BAJA BANGUNAN
PERPUSTAKAAN TIGA LANTAI
DI KOTA PALU
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu
NIP: 198910042019032022
NIP: 198806062020121003
Dosen Asisten
NIP: 198804182019031009
Dosen Pengampu
NIP: 198910042019032022
NIP: 198806062020121003
Dosen Asisten
NIP: 198804182019031009
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Perencanaan Struktur
Bangunan Baja: Perpustakaan Pusaka Lamda Tama di Kota Palu” sebagai salah
satu tugas besar mata kuliah Perencanaan Struktur Baja pada Program Studi
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Kalimantan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak terkait yang terlibat dalam proses pengerjaan laporan tugas ini, yaitu:
1. Andina Prima Putri, S.T., M.Eng dan Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Struktur Baja yang telah
memberikan ilmu serta bimbingannya selama masa perkuliahan mata kuliah
Perencanaan Struktur Baja.
2. Bapak Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng. selaku dosen asistensi
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pengerjaan tugas besar
Perencanaan Struktur Baja.
3. Rekan kerja kelompok 2 yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga
untuk mengerjakan tugas besar Perencanaan Struktur Baja.
Dalam pengerjaan tugas besar ini, penulis menyadari bahwa tugas besar ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat terbuka atas saran dan kritik yang
disampaikan yang berguna untuk kebaikan penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Palu adalah salah satu kota sekaligus ibu kota dari provinsi Sulawesi
Tengah, Indonesia. Asal usul kota Palu berasal dari kata Topalu’e yang artinya
tanah yang terangkat karena dahulu daerah ini awalnya lautan. Hal ini disebabkan
pernah terjadinya gempa dan pergeseran lempeng (palu koro) sehingga daerah
yang awalnya laut tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang
sekarang menjadi Kota Palu. Palu merupakan kota yang terletak di Sulawesi
Tengah, berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah Barat dan Utara,
Kabupaten Sigi di sebelah Selatan, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah
Timur. Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan,
sungai, pegunungan, dan teluk. Bentang alam Kota Palu membentang memanjang
dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 395,06 km2. Secara astronomis, Kota
Palu terletak pada posisi 119,45 - 121,15 BT dan 0,36 - 0,56 LS. Dataran Kota
Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatat, 376,68
Km2 (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100 - 500 mdpl dan
hanya 18,38 Km2 (46,66%) terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu
terletak di bagian selatan khatulistiwa, menjadikan Kota Palu sebagai salah satu
kota tropis terkering di Indonesia dengan curah hujan kurang dari 1.500 mm per
tahun (Wikipedia, 2020).
Pada tahun 2005 pernah terjadi gempa berkekuatan 6,2 skala ricter
mengguncang Palu dengan pusat gempa terjadi di Desa Bora Kecamatan
Biromaru, Kabupaten Sigi, 16 km arah tenggara Palu tepatnya, di kedalaman 30
km. Akibatnya, satu orang meninggal, empat orang cedera dan 177 bangunan
rusak. Kemudian, pada tahun 2018 kota ini kembali diguncang gempa
berkekuatan 7,4 magnitudo di daerah Donggala, Palu, Sigi dan sekitarnya. Selain
korban jiwa, gempa dan tsunami menyebabkan sarana dan prasarana rusak. Salah
satunya Jembatan Kuning yang menjadi ikon Kota Palu ambruk (Wikipedia,
2020).
1
Berkaitan dengan hal yang telah dipaparkan diatas, dalam perencanaan
perpustakaan ini kami mengambil lokasi di Kota Palu, Sulawesi Tengah tepatnya
pada Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore di samping Lapangan Basket
Wisata Hutan Kota Palu, yang posisinya berada di pesisir dengan tujuan untuk
merencanakan struktur Perpustakaan tiga lantai tahan gempa mengetahui perilaku
struktur bangunan baja terhadap pembebanan, memperoleh penampang optimum
terhadap beban 2 yang bekerja dan memperoleh struktur optimum terhadap beban
rencana. Perencanaan desain Perpustakaan tiga lantai ini meliputi beberapa
elemen struktur utama yaitu balok, kolom, dan juga pelat. Elemen-elemen struktur
ini akan direncanakan ukuran penampangnya serta mutu baja yang diperlukan
agar dapat menahan beban rencana baik beban hidup, beban mati maupun beban
lingkungan yang bekerja pada struktur tersebut. Selanjutnya, hasil perhitungan
dan perancangan dituangkan menjadi gambar rencana struktur.
2
Gambar 1. 1 Peta Lokasi Perencanaan
(Sumber: Penulis, 2021)
3
Gambar 1. 3 Denah Lantai 1
(Sumber: Penulis, 2021)
4
Gambar 1. 4 Denah lantai 2
(Sumber: Penulis, 2021)
5
Gambar 1. 5 Denah lantai 3
(Sumber: Penulis, 2021)
6
Tabel 1. 1 Mutu Elemen Struktur Baja
No. Nama Elemen Mutu
Beton Baja
1. Sloof 27 MPa
2. Balok BJ37
3. Kolom BJ41
4. Pelat Tangga 22 MPa
5. Pelat Lantai 25 MPa
6. Tulang Longitudinal BjTS 280
7. Tulangan Sengkang BjTS 280
8. Dak Beton 25 MPa
(Sumber: Penulis, 2021)
Bagian struktur yang didesain pada perencanaan perpustakaan tiga lantai ini
adalah sebagai berikut.
a. Kolom
b. Balok
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan
dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
7
kolom penopang. Selain itu balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom
agar apabila terjadi pergerakan, kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu
mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
c. Pelat
a. Acuan Peraturan
b. Program Bantu
8
1. SAP 2000 Versi 22
2. Autocad
9
BAB II
KRITERIA DESAIN
Perancangan awal atau Preliminary design adalah desain awal atau estimasi
jenis material, mutu material, serta dimensi material yang akan digunakan untuk
membentuk struktur. Terdapat beberapa rumusan dalam menentukan perancangan
awal yang berdasarkan acuan yang digunakan. Perancangan awal pada stuktur
bangunan perpustakaan tiga lantai ini menggunakan data pada tabel sebagai
berikut:
10
(2.1)
Dimana:
Menurut pasal F2.1 SNI 1729-2020 untuk tahanan momen nominal untuk
balok terkekang lateral dengan penampang kompak dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
(2.5)
dimana:
Fy adalah tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang
digunakan (MPa)
11
Gambar 1. 6 Denah balok lantai 2
(Sumber: Penulis, 2021)
12
Gambar 1. 7 Denah balok lantai 3
(Sumber: Penulis, 2021)
13
Gambar 1. 8 Denah balok Atap
(Sumber: Penulis, 2021)
14
a. Akumulasi Beban yang Bekerja (dead load dan live load)
Berikut ini adalah hasil identifikasi beban yang bekerja di atap, lantai 3 dan
lantai 2:
Jumlah 190,91
(Sumber: SNI 1727:2020)
15
steel channel system)
Plafond (Acoustical 5,10 5,10
fiberboard)
Ducting dan Plumbing 19,37 19,37
Plat Bondek (Deck, metal) 12.24 12,24
Berat Sendiri (Beton) 2400 2400×0,15 360
Keramik (13mm morat 78,52 78,52
bed)
Spesi (0,01) 2100 2100×0,02 42
Dinding bata 102mm 190 190
(Clay Brick Wythes)
Kaca (Glass) 2559,49 2559,49 x 0,1 25,5949
Jumlah 743,71
(Sumber: SNI 1727:2020)
16
Plat Bondek (Deck, metal) 12.24 12.24
Berat Sendiri (Beton) 2400 2400×0,15 360
Keramik 78.52 78.52
Spesi (0,02) 2100 2100×0,02 42
Dinding bata (Clay Brick 190 190
Wythes)
Kaca (glass) 2559,49 2559,49 25,5949
Jumlah 743,71
(Sumber: SNI 1727:2020)
b. Beban Terfaktor
Berdasarkan akumulasi beban yang bekerja pada setiap lantai, maka adapun
hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi pada atap dengan persamaan 2.6
adalah sebagai berikut:
q = 453,092 kg/m2
Hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi pada lantai 3 adalah sebagai
berikut:
17
q = 2063,91028 kg/m2
Hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi pada lantai 2 adalah sebagai
berikut:
q = 2063,91028 kg/ m2
c. Perhitungan Momen Maksimum Akibat Beban Terfaktor Envelope
Beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu beban segitiga dan beban
trapesium. Persamaan momen maksimum atau momen ekuivalen yang bekerja
pada balok menggunakan persamaan sebagai berikut:
(2.7)
( )( ) (2.8)
(2.9)
Sehingga nilai Mek dapat dihitung menggunakan persamaan 2.7 sebagai berikut:
18
Sehingga, nilai Momen Ekivalen pada balok C-D 2 sebesar 1474,909 kg.m
Sehingga nilai Mek dapat didapatkan dengan persamaan 2.8 sebagai berikut:
( )( )
( )( )
( )( )
3322,675 kg/m
d. Tahanan Momen Nominal
(2.10)
(2.11)
19
Sehingga, didapat nilai Momen Nominal (Mn) pada balok C-D 2 sebesar
6977,302 kg.m.
e. Dimensi Penampang
(2.12)
dimana:
Fy adalah tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang
digunakan (MPa)
(2.13)
20
berdasarkan lokasi balok di ujung, tepi maupun tengah seperti Tabel 2.8 sebagai
berikut:
22
8 D-E 3 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
9 E-F 3 4000 3387,287 3763,652 240 153786,735 153,787
10 A-B 4 4000 6774,573 7527,304 240 307573,470 307,573
11 B-C 4 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
12 D-E 4 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
13 E-F 4 4000 10003,081 11114,534 240 454151,452 454,151
14 A-B 5 4000 3387,287 3763,652 240 153786,735 153,787
15 B-C 5 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
16 C-D 5 6000 13263,344 14737,049 240 602171,185 602,171
17 D-E 5 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
18 E-F 5 4000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
19 B-C 6 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
20 C-D 6 6000 28167,406 31297,117 240 1278832,81 1278,833
21 D-E 6 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
22 C-D 7 6000 14904,061 16560,068 240 676661,635 676,662
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 2. 11 Rekapitulasi Balok Induk Lantai 3 Sumbu Y
Balok Lantai 3
Balok Melintang (sb.y)
No Kode Lx Mek Mn Fy Zx (mm^3) Zx
(kg.m) (Cm^3)
1 C 1-2 4000 3387,287 3763,652 240 153786,735 153,787
2 D 1-2 4000 3387,287 3763,652 240 153786,735 153,787
3 B 2-3 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
4 C 2-3 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
5 D 2-3 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
6 E 2-3 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
7 A 3-4 6000 14904,061 16560,068 240 676661,635 676,662
8 B 3-4 6000 28167,406 31297,117 240 1278832,819 1278,833
9 C 3-4 6000 13263,344 14737,049 240 602171,185 602,171
10 D 3-4 6000 13263,344 14737,049 240 602171,185 602,171
11 E 3-4 6000 28167,406 31297,117 240 1278832,819 1278,833
12 F 3-4 6000 14904,061 16560,068 240 676661,635 676,662
13 A 4-5 6000 14904,061 16560,068 240 676661,635 676,662
14 B 4-5 6000 28167,406 31297,117 240 1278832,819 1278,833
15 C 4-5 6000 13263,344 14737,049 240 602171,185 602,171
16 D 4-5 6000 13263,344 14737,049 240 602171,185 602,171
17 E 4-5 6000 28167,406 31297,117 240 1278832,819 1278,833
18 F 4-5 6000 14904,061 16560,068 240 676661,635 676,662
19 B 5-6 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
20 C 5-6 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
21 D 5-6 5000 13231,589 14701,765 240 600729,434 600,729
22 E 5-6 5000 6615,794 7350,883 240 300364,717 300,365
23 C 6-7 4000 3387,287 3763,652 240 153786,735 153,787
23
24 D 6-7 4000 3387,287 3763,652 240 153786,735 153,787
(Sumber: Penulis, 2021)
Berdasarkan hasil rekapan perhitungan preliminary balok induk lantai 3,
didapatkan balok yang memiliki profil penampang yang paling besar yaitu profil
IWF 300 x 300 x 10 x 15. Sehingga profil penampang balok induk lantai 3 yang
digunakan adalah profil IWF 300 x 300 x 10 x 15 berat 94,00 kg/m.
Penggunaan balok anak tidak wajib digunakan pada struktur bangunan, hal
ini dikarenakan penggunaan balok anak ditentukan oleh deformasi pelat pada
bangunan tersebut. dimana saat perhitungan deformasi pelat maksimum lebih
besar dari deformasi pelat izin maka bangunan tersebut harus menggunakan balok
anak. Untuk menentukan deformasi pelat izin dan deformasi pelat maksimum
dilakukan perhitungan seperti berikut:
1. Menghitung Deformasi Maksimum Pelat Atap
25
Dengan menggunakan data pelat P4 (4x6) didapatkan nilai berat jenis beton
sebesar 2400 kg/m3, kemudian diasumsikan tebal pelat atap sebesar (h) = 0,06 m,
F’c = 25 MPa. Sehingga langkah untuk perhitungan kebutuhan balok anak untuk
pelat lantai adalah sebagai berikut:
a) Menghitung nilai konstanta C1
Diketahui data pelat P4 dengan ukuran 4 m x 6 m, maka menghitung
nilai C1 menggunakan persamaan sebagai berikut:
(2.14)
Dimana:
b = bentang terpanjang (m)
a = bentang terpendek (m)
Sehingga untuk pelat atap P4 didapatkan perhitungan persamaan 2.14
sebagai berikut:
= 1,50
26
Sehingga untuk nilai C1 pada pelat atap P4 dengan persamaan 2.15 adalah
sebagai berikut:
C1 = 0,06 +
C1 = 0,05
Maka setelah dilakukan interpolasi didapat nilai konstanta C1 sebesar 0,05
b) Menghitung nilai Elastisitas Pelat atap
Untuk menghitung nilai elastisitas pelat atap bangunan perpustakaan
tiga lantai, dilakukan perhitungan sesuai SNI 2847-2019 sebagai berikut:
E = 4700. √ (2.16)
LL = 140 Kg/m2
Maka beban hidup yang diterima oleh pelat atap P4 adalah sebesar 140
kg/m2
DL = (Berat jenis dak beton asumsi tebal pelat) + (Berat jenis plafond) +
(Berat jenis penggantung) + (Berat jenis ducting dan plumbing) + (Plat
bondek)
27
= 190,91 Kg/m2
Maka didapatkan beban mati yang bekerja pada pelat atap P4 adalah sebesar
190,91 Kg/m2
P0 = 1,2DL + 1,6LL
P0 = 453,092 Kg/m2
Maka beban total yang diterima pelat atap P4 adalah sebesar 453,092 Kg/m2
Membutuhkan atau tidaknya balok anak dapat dilihat dari syarat yang
diberikan sesuai dengan SNI 2847-2019 sebagai berikut:
∆max = C1 (2.17)
∆max = 0,05
∆max = 0,001120458 m
Untuk menghitung deformasi izin dapat menggunakan persamaan berikut
ini :
∆izin = (2.18)
∆izin =
28
∆izin = 0,02 m
Karena nilai ∆max < ∆izin maka pada bagian pelat atap P4 tidak diperlukan
balok anak
g) Menentukan arah balok
, maka 1 arah
, maka 2 arah
Dimana:
Lx = bentang terpanjang
Ly = bentang terpendek
Sehingga untuk menghitung arah balok anak pada pelat atap P4 (4x6) m
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.14 Rekapitulasi butuh atau tidak balok anak pada pelat lantai
a Po E h Δ Balok
ATAP C1 Δ max Arah
2 2
(m) (kg/m (kg/m ) (m) izin Anak
Tidak
P1 6x4 1,50 4 453,092 2396333100,498 0,06 0,05 0,01120458 0,03 2 arah
Butuh
Tidak
P2 5x5 1 5 453,092 2396333100,498 0,06 0,013 0,00711228 0,02 2 arah
Butuh
Tidak
P3 6x5 1,20 5 453,092 2396333100,498 0,06 0,023 0,01258326 0,03 2 arah
Butuh
Tidak
P4 4x6 1,20 6 453,092 2396333100,498 0,06 0,05 0,01120458 0,02 2 arah
Butuh
29
Tidak
P5 5x6 1,20 6 453,092 2396333100,498 0,06 0,02 0,01094197 0,02 2 arah
Butuh
Tidak
P6 6x6 1 6 453,092 2396333100,498 0,06 0,013 0,01474802 0,03 2 Arah
Butuh
(Sumber: Penulis, 2021)
30
DL = (Berat jenis dak beton asumsi tebal pelat) + (Berat jenis plafond)
+ (Berat jenis penggantung) + (Berat jenis ducting dan plumbing) +
(Berat jenis keramik) + (Berat jenis spesi) + (Berat jenis dinding) +
(Berat kaca) + (Plat bondek)
= (2400 Kg/m3 x 0,15 m) + (19,37 Kg/m2) + (5,1 Kg/m2) + (10,2
Kg/m2) + (78,5 Kg/m2) + (42 kg/m2) + (190,687 Kg/m2) + (25,5949
Kg/m2) + (12,24 Kg/m2)
= 743,7119 Kg/m2
Maka didapatkan beban mati yang bekerja pada pelat lantai P2 adalah
sebesar 743,7119 Kg/m2
e) Beban total yang bekerja
Dengan menggunakan persamaan 2.6, perhitungan beban total yang bekerja
adalah sebagai berikut:
P0 = 1,2DL + 1,6LL
P0 = 1,2 (743,7719 Kg/m2) + 1,6 (732,16 Kg/m2)
P0 = 2063,91028 Kg/m2
Maka beban total yang diterima pelat lantai P2 adalah sebesar 2063,91028
Kg/m2
f) Menentukan butuh atau tidak balok anak
Membutuhkan atau tidaknya balok anak dapat dilihat dari syarat yang
diberikan sesuai dengan SNI 2847-2019 sebagai berikut:
∆max < ∆izin , maka tidak membutuhkan balok anak
∆max > ∆izin , maka membutuhkan balok anak
Untuk menghitung deformasi maksimum dapat menggunakan persamaan
2.17, sehingga didapatkan perhitungan seperti berikut ini:
∆max = 0,013
∆max = 0,00207345 m
Untuk menghitung deformasi izin dapat menggunakan persamaan 2.18
berikut ini:
∆izin =
∆izin =
31
∆izin = 0,02 m
Karena nilai ∆max < ∆izin maka pada bagian pelat lantai P2 tidak diperlukan
balok anak
g) Menentukan arah balok
Berdasarkan SNI 2847-2019, syarat menentukan arah balok adalah sebagai
berikut:
, maka 1 arah
, maka 2 arah
Dimana:
Lx = bentang terpanjang
Ly = bentang terpendek
Sehingga untuk menghitung arah balok anak pada pelat atap P2 (5x5) m
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.15 Rekapitulasi butuh atau tidak balok anak pada pelat lantai
a Po E h Δ Balok
LANTAI C1 Δ max Arah
(m) (kg/m2 (kg/m2) (m) izin Anak
Tidak 2
P1 6x4 1,50 4 2063,91028 2396333100,5 0,15 0,05 0,00326648 0,02
Butuh arah
Tidak 2
P2 5x5 1 5 2063,91028 2396333100,5 0,15 0,013 0,00207345 0,02
Butuh arah
Tidak 2
P3 6x5 1,20 5 2063,91028 2396333100,5 0,15 0,023 0,00366841 0,02
Butuh arah
Tidak 2
P4 4x6 1,50 4 2063,91028 2396333100,5 0,15 0,05 0,00326648 0,03
Butuh arah
32
Tidak 2
P5 5x6 1,2 5 2063,91028 2396333100,5 0,15 0,023 0,00366841 0,03
Butuh arah
(Sumber: Penulis, 2021)
a) Dengan nilai αfm ≤ 0,2 maka tebal pelat rencana harus menggunakan pasal
8.3.1.2
280
420
520
33
Tebal minimum tersebut yang telah dirumuskan dalam tabel
2.16 merupakan ketebalan minimum pelat dua arah tanpa balok
perangai (pelat yang semua sisinya terdapat balok). Sedangkan untuk
ketebalan pelat minimum dua arah dengan balok perangai dapat
didefinisikan dengan syarat sebagai berikut:
(2.19)
atau
= 125 mm
(2.20)
atau
(2.21)
dimana:
αfm = rasio perbandingan kekuatan balok terhadap pelat
e) Perumusan untuk mencari perbandingan bentang bersih terpanjang
terhadap bentang bersih terpendek dengan perumusan sebagai berikut:
(2.22)
dimana :
ß = rasio bentang bersih dalam arah memanjang dan memendek pelat
34
Ln = panjang batang yang diukur dari muka ke tumpuan
Sn = lebar batang bersih
f) Perumusan untuk mencari panjang dan lebar bentang bersih adalah
dengan persamaan berikut:
(2.23)
(2.24)
j) Pada perhitungan nilai be pada pelat yang diapit oleh balok tengah
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut dengan mengambil
nilai be terkecil :
(2.28)
(2.29)
(2.30)
k) Pada perhitungan nilai be pada pelat yang diapit oleh balok tepi
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut dengan mengambil
nilai be terkecil :
(2.31)
(2.32)
(2.33)
35
Gambar 2. 2 Perencanaan Pelat Atap
(Sumber: Penulis, 2021)
Dengan menggunakan data pelat atap P1 disajikan dalam tabel 2.17 sebagai
berikut
Elemen Nilai
Mutu Pelat Beton 25 MPa
Mutu Balok Baja BJ 37
Tulangan longitudinal 280 MPa
Tulangan sengkang 280 MPa
Luas Area 6000 mm x 4000 mm
Elastisitas Balok Baja Eb Eb = 200000 MPa
36
Elastisitas Pelat Beton Ecs
Ecs = 4700 √ = 23500 MPa
Lx 6000 mm
Ly 4000 mm
Tebal Pelat Rencana 60 mm
(Sumber: Penulis, 2021)
Diketahui pelat atap P1 bertumpu pada balok induk CD-1, CD-2, C1-2, D1-
2 dengan dimensi penampang masing-masing merupakan profil IWF 250 x 125 x
6 x 9. Berdasarkan tabel profil baja oleh Ir. Rudy Gunawan, diketahui data sebagai
berikut:
Tabel 2. 18 Data Perhitungan Pelat Atap
No Profil IWF 250.125.6.9 Satuan
1 w 29.6 kg/m
2 d 250 mm
3 b 125 mm
4 tw 6 mm
5 tf 9 mm
6 r 12 mm
7 h 208 mm
8 A 37.66 cm2
9 Jx 4050 cm4
10 Jy 294 cm4
11 Ix 10.4 cm
12 Iy 2.79 cm
13 Zx 324 cm3
14 Zy 47 cm3
(Sumber: Penulis, 2021)
37
b) Menghitung bentang bersih terpendek (Sn) dengan persamaan 2.24 sebagai
berikut.
c) Rasio bentang arah panjang pelat dibanding arah pendek pelat (ß) dengan
persamaan 2.22 sebagai berikut.
3,1915
g) Menentukan nilai hmin
38
Setelah diperoleh nilai αfm = 3,1915 maka berdasarkan SNI 03-2847-
2019 tabel 8.3.1.2, persamaan yang memenuhi syarat, yaitu persamaan 2.19
sehingga diperoleh perhitungan dengan persamaan sebagai berikut.
NOT OK
Tebal Pelat
Bentang Tebal Pelat Pakai
Kode Pelat αfm
(m) (mm) (mm)
P1 6x4 3,1915 79,962 125
P2 5x5 3,8298 85,935 125
P3 6x5 3,1915 95,93 125
P4 4x6 3,1915 95,98 125
P5 5x6 3,1915 104,115 125
P6 6x6 3,1915 110,296 125
(Sumber: Penulis, 2021)
39
Gambar 2. 3 Perencanaan Pelat Lantai
(Sumber: Penulis, 2021)
2. Perencanaan Pelat Lantai
40
Elastisitas Pelat Beton Ecs Ecs = 4700 √ = 23500 MPa
Lx 6000 mm
Ly 5000 mm
Tebal Pelat Rencana 150 mm
(Sumber: Penulis, 2021)
Diketahui pelat lantai P3 bertumpu pada balok induk CD-2, C2-3, CD-3,
dan D2-3 dengan dimensi penampang masing-masing merupakan profil IWF 300
x 300 x 10 x 15. Berdasarkan tabel profil baja oleh Ir. Rudy Gunawan, diketahui
data sebagai berikut:
Tabel 2. 21 Data Perhitungan Pelat Lantai
No Profil IWF 300.300.10.15 Satuan
1 w 94 kg/m
2 d 300 mm
3 b 300 mm
4 tw 10 mm
5 tf 15 mm
6 r 18 mm
7 h 234 mm
8 A 119,8 cm2
9 Jx 20400 cm4
10 Jy 6750 cm4
11 Ix 13,1 cm
12 Iy 7,51 cm
13 Zx 1360 cm3
14 Zy 450 cm3
(Sumber: Penulis, 2021)
Berdasarkan data diatas kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari
tebal pelat Lantai P2 dengan langkah sebagai berikut:
41
b) Menghitung bentang bersih terpendek (Sn) dengan persamaan 2.24 sebagai
berikut.
c) Rasio bentang arah panjang pelat dibanding arah pendek pelat (ß) dengan
persamaan 2.22 sebagai berikut.
