(LAPORAN FINAL)
Di Fakultas Teknik
Disusun oleh :
Dosen :
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat dan rahmat-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Perancangan Bangunan Baja ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Penyusunan laporan ini diajukan sebagai syarat kelulusan
mata kuliah Perancangan Bangunan Baja di Fakultas Teknik Progaram studi S1 Teknik Sipil
Universitas Kristen Maranatha.
Laporan ini dibuat agar penyusun dapat memahami dan memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai Perancangan Bangunan Baja. Dalam kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Cindrawaty L., S.T., M.Sc. (Eng), Ph.D. sebagai asisten mata kuliah Perancangan
Bangunan Baja.
2. Rekan-rekan mahasiswa/i lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
mendukung proses penyelesaian laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, yang mana
pada akhirnya dapat memperbaiki laporan ini menjadi lebih baik. Penyusun berharap semoga
laporan Perancangan Bangunan Baja ini dapat berguna bagi rekan-rekan dan juga para pembaca.
Penyusun,
diberikan kepada,
NRP : 1621050
Denah : Tipe E
Dalam rancang bangunan dengan menggunakan struktur baja yang memenuhi persyaratan SNI
1729:2020;Lakukan analisis dan perancangan bangunan gedung dengan mempertimbangan
beban gravitasi (SNI 1727:2020) dan gempa respon spektrum, persyaratan periode gedung serta
simpangan antar lantai sesuai dengan SNI 1726:2019; Susunlah luaran berupa laporan
perancangan struktur sebagai dokumen kelengkapan tugas dan gambar arsitektur serta gambar
struktur yang meliputi: Dokumen perhitungan struktur, meliputi :
d. analisis struktur,
g. desain pondasi.
Dokumen gambar arsitektur dan gambar struktur lengkap dalam ukuran A3 berskala yang terdiri
dari: denah, tampak, dan potongan arsitektur, denah pembalokan struktur, denah kolom,
sambungan kolom, balok, dll., detail penulangan pelat, denah dan detail tangga, serta potongan
melintang/memanjang bangunan lengkap dengan gambar detail sambungan. Gambar A3 wajib
dibuat dengan skala dan mengikuti aturan gambar teknik.
DAFTAR ISI
LEMBAR TUGAS.....................................................................................................................................3
DAFTAR NOTASI....................................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................12
1.1 Data Umum Proyek.................................................................................................................12
1.2 Spesifikasi Teknis.....................................................................................................................12
1.3 Metode Analisis & Desain.......................................................................................................13
1.4 Referensi...................................................................................................................................13
1.5 Denah........................................................................................................................................13
BAB II PEMBEBANAN...................................................................................................................16
2.1 Pembebanan Gording..............................................................................................................16
2.2 Pembebanan Rangka Atap......................................................................................................16
2.3 Pembebanan lantai Mezzanine...............................................................................................16
2.4 Pembebanan lantai 1...............................................................................................................17
2.4.1 Beban lantai Staging Area...............................................................................................17
2.4.2 Beban lantai Warehouse..................................................................................................17
2.5 Pembebanan angin (w)............................................................................................................17
2.6 Beban air hujan (R).................................................................................................................21
2.7 Beban Gempa (E).....................................................................................................................22
2.8 Kombinasi pembebanan..........................................................................................................26
BAB III Perencanaan pondasi...........................................................................................................28
BAB IV Analisis Struktur..................................................................................................................32
4.1 Perencanaan awal element struktur.......................................................................................32
4.1.1 Preliminary pelat.............................................................................................................32
