Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

DESIGN JEMBATAN ARCH BRIDGE

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

DAFTAR ISI

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Lingkup Pekerjaan ......................................................................................... 1

C. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 2

D. Data Acuan .................................................................................................... 2

II. Tinjauan Pustaka

A. Jembatan ........................................................................................................ 3

B. Evaluasi Kekuatan Jembatan ......................................................................... 4

C. Jembatan Beton Pratekan/ Prategang ............................................................ 5

D. Pembebanan Jembatan .................................................................................. 10

E. Analisa Tegangan Jembatan............................................................................ 16

F. Pengujian Jembatan ....................................................................................... 17

III. Rencana Perencanaan Jembatan Arch Bridge

A. Aspek Teknis Analisa Struktur ...................................................................... 19

B. Jembatan Inspirasi ......................................................................................... 19

C. Model Rencana ............................................................................................. 20

IV. Pentup

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants i
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsep Jembatan ....................................................................................... 5

Gambar 2. Konsep Beban Konsentris ........................................................................... 7

Gambar 3. Kombinasi Baja Mutu Tinggi dan Beton Mutu Tinggi ................................ 8

Gambar 4. Konsep Pra Tarik ........................................................................................ 9

Gambar 5. Konsep Pasca Tarik .................................................................................... 10

Gambar 6. Beban Lajur “D” ......................................................................................... 13

Gambar 7. Pembebanan Truk ...................................................................................... 14

Gambar 8. Dimensi Girder ........................................................................................... 17

Gambar 9. Jembatan mahakam Ulu .............................................................................. 19

Gambar 10. Tampak Samping Jembatan Arch Bridge ................................................... 21

Gambar 11. Tampak Samping Atas Jembatan Arch Bridge ........................................... 21

Gambar 12. Tampak Atas Jembatan Arch Bridge .......................................................... 21

Gambar 13. Potongan Memanjang Jembatan Arch Bridge ............................................ 22

Gambar 14. Potongan Melintang Jembatan Arch Bridge ............................................... 22

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants ii
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Jembatan Berdasarkan Bentang ............................................................ 4

Tabel 2. Faktor Beban untuk Berat Sendiri .................................................................. 11

Tabel 3. Berat Volume untuk Beban Mati .................................................................... 12

Tabel 4. Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana .................................................................. 13

Tabel 5. Kombinasi Pembebanan ................................................................................. 15

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants iii
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBATAN ARCH BRIDGE

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka memantapkan kestabilan sarana perhubungan lalu lintas angkutan darat
yan sangat penting khususnya untuk mobilisasi dan sebagai perwujudan terhadap
pelayanan jasa distribusi yang meliputi jasa angkutan dan jasa perdagangan serta jasa
pergerakan atau sejenisnya. Sistem jaringan jalan dan jembatan yang merupakan hal
yang utama untuk dijaga kemampuan daya layanannya.

Jembatan yang bagian dari jalan sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi
darat yang akan menunjang lancarnya roda perekonomian kawasan pabrik yang akan
datang. Oleh sebab itu perencanaan, pembangunan dan rehabilitasi perlu diperhatikan
seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat mencapau
sasaran umur jembatan yang direncanakan.

Dalam perencanaan itu sendiri perlu memperhatikan dari lingkupan lokasi perencanaan
model perencanaan dan teknis pelaksanaan oleh karna itu disini kami menawarkan satu
model untuk pelaksanaan perencanaan teknis jembatan bentang 30 meter

B. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut;


1. Melaporkan dalam bentuk pemodelan jembatan rencana sesuai dengan kondisi
lapangan
2. Melaporkan hasil analisis dan memeriksa model struktur eksisting terhadap
kekuatannya berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku
3. Memberikan hasil rekomendasi keunggulan model dari hasi analisis struktur
bangunan eksisting yang ada

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 1
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

C. Maksud dan Tujuan

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk menawarkan secara tekhnis perencanaan


jembatan ini demi melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan bentang 30
m debgan sistem prategang dan rangka baja

Tujuan dari kegiatan ini adalah menawarkan kontrol perencanaan khusunya


perencanaan struktur atas dan bawah jembatan bentang 30m yang berwawasan
lingkungan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna
tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan
masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang
tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.