OK (Pelat 2 Arah)
1,0289
g) Menentukan nilai hmin
42
Setelah diperoleh nilai αfm = 1,0289 maka berdasarkan SNI 03-2847-
2019 tabel 8.3.1.2, persamaan yang memenuhi syarat, yaitu persamaan 2.19
sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut:
OK
43
bangunan. Syarat kestabilan dalam mendesain komponen struktur tekan sangat
perlu. Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris akibat
beban terfaktor Pu, menurut pasal E3 SNI 1729- 2019 harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
Pu ≤ Øc . Pn (2.36)
Dengan,
Pn = Fcr Ag (2.37)
dimana:
44
Gambar 2. 4 Perencanaan Kolom Lantai 1
(Sumber: Penulis, 2021)
45
Gambar 2. 5 Perencanaan Kolom Lantai 2
(Sumber: Penulis, 2021)
46
Gambar 2. 6 Perencanaan Kolom Lantai 3
(Sumber: Penulis, 2021)
47
A. Kolom Tengah K3-9 Lantai 3
Dilakukan perhitungan dengan beban yang bekerja pada kolom K3-9 lantai
3. Berikut merupakan beban-beban yang bekerja di lantai 3 disajikan dalam tabel
2.23 berikut:
Tabel 2. 23 Beban Mati yang Bekerja di Lantai 3
Beban Mati
Berat Panjang Lebar Tebal Berat
Beban
m m m kg/m
Berat Sendiri (Beton) 2400 kg/m2 5,5 5,5 0,125 9075
Pelat bondeks 12,24 kg/m 5,5 5,5 370,26
Beban Hidup
Berat Panjang Lebar Tebal Berat
Beban
m m m kg/m
Hujan 40 kg/m2 5,5 5,5 1210
Orang 100 kg/m2 5,5 5,5 3025
Total 4235
(Sumber: Penulis, 2021)
Maka didapat nilai total beban hidup (LL) yang bekerja di Lantai 3 adalah
sebesar 4235 Kg
48
1. Menghitung Beban Terfaktor
Menurut SNI 1727-2020 pasal 2.3.1, beban terfaktor yang bekerja pada
setiap lantai sebagai berikut:
Pu = 1,2 DL + 1,6LL (2.38)
Berdasarkan akumulasi beban yang bekerja disetiap lantai, maka adapun
hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi pada kolom K3-9 lantai 3
berdasarkan persamaan 2.34 adalah sebagai berikut:
Pu = 1,2 (10819,62) + 1,6 (4235)
Pu =19760 kg
Maka didapatkan beban aksial ultimate terfaktor yang bekerja adalah
sebesar 19760 kg.
2. Menghitung Beban Aksial Nominal
Menurut SNI 1729-2020 pasal D2, nilai Pn dapat dicari dengan
menggunakan nilai faktor pengali sebesar dengan menggunakan persamaan
berikut.
(2.39)
3. Menentukan Nilai Ag
Menurut SNI 1729-2020 pasal E3, dimensi penampang dapat diperoleh jika
nilai Ag diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
(2.40)
dimana:
Ag = Luas Kotor (cm2)
Pn = Beban Aksial Nominal (Kg)
49
Fy = Tegangan leleh (MPa)
Kemudian untuk menghitung , dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
(2.42)
(2.43)
(2.44)
Dimana λc merupakan kelangsingan batang yang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut.
√ (2.45)
Dimana,
(2.46)
Keterangan:
Lk = Panjang tekuk
Kc = koefisien panjang tekuk
L = Panjang bentang
Dan untuk mencari Imin dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
(2.47)
Sehingga untuk mencari luas penampang kotor Ag pada kolom ujung K3-15
Lantai 3 adalah sebagai berikut:
Mencari Nilai Lk
Karena konstruksi bangunan perpustakaan yang direncanakan menggunakan
perletakan jepit-jepit, maka nilai Kc yang digunakan adalah 0,65. Sehingga
untuk mencari Lk berdasarkan persamaan 2.46 didapatkan hasil sebagai
berikut:
Lk = 0,65 x 5m
Lk = 3,25 m
Maka didapatkan Panjang Tekuk (Lk) kolom tengah K3-9 Lantai 3
sepanjang 3,25 m
Mencari Nilai Imin
Berdasarkan persamaan 2.47 maka nilai didapatkan perhitungan nilai I min
sebagai berikut:
50
0,065
Maka didapatkan nilai Imin sebesar 0,065.
Mencari Nilai λc
Setelah didapatkan nilai Lk dan I min, maka dihitung nilai λc dengan
menggunakan persamaan 2.45 dengan fy = 250 MPa sebagai berikut:
λc = 0,563
Maka didapatkan nilai λc sebesar 0,563.
Menghitung nilai
Berdasarkan perhitungan λc, maka persamaan 𝜔 yang memenuhi adalah
pada persamaan 2.43. Sehingga untuk perhitungan 𝜔 dapat dihitung sebagai
berikut.
Ag = 26,660 cm2
4. Menentukan Dimensi Kolom
51
Pada tabel profil baja tidak tertera nilai Ag sebesar 26,660 cm2. Sehingga
dilihat nilai Ag dengan nilai terdekat diatas yang lebih besar dari balok lantai 3
yaitu sebesar 27,16 cm2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan cara yang sama
pada kolom lantai 3 dieroleh nilai Ag terbesar adalah 29,60 cm2 dan tidak tertera
pada tabel profil baja. Sehingga digunakan nilai Ag 82,06 cm2 untuk kolom lantai
3 dengan dimensi penampang berukuran 250 mm x 250 mm dengan nilai tw dan tf
masing-masing sebesar 11 mm dan 11 mm yang lebih besar dibandingkan dengan
dimensi balok atap agar struktur nantinya masuk akal.
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, didapatkan dimensi
penampang kolom lantai 3 lainnya yang disajikan dalam tabel 2.25 sebagai
berikut:
Tabel 2. 25 Hasil Rekapan Perhitungan Preliminary Kolom Lantai 3
Ag Penampang
Kolom Pu Pn Ag
Pakai d bf tw tf Berat
kg kg cm2 cm2 mm mm mm mm Kg/m
K3-1 3970 4671 5,357 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-2 3970 4671 5,357 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-3 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-4 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-5 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-6 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-7 4019 4729 5,423 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-8 16202 19062 21,861 21,900 100 100 6 8 17,2
K3-9 19760 23247 26,660 27,160 200 100 5,5 8 21,3
K3-10 19760 23247 26,660 27,160 200 100 5,5 8 21,3
K3-11 16202 19062 21,861 21,900 100 100 6 8 17,2
K3-12 4019 4729 5,423 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-13 7968 9374 10,750 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-14 17323 20380 23,373 23,040 175 90 5 8 18,1
K3-15 21538 25339 29,060 82,06 250 250 11 11 64,4
K3-16 21538 25339 29,060 82,06 250 250 11 11 64,4
K3-17 17323 20380 23,373 23,040 175 90 5 8 18,1
52
K3-18 7968 9374 10,750 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-19 4019 4729 5,423 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-20 16202 19062 21,861 21,900 100 100 6 8 17,2
K3-21 19760 23247 26,660 27,160 200 100 5,5 8 21,3
K3-22 19760 23247 26,660 27,160 200 100 5,5 8 21,3
K3-23 16202 19062 21,861 21,900 100 100 6 8 17,2
K3-24 4019 4729 5,423 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-25 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-26 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-27 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-28 4179 4917 5,639 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-29 3970 4671 5,357 11,850 100 50 5 7 9,3
K3-30 3970 4671 5,357 11,850 100 50 5 7 9,3
(Sumber: Penulis, 2021)
Berdasarkan hasil rekapan perhitungan preliminary kolom lantai 3, maka
didapatkan profil kolom yaitu profil IWF 250 x 250 x 11 x 11 dengan berat profil
64,4 kg/m sebagai profil yang masuk akal.
Beban Mati
Panj
Berat jenis Lebar Tebal Berat
Beban ang
m m m kg
3
Pelat Lantai 2400 kg/m 5.5 5.5 0.14 10164
2
Pelat bondeks 12.24 kg/m 5.5 5.5 370.26
Kolom L.3 64,4 kg/m 5 322
Balok Melintang 94 kg/m 5,5 517
Balok Memanjang 94 kg/m 5,5 517
Plafon 5,1 kg/m2 5,5 5,5 154,275
Penggantung Plafond 10,2 kg/m2 5,5 5,5 308,55
Ducting dan Plambing 19,37 kg/m2 5,5 5,5 585,9425
53
Keramik 78,52 kg/m2 5,5 5,5 2375,23
Spesi (0,02) 2100 kg/m3 5,5 5,5 0,02 1270,5
Dinding bata Melintang 190,687 kg/m 0 5 0
Dinding bata Memanjang 190,687 kg/m 0 5 0
Kaca (glass) 2559,49 kg/m3 4 1,25 0,01 127,9745
∑DL 16712,732
(Sumber: Penulis, 2021)
Maka didapatkan nilai total beban mati (DL) yang bekerja di kolom K2-9
Lantai 2 adalah sebesar 16712,732 Kg.
Berikut merupakan perhitungan beban hidup yang bekerja di kolom K2-9
Lantai 2 pada tabel 2.27 sebagai berikut:
Tabel 2. 27 Beban Hidup yang Bekerja di Lantai 2
Beban Hidup
Berat
Beban Panjang Lebar Tebal Berat
jenis
kg/m2 m m m kg
Perpustakaan (Perpustakaan:
Ruang Penyimpanan) [SNI
732,16 5,5 5,5 22147,84
1727:2020 Halaman 27 Tabel
4.3-1]
∑LL 22147.84
(Sumber: Penulis, 2021)
Maka didapat nilai total beban hidup (LL) yang bekerja pada kolom K2-9
Lantai 2 adalah sebesar 22147 Kg.
1. Menghitung Beban Terfaktor
Berdasarkan akumulasi beban yang bekerja disetiap lantai, maka adapun
hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi pada kolom K2- 9 lantai 2
berdasarkan persamaan 2.38 adalah sebagai berikut:
Pu = 1,2 (16712,732) + 1,6 (22147.84)
Pu = 55491,82 Kg
Kemudian besarnya Pu pada lantai 2 dapat dihitung sebagai berikut.
Pu tot =Pu + Pu0
Dimana: Pu0 = beban terfaktor kolom K2-9 Lantai 3
Berdasarkan tabel 2.25 maka didapatkan Pu0 adalah sebesar 19760 Kg (K2-
9 Lantai 3), sehingga
Pu tot = 19760 + 55491,82
Pu tot = 75251,82 Kg
54
Maka didapatkan beban aksial ultimate terfaktor yang bekerja adalah
sebesar 75251,82 Kg
2. Menghitung Beban Aksial Nominal
Perhitungan nilai Pn degan perhitungan dapat dihitung menggunakan
persamaan 2.39 sebagai berikut.
3. Menentukan Nilai Ag
Untuk mencari luas penampang kotor Ag pada kolom ujung K2-9 Lantai 2
adalah sebagai berikut:
Mencari Nilai Lk
Karena konstruksi bangunan perpustakaan yang direncanakan menggunakan
perletakan jepit-jepit, maka nilai Kc yang digunakan adalah 0,65. Sehingga
untuk mencari Lk berdasarkan persamaan 2.46 didapatkan hasil sebagai
berikut:
Lk = 0,65 x 5m
Lk = 3,25 m
Maka didapatkan Panjang Tekuk (Lk) kolom ujung K2-9 Lantai 2 sepanjang
3,25 m
Mencari Nilai Imin
Berdasarkan persamaan 2.47 maka nilai didapatkan perhitungan nilai I min
sebagai berikut:
0,065
Maka didapatkan nilai Imin sebesar 0,065.
Mencari Nilai λc
Setelah didapatkan nilai Lk dan I min, maka dihitung nilai λc dengan
menggunakan persamaan 2.45 dengan fy = 250 MPa sebagai berikut:
55
√
λc = 0,563
Maka didapatkan nilai λc sebesar 0,563.
Menghitung nilai
Berdasarkan perhitungan λc, maka persamaan 𝜔 yang memenuhi adalah
pada persamaan 2.43. Sehingga untuk perhitungan 𝜔 dapat dihitung sebagai
berikut.
Ag = 101,5 cm2
4. Menentukan Dimensi Kolom
Pada tabel profil baja tidak tertera nilai Ag sebesar 101,5 cm2. Sehingga
dilihat nilai Ag dengan nilai terdekat diatas 134,8 cm2 yang lebih masuk akal
karena lebih besar dari balok lantai 2. Maka dimensi penampang kolom ujung K2-
9 lantai 2 yang digunakan adalah 134,8 cm2 dengan dimensi penampang
berukuran 300 mm x 300 mm dengan nilai tw dan tf masing-masing sebesar 15
mm dan 15 mm.
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, didapatkan dimensi
penampang kolom lantai 2 lainnya yang disajikan dalam tabel 2.28 sebagai
berikut:
56
Tabel 2. 28 Rekapan Perhitungan Preliminary Kolom Lantai 2
Ag Penampang
Kolom Pu Pn Ag
Pakai d bf tw tf Berat
kg kg cm2 cm2 mm mm mm mm Kg/m
K2-1 21448 25233 28,94 29,65 169 125 6 8 23
K2-2 21295 25053 28,73 29,65 169 125 6 8 23
K2-3 22101 26002 29,82 29,65 169 125 6 8 23
K2-4 58374 68675 78,76 82,06 244 252 11 11 64
K2-5 58220 68494 78,55 82,06 244 252 11 11 64
K2-6 22101 26002 29,82 29,65 169 125 6 8 23
K2-7 21497 25291 29,01 29,65 169 125 6 8 23
K2-8 66964 78782 90,35 92,18 250 250 9 14 72
K2-9 75251 88531 101,53 134,8 300 305 15 15 106
57
K2-28 22163 26074 29,90 29,65 169 125 6 8 23
K2-29 22163 26074 29,90 29,65 169 125 6 8 23
K2-30 21580 25389 29,12 29,65 169 125 6 8 23
Sumber: Penulis, 2021)
Berdasarkan hasil rekapan perhitungan preliminary kolom lantai 2, maka
didapatkan profil kolom yang paling besar yaitu profil IWF 300 300 15 15
Sehingga digunakan profil kolom IWF 300 300 15 15 dengan berat profil
106 kg/m.
Beban Mati
Berat jenis Panjang Lebar Tebal Berat
Beban
m m m kg
Pelat Lantai 2400 kg/m3 5,5 5,5 0,14 10164
Pelat bondeks 12,24 kg/m2 5,5 5,5 370,26
Kolom L.2 106 kg/m 5 530
Balok Melintang 94 kg/m 5,5 517
Balok Memanjang 94 kg/m 5,5 517
Plafon 5,1 kg/m2 5,5 5,5 154,275
Penggantung Plafond 10,2 kg/m2 5,5 5,5 308,55
Ducting dan Plambing 19,37 kg/m2 5,5 5,5 585,9425
Keramik 78,52 kg/m2 5,5 5,5 2375,23
Spesi (0,02) 2100 kg/m3 5,5 5,5 0,02 1270,5
Dinding bata Melintang 190,687 kg/m 0 5 0
Dinding bata Memanjang 190,687 kg/m 0 5 0
Kaca (glass) 2559,49kg/m3 4 1,25 0,01 127,9745
∑DL 16920,732
(Sumber: Penulis, 2021)
Maka didapatkan nilai total beban mati (DL) yang bekerja di Kolom K1-9 Lantai
1 adalah sebesar 16920,732 Kg.
Berikut merupakan perhitungan beban hidup yang bekerja di Kolom K1-9
Lantai 1 pada tabel 2.30 sebagai berikut:
58
Tabel 2. 30 Beban Hidup yang Bekerja di Lantai 1
Beban Hidup
Berat
Beban Panjang Lebar Tebal Berat
jenis
kg/m2 m m m kg
Perpustakaan
(Perpustakaan:Ruang
732,16 5,5 5,5 22147,84
Penyimpanan) [SNI 1727:2020
Halaman 27 Tabel 4.3-1]
∑LL 22147,84
(Sumber: Penulis, 2021)
Maka didapat nilai total beban hidup (LL) yang bekerja di Lantai 1 adalah
sebesar 22147,84 Kg.
1. Menghitung Beban Terfaktor
Berdasarkan akumulasi beban yang bekerja disetiap lantai, maka adapun
hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi pada kolom K1-9 lantai 1
berdasarkan persamaan 2.38 adalah sebagai berikut:
Pu = 1,2 (16920,732) + 1,6 (22147,84)
Pu = 55741,42 Kg
Kemudian besarnya Pu pada lantai 1 dapat dihitung sebagai berikut.
Pu tot =Pu + Pu1 + Pu0
Dimana: Pu1 = beban terfaktor kolom K2-9 Lantai 2
Puo = beban terfaktor kolom K3-9 Lantai 3
Berdasarkan perhitungan beban terfaktor kolom K3-9 dan K2-9 diperoleh
nilai kolom K3-9 sebesar 19760 Kg dan kolom K2-9 sebesar 55491,82 sehingga,
Pu tot = 55741,4224 + 55491,82 + 19760
Pu tot = 130993,82 Kg
Maka didapatkan beban aksial ultimate terfaktor yang bekerja adalah
sebesar 130993,82 Kg
2. Menghitung Beban Aksial Nominal
Perhitungan nilai Pn degan perhitungan dapat dihitung menggunakan
persamaan diatas sebagai berikut.
59
3. Menentukan Nilai Ag
Untuk mencari luas penampang kotor Ag pada kolom ujung K1-9 Lantai 1
adalah sebagai berikut:
Mencari Nilai Lk
Karena konstruksi bangunan perpustakaan yang direncanakan menggunakan
perletakan jepit-jepit, maka nilai Kc yang digunakan adalah 0,65. Sehingga
untuk mencari Lk berdasarkan persamaan 2.46 didapatkan hasil sebagai
berikut:
Lk = 0,65 x 6m
Lk = 3,9 m
Maka didapatkan Panjang Tekuk (Lk) kolom ujung K1-9 Lantai 1 sepanjang
3,9 m
Mencari Nilai Imin
Berdasarkan persamaan 2.47 maka nilai didapatkan perhitungan nilai I min
sebagai berikut:
0,078
Maka didapatkan nilai Imin sebesar 0,078.
Mencari Nilai λc
Setelah didapatkan nilai Lk dan I min, maka dihitung nilai λc dengan
menggunakan persamaan 2.45 dengan fy = 250 MPa sebagai berikut:
λc = 0,563
Maka didapatkan nilai λc sebesar 0,563
Menghitung nilai
60
Berdasarkan perhitungan λc, maka persamaan 𝜔 yang memenuhi adalah
pada persamaan 2.43. Sehingga untuk perhitungan 𝜔 dapat dihitung sebagai
berikut.
Ag = 176,741 cm2
4. Menentukan Dimensi Kolom
Pada tabel profil baja tidak tertera nilai Ag sebesar 176,741 cm2. Sehingga
dilihat nilai Ag dengan nilai terdekat diatas 178,5 cm2. Maka dimensi penampang
K1-9 lantai 1 yang digunakan adalah 178,5 cm2 dengan dimensi penampang
berukuran 400 mm x 400 mm dengan nilai tw dan tf masing-masing sebesar 15
mm dan 15 mm.
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, didapatkan dimensi
penampang kolom lantai 1 lainnya yang disajikan dalam tabel 2.31 sebagai
berikut:
Tabel 2. 31 Rekapan Perhitungan Preliminary Kolom Lantai 1
Ag Penampang
Kolom Pu Pn Ag
Pakai d bf tw tf Berat
kg kg cm2 cm2 mm mm mm mm Kg/m
K1-1 39176 46089 52,858 52,680 346 174 6 9 41
K1-2 37112 43661 50,073 51,210 175 175 8 11 40
K1-3 40273 47380 54,338 56,240 244 175 7 11 44
K1-4 117059 137717 157,941 157,400 440 300 11 18 124
61
K1-5 112510 132365 151,803 152,500 606 201 112 20 120
K1-6 40273 47380 54,338 56,240 244 175 7 11 44
K1-7 39225 46147 52,924 52,680 346 174 6 9 41
K1-8 117976 138795 159,178 163,500 488 300 11 18 128
K1-9 130993 154109 176,741 178,500 388 402 15 15 140
K1-10 130993 154109 176,741 178,500 388 402 15 15 140
K1-11 124841 146871 168,440 173,900 350 350 12 19 136
K1-12 38918 45786 52,509 52,680 346 174 6 9 41
K1-13 67445 79347 91,000 92,180 250 250 9 14 72
K1-14 116902 137532 157,729 157,400 440 300 11 18 124
K1-15 77745 91465 104,897 104,700 250 255 14 14 82
K1-16 77745 91465 104,897 104,700 250 255 14 14 82
K1-17 126892 149285 171,208 173,900 350 350 12 19 136
K1-18 71715 84370 96,760 101,500 340 250 9 14 80
K1-19 39164 46075 52,841 52,680 346 174 6 9 41
K1-20 117976 138795 159,178 163,500 488 300 11 18 128
K1-21 130993 154109 176,741 178,500 388 402 15 15 140
K1-22 130993 154109 176,741 178,500 388 402 15 15 140
K1-23 117976 138795 159,178 163,500 488 300 11 18 128
K1-24 44357 52185 59,849 63,140 350 175 7 11 50
K1-25 40703 47886 54,918 56,240 244 175 7 11 44
K1-26 106076 124795 143,121 145,500 482 300 11 15 114
K1-27 106076 124795 143,121 145,500 482 300 11 15 114
K1-28 40396 47524 54,503 56,240 244 175 7 11 44
K1-29 39440 46400 53,214 52,680 346 174 6 9 41
K1-30 39440 46400 53,214 52,680 346 174 6 9 41
(Sumber: Penulis, 2021)
B. Desain Tangga
Tangga yang di desain direncanakan untuk menghubung kan lantai 1 dan
lantai 2 serta lantai 2 dan lantai 3. Tangga yang di desain menjadi dua arah yaitu
untuk arah naik dan juga arah turun. Jarak antar tangga ialah 3 meter untuk lantai
1 ke lantai 2, sedangkan untuk lantai 2 ke lantai 3 jarak antar tangga adala 2,5
meter. Tangga di desain dengan lear bordes 1,5 meter dengan panjang 1,8 meter.
Gambar rencana desain tangga sebagai berikut:
64
Setelah memperoleh data perencanaan tangga, dilakukan perhitungan sesuai
dengan persyaratan SNI 1746:2000 sebagai berikut:
a. Syarat Antrade (lebar anak tangga) dan Optrade (tinggi anak tangga)
(2.48)
Berdasarkan persamaan diatas maka didapatkan lebar anak tangga dan
tinggi anak tangga sebagai berikut
(2.49)
Jadi, jumlah anak tangga pada tangga tersebut berjumlah sebanyak 17 buah.
(2.50)
65
Beban mati merupakan berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung
yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi
tetap, finishing, kladding gedung dan komponen arsitektural dan struktural
lainnya serta peralatan layan terpasang lain. Beban mati pada struktur ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. 34 Beban Mati Tangga
2. Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan
penghuni. Beban hidup atap merupakan beban yang diakibatkan pelaksanaan
pemeliharaan oleh pekerja, peralatan, dan material. Selain itu juga beban selama
masa layan struktur yang diakibatkan oleh benda bergerak, seperti tanaman atau
benda dekorasi kecil yang tidak berhubungan dengan penghunian. Pembebanan
balok disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG) 1983 dan SNI 1727: 2013.
Tabel 2. 35 Beban Mati Tangga
66
Tabel 2. 36 Beban Mati yang Bekerja pada Pelat
Beban Mati
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Pelat Baja 7850 kg/m3 0,005 0,90 35,25 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
Beban Hidup
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Tangga dan Bordes 300 kg/m3 0,90 270 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
=0,28 kgm
(2.53)
=2,11 kgm
(2.56)
(2.57)
Sehingga dilakukan perhitungan dengan persamaan diatas sebagai berikut.
cm
67
= 12150 kg/cm = 121,5 kgm
=0,104 cm
(2.59)
(2.60)
Karena lendutan pelat lebih kecil dari lendutan izin, 0,104 cm ≥ 0.008 cm
maka tebal pelat yang digunakan adalah 5 mm.
2. Perencanaan Awal Pelat Bordes
Perencanaan awal pelat tangga dilakukan sesuai dengan momen yang
dihasilkan oleh beban terfaktor rencana. Tebal pelat tangga dan pelat bordes
direncanakan memiliki dimensi yang sama yaitu 5 mm.
a. Akumulasi beban yang bekerja (dead load dan live load)
Tabel 2. 38 Beban Mati yang Bekerja pada Pelat
Beban Mati
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Pelat Baja 7850 kg/m3 0,005 m 1,8 m 70,65 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
68
Tabel 2. 39 Beban yang Bekerja pada Pelat
Beban Hidup
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Tangga dan Bordes 300 kg/m3 1,8 m 540 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
=2,21 kgm
(2.62)
=16,88 kgm
(2.65)
(2.66)
Sehingga dilakukan perhitungan dengan persamaan diatas sebagai berikut.
cm3
69
Kontrol terhadap deformasi yang terjadi akibat beban terfaktor yang bekerja
dilakukan dengan persamaan berikut. SNI 1729:2015 membatasi besarnya
lendutan yang timbul pada balok. Dalam hal ini untuk batas lendutan balok dibagi
menjadi lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding (hanya beban
mati/dead load) atau finishing yang getas sebesar:
(2.67)
(2.68)
Karena lendutan pelat lebih kecil dari lendutan izin, 0.208 cm ≥ 0,1325 cm
maka tebal pelat yang digunakan adalah 5 mm.
Beban Mati
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Pelat Baja 7850 kg/m3 0,005 m 0,18m 7,065 kg/m
Berat Balok
7850 kg/m3 14,73 kg/m
Rencana
70
(120x120x8)
Total 21,795 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
Beban Hidup
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Tangga dan Bordes 300 kg/m3 0,18 m 54 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
=2,21 kgm
(2.70)
=5,47 kgm
(2.73)
(2.74)
Sehingga dilakukan perhitungan dengan persamaan diatas sebagai berikut.
71
636,12 kgm ≥ 11,40 kgm (Memenuhi Syarat)
Kontrol terhadap deformasi yang terjadi akibat beban terfaktor yang bekerja
dilakukan dengan persamaan berikut. SNI 1729:2015 membatasi besarnya
lendutan yang timbul pada balok. Dalam hal ini untuk batas lendutan balok dibagi
menjadi lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding (hanya beban
mati/dead load) atau finishing yang getas sebesar:
(2.75)
(2.76)
(2.77)
Karena lendutan pelat lebih kecil dari lendutan izin, 0.0375 cm < 0.25 cm
maka balok penahan pelat tangga yang digunakan adalah balok siku 20x120x8.
4. Perencanaan Balok Induk Tangga
a. Akumulasi beban yang bekerja (dead load dan live load)
Tabel 2. 42 Beban Mati yang Bekerja pada Pelat
Beban Mati
Beban Berat jenis Tebal Lebar Panjang Berat Total
Pelat Baja 7850 kg/m3 0,005 0,75 29,4375 kg/m
Balok Penyangga
14,73 kg/m 0,9 13,258 kg/m
Pelat Tangga
Total 42,6945 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
Beban Hidup
72
Beban Berat jenis Tebal Panjang Berat Total
Tangga dan Bordes 300 kg/m3 0,75 m 225 kg/m
(Sumber: Penulis, 2021)
b. Beban Terfaktor
Berdasarkan akumulasi beban yang bekerja disetiap lantai, maka adapun
hasil perhitungan beban terfaktor yang terjadi sebagai berikut. Berdasarkan SNI
03-1729-2019 beban terfaktor yang digunakan adalah.