4.1.2 Preliminary balok anak (BA)..........................................................................................35
4.1.3 Preliminary balok Induk (BI).........................................................................................39
4.1.4 Preliminary Kolom (K)....................................................................................................43
4.2 Pemodelan struktur.................................................................................................................47
4.3 Analisis beban gempa..............................................................................................................53
4.4 Hasil analisis struktur.............................................................................................................55
RANGKUMAN EKSEKUTIF
Laporan perancangan bangunan baja berisikan tentang peran seorang mahasiswa memposisikan
diri sebagai konsultan struktur yang merancang bangunan sesuai dengan denah arsitektur yang
telah diberikan sebelumnya. Adapun pembagian tugasnya sebagai berikut:
Denah : Tipe E
Dalam rancang bangunan dengan menggunakan struktur baja yang memenuhi persyaratan SNI
1729:2020;Lakukan analisis dan perancangan bangunan gedung dengan mempertimbangan
beban gravitasi (SNI 1727:2020) dan gempa respon spektrum, persyaratan periode gedung serta
simpangan antar lantai sesuai dengan SNI 1726:2019; Susunlah luaran berupa laporan
perancangan struktur sebagai dokumen kelengkapan tugas dan gambar arsitektur serta gambar
struktur yang meliputi: Dokumen perhitungan struktur, meliputi :
c. pemodelan struktur,
d. analisis struktur,
Ao = luas total bukaan pada suatu dinding yang menerima tekanan eksternal positif, dalam ft2
(m2 )
Cf = koefisien gaya yang digunakan pada penentuan beban angin untuk struktur struktur lain
Cp = koefisien tekanan eksternal yang digunakan dalam penentuan beban angin untuk bangunan
gedung
(GCpi) = perkalian koefisien tekanan internal danfaktor efek hembusan angin yang digunakan
dalam menentukan beban angin untuk bangunan gedung
x = jarak pada sisi angin datang atau pada sisi angin pergi dari puncak dalam Gambar 26.8-1,
dalam ft (m)
Ac = Luas slab beton di lebar efektif, in.2 (mm2 ), Luas beton, in.2 (mm2 ) pasal I2.1b dan I2.1b
Ae = Luas efektif, in.2 (mm2 ), Luas efektif, in.2 (mm2 ), Jumlah luas efektif penampang
berdasarkan lebar efektif tereduksi, be ,deatau he in.2 (mm2 ) pasal E7.2, D2, dan E7
Ag = Luas penampang bruto komponen struktur, in.2 (mm2 ), Luas bruto komponen struktur
komposit, in.2 (mm2) pasal B4.3a dan I2.1
Agv = Luas bruto pemikul geser, in.2 (mm2) pasal J4.2
B = Lebar keseluruhan komponen struktur utama PSR persegi panjang, diukur 90 derajat
terhadap bidang sambungan, in. (mm) pasal Tabel D3.1
Bb = Lebar keseluruhan komponen struktur cabang PSR persegi panjang, diukur 900 terhadap
bidang sambungan, in. (mm) pasal K1.1
Be = Lebar efektif komponen struktur cabang PSR persegi panjang atau pelat, in. (mm) pasal
K1.1
E = Modulus elastisitas baja = 29.000 ksi (200.000 MPa) pasal Tabel B4.1
Fcr = Tegangan tekuk penampang seperti yang ditentukan melalui analisis, ksi (MPa), Tegangan
kritis, ksi (MPa), Tegangan tekuk torsi-lateral penampang seperti yang ditentukan melalui
analisis, ksi (MPa), dan Tegangan tekuk lokal penampang seperti ditentukan melalui analisis, ksi
(MPa) pasal H3.3, E3, F12.3, dan F12.2
Fnt = Tegangan tarik nominal dari Tabel J3.2, ksi (MPa) pasal J3.6
Fnv = Tegangan geser nominal dari Tabel J3.2, ksi (MPa) pasal J3.6
Fy = Tegangan leleh minimum terspesifikasi, ksi (MPa). Seperti yang digunakan dalam Standar
ini, “tegangan leleh” menunjukkan baik titik leleh minimum terspesifikasi (untuk baja yang
mempunyai titik leleh) maupun kekuatan leleh terspesifikasi (untuk baja yang tidak mempunyai
titik leleh) pasal B3.3
Lb = Panjang antara titik-titik yang terbreis untuk mencegah peralihan lateral sayap tekan atau
terbreis untuk mencegah puntir penampang melintang, in. (mm), Panjang terbesar takterbreis
secara lateral sepanjang masingmasing sayap di titik beban, in. (mm). pasal F2.2, dan J10.4
Lp = Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk kondisi batas leleh, in. (mm), Panjang
komponen struktur primer, ft (m) pasal F2.2 , dan Lamp. 2.1
Lr = Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk kondisi batas tekuk torsi-lateral inelastis, in.
(mm), Beban hidup nominal atap. Pasal F2.2, dan Lamp.5.4.1
Mcr = Momen tekuk torsi lateral elastis, kip-in. (N-mm). pasal F10.2
Mnt = Momen orde pertama yang menggunakan kombinasi beban DFBT atau DKI, dengan
translasi lateral struktur dikekang, kip-in. (N-mm). pasal Lamp.8.2
Mp = Momen lentur plastis, kip-in (N-mm), Momen lentur plastis, kip-in (N-mm). pasal Tabel
B4.1, dan I3.4b
Mu = Kekuatan lentur perlu dengan menggunakan kombinasi beban DFBT, kip-in. (N-mm).
pasal J10.4
Pnt = Gaya aksial orde pertama yang menggunakan kombinasi beban DFBT atau DKI, dengan
translasi lateral struktur dikekang, kips (N) pasal Lamp.8.2
Pu = Kekuatan aksial perlu pada kord dengan menggunakan kombinasi beban DFBT, kips (N).