D. Data Acuan

Data dan standar yang digunakan dalam kegiatan analisis struktur ini adalah:

a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92


b. Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92
c. atau peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain :
1) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI (Design Standard of
Earthquake Resistance of Bridges)
2) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya (SK.SNI T-14-
1990-0.3).
3) Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4.
4) Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI.
5) Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4.

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 2
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jembatan

Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti danau, lembah, jurang, saluran irigasi, jalan kereta api dan semacamnya. Jenis
jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini
telah mengalami perkembangan yang pesat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang kompleks.
Kalau berdasarkan lokasinya, jenis jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Jembatan di atas sungai atau danau
b. Jembatan di atas lembah
c. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
d. Jembatan di atas jalan yang sudah ada (fly over)
e. Jembatan di dermaga (jetty)

Sedangkan berdasarkan bahan konstruksinya,jembatan dapat dibedakan sebagai


berikut:

a. Jembatan kayu (log bridge)


b. Jembatan beton (concrete bridge)
c. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
d. Jembatan baja (steel bridge)
e. Jembatan komposit (composite bridge)

Jembatan memiliki beberapa bagian antara lain :


a. Struktur atas (upper structure), yaitu semua bagian jembatan atas
tumpuan yang terdiri dari tumpuannya sendiri, balok utama longitudinal atau
stringer/girder, sistem lantai dan pengaku (bracing/stiffener). Bagian-bagian
sekunder lain adalah parapet, dinding railing, anti kembang-susu, alat sambung
dek dan sebagainya.
b. Struktur bawah (sub structure), dibagi menjadi 2 bagian yaitu kepala
jembatan (abutments) atau pilar (pier) dan pondasi untuk kepala jembatan atau

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 3
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

pilar. Struktur bangunan bawah perlu didesain khusus sesuai dengan jenis
kekuatan tanah dasar dan elevasi jembatan.

Tabel 1 Jenis Jembatan berdasarkan Bentang

Sumber : Bridge Management System 1992

B. Evaluasi Kekuatan Jembatan

Tata cara evaluasi kelayakan jembatan berdasarkan kemampuan jembatan menahan


beban yang dimunculkan dalam bentuk faktor ketahanan (resistance factor) dibahas
dalam tulisan di bawah ini. Faktor ketahanan dibagi dalam dua jenis :
a. Faktor ketahanan yang mendasarkan pada beban tertinggi (operating rating)
b. Faktor ketahanan yang mendasarkan pada pada beban lebih rendah (inventory
rating, inv). Beban tertinggi (operating rating) bersifat sementara, tidak terlalu
sering dilakukan dan mendasarkan pada tegangan 75% tegangan lelehnya,
sedang beban lebih rendah (inventory rating) mendasarkan pada 55% tegangan
lelehnya, sering dilakukan dan berjangka panjang

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 4
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

C. Jembatan Beton Pratekan/Prategang

Jembatan merupakan komponen infrastruktur yang sangat penting karena berfungsi


sebagai penghubung dua tempat yang terpisah akibat beberapa kondisi. Komponen
– komponen yang membentuk jembatan diantaranya adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Komponen Jembatan

- Girder atau gelagar merupakan balok yang membentang secara memanjang maupun
melintang yang berfungsi menerima dan menyebarkan beban yang bekerja dari atas
jembatan dan meneruskannya ke bagian struktur bawah jembatan.
- Abutment atau lebih dikenal dengan perletakan jembatan berfungsi sebagai
pendukung struktur jembatan sekaligus penerima beban dari gelagar dan
meneruskannya ke tanah dasar.
- Railing atau tiang sandaran pada jembatan berfungsi sebagai pembatas dan
keperluan keamanaan pengguna jalan
- Plat lantai merupakan bagian dari struktur atas jembatan dimana merupakan tempat
kendaraan untuk lewat. Secra fungsi, plat lantai jembatan merupakan struktur
pertama yang menerima beban dan meneruskan ke struktur lainnya.

