Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN

A. Data – data
1. Data Geometrik Jembatan
Tebal slab jembatan = ta = h = 20 cm
Tebal lapisan aspal + overlay = ta =6 cm
Tebal genangan air hujan = th =1 cm
Jarak antar gelagar baja =S = 150 cm
Lebar jalur lalu-lintas = b1 = 600 cm
Lebar trotoar = b2 = 50 cm
Lebar total jembatan = bt = 700 cm
Panjang bentang jembatan =L = 25 m

2. Data Material
a. Beton
Kuat tekan beton = f’c = 25 MPa
Modulus Elastisitas =E = 23500 MPa
Angka Poisson = miu = 0,2
Koefisien muai panjang untuk beton = α = 0,00001/°C
b. Baja Tulangan
Diameter = dt = 16 mm
Tegangan leleh baja tulangan = fy = 320 MPa
c. Berat jenis
Berat beton bertulang = Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang = W’c = 24 kN/m3
Berat aspal = Wa = 22 kN/m3
Berat jenis air = Ww = 9,80 kN/m3
Berat baja = Ws = 78,5 kN/m3

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
B. Pembebanan
a. Berat sendiri (QMS)

Faktor beban ultimit KMS = 1,30

Ditinjau slab lantai jembatan selebar b = 1,0 m

Tebal slab lantai jembatan h = ts = 0,20 m

Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3

Rumus : QMS = PMS = b * h * Wc

= 1,0 * 0,20 * 25

= 7,50 kN/m

b. Beban mati tambahan (utilitas)

Faktor beban ultimit KMA = 2,00


Tebal Berat Beban
No. Jenis
(m) (kN/m3) (kN/m)
1. Lapisan aspal + overlay 0,06 22 1,32
2. Air hujan 0,04 9,80 0,39
Berat mati tambahan QMA 1,71

Rumus : Beban Lapisan Aspal + Overlay (w) = b x t x wa


= 1 x 0,06 x 22
= 1,32
Beban Air Hujan (w) = 1 x 0,04 x 9,8
= 0,39
Beban Mati Tambahan (QMA) = 1,32 + 0,39
= 1,71 kN/m
Beban Trotoar = b x t x wc
= 1 x 0,25 x 25
= 6 kN/m
Beban Dinding Sandaran = b x t x wc
= 1 x 1,25 x 25

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
= 31,25 kN/m
Beban Tiang Sandaran = b x berat profil I
= 1 x 9,3 kg/m
= 9,3 kg

c. Beban hidup
1. Beban Truck “T” (PTT)

Faktor beban Ultimit KTT = 1,80


Beban hidup pada lantai jembatan berupa roda ganda oleh truk (beban
T) yang besarnya, T = 112,50 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0,30
Beban truk “T”, TTT = 146,25 kN
Rumus : TTT = (1 + DLA) * T
= (1+0,30) * 112,50
= 146,25 kN

2. Beban lajur “D”


Beban lajur "D" terdiri atas beban terbagi rata (BTR) yang
digabung dengan beban garis (BGT).
Faktor Beban Ultimit kD = 1,80

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan
besaran q tergantung pada panjang total yang dibebani L yaitu
seperti berikut :
Jika L 30 m : q = 9,0 kPa
Jika L > 30 m : q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa
Keterangan:
q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah
memanjang jembatan (kPa)
L adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter)

Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus


ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan.
Besarnya intensitas p adalah 49,0 kN/m. Untuk mendapatkan
momen lentur negatif maksimum pada jembatan menerus, BGT
kedua yang identik harus ditempatkan pada posisi dalam arah
melintang jembatan pada bentang lainnya.

Jadi BTR= q= 9,0 kPa dan BGT= p= 49,0 kN/m


D= BTR + BGT
=9,0 + 49,0
= 58,0 kN/m

3. Beban Angin pada Kendaraan (EWI)

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Faktor beban ultimit KEW = 1,20
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai
jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung
dengan rumus :
Koefisien seret Cw = 1,20
Kecepatan angin rencana Vw = 30 m/det
Rumus : TEW = 0,0012 * Cw * (Vw)2
= 0,0012 * 1,20 * (30)2
= 1,30 kN/m

1,30 N/mm

(SNI 1726:2016 Pasal 9.6.1.2)


Bidang vertikal yag ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
dengan tinggi 2 m di atas lantai jembatan, h = 2 m
Jarak antar roda kendaraan x = 1,75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan, PEW = 0,74 kN
Rumus : PEW = [ ½ * h / x * TEW ]
= [ ½ * 2 / 1,75 * 1,3 ]
= 0.74 kN
4. Beban Angin pada Struktur (EWS)

Diambil berdasarkan Pasal 7.6 pada RSNI T-02-2005

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2
m di atas lantai jembatan

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Rumus,
TEW = 0,0012 Cw (Vw)2 [ kN/m]
Beban garis pada lantai akibat angin, Rumus :
PEW=(h/2)/(1,75 m) .TEW [ kN/m’]