pasal Tabel K2.1 dan Lamp. 1.3.2b
Qn = Kekuatan nominal satu angkur baja stad berkepala atau angkur kanal baja, kips (N). pasal
I3.2d.1
Qnt = Kekuatan tarik nominal angkur baja stad berkepala, kips (N). pasal I8.3b
Qnv = Kekuatan geser nominal angkur baja stad berkepala, kips (N). pasal I8.3a
Sx = Modulus penampang elastis terhadap sumbu x, in.3 (mm3 ) pasal F2.2 dan F13.1
hp = Dua kali jarak dari sumbu netral plastis ke garis pengencang terdekat pada sayap tekan atau
muka bagian dalam sayap tekan bila las digunakan, in. (mm) pasal B4.1b
l = Panjang aktual las yang ujungnya dibebani, in. (mm) pasal J2.2
le = Panjang efektif total las gruv dan las filet pada PSR persegi panjang untuk perhitungan
kekuatan las, in. (mm) pasal K5
s = Spasi as ke as longitudinal (pitch) antara dua lubang berurutan, in. (mm) pasal B4.3b
tp = Tebal pelat yang dibebani tarik, in. (mm) pasal Lamp. 3.3
β = Faktor reduksi panjang yang diberikan oleh Persamaan J2-1 pasal J2.2b
ρw = Rasio geser maksimum di dalam panel-panel badan pada setiap sisi pengaku transversal
pasal G2.3
Pemilik : Pemerintah/Swasta
mezzanine = 1944 m2 +
Mezzanine =5m
Atap = 8,54 m +
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
Gambar II-11 langkah-langkah menentukan beban angin SPGAU untuk bangunan tertutup, tertutup sebagian, dan
terbuka semua bagian (SNI 1727:2020)
Gambar II-12 tabel SNI menentukan kategori risiko bangunan dan struktur
-
Faktor arah angin (Kd) = 0,85 (Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1)
-
Kategori eksposur : B
Karena tinggi atap = 8,66m yakni kurang dari 30ft (9,1m) yang tertuang dalam
(Pasal 26.7.3)
-
Faktor topografi (Kzt)
Dalam kondisi ini bangunan terletak ditengah kota hal ini membuat situs dan lokasi
bangunan gedung dan struktur lain tidak memenuhi semua, kondisi disyaratkan
dalam pasal 26.8.1. maka Kzt =1,0
-
Faktor elevasi permukaan tanah (Ke)
Ke = 1 (dalam semua kasus) SNI 1727:2020 pasal 26.9
-
Faktor efek tiupan angin (G)
Bangunan gedung dan struktur lain yang kaku boleh diambil sebesar 0,85
(pasal 26.11)
-
Klasifikasi ketertutupan (pasal 26.2) dan (pasal 26.12)
dimana:
A0 (luas total bukaan di dinding yang menerima tekanan eksternal positif dalam m 2)
Ag (luas bruto dinding untuk A0)
-
Koefisien tekanan internal (Bangunan Gedung Tertutup)
-
Koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh
-
Menentukan tekanan velositas q atau qh (Persamaan 27.3-1)
qz = 0,613 . Kz . Kzt . Kd . V2
= 0,613 x 0,7 x 1 x 0,85 x 402
= 14,6 Mpa
-
Dinding di sisi angin datang (Cp1)
= -13,8 Mpa
Atap di sisi angin pergi
P = q x G x Cp – qi(GCPI)
= 14,6 . -0,85 . (-0,18) – 14,6 (-0,18)
= 4,86 Mpa
2.6 Beban air hujan (R)
Sistem drainase atap harus didesain sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Laju aliran
desain saluran sekunder sebagai saluran pelimpah (termasuk saluran atap dan pipa talang) atau
lubang talang (scupper), dan kepala hidraulik (dh) yang dihitung harus didasarkan pada intensitas
curah hujan berdurasi 15 menit dengan periode ulang sama dengan 100 tahun atau lebih panjang
dari itu. Sistem drainase primer harus dirancang untuk intensitas curah hujan berdurasi 60 menit
dengan periode ulang (frekuensi) 100 tahun atau lebih.
Ket:
dh = tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di atas lubang masuk sistem
drainase sekunder pada aliran desainnya (yakni, kepala hidraulik), dalam in. (mm)
ds = kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke lubang masuk sistem drainase
sekunder apabila sistem drainase primer tertutup (yakni, tinggi statis), dalam in. (mm)
R = beban air hujan pada atap yang tidak melendut, dalam lb/ft2 (kN/m2 ). Apabila istilah "atap
yang tidak melendut" digunakan, lendutan dari beban (termasuk beban mati) tidak perlu
diperhitungkan ketika menentukan jumlah air hujan pada atap.
Gambar II-21 SNI 1727:2020 Faktor kepentingan berdasarkan kategori risiko bangunan gedung
Ketika dimasukan data koordinatnya pada website tersebut dipilih jenis tanah dilokasi tersebut
menggunakan tanah sedang (D).
Perolehan data gempa pada daerah tersebut didapatkan dari program online pada website:
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011.
