengan amplitudo 10 mm selama 60
detik dan dianalisis menggunakan analisis nonlinear time history. Dari hasil
analisis didapat bahwa struktur mampu bertahan hingga frekuensi terakhir yaitu
5,5 Hz dengan simpangan horizontal permanen atau residual adalah 0,7 mm.
2. Struktur model bangunan dirancang menggunakan profil berbentuk hollow pada
komponen strukturnya dengan dimensi profil untuk kolom 15 × 15 × 0,3 mm,
balok induk 8 × 12 × 0,3 mm, dan balok anak 8 × 12 × 0,3 mm. Sedangkan untuk
pelat sambungan berbentuk siku dengan profil 12 × 12 × 0,3 mm untuk
sambungan balok dan kolom dan profil 15 × 15 × 0,3 mm untuk sambungan
kolom dengan kolom.
3. Dari hasil analisis nonlinear time history, didapat hasil simpangan horizontal
permanen atau residual pada tiap frekuensi getaran yaitu 1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5 Hz,
4,5 Hz, dan 5,5 Hz. Hasil simpangan horizontal permanen atau residual yang
didapat pada tiap frekuensi secara berturut-turut adalah 0,01 mm, 0,02 mm, 0,08
mm, 0,40 mm, dan 0,71 mm. Nilai simpangan yang meningkat seiring
bertambahnya frekuensi menunjukkan bahwa struktur model bangunan terus
mengalami degradasi struktural.
4. Model bangunan yang didesain dengan pola geometri sejalan dengan penerapan
konsep bangunan masa depan yang digunakan yaitu “Sustainable Green Future
Building” yang memfokuskan pada aspek-aspek seperti hemat energi, kesehatan,
dan material struktur. Perencanaan bukaan dinding seperti pintu kaca, jendela,
dan ventilasi pada tiap sisi bangunan dapat menciptakan sirkulasi udara dan
pencahayaan yang baik. Penggunaan material struktur baja canai dingin juga
dapat menekan biaya dan emisi karbon.
27
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Steel Construction. 2016. Seismic Provisions for Structural Steel
Buildings. Chicago : American Institute of Steel Construction.
Badan Pusat Statistika. 2021. Statistik Indonesia 2020 Statistical Yearbook of
Indonesia 2020. Jakarta : Badan Pusat Statistika.
Badan Standarisasi Nasional. 2019. SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung. Jakarta :
Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 1727-2013 tentang Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Gedung dan Bangunan Lain. Jakarta : Badan Standarisasi
Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 7971-2013 tentang Struktur Baja Canai
Dingin. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Health and Safety Executive. 2006. Healt and Safety in Construction. Diambil dari
https://www.hse.gov.uk/pubns/books/hsg150.htm.
Johnston, Ross P.D., Teresa McGrath, Sree Nanukuttan, James B.P. Lim, Marios
Soutsos, Mei Chee Chiang, Rehan Masood, Mohammad Afjalur Rahman. 2017.
Sustainability of Cold-formed Steel Portal Frames in Developing Countries in
the Context of Life Cycle Assessment and Life Cycle Costs. Diambil dari
https://doi.org/10.1016/j.istruc.2017.11.003.
McCaffrey, Robert. 2009. The Tectonic Framework of the Sumatran Subduction Zone.
Troy : Rensselaer Polytechnic Institute.
Nguyen, Ngoc, Jonathan Griffin, Athanasius Cipta, dan Phil R. Cummins. 2015.
Indonesia’s Historical Earthquakes: Modelled examples for improving the
national hazard map. Canberra : Geoscience Australia.
Siregar, Hari Hajaruddin. 2011. Pengembangan Kawasan Pasar Sei Sikambing (Green
Architecture). Medan : Universitas Sumatera Utara.
Supriani, Fepy. 2009. Studi Mitigasi Gempa di Bengkulu dengan Membangun Rumah
Tahan Gempa. Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Winarti dan Bambang Sulistyono. 2019. Perancangan Desain Interior Planetarium
Berkonsep Futuristik dan Edukasi Interaktif di Semarang. Semarang :
Universitas Sebelas Maret.