Beban angin (TEW),


VEW = 30 m/det
TEW = 0,0012 x (1,8) x (30 m/det)2
TEW = 1,296 kN/m’
PEW = (2/1,75) x (1,944 kN/m’)
PEW = 0,741 kN/m’
Sehingga EWS = PEW = 0,741 kN/m’

C. Momen pada lantai (slab) Jembatan


Didapat dari perhitungan sebelumnya:
QMS = 7,50 kN/m
QMA = 1,71 kN/m
PTT = 146,25 kN
EWI = 1,3 kN/m
EWS = PEW = 0,741 kN/m’

Digunakan metode koefisien momen sehingga:


1. Momen akibat beban mati (Berat sendiri)
Untuk beban Merata:
M = k × 𝑄 × 𝑠2

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Momen Tumpuan :
1/12 × 7.5 × 1.52 = 1,41 kNm (Terbesar)
Momen Lapangan :
1/24 × 7.5 × 1.52 = 0,70 kNm

2. Momen akibat beban mati tambahan (utilitas)


Untuk beban Merata:
M = k × 𝑄 × 𝑠2

Momen Tumpuan :
Tumpuan Luar : 1/48 × 1,71 × 1.52 = 0,08 kNm
Tumpuan Dalam : 1/24 × 1,71 × 1.52 = 0,16 kNm
Tumpuan Dalam yang lain : 5/48 × 1,71 × 1.52 = 0,40 kNm (Terbesar)
Momen Lapangan :
5/96 × 1,71 × 1.52 = 0,20 kNm

3. Momen akibat beban hidup Truck (PTT)


Untuk beban Terpusat:
M=k×𝑃 ×𝑠

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Momen Tumpuan :
Tumpuan Luar : 1/32 × 146,25 × 1.5 = 6,86 kNm
Tumpuan Dalam : 1/16 × 146,25 × 1.5 = 13.71 kNm
Tumpuan Dalam yang lain : 5/32 × 146,25 × 1.5 = 34,28 kNm (Terbesar)
Momen Lapangan :
9/64 × 146,25 × 1.5 = 30,85 kNm
4. Momen akibat beban angin kendaraan

Momen Akibat beban angin kendaraan didapat :

PEWI = 1,46 N/mm = 1,46 kN/m bekerja setinggi 1800 mm atau 1,8 m dari permukaan
jalan Maka :

Momen = 1,46 (1,8) = 2,63 kNm

5. Momen akibat beban angin struktur


Untuk beban Terpusat:
M=k×𝑃 ×𝑠

Momen Tumpuan :
Tumpuan Luar : 3/74 × 0.74 × 1.5 = 0,05 kNm
Tumpuan Dalam pertama : 3/37 × 0.74 × 1.5 = 0,09 kNm
Tumpuan Dalam tengah : 35/384 × 0.74 × 1.5 = 0,10 kNm
Tumpuan Dalam ketiga : 2/77 × 0.74 × 1.5 = 0,03 kNm
Momen Lapangan :
10/61 × 0.74 × 1.5 = 0,18 kNm (Terbesar)

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Dari Perhitungan Tersebut Diambil nilai momen Terbesar akibat masing-masing beban
sehingga:

Akibat Berat Sendiri : 1,41 kNm


Akibat Beban mati tambahan (utilitas) : 0,40 kNm
Akibat Beban Hidup (Truk) : 34,28 kNm
Akibat Beban Hidup Angin pada Kendaraan : 2,63 kNm
Akibat Beban Hidup Angin pada Struktur : 0,18 kNm
Momen tersebut dilakukan kombinasi beban sesuai dengan Tabel 1 SNI 1725:2016
Sehingga didapat hasil sebagai berikut:
MS TT Gunakan Salah Satu
MA TD
TA TB
Keadaan Batas EU EW s EW L BF EU n TG ES Total (kNm)
PR TR EQ TC TV
PL TP
SH
Kuat I 2.630625 61.69922 - - - - - - - - - - 64.33
Kuat II 2.630625 47.98828 - - - - - - - - - - 50.62
Kuat III 2.630625 - - 1.04 - - - - - - - - 3.67
Kuat IV 2.630625 - - - - - - - - - - - 2.63
Kuat V 2.630625 - - 0.30 0.74 - - - - - - - 3.67
Ekstrem I 2.630625 17.14 - - - - - - - - - - 19.77
Ekstrem II 2.630625 17.14 - - - - - - - - - - 19.77
Daya Layan I 1.8075 34.28 - 0.22 0.74 - - - - - - - 37.05
Daya Layan II 1.8075 44.56 - - - - - - - - - - 46.37
Daya Layan III 1.8075 27.42 - - - - - - - - - - 29.23
Daya Layan IV 1.8075 - - 0.52 - - - - - - - - 2.33
Fatik (TD dan TR) - 25.71 - - - - - - - - - - 25.71