Beton prategang atau beton pratekan merupakan beton bertulang yang telah
diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam
beton akibat beban kerja (Manual Perencanaan Beton Pratekan Untuk Jembatan
Dirjen Bina Marga, 2011).

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 5
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Jembatan beton pratekan atau yang dikenal dengan PSC Bridge merupakan salah
satu jenis jembatan dengan material konstruksi beton pratekan atau beton yang berisi
kabel baja dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal berupa tegangan tarik
terhadap beton akibat sifat beton yang tidak mampu menahan gaya tarik. Dalam hal ini,
beton pratekan sebagai solusi untuk mengatasi besarnya tegangan tarik yang timbul
pada struktur beton khususnya pada struktur dengan bentang yang besar.

Material yang digunakan untuk sistem ini adalah material beton dan sistem kabel.
Sistem kabel terdiri dari kabel (wire, strand, bar), selongsong dan angkur (angkur
hidup, angkur mati).

Dalam perkembangannya ada tiga (3) konsep beton pratekan yang menjelaskan
bagaimana suatu sistem pratekan membantu menahan gaya luar, yaitu :

a. Sistim pratekan yang bisa menjadikan beton sebagai bahan elastis yang bisa
menahan tegangan tarik akibat dari beban luar. Konsep ini diperkenalkan oleh
Eugene Freyssinet, dimana menurut teorinya beton yang telah diberikan
tegangan awal terlebih dahulu dapat bertransformasi menjadi bahan yang
elastis. Kondisi ini menunjukan bahwa tegangan tarik pada beton tidak ada.
Pada kondisi ini pun, beton akan mengalami dua (2) kondisi yaitu :
 Gaya pratekan berada pada garis penampang atau dikenal dengan
kondisi dimana c.g.c dan c.g.c saling berhimpit. Kondisi seperti ini
disebut gaya pratekan kosentris.

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 6
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 2. Konsep Beton Kosentris

 Kondisi lainnya adalah gaya pratekan tidak berada atau tidak bekerja pada
garis penampang sehingga dapat disimpulkan c g c dan c g s tidak berhimpit
atau dikenal dengan kondisi gaya pratekan eksentris. Adapun besarnya
tegangan yang diperhitungkan dalam kondisi ini adalah sebagai berikut
i. Serat Atas

ii. Serat Bawah

b. Sistem pratekan yang merupakan kombinasi baja mutu tinggi dengan beton
mutu tinggi. Konsep ini merupakan kombinasi dua material yang
menggambarkan bahwa beton merupakan material yang menahan gaya tekan
dan baja merupakan material yang menahan gaya tarik. Kedua gaya tersebut
membentuk kopel gaya yang berfungsi untuk menahan gaya eksternal.

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 7
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 3. Kombinasi Baja Mutu Tinggi dan Beton Mutu Tinggi

c. Sistem pratekan untuk mencapai keseimbangan beban atau yang dikenal


dengan metode Load Balancing. Dalam konsep ini dijelaskan bahwa gaya
pratekan berperan untuk menyeimbangkan gaya luar. Konsep ini diperkenalkan
pertama kalinya oleh T.Y.Lin yang menganggap bahwa beton sebagai benda
bebas dimana tendon dan gaya pratekan berfungsi untuk melawan beban yang
bekerja.
Beban merata akibat gaya pratekan pada kondisi ini dinyatakan dalam

w 8. F .h
L2

Dimana :
Wb : beban merata akibat gaya pratekan
h : tinggi lintasan kabel pratekan
L : panjang bentang balok
F : gaya pratekan

Berdasarkan konsepnya, beton diberikan gaya pratekan berbentuk tendon atau kabel
baja. Pemberian gaya pratekan pada beton terdiri dari dua (2) cara, yaitu :

a. Pra Tarik
Prinsip kerja metode ini adalah kabel baja diregangkan terlebih dahulu sebelum
beton dicetak. Awalnya tendon prategang ditarik kemudian dilakukan pengangkuran
pada abutment. Setelah tendon terpasang, maka beton dapat dicetak. Setelah itu,
tendon dapat dipotong sehingga gaya prategang dapat dicetak. Setelah itu, tendon