=1391,125 kgm
e. Dimensi Penampang
Diasumsikan jika penampang merupakan jenis penampang kompak. Berdasarkan
SNI 03-1729-2019 maka menggunakan persamaan:
(2.80)
Dimana fr merupakan tegangan sisa yang besarnya 70 MPa untuk gilas
panas dan 115 MPa untuk penampang yang dilas. S merupakan modulus
penampang, dimana nilai modulus penampang ang diperoleh digunakan untuk
menentukan dimensi penampang yang aka digunakan.
73
Pada balok induk tangga, nilai S diperoleh dengan perhitungan sebagai
berikut :
(2.81)
(2.82)
cm3
Pada tabel profil baja tidak tertera nilai S sebesar 42.94 cm³. Oleh karena
itu, Penampang yang digunakan adalah penampang yang disesuaikan dengan
balok penahan pelat memiliki S sebesar 136 cm3 dengan profil berdimensi 125
mm x 125mm dengan nilai tw sebesar 6,9 mm dan tf 9 mm.
Berdasarkan perencanaan awal, maka dimensi penampang yang digunakan
pada tangga lantai 1 dan lantai 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 44 Dimensi Pakai Tangga
74
SAP 2000. Setelah itu dilakukan analisis gaya dalam momen, gaya dalam aksial
dan gaya dalam geser. Langkah berikutnya ialah merencanakan desain penampang
balok, kolom, dan sambungan yang akan diberikan pada elemen struktur baja
yang kemudian dilakukan kontrol untuk desain penampang. Sehingga dihasilkan
gambar rencana struktur dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut digambarkan
dalam diagram alir sebagai berikut:
MULAI
STUDI LITERATUR
SNI 1729-2020
SNI 1727-2020
SNI 03 1726-2019
SNI 03-2847-2019
DESAIN PENDAHULUAN
BALOK
PELAT
KOLOM
TANGGA
PEMBEBANAN
BEBAN MATI
BEBAN HIDUP
BEBAN LINGKUNGAN
BEBAN GEMPA TIDAK
DESAIN PENAMPANG
BALOK, KOLOM, SAMBUNGAN
YA
SELESAI
Data dan informasi struktur diberikan oleh dosen asistensi berupa mutu
beton, mutu tulangan baja, fungsi bangunan, lokasi bangunan, dan tata letak dari
bangunan struktur beton.
2.2.3. Desain Pendahuluan
Tahapan akhir adalah gambar struktur. Dalam tahap ini, tampilan atau
desain akhir yang telah diperoleh dibuat menjadi sebagai gambar struktur atau
gambar teknik melalui aplikasi AUTOCAD dengan menampilkan tiap tampak
dari bangunan, potongan arah-X dan arah-Y, detail, dan jenis gambar lainnya
dengan menambahkan komponen arsitektural pada struktur bangunan baja
tersebut.
2.3. Pembebanan
77
memiliki kekuatan dan kekakuan yang cukup untuk memberikan stabilitas
struktural, melindungi komponen non struktural dan sistem. Pembebanan struktur
terdiri dari, beban mati, beban hidup dan beban lingkungan.
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem pengangkut
material. Adapun beban mati yang terdapat pada struktur ini menggunakan data
pada Tabel 2.45 sebagai berikut:
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir,
atau beban mati. Beban pada atap yang diakibatkan selama pemeliharaan oleh
pekerja, peralatan, dan material, dan selama masa layan struktur akibat benda
bergerak, seperti tanaman pot atau perlengkapan dekoratif kecil serupa lainnya
yang bukan terkait hunian. Beban hidup terkait hunian pada atap seperti area
78
berkumpul di atap, atap dek dan atap vegetatif atau atap lanskap pada area yang
bisa dipakai, diperhitungkan sebagai beban hidup pada atap daripada beban hidup
atap. Adapun beban hidup yang terdapat pada struktur ini menggunakan data pada
Tabel 2.46 sebagai berikut:
1. Beban Angin
Diantara beban lingkungan terdapat beban angin yang dimana beban ini
juga menjadi permasalahan dalam perencanaan hal tersebut dikarenakan semakin
tinggi bangunan maka semakin besar pula beban angin yang didapat dan tentunya
berpengaruh pada kekuatan bangunan. Beban angin rencana pada dasarnya
didapat dari kecepatan angin dasar kemudian dikonversikan dengan faktor-faktor
tertentu, seperti arah angin, faktor keutamaan bangunan, eksposur, topografi, serta
bentuk struktur yang menjadi tekanan atau gaya. Kecepatan angin dasar
didapatkan pada kecepatan tiupan angin dengan periode 3 detik pada ketinggian
10 m. Cara untuk menganalisa beban angin tersebut maka digunakan SNI
1727:2020, maka kita harus mempertimbangkan faktor keutamaan dan kategori
struktur bangunan. Berikut adalah tahapan parameter beban angin yang
disyaratkan dalam pasal 26.
A. Langkah 1
79
Langkah pertama untuk menentukan beban angin ialah menentukan kategori
risiko bangunan Gedung atau struktur lain sesuai dengan SNI 1727-2020 Tabel
1.5-1. Kategori risiko bangunan untuk Perpustakaan 3 Lantai ini dapat ditentukan
dengan menggunakan tabel 2.47 sebagai berikut.
80
Bangunan gedung dan struktur lain yang dianggap
sebagai fasilitas penting. Bangunan gedung dan struktur
lain, kegagalan yang dapat menimbulkan bahaya besar IV
bagi masyarakat. Bangunan gedung dan struktur lain
(termasuk, namun tidak terbatas pada, fasilitas yang
memproduksi, memproses, menangani, menyimpan,
menggunakan, atau membuang zat-zat berbahaya
seperti bahan bakar, bahan kimia berbahaya, atau
limbah berbahaya) yang berisi jumlah yang cukup dari
zat yang sangat beracun di mana kuantitas melebihi
jumlah ambang batas yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang dan cukup menimbulkan ancaman bagi
masyarakat jika dirilisa . Bangunan gedung dan struktur
lain yang diperlukan untuk mempertahankan
fungsi dari kategori risiko IV struktur lainnya.
(Sumber: SNI 1727:2020)
B. Langkah 2
Langkah ke-dua ialah menentukan kecepatan angin dasar (V) sesuai dengan
data stasiun pengamatan BMKG tahun 2011-2015 pada Gambar 2.9 sebagai
berikut:
81
Gambar 2. 9 Kecepatan Angin dan Kelembaban di Stasiun Pengamatan BMKG
2011- 2015
(Sumber: BMKG, 2015)
Dari data tersebut maka didapatkan nilai kecepatan angin (V) di Provinsi
Sumatra Utara pada Stasiun BMKG Mutiara SIS Al-Jufrie pada tahun 2015 ialah
sebesar 2,32 m/s dan mempunyai kelembaban 72.60
C. Langkah 3
Langkah ke-tiga ialah menentukan parameter beban angin, pada tahap ini
terdapat beberapa parameter yang harus ditentukan, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Arah Angin (Kd)
Faktor arah angin ditentukan sesuai dengan SNI 1727-2020. Adapun Faktor
Arah Angin (Kd) pada bangunan Perpustakaan 3 Lantai ini dapat ditentukan
menggunakan Tabel 2.48 Sebagai berikut:
82
Tabel 2. 48 Faktor Arah Angin (Kd)
Tipe Struktur Faktor Arah Angin
(Kd)
Bangunan Gedung
Sistem Penahan Beban Angin Utama 0,85
Komponen dan Klading 0,85
Atap Lengkung 0,85
Kubah berbentuk bundar 1,0a
Cerebong asap, tangka, dan struktur yang sama
Persegi 0,90
Segi enam 0,95
Segi delapan 1,0a
Bundar 1,0a
Dinding solid yang berdiri bebas, peralatan bagian
atap, dan panel petunjuk solid yang berdiri bebas 0,85
serta panel perunjuk terikat
Papan reklame terbuka dan rangka terbuka bidang 0,85
Rangka batang Menara
Segitiga, Persegi, Persegi panjang 0,85
Semua penampang lainnya 0,95
(Sumber: SNI 1727:2020)
Dari tabel diatas maka didapatkan Faktor Arah Angin (Kd) pada bangunan
Perpustakaan yang direncanakan ialah sebesar Kd = 0,85
2. Kategori Eksposur
83
B Daerah perkotaan dan pinggiran kota, daerah berhutan,
atau daerah lain dengan penghalang berjarak dekat seukuran
tempat tinggal keluargatunggal atau lebih besar dalam jumlah
banyak.
Dataran terbuka dengan penghalang tinggi umumnya kurang
C dari 30 ft (9,1m). Kategori ini mencangkup tersebar yang
memiliki daerah terbuka datar dan padang rumput.
D Area datar, area tidak terhalang dan permukaan air. Kategori ini
berisi lumpur halus.
(Sumber: SNI 1727:2020)
Menurut SNI 1727-2020, Jika kondisi situs dan lokasi bangunan gedung dan
struktur lain tidak memenuhi semua kondisi yang disyaratkan dalam Pasal 26.8.1,
maka Kzt = 1,0.
84
>6.000 >1.829 Lihat catatan 2
(Sumber: SNI 1727-2020)
Faktor elevasi permukaan tanah untuk menyesuaikan densitas udara, Ke,
harus ditentukan sesuai dengan Tabel 2.41. Untuk semua elevasi, boleh diambil
nilai Ke = 1
85
Dari tabel diatas maka diperoleh nilai klasifikasi ketertutupan untuk
bangunan Perpustakaan (GCpi) = +0,55 dan -0,55 (Positif dan negatif merupakan
tanda tekanan yang bekerja menuju dan menjauhi dari permukaan internal).
D. Langkah 4
Zmin(m)a
Eksposur
α Zg(m) â b αˉ ƀ c ℓ(m) ∈
B 7,0 356,76 1/7 0,84 1/4,0 0,45 0,30 97,54 1/3,0 9,14
C 9,5 274,32 1/9,5 1,00 1/6,5 0,65 0,20 152,4 1/5,0 4,57
D 11,5 213,36 1/11,5 1,07 1/9,0 0,80 0,15 198,1 1/8,0 2,13
(Sumber: SNI 1727-2020)
Dari tabel diatas maka didapatkan nilai α = 7, Zg = 356,76, dan Z = 16 m,
setelah didapatkan nilai Kz dengan persamaan Kz tertera pada SNI 1727-2020
sebagai berikut:
E. Langkah 5
N/m2
86
F. Langkah 6
G. Langkah 7
Beban angin yang digunakan dalam desain SPBAU untuk bangunan gedung
tertutup atau tertutup sebagian tidak boleh lebih kecil dari 0,77 KN/m2 dan
87
karena besar tekanan angin yang diperoleh lebih kecil dari besar beban angin yang
diisyaratkan, maka beban angin yang digunakan yaitu sebesar 0,77 KN/m2 pada
perencanaan bangunan Perpustakaan
- Angin Arah X
Arah angin datang dari sisi kanan dengan sisi dinding yang memiliki luasan
dengan panjang 24 m dan tinggi bangunan 16 m dengan luas total adalah 384 m2
dan memiliki 24 joint di atas tanah. Beban angin dikalikan dengan luas daerah
dinding yang didistribusikan ke tiap joint yang diterpa angin. Dilakukan
perhitungan seperti di bawah ini:
KN per joint
- Angin Arah Y
Angin Arah Y Arah angin datang berada sisi depan bangunan dengan sisi
dinding yang memiliki luasan dengan panjang 30 m dan tinggi bangunan 16 m
dengan luasan total adalah 480 m2 dan memiliki 28 joint di atas tanah. Beban
angin dikalikan dengan luas daerah dinding yang didistribusikan ke tiap joint yang
diterpa angin. Dilakukan perhitungan seperti di bawah ini sebagai berikut:
KN per joint
Berikut adalah rekapitulasi nilai untuk mencari besaran beban angin yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini yaitu sebagai berikut:
88
c. Faktor topografi (Kzt)3 1
d. Faktor efek tiupan angin (G) 0.85
e. Klasifikasi ketertutupan Bangunan gedang
tertutup sebagian
f. Koefisien tekanan internal (GCpi) -+0,55
Koefisien Eksposur Tekanan Velositas (Kz) 0.711
Tekanan Velositas (q) 1.993999 N/m2
Koefisien Tekanan Eksternal (Cp) 0.8
Hitungan Tekanan Angin (p) 0.0024526 KN/m2
Kecepatan Angin Pakai 0.77 KN/m2
(Sumber: Penulis, 2021)
2. Beban Hujan
Pada atap bangunan, beban yang bekerja baik dalam bentuk butiran air
hujan maupun genangan air akan bekerja sebagai beban hidup. Struktur atau perlu
didesain untuk mampu menahan hujan pada kondisi drainase primer ditutup dan
ditambah beban merata yang diakibatkan air yang naik dari inlet drainase
sekunder pada aliran desain. Hal ini disebabkan karena beban hujan merupakan
beban yang tidak tetap dan mengakibatkan perubahan pembebanan atap struktur
bangunan. Berdasarkan PPIUG:1983, untuk beban hujan dengan atap datar (α = 0)
dan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
qh= 40 – ⍺
qh= 40 – 0,8 x 0
qh= 40 kg/m2
Tabel 2. 55 Beban Hujan Struktur
Berat
Beban Satuan
Jenis
Beban Hujan 40 kg/m2
Sumber: Penulis, 2021
3. Beban Gempa
Beban gempa merupakan perkalian dari massa yang berasal dari struktur
dan komponen lainnya yang terdapat pada struktur tersebut dan percepatan tanah
yang bersumber dari gempa yang terjadi. Analisis beban gempa secara umum
dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu analisis statik ekivalen, analisis respons
spectrum, dan analisa riwayat waktu.
89
A. Langkah 1
Tabel 2. 56 Kategori Risiko Bangunan Gedung Dan Non Gedung Untuk Beban
Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk,antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, pertenakan dan perikanan
- Fasilitas sementara
I
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
katagoririsiko I, III, IV, termasuk dan tidak dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
90
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, ter masuk dan tidak dibatasi
untuk :
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan
unitgawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
Gedung dan non gedung, tidak ternmasuk kedalam katagori risiko
IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
besar dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat
III
sehari-hari bila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam katagori risiko
IV,(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan
bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya,
atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun
atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas
yang disyaratkan oleh instansiyang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukan sebagai fasilitas yang
penting,termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan- bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas Pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi,
91
sertagarasi kendaraan darurat
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan IV
fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, strutur stasiun
listrik , tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah
atau
struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam
kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat.
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam katagori risiko
IV.
(Sumber: SNI 1726-2019)
Tabel 2. 57 Faktor Keutamaan Gempa
B. Langkah 2
92
Tabel 2. 58 Klasifikasi Situs
Kelas situs
SA (Batuan Keras) >1500 N/A N/A
SB (Batuan) 750 sampai N/A N/A
1500
SC (Tanah Keras, Sangat
350 sampai >50 ≥ 100
Padat Dan Batuan Lunak) 750
SD (tanah sedang) 175 sampai 15 sampai 50 sampai
350 50 100
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih
dari 3 m tanah dengan karateristik sebagai
berikut:
1. Indeks plastisitas, PI 20 ,
2. Kadar air, w 40%,
3. Kuat geser niralir su 25 kPa
SF (tanah khusus,yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah
membutuhkan satu atau lebih dari karakteristik berikut:
investigasigeoteknik Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh
spesifik dan analisis akibat beban gempa seperti mudah likuifaksi,
respons spesifik-situs lempung sangat sensitif, tanah tersementasi
yang mengikuti 0) lemah
Lempung sangat organik dan/atau gambut
(ketebalan H > 3 m)
Lempung berplastisitas sangat tinggi
(ketebalan H > 7,5 m dengan indeks
plasitisitas PI 75)
Lapisan lempung lunak/setengah teguh
dengan
93
C. Langkah 3
Kota Palu
D. Langkah 4
94
Kota Palu
E. Langkah 5
SMS = Fa × Ss
SM1 = Fv × S1
95
dimana:
SMS = Fa × Ss
96
SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4
SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7
SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0
SF SS(a)
(Sumber: SNI 1726-2019)
Berdasarkan tabel 2.51 didapatkan nilai fv sebesar 1,0. Maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
SM1 = Fv × S1
F. Langkah 6
dimana:
97
Tabel 2. 61 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
Pada Periode Pendek
Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III V
SDS < 0,167 A A
0,167≤ SDS <0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,50 C D
0,50 ≤ SDS D D
(Sumber: SNI 1726-2019)
Karena nilai Parameter Respons Percepatan Pada Periode Pendek (SDs)
adalah sebesar 1,0 g dan Kategori Risiko bangunan termasuk Kategori Risiko II,
maka Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan Pada
Periode Pendek adalah Kategori Risiko D.
G. Langkah 7
98
Tabel 2. 63 Faktor R, Cd, Dan Ωo Untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
Karena rangka yang digunakan adalah Sistem Rangka Baja dengan bresing
eksentris, didapatkan Koefisien Modifikasi Respons (Ra) adalah 8
H. Langkah 8
99
2. Menentukan nilai TS digunakan rumus sebagai berikut:
0,68
Kota Palu
Maka didapkan nailai pada TL pada peta sebesar 12 detik, Setelah didapkan nilai
T0, Ts dan TL maka dihitung nilai Sa.
100
0,4
Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain Sa, sama dengan SDS
Sehingga pada perioda 0,148 menggunakan Sa sebesar 1
Untuk periode lebih besar dari Ts, tetapi lebih kecil dari atau sama dengan
TL, respons spectral percepatan desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan:
Dari perhitungan yang diperoleh maka didapatkan tabel nilai Percepatan Respons
Spektrum Desain (Sa) sebagai berikut:
102
4.5 0.1511
4.6 0.1478
4.7 0.1447
4.8 0.1417
4.9 0.1388
5 0.1360
5.1 0.1333
5.2 0.1308
5.3 0.1283
5.4 0.1259
5.5 0.1236
5.6 0.1214
5.7 0.1193
5.8 0.1172
5.9 0.1153
6 0.1133
6.1 0.1115
6.2 0.1097
6.3 0.1079
6.4 0.1063
6.5 0.1046
6.6 0.1030
6.7 0.1015
6.8 0.1000
6.9 0.0986
7 0.0971
7.1 0.0958
7.2 0.0944
7.3 0.0932
7.4 0.0919
7.5 0.0907
7.6 0.0895
7.7 0.0883
7.8 0.0872
7.9 0.0861
8 0.0850
8.1 0.0840
8.2 0.0829
8.3 0.0819
8.4 0.0810
8.5 0.0800
8.6 0.0791
8.7 0.0782
103
8.8 0.0773
8.9 0.0764
9 0.0756
9.1 0.0747
9.2 0.0739
9.3 0.0731
9.4 0.0723
9.5 0.0716
9.6 0.0708
9.7 0.0701
9.8 0.0694
9.9 0.0687
10 0.0680
10.1 0.0673
10.2 0.0667
10.3 0.0660
10.4 0.0654
10.5 0.0648
10.6 0.0642
10.7 0.0636
10.8 0.0630
10.9 0.0624
11 0.0618
11.1 0.0613
11.2 0.0607
11.3 0.0602
11.4 0.0596
11.5 0.0591
11.6 0.0586
11.7 0.0581
11.8 0.0576
11.9 0.0571
12 0.0567
(Sumber: Penulis, 2021)
Dari data tabel diatas maka didapatkan grafik Spektrum Respons Desain sebagai
berikut:
104
Grafik Spektrum Respons Desain
1,1
1
Percepatan Respon Spektrum ,(Sa) g
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 1 2 3 4 5 6
Periode, T(Detik)
105
U3 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (1.0 L atau 0,5 Lr atau R
W)
U4 1,2 D + 1,0 W + 1,0 L + 0,5 (Lr atau R) W
U5 1,2 D + 1,0 E + 1,0 L E
U6 0,9 D + 1,0 W W
U7 0,9 D + 1,0 E E
(Sumber: SNI 1727-2020)
Selanjutnya berdasarkan kekuatan perlu struktur diatas didefinisikan detail
kombinasi pembebanan yang akan diinputkan kedalam SAP2000 dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Tabel 2. 66 Kombinasi Pembebanan Struktur
Kombinasi Persamaan
COMB1 1,4DL
COMB2 1,2DL +1,6LL
COMB3 1,2DL + 1,6LL + 0,5R
COMB4 1,2DL + 1,6R + 1LL
COMB5 1,2DL + 1,6R + 0,5WX
COMB6 1,2DL + 1,6R + 0,5WY
COMB7 1,2DL + 1WX + 1LL + 0,5R
COMB8 1,2DL + 1WY + 1LL + 0,5R
COMB9 0,9D+1WX
COMB10 0,9D+1WY
COMB11 1,2DL +1LL + 1EX + 0,3EY
COMB12 1.2DL + 1LL + 1EX - 0,3EY
COMB13 1,2DL +1LL - 1EX + 0,3EY
COMB14 1,2DL +1LL - 1EX - 0,3EY
COMB15 0.9DL + 1EX + 0,3EY
COMB16 0.9DL + 1EX - 0,3EY
COMB17 0.9DL - 1EX + 0,3EY
COMB18 0.9DL - 1EX - 0,3EY
COMB19 1.2DL + 1LL + 0,3EX + 1EY
106
COMB20 1.2DL + 1LL + 0,3EX - 1EY
COMB21 1.2DL + 1LL - 0,3EX + 1EY
COMB22 1.2DL + 1LL - 0,3EX - 1EY
COMB23 0,9DL + 0,3EX + 1EY
COMB24 0,9DL + 0,3EX - 1EY
COMB25 0,9DL - 0,3EX + 1EY
COMB26 0,9DL - 0,3EX - 1EY
LAYAN 1DL + 1LL
ENVELOPE ƩCOMB
(Sumber: SNI 1727-2020)
107
BAB III
PERMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR
1. Pilih menu File kemudian pilih New Model (satuan dalam kilogram dan
meter).
2. Pilih Grid Only, kemudian akan muncul kotak dialog pada gambar 3.1.
3. Tentukan ukuran X, Y, dan Z grid sesuai dengan denah bangunan baja yang
didesain.
110
2. Menentukan spesifikasi material untuk kolom, balok dan pelat (berat jenis
fc’ elastisitas dan poison ratio). Dimasukkan data untuk spesifikasi material
untuk kolom seperti pada Gambar 3.6 sebagai berikut:
111
Dimasukkan data untuk spesifikasi material untuk balok seperti pada
Gambar 3.7 sebagai berikut:
Dimasukkan data untuk spesifikasi material untuk pelat lantai dan atap
seperti pada Gambar 3.8 sebagai berikut:
112
Gambar 3. 8 Material Property Data Pelat (Kgf, m, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
113
Gambar 3. 9 Frame Properties (Kgf, m, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
4. Menentukan spesifikasi balok dilakukan dengan cara pilih Add New
Property lalu pilih Steel, setelah itu tentukan bentuk penampang sesuai
dengan desain. Permodelan untuk balok memiliki profil yang berbeda untuk
setiap lantainya. Berikut merupakan permodelan untuk profil balok pada
Balok Induk Atap seperti pada Gambar 3.10 sebagai berikut:
114
Gambar 3. 11 I/Wide Flange Section Balok Lantai (Kgf, mm, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
5. Setelah menentukan properties balok yang digunakan, langkah selanjutnya
adalah menentukan properties kolom yang digunakan dari lantai 1, lantai 2,
dan lantai 3 memilih menu Define lalu pilih Section Properties lalu pilih
Frame Section seperti pada Gambar 3.9. Berikut merupakan permodelan
untuk profil Kolom di Lantai 3 seperti pada Gambar 3.12 sebagai berikut:
115
Berikut merupakan permodelan untuk profil Kolom di Lantai 2 seperti pada
Gambar 3.13 sebagai berikut:
6. Menentukan spesifikasi pelat lantai dan pelat atap yang digunakan, pilih
menu. Define lalu Section Properties dan pilih Area Section. Berikut
116
merupakan permodelan untuk Area Section pada Pelat Atap seperti pada
Gambar 3.15 sebagai berikut:
Berikut merupakan permodelan untuk Area Section pada Pelat Lantai seperti
pada Gambar 3.16 sebagai berikut:
117
Gambar 3. 16 Shell Section Data Lantai 1 2 (Kgf, mm, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
118
Gambar 3. 17 Hasil Permodelan Struktur 3D Tampak Depan
(Sumber: Penulis, 2021)
Berikut merupakan tampak samping hasil permodelan struktur seperti
Gambar 3.18 sebagai berikut:
119
1. Tekan pada menu define kemudian pilih groups. Buatlah nama untuk
masing- masing kelompok struktur tiap lantai seperti pada Gambar 3.19
sebagai berikut:
120
Gambar 3. 20 Assign to Groups
(Sumber: Penulis, 2021)
3. Langkah berikutnya, run permodelan struktur tersebut dengan menekan F5
seperti pada Gambar 3.21 sebagai berikut.
121
Gambar 3. 22 Choose Tables for Display (Kgf, m, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
Maka, didapat analisis berat struktur dengan melihat self-weight seperti pada
Gambar 3.23 sebagai berikut.
122
5. Selanjutnya dilakukan perhitungan struktur secara manual pada setiap lantai
bangunan perpustakaan dengan hasil perhitungan manual yang disajikan
dalam tabel berikut:
Berat Lantai 2
p l h/t Jumlah Berat
Beban Berat jenis
m m m kg
6 4 0.14 2 16128
5 5 0.14 4 33600
Pelat 2400 Kg/m3 6 5 0.14 2 20160
4 6 0.14 4 32256
5 6 0.14 4 40320
6 18 10152
Balok Induk 94 kg/m 5 18 8460
4 10 3760
Kolom Lt 2 79.7 kg/m 5 30 11955
Total berat Lantai 2 176791
Berat Lantai 1
p l h/t Jumlah Berat
Beban Berat jenis
m m m kg
6 4 0.14 2 16128
5 5 0.14 4 33600
Pelat 2400 Kg/m3 6 5 0.14 2 20160
4 6 0.14 4 32256
5 6 0.14 4 40320
6 18 10152
Balok Induk 94 kg/m 5 18 8460
4 10 3760
123
Kolom Lt 1 168 kg/m 6 30 25200
Total Berat Lantai 1 190036
(Sumber: Penulis, 2021)
1. Pilih menu Define lalu pilih Load Pattern, kemudian tentukan Load Pattern
Name, Type, dan Self Weight Multiplier dari tiap beban yang dimasukkan
seperti pada Gambar 3.24 sebagai berikut.