Sehingga didapat nilai momen untuk penulangan adalah 64,33 kNm

D. Pembesian Slab
1. Tulangan Lentur negatif

Momen rencana tumpuan : Mu = 64,33 kNm

Mutu beton : Kuat tekan beton fc’ = 25 MPa


Mutu Baja : Tegangan leleh baja fy = 320 MPa
fys = 240 MPa
Tebal slab beton h= 200 mm
Tulangan yang digunakan, utama = 16 mm
sengkang = 12 mm
Tebal selimut beton ds = 30 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ = 50 mm
Modulus elastis baja Es = 200.000 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton β1 = 0,85

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
𝜌b =β1 * 0,85 * fc’/fys * 600 / (600 + fy) = 0,0368
Rmax = 0,75 * 𝜌b * fy * [ 1 -1/2 * 0,75 * 𝜌b * fy / (0,85 * fc’) = 7,00
Faktor reduksi kekuatan lentur ɸ= 0,80
Momen rencana ultimit Mu = 64,33 kNm
Tebal efektif slab beton d = h – d’ = 150 mm
Ditnjau slab beton selebar b= 1.500 mm
Momen minal rencana Mn = Mu /ɸ= 80,41 kNm
Faktor tahanan momen Rn = Mn * 10-6 / (b * d2) = 2,38

Rn < Rmax (OK)

Rasio tulangan yang diperlukan :

𝜌 = 0,85 * fc’ / fy * [ 1 - √1 − 2 ∗ 𝑅𝑛 / (0,85 * fc’)] = 0,00792


Rasio tulangan minimum 𝜌min = 25% * (1,4/fy) = 0,00109
Rasio tulangan yang digunakan 𝜌= 0,00792
Luas tulangan yang diperlukan As = 𝜌 * b * d = 1.781,46 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D = 16

Jarak tulangan yang diperlukan s = 𝜋 / 4 * D2 * b / As =169,2955817mm

Digunakan tulangan D 16 - 80 mm

Ast = 𝜋 / 4 * D2 * b / s = 1.419,26 mm2

Tulangan bagi/susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok

As’ = 50% * As = 890,73 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D 12

Jarak tulangan yang diperlukan s = 𝜋 / 4 * D2 * b / As = 190,46 mm

Digunakan tulangan D 12 - 190 mm

Ast’ = 𝜋 / 4 * D2 * b / s = 2.120,58 mm2

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
2. Tulangan Lentur Positif

Momen rencana lapangan : Mu = 50,62 kNm

Mutu beton : Kuat tekan beton fc’ = 25 MPa


Mutu Baja : Tegangan leleh baja fy = 320 MPa
fys = 240 MPa
Tebal slab beton h= 250 mm
Tulangan yang digunakan, utama = 16 mm
sengkang = 12 mm
Tebal selimut beton ds = 30 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ = 50 mm
Modulus elastis baja Es = 200.000 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton β1 = 0,85
𝜌b =β1 * 0,85 * fc’/fys * 600 / (600 + fy) = 0,0368
Rmax = 0,75 * 𝜌b * fy * [ 1 -1/2 * 0,75 * 𝜌b * fy / (0,85 * fc’) = 7
Faktor reduksi kekuatan lentur ɸ= 0,80
Momen rencana ultimit Mu = 50,62 kNm
Tebal efektif slab beton d = h – d’ = 200 mm
Ditnjau slab beton selebar b= 1500 mm
Momen minal rencana M n = Mu / ɸ = 63,27 kNm
Faktor tahanan momen Rn = Mn * 10-6 / (b * d2) = 1,05

Rn < Rmax (OK)

Rasio tulangan yang diperlukan :

𝜌 = 0,85 * fc’ / fy * [ 1 - √1 − 2 ∗ 𝑅𝑛 / (0,85 * fc’)] = 0,00338

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)
Rasio tulangan minimum 𝜌min = 25% * (1,4/fy) = 0,00109
Rasio tulangan yang digunakan 𝜌= 0,00338
Luas tulangan yang diperlukan As = 𝜌 * b * d = 1.014,48 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D = 16

Jarak tulangan yang diperlukan s = 𝜋 / 4 * D2 * b / As = 297,29 mm

Digunakan tulangan D 16 - `150 mm

Ast = π / 4 * D2 * b / s = 2.010,62 mm2

Tulangan bagi/susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok

As’ = 50% * As = 507,24 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D 12

Jarak tulangan yang diperlukan s = 𝜋 / 4 * D2 * b / As = 334,45 mm

Digunakan tulangan D 12 - 150 mm

Ast’ = 𝜋 / 4 * D2 * b / s = 1.130,97 mm2

KELOMPOK 2 PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL II (HSKK-


702)

Anda mungkin juga menyukai