Adapun perolehan data yang didapat dari website adalah, sebagai berikut:
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kategori desain seismic B.
g x Ie 9,81 x 1
Faktor skala = = =1,23
R 8
Simpulan berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan koefisien gempa, sebagai berikut:
Koefisien Nilai
Ie 1
Ss 0,32
S1 0,143
R 8
Gambar II-23 Nilai Spektral Percepatan Di Permukaan Dari Gempa Risk-Targeted Maximum Consider Earthquake
Dengan Probabilitas Keruntuhan Bangunan 1% dalam 50 Tahun
Kombinasi pembebanan
= 30,2 kN/m
Penentuan pelat lantai menggunakan brosur Steel Deck dari Lysaght. Adapun data yang
didapat ketika memilih ukuran ketebalan pelat 120 mm dan tebal BMT 1 mm (Base Metal
Thickness) berdasarkan brosurnya, diperoleh data sebagai berikut:
Fy = 550 Mpa
Zx = 16.69 x 103 mm3/m
Ash = 1678 mm2/m
Ix = 64.08 x 104 mm4/m
W = 13.6 Kg/m2
Area = 2287 mm2/m
Berat sendiri = 19.03 Kg/m2
Lebar efektif = 960 mm
Bentang = 2.6 m ~ 3.8 m
Tinggi gelombang = 51 mm
Gambar IV-30 Pembebanan lantai mezzanine dan pembebanan rangka atap terpusat
Balok Anak (BA)
L = 4500 mm = 4,5 m
B = 2000 mm = 2 m
Beban terpusat pada balok anak
Kombinasi Beban:
Pu atap = 1,2 (DL+SDL) + 1,6 (LL)
= 1,2 (12+6,1) + 1,6 (10,5)
= 38 kN
qu lantai = 1,2 (DL+SDL) + 1,6 (LL)
= 1,2 (2,975+0,671) + 1,6 (4)
= 10,8 kN/ m2
Pu lantai = qu lantai x B
= 10,8 x 2
= 21,6 kN
Pu total = Pu atap + Pu lantai
= 21,6 +38
= 60 kN
Reaksi Perletakan
1 1
V = Pu . L= ×60 × 4,5=135 kN
2 2
Momen Maksimum
1 1
M u= Pu . L2 = ×60 × 4,52=151,875 kN . m
8 8
Momen Inersia
5 Pu . L 4 L 5 q L4 4500 5 ×60000 × 45004 4
∆ max = = = I =12814450 mm
384 E I x 360 384 E I x 360 384 × 200000× I x x
4
I x =1281.445 cm
Gambar IV-31 Tabel profil rudy
Menentukan profil balok dari perhitungan momen inersia arah x, yang kemudian dari hasil tersebut
dicari momen yang mendekati dari profil penampang kemudian disesuai dengan kebutuhan Ix
tersebut.
Pakai profil IWF 250.125.6.9 ; BJ41
H = 250 mm A = 37,66 cm2 r = 12 mm
B = 125 mm w = 29,6 kg/m Fy = 250 Mpa
tb = 6 mm Ix = 4050 cm4 Zx = 324 cm3
ts = 9 mm Iy = 294 cm4
Cek Kekompakan Sayap
b 125
λ s= = =6,94
2 t s 2 ×9
λ ps =0,38
√ E
Fy √
=0,38
200000
250
λ s < λ ps Penampang sayap kompak
=10,75
λ pb=3,76
√ E
Fy
=3,76
√
200000
250
λ b < λ pb Penampang badan kompak
=106,35
r y=
√ √
Iy
A
=
279
37,66
=2,72
L p=1,76 r y
E
Fy√=1,76 ×2,72
h 0=d−t s =250−9=241 mm
200000
250 √=135,4 mm
√ √ I h
r ts = y 0 =
2 Sx
2940000× 241
2 x 208762,87
=41,2 mm
√ √( ( )
2
)
E J J
2
0,7 F y
Lr =1,95r ts + +6,76
0,7 F y S x h0 S x h0 E
2.105
√ √( ) ( )
2
78102 78102 0,7 .250 2¿ 6025,041 mm
¿ 1,95 . 41,2 . + +6,76
0,7 .250 208762,87. 241 208762,87 .241 2 . 10
5
L p < Lb ≤ Lr
135,4< 4500<6025,041 mm
Kekuatan Lentur
Keadaan batas yang menentukan adalah keadaan batas leleh, sehingga :
M n=81 kNm∅ M n=0,9 ×81=72,9 kNmM u=62,775 kNm
Gambar IV-33 Pembebanan lantai mezzanine dan pembebanan rangka atap terpusat
L = 5000 mm = 5 m
B = 4500 mm = 4,5 m
Beban merata yang bekerja pada balok induk
Kombinasi Beban:
DL balok anak= 29,6 kg/m 0,29 kN/m (brosur IWF 250.125.2.8)
Pu atap = 1,2 (DL+SDL) + 1,6 (LL)
= 1,2 (12+6,1) + 1,6 (10,5)
= 38 kN
qu lantai = 1,2 (DL+SDL) + 1,6 (LL)
= 1,2 (0,29+2,975+3,878) + 1,6 (4)
= 15 kN/ m2
Pu lantai = qu lantai x B
= 15 x 2
= 30 kN
Pu total = Pu atap + Pu lantai
= 30 +38
= 68 kN
Reaksi Perletakan
1 1
V = Pu . L= ×68 ×5=170 kN
2 2
Momen Maksimum
1 1 2
M u= Pu . L= ×68 × 5 =212,5 kN . m
8 8
Momen Inersia
5 Pu . L L = 5 q Pu . 5000 5 × 68000× 5000
4 4
4
∆ max = = I =159375000 mm
384 E I x 360 384 E I x 360 384 ×200000 × I x x
4
I x =15937.5 cm
Gambar IV-34 Tabel profil rudy
Menentukan profil balok dari perhitungan momen inersia arah x, yang kemudian dari hasil
tersebut dicari momen yang mendekati dari profil penampang kemudian disesuai dengan
kebutuhan Ix tersebut.