124
Gambar 3. 24 Define Load Patterns
(Sumber: Penulis, 2021)
2. Setelah memasukkan tipe pembebanan, maka selanjutnya menginput data ke
Load Case lalu Add New Load Cases seperti pada Gambar 3.25 sebagai
berikut:
3. Isi pada Load Cases Name dengan nama Gempa (Sumbu X) dan Gempa
(Sumbu Y) lalu pada Load Case Type pilih Response Spectrum, kemudian
ubah Scale Factor gempa menjadi 1.22625 seperti pada Gambar 3.26 sebagai
berikut:
125
Gambar 3. 26 Load Case Data-Response Spectrum (Kgf, m, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
Dimana;
126
Gambar 3. 27 Define Load Combinations
(Sumber: Penulis, 2021)
127
Gambar 3. 28 Load Combination Data untuk Envelope
(Sumber: Penulis, 2021)
6. Untuk pembebanan area pada pelat lantai dan atap dilakukan dengan
memasukkan hasil rekapitulasi dari beban mati (SIDL) dan beban hidup area
pelat. Rekapitulasi beban mati (SIDL) pada pelat lantai sebagai berikut.
Sehingga didapat nilai pembebanan pelat atap sebesar 46,91 kg/m2 dan pelat
lantai sebesar 167,43 kg/m2. Setelah didapatkan nilai pembebanan pelat lantai
maka nilai tersebut diinput ke dalam SAP dengan memilih menu Assign pilih
128
Area Loads lalu Uniform to Frame dan masukkan Load Pattern SIDL
kemudian Load Distribution Two Way.
7. Proses memasukkan untuk beban hidup area pada pelat lantai sama seperti
proses memasukkan beban mati (SIDL) pada pelat lantai. Namun pada beban
Live Load beban yang dimasukkan sebesar 732,16 kg/m2 seperti pada Tabel
3.3 sebagai berikut.
129
Berikut merupakan penginputan beban hidup ke dalam SAP seperti pada
Gambar 3.30 berikut
8. Proses memasukkan untuk beban hidup dan beban hujan pada pelat atap sama
seperti proses memasukkan beban mati (SIDL) pada pelat lantai. Namun pada
pelat atap dimasukkan nilai beban pada Tabel 3.5 sebagai berikut.
130
Gambar 3. 31 Assigns Area Uniform Loads to Frames Beban Hidup Orang
di Atap
(Sumber: Penulis, 2021)
Setelah diketahui besar beban yang akan diinput, lalu beban hujan tersebut
diinput sehingga didapat tampilan seperti pada Gambar 3.32 sebagai berikut.
132
Gambar 3. 34 Assign Join Forces Angin arah Y
(Sumber: Penulis, 2021)
133
Gambar 3. 35 Permodelan 3D Struktur Pada SAP2000
(Sumber: Penulis, 2021)
Berikut merupakan permodelan Balok Induk Atap, Lantai 3 dan Lantai 2 seperti
yang ada di gambar 3.36 dan gambar 3.37 sebagai berikut:
134
Gambar 3. 37 Permodelan Balok Induk Atap
(Sumber: Penulis, 2021)
Berikut merupakan permodelan tampak atas bangunan seperti pada Gambar 3.38
sebagai berikut:
136
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Geser 2-2 pada bangunan Perpustakaan
seperti pada Gambar 3.41 sebagai berikut.
138
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Momen 3-3 pada bangunan Perpustakaan
seperti pada Gambar 3.45 sebagai berikut.
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Maksimum Pada Pelat Lantai 2 pada
bangunan Perpustakaan seperti pada Gambar 3.48 sebagai berikut.
140
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Maksimum Pada Pelat Lantai 3 pada
bangunan Perpustakaan seperti pada Gambar 3.49 sebagai berikut.
143
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Geser Maksimum pada Pelat Lantai 3
bangunan Perpustakaan seperti pada Gambar 3.55 sebagai berikut.
145
Gambar 3. 59 Permodelan 3D tangga lantai 1 dengan extrude
(Sumber: Penulis, 2021)
146
Gambar 3. 61 Permodelan Balok Pijakan Tangga Lantai 1 & 2 (kgf,mm,C)
(Sumber: Penulis, 2021)
147
Gambar 3. 63 Permodelan Pelat Tangga Lantai 1 & 2 (kgf,mm,C)
(Sumber: Penulis, 2021)
148
Gambar 3. 65 Pembebanan Pada Tangga (kgf, m, C)
(Sumber: Penulis, 2021)
Setelah dilakukan Run Analysisi, berikut hasil gambar gaya dalam serta deformasi
yang terjadi pada tangga tersebut:
149
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Momen M11 pada struktur tangga lantai
1 seperti pada Gambar 3.66 sebagai berikut.
150
Gambar 3. 66 Gaya Dalam Momen M11 Lantai 1
(Sumber: Penulis, 2021)
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Momen M11 pada struktur tangga lantai
2 dan 3 seperti pada Gambar 3.67 sebagai berikut.
Berikut merupakan gambar Gaya Dalam Momen M22 pada struktur tangga lantai
2 dan 3 seperti pada Gambar 3.69 sebagai berikut.
152
Gambar 3. 69 Gaya Dalam Momen M22 Lantai
(Sumber: Penulis, 2021)
153
Gambar 3. 71 Gaya Dalam Torsi Lantai 1 (kiri) & Lantai 2 (kanan)
(Sumber: Penulis, 2021)
Gambar 3. 72 Gaya Dalam Geser 2-2 Lantai 1 (kiri) & Lantai 2 (kanan)
(Sumber: Penulis, 2021)
Gambar 3. 73 Gaya Dalam Geser 3-3 Lantai 1 (kiri) & Lantai 2 (kanan)
(Sumber: Penulis, 2021)
154
Gambar 3. 74 Gaya Dalam Momen 2-2 Lantai 1 (kiri) & Lantai 2 (kanan)
(Sumber: Penulis, 2021)
Gambar 3. 75 Gaya Dalam Momen 3-3 Lantai 1 (kiri) & Lantai 2 (kanan)
(Sumber: Penulis, 2021)
155
BAB IV
ANALISIS STRUKTUR
4.1. Balok
156
Gambar 4. 2 Letak Kondisi V2 dan M3 maksimum Balok Atap Bentang 6 Sumbu
X
(Sumber: Penulis, 2021)
Pada elemen balok arah X, dilakukan analisis dan rekapitulasi gaya dalam.
Adapun hasil rekapitulasi gaya dalam tersebut adalah sebagai berikut:
157
Balok Induk Atap Bentang 4 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -4.06 -0.00096 -0.0082 -0.0096 -20.9266
Max 1.305 1.26E-05 0.00042 2E-05 9.0551
0
Min -25.205 -0.00063 -1.4E-05 -0.00017 -23.5723
Max 4.368 0.00002 9.56E-06 2.41E-05 9.1856
BAX-10 2
Min -2.855 -0.00043 -5.6E-05 -0.00011 4.4771
Max 24.024 0.000188 2.93E-17 -1.6E-15 1.666
4
Min 2.372 1.67E-15 -0.00043 -0.00019 -23.7525
Max -2.403 2.7E-06 0.000845 4.84E-16 1.6375
0
Min -24.066 -0.00321 -2.8E-17 -0.0017 -23.7906
Max 2.899 1.08E-16 0.000138 0.001 9.1459
BAX-14 2
Min -4.344 -0.00191 -2.9E-05 -0.00087 4.4473
Max 25.436 0.000957 3.23E-05 3.85E-05 8.7956
4
Min -1.133 -2.1E-05 -0.0012 -0.00016 -23.9182
Max 4.16 0.015 -0.0006 0.0116 11.3085
0
Min -16.485 -0.00101 -0.0082 -0.0035 -20.7566
Max 6.611 0.006742 0.0035 0.0032 4.7252
BAX-15 2
Min -5.031 -0.00493 -0.0043 -0.0024 1.1474
Max 14.663 0.003344 0.0107 0.0044 5.5554
4
Min -2.218 -0.00795 0.0041 -0.0017 -19.0236
Max 2.22 0.007979 -0.0041 0.0044 5.5527
0
Min -14.66 -0.00332 -0.0107 -0.0017 -19.0271
Max 5.031 0.004951 0.0043 0.0032 4.7247
BAX-19 2
Min -6.616 -0.00676 -0.0035 -0.002 1.147
Max 16.48 0.000962 0.0083 0.0101 11.3111
4
Min -4.164 -0.024 0.000641 -0.0035 -20.7532
(Sumber: Penulis, 2021)
158
Balok Induk Atap Bentang 5 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -15.926 -0.016 0.0015 -0.0104 -23.3577
Max 1.789 0.003638 0.0016 -9.7E-05 6.071
2.5
Min -3.953 -0.00218 -0.002 -0.00094 2.2641
Max 17.615 0.012 0.000665 0.0022 8.5859
5
Min -1.515 -0.00104 -0.0068 -0.0093 -22.4788
Max -3.63 0.002267 -0.0013 0.0015 1.4578
0
Min -24.444 -0.00547 -0.0028 -0.0036 -23.7071
Max 2.44 0.001651 -0.0004 0.000135 10.2529
BAX-6 2.5
Min -0.162 -0.00173 -0.00089 -0.00024 5.3288
Max 26.425 0.001531 -0.00013 0.0011 -3.4659
5
Min 5.039 -0.00193 -0.00093 -0.00079 -31.136
Max -5.122 0.00192 0.0011 0.0011 -3.5598
0
Min -26.536 -0.00324 0.000137 -0.0017 -31.2612
Max 0.167 0.001729 0.0009 0.000124 10.241
BAX-8 2.5
Min -2.433 -0.00248 0.000413 -0.00027 5.3082
Max 24.581 0.005565 0.0028 0.0014 1.3185
5
Min 3.733 -0.0022 0.000754 -0.0037 -23.8929
Max -4.291 3.47E-05 0.000385 3.27E-05 -0.6921
0
Min -24.511 -0.00122 -2.8E-05 -0.00067 -24.7846
Max 2.187 2.54E-05 -9.3E-17 1.18E-05 10.1325
BAX-11 2.5
Min -0.295 -0.00073 -4.8E-05 -6.9E-05 5.0767
Max 28.305 3.4E-05 -9.8E-17 -4.1E-16 -5.2717
5
Min 6.395 -0.00011 -0.00055 -5E-05 -33.6171
Max -6.482 4.94E-06 0.000672 2.05E-05 -5.4157
0
Min -28.421 -0.00232 1.56E-16 -0.0013 -33.8091
Max 0.261 -3.9E-15 2.85E-05 2.48E-05 10.1538
BAX-13 2.5
Min -2.233 -0.00133 1.1E-16 -9.9E-05 5.0927
Max 24.3 -3.7E-16 4.82E-05 0.000106 -0.4313
5
Min 4.133 -0.00041 -0.00076 -3.4E-16 -24.4368
Max -3.505 0.00547 0.003 0.0037 1.6455
0
Min -24.277 -0.00227 0.0015 -0.0015 -23.4569
Max 2.464 0.001757 0.00086 0.000292 10.2573
BAX-16 2.5
Min -0.144 -0.00163 0.000374 -9.8E-05 5.3321
Max 26.448 0.001685 0.000609 0.000923 -3.5039
5
Min 5.056 -0.00171 -0.00031 -0.00092 -31.1867
Max -5.061 0.001715 0.000444 0.000928 -3.5131
0
BAX-18 Min -26.455 -0.00168 -0.00062 -0.00091 -31.1988
2.5 Max 0.14 0.001634 -0.0004 0.000297 10.2631
159
Balok Induk Atap Bentang 5 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -2.469 -0.00175 -0.00088 -9.5E-05 5.3364
Max 24.283 0.002251 -0.0015 0.0037 1.6483
5
Min 3.509 -0.0055 -0.0033 -0.0015 -23.4532
Max 1.713 0.014 0.000688 0.0117 8.883
0
Min -17.351 -0.00114 -0.0068 -0.0023 -22.0825
Max 4.105 0.004123 0.0015 0.000726 5.9381
BAX-20 2.5
Min -1.674 -0.00217 -0.0021 5.49E-05 2.1645
Max 16.293 0.007227 0.0073 0.0069 1.1682
5
Min 0.627 -0.011 0.0017 -0.004 -24.1714
Max -0.628 0.013 -0.0017 0.0085 1.1674
0
Min -16.293 -0.00601 -0.0073 -0.0032 -24.1725
Max 1.674 0.002171 0.0021 0.0011 5.9366
BAX-22 2.5
Min -4.106 -0.00364 -0.0015 5.27E-05 2.1633
Max 17.347 0.001143 0.0067 0.0109 8.8871
5
Min -1.716 -0.023 -0.00069 -0.0023 -22.0771
(Sumber: Penulis, 2021)
160
Balok Induk Atap Bentang 6 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min 6.989 -0.00194 -0.00048 -0.00059 -32.4498
Max -7.73 5.53E-07 0.000512 -2.2E-15 -6.0252
0
Min -28.709 -0.00195 -3.4E-05 -0.001 -32.768
Max 3.294 1.51E-05 3.55E-05 0.000644 14.1214
BAX-12 3
Min -3.276 -0.00129 -8.6E-05 -0.00056 7.6995
Max 28.746 -2.5E-15 2.95E-05 1.02E-06 -6.0945
6
Min 7.758 -0.00017 -0.00066 -1.5E-05 -32.8605
Max -7.13 0.001223 0.000844 0.000736 -5.4806
0
Min -28.51 -0.00168 8.41E-05 -0.00098 -32.7948
Max 3.155 0.001131 0.000165 0.000636 13.4907
BAX-17 3
Min -3.152 -0.00135 -0.00022 -0.00051 7.3562
Max 28.507 0.001583 -9E-05 0.000729 -5.4827
6
Min 7.128 -0.00122 -0.00099 -0.00088 -32.7975
Max -6.979 0.004948 0.004 0.0027 -3.3947
0
Min -29.101 -0.00284 0.002 -0.002 -31.3301
Max 2.918 0.002325 0.00032 0.0015 13.7127
BAX-21 3
Min -2.919 -0.00207 -0.00034 -0.00079 7.6851
Max 29.097 0.002845 -0.002 0.0027 -3.3904
6
Min 6.976 -0.00495 -0.0039 -0.0015 -31.3243
Max -2.514 0.016 0.000315 0.0141 3.9955
0
Min -23.04 -0.00037 -0.0076 -0.0018 -29.1846
Max 3.287 0.006518 0.0022 0.002 12.5538
BAX-23 3
Min -3.288 -0.00504 -0.0022 -0.0041 6.6679
Max 23.037 0.000366 0.0076 0.0145 3.9996
6
Min 2.512 -0.024 -0.00032 -0.0018 -29.1791
(Sumber: Penulis, 2021)
161
Gambar 4. 3 Kondisi V2 dan M3 maksimum Balok Lantai 3 Bentang 6 Sumbu X
(Sumber: Penulis, 2021)
162
Tabel 4. 4 Balok Induk Lantai 3 Bentang 4 m Sumbu X
163
Tabel 4. 5 Balok Induk Lantai 3 Bentang 5 m Sumbu X
164
Balok Induk Lantai 3 Bentang 5 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -90.411 -0.029 -0.0399 -0.026 -102.287
Max 7.129 0.036 0.000262 0.0012 59.3648
2.5
Min -9.018 -0.016 -0.0125 -0.0013 15.659
Max 87.947 0.029 -0.0055 0.0272 8.2136
5
Min 8.633 -0.044 -0.0214 -0.0175 -93.7751
Max -12.368 0.189 0.0153 0.1484 22.3416
0
Min -75.518 0.011 -0.0362 -0.0049 -84.6006
Max 19.249 0.066 0.0206 0.0065 41.3066
B3X-18 2.5
Min -9.968 -0.018 -0.0121 -0.0016 14.9581
Max 81.737 0.142 0.0646 0.0753 3.8857
5
Min 16.076 -0.117 0.0102 -0.0998 -106.709
Max -16.095 0.239 -0.0102 0.1629 3.849
0
Min -81.762 -0.042 -0.0646 -0.0203 -106.758
Max 9.956 0.018 0.0122 0.0089 41.3115
B3X-19 2.5
Min -19.265 -0.042 -0.0205 -0.0011 14.9617
Max 75.492 -0.011 0.0362 0.1572 22.3862
5
Min 12.349 -0.295 -0.0153 -0.0051 -84.5411
(Sumber: Penulis, 2021)
165
Balok Induk Lantai 3 Bentang 6 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -8.895 -0.027 -0.0144 -0.0151 8.9432
Max 64.189 -0.018 0.1199 0.171 4.2818
6
Min 5.053 -0.26 0.0311 0.0063 -98.1153
Max -3.111 0.002077 0.1028 0.0069 8.6595
0
Min -61.599 -0.233 0.0183 -0.1677 -92.2785
Max 9.157 0.013 0.0134 0.0141 41.2713
B3X-20 3
Min -9.17 -0.039 -0.0133 -0.0058 9.0519
Max 61.587 0.124 -0.0182 0.0067 8.6963
6
Min 3.102 -0.00172 -0.1027 -0.0806 -92.2294
Max -17.569 0.023 0.033 0.0135 -6.9678
0
Min -111.544 -0.047 0.0113 -0.0456 -126.523
Max 11.99 0.032 0.0036 0.0185 76.1548
B3X-21 3
Min -12 -0.026 -0.0036 -0.0079 21.0339
Max 111.526 0.037 -0.0113 0.0135 -6.9369
6
Min 17.556 -0.023 -0.0325 -0.0183 -126.482
Max -23.918 0.196 0.017 0.1708 7.6847
0
Min -96.901 0.006137 -0.0378 -0.0024 -113.94
Max 12.946 0.072 0.0262 0.0187 77.7908
B3X-22 3
Min -12.963 -0.045 -0.0261 -0.0381 29.7421
Max 96.875 -0.00596 0.0378 0.1753 7.7333
6
Min 23.899 -0.292 -0.0171 -0.0026 -113.875
(Sumber: Penulis, 2021)
166
Gambar 4. 5 Kondisi V2 dan M3 maksimum Balok Lantai 2 Bentang 6 Sumbu X
(Sumber: Penulis, 2021)
167
Tabel 4. 7 Balok Induk Lantai 2 Bentang 4 m Sumbu X
168
Tabel 4. 8 Balok Induk Lantai 2 Bentang 5 m Sumbu X
169
Balok Induk Lantai 2 Bentang 5 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -91.046 -0.05 0.0045 -0.0392 -105.534
Max 10.798 0.02 0.0093 0.000694 56.7479
2.5
Min -8.804 -0.029 -0.0012 -0.0028 14.9684
Max 92.279 0.006976 0.0335 0.0068 16.7835
5
Min 3.612 -0.012 0.00088 -0.0026 -113.274
Max -3.608 0.035 0.0011 0.0212 16.7577
0
Min -92.274 -0.00711 -0.0335 -0.002 -113.308
Max 8.791 0.031 0.001 0.0013 56.7171
B2X-17 2.5
Min -10.816 -0.02 -0.0094 -0.00093 14.9454
Max 90.974 0.031 -0.0047 0.008 16.224
5
Min 4.054 -0.016 -0.0227 -0.0147 -105.428
Max -10.376 0.033 0.0104 0.0408 25.2098
0
Min -81.249 -0.115 -0.0556 -0.0903 -98.5562
Max 19.562 0.034 0.0228 0.000548 39.9348
B2X-19 2.5
Min -12.873 -0.038 -0.0145 -0.0053 14.1927
Max 82.166 0.149 0.0691 0.0368 12.0562
5
Min 12.139 -0.063 0.0062 -0.1078 -109.675
Max -12.16 0.129 -0.004 0.0853 12.0118
0
Min -82.193 -0.113 -0.0691 -0.0737 -109.734
Max 12.858 0.038 0.0145 0.0039 39.9373
B2X-21 2.5
Min -19.582 -0.019 -0.0227 -0.0041 14.1946
Max 81.218 0.115 0.0555 0.0673 25.262
5
Min 10.353 -0.156 -0.0086 -0.0902 -98.4865
(Sumber: Penulis, 2021)
170
Balok Induk Lantai 2 Bentang 6 m Sumbu X
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -16.735 -0.042 -0.0028 -0.0219 29.3429
Max 137.023 0.019 0.0235 0.0117 -14.0818
6
Min 31.873 -0.032 -0.0014 -0.0049 -156.446
Max -1.58 -0.00139 -0.0262 0.0096 14.2158
0
Min -62.175 -0.131 -0.1194 -0.0807 -98.1023
Max 10.784 0.011 0.0162 0.0097 43.7513
3
B2X-7 Min -10.985 -0.017 -0.0159 -0.0036 10.3986
Max 61.825 0.086 0.1187 0.0915 14.9418
6
Min 1.317 -0.135 0.0257 -0.0587 -97.1343
Max -0.252 0.072 0.1033 0.0487 16.0492
0
Min -60.404 -0.147 0.0141 -0.1112 -95.6577
Max 10.697 0.01 0.0156 0.0075 42.8139
B2X-16 3
Min -10.707 -0.03 -0.0156 -0.0084 9.703
Max 60.387 0.03 -0.0141 0.0483 16.086
6
Min 0.239 -0.071 -0.1043 -0.0222 -95.6087
Max -13.445 0.025 0.0314 0.0093 0.9026
0
Min -112.453 -0.037 0.0094 -0.0356 -136.467
Max 13.358 0.024 0.0025 0.0103 73.3122
B2X-20 3
Min -13.369 -0.027 -0.0031 -0.0138 20.5813
Max 112.426 0.019 -0.0094 0.0111 0.9439
6
Min 13.425 -0.025 -0.0313 -0.007 -136.412
Max -22.778 0.031 0.0173 0.0341 8.1896
0
Min -100.717 -0.133 -0.0579 -0.1158 -129.158
Max 14.128 0.045 0.0264 0.0187 68.7043
B2X-22 3
Min -14.146 -0.046 -0.0264 -0.0246 26.459
Max 100.689 0.133 0.0578 0.0629 8.2415
6
Min 22.757 -0.154 -0.01 -0.1157 -129.089
(Sumber: Penulis, 2021)
Pada elemen balok arah Y, dilakukan analisis dan rekapitulasi gaya dalam.
