JURNAL
PERANCANGAN DINDING PENAHAN TANAH
TIPE KANTILEVER DI BOGOR
Oleh :
JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
ABSTRAK
Jalan Raya Bogor adalah jalan raya yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota
Bogor. Pada sisi jalan raya Bogor terdapat lereng yang Sebagian besar masih belum
diberikan perkuatan sehingga terjadi kelongsoran tanah yang cukup membahayakan bagi
pengguna jalan raya bogor tersebut. Perhitungan perencanaan dilakukan secara manual
untuk memeriksa faktor keamanan. Perhitungan mengacu pada SNI 8460:2017 tentang
Persyaratan Perancangan Geoteknik dan untuk perhitungan rancangan anggaran biaya
mengacu pada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/M/2016 tentang pedoman analisis harga satuan pekerjaan bidang
pekerjaan umum. Analisis stabilitas tanah dengan tipe dinding penahan tanah kantilever
memiliki dimensi dinding penahan tanah dengan tinggi 7 meter, lebar pelat fondasi 5
meter, tinggi pelat fondasi 0,7 meter dan lebar dari dinding penahan tanah 1 meter
didapatkan hasil penelitian tanah dan perhitungan stabilitas tanah di dapat hasil stabilitas
terhadap pengggeseran sebesar 2,76, hasil stabilitas terhadap penggulingan sebesar 3,56,
hasil terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung tanah sebesar 5,62, dan penurunan total
sebesar 26,93 mm. Dari perhitungan stabilitas tanah diperoleh penulangan untuk bagian
vertikal dinding penahan tanah potongan I – I didapatkan D19-300, potongan II – II
didapat D19-250, dan potongan III – III didapat D19-250. Tulangan pelat fondasi
potongan IV – IV didapat D19-200 dan potongan V – V didapat D19-200. Total biaya
yang dibutuhan untuk perancangan dinding penahan tanah tipe kantilever dengan
menggunakan harga satuan kota Bogor tahun 2019 sebesar Rp. 2.423.654.505 yang sudah
ditambahkan dengan PPN sebesar 15% (dua miliar empat ratus dua puluh tiga juta enam
ratus lima puluh empat ribu lima ratus lima rupiah).
Kata Kunci: Analisis stabilitas lereng, Dinding penahan tanah, Dinding penahan tanah
kantilever, Penurunan, Rancangan anggaran biaya.
ABSTRACT
Jalan Raya Bogor is a highway that connects the City of Jakarta with the City of Bogor.
On the side of the Bogor highway, there are slopes, most of which have not been
reinforced, resulting in landslides which are quite dangerous for the users of the Bogor
highway. Planning calculations are done manually to check the safety factor. The
calculation refers to SNI 8460:2017 concerning Geotechnical Design Requirements and
for the calculation of the draft budget refers to the Regulation of the Minister of Public
Works and Housing of the Republic of Indonesia Number 28 / PRT / M / 2016 concerning
guidelines for analyzing unit prices of work in the field of public works. Analysis of soil
stability with the cantilevered retaining wall type has the dimensions of the retaining wall
with a height of 7 meters, a foundation plate width of 5 meters, a foundation plate height
of 0.7 meters and a width of a 1 meter retaining wall. The results of soil research and
calculation of soil stability can be obtained. the result of stability to sliding along base
was 2.76, the result of stability to overturning was 3.56, the result of bearing capacity
failure was 5.62, and the total reduction was 26.93 mm. From the calculation of soil
stability, it is obtained that the reinforcement for the vertical part of the soil retaining
wall pieces I - I get D19-300, pieces II - II get D19-250, and pieces III - III get D19-250.