Pakai profil IWF 400.200.8.13 ; BJ41
H = 400 mm A = 84,12 cm2 r = 16 mm
B = 200 mm w = 66 kg/m Fy = 250 Mpa
tb = 8 mm Ix = 23700 cm 4
Zx = 1190 cm3
t s = 13 mm Iy = 1740 cm4
Cek Kekompakan Sayap
b 200
λ s= = =7,7
2 t s 2 ×13
λ ps =0,38
√ E
Fy √
=0,38
200000
250
λ s < λ ps Penampang sayap kompak
=10,75
λ pb=3,76
√ E
Fy
=3,76
√
200000
250
λ b < λ pb Penampang badan kompak
=106,35
√
L p=1,76 r y
E
Fy
=1,76 ×8,55
h 0=d−t s =400−13=387 mm
250√
200000
=425,63 mm
√ √
I h
r ts = y 0 =
2 Sx
17400000× 387
2 x 592500
=75,4 mm
√ √( ) ( )
2
E J J
2
0,7 F y
Lr =1,95r ts + +6,76
0,7 F y S x h0 S x h0 E
¿ 1,95 .75,4 .
2.105
√ √(
358981,3
0,7 .250 592500. 387
+
358981,3 2
592500 .387
+ 6,76) ( )
0,7 . 250 2¿ 11053,55 mm
2. 105
L p < Lb ≤ Lr
425,63< 5000<11053,55 mm
Kolom 1
Pu1 = 1,2(DL+SDL) + 1,6LL
= 1,2(12+6,1) + 1,6(10,53)
= 38.57 kN = 3933,04 Kg
BJ41;Fy = 250 Mpa ; Fu = 440 Mpa
Pu1
A1 =
0,7 x Fy
38568
=
0,7 x 250
= 220,4 mm2 = 22, 04 cm2 coba pakai H 300.300.10.15
Berdasarkan momen inersia yang diperoleh profil baja dari tabel profil baja dapat digunakan adalah
H 300.300.10.15; BJ41
h = 300 mm A = 119,8 cm2 r = 16 mm
b = 300 mm w = 94 kg/m K = 0,5 Sendi
t b = 10 mm Ix = 20400 cm 4
E = 200000 Mpa
t s = 15 mm Iy = 6750 cm 4
ry = (0,23 ± 0,047) B
section radius/ Jari-jari inersia
Ag = 11980 mm2 =0,23*300 = 69 mm
2 2
π E π × 200000
F e= = =261,05 Mpa
( ) ( )
2 2
KL 0,5 ×12000
ry 69
Fy 250
= =0,95 ≤2,25
F e 261,05
Fy
Fe 0,95
F cr =[ 0,658 ] × F y =[ 0,658 ] × 250=167,98 Mpa
Pn=F cr × A g =167,98× 11980=2012,4 kN
∅ Pn=0,9 ×2012,4=1811,2 kN
Pu ≤ ∅ Pn Maka kolom dengan IWF H 300.300.10.15 dapat digunakan.
Kolom 2
Pu2 = 1,2(DL+SDL2) + 1,6LL
= 1,2(2,97+3,88) + 1,6(4)
= 14,62 kN = 1490,82 Kg
Berdasarkan momen inersia yang diperoleh profil baja dari tabel profil baja dapat digunakan adalah
H 250.250.9.14; BJ41
h = 250 mm A = 92,18 cm2 r = 16 mm
b = 250 mm w = 72,4 kg/m K = 0,5 Sendi
tb = 9 mm Ix = 10800 cm4 E = 200000 Mpa
t s = 14 mm Iy = 3650 cm 4
ry = (0,23 ± 0,047) B
section radius/ Jari-jari inersia
2
Ag = 9218 mm =0,23*250 = 57,5 mm
π2 E π 2 × 200000
F e= = =532,76 Mpa
( ) (
KL 2
ry
0,5 ×7000 2
57,5 )
Fy 250
= =0,47 ≤ 2,25
F e 532,76
Fy
Fe 0,47
F cr =[ 0,658 ] × F y =[ 0,658 ] × 250=205,35 Mpa
Pn=F cr × A g =205,35× 9218=1892,92kN
∅ Pn=0,9 ×1892,92=1703,63 kN
1. Tampilan awal Ketika membuka SAP2000 dapat dilihat gambar dibawah, selanjutnya
klik grid only akan tetapi jangan lupa sesuaikan satuan yang akan digunakan.