28
LAMPIRAN 1
Catatan :
Legenda :
Denah Kunci :
92,5
KANTOR
+0,00
LIFT
+0,00
200
A A'
Lomba :
LOBBY
92,5
+0,00
B'
300
95 95 95
LIFT
+0,00
Disetujui Pemilik :
200
A A' Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
92,5
Skala 1:2
DAPUR
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
RUANG TAMU +0,07 KAMAR MANDI
+0,07 +0,07 KBGI XII 2021 25/06/21
Judul Gambar :
DENAH LANTAI DASAR
DAN LANTAI 1-7
Rencana:
DENAH LANTAI 1-7 BANGUNAN 8 LANTAI
SKALA 1:2
B No. Gambar Nama File
Legenda :
+0,56 +0,56
+0,49 +0,49
Denah Kunci :
+0,42 +0,42
+0,35 +0,35
+0,28 +0,28
+0,21 +0,21
+0,14 +0,14
Lomba :
57,5 95 95 95 57,5
+0,07 +0,07
400
A B C D
+0,00 +0,00
+0,56 +0,56
+0,49 +0,49
+0,42 +0,42
+0,35 +0,35
15 50
+0,28 +0,28
77,5
Disetujui Pemilik :
300
15
+0,21 +0,21
77,5
Perencana:
+0,14 +0,14 Posisi Inisial TTD Tanggal:
50 15
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
+0,07 +0,07 Disetujui AB 23/06/21
50 15 80 15 80 15 80 15 50 Skala 1:8
400 Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
+0,00 +0,00
KBGI XII 2021 25/06/21
57,5 92,5 92,5 57,5 57,5 92,5 92,5 57,5 Judul Gambar :
300 300 TAMPAK BANGUNAN DAN
DENAH PERLETAKAN
1 2 3 3 2 1
Rencana:
SKALA 1:8 SKALA 1:8 SKALA 1:8 No. Gambar Nama File
Legenda :
Denah Kunci :
Lantai 8
+0,56
Lantai 7
+0,49
Lomba :
Lantai 6
+0,42
Ornamen dinding
Penyelenggara :
Kolom 15×15×0,3 mm
Lantai 4
+0,28 Balok induk 8×12×0,3 mm
Lantai 2
+0,14
Lantai 1
+0,07
Lantai dasar
+0,00
Disetujui Pemilik :
50 15 80 15 80 15 80 15 50 50 15 77,5 15 77,5 15 50
400 300 Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala 1:4
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
POTONGAN A-A' POTONGAN B-B' KBGI XII 2021 25/06/21
SKALA 1:4 SKALA 1:4 Judul Gambar :
POTONGAN A-A' DAN
POTONGAN B-B'
Rencana:
BANGUNAN 8 LANTAI
15 Legenda :
42 mm 12
Kolom
105 mm 12 Alat Sambung Baut M2 900
15
15 x 15 x 0,3 mm
0,3
140 mm 36 Denah Kunci :
8
Balok Induk 77,5 mm 64 Lomba :
0,3
8 x 12 x 0,3 mm 80 mm 72
Penyelenggara :
8
Balok Anak
84,5 mm 16 Pelat Lantai Panel 21
12
0,3
8 x 12 x 0,3 mm
12 x 12 x 0,3 mm 12 mm 64
12
Disetujui Pemilik :
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
30
30
30 30
50
50
300 300
95 47,5 47,5 95 95 47,5 47,5 95
3 3 Legenda :
Kayu triplek
92,5
92,5
Pelat baja
200
200
200
200
300
300
A 2 A A 2 A Denah Kunci :
92,5
92,5
1 1
50
A C D
50
B A B C D
B B
Lomba :
DENAH LANTAI 1-7 DENAH LANTAI 8
SKALA 1:5 SKALA 1:5
42
70
70
+0,49 +0,49
Lantai 7 Lantai 7
70
70
140
140
+0,42 +0,42
Lantai 6 Lantai 6
70
70
+0,35 +0,35
Lantai 5 Pelat beban hidup 500 gram Lantai 5 Pelat beban hidup 500 gram
Kolom 15×15×0,3 mm Kolom 15×15×0,3 mm
70
70
Pelat lantai 3 mm Pelat lantai 3 mm
140
140
+0,28 Pelat siku 12×12×0,3 mm +0,28 Pelat siku 12×12×0,3 mm
560
560
Lantai 4 Balok induk 8×12×0,3 mm Lantai 4 Balok induk 8×12×0,3 mm
Pelat siku 15×15×0,3 mm Pelat siku 15×15×0,3 mm
70
70
+0,21 +0,21
Lantai 3 Lantai 3
Disetujui Pemilik :
70
70
140
140
+0,14 +0,14
Lantai 2 Lantai 2