Reinforcement of the foundation plate pieces IV - IV obtained D19-200 and pieces V - V
obtained D19-200. The total cost needed for designing a cantilever-type retaining wall
using the Bogor city unit price in 2019 is Rp. 2,423,654,505 which has been added with
VAT of 15% (two billion four hundred twenty-three million six hundred fifty-four
thousand five hundred and five rupiah).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalan raya merupakan fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat untuk
beraktifitas. Aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat tidak luput dari akses jalan
transportasi dan mobilisasi. Oleh karena itu jalan raya harus memiliki tingkat keamanan
dan kenyamanan yang baik. Di samping efek perkerasan jalan dan aspal yang digunakan,
jalan raya juga harus di buat pada daerah yang aman lokasi pembuatannya. Namun tidak
semua jalan dapat dibuat pada daerah topografi yang baik, salah satunya adalah ruas jalan
raya Bogor yang menghubungkan kota Jakarta dan kota Bogor. Ruas jalan raya tersebut
sebagian besar sisi sampingnya adalah lereng curam sehingga tidak menutup
kemungkinan untuk terjadinya longsor pada jalan raya tersebut.
Lereng didefinisikan sebagai permukaan tanah yang tidak horizontal. Pada
permukaan lereng, komponen gravitasi yang bekerja pada tanah cenderung akan
menggerakan tanah ke bawah (Hardiyatmo, 2007). Jika gaya gravitasi yang terjadi
melampaui gaya geser maksimum yang mampu ditahan oleh suatu lereng, maka akan
terjadi kelongsoran. Karenanya diperlukan analisis stabilitas untuk mengetahui keamanan
yang dimiliki oleh suatu lereng, apabila keamanan yang dimiliki tidak memenuhi
persyaratan maka perlu dilakukan Tindakan perkuatan tanah agar memenuhi syarat aman
pada lereng tersebut.
Longsor di jalan raya Bogor ini sering terjadi di tepi jalan sampai pada daerah
perkerasan jalan dan sangat mengganggu bagi para pengguna jalan karena mengakibatkan
penyempitan jalan. Maka dari itu, diperlukan stabilisasi tanah dan perkuatan di lereng.
Stabilisasi tanah adalah perubahan tanah untuk meningkatkan sifat fisiknya. Ada
beberapa metode dalam rangka untuk stabilisasi tanah, yaitu dengan menggunakan
metode fisik, kimiawi, mekanik, dan biologi. Pada umumnya, stabilisasi tanah dengan
menggunakan metode fisik adalah metode yang banyak digunakan untuk mengatasi
longsor, yaitu menggunakan dinding penahan tanah.
Dinding penahan tanah adalah struktur yang dirancang untuk menopang beban
tanah yang ada di belakang dinding penahan tanah tersebut. Dinding-dinding penahan
adalah konstruksi yang digunakan untuk memberikan stabilitas tanah atau bahan lain
yang kondisi massa bahannya tidak memiliki kemiringan alami, dan juga digunakan
untuk menahan atau menopang timbunan tanah atau onggokan material lainnya (Bowles,
1999: 49). Berdasarkan kalimat di atas, untuk mengurangi intensitas bencana longsor,
maka diperlukan dinding penahan tanah di daerah Bogor termasuk jalan raya Bogor
karena jalan tersebut merupakan jalan arteri yang menghubungan Jakarta – Bogor
begitupun sebaliknya.
Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Merancang konstruksi stabilitas dan menghitung nilai faktor keamanan dengan
menggunakan dinding penahan tanah tipe kantilever.
b. Menghitung rencana anggaran biaya yang dibutuhkan dalam perancangan dinding
penahan tanah tipe kantilever.
METODE PENELITIAN
Perhitungan perencanaan dinding penahan tipe kantilever dilakukan dengan cara
manual dengan menggunakan beberapa metode, sebagai berikut:
1. Stabilitas lereng
Perhitungan stabilitas lereng dihitung menggunakan sistem trial and error dengan
metode irisan (metode Fellenius).
2. Tekanan tanah lateral
Perhitungan tekanan tanah lateral aktif dan lateral pasif menggunakan teori
Rangkine dengan tipe tanah kohesif.