2. Setelah klik grid only selanjutnya mengatur grid sesuai dengan kebutuhan, seperti pada
gambar dibawah ini
3. grid yang telah diinput berdasarkan jarak akan ditampilkan seperti gambar dibawah ini
4. Masukan data material klik define pada toolbar lalu pilih material selanjutnya add new
5. Menginput ukuran profil yang telah didesain kedalam program, klik define pada toolbar
lalu pilih frame section. Hal ini berlaku untuk semua profil penampang yang akan digunakan.
6. Menginput data pelat yang akan digunakan, dan menggatur faktor skala kekakuannya
8. Berdasarkan data gempa yang dimiliki, masukan datanya kedalam NERPH97 seismic
9. Kombinasi pembebanan yang diinputkan sebagai berikut
10. Masukan data respon spektrum, dengan cara klik define pada toolbar pilih function lalu
response spectrum
17. Diaphragm
4.3 Analisis beban gempa
a) Data Gempa
Bangunan berlokasi pada Kota Makassar. Berdasarkan lokasi bangunan dan SNI 1726-
2012 – SNI Gempa 2012 maka didapatkan data gempa sebagai berikut :
Ss = 0,32 g
S1 = 0,143 g
Fungsi Bangunan = Gudang penyimpanan
Klasifikasi Tanah= Tanah Sedang
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
b) Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen
Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada SNI
03-1726-2012. Berdasarkan SNI 03-1726-2012 perhitungan beban gempa static ekivalen
adalah sebagai berikut:
1. Menghitung berat struktur bangunan
Berat keseluruhan struktur bangunan didapatkan dari hasil perhitungan SAP 2000
nonlinear V.10. Berikut tabel hasil perhitungan berat struktur bangunan dengan
program SAP2000:
Display Show table Others definitions Group data Masses & weights
TABLE: Groups 3 - Masses and Weights
GroupName SelfMass SelfWeight TotalMassX TotalMassY TotalMassZ
Text Kgf-s2/m Kgf Kgf-s2/m Kgf-s2/m Kgf-s2/m
ALL 364660.39 3575985.5 364660.39 364660.39 364660.39
9. Koefisien seismic
Periode getar Sap 2000:
Tx = 3,78 detik
Ty = 1,03 detik
Dari hasil luaran SAP 2000 didapatkan perioda sebesar 3,78 pada mode 1 dimana
translasi arah Y merupakan yang paling dominan, perioda sebesar 1,04. Partisipasi
massa ragam lebih dari 90% sehingga struktur memenuhi persyaratan jumlah ragam.
Dari hasil perioda getar hasil perhitungan SAP 2000 didapatkan nilai Tx dan Ty
sebagai berikut :
Tx = 3,78 detik
Ty = 1,04 detik
Nilai Perioda getar maksimum dan minimum dihitung berdasarkan Pasal 7.8.2.1
SNI-03-1726-2012. Langkah-langkah perhitungan perioda getar maksimum dan
minimum adalah sebagai berikut :
a. Perioda Getar Minimum (Ta min)
Menentukan nilai Ct dan x
Nilai Ct dan x ditentukan berdasarkan tabel 15 SNI-03-1726-2012. Tipe
struktur yang digunakan adalah rangka beton pemikul momen sehingga
didapatkan sebagai berikut :
Ct = 0,0724
X = 0,8
Hn = 20,54 m
Menghitung nilai Perioda Getar Minimum (Ta min)
x
T a=C t . hn
0,9
T a=0,0724. 20,54
T a=1,1 detik
b. Perioda Getar Maksimum (Ta max)
Menentukan nilai Cu
Gaya gempa antar tingkat dihitung 2 arah yaitu arah x dan arah y sebagai
berikut :
Menghitung nilai eksponen yang terkait dengan perioda struktur
Dengan, k = 1 untuk T ≤ 0,5 detik
Penentuan pelat lantai menggunakan brosur Steel Deck dari Lysaght. Adapun data yang
didapat ketika memilih ukuran ketebalan pelat 120 mm dan tebal BMT 1 mm (Base Metal
Thickness) berdasarkan brosurnya, diperoleh data sebagai berikut:
Fy = 550 Mpa
Fc’ = 30 Mpa
Ds = 10 mm
Zx = 16.69 x 103 mm3/m
Ash = 1678 mm2/m
Ix = 64.08 x 104 mm4/m
W = 13.6 Kg/m2
Area = 2287 mm2/m
Berat sendiri = 19.03 Kg/m2
Lebar efektif = 960 mm
Bentang = 2.6 m ~ 3.8 m
Tinggi gelombang = 51 mm
Ly 10
β= = =1,1
Lx 9
ly/lx 1,1