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 8
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

dapat dipotong sehingga gaya prategang dapat ditransfer ke beton. Pada kondisi ini,
kuat tekan beton harus sesuai dengan yang diisyaratkan. Konsep ini digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 4. Konsep Prat Tarik

b. Pasca Tarik

Prinsip kerja metode ini adalah beton dicetak terlebih dahulu, kemudian setelah
beton kering kabel ditarik. Awalnya beton dicetak mengelilingi selongsong
atau selubung tendon dimana kabel prategang berada didalam selongsong
selama pengecoran kemudian setelah beton mengeras diberi gaya prategang
dengan cara mengukur kabel prategang ke abutment. Pada saat itu gaya prategang
ditransfer ke beton sehingga beton akan tertekan. Konsep ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 9
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 5. Konsep Pasca Tarik

D. Pembebanan Jembatan

Faktor beban merupakan hal terpenting dalam perencanaan jembatan.


Diperlukan standar khusus untuk perencanaan pembebanan yang nantinya menjadi
dasar dan patokan perencanaan pembebanan. Di Indonesia, standar perencanaan
pembebanan untuk jembatan mengacu pada Bridge Management System tahun 1992
tentang Panduan Perencanaan Jembatan dan SNI-T-02-2005 tentang Standar
Pembebanan Untuk Jembatan.
Berdasarkan SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan, beban
pada jembatan terbagi atas :
a. Aksi Tetap
Aksi tetap pada jembatan dipengaruhi oleh berat sendiri elemen – elemen struktural
jembatan, beban mati tambahan berupa utilitas, dan pengaruh dari penyusutan
dan rangkak. Adapun faktor beban untuk berat sendiri adalah sebagai berikut :

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 10
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Tabel 2. Faktor Beban Untuk Berat sendiri

Faktor Beban
Jangka K U ; MS
Waktu K S ; MS Biasa Terkurangi
Baja, aluminium 1.0 1.1 0.9
Beton pracetak 1.0 1.2 0.85
Tetap Beton dicor ditempat 1.0 1.3 0.75
Kayu 1.0 1.4 0.7
(Sumber: SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan)

Berdasarkan SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan untuk Jembatan bagian


3 tentang Istilah dan Definisi dan bagian 5 tentang Aksi dan Beban Tetap, maka
tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Jangka waktu tetap adalah kondisi dimana beban bekerja sepanjang waktu dan
beban tersebut bersumber dari beban tetap yang berada di sekitar jembatan.
 Faktor beban biasa adalah faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari
aksi rencana untuk mengurangi keamanan.
 Faktor beban terkurangi adalah faktor beban yang digunakan apabila pengaruh
dari aksi rencana untuk menambah keamanan.
 Faktor beban terkurangi biasanya digunakan untuk mengatasi apabila kerapatan
masa struktur sangat besar. Secara batas kerapatan masa yang besar akan
sangat aman untuk struktur tetapi tidak untuk kondisi lainnya sehingga harus
digunakan faktor beban terkurangi.
 Sebaliknya, apabila kerapatan masa kecil maka dapat digunakan faktor beban
biasa dimana keadaan ini merupakan keadaan paling kritis dari kondisi
struktur.
 Nilai dari faktor beban diatas tidak dapat berubah

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 11
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Tabel 3. Berat Volume Untuk Beban Mati