3. Desain dinding penahan tanah
Desain dinding penahan tanah, dimensi tulangan, dan momen dilakukan dengan
bantuan program Microsoft Excel dan AutoCAD. Desain dinding penahan tanah
dapat mempengaruhi stabilitas tanah, maka jika stabilitas tanah tidak memenuhi
faktor aman, dimensi di desain kembali hingga stabilitas tanah memenuhi faktor
aman.
4. Cek stabilitas
Pengecekan stabilitas tanah dilakukan dengan menggunakan sistem trial and error.
Jika terjadi penggulingan, pergeseran, ataupun keruntuhan dukung tanah, dan
penurunan yang melebihi standar, maka harus dilakukan perhitungan ulang.
5. Penulangan
Perhitungan penulangan mengacu pada SNI 2847-2013 tentang Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton dihitung dengan bantuan program Microsoft Excel dan
AutoCAD.
6. Rencana anggaran biaya
Perhitungan anggaran biaya dihitung dengan bantuan program Microsoft Excel.
Perhitungan anggaran biaya juga mengacu pada AHSP tahun 2019.
Metode Fellenius
Analisis stabilitas lereng cara Fellenius menganggap gaya-gaya yang bekerja pada
sisi kana-kiri dari sembarang irisan mempunyai resultan nol pada arah tegak lurus bidang
longsor. Metode Fellenius (Ordinary Method of Slice) diperkenalkan pertama oleh
Fellenius (1927,1936) berdasarkan bahwa gaya memiliki sudut kemiringan paralel
dengan dasar irisan FK dihitung dengan keseimbangan momen. Fellenius menyatakan
bahwa keruntuhan terjadi melalui rotasi dari suasi blok tanah pada permukaan longsor
yang berbentuk lingkaran dengan titik pusat O sebagai rotasi. Metode Fellenius
menganggap bahwa gaya normal bekerja di antara irisan.
PEMBAHASAN
Stabilitas Lereng
Perhitungan stabilitas lereng dilakukan untuk memperoleh nilai faktor aman lereng
sehingga dapat diketahui tingkat stabilitas lereng terhadap kelongsoran. Untuk metode
dan rumus perhitungan stabilitas lereng yang digunakan adalah metode Fellenius atau
metode irisan. Metode irisan sendiri membagi bidang kelongsoran menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil secara vertikal dan keseimbangan tiap irisan diperhatikan.
Perhitungan stabilitas lereng menggunakan metode Fellenius dan dihitung dengan
bantuan program Ms. Excel dan AutoCAD dengan data perhitungan sebagai berikut:
φ = 29˚
𝛾1 = 11,92 kN/m3
𝛾2 = 10,05 kN/m3
c = 24,52 kN/m2
R = 14 m
O
R
1400
7
5 6
3 4
500
700
2
Lapisan 1
800
Lapisan 2
Dari hasil perhitungan stabilitas tanah didapat nilai FK = 2,205 > 1,5 yang berarti
lereng ini sudah stabil, namun tidak menutup kemungkinan untuk di masa depan lereng
ini akan mengalami longsor dikarenakan oleh terkena gerusan air.
29°
Pa
630
70
160 70 270
− φ
Ka =
+ φ
− 29°
Ka =
+ 29°
Ka = 0,347
Setelah menghitung koefisien tekanan tanah aktif (Ka) perhitungan selanjutnya
adalah perhitungan tekanan tanah aktif (Pa).
Pa = 0 0 × H2 × γ × K
Pa = 0 0 × 7 002 × 0 0 × 0 347
Pa = 85,45 kN
Untuk perhitungan tekanan pasif diabaikan dikarenakan tidak adanya tekanan dari
arah pasif.
630
70 3
O
160 70 270
Penurunan
Penurunan fondasi yang terletak pada tanah berbutir halus dibagi menjadi dua yaitu
penurunan segera dan penurunan konsolidasi. Perhitungan penurunan dengan ketinggian
7 m didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Penurunan Segera
Si = 0,018463 m ≈ 18,46 mm
2. Penurunan Konsolidasi
Sc = 0,008467 m ≈ 8,47 mm
3. Penurunan Total
S = Si + S c
= 26,93 mm
Berdasarkan perhitungan di atas penurunan total yang terjadi pada dinding penahan
tanah sebesar 26,93 mm.
Penulangan
Menghitung adanya beban dan reaksi tanah dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor Beban Mati
Tabel 4 Gaya Vertikal dan Momen Terhadap Kaki Depan (Titik O)
Berat Jarak Momen
Keteranagan Deskripsi W dari O ke O
(kN) (m) (kN.m)
W1 0,4 × 6,30 × 1,00 × 25,00 × 1,20 75,60 2,10 158,76
0,3 × 6,30 × 0,5 × 1,00 × 25,00 ×
W2 56,70 1,75 99,23
1,20
W3 5,00 × 0,70 × 1,00 × 25,00 × 1,20 105,00 2,50 262,50
W4 2,70 × 6,30 × 1,00 × 10,05 × 1,20 205,18 3,65 748,93
Wq 2,70 × 1,00 × 15,00 × 1,60 64,80 3,65 236,52
ΣW 507,28 Σ w 1505,93
2. Faktor Gaya Horizontal
Tabel 5 Gaya Horizontal Terfaktor
Beban horisontal Jarak Momen
Keterangan Deskripsi terfaktor dari tekanan dari O ke O
tanah aktif total, Pa (kN) (m) (kN.m)
Pa1 85,45 × 1,20 102,54 2,33 238,92
Pa2 36,43 × 1,60 58,29 3,50 204,02
ΣPa 160,83 Σ gl 442,94
Tabel 9 Hasil Perhitungan Gaya Geser dan Momen pada Pelat Kaki
Vu Mu
Potongan
(kN) (kN.m)
IV - IV 85,34 89,47
V- V 102,29 164,26
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu, hasil perhitungan stabilitas terhadap penggeseran didapat nilai sebesar
2,76, stabilitas terhadap penggulingan didapat nilai sebesar 3,56, dan stabilitas terhadap
keruntuhan kapasitas dukung tanah didapat nilai sebesar 5,62. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dinding penahan tanah sudah melebihi persyaratan faktor keamanan. Hasil
perhitungan perancangan dinding penahan tanah tipe kantilever membutuhkan biaya
konstruksi sebesar Rp. 2.423.654.505,19.
Dalam merancang suatu struktur dinding penahan tanah harus memperhatikan
keamanan dari struktur yang akan dirancang. Pemilihan bentuk dan dimensi dinding
penahan tanah harus dipertimbangkan, karena dapat mempengaruhi stabilitas terhadap
geser, stabilitas terhadap guling dan stabilitas terhadap kapasitas daya dukung.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, Joseph (translated by Sinaban Pantur), Analisis dan Disain Pondasi Edisi ke Tiga
Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
. “Lateral Earth Pressure Problems involved with Cantilever Retaining
Structures and Stability of those Structures” B E .U
of Southern Queensland. Australia. 2014.
Das, Braja M. (translated by Mochtar. N. E and Mochtar I.B.), Mekanika Tanah
(Prinsipprinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995.
H A & z P. “STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN
TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG -
BUKITTINGGI KM 64+500” Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 7 No.1, pp. 57-74, 2011.
Hardiyatmo, Hary C., Analisis dan Perancangan Fondasi I Edisi Tiga, Penerbit Gadjah
Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta, 2014.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016. Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Kementrian Pekerjaan Umum.
Jakarta. 2016
U. . . N. & H I. ”The Stability Analysis Study of Conventional
Retaining Walls Variation Design in Vertical Slope” Journal of Physics:
Conference Series, Vol. 1444, 2020.
Sharma, Chetan & B Vj “Evaluation of the effect of lateral soil pressure on
cantilever retaining wall with soil type variation” IOSR Journal of Mechanical and
Civil Engineering (IOSR-JMCE), Vol. 11, Issue 2, Ver. III, pp 36-42, 2014.
SNI 8460:2017. Persyaratan Perancangan Geoteknik. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia. Jakarta. 2017.
Wesley, Laurence D., Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2012.