Penerbit
PROFIL HS-75 UNTUK RANGKA ATAP
Onny Suryono Sutresman
Cetakan I
Palu, Universitas Tadulako, 2014
ISBN : 978-602-8824-55-2
© Hak Cipta 2014, pada penulis
Penerbit:
UNTAD Press
Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Palu
Sulawesi Tengah 94118
P r a k a t a | iii
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Sekilas Tentang Baja Ringan
erkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
P diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang sangat
besar, membutuhkan pembangu-nan infrastruktur yang
semakin banyak. Pembangunan rumah tinggal, gedung-
gedung, dan lain sebagainya tentu memerlukan peralatan dan
bahan sebagai rangka atapnya. Hingga saat ini struktur truss
kebanyakan masih dibuat dari kayu. Kayu sudah menjadi
material kuda-kuda sejak lama, dikarenakan kayu
mempunyai daya dukung yang memadai, dan juga kayu
cukup tahan terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk cuaca
selama kayu tetap dijaga dalam kondisi kering (tidak
lembab) dengan kondisi kelembaban yang kurang dari 20%
(Bachtiar, 2001). Kayu yang selama ini menjadi bahan utama
dalam pemenuhan rangka atap, ternyata semakin lama
semakin terbatas ketersediannya yang diiringi dengan harga
mahal.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infra-struktur
tersebut, maka tentunya perlu diupayakan dalam penggantian
material kayu yang dapat digunakan sebagai rangka atap atau
truss. Baja tipis (thin slabs) dengan lapisan zincalume
kemudian diproses cold rolled steel (Cold Formed Steel)
2|P r o f i l H S - 7 5 u n t u k R a n g k a A t a p
BAB 2
KEKUATAN BENDING
PROFIL HS-75
Dengan:
y = Gaya lateral
M = Momen
v = Perpindahan/defleksi
= Putaran sudut/slope
4v
0 (2.1)
x 4
Kekuatan Bending P r o f i l H S - 7 5 | 13
v( x) a1 a 2 x a3 x 2 a 4 x 3 (2.2)
v
Pada x0 v v1 & 1
x
v
xl v v2 & 2
x
v ( x )
a 2 2 a 3 x 3a 4 x 2 (2.3)
x
v
x 0, 1 1 a2
x
14 | P r o f i l H S - 7 5 u n t u k R a n g k a Atap
x l, v v 2 v 2 a1 a 2 l a 3l 2 a 4 l 3
v
x l, 2 2 a2 2a3l 3a4l 2
x
v1 1 0 0 0 a1
0 1 0 0 a 2
1 (2.4)
v 2 1 l l 2 l 3 a3
2 0 1 2l 3l 2 a 4
a1 l3 0 0 0 v1
a
2 1 0 l 3
0 0 1 (2.6)
a3 l 3 3l 2l 2 3l l 2 v2
a4 2 l 2 l 2
Dengan:
Fi = Gaya (y) atau momen (M) pada vertikal.
qc =perpindahan vertikal.
2v
f1" (x)v1 f 2" (x)1 f3" (x)v2 f 4" (x)2 (2.11)
x 2
Menghitung gaya: F u
v1
u EI l
2v
2
Y1
vi v1
2
0 x 2 dx
Kekuatan Bending P r o f i l H S - 7 5 | 17
EI
l
2v 2v
2 0 x 2 v1 i
Y 2 2 dx
x
2v
A dari persamaan (2.11)
x 2
2v "
A
v1 x2 v1
f1 (x)v1 f2" (x)1 f3" (x)v2 f4" (x)2 f1" (x)
Jadi,
l
EI
Y1
2 0 2 f 1" ( x ) v1 f 2" ( x ) 1 f 3" ( x ) v 2 f 4" ( x ) 2 f 1" ( x ) dx
dengan :
l
k11 EI f1" ( x ) f1" ( x ) dx
0
l
k12 EI f1" ( x ) f 2" ( x ) dx
0
l
k13 EI f1" ( x ) f 3" ( x ) dx
0
l
k14 EI f1" ( x ) f 4" ( x ) dx
0
18 | P r o f i l H S - 7 5 u n t u k R a n g k a Atap
l
kij EI f i " ( x ) f j" ( x ) dx (2.13)
0
Y1 12 6 12 6 v1
l2
l l2 l
6 6
M 1 EI 4 2 1
l l (2.14)
Y l 12
6 12
6
v
2 l2 l l2 l 2
6 6
M 2 4
2 l l 2
15
14
13
12
11
10
Defleksi (mm)
BAB 3
KEKUATAN BUCKLING
PROFIL HS-75
3.1. Persamaan Balok Buckling
uckling force dapat didefinisikan sebagai gaya kritis
B yang akan diberikan pada suatu material atau profil
sehingga material atau profil tersebut mengalami
buckling. Gaya ini mendeskripsikan kemampuan suatu
material dalam menahan gaya tekan yang diberikan pada
salah satu ujungnya sedangkan ujung lain tetap. Gaya ini
perlu diperhatikan dalam perancangan di bidang mekanik
dan konstruksi.