Adapun hasil rekapitulasi gaya dalam tersebut adalah sebagai berikut:
171
Gambar 4. 7 Kondisi V2 dan M3 maksimum Balok Atap Bentang 6 m Sumbu Y
(Sumber: Penulis, 2021)
172
Tabel 4. 10 Balok Induk Atap Bentang 4 m Sumbu Y
174
Balok Induk Atap Bentang 5 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -2.676 -0.00077 -0.0015 -0.001 2.9105
Max 9.073 0.019 0.0053 0.000724 0.5938
5
Min 2.587 -0.0041 -0.0135 -0.0128 -5.814
(Sumber: Penulis, 2021)
175
Balok Induk Atap Bentang 6 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min 12.868 -0.00654 -0.0047 -0.005 -30.3056
Max -13.518 0.006513 0.0047 0.0037 -15.6499
0
Min -26.325 -0.00873 -0.0046 -0.0051 -30.2825
Max 2.586 0.00204 0.000653 0.0011 12.7476
BAY-10 3
Min -3.686 -0.00192 -0.00048 -0.00089 6.9234
Max 24.4 0.008926 0.005 0.0051 -12.8306
6
Min 12.241 -0.00905 -0.0045 -0.005 -25.5002
Max -12.562 0.00936 0.0048 0.0052 -13.2706
0
Min -24.178 -0.00873 -0.0046 -0.0048 -25.1376
Max 3.708 0.002107 0.000604 0.000886 12.7979
BAY-15 3
Min -2.564 -0.00187 -0.00054 -0.0011 6.9581
Max 26.433 0.006497 0.0047 0.005 -14.4397
6
Min 12.711 -0.00876 -0.0046 -0.0037 -30.4218
Max -13.558 0.008748 0.0045 0.0051 -15.7071
0
Min -26.378 -0.0065 -0.0048 -0.0037 -30.3589
Max 2.583 0.001912 0.000497 0.000877 12.7554
BAY-16 3
Min -3.683 -0.00205 -0.00063 -0.0011 6.9263
Max 24.402 0.009043 0.0045 0.005 -12.3608
6
Min 11.906 -0.00894 -0.0049 -0.0051 -25.502
Max -10.453 0.008802 0.0042 0.0046 -9.5934
0
Min -21.542 -0.015 -0.0072 -0.008 -19.5398
Max 4.023 0.003176 0.000424 0.0019 11.8428
BAY-20 3
Min -1.722 -0.00387 -0.00068 -0.0017 6.4911
Max 21.553 0.00934 0.0048 0.0046 -12.1519
6
Min 10.476 -0.00786 -0.0054 -0.0054 -24.9762
Max -11.271 0.007903 0.0053 0.0046 -13.4263
0
Min -21.491 -0.00928 -0.0048 -0.0054 -24.9007
Max 1.734 0.003852 0.000676 0.0019 11.8168
BAY-21 3
Min -4.014 -0.00319 -0.00045 -0.0017 6.4732
Max 21.657 0.014 0.0075 0.0049 -8.4936
6
Min 10.006 -0.00918 -0.004 -0.0077 -19.7191
Max -5.907 0.005132 0.0128 -7E-05 -4.2479
0
Min -13.456 -0.017 -0.006 -0.0073 -11.9392
Max 2.716 0.002234 0.0015 0.0018 11.0948
BAY-23 3
Min -0.261 -0.00286 -0.00058 -0.00054 5.4756
Max 14.32 0.02 0.0053 0.004 -7.0805
6
Min 5.444 -0.00662 -0.0108 -0.012 -18.6115
BAY-24 0 Max -5.433 0.006651 0.0108 0.004 -8.2574
176
Balok Induk Atap Bentang 6 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -14.305 -0.02 -0.0053 -0.012 -18.5918
Max -0.191 0.004916 0.000535 0.002 11.0827
3
Min -2.708 -0.00221 -0.0015 -0.0006 5.549
Max 13.472 0.019 0.0061 -2.4E-05 -1.4948
6
Min 4.838 -0.00514 -0.0128 -0.0142 -10.3026
(Sumber: Penulis, 2021)
177
Gambar 4. 10 Kondisi V2 dan M3 maksimum Balok Lantai 3 Bentang 5 m
Sumbu Y
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 13 Balok Induk Lantai 3 Bentang 4 m Sumbu Y
179
Balok Induk Lantai 3 Bentang 5 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Max -30.561 0.112 0.0964 0.0737 -32.6968
0
Min -80.684 -0.197 -0.0082 -0.1388 -98.3864
Max -4.312 0.015 0.0058 0.0023 42.2562
B3Y-16 2.5
Min -13.769 -0.0088 -0.0087 -0.0088 16.8911
Max 54.66 0.255 0.0431 -0.0014 -0.2415
5
Min 20.207 -0.017 -0.0874 -0.166 -26.3459
Max -30.484 0.149 0.0083 0.0944 -32.4441
0
Min -80.58 -0.113 -0.0962 -0.0739 -98.0495
Max -4.264 -0.00539 0.0079 0.0042 42.3671
B3Y-21 2.5
Min -13.473 -0.034 -0.0058 -0.0029 16.8911
Max 54.718 0.016 0.0874 0.1262 -6.8401
5
Min 22.319 -0.277 -0.0431 0.0016 -26.3925
Max -38.933 0.164 0.0427 0.1037 -29.8885
0
Min -104.49 -0.09 -0.0388 -0.0498 -81.8374
Max 3.213 0.043 0.0158 0.0067 73.5471
B3Y-23 2.5
Min -0.145 -0.017 0.003 -0.0047 25.6009
Max 108.703 0.117 0.0753 0.0293 -26.4899
5
Min 36.559 -0.045 -0.0246 -0.0731 -96.8447
(Sumber: Penulis, 2021)
180
Balok Induk Lantai 3 Bentang 6 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Max -15.154 0.27 -0.0087 0.1797 -26.5472
0
Min -65.246 -0.075 -0.1411 -0.0476 -94.0518
Max 0.199 0.037 0.013 0.0046 40.321
B3Y-9 3
Min -4.673 -0.029 -0.0096 -0.0192 7.9493
Max 58.37 -0.015 0.1027 0.2122 -12.4985
6
Min 9.529 -0.334 -0.0288 0.011 -74.7649
Max -10.029 0.334 0.0317 0.2132 -13.6289
0
Min -59.037 0.015 -0.0989 0.0118 -75.0802
Max 3.516 0.028 0.0148 0.0043 42.1844
B3Y-10 3
Min -2.13 -0.025 -0.0091 -0.0159 9.3963
Max 62.763 0.091 0.1277 0.1359 -18.0611
6
Min 13.292 -0.204 -0.0014 -0.0591 -86.8046
Max -30.411 0.109 0.0328 0.0653 -34.3421
0
Min -103.213 -0.169 -0.0571 -0.0989 -108.4429
Max 16.762 0.046 0.0044 0.0234 70.0425
B3Y-14 3
Min -7.18 -0.047 -0.0059 -0.0188 19.8591
Max 101.735 0.107 0.0377 0.0562 -28.7648
6
Min 24.859 -0.094 -0.0457 -0.0633 -127.6644
Max -27.65 0.094 0.0445 0.0563 -34.6988
0
Min -101.525 -0.106 -0.0386 -0.0633 -127.3635
Max 7.438 0.046 0.0025 0.0237 69.5929
B3Y-15 3
Min -16.429 -0.027 -0.007 -0.0134 19.5292
Max 101.652 0.157 0.0573 0.0712 -28.2822
6
Min 27.096 -0.118 -0.0326 -0.0911 -107.7416
Max -29.948 0.045 0.0724 0.0061 -17.1077
0
Min -73.394 -0.195 -0.0531 -0.1051 -48.1502
Max 14.753 0.014 0.0209 0.021 67.9128
B3Y-17 3
Min 2.069 -0.036 -0.0075 -0.0099 24.2346
Max 93.496 0.194 0.0445 0.0471 -36.6155
6
Min 33.98 -0.076 -0.0732 -0.121 -117.2075
Max -35.605 0.076 0.073 0.0472 -43.0784
0
Min -93.516 -0.193 -0.0447 -0.1209 -117.1852
Max -4.411 0.053 0.0081 0.0228 68.0065
B3Y-18 3
Min -14.75 -0.011 -0.0206 -0.01 25.1222
Max 73.52 0.234 0.0531 0.0055 -6.3463
6
Min 26.488 -0.043 -0.0724 -0.1722 -45.0867
Max -29.085 0.163 0.0569 0.0949 -33.3277
0
Min -101.444 -0.114 -0.0329 -0.0683 -107.0903
Max 16.699 0.048 0.002 0.013 69.3581
B3Y-19 3
Min -7.222 -0.026 -0.0087 -0.0244 19.3522
Max 100.343 0.086 0.0459 0.0703 -31.5926
6
Min 25.777 -0.118 -0.0376 -0.051 -126.6512
B3Y-20 0 Max -26.807 0.118 0.0374 0.0704 -34.1248
181
Balok Induk Lantai 3 Bentang 6 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -100.402 -0.086 -0.0461 -0.0509 -126.5982
Max 7.241 0.026 0.0091 0.0126 69.4934
3
Min -16.593 -0.048 -0.0013 -0.0248 19.4601
Max 101.378 0.117 0.0334 0.0918 -31.3926
6
Min 29.036 -0.158 -0.0563 -0.0707 -107.1887
Max -14.545 0.084 0.1336 0.0539 -26.0762
0
Min -64.434 -0.213 0.0031 -0.1429 -93.4238
Max 0.033 0.03 0.013 0.0155 40.0999
B3Y-24 3
Min -4.833 -0.025 -0.0104 -0.0046 7.7714
Max 58.285 0.334 0.03 -0.0114 -11.0056
6
Min 9.465 0.015 -0.1012 -0.2127 -74.4655
(Sumber: Penulis, 2021)
182
Gambar 4. 12 Letak Kondisi V2 dan M3 maksimum Balok Lantai 2 Bentang 6 m
Sumbu Y
(Sumber: Penulis, 2021)
185
Balok Induk Lantai 2 Bentang 6 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Min -78.434 -0.151 -0.0971 -0.0753 -60.6462
Max 12.103 0.012 0.0126 0.0129 63.6852
3
Min 2.196 -0.023 -0.0144 -0.0123 23.4594
Max 89.449 0.151 0.087 0.085 -39.8286
6
Min 33.622 -0.134 -0.0546 -0.0946 -111.675
Max -33.617 0.141 0.0546 0.0902 -40.9341
0
Min -89.443 -0.151 -0.087 -0.0946 -111.651
Max -3.567 0.025 0.0144 0.0129 63.6942
B2Y-2 3
Min -12.095 -0.012 -0.0127 -0.0128 23.5623
Max 78.467 0.151 0.0972 0.0264 -17.7396
6
Min 31.239 -0.092 -0.0558 -0.0755 -60.6993
Max -28.186 0.058 0.0616 0.0339 -32.3813
0
Min -101.931 -0.096 -0.0454 -0.0583 -109.308
Max 10.784 0.011 0.0162 0.0097 43.7513
B2Y-4 3
Min -10.985 -0.017 -0.0159 -0.0036 10.3986
Max 99.365 0.065 0.0593 0.0236 -29.3353
6
Min 24.568 -0.04 -0.0471 -0.0389 -125.942
Max -26.365 0.04 0.047 0.0235 -33.8336
0
Min -99.423 -0.065 -0.0594 -0.039 -125.92
Max 7.514 0.025 0.0094 0.0126 68.2532
B2Y-5 3
Min -16.388 -0.019 -0.002 -0.01 19.1714
Max 101.892 0.093 0.0453 0.0353 -29.0689
6
Min 28.157 -0.061 -0.0617 -0.0564 -109.406
Max -13.062 0.148 0.1428 0.0961 -23.31
0
Min -62.473 -0.075 -0.0058 -0.0443 -88.8828
Max 0.342 0.018 0.0094 0.0051 40.8124
B2Y-9 3
Min -4.621 -0.018 -0.0118 -0.0121 8.2144
Max 56.544 0.038 0.0288 0.1401 -7.3638
6
Min 8.201 -0.221 -0.125 -0.0238 -72.6297
Max -9.424 0.222 0.1239 0.1406 -13.2287
0
Min -57.383 -0.038 -0.0297 -0.0235 -73.4522
Max 3.272 0.025 0.0105 0.0071 42.5092
B2Y-10 3
Min -2.601 -0.018 -0.0111 -0.0123 9.5361
Max 61.397 0.191 0.0099 0.0932 -13.6054
6
Min 10.839 -0.144 -0.1373 -0.13 -83.8937
Max -12.959 0.122 0.0056 0.0809 -23.0628
0
Min -62.335 -0.171 -0.1431 -0.1111 -88.5531
B2Y-15
Max 0.415 0.029 0.0118 0.0122 40.8065
3
Min -5.026 -0.019 -0.0094 -0.0077 8.2143
186
Balok Induk Lantai 2 Bentang 6 m Sumbu Y
Tumpuan Lapangan V2 V3 T M2 M3
Kode Kondisi
m KN KN KN-m KN-m KN-m
Max 56.567 0.222 0.1248 0.0236 -8.5865
6
Min 8.811 -0.038 -0.029 -0.1404 -72.7659
Max -9.385 0.038 0.0298 0.0236 -13.2209
0
Min -57.331 -0.222 -0.1237 -0.1405 -73.4419
Max 3.241 0.02 0.0109 0.0124 42.4554
3
B2Y-16 Min -3.203 -0.017 -0.0106 -0.0042 9.4969
Max 61.352 0.144 0.1373 0.0266 -13.8059
6
Min 12.222 -0.04 -0.0099 -0.093 -83.8329
Max -28.297 0.109 0.0454 0.0666 -32.5979
0
Min -102.079 -0.049 -0.0616 -0.0277 -109.597
Max 16.323 0.051 0.0074 0.0252 68.312
B2Y-20 3
Min -7.691 -0.02 -0.0034 -0.0239 19.2284
Max 100.499 0.062 0.049 0.0358 -24.0825
6
Min 22.218 -0.06 -0.0568 -0.036 -126.664
Max -27.16 0.059 0.0569 0.0356 -34.2701
0
Min -100.483 -0.044 -0.0489 -0.0261 -126.502
Max 7.727 0.02 0.003 0.0104 68.4144
B2Y-21 3
Min -16.209 -0.024 -0.0077 -0.012 19.2705
Max 102.174 0.061 0.0625 0.056 -23.3837
6
Min 24.313 -0.092 -0.0447 -0.0356 -109.94
Max -31.771 0.148 0.0982 0.0747 -22.8726
0
Min -78.668 -0.042 -0.0551 -0.0083 -67.328
Max 11.918 0.021 0.0166 0.0096 63.9026
B2Y-23 3
Min -0.448 -0.013 -0.0111 -0.0136 22.5505
Max 90.046 0.051 0.0502 0.1043 -29.3907
6
Min 30.263 -0.166 -0.093 -0.0318 -111.946
Max -34.061 0.166 0.0928 0.1042 -41.1367
0
Min -90.035 -0.052 -0.0503 -0.0319 -111.921
Max -3.441 0.022 0.011 0.0079 63.8974
B2Y-24 3
Min -13.324 -0.021 -0.0167 -0.0135 23.7243
Max 78.696 0.101 0.0552 0.076 -5.7554
6
Min 25.798 -0.152 -0.098 -0.0829 -61.1273
(Sumber: Penulis, 2021)
187
Pada analisis gaya dalam pelat, gaya yang direkapitulasi adalah Momen
Maksimal. Pelat yang dianalisis terbagi menjadi dua, yaitu pelat atap dan pelat
lantai.
Analisis gaya dalam pelat atap dengan tebal pelat 12,5 cm dilakukan dengan
merekap hasil gaya dalam Momen maksimal. Hasil rekapitulasinya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Atap (6m x 4m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
M11 6x4 Max PA-1 10,0555 3,9901
188
Min -27,4651 -13,2132
Max 10,0938 9,0544
M22 PA-18
Min -27,3588 -14,2622
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 20 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Atap (5m x 5m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 6,6617 7,0973
M11 PA-2
Min -28,8795 -24,912
Max 6,6553 7,0985
M22 PA-4
Min -28,9639 -24,8395
5x5
Max 6,6356 9,036
M11 PA-15
Min -31,5484 -29,3011
Max 6,671 7,0682
M22 PA-17
Min -28,8799 -24,6917
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 21 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Atap (6m x 5m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 10,0779 6,9841
M11 PA-3
Min -30,3305 -25,3921
6x5
Max 10,0938 6,9663
M22 PA-16
Min -30,2349 -25,1525
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Atap (4m x 6m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 7,145 9,0146
M11 PA-5
Min -23,5882 -22,752
Max 6,6185 9,0544
M22 PA-9
Min -23,9279 -23,1167
4x6
Max 5,6536 9,0066
M11 PA-10
Min -23,5834 -22,7277
Max 7,1535 9,008
M22 PA-14
Min -23,5938 -22,6217
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Atap (5m x 6m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
M11 5x6 Max PA-6 6,6257 9,044
189
Min -31,3935 -29,2319
Max 6,2928 9,0466
M22 PA-8
Min -31,5587 -29,3526
Max 6,6351 9,0355
M11 PA-11
Min -31,3895 -29,2117
Max 6,6356 9,036
M22 PA-13
Min -31,5484 -29,3011
(Sumber: Penulis, 2021)
Analisis gaya dalam pada pelat lantai 3 dan 2 dengan tebal pelat 14 cm
dilakukan dengan merekap hasil analisis gaya dalam momen maksimal dengan
rekapitulasi sebagai berikut:
A. Lantai 3
190
Gambar 4. 14 Kondisi Gaya dalam Maksimum M11 Pelat Lantai 3
(Sumber: Penulis, 2021)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 21,289 9,7882
M11 P3-1
Min -46,2763 -28,1219
6x4
Max 17,9441 8,7943
M12 P3-6
Min -40,4781 -25,2895
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 26 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 3 (5m x 5m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 14,5421 17,4336
M11 P3-2
Min -35,7856 -36,6834
5x5 Max 16,6978 17,4641
M12 P3-4
Min -38,8204 -37,5838
M11 Max P3-13 14,0287 14,3628
191
Min -34,0947 -32,7108
Max 14,0193 14,3663
M12 P3-15
Min -34,086 -32,6857
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 27 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 3 (6m x 5m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 21,1656 17,6172
M11 P3-3
Min -47,9341 -36,3961
6x5
Max 17,8518 14,4722
M12 P3-14
Min -41,6643 -31,7695
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 3 (4m x 6m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 8,6604 17,0991
M11 P3-5
Min -31,6879 -40,258
Max 10,6295 17,1957
M12 P3-8
Min -34,3391 -41,1536
4x6
Max 8,6994 17,1125
M11 P3-9
Min -31,6877 -40,2573
Max 10,6293 17,1104
M12 P3-12
Min -34,3225 -41,0702
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 29 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 3 (5m x 6m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 15,1965 17,1596
M11 P3-6
Min -36,1718 -41,6451
Max 16,8005 17,2562
M12 P3-7
Min -37,722 -42,1324
5x6
Max 15,1973 17,1703
M11 P3-10
Min -36,1716 -41,6443
Max 15,0736 17,1565
M12 P3-11
Min -36,7654 -42,049
(Sumber: Penulis, 2021)
192
B. Lantai 2
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 20,5827 9,1296
M11 P2-1
Min -47,7102 -27,1037
6x4
Max 17,4323 8,6284
M12 P16
Min -41,3315 -24,582
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 31 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 2 (5m x 5m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 13,9992 16,8457
M11 P2-2
Min -38,7686 -37,6533
Max 13,9758 16,845
M12 P2-4
Min -38,8195 -37,5871
5x5
Max 13,5371 13,9573
M11 P2-13
Min -36,8156 -33,3274
Max 13,5314 13,9577
M12 P2-15
Min -36,8199 -33,3229
(Sumber: Penulis, 2021)
193
Tabel 4. 32 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 2 (6m x 5m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 20,429 17,0043
M11 P2-3
Min -49,5978 -37,6318
6x5
Max 17,3185 14,0886
M12 P2-14
Min -42,6389 -32,1696
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 33 Rekapitulasi Gaya Dalam Pelat Lantai 2 (4m x 6m)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 8,9615 16,8446
M11 P2-5
Min -33,4036 -39,7502
Max 10,3609 16,8697
M12 P2-8
Min -36,2347 -40,5964
4x6
Max 8,9613 16,8655
M11 P2-9
Min -33,4045 -39,7546
Max 10,3606 16,8814
M12 P2-12
Min -36,2286 -40,5656
(Sumber: Penulis, 2021)
M11 M22
Kondisi Pelat
KN-m/m KN-m/m
Max 14,2376 16,9003
M11 P2-6
Min -38,2905 -41,4208
Max 14,1169 16,9031
M12 P2-7
Min -38,5573 -41,7542
5x6
Max 14,2343 16,9096
M11 P2-10
Min -38,2914 -41,4252
Max 14,1139 16,9036
M12 P2-11
Min -38,5512 -41,7235
(Sumber: Penulis, 2021)
194
4.3. Kolom
195
Analisis gaya dalam kolom dilakukan dengan merekap gaya dalam Aksial
(P), geser 2 (V2), geser 3 (V3), torsi (T), momen 2 (M2), dan momen 3 (M3)
sebagai berikut:
196
17 Min -993,723 -26,064 -3,711 0,0000 -14,874 -71,482
K1- Max -306,111 22,422 6,299 0,0023 19,413 71,223
M3
18 Min -1001,401 -18,744 0,687 0,0000 -18,381 -78,402
K1- Max -749,680 -12,650 0,000 0,0000 -15,088 -84,806
P
19 Min -749,680 -12,650 0,000 0,0000 -15,088 -84,806
K1- Max -375,335 22,419 3,000 0,0022 6,556 71,224
V2
20 Min -1093,699 -18,745 -3,294 0,0000 -13,210 -78,401
K1- Max -443,146 16,728 8,799 0,0022 29,446 90,985
V3
21 Min -1112,316 -28,918 1,616 0,0000 -23,346 -82,562
K1- Max -120,470 9,839 6,624 0,0022 20,728 84,686
T
22 Min -354,042 -25,699 1,260 -0,0001 -19,016 -69,695
K1- Max -112,548 11,972 2,302 0,0023 10,646 77,714
M2
23 Min -338,717 -22,096 -5,349 0,0000 -21,445 -58,042
K1- Max -334,225 19,886 4,949 0,0022 13,003 85,841
M3
24 Min -963,640 -26,261 -4,054 0,0000 -16,693 -73,471
K1- Max -401,704 21,785 5,490 0,0022 15,178 81,456
P
25 Min -1265,827 -24,002 -0,014 0,0000 -17,760 -77,166
K1- Max -360,622 19,690 8,403 0,0022 26,871 86,351
V2
26 Min -998,836 -26,523 0,593 0,0000 -23,550 -73,088
K1- Max -106,337 12,211 9,057 0,0022 29,492 77,090
V3
27 Min -330,437 -21,777 2,254 -0,0001 -24,848 -58,510
K1- Max -92,417 14,107 1,346 0,0023 17,860 74,113
T
28 Min -347,630 -20,238 -8,975 0,0000 -35,991 -62,206
K1- Max -248,754 13,644 6,200 0,0022 17,240 81,509
M2
29 Min -750,935 -24,037 -0,004 0,0000 -19,961 -62,823
K1- Max -91,177 14,023 12,189 0,0022 41,265 74,330
M3
30 Min -345,977 -20,350 3,485 0,0000 -31,871 -62,043
Maximum -91,177 28,940 12,189 0,0024 41,265 90,985
Minimum -1265,827 -28,918 -8,975 -0,0001 -35,991 -91,076
(Sumber: Penulis, 2021)
200
Setelah dilakukan permodelan, didapatkan hasil gaya dalam yang bekerja
pada elemen tangga tersebut yaitu balok induk tangga, balok pijakan tangga dan
pelat tangga sebagai berikut:
201
Tabel 4. 40 Gaya Dalam Balok Bordes X IWF 125x125x6.5x9
BALOK BORDES X
Bentang P V2 V3 T M2 M3
mm N N N Nmm Nmm Nmm
MAX 152,89 933,67 53,53 17067,92 0 62851,98
450
MIN 0 -1156,87 0 0 -46853,5 -181058
MAX 152,89 2359,54 53,53 17067,92 66882,83 -911759,1
900
MIN -50,19 -2367,68 45,15 -17062,3 -70942,9 -919159,5
MAX 1350 0 1156,87 45,15 0 46566,08 62851,98
MIN -50,19 -941,81 0 -17062,3 0 -184794,8
MAX 1800 0 1638,54 45,15 0 26249,32 33722,45
MIN -50,19 -191,13 0 -17062,3 0 -592923,6
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 41 Gaya Dalam Balok Bordes Y IWF 125x125x6.5x9
BALOK BORDES Y
Bentang P V2 V3 T M2 M3
mm N N N Nmm Nmm Nmm
MAX 375 15112 2017,1 49,76 516,46 46753 -231341
MIN -15121 2013,67 49,4 -523,87 46715,3 -233681
MAX 750 15112,4 2782,57 49,76 516,46 28228,4 -1151822
MIN -15121 2779,14 49,4 -523,87 28056 -1152878
MAX 1125 15112,4 3779,77 49,76 516,46 9396,6 -2318037
MIN -15121 3544,61 49,4 -523,87 -175,89 -3071550
MAX 15112,4 3982,53 49,76 516,46 -8820,7 -3729160
1500
MIN -15121 3979,11 49,4 -523,87 -9262,8 -3730673
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4. 42 Gaya Dalam Pelat Bordes
BALOK BORDES X
Bentang P V2 V3 T M2 M3
mm N N N Nmm Nmm Nmm
MAX 216,03 1024,65 69,32 14501,41 0 62718,54
450
MIN 0 -1155,09 0 0 -45621,6 -226572
MAX 216,03 2437,43 69,32 14501,41 74674,54 342471,3
900
MIN -84,89 -2444,57 0 -14498,2 -76814,3 -1001978
MAX 0 1155,09 65,16 0 45353,63 62718,54
1350
MIN -84,89 -1031,8 0 -14498,2 0 -230909
203
MAX 0 1634,98 65,16 0 16032,73 31887,39
1800
MIN -84,89 -294,2 0 -14498,2 0 -591856
(Sumber: Penulis, 2021)
BALOK BORDES Y
Bentang P V2 V3 T M2 M3
mm N N N Nmm Nmm Nmm
MAX 16568 1601,65 28,69 590,01 39527,66 -356268
375 -
MIN -16580,2 1599,73 28,47 3944,79 -357584
595,69
MAX 16568,84 2365,64 28,69 590,01 28851,15 28690,37
750 -
MIN -16580,2 2363,72 28,47 -1121244 -1120647
595,69
MAX 16568,84 3129,62 28,69 590,01 18174,44 -2130373
1125 -
MIN -16580,2 3127,71 28,47 17930,95 -2130495
595,69
MAX 16569 3562,63 28,69 590,01 7498,08 -3385045
1500
MIN -16580,2 3560,79 28,47 -595,7 7171,8 -3385810
(Sumber: Penulis, 2021)
Data Penampang
hf 300 mm
bf 300 mm
tw 10 mm
tf 15 mm
r 18 mm
A 11980 mm2
Ix 204000000 mm4
Iy 67500000 mm4
rx 131 mm
ry 75,1 mm
205
Sx 1360000 mm3
Sy 450000 mm3
BJ 37 w 921825,1 N/mm Jepit-Jepit, k=0.65
(Sumber: Penulis, 2021)
3) Data Balok Baja
Tabel 4.52 Data balok induk atap bentang 4 m arah x
Komponen Simbol Nilai Satuan
Panjang elemen terhadap sumbu. x Lx 4000 mm
Panjang elemen terhadap sumbu y Ly 0
Momen maksimum akibat beban terfaktor Mu 40,438 KN.m
Momen pada 1/4 bentang MA 36,656 KN.m
Momen pada 1/2 bentang MB 39,96 KN.m
Momen pada 3/4 bentang MC 39,8134 KN.m
Faktor reduksi kekuatan untuk lentur Øb 0,90
Faktor reduksi kekautan untuk geser Ør 0,75
(Sumber: Penulis, 2021)
4) Section Properties
Dengan data balok baja serta penampang yang digunakan, nilai
masingmasing section properties dapat dicari sebagai berikut:
a. Modulus Geser (G)
Berdasarkan SNI 1729:2019, modulus geser untuk elemen struktur baja
dapat ditentukan sebesar 77200 MPa atau dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
206
c. Pengecekan Profil Baja
Penampang dikatakan kompak apabila memenuhi syarat dalam SNI
1729:2019 sebagai berikut:
- Terhadap flange:
- Terhadap web:
√ √
√ √
∑* + [ ] [ ( ) ]
207
∑* + [ ] [ ]
mm4
f. Faktor Modifikasi Tekuk Torsi Lateral (Cb)
Untuk mendapatkan nilai faktor modifikasi tekuk torsi lateral (Cb) dapat
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
√ √
( ) ( )
( ) ( )
208
Maka didapatkan nilai Lr sebagai berikut:
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
* ( )( )+
( )]
209
Cek:
Tahanan geser:
Cek:
Data Penampang
hf 304 mm
bf 301 mm
tw 11 mm
tf 17 mm
r 18 mm
A 13480 mm2
Ix 234000000 mm4
Iy 77300000 mm4
rx 132 mm
ry 75,7 mm
Sx 1540000 mm3
Sy 514000 mm3
BJ 37 w 1039504,900 N/mm Jepit-Jepit, k=0.65
(Sumber: Penulis, 2021)
3) Data Balok Baja
211
Tabel 4.55 Data balok induk atap bentang 4 m arah x
Komponen Simbol Nilai Satuan
Panjang elemen terhadap sumbu. x Lx 4000 mm
Panjang elemen terhadap sumbu y Ly 0
Momen maksimum akibat beban terfaktor Mu 40,438 KN.m
Momen pada 1/4 bentang MA 36,656 KN.m
Momen pada 1/2 bentang MB 39,96 KN.m
Momen pada 3/4 bentang MC 39,8134 KN.m
Faktor reduksi kekuatan untuk lentur Øb 0,90
Faktor reduksi kekautan untuk geser Ør 0,75
(Sumber: Penulis, 2021)
4) Section Properties
Dengan data balok baja serta penampang yang digunakan, nilai
masingmasing section properties dapat dicari sebagai berikut:
a. Modulus Geser (G)
Berdasarkan SNI 1729:2019, modulus geser untuk elemen struktur baja
dapat ditentukan sebesar 77200 MPa atau dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
212
√
- Terhadap web:
√ √
√ √
∑* + [ ] [ ( ) ]
∑* + [ ] [ ]
mm4
f. Faktor Modifikasi Tekuk Torsi Lateral (Cb)
213
Untuk mendapatkan nilai faktor modifikasi tekuk torsi lateral (Cb) dapat
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
√ √
( ) ( )
( ) ( )
214
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
* ( )( )+
( )+
215
Cek:
Tahanan geser:
Cek:
216
Tabel 4.56 Perhitungan Kapasitas Lentur arah X
Ø.Mn Mu Mu ≤
Nama Profil IWF
N.mm N.mm (Ø.Mn)
B. A.arah x 4m 250x125x6x9 54546043,89 11311100 OK
B. A. arah x 5m 250x125x6x9 44197660,05 10263100 OK
B. A. arah x 6m 250x125x6x9 33520894,84 14121400 OK
B.L. 3 arah x 4m 304x301x11x17 344902598,1 41992300 OK
B. L. 3 arah x 5m 304x301x11x17 427654954,2 69596500 OK
B. L. 3 arah x 6m 300x300x10x15 63014147,1 88757500 OK
B.L. 2 arah x 4m 304x301x11x17 341412343,2 40438000 OK
B. L. 2 arah x 5m 304x301x11x17 410180362,6 61911400 OK
B. L. 2 arah x 6m 300x300x10x15 64682595,47 84995500 OK
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 4.57 Perhitungan Kapasitas Lentur arah Y
Ø.Mn Mu Mu ≤
Nama Profil IWF
N.mm N.mm (Ø.Mn)
B. A.arah y 4m 250x125x6x9 58385542,62 12797900 OK
B.A. arah y 5m 250x125x6x9 24349885,88 10899400 OK
B. A. arah y 6m 250x125x6x9 31946668,73 4476700 OK
B.L.3 arah y 4m 304x301x11x17 374185640,1 22833600 OK
B. L.3 arah y 5m 304x301x11x17 442934167 74129300 OK
B. L. 3 arah y 6m 300x300x10x15 141787407,2 70042500 OK
B. L. 2 arah y 4m 304x301x11x17 375931749,1 21531800 OK
B. L. 2 arah y 5m 304x301x11x17 434300248,3 74129300 OK
B. L.2 arah y 6m 300x300x10x15 62055665,24 68414400 OK
(Sumber: Penulis, 2021)
Ø.Vn Vu
Nama Profil IWF Vu ≤ (Ø.Vn)
N.mm N.mm
217
Ø.Vn Vu
Nama Profil IWF Vu ≤ (Ø.Vn)
N.mm N.mm
B. A. arah x 4m 250x125x6x9 162000 25436 OK
B. A.arah x 5m 250x125x6x9 162000 28305 OK
B. A. arah x 6m 250x125x6x9 162000 29274 OK
B. L. 3 arah x 4m 304x301x11x17 433382,4 89599 OK
B. L. 3 arah x 5m 304x301x11x17 433382,4 107139 OK
B. L.3 arah x 6m 300x300x10x15 324000 134930 OK
B. L.2 arah x 4m 304x301x11x17 433382,4 98250 OK
B. L. 2 arah x 5m 304x301x11x17 433382,4 97578 OK
B. L. 2 arah x 6m 300x300x10x15 324000 137023 OK
(Sumber: Penulis, 2021)
Ø.Vn Vu
Nama Profil IWF Vu ≤ (Ø.Vn)
N.mm N.mm
B. A. arah y 4m 250x125x6x9 OK
162000 26433
B. A. arah y 5m 250x125x6x9 OK
162000 23667
B. A. arah y 6m 250x125x6x9 OK
162000 10076
B. L. 3 arah y 4m 304x301x11x17 433382,4 62255 OK
B. L. 3 arah y 5m 304x301x11x17 433382,4 110089 OK
B. L. 3 arah y 6m 300x300x10x15 324000 101735 OK
B. L.2 arah y 4m 304x301x11x17 433382,4 59004 OK
B. L. 2 arah y 5m 304x301x11x17 433382,4 97578 OK
B. L.2 arah y 6m 300x300x10x15 324000 102174 OK
(Sumber: Penulis, 2021)
4.5.2. Kapasitas Kolom
218
Modulus Elastisitas E 200000 MPa
219
√
Karena 0,25 ≤ λcx ≤ 1,2 maka nilai ω dapat dicari dengan persamaan
sebagai berikut:
220
𝜔
𝜔
Setelah semua komponen untuk menghitung kapasitas tekan aksial dari
penampang diperoleh. Syarat ϕPn>Pu dengan Pu didapatkan dari gaya dalam yang
dikeluarkan oleh SAP2000 maka, digunakan persamaan pada SNI 1729:2019
sebagai berikut:
OK !