Gambar V-45 member force diagram Mmax (comb 2) – Min = -46,52; Max = 134,64 kNm
Flexural strenght oke apabila : ϕMn > Mu+ *(Momen Ultimate Pelat Lantai)
Dimana:
Lalu,
Ycc=d {√ 2 ρn+ ( ρn ) −ρn}<hc
2
Es 20000
n= → =7,22
Ec 0,043 x (2400)1,5 x √30 '
1 1000
As= π 102 x =785,4 mm2
4 100
As 785,4
ρ= = =0,021
b x d 400 x 93
Ycs = d – Ycc = 93 – 39,02 = 53,98
b
x Ycc + ( As x Ycs )+ I sf
3 2
I c=
3xn
400
x 39,02 + ( 785,4 x 53,98 ) + 64.08 x 10
3 2 4
I c=
3 x 7,22
4
I c =4026473,5 mm
Flexural Strenght:
Fy x I c
M n=
h−Y cc
550 x 4026473,5
M n= =27,35 kNm
120−39,02
ϕ M n=Mn x ϕ
Keterangan:
n = Modular ratio
Es = 200000 mPa
Ec = modulus of elasticity of concrate
Isf = moment of inertia of the full steel deck per unit (mm4 )
Ycc = distance from top of slab to neutral axis of cracked section (mm)
∅ = 0,85
Kolom 1
Pu1 = 1,2(DL+SDL) + 1,6LL
= 1,2(12+6,1) + 1,6(10,53)
= 38.57 kN = 3933,04 Kg
Pu1
A1 =
0,7 x Fy
38568
=
0,7 x 250
Klasifikasi penampang
Cek kelangsingan sayap
b 300
λs = = =10
2.ts 2.15
λrs = 0,56
√ E
Fy √
= 0,56 200000 =15,84
250
λs < λrs penampang sayap non langsing
λpb = 1,49
√ E
Fy √
= 1,49 200000 =42,14
250
λb < λpb penampang badan non langsing
Tekuk lentur
k .l 1 .7160
λ =
iy
=
6750
=1,061 cm2 λ = 106,1 < 200
2 2
π E π × 200000
F e= = =261,05 Mpa
( ) ( )
2 2
KL 0,5 ×12000
ry 69
Fy 250
= =0,95 ≤2,25
F e 261,05
Fy
Fe 0,95 Pn=F cr × A g =167,98× 11980=2012,4 kN
F cr =[ 0,658 ] × F y =[ 0,658 ] × 250=167,98 Mpa
∅ Pn=0,9 ×2012,4=1811,2 kN
Pu ≤ ∅ Pn Maka kolom dengan IWF H 300.300.10.15 dapat digunakan.
berikut adalah hasil luaran SAP 2000 dalam pemodelan kolom menggunakan auto select
Kolom 2
Pu2 = 1,2(DL+SDL2) + 1,6LL
= 1,2(2,97+3,88) + 1,6(4)
= 14,62 kN = 1490,82 Kg
BJ41;Fy = 250 Mpa ; Fu = 440 Mpa
Pu2
A2 =
0,7 x Fy
14620
=
0,7 x 250
= 83,54 mm2 = 8,53 cm2 coba pakai H 250.250.9.14
Berdasarkan momen inersia yang diperoleh profil baja dari tabel profil baja dapat digunakan adalah
H 250.250.9.14; BJ41
h = 250 mm A = 92,18 cm2 r = 16 mm
b = 250 mm w = 72,4 kg/m K = 0,5 Sendi
tb = 9 mm Ix = 10800 cm 4
E = 200000 Mpa
t s = 14 mm Iy = 3650 cm 4
ry = (0,23 ± 0,047) B
section radius/ Jari-jari inersia
2
Ag = 9218 mm k = 1 (sendi-sendi) =0,23*250 = 57,5 mm
Klasifikasi penampang
Cek kelangsingan sayap
b 300
λs = = =10
2.ts 2.15
λrs = 0,56
√ E
Fy √
= 0,56 200000 =15,84
250
λs < λrs penampang sayap non langsing
λpb = 1,49
√ E
Fy √
= 1,49 200000 =42,14
250
λb < λpb penampang badan non langsing
Tekuk lentur
k .l 1 .7160
λ =
iy
=
6750
=1,061 cm2 λ = 106,1 < 200
2 2
π E π × 200000
F e= = =532,76 Mpa
( ) ( )
2 2
KL 0,5 ×7000
ry 57,5
Fy 250
= =0,47 ≤ 2,25
F e 532,76
Fy
Fe 0,47
F cr =[ 0,658 ] × F y =[ 0,658 ] × 250=205,35 Mpa
Pn=F cr × A g =205,35× 9218=1892,92kN
∅ Pn=0,9 ×1892,92=1703,63 kN
L = 4500 mm = 4,5 m
B = 2000 mm = 2 m
Reaksi Perletakan
1 1
V = Pu . L= ×60 × 4,5=135 kN
2 2
Momen Maksimum
1 2 1 2
M u= Pu . L = ×60 × 4,5 =151,875 kN . m
8 8
Pakai profil IWF 250.125.6.9; BJ41
H = 250 mm A = 37,66 cm2 r = 12 mm
B = 125 mm w = 29,6 kg/m Fy = 250 Mpa
tb = 6 mm Ix = 4050 cm4 Zx = 324 cm3
ts = 9 mm Iy = 294 cm4
Akan tetapi dalam pemodelan di SAP 2000 tidak lolos syarat rasio kelangsingan efektif,
sehingga penggunaan profil diganti IWF 300.150.6,5.9 Berikut hasil setelah diganti dengan
profil IWF 300.150.6,5.9
Gambar V-53 Steel stress check profil IWF 300.150.6,5.9
Ratio pada analisis manual dan analisis SAP 2000 menandakan bahwa profil IWF
300.150.6,5.9 cocok dan kuat untuk digunakan, dimana terpenuhinya syarat
M u≤ ∅ M n
Ratio limit profil menurut SAP sebesar = 0,95; dan ratio yang terjadi adalah 0,081 rasio yang
kecil menandakan tidaklah ekonomis.