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
70
70
Digambar AA 18/06/21
+0,07 +0,07 Diperiksa FN 21/06/21
Lantai 1 Lantai 1 Disetujui AB 23/06/21
95
95
Skala 1:5
12 70
12 70
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
+0,00 +0,00
Lantai dasar Lantai dasar KBGI XII 2021 25/06/21
Judul Gambar :
95 95 95 92,5 92,5 95 95 95 92,5 92,5
DENAH, POTONGAN, DAN
50 300 50 50 200 50 50 300 50 50 200 50
TAMPAK STRUKTUR
Rencana:
POTONGAN A-A POTONGAN B-B TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING BANGUNAN 8 LANTAI
SKALA 1:5 SKALA 1:5 SKALA 1:5 SKALA 1:5
No. Gambar Nama File
15
6 6 6 6
8
A A Elemen struktur lantai 1-8 tipikal
12
Baut Ø2 mm Baut Ø2 mm
3
8
12
Kolom 15×15×0,3 mm Kolom 15×15×0,3 mm
Pelat siku 12×12×0,3 mm Pelat siku 12×12×0,3 mm Baut Ø2 mm
Balok induk 8×12×0,3 mm Balok induk 8×12×0,3 mm Kolom 15×15×0,3 mm Legenda :
Pelat siku 12×12×0,3 mm
B B Balok induk 8×12×0,3 mm
8 8
DENAH LANTAI 1-7 DENAH LANTAI 1-7 DENAH LANTAI 1-7 B
12
12
8
12
SKALA 1:2 SKALA 1:2 Denah Kunci :
DETAIL SAMBUNGAN BALOK KOLOM 3
SKALA 1:2
5 43
5 4
5 43
6 8 6 6 8
6 6 8
12
12
12
12
4 5
34 5
34 5
15 15
15
15
15
15
Lomba :
POTONGAN A-A POTONGAN A-A POTONGAN A-A
SKALA 1:2 SKALA 1:2 SKALA 1:2
5 43
5 43
5 43
8 8 8
12
12
12
12
12
34 5
34 5
34 5
15 15 15
Penyelenggara :
15
15
15
PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D
POTONGAN B-B POTONGAN B-B POTONGAN B-B
SKALA NTS SKALA NTS SKALA NTS
SKALA 1:2 SKALA 1:2 SKALA 1:2
B
B B
4 A
7,5 7,5 6 6
A
5 A
6 6 7,5 7,5 6 6 A
12 12
15
6 6 6 6
8
8
A A 12
Baut Ø2 mm Baut Ø2 mm
6
8
12
12
Kolom 15×15×0,3 mm Kolom 15×15×0,3 mm
Pelat siku 12×12×0,3 mm Pelat siku 12×12×0,3 mm Baut Ø2 mm
Balok induk 8×12×0,3 mm Balok induk 8×12×0,3 mm Kolom 15×15×0,3 mm
Pelat siku 12×12×0,3 mm
B B Balok induk 8×12×0,3 mm
8 8
DENAH LANTAI 8 DENAH LANTAI 8 DENAH LANTAI 8 B
12
12
8
12
SKALA 1:2 SKALA 1:2
DETAIL SAMBUNGAN BALOK KOLOM 3
SKALA 1:2
6 6 8 6 6 6 6 8 6 6 6 6 8
4 5 34 5
12
12
12
4 5
34 5
Disetujui Pemilik :
15 15 15
15
15
15
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar AA 18/06/21
POTONGAN A-A POTONGAN A-A POTONGAN A-A
SKALA 1:2 SKALA 1:2 SKALA 1:2 Diperiksa FN 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala 1:2
6 6 8 6 6 8 6 6 6 6 8 Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
4 5 34 5
4 5 34 5
12
12
12
KBGI XII 2021 25/06/21
Judul Gambar :
34 5
DETAIL SAMBUNGAN
BALOK KOLOM
15 15 Rencana:
15
BANGUNAN 8 LANTAI
15
15
15
PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D No. Gambar Nama File
POTONGAN B-B POTONGAN B-B POTONGAN B-B
SKALA NTS SKALA NTS SKALA NTS
SKALA 1:2 SKALA 1:2 SKALA 1:2
6/10 Detail Struktur.dwg
B LAMPIRAN 1
B Balok induk 8×12×0,3 mm
Catatan :
1 6 6 8 6 6 12
Semua ukuran dalam milimeter
8
Balok induk 8×12×0,3 mm
6
A A Elemen struktur lantai 1-8 tipikal
12
2
8
Baut Ø2 mm A A
Pelat siku 12×12×0,3 mm
6
Balok anak 8×12×0,3 mm Legenda :
B Baut Ø2 mm
8 Pelat siku 12×12×0,3 mm
Balok anak 8×12×0,3 mm
DENAH LANTAI 1-8 DENAH LANTAI 1-8
12
B
8
12