Karena 0,25 ≤ λcy ≤ 1,2 maka nilai ω dapat dicari dengan persamaan
sebagai berikut:
221
𝜔
𝜔
Setelah semua komponen untuk menghitung kapasitas tekan aksial dari
penampang diperoleh. Syarat ϕPn>Pu dengan Pu didapatkan dari gaya dalam yang
dikeluarkan oleh SAP 2000 maka, digunakan persamaan pada SNI 1729:2019
sebagai berikut:
222
Sesuai dengan syarat, dimana λ≤λp, maka penampang tidak diperkaku.
b. Pengecekan Kapasitas geser Penampang
Pengecekan kapasitas geser penampang harus sesuai dengan SNI 1729:2019
dengan perhitungan sebagai berikut:
Setelah didapatkan semua kapasitas penampang dan dan kapasitas tekan dari
profil IWF 400 x 400 x 15 x 15 dengan nilai yang telah memenuhi, namun
penampang tersebut memiliki profil yang tak kompak di bagian sayap oleh karena
itu dilakukan perbesaran profil kolom pada bagian sayapagar pada sambungan
balok dan kolom dapat diaplikasikan dilapangan. Maka dilakukan proses
rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4.62 Rekapitulasi Kapasitas Kolom setiap Lantai.
Penampang Awal Penampang Pakai Pu/ϕPn Vu/ϕVn
Lantai Kode
(IWF) (IWF) ≤1 ≤1
1 K1 IWF 400x400x15x15 IWF 400x400x21x21 0,0239 0,0229 OK
2 K2 IWF 300x300x15x15 IWF 350x350x14x22 0,0455 0,027 OK
3 K3 IWF 250x250x11x11 IWF 250x250x8x13 0,017 0,03725 OK
(Sumber: Penulis, 2021)
223
Pengecekan terhadap kapasitas balok dilakukan terhadap kapasitas elemen
terhadap gaya geser serta kapasitas elemen terhadap gaya momen lentur.
1) Data Bahan
Tabel 4.63 Data bahan balok induk tangga
Data Penampang
hf 125 mm
bf 125 mm
tw 6,5 mm
tf 9 mm
r 10 mm
A 3031 mm2
Ix 8470000 mm4
Iy 2930000 mm4
rx 52,9 mm
ry 31,1 mm
Sx 136000 mm3
Sy 470000 mm3
BJ 37 w 23,8 kg/m Jepit-Jepit, k=0.65
(Sumber: Penulis, 2021)
3) Data Balok Baja
Tabel 4.65 Data balok induk tangga
224
Komponen Simbol Nilai Satuan
Panjang elemen terhadap sumbu. x Lx 5200 mm
Panjang elemen terhadap sumbu y Ly 0 mm
Momen maksimum akibat beban terfaktor Mu 3893290,84 Nmm
Momen pada 1/4 bentang MA 3768277,33 Nmm
Momen pada 1/2 bentang MB 3893290,84 Nmm
Momen pada 3/4 bentang MC 3768412,1 Nmm
Faktor reduksi kekuatan untuk lentur Øb 0,9
Faktor reduksi kekautan untuk geser Ør 0,75
(Sumber: Penulis, 2021)
4) Section Properties
Dengan data balok baja serta penampang yang digunakan, nilai
masingmasing section properties dapat dicari sebagai berikut:
a. Modulus Geser (G)
Berdasarkan SNI 1729:2019, modulus geser untuk elemen struktur baja
dapat ditentukan sebesar 77200 MPa atau dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
225
√
- Terhadap web:
√ √
√ √
∑* + [ ] [ ( ) ]
∑* + [ ] [ ]
mm4
f. Faktor Modifikasi Tekuk Torsi Lateral (Cb)
226
Untuk mendapatkan nilai faktor modifikasi tekuk torsi lateral (Cb) dapat
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
√ √
( ) ( )
( ) ( )
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
227
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
* ( )( )+
[ ( )]
Cek:
Tahanan geser:
Cek:
1) Data Bahan
Tabel 4.66 Data bahan balok penyangga
229
Tegangan leleh (yield stress) fy 240 Mpa
Tegangan sisa (residual stress) fr 70 Mpa
Modulus Elastis (modulus elasticity) E 200000 Mpa
Angka Poisson (Poisson Rasio) υ 0,3
(Sumber: Penulis, 2021)
2) Data Profil Baja
Selanjutnya, dilakukan rekap data profil penampang baja yang digunakan
sebagai balok pada permodelan struktur sebagai berikut:
Tabel 4.67 Data bahan balok penyangga
Data Penampang
hf 120 mm
bf 120 mm
t 8 mm
r 12 mm
A 1876 mm2
Ix 2580000 mm4
Iy 2580000 mm4
rx 37,1 mm
ry 37,1 mm
Sx 29450 mm3
Sy 29450 mm3
w 147,3 N/mm
BJ 37 Jepit-Jepit, k=0.65
(Sumber: Penulis, 2021)
3) Data Balok Baja
Tabel 4.68 Data bahan balok penyangga
Komponen Simbol Nilai Satuan
Panjang elemen terhadap sumbu. x Lx 900 mm
Panjang elemen terhadap sumbu y Ly 0 mm
Momen maksimum akibat beban terfaktor Mu 49806,71 Nmm
Momen pada 1/4 bentang MA 43087,93 Nmm
230
Momen pada 1/2 bentang MB 15509,3 Nmm
Momen pada 3/4 bentang MC 33686,4 Nmm
Faktor reduksi kekuatan untuk lentur Øb 0,9
Faktor reduksi kekautan untuk geser Ør 0,75
(Sumber: Penulis, 2021)
4) Section Properties
Dengan data balok baja serta penampang yang digunakan, nilai
masingmasing section properties dapat dicari sebagai berikut:
a. Modulus Geser (G)
Berdasarkan SNI 1729:2019, modulus geser untuk elemen struktur baja
dapat ditentukan sebesar 77200 MPa atau dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
- Terhadap web:
231
- Terhadap flange:
√ √
√ √
∑* + [ ] [ ]
∑* + [ ] [ ]
mm4
f. Faktor Modifikasi Tekuk Torsi Lateral (Cb)
Untuk mendapatkan nilai faktor modifikasi tekuk torsi lateral (Cb) dapat
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
√ √
( ) ( )
( ) ( )
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
( ) √( ) √( ) ( )
[ ]
233
h. Menghitung Momen Nominal Penampang (Bentang Pendek)
Untuk menghitung momen nominal penampang pada bentang pendek maka
persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
6361200
Cek:
10 ≤ 64,663 OK!
Perhitungan luas penampang badan, tahanan geser nominal serta tahanan geser
adalah sebagai berikut:
mm2
Tahanan geser:
234
286,69 N ≤ 103680 N OK!
j. Kontrol Lendutan
Balok biasa yang memikul beban mati dan beban hidup disyaratkan tidak
boleh lebih dari:
Cek:
235
BAB V
DESAIN PENULANGAN DAN PENGECEKAN LENDUTAN
5.1. Pendahuluan
Perencanaan sambungan balok dan kolom dipengaruhi oleh nilai gaya geser
dan gaya tarik yang terjadi pada struktur perpustakaan. Gaya geser (Pu) dan
momen (Mu) untuk perencanaan struktur perpustakaan 3 lantai di lokasi Palu
diperoleh dalam perhitungan SAP.
1. Data Bahan
Berdasarkan struktur, didapatkan data-data yang berhubungan dengan
perencanaan sambungan sebagai berikut
Tabel 5. 1 Data beban kolom Lantai 3
Data Rencana
Vu 29274 N
Pu 1998 N
(Sumber: Penulis, 2021)
1. Data sambungan baut
236
Selanjutnya data yang digunakan sebagai baut untuk sambungan adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.2 Spesifikasi Baut
Spesifikasi Baut A325 Mutu Tinggi
f1 807 Mpa
f2 621 Mpa
fub 825 Mpa
r1 0,4
r2 1,9
ϕf 0,75
Diameter Baut (db) 22 mm
(Sumber: Penulis, 2021)
mm2
2. Menghitung Kapasitas Geser Baut
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menghitung kapasitas geser
baut (Vd). Berdasarkan SNI 1729:2019 kapasitas kuat geser baut dapat dihitung
menggunakan rumus:
(5.2)
sehingga berdasarkan persamaan diatas dilakukan perhitungan sebagai berikut:
237
3. Menghitung jumlah baut geser
Langkah ketiga adalah menghitung jumlah sambungan baut dari gaya geser
maksimum. Agar baut rencana dengan diameter 16 mm mampu untuk menahan
gaya geser baut berdasarkan gaya yang bekerja pada struktur diketahui nilai Vu
didapat dari SAP, maka diperoleh jumlah baut sebanyak
(5.3)
N
5. Menghitung Jumlah baut Tarik
Langkah kelima adalah menghitung jumlah sambungan baut tarik dari gaya
aksial maksimum pada balok yang diperoleh dari SAP (Pu). Maka agar bait
rencana dengan diameter 19 mm mampu untuk menahan gaya tarik baut
berdasarkan gaya yang bekerja pada struktur, diperoleh jumlah baut sebanyak:
(5.5)
(5.6)
238
t pakai = 5 mm
Digunakan pelat penyambung dengan asumsi pelat siku 50 Χ 50 Χ 5 mm
7. Menghitung jarak baut
Langkah ketujuh ialah menghitung jarak baut. Menghitung jarak baut
dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut:
Jarak Minimum (S1)
(5.7)
mm
Berdasarkan SNI 03 1729:2020 Tabel J3.4 M menyebutkan bahwa jarak tepi
minimum untuk diameter baut 16 sebesar 22 mm.
S1 pakai = 35 mm
Cek S1<Spakai OK!
Jarak Maksimum (S)
syarat:
db < S < 200 mm (5.8)
S= db
sehingga:
S = 2,67 Χ 16 = 42,72 mm
Namun di SNI 03 1729:2019 disebutkan bahwa yang sering disukai untuk
digunakan yaitu 3db = 3 x 16 = 48 mm
misal S pakai = 70 mm, maka
48 mm < 70 mm < 200 mm OK!
8. Pengecekan Syarat Kombinasi geser dan tarik
Langkah kedelapan adalah melakukan pengecekan syarat kombinasi geser
dan tarik. Berdasarkan SNI 1729:2019 kuat geser baut dapat dihitung
menggunakan rumus:
Syarat 1 :
(5.9)
239
OK! (Memenuhi syarat)
Syarat 2 :
(5.10)
sehingga berdasarkan persamaan diatas dilakukan perhitungan sebagai berikut:
OK!
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa sambungan baut
rencan kuat dalam menahan kombinasi tarik dan geser sesuai syarat yang telah
terpenuhi sehingga sambungan baut rencana layak untuk digunakan.
Tabel 5.3 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok Induk
Atap – Kolom Lantai 3 (Arah X)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 5 mm
Diameter baut (db) 22 mm
Luas Baut (Abd) 380,1327 mm2
Tahanan Geser (Vd) 94082,85 N
Vu 29274 N
Jumlah Baut 0,311151 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
240
Tabel 5.4 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok Induk
Atap – Kolom Lantai 3 (Arah X)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 5 mm
Diameter baut (db) 22 mm
Luas Baut (Abd) 380,1327 mm2
Tahanan Tarik (Td) 176405,3 N
Pu 1998 N
Jumlah Baut 0,011326 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.5 Syarat geser dan tarik Balok Induk Atap – Kolom Lantai 3 (Arah X)
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
38,505 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 177047 Mpa
999 Mpa
241
diameter 22 mm. Kemudian berdasarkan persyaratan jarak baut maka agar
memenuhi profil yang digunakan adalah profil L 50x50x5.
B. Balok Induk Atap-Kolom Lantai 3 (Arah Y)
Berdasarkan contoh perhitungan sebelumnya maka untuk mendapatkan
jumlah baut dan profil yang digunakan dilakukan langkah perhitungan yang sama,
sehingga rekapitulasi sambungan baut pada balok induk atap – kolom Lantai 3
(Arah Y) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.6 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok induk
atap – Kolom Lantai 3 (Arah Y)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 5 mm
Diameter baut (db) 22 mm
Luas Baut (Abd) 380,1327 mm2
Tahanan Geser (Vd) 94082,85 N
Vu 31867 N
Jumlah Baut 0,338712 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.7 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok induk
atap – Kolom Lantai 3 (Arah Y)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 5 mm
Diameter baut (db) 22 mm
Luas Baut (Abd) 380,1327 mm2
Tahanan Tarik (Td) 176405,3 N
Pu 1676 N
Jumlah Baut 0,009501 Buah
242
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.8 Syarat geser dan tarik Balok induk atap – Kolom Lantai 3 (Arah Y)
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x x m
38,505 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 177047 Mpa
838 Mpa
Tabel 5.9 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok induk
Lantai 3 – Kolom Lantai 2 (Arah X)
243
Keterangan Besaran Satuan
Tebal pelat 7 mm
Diameter baut (db) 27 mm
Luas Baut (Abd) 572,5553 mm2
Tahanan Geser (Vd) 141707,4 N
Vu 160850 N
Jumlah Baut 1,135085 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.10 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok induk
Lantai 3 – Kolom Lantai 2 (Arah X)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 7 mm
Diameter baut (db) 27 mm
Luas Baut (Abd) 572,5553 mm2
Tahanan Tarik (Td) 265701,4 N
Pu 1714 N
Jumlah Baut 0,006451 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.11 Syarat geser dan tarik Balok Induk Lantai 3 – Kolom Lantai 2 (Arah
X)
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x x m
140,466 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 231933,447 Mpa
244
857 Mpa
Tabel 5.12 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok induk
Lantai 3 – Kolom Lantai 2 (Arah Y)
Tabel 5.13 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok induk
Lantai 3 – Kolom Lantai 2 (Arah Y)
245
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 7 mm
Diameter baut (db) 27 mm
Luas Baut (Abd) 572,5553 mm2
Tahanan Tarik (Td) 265701,4 N
Pu 4769 N
Jumlah Baut 0,017949 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.14 Syarat geser dan tarik Balok Induk Lantai 3 – Kolom Lantai 2 (Arah
X)
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x x m
114,833 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 252847,459 Mpa
2384,5 Mpa
246
Berdasarkan contoh perhitungan sebelumnya maka untuk mendapatkan
jumlah baut dan profil yang digunakan dilakukan langkah perhitungan yang sama,
sehingga rekapitulasi sambungan baut pada balok induk Lantai 2 – kolom Lantai 1
(Arah X) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.15 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok induk
Lantai 2 – Kolom Lantai 1 (Arah X)
Tabel 5.16 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok induk
Lantai 2 – Kolom Lantai 1 (Arah X)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 7 mm
Diameter baut (db) 27 mm
Luas Baut (Abd) 572,5553 mm2
Tahanan Tarik (Td) 265701,4 N
Pu 7408 N
Jumlah Baut 0,027881 Buah
247
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.17 Syarat geser dan tarik Balok Induk Lantai 2 – Kolom Lantai 1 (Arah
X)
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x x m
119,659 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 248910,184 Mpa
3704 Mpa
248
Keterangan Besaran Satuan
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 7 mm
Diameter baut (db) 27 mm
Luas Baut (Abd) 572,5553 mm2
Tahanan Geser (Vd) 121491,3 N
Vu 109564 N
Jumlah Baut 0,901826 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.19 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok induk
Lantai 2 – Kolom Lantai 1 (Arah Y)
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 7 mm
Diameter baut (db) 27 mm
Luas Baut (Abd) 572,5553 mm2
Tahanan Tarik (Td) 227796,1 N
Pu 3017 N
Jumlah Baut 0,013244 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.20 Syarat geser dan tarik Balok Induk Lantai 2 – Kolom Lantai 1 (Arah
Y)
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x x m
111,601 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
249
Syarat 2
Td 219037,049 Mpa
1508,5 Mpa
5.3.1. Pendahuluan
250
memiliki beberapa kekurangan yang harus diketahui, agar tidak salah dalam
mengaplikasikannya dalam suatu pekerjaan yang dilakukan. Adapun kekurangan
pelat bondek adalah seperti tidak bisa diterapkan pada sisi tepi gedung (pelat
kantilever), perlu pengaturan yang baik agar tidak banyak sisa material bondek
yang terbuang.
Pada pelat hanya didesain tulangan untuk memikul gaya lentur dan hanya
didesain pada tulangan bagian atas saja karena fungsi tulangan bagian bawah
sudah tergantikan oleh bondek. Pelat tidak perlu ditambah sengkang karena pada
pelat tidak pernah terjadi failure terhadap geser. Gaya geser kontribusi beton (Vc)
sudah cukup menahan geser dari layer disebabkan oleh lebar pelat yang cukup
lebar sehingga menghasilkan Vc yang bernilai besar. Untuk mendesain tulangan
lentur pada pelat, digunakan cara yang sama dengan pendesainan tulangan pada
balok, namun berbeda pada lebarnya saja. Tulangan pada pelat didesain untuk tiap
1 m, sehingga dipilih untuk desain tulangan yaitu momen positif dan negatif yang
memiliki nilai yang paling besar. Berikut perhitungan desain tulangan arah X pada
pelat lantai atap.
251
Keterangan Nilai Satuan
h 125 mm
dc 40 mm
db 16 mm
d 77 mm
beff 1000 mm
fc' 25 MPa
ß1 0,85
fy 280 MPa
Ec 23500 MPa
Es 200000 MPa
0,003
0,0014
ø 0,9
(Sumber: Penulis, 2021)
As min = (5.13)
Sehingga dari kedua syarat diatas diambil nilai terbesar untuk As minimum yaitu
sebesar 385 mm2.
2) Menghitung Luas Tulangan Aktual
252
Untuk menghitung luas tulangan aktual, digunakan persamaan sebagai
berikut:
Asb = (5.14)
Dengan,
db = diameter tulangan longitudinal (mm)
Berdasarkan persamaan (5.14) diatas dan berdasarkan data perencanaan memakai
diameter tulangan longitudinal (db) sebesar 16 mm, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut:
Asb =
dari persamaan (5.15) diatas, untuk mencari nilai As dapat dituliskan dengan
persamaan berikut ini :
As = n x Asb (5.16)
Misal jumlah tulangan yang dipakai dalam perencanaan tulangan lentur tekan
berjumlah 10 (n = 10), maka nilai As dapat dihitung berdasarkan persamaan
(5.16) sebagai berikut.
As = 10 x 200,96
As = 2009,6 mm2
Sehingga nilai luas tulangan (As) pelat atap adalah sebesar 2009,6 mm2.
Selanjutnya setelah pengecekan syarat luas tulangan maka dilakukan
perhitungan mencari nilai spasi (s) atau jarak antar tulangan longitudinal dengan
persamaan sebagai berikut:
s= (5.17)
253
Berdasarkan persamaan (5.17) diatas maka perhitungan jarak antar tulangan
longitudinal adalah sebagai berikut:
s=
s = 102,22 mm
Sehingga besar jarak antar tulangan longitudinal tekan satu dengan yang lain pada
pelat atap arah X tebal 12,5 cm adalah berjarak 102,22 mm.
Selanjutnya menghitung jarak minimum tulangan, jarak minimum tulangan
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
S min = 2 x db (5.18)
atau
S min = 25 + db (5.19)
Dari kedua persamaan diatas untuk mencari jarak tulangan minimum (s min)
diambil nilai terbesar.
Berdasarkan persamaan (5.18) dan (5.19) dilakukan perhitungan sebagai berikut
dengan diameter tulangan sebesar 10 mm.
S min = 2 x 16 = 22 mm
atau
S min = 25 + 16 = 41 mm
Sehingga dari kedua perhitungan diatas diambil jarak tulangan minimum pada
pelat atap arah X sebesar 41 mm.
Kemudian dilakukan pengecekan syarat jarak tulangan dimana jarak tulangan
pakai (s) harus lebih besar atau samadengan jarak tulangan minimum (s min),
maka :
S ≥ S min
102,22 mm ≥ 41 mm OK!
Untuk memudahkan pekerjaan dilapangan maka digunakan S pakai sebesar 200
mm, sehingga :
S ≥ S min
200 ≥ 41 OK!
Sehingga jika dipasang tulangan lentur tekan sejumlah 10 tulangan maka telah
memenuhi persyaratan.
4) Pengecekan Kapasitas Momen akibat Tulangan
254
Menghitung momen kapasitas melalui perhitungan di bawah ini.
øMn = ø * ( )+ (5.20)
Dengan,
a= (5.21)
a = 26,479 mm
Setelah diperoleh nilai a, dilakukan perhitungan momen kapasitas (Mn)
berdasarkan persamaan (5.20) sebagai berikut:
øMn = 0,9 * ( )+
SR = 0,977 OK!
5) Pengecekan Rasio Tulangan
a. Rasio Tulangan Minimum
Berdasarkan SNI 03-2847-2019 untuk menghitung rasio tulangan minimum
digunakan persamaan sebagai berikut:
ρ min = (5.23)
atau
√
ρ min = (5.24)
Dari kedua persamaan diatas diambil nilai terbesar untuk ρ min. Sehingga
berdasarkan persamaan diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
ρ min = = 0,005
255
atau,
√
ρ min = = 0,00446
Sehingga nilai ρ min diambil yang terbesar dari kedua nilai diatas, sehingga ρ min
adalah sebesar 0,005
b. Rasio Tulangan maksimum
Untuk menghitung ρ max dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
ρ max = 0,75 ρ bal (5.25)
dengan ρ bal dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
ρ bal = ( ) (5.26)
ρ bal = ( )
ρ bal = 0,044
Setelah nilai ρ bal didapatkan, maka untuk menghitung nilai ρ max berdasarkan
persamaan (5.25) adalah sebagai berikut.
ρ max = 0,75 0,044
ρ max = 0,03
Sehingga nilai ρ max adalah sebesar 0,03
c. Rasio Tulangan Pakai
Rasio tulangan pakai dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
ρ= (5.27)
Berdasarkan persamaan (5.27) diatas maka rasio tulangan pakai dapat dihitung
sebagai berikut:
ρ=
ρ = 0,026
sehingga nilai ρ pakai adalah sebesar 0,03
Kemudian dilakukan pengecekan rasio tulangan dengan syarat sebagai berikut.
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max
256
0,005 ≤ 0,026 ≤ 0,03 OK!
6) Luas Tulangan Maksimum (As max)
Untuk menghitung luas tulangan maksimum (As max) digunakan
persamaan sebagai berikut.