Apabila sebuah kolom dibebani dengan gaya tekan,
maka akan terjadi tegangan tekan, yaitu :
P
(3.1)
A
dengan :
P = gaya tekan (N)
A = luas penampang tekan (m2)
Tipe dan kondisi ujung-ujung kolom adalah:
1. Kedua ujungnya diengsel
2. Kedua ujungnya dijepit
3. Satu ujungnya dijepit dan satu ujungnya diengsel
4. Satu ujungnya dijepit dan satu ujungnya bebas
28 | P r o f i l H S - 7 5 u n t u k R a n g k a Atap
M P. y (3.2)
2
d y
EI P. y
dx 2
d2y
EI 2 P. y 0
dx
2
d y P. y
0 (3.3)
dx 2 EI
Kekuatan B u c k l i n g P r o f i l H S - 7 5 | 29
P P
y A cos x B sin x (3.4)
EI EI
Pada x = 0, y = 0, maka A = 0
Pada x = l, y = 0, maka :
P
0 B sin l
EI
30000 26780
25000
20000 18495
17360
Beban (N)
0
1
Jenis Perlakuan
120
Tegangan (MPa)
96.68
100 90.75
80 Ta npa PLD
60 Sa tu PLD
40 Tiga PLD
20
0
1
Jenis Perlakuan
50
45
Tanpa PLD
40 Satu PLD
35 Tiga PLD
30
Defleksi (mm)
25
20
15
10
5
0
0 2500 5000 7500 10000 12500 15000 17500 20000 22500 25000
Beban (N)
BAB 4
DEFLEKSI STRUKTUR
TRUSS PROFIL HS-75
4.1. Konfigurasi Struktur Truss
ada umumnya konfigurasi struktur truss ditentukan
P dari bentuk atap dan denah atap yang akan ditutupi,
dimana bentuk atap terbagi menjadi dua bentuk
standar yaitu pelana dan perisai (Revi Renansiva dan Sabari,
2003), seperti ditunjukkan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.
Ujung atap pelana hanya mempunyai dua bidang atap yang
miring dengan ujung dinding naik hingga menuju puncak
atap. Sedangkan tipe perisai mempunyai tambahan bidang
atap miring pada sisi di sebelahnya.
2 2
AE 2 2
k
.... ( 4.1)
l 2 2
2 2
Dimana :
cos
sin
3. Transformasi matriks kekakuan dari koordinat elemen
(lokal) ke koordinat sistem (global). Matriks transformasi
menggunakan persamaan :
48 | P r o f i l H S - 7 5 u n t u k R a n g k a Atap
0 0
0 0
L .... ( 4 .2 )
0 0
0 0
T
K
L s L s
k .... ( 4 .3 )
s 1 s
F k u .... ( 4 .4 )
Dimana :
F = gaya
k = matriks kekakuan reduksi
u = lendutan
P
Defleksi Struktur T r u s s P r o f i l H S - 7 5 | 49
2 2
AE 2 2
k l 2 2
2
2
dimana :
A = Luas penampang elemen (m2).
E = Modulus elastisitas (kg/m2).
l = Panjang elemen (m).
= cos ; = sin .
3. Transformasi matriks kekakuan dalam koordinat lokal ke
koordinat global.
Matriks transformasi dapat dihitung berdasarkan
persamaan berikut dengan mempertimbangkan kondisi
elemen dan perpindahan yaitu :
0 0
0 0
L
0 0
0 0
T
K Ls k Ls s nomor elemen 1, 2, ...,
s 1 s
Defleksi Struktur T r u s s P r o f i l H S - 7 5 | 51
DAFTAR PUSTAKA
American Galvanizers Association, Zinc Coating. 1980.
”Peraturan Muatan Indonesia 1970 N.I-18”. Cetakan
keempat. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
BIOGRAFI PENULIS
Onny Suryono Sutresman lahir
pada tanggal 7 Juni 1952 di Ujung
Pandang, Sulawesi Selatan. Setelah
menamatkan sekolah di SMA
Negeri I, Ujung Pandang pada
tahun 1971 ia melanjutkan studi S1
di Jurusan Teknik Mesin
Universitas Hasanuddin dan
memperoleh gelar akademik berupa Insinyur (Ir) pada
tahun 1978. Pada Tahun 1980 diangkat menjadi dosen
pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin.
Mulai tahun 1997 menggeluti dunia Rangka Atap Baja
Ringan dan menjadi Instruktur Baja Ringan mewakili
PT. Jaindo Metal Industries, Bandung, untuk
memberikan penyuluhan pemasangan rangka atap bagi
masyarakat pengguna Baja ringan di kawasan timur
Indonesia sampai saat ini. Pada tahun 2008,
melanjutkan studi S2 pada Jurusan Teknik Mesin
Universitas Hasanuddin yang mampu diselesaikannya
pada tahun 2010 dalam kurun waktu 1 tahun 11 bulan
dengan predikat sangat memuaskan. Setahun kemudian,
tepatnya pada tahun 2011, melanjutkan studi S3 pada
Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya dalam
Program Doktor Kerjasama antara Universitas
Brawijaya dan Universitas Hasanuddin Makassar, dan
menyelesaikan studinya pada awal tahun 2014.
64 | P r o f i l H S - 7 5 u n t u k R a n g k a Atap