L = 5000 mm = 5 m
B = 4500 mm = 4,5 m
Reaksi Perletakan
1 1
V = Pu . L= ×68 ×5=170 kN
2 2
Momen Maksimum
1 1 2
M u= Pu . L= ×68 × 5 =212,5 kN . m
8 8
Menentukan profil balok dari perhitungan momen inersia arah x, yang kemudian dari hasil
tersebut dicari momen yang mendekati dari profil penampang kemudian disesuai dengan
kebutuhan Ix tersebut.
Pakai profil IWF 400.200.8.13; BJ41
H = 400 mm A = 84,12 cm2 r = 16 mm
B = 200 mm w = 66 kg/m Fy = 250 Mpa
tb =8 mm Ix = 23700 cm4 Zx = 1190 cm3
ts = 13 mm Iy = 1740 cm4
M u≤ ∅ M n
Ratio limit profil menurut SAP sebesar = 0,95; dan ratio yang terjadi adalah 0,165 rasio yang
berwarna putih dan memiliki angka yang kecil menandakan tidaklah efesien.
Material kolom
Material balok
Gambar 6-VI-60 Brosur PT.Gunung garuda
Penginputan material
Material yang digunakan dimasukan spesifikasinya kedalam software SAP 2000, adapun data
yang dimasukan yakni data Fy dan Fu seperti gambar dibawah ini:
Gambar VI-61 material property
Profil rangka atap yang digunakan menggunakan CNP 200.75.20.3.2, sedangkan untuk
gordingnya menggunakan profil CNP 125.50.20.3,2. Penginputannya seperti pada gambar
berikut:
Beban pada rangka atap seperti pada gambar, mengilustrasikan sebagai pembebanan yang
ditimbulkan dari gording secara terpusat.
Gaya terbesar terjadi pada batang yang ditinjau adalah sebagai berikut:
Gaya geser : 107686,6 N 107,7 kN
Gaya momen : -135847363 N.mm -135,85 kN.m
Gaya aksial : 596040,97 N 596,041 kN
Defleksi : 16 mm
Panjang (L) : 9012,35 mm
L 9012,35
Defleksi ijin : = =18,77 mm Defleksi Aman !!!
480 480
Gambar VI-66 gaya momen, geser, dan defleksi terbesar berada pada kombinasi 2
Gambar VI-67 gaya aksial dan torsi terbesar berada pada kombinasi 2
Batang diagonal struktur rangka atap
Gaya terbesar terjadi pada batang yang ditinjau adalah sebagai berikut:
Gaya geser : 33344 N 33,344 kN
Gaya momen : 36439147 N.mm 36,5 kN.m
Gaya aksial : 6244761,6 N 6244,762 kN
Defleksi : 1 mm
Panjang (L) : 2176,09 mm
L 2176,09
Defleksi ijin : = =4,53 mm Defleksi Aman !!!
480 480
Gambar VI-68 gaya aksial dan torsi terbesar berada pada kombinasi 2
Gambar VI-69 gaya momen, geser, dan defleksi terbesar berada pada kombinasi 2
Batang vertikal pada struktur rangka atap
Gaya terbesar terjadi pada batang yang ditinjau adalah sebagai berikut:
Gaya geser : 0 kN
Gaya momen : 0 kN.m
Gaya aksial : -3204710,4 N -3204,71 kN
Defleksi : 0 mm
Panjang (L) : 3000 mm
L 3000
Defleksi ijin : = =6,25 mm Defleksi Aman !!!
480 480
Gambar VI-70 gaya aksial dan torsi terbesar berada pada kombinasi 2
BAB VII
PERHITUNGAN VOLUME BANGUNAN
Jumlah Material yang digunakan dalam perancangan bangunan baja ini adalah