Berat / Satuan Isi Kerapatan Masa


No Bahan 3 3
(kN/m ) (kg/m )
1 Campuran aluminium 26.7 2720
2 Lapisan permukaan beraspal 22.0 2240
3 Besi tuang 71.0 7200
4 Timbunan tanah dipadatkan 17.2 1760
5 Kerikil dipadatkan 18.8 – 22.7 1920-2320
6 Aspal beton 22.0 2240
7 Beton ringan 12.25 – 19.6 1250-2000
8 Beton 22.0-25.0 2240-2560
9 Beton prategang 25.0-26.0 2560-2640
10 Beton bertulang 23.5-25.5 2400-2600
11 Timbal 111 11400
12 Lempung lepas 12.5 1280
13 Batu pasangan 23.5 2400
14 Neoprin 11.3 1150
15 Pasir kering 15.7 – 17.2 1600 – 1760
16 Pasir basah 18.0 – 18.8 1840 – 1920
17 Lumpur lunak 17.2 1760
18 Baja 77.0 7850
19 Kayu (ringan) 7.8 800
20 Kayu (keras) 11.0 1120
21 Air murni 9.8 1000
22 Air garam 10.0 1025
23 Besi tempa 75.5 7680
(Sumber: SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan)

b. Beban Lalu Lintas


Beban lalu lintas pada sistim pembebanan jembatan terdiri atas beban lajur "D" dan
beban truk "T". Beban lajur bekerja pada seluruh lebar jembatan sedangkan
beban truk ditempatkan pada lajur lalu lintas rencana yang ada dilapangan.
 Beban Lajur “D”
Beban lajur merupakan gabungan dari beban merata dan beban garis yang
bekerja pada jembatan. Adapun gambaran beban yang bekerja seperti pada
gambar berikut.

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 12
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 6. Beban Lajur “D”

 Beban Truk “T”


Beban truk merupakan kendaraan berat yang ditempatkan di lajur lalu lintas
rencana. Di setiap satu lajur lalu lintas hanya bisa ditempatkan satu buah truk.
Adapun jumlah lajur lalu lintas rencana sebagai berikut:
Tabel 4. Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana

Jenis Jembatan Lebar Jalan Kendaraan Jumlah Lajur Lalu

Lajur tunggal Jembatan


4.0 – 5.0(m) Lintas Rencana
1
Dua arah, tanpa 5.5 – 8.25 2
median 11.25 – 15.0 4
Jalan kendaraan 10.0 – 12.9 3
majemuk 11.25 – 15.0 4

15.1 – 18.75 5

18.8 – 22.5 6

(Sumber: SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan)

Berdasarkan SNI-T-02-2005 tentang standard Pembebanan untuk Jembatan,


susunan dan berat as dari truk yang digunakan untuk pembebanan jembatan
seperti gambar berikut:

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 13
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 7. Pembebanan Truk

Pada kasusu tertentu, seperti truk yang digunakan untuk pembebanan hanya
terdapat 2 as saja maka berat yang distribusikan oleh truk disesuaikan dengan
berat aktual dari truk tersebut. Berdasarkan prinsipnya, distribusi beban truk
ini bertujuan untuk memperoleh momen dan geser pada gelagar jembatan.
Faktor beban dinamik untuk pembebanan truk adalah 30%.
Pada pembebanan truk momen lentur ijin rencana akibat beban truk dapat
digunakan untuk plat yang membentangi gelagar atau balok dalam arah
melintang dengan panjang bentang 0.6 m dan 7.4 m. Bentang efektif yang
digunakan sebagai berikut:
 Plat lantai yang bersatu dengan balok atau dinding tanpa dilakukan
peninggian bentang efektif sama bentang bersih
 Plat lantai yang didukung pada gelagar dari bahan yang berbeda atau tidak
dicor bersama, bentang efektif merupakan penjumlahan dari bentang
bersih dan setengan lebar dudukan tumpuan.

c. Aksi Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi sistim pembebanan jembatan adalah
suhu dari struktur jembatan, drainase atau aliran air, beban angina, beban
gempa dan tekanan tanah. Faktor – faktor diatas mempengaruhi pembebanan suatu
jembatan tetapi untuk penelitian ini tidak memperhitungkan akibat beban dari
lingkungan.

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 14
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

d. Aksi Lainnya

Beban – beban yang termasuk dalam aksi lainnya adalah akibat gesekan pada
tumpuan dan akibat getaran yang terjadi pada jembatan.Faktor – faktor ini juga
diperhitungkan di lapangan.