DETAIL SAMBUNGAN BALOK INDUK DAN ANAK 1
SKALA 1:2 Denah Kunci :
6 6 8 6 6 8 6 6 8 6 6 8
12
12
8 8
12
12
POTONGAN A-A POTONGAN A-A
SKALA 1:2 SKALA 1:2
Lomba :
8 6 8 6 8 6 8
6 6
12
12
8 8
12
12
Penyelenggara :
POTONGAN B-B POTONGAN B-B
PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D
SKALA 1:2 SKALA 1:2
SKALA NTS SKALA NTS
B
B
7,5 7,5 Kolom 15×15×0,3 mm
15 A A 15
A A
7,5 7,5
15
15
DENAH KOLOM B
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM DENGAN KOLOM
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM DENGAN PELAT DASAR
SKALA 1:2
SKALA 1:2
3 6 6 6 3
Disetujui Pemilik :
15
10
12
15
15
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
POTONGAN A-A POTONGAN A-A Digambar AA 18/06/21
SKALA 1:2 SKALA 1:2 Diperiksa FN 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala 1:2
3 6 6 6 3
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
TAMPAK SAMPING KOLOM KBGI XII 2021 25/06/21
15
15
PERSPEKTIF SAMBUNGAN 3D No. Gambar Nama File
SKALA NTS POTONGAN B-B POTONGAN B-B
SKALA 1:2
SKALA 1:2 7/10 Detail Struktur.dwg
LAMPIRAN 3
Catatan :
Legenda :
Denah Kunci :
1. PENATAAN AREA KERJA 2. PENATAAN LANTAI DASAR KONSTRUKSI 3. PEMASANGAN KOLOM A1, B1, C1, D1 DAN 4. PEMASANGAN KOLOM A2, B2, C2, D2 DAN
BALOK LANTAI 1 BALOK LANTAI 1
Lomba :
5. PEMASANGAN KOLOM A3, B3, C3, D3 DAN 6. PEMASANGAN PELAT LANTAI 1 7. PEMASANGAN KOLOM A1, B1, C1, D1 DAN 8. PEMASANGAN KOLOM A2, B2, C2, D2 DAN Penyelenggara :
9. PEMASANGAN KOLOM A3, B3, C3, D3 DAN 10. PEMASANGAN PELAT LANTAI 2 11. PEMASANGAN BALOK LANTAI 3 12. PEMASANGAN PELAT LANTAI 3
BALOK LANTAI 2
Disetujui Pemilik :
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
13. PEMASANGAN KOLOM A1, B1, C1, D1 DAN 14. PEMASANGAN KOLOM A2, B2, C2, D2 DAN 15. PEMASANGAN KOLOM A3, B3, C3, D3 DAN 16. PEMASANGAN PELAT LANTAI 4 No. Gambar Nama File
BALOK LANTAI 4 BALOK LANTAI 4 BALOK LANTAI 4
8/10 SOP Metode.dwg
LAMPIRAN 3
Catatan :
Legenda :
Denah Kunci :
17. PEMASANGAN BALOK LANTAI 5 18. PEMASANGAN PELAT LANTAI 5 19. PEMASANGAN KOLOM A1, B1, C1, D1 DAN 20. PEMASANGAN KOLOM A2, B2, C2, D2 DAN
BALOK LANTAI 6 BALOK LANTAI 6
Lomba :
21. PEMASANGAN KOLOM A3, B3, C3, D3 DAN 22. PEMASANGAN PELAT LANTAI 6 23. PEMASANGAN BALOK LANTAI 7 24. PEMASANGAN PELAT LANTAI 7 Penyelenggara :
BALOK LANTAI 6
25. PEMASANGAN KOLOM A1, B1, C1, D1 DAN 26. PEMASANGAN KOLOM A2, B2, C2, D2 DAN 27. PEMASANGAN KOLOM A3, B3, C3, D3 DAN 28. PEMASANGAN PELAT LANTAI 8
BALOK LANTAI 8 BALOK LANTAI 8 BALOK LANTAI 8
Disetujui Pemilik :
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal:
29. PEMASANGAN PELAT BEBAN 30. PEMASANGAN FASAD 31. PEMERIKSAAN KEMBALI 32. PEMBERSIHAN AREA KERJA No. Gambar Nama File
PADA SETIAP LANTAI BANGUNAN
9/10 SOP Metode.dwg
LAMPIRAN 3
SITE PLAN AREA KERJA Catatan :
KETERANGAN : Legenda :
Penyelenggara :
Disetujui Pemilik :
Perencana:
Posisi Inisial TTD Tanggal:
Digambar FN 18/06/21
Diperiksa AA 21/06/21
Disetujui AB 23/06/21
Skala
Dikeluarkan untuk: Revisi: Tanggal: