Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Dewasa ini teknologi terus berkembang seiring kemajuan jaman. Teknologi di
bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi
dalam bidang geoteknik. Bidang geoteknk merupakan bidang ilmu tersendiri dan
menitikberatkan pada aplikasi Teknik sipil dalam masalah-masalah yang berhubungan
dengan sifat mekanis tanah dan batuan.

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang sangat dinamis, perubahannya


dipengaruhi oleh air, udara dan pergeseran lempeng bumi. Salah satu akibat dari
perubahan itu adalah adanya lereng. Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk
sudut kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara
alamiah karena proses geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk
secara alamiah misalnya lereng bukit dan lereng sungai, sedangkan lereng buatan
manusia antara lain galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta
api, bendungan, tanggul sungai, dan kanal serta tambang terbuka. Suatu longsoran
adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga terjadi
pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar. Longsoran dapat terjadi dengan berbagai
cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda
yang terlihat.

Untuk menjaga kestabilan lereng-lereng tersebut dan mencegah supaya tanah tidak
mengalami longsor, maka dibuatkan dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah
merupakan komponen struktur bangunan penting utama untuk jalan raya dan bangunan
lingkungan lainnya yang berhubungan dengan tanah berkontur atau tanah yang
memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding penahan merupakan dinding yang
dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat.

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 6


TINJAUAN UMUM PROYEK

Kawasan Cadas Pangeran yang merupakan jalan Nasional ini merupakan titik
lereng yang berpotensi mengalami kelongsoran. Penanganan pemeliharaan atau
preservasi rehabilitas pada lereng ini merupakan prioritas dari pemerintah pusat,
utamanya Direktorat Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Untuk lokasi Penanganan longsoran dapat dilihat pada Gambar 2.1, dan Gambar 2.2

Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metro Bandung, Direktorat Jenderal Bima


Marga Kementrian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat telah menetapkan agenda
kegiatan yaitu Paket Preservasi Rehabilitasi Bandung Jatinangor Sumedang yang
bertujuan mencegah kelongsoran pada jalan nasional ini untuk kenyaman bagi
pengguna jalan dengan membuat dinding penahan tanah pada lereng yang melintasi
jalan tersebut.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Penanganan Longsoran


Sumber : Google Maps

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 7


TINJAUAN UMUM PROYEK

KM 33+650

KM 33+950

KM 32+800 KM 33+500

Gambar 2.2 Peta Lokasi Penanganan Longsoran


Sumber : Google Maps

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 8


TINJAUAN UMUM PROYEK

2.2 Data Proyek


Adapun data proyek terdiri dari data umum, data teknis, data Administrasi dan
Pendanaan Proyek.
2.2.1 Data umum Proyek
Data umum proyek berisi tentang data yang memberikan gambaran umum pada
pelaksanaan pembangunan proyek.
a. Nama Proyek : Paket Preservasi Rehabilitasi Bandung-Jatinangor-
sumedang
b. Pemilik Proyek : Direktorat Jendral Marga Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
c. Lokasi Proyek : Ruas Jalan Nasional Kota Bandung, Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat
d. Waktu Pelaksanaan : 311 hari kalender
e. Kontraktor Pelaksana : PT. DIRGANTARA YUDHA ARTHA
f. Konsultan Supervisi : PT.ANUGRAH KRIDAPRADANA, PT.DELTA
TAM WAJA CORPORA,
PT.LAKSANA DESAIN DAYA CIPTA (KSO)

2.2.2 Data Teknis Proyek

Lokasi pelaksanaan proyek Paket Preservasi Rehabilitasi Bandung-Jatinangor-


Sumedang yaitu pada Ruas Jalan Nasional Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat, dan mempunyai penanganan yaitu Rehabilitas jalan sepanjang
3,58 km, pemeliharaan rutin jalan sepanjang 44,85 km, pemeliharaan rutin jembatan
sepanjang 585,90 km, dan penanganan longsoran pada lokasi :

1. Jatinangor-bts. Kota Sumedang 100 m (km. Bdg 32+800, kanan)


2. jatinangor-bts. Kota Sumedang 30 m (km. Bdg 33+500, kanan)
3. jatinangor-bts. Kota Sumedang 75 m (km. Bdg 33+650, kanan)
4. jatinangor-bts. Kota Sumedang 65 m (km. Bdg 33+950, kanan)

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 9


TINJAUAN UMUM PROYEK

Dari beberapa penanganan, penulis mengambil tinjauan yaitu pada penanganan


longsoran, khususnya pada lokasi jatinangor-bts. Kota Sumedang 75 m (km. Bdg
33+650, kanan). Penanganan longsoran yaitu dengan membangun Dinding penahan
tanah (DPT), data teknis perencanaan pelaksanaan pekerjaan dinding penahan tanah
km. Bdg 33+650 di lapangan sebagai berikut :

a. Pondasi Dinding Penahan : Bore Pile


b. Panjang Dinding Penahan : 75 meter
c. Tinggi Dinding Penahan : 6 meter
d. Type Dinding Penahan : Kantilever
e. Mutu beton Bore pile : K 250
f. Mutu beton Dinding penahan : K 350
g. Timbunan : timbunan biasa dan pilihan
h. Stabilitas lereng dinding penahan : Soil Nailing

2.2.3 Data Administrasi dan Pendanaan Proyek

Data teknis berisi tentang data-data teknis perencanaan pelaksanaan pekerjaan


di lapangan proyek

a. No. Kontrak : KU.03.03/KTR/PK2MB/2017


b. Tanggal Kontrak : 21 Februari 2017
c. Sifat Kontrak : Unit Price
d. Nilai Proyek : Rp. 49,964,021,270.00,-
e. Sumber Dana : APBD 2017
f. Masa Kontrak : 311 hari kalender

2.2.4 Gambar-gambar Kondisi Lapangan

Lokasi penanganan ini merupakan sebuah kawasan lereng yang rawan terhadap
longsor, maka dari itu direncanakan pembangunan penangan longsoran. Gambar
lokasi pelaksanaan penanganan longsoran KM. BDG. 33+650 dapat dilihat pada

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 10


TINJAUAN UMUM PROYEK

Gamba 2.3. Gambar-gambar kondisi lapangan pada bulan juli dan agustus adalah
sedang dalam pekerjaan pengecoran dinding penahan tanah pada segmen terahir,
pengurugan dan pemadatan, dan pengeboran soil nailing. Seperti terlihat pada
Gambar 2.4

Gambar 2.3 lokasi Penanganan Longsoran sta. Bdg 33+650


Sumber : Dokumen PPK 2

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 11


TINJAUAN UMUM PROYEK

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)
Gambar 2.4 (a) Proses Pengecoran (b) Pengujian Slump Test (c) Pembuatan
Benda Uji (d) Penulangan DPT (e) Timbunan Tanah (f) Kondisi DPT
Sumber : Proyek

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 12


TINJAUAN UMUM PROYEK

2.3 Struktur Organisasi Proyek

Organisasi adalag sebuah wadah dimana terdapat beberapa kelompok untuk


mewujudkan suatu tujuan bersama. Pentingnya sebuah organisasi dalam suatu proyek
adalah untuk mengatur suatu hubungan atau koordinasi yang akan di terapkan dalam
suatu proyek, sehingga pekerjaan di lapangan proyek dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan mutu yang telah direncakan.

Secara umum dalam Paket Preservasi Rehabilitas Bandung Jatinangor


Sumedang ini, Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Bandung, Dinas Bima
Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan pemilik dari
proyek tersebut, memiliki hubungan kerja sama dengan Pejabat Pembuat Keputusan
(PPK 2) Metro Bandung dengan PT. Dirgantara Yudha Arta sebagai Kontraktor Utama,
PT. Anugerah Krida Pradana, PT. Delta Tama Waja Corpora, dan PT. Laksana Desain
Daya Cipta (KSO) sebagai konsultan pengawas (konsultan join). Struktur organisasi
proyek dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Satker Pelaksana Jalan


Nasional

Pejabat Pembuat
Keputusan (PPK 2)

Kontraktor Konsultan

Pengawas

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Proyek

Sumber : Dokumen PPK 2

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 13


TINJAUAN UMUM PROYEK

2.3.1 Pemilik Proyek


Owner atau Pemilik Proyek merupakan pengguna jasa konstruksi, dalam proyek
ini Owner atau Pemilik Proyek adalah Pembuat Komitmen 2 Metro Bandung Satker
Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Bandung Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga. Pejabat Pembuat Komitmen 2
Metro Bandung mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Mengatur, mengangkat, dan menghentikan pejabat-pejabat dan pegawai di
lingkungan proyek sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
b. Memeriksa, meneliti, menolak dan menyetujui tagihan yang diajukan
kontraktor, konsultan dan pihak lainnya.
c. Mengadakan revisi program dalam batas wewenang.
d. Mengadakan pengawasan dan pengendalian kepada Konsultan dan Kontraktor
dalam pelaksanaan operasional proyek.
e. Mengambil tindakan-tindakan yang melibatkan pengeluaran keuangan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing tolak ukur dalam
batas pengeluaran, uraian pengeluaran dan jumlah biaya yang tercantum dalam
DIP/PO tahun yang bersangkutan serta pedoman pelaksanaan.

Struktur Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen 2 Metro Bandung dapat dilihat


pada Gambar 2.6

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 14


TINJAUAN UMUM PROYEK

Gambar 2.6 Struktur Organisasi PPK 2


Sumber : Dokumen PPK

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 15


TINJAUAN UMUM PROYEK

Pelaksana Teknis (Koordinator Pengawas Lapangan)


Wewenang :
1. Mengawasi pengerjaan proyek dari pengawas lapangan.
2. Berkoordinasi dengan Tim pengawas lapangan berkaitan dengan status
pekerjaan proyek.

Tanggung jawab :

Bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

Pelaksana Teknis (Kepala Urusan Tata Usaha)


Wewenang :
1. Menyelenggarakan tata pelaksanaan operatif di bidang administrasi dan
mengusahakan terlaksananya koordinasi yang sebaik-baiknya dengan semua
pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek.
2. Mengatur pelaksanaan tugas-tugas/kegiatan proyek.
3. Memberikan petunjuk dan pedoman-pedoman kepada unsur
pembantu/pelaksana dalam menjalankan tugasnya dan mengusahakan
terlaksananya koordinasi yang baik dengan semua pihak yang terkait.

Tanggung jawab :

Bertanggung jawab atas administrasi proyek.

Bendahara Pengeluaran Pembantu


Wewenang :
1. Mengatur keuangan dalam proyek sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta mengusahakan terlaksananya koordinasi yang
sebaik-baiknya dengan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek.
2. Memberikan petunkuk pedoman-pedoman kepada unsur pembatu/pelaksana
dalam menjalankan tugasnya dan mengusahakan terlaksananya koordinasi
yang baik dengan semua pihak yang terkait.

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 16


TINJAUAN UMUM PROYEK

Tanggung jawab :

Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek dari segi keuangan.

Pengawas Lapangan
Wewenang :
1. Melakukan input data dan progress pekerjaan proyek.
2. Mengawasi pengerjaan proyek di lapangan.
3. Berkoordinasi dengan Tim Ahli berkaitan dengan status pekerjaan proyek.

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab kepada Koordinator Pengawas Lapangan.


Petugas Administrasi Teknik
Wewenang :
1. Melakukan mentoring, dengan cara melakukan pengecekan mutu, kemajuan
dan efektifitas dari pekerjaan proyek.
2. Melakukan monitoring, dengan cara melakukan pengecekan mutu, kemajuan
dan efektifitas dari pekerjaan proyek kemudian dilaporkan ke pengawas
lapangan.

Tanggung jawab :

Bertanggung jawab membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.

Penilik
Wewenang :
1. Mengawasi segala kejadian di Proyek yang dapat mengganggu kelangsungan
pekerjaan proyek.
2. Menyampaikan usul tindakan turun.
3. Menyampaikan laporan hasil pengawasan.

Tanggung jawab :

Bertanggung jawab terhadap penilikan/pemangatan proyek agar tercapai


secara maksimal.

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 17


TINJAUAN UMUM PROYEK

2.3.2 Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas merupakan pihak yang memberi tugas untuk


melaksanakan pengawasan secara detail dari seluruh proyek sesuai dengan yang
ditugaskan oleh owner. Konsultan Pengawas terdiri dari tenaga-tenaga ahli dalam
bidangnya. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi Konsultan Pengawas (PT.
Anugerah Krida Pradana, PT. Delta Tama Waja Corpora, PT. Laksana Desain Daya
Cipta (KSO) ). Struktur organisasi konsultan pengawas dapat dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Struktur organisasi konsultan pengawas


Sumber : Dokumen PPK 2

2.3.4 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor adalah pihak yang melaksanakan proses pembangunan atas perintah


owner, yaitu merealisasikan desain perencanaan menjadi bangunan nyata di lapangan.
Sebagai Kontraktor pelaksana dalam proyek ini adalah PT. Dirgantara Yudha Artha.
Kontraktor memiliki tanggung jawab dalam memberikan proses kerja berdasarkan

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 18


TINJAUAN UMUM PROYEK

kontrak yang sudah dibuat, lama waktu pekerjaan, peralatan, metode pekerjaan, laporan
kemajuan proyek dan kondisi laninnya. Kontraktor pun harus mampu merealisasikan
gambar perencanaan menjadi kenyataan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang
telah di tetapkan oleh pengguna jasa. Struktur organisasi kontraktor dapat dilihat pada
Gambar 2.8

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 19


TINJAUAN UMUM PROYEK

STRUKTUR ORGANISASI

KONTRAKTOR PT. DIRGANTARA YUDHA ARTHA

PRESERVASI REHABILITAS BANDUNG JATIANGOR SUMEDANG

Direktur

Salim Tear Tjahjana

General Superintendent

Hudik Pramono, ST

Site Manager Ahli Pelaksana Ahli Pelaksana Ahli Pelaksana Ahli Kendali Mutu Surveyor Petugas K3
Strutur Jalan Lingkungan Hidup
Asep Rahman Fany Rosita, ST Niel Eddyan, BE Daryanto Susanto
Hidayat Didit Sutisna, ST Pipin Polianto, ST Sri Haryani, ST

Gambar 2.8 Struktur Organisasi Kontraktor


Sumber : Kontraktor

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 20


TINJAUAN UMUM PROYEK

2.4 Tinjauan Perencanaan Proyek


Tinjauan perencanaan pada proyek paket Preservasi Rehabilitasi Bandung-
Jatinangor-Sumedang ini meliputi beberapa tinjauan diantaranya :

2.4.1 Latar Belakang Perencanaa


Kawasan Cadas Pangeran ini adalah salah satu kawasan yang sering terjadi longsor
pada daerah-daerah lereng yang curam. Longosoran ini kerap terjadi pada musim
hujan. Kawasan cadas pangeran ini merupakan jalan nasional yang menghubungkan
antara jatinangor dengan kota Sumedang, yang melibatkan banyaknya kendaraan-
kendaraan besar seperti Truk, Bus Antar kota maupun mobil-mobil pribadi. Banyaknya
volume lalu lintas yang melewati jalan nasional ini mengakibatkan penurunan tanah
yang cukup tinggi sehingga kerap sering terjadi longsor. Area longsor pada bahu jalan
ini cukup curam sehingga perlu adanya penanganan longsoran yang serius.
Dalam menyikapi hal ini maka kebutuhan mobilitas pada jalan nasional ini
merupakan prioritas utama dalam kepentingan umum. Kemudian Satker Pelaksanaan
Jalan Nasional Metropolitan Bandung ini melalui Pejabat pembuat Komitmen 2
Metropolitan Bandung ini berusaha keras dalam menyikapi masalah longsoran ini
dengan merencakanan penangan pertama yaitu membangun Dinding Penahan Tanah
pada lereng-lereng yang merupakan titik longorsan.
Dinding penahan tanah ini di bangun sepanjang jalan dengan perencanaan
pelebaran bahu jalan pada setiap titik longsoran. Dengan adanya Dinding Penahan
Tanah ini diharapkan mengurangi potensi-potensi longsor yang biasa terjadi dan tetap
memperlancar mobilitas jalan nasional penghubung Kota Sumedang ini.
Dengan perancangan pembangunan ini juga diharapkan mampu menyelesaikan
masalah yang memungkinkan terjadi pada jalan tersebut. Prinsip-prinsip yang
digunakan sebagai pertimbangan dalam perancangan proyek konstruksi ini yaitu:
a. Kekuatan stuktur dinding penahan tanah yang mampu menahan beban lalu
lintas yang direncanakan.
b. Biaya dan dana yang seefisien mungkin.
c. Keamanan jalan selama pelaksanaan kegiatan dan keamanan bagi pengguna
jalan.
LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 21
TINJAUAN UMUM PROYEK

d. Pemeliharaan dinding penahan tanah maupun jalan setelah kegiatan selesai agar
umur rencana dapat tercapai.

2.4.2 Konsep Perancangan


Dalam paket ini, terdapat 4 lokasi titik longsoran. Pada Sta 33+650 yang kami
tinjau, yaitu meliputi pekerjaan konstruksi dinding penahan tanah dengan pondasi Bore
pile, Pekerjaan Galian dan Timbunan, Pekerjaan Pengeboran Soil Nailing pada badan
jalan dan Pembangunan Shotcrete. Dalam hal ini, konsep rancangan pembangunan
dinding tanah dan sederet pekerjaan lainnya menggunakan konsep perancangan
struktur beton bertulang dimana beton ready mix akan dicor di tempat (in situ) pada
tulangan yang telah terpasang.

2.4.3 Perancangan Sistem Konstruksi


Sehubungan dengan konsep perancangan dengan beton bertulang, maka proyek
pembangunan konstruksi dinding penahan ini menggunakan pondasi Borepile dengan
metode pengecoran ready mix di tempat.

Dengan segala perhitungan yang telah direncanakan oleh konsultan, untuk


perancangan pada dinding penahan tanah yaitu berjenis cantilever yang
memungkinkan menahan beban sendiri maupun beban lalu-lintas. Selain itu, pada
pekerjaan timbunan juga didampingi dengan pekerjaan pemadatan tanah pada setiap
lapisnya.

Untuk memperkuat penahanan dinding pada longsoran, dibuat juga shotcrete dan
pengeboran soil nailing dengan melakukan pengeboran ke dalam badan jalan.

2.4.4 Perancangan Konstruksi

Pada Sta. Bdg 33+650 yang kami tinjau, konstruksi dinding penahan tanah ini
direncanakan sepanjang 75 meter dengan ketinggian 6 meter dengan spesifikasi
kekuatan beton Bore pile K250, spesifikasi kekuatan beton dinding penahan tanah
K350, dengan rencana pengeboran sedalam 12 meter ke dalam badan jalan.
Perancangan dinding penahan tanah ini dilakukan oleh PT.Dirgantara Yudha Artha

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 22


TINJAUAN UMUM PROYEK

dibawah Pimpinan Satker Pelaksana Jalan Nasional Metropolitan Bandung dan bekerja
sama bersama konsultan pengawas PT. Anugerah Krida Pradana, PT. Delta Tama Waja
Corpora, dan PT. Laknsana Desain Daya Cipta (KSO). Dengan koordinasi yang tepat,
didapat suatu rancangan konstruksi yang cepat, tepat, efektif, efisien dan mudah
dipahami oleh seluruh pihak yang terkait. Untuk gambar yang merinci dapat dilihat
pada Lampiran II.a

2.4.5 Perancangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Melihat dan memperhatikan kawasan Cadas Pangeran yang rawan longsor ketika
musim hujan, maka diperlukan waktu yang efisien untuk menyelesaikan pekerjaan
dinding penahan tanah ini sebagai upaya penanganan pertama pada longsoran ini. Dan
sangat dibutuhkan banyakna pekerja dalam mempercepat pekerjaan.

Pada pengerjaan penulangan dinding penahan tanah ini dibagi beberapa segmen,
untuk setiap segmennya kurang lebih 11 meter panjangnya. Agar mempercepat
efisiensi waktu, pada setiap segmen yang telah dipasangan tulangan dan bekisting
dapat dicor dan melanjutkan penulangan pada segmen berikutnya. Bekisting pada
pengcoran dinding dapat dilepas satu hari setelah pengecoran dan dapat dipakai pada
segmen berikutnya.

Pada pengerjaan pengurugan tanah dapat dikerjakan pula pemadatan tanah dalam
satu waktu untuk mengefisiensikan waktu. Berikut untuk pekerjaan pembuatan shotcrete
dimuali dengan pemadatan tanah dan pengeboran soil nailing ke dalam badan jalan.

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 23


TINJAUAN UMUM PROYEK

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 24


TINJAUAN UMUM PROYEK

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 25


TINJAUAN UMUM PROYEK

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 6


TINJAUAN UMUM PROYEK

LAPORAN PKL JURUSAN T.SIPIL POLBAN 2017 6

Anda mungkin juga menyukai