Dari beberapa faktor pembebanan yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini hanya
mempertimbangkan beban akibat beban lalu lintas secara spesifik yaitu beban truk "T".
Ini dikarenakan pengujian pembebanan yang dilakukan dilapangan hanya
memperhitungkan akibat beban hidup yang bekerja dalam hal ini beban truk. Beban
truk yang digunakan tidak melebihi beban yang distandarkan. Beban truk yang
digunakan memiliki berat sebesar 27 ton.

Kontruksi jembatan besrta bagian-bagianya harus ditinjau terhadap kombinasi


pembebanan dan gaya yag mungkin berkerja

Tabel 5. Kombinasi Pembebanan

Tegangan Yang
Digunakan Dalam
Prosen Terhadap
Tegangan Izin
Kombinasi Pembebanan dan Gaya
Keadaan Elastis
I. M + (H +K) + Ta + Tu 100%
II. M + Ta + Ah + Gg + A + SR +Tm 125%
III. Komb. (I) + Rm + Gg + A + SR + Tm + S 140%
IV. M + Gh + Tag + Gg + Ahg + Tu 150%
V. M + Pl 130%
VI. M + (H + K) + Ta + S Tb 150%

dimana :
A : beban angin
Ah : gaya akibat aliran dan hanyutan
Ahg : gaya akibat aliran dan hanyutan pada waktu gempa
Gg : gaya gesek pada tumpuan bergerak

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 15
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gh : gaya horisontal ekivalen akibat gempa bumi


(H+K) : beban hidup dengan kejut

M : beban mati

Pl : gaya-gaya pada waktu pelaksanaan

Rm : gaya rem

S : gaya sentrifugal

SR : gaya akibat susut dan rangkak

Tm : gaya akibat perubahan suhu

Ta : gaya tekanan tanah

Tag : gaya tekanan tanah akibat gempa bumi

Tb : gaya tumbuk

Tu : gaya angkat

E. Analisa Tegangan Jembatan

Berdasarkan SNI 03 – 2874 – 2002 tegangan yang terjadi pada suatu konstruksi
jembatan perlu ditinjau dari 2 (dua) kondisi, yaitu :
- Pada Kondisi Transfer
- Pada Kondisi Layan

Adapun Contoh tahapan perhitungan tegangan gelagar jembatan adalah sebagai berikut:

a. Dimensi penapang balok prategang harus sesuai dan jelas (bisa ikuti referensi
penyedia barang) sebagai trail and eror

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 16
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 8. Dimensi girder

b. Hitung luas penampang beton prategang. Luas ini dapat mempengaruhi


penentuan titik berat disetiap segmen
c. Momen inersia penampang dihitung berdasarkan bentuk penampang.
d. Momen yang bekerja pada beton ditinjau dari masing – masing bagian
penampang.
e. Perhitungan tegangan harus memperhatikan tegangan ijin tekan dan tegangan
ijin tarik pada beton yang telah disyaratkan. Setelah itu, perhitungan tegangan
mengacu pada sistem pratekan yang digunakan dan memperhitungkan
tegangan pada serata atas dan serata bawah seperti yang dijelaskan sebelumnya
pada bagian jembatan sistem pratekan.

F. Pengujian Jembatan

Pengujian jembatan memiliki tujuan untuk menentukan kapasitas atau kemampuan dari
suatu jembatan dalam menerima beban. Pada pelaksanaannya, ada 3 (tiga) jenis
pengujian jembatan yang sering digunakan di lapangan yaitu :

a. Uji Beban Statik


Pengujian beban statik umumnya dilakukan dengan cara menempatkan beban –
beban di atas jembatan. Pada kondisi ini beban tidak bergerak. Beban yang
digunakan adalah beban truk. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk
mengetahui kapasitas jembatan untuk menahan beban yang diterima. Besarnya
beban yang diberikan dilakukan secara bertahap. Proses pemberian beban

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 17
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

disebut dengan tahap loading sedangkan proses dimana beban dikurangi


disebut tahap unloading. Pengujian ini menggunakan alat uji yaitu sensor.