As max = ρ max b d (5.28)
Berdasarkan persamaan diatas maka perhitungan luas tulangan maksimum (As
max) adalah sebagai berikut.
As max = 0,03 Χ 1000 Χ 77
As max = 3386,719 mm2
Maka besar luasan tulangan maksimum (As max) pada pelat atap arah X tebal
12,5 m adalah sebesar 3386,719 mm2
Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap luas tulangan dengan persyaratan
sebagai berikut.
As min ≤ As ≤ As max
385 mm2 ≤ 2009,6 mm2 ≤ 3386,719 mm2 OK!
Dari hasil perhitungan dan pengecekan syarat pada langkah 1-7 yang telah
dilakukan sesuai syarat yang telah ditentukan sehingga pemasangan tulangan pada
pelat atap atap arah X tebal 12,5 cm dikatakan aman. Maka dimensi dan
kebutuhan tulangan lentur tekan pada pelat atap arah X dapat dipasang 10D16-
100 per 1m (diameter tulangan 16 mm sebanyak 10 buah dengan jarak antar
tulangan 100 mm).
B. Desain Tulangan Pelat Arah Y
Dalam mendesain tulangan pelat arah Y, digunakan gaya dalam momen
pada pelat yang telah direkapitulasi dari program bantu SAP 2000. Momen pelat
arah Y disimbolkan dengan M22.
B.1 Desain Tulangan Tekan pelat arah Y atas
Dalam mendesain tulangan tekan pelat arah Y, diperlukan data gaya dalam
momen sebagai parameter perhitungan penulangan pelat. Gaya dalam momen
diperoleh dari analisa struktur yang telah dilakukan sebelumnya dan tercantum
dalam subab 4.2. Berikut ini diambil contoh perhitungan menggunakan pelat atap
dengan ukuran pelat 5m x 5m dengan data perhitungan sebagai berikut:
Tabel 5.22 Data perhitungan pelat atap 5m Χ 5m arah Y
257
Keterangan Nilai Satuan
Mu 29301100 Nmm
L 5000 mm
h 125 mm
dc 40 mm
db 16 mm
d 77 mm
beff 1000 mm
fc' 25 MPa
ß1 0,85
fy 280 MPa
Ec 23500 MPa
Es 200000 MPa
0,003
0,0014
ø 0,9
(Sumber: Penulis, 2021)
As min = (5.30)
Sehingga dari kedua syarat diatas diambil nilai terbesar untuk As minimum yaitu
sebesar 385 mm2.
258
2) Menghitung Luas Tulangan Aktual
Untuk menghitung luas tulangan aktual, digunakan persamaan sebagai
berikut:
Asb = (5.31)
Dengan,
db = diameter tulangan longitudinal (mm)
Berdasarkan persamaan (5.31) diatas dan berdasarkan data perencanaan memakai
diameter tulangan longitudinal (db) sebesar 16 mm, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut:
Asb =
dari persamaan (5.32) diatas, untuk mencari nilai As dapat dituliskan dengan
persamaan berikut ini :
As = n x Asb (5.33)
Misal jumlah tulangan yang dipakai dalam perencanaan tulangan lentur tekan
berjumlah 10 (n = 10), maka nilai As dapat dihitung berdasarkan persamaan
(5.33) sebagai berikut.
As = 10 x 200,96
As = 2009,6 mm2
Sehingga nilai luas tulangan (As) pelat atap adalah sebesar 2009,6 mm2.
Selanjutnya setelah pengecekan syarat luas tulangan maka dilakukan
perhitungan mencari nilai spasi (s) atau jarak antar tulangan longitudinal dengan
persamaan sebagai berikut:
259
s= (5.34)
s=
s = 102,22 mm
Sehingga besar jarak antar tulangan longitudinal tekan satu dengan yang lain pada
pelat atap arah X tebal 12,5 cm adalah berjarak 102,22 mm.
Selanjutnya menghitung jarak minimum tulangan, jarak minimum tulangan
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
S min = 2 x db (5.35)
atau
S min = 25 + db (5.36)
Dari kedua persamaan diatas untuk mencari jarak tulangan minimum (s min)
diambil nilai terbesar.
Berdasarkan persamaan (5.35) dan (5.36) dilakukan perhitungan sebagai berikut
dengan diameter tulangan sebesar 10 mm.
S min = 2 x 16 = 22 mm
atau
S min = 25 + 16 = 41 mm
Sehingga dari kedua perhitungan diatas diambil jarak tulangan minimum pada
pelat atap arah X sebesar 41 mm.
Kemudian dilakukan pengecekan syarat jarak tulangan dimana jarak tulangan
pakai (s) harus lebih besar atau sama dengan jarak tulangan minimum (s min),
maka :
S ≥ S min
102,22 mm ≥ 41 mm OK!
Untuk memudahkan pekerjaan dilapangan maka digunakan S pakai sebesar 200
mm, sehingga :
S ≥ S min
200 ≥ 41 OK!
Sehingga jika dipasang tulangan lentur tekan sejumlah 10 tulangan maka telah
memenuhi persyaratan.
260
4) Pengecekan Kapasitas Momen akibat Tulangan
Menghitung momen kapasitas melalui perhitungan di bawah ini.
øMn = ø * ( )+ (5.37)
Dengan,
a= (5.38)
a = 26,479 mm
Setelah diperoleh nilai a, dilakukan perhitungan momen kapasitas (Mn)
berdasarkan persamaan (5.37) sebagai berikut:
øMn = 0,9 * ( )+
SR = 0,977 OK!
5) Pengecekan Rasio Tulangan
d. Rasio Tulangan Minimum
Berdasarkan SNI 03-2847-2019 untuk menghitung rasio tulangan minimum
digunakan persamaan sebagai berikut:
ρ min = (5.40)
atau
√
ρ min = (5.41)
Dari kedua persamaan diatas diambil nilai terbesar untuk ρ min. Sehingga
berdasarkan persamaan diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
261
ρ min = = 0,005
atau,
√
ρ min = = 0,00446
Sehingga nilai ρ min diambil yang terbesar dari kedua nilai diatas, sehingga ρ min
adalah sebesar 0,005
e. Rasio Tulangan maksimum
Untuk menghitung ρ max dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
ρ max = 0,75 Χ ρ bal (5.42)
dengan ρ bal dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
ρ bal = ( ) (5.43)
ρ bal = ( )
ρ bal = 0,044
Setelah nilai ρ bal didapatkan, maka untuk menghitung nilai ρ max berdasarkan
persamaan (5.42) adalah sebagai berikut.
ρ max = 0,75 0,044
ρ max = 0,03
Sehingga nilai ρ max adalah sebesar 0,03
f. Rasio Tulangan Pakai
Rasio tulangan pakai dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
ρ= (5.44)
Berdasarkan persamaan (5.44) diatas maka rasio tulangan pakai dapat dihitung
sebagai berikut:
ρ=
ρ = 0,026
sehingga nilai ρ pakai adalah sebesar 0,03
Kemudian dilakukan pengecekan rasio tulangan dengan syarat sebagai berikut.
262
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max
0,005 ≤ 0,026 ≤ 0,03 OK!
6) Luas Tulangan Maksimum (As max)
Untuk menghitung luas tulangan maksimum (As max) digunakan
persamaan sebagai berikut.
As max = ρ max b d (5.45)
Berdasarkan persamaan diatas maka perhitungan luas tulangan maksimum (As
max) adalah sebagai berikut.
As max = 0,03 Χ 1000 Χ 77
As max = 3386,719 mm2
Maka besar luasan tulangan maksimum (As max) pada pelat atap arah X tebal
12,5 m adalah sebesar 3386,719 mm2
Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap luas tulangan dengan persyaratan
sebagai berikut.
As min ≤ As ≤ As max
343,750 mm2 ≤ 2009,6 mm2 ≤ 3386,719 mm2 OK!
Dari hasil perhitungan dan pengecekan syarat pada langkah 1-6 yang telah
dilakukan sesuai syarat yang telah ditentukan sehingga pemasangan tulangan pada
pelat atap atap arah Y tebal 12,5 cm dikatakan aman. Maka dimensi dan
kebutuhan tulangan lentur tekan pada pelat atap arah X dapat dipasang 10D16-
100 per 1 m (diameter tulangan 16 mm sebanyak 10 buah dengan jarak antar
tulangan 100 mm).
Dengan menggunakan langkah-langkah yang sama seperti di atas maka
dilakukan rekapitulasi tulangan pelat tekan arah X dan arah Y pada setiap lantai
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.23 Rekapitulasi tulangan pelat atas setiap lantai per 1 meter
Tebal
Jenis Pelat Bentang Arah X Arah Y
(cm)
6m X 4m 10D16-100 10D16-100
5m X 5m 10D16-100 10D16-100
6m X 5m 10D16-100 10D16-100
Pelat Atap 12,5
4m X 6m 10D16-100 10D16-100
5m X 6m 10D16-100 10D16-100
6m X 6m 10D16-100 10D16-100
263
6m X 4m 10D19-100 10D19-100
5m X 5m 10D19-100 10D19-100
Pelat lantai
6m X 5m 14 10D19-100 10D19-100
3
4m X 6m 10D19-100 10D19-100
5m X 6m 10D19-100 10D19-100
6m X 4m 10D19-100 10D19-100
5m X 5m 10D19-100 10D19-100
Pelat lantai
6m X 5m 14 10D19-100 10D19-100
2
4m X 6m 10D19-100 10D19-100
5m X 6m 10D19-100 10D19-100
(Sumber: Penulis, 2021)
Parameter Nilai
Diameter penghubung (d) 19 mm
264
Luas shear connector (Asc) Asc = = 283,528737 mm2
Parameter Nilai
Mutu beton (f’c) 25 MPa
Fy Tulangan 280 MPa
Berat jenis beton 2400 kg/m3
Ec 23500 MPa
(Sumber: Penulis, 2021)
265
rx 104 mm
ry 27,9 mm
Zx 324000 mm3
Zy 47000 mm3
W 29,6 Kg/m
W 290,27684 N/mm
Fy 240 MPa
Fu 370 MPa
Fr 70 MPa
E 200000 MPa
υ 0,3
(Sumber: Penulis, 2021)
(5.46)
(5.47)
√
= OK!
√ √
266
Penampang kompak, sehingga kapasitas momen penampang dianalisa
dengan distribusi tegangan plastis.
S= 6000 mm
OK!
267
1328125 N
d3 = = 125mm
(5.54)
= 187516388,4 N.mm
268
Mu = Mn
N
Syarat yang harus dipenuhi
108660,3309 N ≤ 155861,75 N
Syarat diatas telah terpenuhi sehingga dapat digunakan.
7) Menentukan jumlah Shear-Connector
Menentukan jumlah banyaknya angkur
Jarak angkur
Maka diperoleh jumlah stud yang digunakan pada shear connector lantai
atap dengan tinjauan panjang balok 4m adalah sebanyak 18 buah dengan jarak
antar stud adalah 440 mm. Berdasarkan contoh perhitungan yang telah
dilakukan, maka dilakukan langkah yang sama pada setiap lantai dan didapatkan
rekapitulasi hasil shear connector pakai untuk setiap lantainya sebagai berikut:
269
Tabel 5.27 Rekapitulasi Shear Connector
270
Sambungan balok induk dan balok anak dipengaruhi oleh nilai gaya geser
dan gaya tarik yang terjadi pada struktur Perpustakaan. Gaya geser (Vu) dan gaya
tarik (Pu) untuk perencanaan struktur Perpustakaan diperoleh dalam perhitungan
SAP2000.
1. Data Bahan
Berdasarkan data perencanaan struktur, didapatkan data-data yang
berhubungan dengan perencanaan sambungan sebagai berikut
Tabel 5.28 Data beban balok tangga lantai 1
Data Rencana
Vu 7269,49 N
Pu 22713,61 N
(Sumber: Penulis, 2021)
2. Data sambungan baut
Selanjutnya data yang digunakan sebagai baut untuk sambungan adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.29 Spesifikasi Baut
Spesifikasi Baut A325 Mutu Tinggi
f1 807 Mpa
f2 621 Mpa
b
fu 825 Mpa
r1 0,4
r2 1,9
ϕf 0,75
Diameter Baut (db) 16 mm
(Sumber: Penulis, 2021)
mm2
4. Menghitung Kapasitas Geser Baut
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menghitung kapasitas geser
baut (Vd). Berdasarkan SNI 1729:2019 kapasitas kuat geser baut dapat dihitung
menggunakan rumus:
N
5. Menghitung jumlah baut geser
Langkah ketiga adalah menghitung jumlah sambungan baut dari gaya geser
maksimum. Agar baut rencana dengan diameter 16 mm mampu untuk menahan
gaya geser baut berdasarkan gaya yang bekerja pada struktur diketahui nilai Vu
didapat dari SAP, maka diperoleh jumlah baut sebanyak
N
7. Menghitung Jumlah baut Tarik
Langkah kelima adalah menghitung jumlah sambungan baut tarik dari gaya
aksial maksimum pada balok yang diperoleh dari SAP (Pu). Maka agar baut
272
rencana dengan diameter 16 mm mampu untuk menahan gaya tarik baut
berdasarkan gaya yang bekerja pada struktur, diperoleh jumlah baut sebanyak:
t pakai = 4 mm
Digunakan pelat penyambung dengan asumsi pelat siku 45 Χ 45 Χ 4 mm
9. Menghitung jarak baut
Langkah ketujuh ialah menghitung jarak baut. Menghitung jarak baut
dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut:
Jarak Minimum (S1)
mm
Berdasarkan SNI 03 1729:2020 Tabel J3.4 M menyebutkan bahwa jarak tepi
minimum untuk diameter baut 16 sebesar 22 mm.
S1 pakai = 25 mm
Cek S1<Spakai OK!
Jarak Maksimum (S)
syarat:
db < S < 200 mm
S= db
sehingga:
273
S = 2,67 Χ 16 = 42,72 mm
Namun di SNI 03 1729:2019 disebutkan bahwa yang sering disukai untuk
digunakan yaitu 3db = 3 x 16 = 48 mm
misal S pakai = 50 mm, maka
48 mm < 50 mm < 200 mm OK!
10. Pengecekan Syarat Kombinasi geser dan tarik
Langkah kedelapan adalah melakukan pengecekan syarat kombinasi geser
dan tarik. Berdasarkan SNI 1729:2019 kuat geser baut dapat dihitung
menggunakan rumus:
Syarat 1 :
OK!
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa sambungan baut
rencan kuat dalam menahan kombinasi tarik dan geser sesuai syarat yang telah
terpenuhi sehingga sambungan baut rencana layak untuk digunakan.
274
Tabel 5.30 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok
Utama tangga – Balok anak Tangga Lantai 1
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 4 mm
Diameter baut (db) 16 mm
Luas Baut (Abd) 201,0619298 mm2
Tahanan Geser (Vd) 49762,82763 N
Vu 7269,49 N
Jumlah Baut 0,146082736 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.31 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok Utama
tangga – Balok anak Tangga Lantai 1
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 4 mm
Diameter baut (db) 16 mm
Luas Baut (Abd) 201,0619298 mm2
Tahanan Tarik (Td) 93305,30181 N
Pu 22713,61 N
Jumlah Baut 0,243433219 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.32 Syarat geser dan tarik Balok Utama tangga – Balok anak Tangga
Lantai 1
275
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
18,077 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 93644,59 Mpa
999 Mpa
276
Vu 152,89 N
Jumlah Baut 0,001638599 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5. 35 Syarat geser dan tarik Balok Bordes X – Balok Bordes Y Lantai 1
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
18,077 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 93644,6 Mpa
999 Mpa
277
Berdasarkan hasil perhitungan sambungan terhadap gaya tarik dan gaya
geser yang terjadi, maka jumlah baut yang digunakan pada perencanaan
sambungan balok bordes X – balok bordes Y lantai 1 pada kondisi geser
sebanyak 2 buah baut, pada kondisi tarik sebanyak 2 buah baut dengan
diameter 16 mm. Kemudian berdasarkan persyaratan jarak baut maka agar
memenuhi profil yang digunakan adalah profil L 45x45x4.
5.4.3. Sambungan Balok Utama Tangga - Balok Bordes Y Lantai 1
278
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 4 mm
Diameter baut (db) 16 mm
Luas Baut (Abd) 201,062 mm2
Tahanan Tarik (Td) 93305,3 N
Pu 22713,6 N
Jumlah Baut 0,24343 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5. 38 Syarat geser dan tarik Balok Utama Tangga - Balok Bordes Y Lantai
1
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
18,077 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 93644,6 Mpa
999 Mpa
279
sehingga rekapitulasi sambungan baut pada balok utama tangga – balok anak
tangga lantai 2 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.39 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap geser sambungan Balok
Utama tangga – Balok anak Tangga Lantai 2
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 5 mm
Diameter baut (db) 16 mm
Luas Baut (Abd) 201,0619298 mm2
Tahanan Geser (Vd) 49762,82763 N
Vu 7293,04 N
Jumlah Baut 0,146555981 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5.40 Hasil perhitungan jumlah baut terhadap tarik sambungan Balok Utama
tangga – Balok anak Tangga Lantai 2
Keterangan Besaran Satuan
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 5 mm
Diameter baut (db) 16 mm
Luas Baut (Abd) 201,0619298 mm2
Tahanan Tarik (Td) 93305,30181 N
Pu 22848,85 N
Jumlah Baut 0,244882655 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
280
Tabel 5.41 Syarat geser dan tarik Balok Utama tangga – Balok anak Tangga
Lantai 2
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
18,077 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 93644,59 Mpa
999 Mpa
281
Luas Baut (Abd) 201,062 mm2
Tahanan Geser (Vd) 49762,8 N
Vu 7293,04 N
Jumlah Baut 0,14656 buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5. 44 Syarat geser dan tarik Balok Bordes X – Balok Bordes Y Lantai 2
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
18,077 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 93644,6 Mpa
999 Mpa
282
OK, Syarat 2 telah terpenuhi
(Sumber: Penulis, 2021)
Berdasarkan hasil perhitungan sambungan terhadap gaya tarik dan gaya
geser yang terjadi, maka jumlah baut yang digunakan pada perencanaan
sambungan balok bordes X – balok bordes Y lantai 2 pada kondisi geser
sebanyak 2 buah baut, pada kondisi tarik sebanyak 2 buah baut dengan
diameter 16 mm. Kemudian berdasarkan persyaratan jarak baut maka agar
memenuhi profil yang digunakan adalah profil L 45x45x4.
5.4.6. Sambungan Balok Utama Tangga - Balok Bordes Y Lantai 2
283
Faktor tahanan ϕf 0,75
r1 0,4 Ulir
Kuat tarik baut 825 MPa
Tebal pelat 4 mm
Diameter baut (db) 16 mm
Luas Baut (Abd) 201,062 mm2
Tahanan Tarik (Td) 93305,3 N
Pu 22848,9 N
Jumlah Baut 0,24488 Buah
Pemasangan di lapangan 2 buah
(Sumber: Penulis, 2021)
Tabel 5. 47 Syarat geser dan tarik Balok Utama Tangga - Balok Bordes Y Lantai
2
Syarat 1 fu ≤ ϕf x r1 x xm
18,077 MPa
495 Mpa
OK, syarat 1 telah terpenuhi
Syarat 2
Td 93644,6 Mpa
999 Mpa
284
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
285
f. Profil balok induk lantai 3 arah X yang digunakan adalah profil IWF
untuk panjang bentang 6 meter
g. Profil balok induk lantai 3 arah Y yang digunakan adalah profil IWF
untuk panjang bentang 4 meter dan 5 meter
h. Profil balok induk lantai 3 arah Y yang digunakan adalah profil IWF
untuk panjang bentang 6 meter
i. Profil balok induk atap arah X yang digunakan adalah profil IWF
j. Profil balok induk atap arah Y yang digunakan adalah profil IWF
Pemasangan baut
Diamete
Ara dilapangan Profil L pakai
Jenis Sambungan r baut
h
(mm) Vu Pu
(N) (N)
Balok Induk Atap – X
22 2 2 buah L 50 Χ 50 Χ 5
Kolom Lantai 3 Y
Balok Induk Lantai 3 X
27 2 2 buah L 75 Χ 75 Χ 7
– Kolom Lantai 2 Y
Balok Induk Lantai 2 X 27 2 2 buah L 75 Χ 75 Χ 7
286
– Kolom Lantai 1 Y
(Sumber: Penulis, 2021)
9. Pada perencanaan pelat digunakan pelat bondek, sehingga pada perencanaan
pelat ini hanya didesain tulangan bagian atas saja karena fungsi tulangan
bagian bawah sudah tergantikan oleh pelat bondek, dengan rekapitulasi
sebagai berikut:
Tabel 6. 2 Rekapitulasi tulangan atas pelat setiap lantai per 1 meter
287
Panjang Diameter Jumlah Jarak antar
Nama
Nama bentang Letak Stud Stud stud
Balok
(mm) (mm) (buah) (mm)
Pelat Balok 4000 Tepi 19 18 440
Atap Atap
Pelat Balok 5000 Tepi 19 18 550
Atap Atap
Pelat Balok 6000 Tepi 19 18 660
Atap Atap
Pelat Balok 4000 Tengah 19 18 440
Atap Atap
Pelat Balok 5000 Tengah 19 18 550
Atap Atap
Pelat Balok 6000 Tengah 19 18 660
Atap Atap
Pelat Balok 4000 Tepi 19 28 280
Lantai 3
Pelat Balok 5000 Tepi 19 36 270
Lantai 3
Pelat Balok 6000 Tepi 19 42 280
Lantai 3
Pelat Balok 4000 Tengah 19 56 140
Lantai 3
Pelat Balok 5000 Tengah 19 60 160
Lantai 3
Pelat Balok 6000 Tengah 19 54 220
Lantai 3
Pelat Balok 4000 Tepi 19 28 280
Lantai 2
Pelat Balok 5000 Tepi 19 36 270
Lantai 2
Pelat Balok 6000 Tepi 19 42 280
Lantai 2
Pelat Balok 4000 Tengah 19 56 140
Lantai 2
Pelat Balok 5000 Tengah 19 60 160
Lantai 2
Pelat Balok 6000 Tengah 19 54 220
Lantai 2
(Sumber: Penulis, 2021)
11. Untuk sambungan tangga pada desain struktur bangunan perpustakaan tiga
lantai diperlihatkan pada tabel 6.4 berikut:
288
Tabel 6. 4 Rekapitulasi jumlah baut pada tangga
6.2. Saran
Adapun saran dari laporan tugas besar perencanaan struktur bangunan baja
antara lain sebagai berikut:
1. Dibutuhkan komputer yang memadai agar dapat memudahkan pengerjaan
dan perhitungan.
2. Perlunya memperdalam studi literatur agar lebih memahami konsep
perencanaan struktur bangunan baja.
3. Agar mendapatkan hasil maksimal, maka perlu dilakukan pengecekan yang
mendetail terhadap perhitungan perencanaan struktur yang telah dilakukan.
4. Sebaiknya dilakukan analisis terhadap pola keruntuhan struktur yang
direncanakan
289
5. Sebaiknya beban yang diinput pada aplikasi SAP 2000 dikerjakan lebih
detail lagi agar mendekati kondisi real.
290
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ir. Rudy. 1987.” Tabel Profil Konstruksi Baja”. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
RSNI 1727-2020. 2020. “Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk
bangunan gedung dan struktur lain”. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
SNI 1746-2000. 2000. “Tata Cara Perencanaan dan pemasangan sarana jalan
keluar untuk Penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada Bangunan
Gedung”. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
291
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
292
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : Aridha Nurjannah
NIM : 07191009
Tempat Tanggal Lahir : Samarinda, 27 Januari 2001
: Jl. H. Abdul Sani Gani No. 80 RT 28, Kel.
Alamat Sungai Keledang, Kec. Samarinda
Seberang, Kota Samarinda
E-Mail : 07191009@student.itk.ac.id
293
GAMBAR PERENCANAAN
PERPUSTAKAAN 3LANTAI
TUGASBESAR MATA KULI
AH PERENCANAAN STRUKTUR BAJ
A
NAMA MAHASI
SWA :ARIDHA NURJANNAH (
07191009)
ASTRIN TANI
A PUTRI(
07191014)
MARIAMAH (
07191047)
ROY LAMBA (
07191073)
DOSEN ASI
STENSI :Dr
.Eng.ARDI
ANSYAH FAUZI
,S.
T.,M.
T.,
M.Eng.
DOSEN PENGAMPU :ANDINA PRI
MA PUTRI,S.
T.,M.Eng.
Ir
.BASYARUDDIN,S.T.
,M.T.,
M.Sc.
KELOMPOK
2
PROGRAM STUDITEKNI K SI
PIL
INSTI
TUTTEKNOLOGIKALI
MANTAN
2021
PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
PERPUSTAKAAN 3 LANTAI
KOTA PALU, SULAWESI TENGAH, KELURAHAN TALISE, KECAMATAN
MANTIKULORE
PERPUS
L
A
M
D
A
T
A
M
A
PALU
PERPUSTAKAAN
UMUM
RAIHLAH DUNIA
DENGAN MENBACA
KELOMPOK 2
POT-D
D-D
A B C D E F G
2400
400 500 400 200 500 400
TUGAS
1
Perencanaan Struktur Baja
400
400
KANTOR PERPUSTAKAAN Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
2
Aridha Nurjannah 07191009
400
MUSHOLA
POT-A
R. INFORMASI
A-A
500
BUKU Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
3 4
100
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
300
WC PRIA
600
RUANG BACA
5
Teknik Sipil
WC WANITA
300
7-7 7-7
POT-7 POT-7
DOSEN PENGAMPU
6
3195
3000
600
GUDANG
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
7
DOSEN ASISTENSI
POT-A
500
LOBBY R. LOKER
NIP. 198804182019031009
WILAYAH
8
Pesisir Pantai Kota Palu
400
400
NAMA GAMBAR
9
195
400 500 600 500 400 PERENCANAAN DENAH
2400
LANTAI 1
POT-D
D-D
1 :100 01 34
POT-D
D-D
A B C D E F G
2400
400 500 400 200 500 400
TUGAS
1
Perencanaan Struktur Baja
400
400
KANTOR PERPUSTAKAAN Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
2
KANTOR Aridha Nurjannah 07191009
400
STAFF
POT-A
R. INFORMASI
A-A
500
BUKU Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
3 4
100
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
300
WC PRIA
600
5
Teknik Sipil
WC WANITA
300
7-7 7-7
POT-7 POT-7
DOSEN PENGAMPU
6
3195
3000
600
BACA
LESEHAN
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
7
RUANG BACA DOSEN ASISTENSI
POT-A
500
NIP. 198804182019031009
8
Pesisir Pantai Kota Palu
400
400
NAMA GAMBAR
9
195
400 500 600 500 400 PERENCANAAN DENAH
2400
LANTAI 2
POT-D
D-D
1 :100 02 34
POT-D
D-D
A B C D E F G
500 2400
400 400 200 500 400
TUGAS
1
Perencanaan Struktur Baja
400
400
KANTOR PERPUSTAKAAN Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
2
RAK BUKU
Aridha Nurjannah 07191009
400
POT-A
R. INFORMASI
A-A
500 BUKU Astrin Tania Putri 07191014
RAK BUKU
Mariamah 07191047
3 4
100
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
300
WC PRIA
RAK BUKU
600
5
Teknik Sipil
WC WANITA
300
7-7 7-7
POT-7 POT-7
DOSEN PENGAMPU
6
3195
3000
600
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
7
DOSEN ASISTENSI
POT-A
500
NIP. 198804182019031009
8
Pesisir Pantai Kota Palu
400
400
NAMA GAMBAR
9
195
400 500 600 500 400 PERENCANAAN DENAH
2400
LANTAI 3
POT-D
D-D
1 :100 03 34
A B C D E F
TUGAS
1
X4A-2 Perencanaan Struktur Baja
400
Y3A-2 Perpustkaan 3 Lantai
BEBAN TERFAKTOR MENUNJUKAN
TRAPESIUM ARAH X LANTAI
ANGGOTA KELOMPOK
2
X3A-2 X3B-2
X4B-2 Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
500
Y3B-2 Y3C-2 Y3D-2
X4 A - 2 Mariamah
Roy Lamba
07191047
07191073
3
X3C-2 X3D-2 X3E-2 X3F-2
PROGRAM STUDI
MENUNJUKAN BEBAN
600
TERFAKTOR KEBERAPA Y4A-2 Y4B-2 Y4C-2 Y4D-2 Teknik Sipil
4
SEGITIGA ARAH X LANTAI
X3G-2 X3H-2 X3I-2 X3J-2 Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
3000
NIP. 198910042019032022
600
X3 A - 2 NIP. 198806062020121003
DOSEN ASISTENSI
5
X3K-2 X3L-2
X4C-2
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
500
6
X4D-2 Pesisir Pantai Kota Palu
400
Y3I-2
BEBAN TERFAKTOR BALOK LT. 2
SKALA 1:100 NAMA GAMBAR
7
400 500 600 500 400 BEBAN TERFAKTOR BALOK
2400 LANTAI 2
1 :100 04 34
A B C D E F
TUGAS
1
X4A-2 Perencanaan Struktur Baja
400
Y3A-2 Perpustkaan 3 Lantai
BEBAN TERFAKTOR MENUNJUKAN
TRAPESIUM ARAH Y LANTAI
ANGGOTA KELOMPOK
2
X3A-2 X3B-2
X4B-2 Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
500
Y3B-2 Y3C-2 Y3D-2
Y4 A - 3 Mariamah
Roy Lamba
07191047
07191073
3
X3C-2 X3D-2 X3E-2 X3F-2
PROGRAM STUDI
MENUNJUKAN BEBAN
600
TERFAKTOR KEBERAPA Y4A-2 Y4B-2 Y4C-2 Y4D-2 Teknik Sipil
4
SEGITIGA ARAH Y LANTAI
X3G-2 X3H-2 X3I-2 X3J-2 Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
3000
NIP. 198910042019032022
600
Y3 A - 3 NIP. 198806062020121003
DOSEN ASISTENSI
5
X3K-2 X3L-2
X4C-2
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
500
6
X4D-2 Pesisir Pantai Kota Palu
400
Y3I-2
BEBAN TERFAKTOR BALOK LT. 3
SKALA 1:100 NAMA GAMBAR
7
400 500 600 500 400 BEBAN TERFAKTOR BALOK
2400 LANTAI 3
1 :100 05 34
A B C D E F
TUGAS
1
X4A-A Perencanaan Struktur Baja
400
Y3A-A Perpustkaan 3 Lantai
BEBAN TERFAKTOR MENUNJUKAN
TRAPESIUM ARAH X LANTAI
ANGGOTA KELOMPOK
2
X3A-A X3B-A
X4B-A Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
500
Y3B-A Y3C-A Y3D-A
X4 A - A Mariamah
Roy Lamba
07191047
07191073
3
X3C-A X3D-A X3F-A X3G-A
X3E-A PROGRAM STUDI
MENUNJUKAN BEBAN
600
TERFAKTOR KEBERAPA Y4A-A Y4B-A Y3E-A Y4C-A Y4D-A Teknik Sipil
4
SEGITIGA ARAH X LANTAI
X3H-A X3I-A X3K-A X3L-A Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
3000
X3J-A
NIP. 198910042019032022
600
X3 A - A NIP. 198806062020121003
DOSEN ASISTENSI
5
X3M-A X3N-A
X4C-A
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
500
6
X4D-A Pesisir Pantai Kota Palu
400
Y3J-A
BEBAN TERFAKTOR BALOK ATAP
SKALA 1:100 NAMA GAMBAR
7
400 500 600 500 400 BEBAN TERFAKTOR BALOK
2400 ATAP
1 :100 06 34
A B C D E F
K1-1 K1-2
1
TUGAS
400
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
K1-3 K1-4 K1-5 K1-6
2
ANGGOTA KELOMPOK
500
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
K1-7 K1-8 K1-9 K1-10 K1-11 K1-12 Mariamah 07191047
3
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
K1-13 K1-14 K1-15 K1-16 K1-17 K1-18
4
DOSEN PENGAMPU
3000
JENIS 350
KODE KOLOM KOLOM
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
250
5
DOSEN ASISTENSI
500
6
WILAYAH
400
7
TRIBUTARY KOLOM LT.1 NAMA GAMBAR
SKALA 1:100
400 500 600 500 400
2400
1 :100 07 34
A B C D E F
K2-1 K2-2
1
TUGAS
400
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
K2-3 K2-4 K2-5 K2-6
2
ANGGOTA KELOMPOK
500
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
K2-7 K2-8 K2-9 K2-10 K2-11 K2-12 Mariamah 07191047
3
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
K2-13 K2-14 K2-15 K2-16 K2-17 K2-18
4
DOSEN PENGAMPU
3000
JENIS 350
KODE KOLOM KOLOM
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
250
5
DOSEN ASISTENSI
500
6
WILAYAH
400
7
TRIBUTARY KOLOM LT.2 NAMA GAMBAR
SKALA 1:100
400 500 600 500 400
2400
TRIBUTARY KOLOM LANTAI
2
1 :100 08 34
A B C D E F
K3-1 K3-2
1
TUGAS
400
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
K3-3 K3-4 K3-5 K3-6
2
ANGGOTA KELOMPOK
500
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
K3-7 K3-8 K3-9 K3-10 K3-11 K3-12 Mariamah 07191047
3
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
K3-13 K3-14 K3-15 K3-16 K3-17 K3-18
4
DOSEN PENGAMPU
3000
JENIS 350
KODE KOLOM KOLOM
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
250
5
DOSEN ASISTENSI
500
6
WILAYAH
400
7
TRIBUTARY KOLOM LT.3 NAMA GAMBAR
SKALA 1:100
400 500 600 500 400
2400
1 :100 09 34
A B C D E G
1
TUGAS
P1
400
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
2
ANGGOTA KELOMPOK
P2 P3 P2
500
PELAT BONDEK Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
3
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
P4 P5 P5 P4
600
Teknik Sipil
4
DOSEN PENGAMPU
3000
350
KODE PELAT
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
P4 P5 P5 P4 NIP. 198910042019032022
250
P 01 NIP. 198806062020121003
5
DOSEN ASISTENSI
P2 P3 P2
500
6
WILAYAH
RENCANA PELAT 2 3
P1
400
7
NAMA GAMBAR
400 500 600 500 400
2400
PERENCANAAN PELAT
LANTAI 2 & 3
1 :100 10 34
A B C D E G
1
TUGAS
P1
400
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
2
ANGGOTA KELOMPOK
P2 P3 P2
500
PELAT BONDEK Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
3
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
P4 P5 P6 P5 P4
600
Teknik Sipil
4
DOSEN PENGAMPU
3000
350
KODE PELAT
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
P4 P5 P6 P5 P4 NIP. 198910042019032022
250
P 01 NIP. 198806062020121003
5
DOSEN ASISTENSI
P2 P3 P2
500
6
WILAYAH
RENCANA PELAT ATAP
P1
400
7
NAMA GAMBAR
400 500 600 500 400
2400
1 :100 11 34
A B C D E G
IWF 300x300x10x15
1
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
TUGAS
400
IWF 304x301x11x17 IWF 300x300x10x15 IWF 304x301x11x17 Perencanaan Struktur Baja
2
Perpustkaan 3 Lantai
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
ANGGOTA KELOMPOK
500
Aridha Nurjannah 07191009
IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 IWF 300x300x10x15 IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 Astrin Tania Putri 07191014
3
Mariamah 07191047
IWF 300x300x10x15
Roy Lamba 07191073
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
600
PROGRAM STUDI
IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 Teknik Sipil
4
3000
DOSEN PENGAMPU
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
600
IWF 300x300x10x15
IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17 IWF 304x301x11x17
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
5
NIP. 198806062020121003
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
DOSEN ASISTENSI
500
6
NIP. 198804182019031009
IWF 304x301x11x17
IWF 304x301x11x17
WILAYAH
400
7
400 500 600 500 400
NAMA GAMBAR
2400
1 :100 12 34
A B C D E G
IWF 250x125x6x9
1
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
TUGAS
400
Perencanaan Struktur Baja
IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9
Perpustkaan 3 Lantai
2
ANGGOTA KELOMPOK
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
500
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9
Mariamah 07191047
3
IWF 250x125x6x9
Roy Lamba 07191073
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9 IWF 250x125x6x9
4
DOSEN PENGAMPU
3000
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
600
NIP. 198910042019032022
5
NIP. 198806062020121003
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
DOSEN ASISTENSI
500
6
WILAYAH
IWF 250x125x6x9
IWF 250x125x6x9
400
7
NAMA GAMBAR
400 500 600 500 400
2400
BALOK ATAP
SKALA 1:100 SKALA NO. GBR JMLH. LMBR
1 :100 13 34
A B C D E G
IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21
1
TUGAS
400
Perencanaan Struktur Baja
IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 Perpustkaan 3 Lantai
2
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
500
Astrin Tania Putri 07191014
IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 Mariamah 07191047
3
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21
DOSEN PENGAMPU
4
3000
NIP. 198910042019032022
5
DOSEN ASISTENSI
500
WILAYAH
6
400
NAMA GAMBAR
7
400 500 600 500 400
2400 KOLOM PAKAI UNTUK
LANTAI 1
1 :100 14 34
A B C D E G
IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22
1
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
400
IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22
Perpustkaan 3 Lantai
2
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
500
Astrin Tania Putri 07191014
IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
3
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22 IWF 356x352x14x22
DOSEN PENGAMPU
4
3000
5
DOSEN ASISTENSI
500
WILAYAH
6
Pesisir Pantai Kota Palu
400
NAMA GAMBAR
7
400 500 600 500 400
2400
KOLOM PAKAI LANTAI 2
1 :100 15 34
A B C D E G
IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13
1
TUGAS
400
Perencanaan Struktur Baja
IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 Perpustkaan 3 Lantai
2
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
500
Astrin Tania Putri 07191014
IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 Mariamah 07191047
Roy Lamba
3
07191073
PROGRAM STUDI
600
Teknik Sipil
IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13
DOSEN PENGAMPU
4
3000
5
DOSEN ASISTENSI
500
WILAYAH
6
400
NAMA GAMBAR
7
400 500 600 500 400
2400
KOLOM PAKAI LANTAI 3
1 :100 16 34
PERPUS
L TUGAS
A Perencanaan Struktur Baja
M Perpustkaan 3 Lantai
D ANGGOTA KELOMPOK
A Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
T Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
A
M PROGRAM STUDI
A Teknik Sipil
PALU
PERPUSTAKAAN DOSEN PENGAMPU
UMUM
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
RAIHLAH DUNIA
DENGAN MEMBACA Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
WILAYAH
Pesisir Pantai Kota Palu
NAMA GAMBAR
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1:50
1 :50 17 34
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
Teknik Sipil
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
WILAYAH
Pesisir Pantai Kota Palu
NAMA GAMBAR
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1:50
1 :50 18 34
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
Teknik Sipil
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
WILAYAH
Pesisir Pantai Kota Palu
NAMA GAMBAR
1 :50 19 34
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
Teknik Sipil
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
WILAYAH
Pesisir Pantai Kota Palu
NAMA GAMBAR
1 :50 20 34
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
3
BALOK
IWF 250x125X6X9
6
BALOK
IWF 250x125X6X9
9
BALOK
IWF 250x125X6X9
BALOK
IWF 250x125X6X9
BALOK
IWF 250x125X6X9
BALOK
IWF 250x125X6X9
±16.00
Perpustkaan 3 Lantai
BALOK
IWF 250x125X6X9 ANGGOTA KELOMPOK
Glass KOLOM KOLOM KOLOM KOLOM
Aridha Nurjannah 07191009
500
Tempered 12 mm IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13
500
Tempered 12 mm IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15
1600
BALOK
IWF 300x300x10x15
1 4
BALOK
IWF 300x300x10x15 7
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
IWF 300x300x10x15
Teknik Sipil
±06.00
600
Glass
Tempered 12 mm
NIP. 198910042019032022
Tegel
Base Plate
±0.00
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
Tanah Urug
NAMA GAMBAR
1 :100 21 34
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
500
IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13 Tempered 12 mm
BALOK
IWF 300x300x10x15 Roy Lamba 07191073
BALOK BALOK BALOK BALOK BALOK
11 IWF 300x300x10x15 14 IWF 300x300x10x15 17 IWF 300x300x10x15 IWF 300x300x10x15 IWF 300x300x10x15
KOLOM
IWF 300x300x10x15
KOLOM KOLOM KOLOM KOLOM Glass
Teknik Sipil
500
IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15 IWF 300x305x15x15 Tempered 12 mm
1600
BALOK BALOK
IWF 300x300x10x15 IWF 300x300x10x15
10
BALOK
IWF 300x300x10x15 13
BALOK
IWF 300x300x10x15 16
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
IWF 300x300x10x15
±06.00
DOSEN PENGAMPU
BALOK
IWF 304x301x11x17
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
IWF 304x301x11x17
BALOK
IWF 304x301x11x17
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
KOLOM KOLOM KOLOM KOLOM KOLOM
IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21
600
Glass
Tempered 12 mm
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
Base Plate
Tegel
±0.00
DOSEN ASISTENSI
Tanah Urug
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
Pasir Urug
NIP. 198804182019031009
Pondasi Tiang Pancang
WILAYAH
400 500 600 600 500 400 Pesisir Pantai Kota Palu
NAMA GAMBAR
1 :100 22 34
BALOK
IWF 250x125X6X9
±16.00
BALOK
IWF 250x125X6X9
KOLOM KOLOM
IWF 249x248x8x13 IWF 249x248x8x13
500
BALOK
IWF 300x300x10x15
BALOK
BALOK
IWF 300x300x10x15
IWF 300x300x10x15
TUGAS
±11.00
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
BALOK
IWF 300x300x10x15
ANGGOTA KELOMPOK
KOLOM Aridha Nurjannah 07191009
±2.50 IWF 300x305x15x15
500
Astrin Tania Putri 07191014
1600
BALOK
IWF 300x300x10x15
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
BALOK BALOK
IWF 300x300x10x15 IWF 300x300x10x15
±06.00
PROGRAM STUDI
Teknik Sipil
BALOK BALOK
IWF 300x300x10x15 IWF 304x301x11x17
DOSEN PENGAMPU
KOLOM KOLOM Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
Glass IWF 400x407x21x21 IWF 400x407x21x21
±3.00 NIP. 198910042019032022
600
Tempered 12 mm
Tanah Urug
WILAYAH
Pesisir Pantai Kota Palu
Pasir Urug
600 600
SKALA NO. GBR JMLH. LMBR
POTONGAN MEMANJANG A-A
SKALA 1:50
1 :50 23 34
352 407
21
22
248
400
356
21
14
2
TUGAS
249
8 20
2
Perencanaan Struktur Baja
R
R2
16
Perpustkaan 3 Lantai
R
ANGGOTA KELOMPOK
IWF 249x248x8x13 IWF 356x352x14x22 IWF 400x407x21x21
KOLOM LT. 3 KOLOM LT. 2 KOLOM LT. 1 Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
PROGRAM STUDI
DETAIL PROFIL KOLOM Teknik Sipil
SKALA 1:10
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
301 300
DOSEN ASISTENSI
125 Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
17
15
NIP. 198804182019031009
9
6
304
300
11 10 WILAYAH
250
18
18
12
R
R
1 :10 24 34
A Kolom
Kolom IWF 400x407x21x21 Balok
IWF 400x407x21x21 IWF 300x300x11x17
Pelat L 75x75x7
50
50
IWF 300x300x11x17
90
90
50
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7
SKALA 1 : 5
TUGAS
A Perencanaan Struktur Baja
POTONGAN A-A Perpustkaan 3 Lantai
SKALA 1 : 10
SAMBUNGAN 1 ARAH X K 1
SKALA 1 : 10 ANGGOTA KELOMPOK
A
Kolom Kolom Aridha Nurjannah 07191009
IWF 356x352x14x22 Balok
IWF 356x352x14x22
IWF 300x300x11x17 Astrin Tania Putri 07191014
JUDUL NO
GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Mariamah 07191047
Pelat L 75x75x7
Baut A325-Ø27 mm
Baut A325-Ø27 mm Pelat L 75x75x7 Roy Lamba 07191073
Balok 75
IWF 300x300x11x17
PROGRAM STUDI
50
50.0
90.0
90
50.0
75.0
Teknik Sipil
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7
SKALA 1 : 5
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
A
NIP. 198910042019032022
POTONGAN A-A
SKALA 1 : 10
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
SAMBUNGAN 2 ARAH X K 2
SKALA 1 : 10 NO
JUDUL GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
Balok
A Kolom IWF 250x125x6x9 NIP. 198804182019031009
Kolom IWF 356x352x14x22
Baut A325-Ø20 mm
IWF 356x352x14x22
Pelat L 75x75x7 Pelat L 75x75x7 WILAYAH
Balok Baut A325-Ø20 mm
IWF 250x125x6x9
Pesisir Pantai Kota Palu
50
35
NAMA GAMBAR
70
35
5
A
DETAIL PLAT L50x50x5
SKALA 1 : 5
DETAIL SAMBUNGAN TEPI
ARAH X
1 :10 25 34
A
Kolom
Kolom IWF 400x407x21x21 Balok
IWF 400x407x21x21 IWF 300x300x11x17
50
90
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7 TUGAS
SKALA 1 : 5
Baut A325-Ø27 mm
IWF 356x352x14x22 IWF 300x300x11x17
PROGRAM STUDI
Balok
Pelat L 75x75x7 Pelat L 75x75x7
IWF 300x300x11x17 Baut A325-Ø27 mm Teknik Sipil
75
DOSEN PENGAMPU
50
90
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
50
7
50
DETAIL SAMBUNGAN
35
TENGAH ARAH X
70
35
50
90
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7 TUGAS
SKALA 1 : 5
Kolom
IWF 356x352x14x22 Balok
IWF 300x300x11x17
PROGRAM STUDI
Baut A325-Ø27 mm IWF 356x352x14x22
Balok
IWF 300x300x11x17 Pelat L 75x75x7 Pelat L 75x75x7
Teknik Sipil
Balok Baut A325-Ø27 mm
IWF 300x300x10x15
75
DOSEN PENGAMPU
50
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
90
NIP. 198910042019032022
50
7 Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
DETAIL PLAT L 75x75x7
SKALA 1 : 5 NIP. 198806062020121003
A
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
POTONGAN A-A
SAMBUNGAN 8 ARAH X K 1 SKALA 1 : 10 WILAYAH
SKALA 1 : 10
Pesisir Pantai Kota Palu
A Kolom Balok
50
DETAIL SAMBUNGAN
35
TENGAH ARAH X
70
35
Pelat L 75x75x7
50
50
IWF 300x300x11x17
90
90
50
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7
SKALA 1 : 5
TUGAS
A Perencanaan Struktur Baja
POTONGAN A-A Perpustkaan 3 Lantai
SKALA 1 : 10
SAMBUNGAN 10 ARAH Y K 1
SKALA 1 : 10 ANGGOTA KELOMPOK
A
Kolom Kolom Aridha Nurjannah 07191009
IWF 356x352x14x22 Balok
IWF 356x352x14x22
IWF 300x300x11x17 Astrin Tania Putri 07191014
JUDUL NO
GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Mariamah 07191047
Pelat L 75x75x7
Baut A325-Ø27 mm
Baut A325-Ø27 mm Pelat L 75x75x7 Roy Lamba 07191073
Balok 75
IWF 300x300x11x17
PROGRAM STUDI
50
50.0
90.0
90
50.0
75.0
Teknik Sipil
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7
SKALA 1 : 5
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
A
NIP. 198910042019032022
POTONGAN A-A
SKALA 1 : 10
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
SAMBUNGAN 11 ARAH Y K 2
SKALA 1 : 10 NO
JUDUL GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
Balok
A Kolom IWF 250x125x6x9 NIP. 198804182019031009
Kolom IWF 356x352x14x22
Baut A325-Ø20 mm
IWF 356x352x14x22
Pelat L 75x75x7 Pelat L 75x75x7 WILAYAH
Balok Baut A325-Ø20 mm
IWF 250x125x6x9
Pesisir Pantai Kota Palu
50
35
NAMA GAMBAR
70
35
5
A
DETAIL PLAT L50x50x5
SKALA 1 : 5
DETAIL SAMBUNGAN TEPI
ARAH Y
1 :10 28 34
A
Kolom
Kolom IWF 400x407x21x21 Balok
IWF 400x407x21x21 IWF 300x300x11x17
50
90
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7 TUGAS
SKALA 1 : 5
Baut A325-Ø27 mm
IWF 356x352x14x22 IWF 300x300x11x17
PROGRAM STUDI
Balok
Pelat L 75x75x7 Pelat L 75x75x7
IWF 300x300x11x17 Baut A325-Ø27 mm Teknik Sipil
75
DOSEN PENGAMPU
50
90
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP. 198910042019032022
50
7
50
DETAIL SAMBUNGAN
35
TENGAH ARAH Y
70
35
50
90
50
7
DETAIL PLAT L 75x75x7 TUGAS
SKALA 1 : 5
Kolom
IWF 356x352x14x22 Balok
IWF 300x300x11x17
PROGRAM STUDI
Baut A325-Ø27 mm IWF 356x352x14x22
Balok
IWF 300x300x11x17 Pelat L 75x75x7 Pelat L 75x75x7
Teknik Sipil
Balok Baut A325-Ø27 mm
IWF 300x300x10x15
75
DOSEN PENGAMPU
50
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
90
NIP. 198910042019032022
50
7 Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
DETAIL PLAT L 75x75x7
SKALA 1 : 5 NIP. 198806062020121003
A
DOSEN ASISTENSI
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
POTONGAN A-A
SAMBUNGAN 17 ARAH Y K 1 SKALA 1 : 100 WILAYAH
SKALA 1 : 100
Pesisir Pantai Kota Palu
A Kolom Balok
50
DETAIL SAMBUNGAN
35
TENGAH ARAH Y
70
35
BORDES
+3,00 m
150
OPTRADE BALOK L 120x120x8
TUGAS
ANTRADE
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
BALOK PENYANGGA IWF 125x125x6.5x9
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
100
600
17 Roy Lamba 07191073
16
15 Turun
14 PROGRAM STUDI
13
12 Teknik Sipil
425
11
10
9
DOSEN PENGAMPU
300
8
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
7
NIP. 198910042019032022
6
5 BALOK L 120x120x8 Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
4
NIP. 198806062020121003
3 PELAT BAJA TEBAL 5 mm
2
34°
DOSEN ASISTENSI
18
1 Naik
25
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
150 425
RAILING TANGGA
IWF 125x125x6.5x9 NAMA GAMBAR
Ø60mm
LAS E70xx,
t= 1 cm
25
IWF 125x125x6.5x9 1 :20 31 34
DETAIL TANGGA
SKALA 1:10 1 :10
PELAT BAJA TEBAL 5 mm 180
90 90 BALOK PENYANGGA
IWF 125x125x6.5x9
BORDES
+3,00 m
150
BALOK IWF 100x50x5x7
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
Perpustkaan 3 Lantai
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
OPTRADE
ANTRADE
ANGGOTA KELOMPOK
BALOK PENYANGGA IWF 125x125x6.5x9
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
100
BORDES
Roy Lamba 07191073
Turun
PROGRAM STUDI
500
+2,5 m
Teknik Sipil
425
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
250
NIP. 198910042019032022
DOSEN ASISTENSI
29°
15
Naik
25
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
NIP. 198804182019031009
150 425
RAILING TANGGA
IWF 125x125x6.5x9 NAMA GAMBAR
Ø60mm
LAS E70xx,
t= 1 cm
25
IWF 125x125x6.5x9 1 :20 32 34
DETAIL TANGGA
SKALA 1:10 1 :10
0.75
54
32
TUGAS
Perencanaan Struktur Baja
200 200 200 200 Perpustkaan 3 Lantai
800 ANGGOTA KELOMPOK
1200 Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
GEOMETRI PELAT BONDEK PROGRAM STUDI
SKALA 1:10 Teknik Sipil
RUSUK BETINA
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
RUSUK JANTAN
NIP. 198910042019032022
0.75
54
32 Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 198806062020121003
1 :10 33 34
Tegel 3 cm
Spesi 2 cm
Stud Ø19 mm 10Ø16-100 mm 10Ø16-100 mm
20
30
140
Pelat Bondek
TUGAS
Balok Perencanaan Struktur Baja
IWF 300x300x11x17 Perpustkaan 3 Lantai
ANGGOTA KELOMPOK
Aridha Nurjannah 07191009
Astrin Tania Putri 07191014
Mariamah 07191047
Roy Lamba 07191073
DOSEN PENGAMPU
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
Tegel 3 cm NIP. 198910042019032022
Spesi 2 cm
Ir. Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.
Stud Ø19 mm 10Ø16-100 mm 10Ø16-100 mm NIP. 198806062020121003
20
DOSEN ASISTENSI
30
140
Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
Pelat Bondek NIP. 198804182019031009
Balok WILAYAH
IWF 250x125x6x9
Pesisir Pantai Kota Palu
NAMA GAMBAR
1 :10 34 34