b. Uji Beban Dinamik

Pengujian beban dinamik jembatan dilakukan dengan cara melewatkan beban


dalam hal ini kendaraan dari satu sisi ke sisi lain dari jembatan. Sama halnya
dengan uji statik, uji dinamik jembatan juga dibantu dengan alat uji atau sensor
untuk mendapatkan hasil pengujian. Biasanya pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui besarnya getaran yang terjadi pada jembatan.

c. Uji Beban Dengan Metode Terintegrasi


Pengujian beban jembatan dengan metode terintegrasi sudah banyak dilakukan.
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkna model yang sesuai atau dengan kata
lain pengujian ini bertujuan untuk mengkalibrasi model. Model yang dimaksud
adalah model jembatan dimana pemodelan dalam metode ini dibantu oleh
program.

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 18
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

III. RENCANA PERENCANAAN JEMBATAN


ARCH BRIDGE

A. Aspek Teknis Analisis Struktur

Aspek teknis yang sangat penting dalam analisa struktur terletak pada proses

perencanaanya. Adapun pemiliahan kriteria teknis perencanaan jembatan

1. Lokasi jembatan

2. Penentuan tipe jembatan yang akan direncanakan

3. Pemilihan kondisi berdasarkan kontur yang ada dan disesuaikan dengan tipe

jembatan yang akan direncakan

4. Penetuan teknis pelaksanaan dilapangan. (kemungkinan realisasi dilapangan)

5. Melakukan analisa tanah

6. Melakukan perencanaan secara menyeluruh

B. Jembatan Insipirasi

Dalam perencanaan jembatan Arch Bridge ini terinspirasi oleh jembatan mahakam ulu

yang berada di pulau kalimantan.

Gambar 9. Jembatan Mahakam Ulu

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 19
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Jembatan Mahakam Ulu (disingkat Mahulu) adalah sebuah jembatan yang

menghubungkan kelurahan Loa Buah, Sungai Kunjang dengan kelurahan Sengkotek,

Samarinda Seberang yang membentang di atas aliran sungai Mahakam.

Jembatan Mahakam Ulu memiliki bentang tengah 200 meter dengan panjang

keseluruhan jembatan 789 meter. Panjang jembatan itu belum termasuk jalan pendekat.

Lebar jembatan adalah 11 meter, sementara tinggi jembatan dengan permukaan air

sungai tercatat 18 meter. Jembatan ini mempunyai bentang lingkar baja yang menjadi

ciri khas jembatan ini.

C. Model Rencana

Rencana jembatan Arch Bridge ini memiliki kriteria sebagai berikut:

 Jembatan Arch Bridge ini terletak dikawasan industri di cirebon


 Jembatan Arch Bridge ini memiliki Bentang Total 30 meter dengan bentang tengah
20 meter
 Jembatan Arch Bridge ini memiliki lebar total 40 meter
 Jembatan Arch Brige ini direncanakan memiliki ketinggian 10 meter dari muka air
(rencana belum memiliki data kontur) dan memiliki ketinggian struktur 8,77 meter
 Jembatan ini tersusun dari elemen balok prategang struktur baja dan struktur
tendon dengan kontruksi pipa baja sedangkan kontruksi lantai menggunakan
kontruksi beton
 Jembatan ini memiliki dua abutmen dan dua pilar (masih dapat disesuaikan dengan
data kontur yang ada)

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 20
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Adapun pemodelan yang telah dilakukan sebagai berikut:

Gambar 10. Tampak Samping Jembatan Arch Bridge

Gambar 11. Tampak Samping Atas Jembatan Arch Bridge

Gambar 12. Tampak Atas Jembatan Arch Bridge

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 21
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

Gambar 13. Potongan Memanjang Jembatan Arch Bridge

Gambar 14. Potongan Melintang Jembatan Arch Bridge

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 22
PROPOSAL PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
DESIGN JEMBTAN ARCH BRIDGE

IV. PENUTUP

Demikian proposal yang telah dibuat mengenai perencanaan teknis jembatan

desaing jembatan arch bridge. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih

PT QIES NUSANTARA KONSULTAN


Multidiciplinary Consultants 23

Anda mungkin juga menyukai