PENELITIAN
KELOMPOK
Anggota:
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkat dan rahmat-Nya Penelitian ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Adapun judul
dari Penelitian Laporan Akhir ini akan membahas mengenai “Pengaruh Desain Interior
Perpustakaan Terhadap Kenyamanan Pengguna Studi Kasus: Rumah Ilmu Universitas Negeri
Semarang”.
Dalam penyusunan Laporan Akhir ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam hal materi, pembahasan dan hasil akhir yang dicapai. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga laporan
Akhir ini menjadi lebih baik. Tidak lupa penulis mengucapakan terima kasih kepada:
1. Teguh Prihanto, S. T., M. T. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Riset
Arsitektur.
2. Dr. Ardiyan Adhi Wibowo, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Riset Arsitektur.
3. Orang tua yang telah mendoakan dan memberikan motivasi, baik secara materil
maupun moril.
4. Semua teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan kosakata
maupun materi, serta hal-hal yang kurang berkenan. Semoga Laporan Akhir ini memberikan
manfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 5
iii
2.1.4 Aspek Dasar dalam Merencanakan Desain Perpustakaan Ideal .......................... 9
2.2 Perpustakaan.............................................................................................................. 11
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 25
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Ruang ......................................................................................................... 9
Tabel 2 Pencahayaan Ruang ................................................................................................... 10
Tabel 3 Kelembapan................................................................................................................ 10
Tabel 4 Temperatur ................................................................................................................. 10
Tabel 5 Kerangka Teoritik ...................................................................................................... 16
Tabel 6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 20
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 2 Peta Administrasi Kelurahan Sekaran ............................................................... 21
Gambar 3. 3 Lokasi Rumah Ilmu UNNES ............................................................................. 22
Gambar 3. 4 Interior Rumah Ilmu UNNES ............................................................................ 23
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang kini menjadi
destinasi favorit berkuliah calon mahasiswa baru dari seluruh penjuru Indonesia,
setelah Bandung dan Yogyakarta. Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi
disebutkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang
perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat. Sebagai penunjang kegiatan tri darma perguruan tinggi, fasilitas
pendidikan seperti perpustakaan kampus menaungi fungsi edukasi, sumber informasi,
penunjang riset, rekreasi, dan publikasi.
Kugler (dalam Helsa 2017) terdapat beberapa elemen yang membentuk desain
interior di antaranya, yaitu: (1) ruang, (2) variasi, (3) hirarki, (4) area personal, (5)
pencahayaan, (6) tata suara, (7), suhu udara, (8) perawatan, (9) kualitas udara (10) gaya
dan fashion. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada elemen desain interior
perpustakaan tentang (1) tata ruang, (2) sirkulasi udara, dan (3) warna (4) Pencahayaan
(5) tata suara a. Ketiga elemen tersebut kami dijadikan indikator sebagai tolak ukur
guna mengetahui pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyaman
pengguna Perpustakaan Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang.
1
memiliki tampilan yang menarik, memiliki gedung yang luas, dan memiliki fasilitas
alat pengatur temperatur udara yang memadai. Dengan begitu, kami akan membuktikan
bahwa ada pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyamanan
pengguna di Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang
2
2. Sebagai pengalaman dalam penelitian yang berkaitan dengan desain
interior di Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang.
3
Desain Interior Perpustakaan Terhadap Kenyamanan Pengguna (Studi Kasus:
Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang)”.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang uraian dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat dan sasaran, ruang lingkup pembahasan, sistematika pembahasan.
Bab ini menjelaskan kajian terhadap beberapa teori dan referensi yang menjadi
landasan dalam mendukung studi penelitian ini, diantaranya adalah teori mengenai
desain interior, elemen desain interior, perpustakaan, jenis perpustakaan, kenyamanan.
Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, metode penelitian dan gambaran
mengenai wilayah penelitian.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Desain Interior
2.1.1 Pengertian Desain Interior
Desain interior dapat dikatakan sebagai hal yang sangat mempengaruhi
estetika suatu bangunan. Segala bentuk aktivitas, pandangan, bahkan suasana
hati kita dapat dipengaruhi oleh desain interior yang kita nikmati. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, desain adalah gagasan awal, rancangan,
perencanaan pola susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan,
pola bangunan, corak bangunan. Sedangkan Interior adalah bagian dalam
gedung atau ruang, tatanan perabot atau hiasan dalam ruang bagian dalam
gedung. Adapun pengertian desain interior menurut D.K. Ching dalam bukunya
yang berjudul ‘Architecture: Form, Space, and Order’ adalah sebagai berikut:
Interior design is the planning, layout and design of the interior space
within buildings. These physical settings satisfy our basic need for
shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of
our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which
accompany our action, they affect our outlook, mood and
personality.The purpose of interior design , therefore, is the functional
improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of
interior space.
5
penggunanya, dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan pengalaman
penggunanya. Pengalaman pengguna ruang sendiri dapat ditingkatkan dengan
(1) memperbaiki fungsi ruang. (2) memperkaya nilai estetika, dan (3)
meningkatkan aspek psikologis ruang.
1. Garis (Line)
Garis adalah unsur dasar seni, yaitu sebuah tanda menerus yang terdiri dari
sekumpulan titik dan dibuat pada suatu permukaan.
2. Bentuk (Form)
Bentuk adalah suatu sosok geometris dua atau tiga dimensi yang
memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap keberadaan sebuah
benda dan memahaminya dengan persepsi.
3. Bidang (Shape)
Bidang adalah sebuah luasan tertutup dengan batas-batas yang ditentukan
oleh unsur-unsur seni lainnya, seperti garis, warna, nilai, tekstur, dsb.
Bidang dapat berfungsi sebagai penunjuk batas suatu ruang.
4. Ruang (Space)
Wicaksono dan Tisnawati berpendapat bahwa, “ruang adalah sebuah bentuk
tiga dimensi tanpa batas karena objek dan peristiwa memiliki posisi dan arah
relatif. Ruang dapat juga berdampak pada perilaku manusia dan budaya,
menjadi faktor penting dalam arsitektur, dan akan berdampak pada desain
bangunan dan struktur”.
Ruang memiliki elemen-elemen yang akan membentuknya menjadi tiga
dimensional, yaitu:
- Lantai sebagai bidang bawah;
6
- Dinding sebagai bidang tengah/penyekat;
- Plafon sebagai bidang atas;
- Berbagai bukaan yang dapat diaplikasikan ke dalam tiga bidang
dimensional di atas; dan
- Elemen pengisi ruang seperti furniture.
5. Cahaya (Light)
Pencahayaan akan mempengaruhi penataan interior karena dapat
mendukung fungsi ruang, mempengaruhi atmosfer ruang dan suasana hati
pengguna. Pencahayaan sendiri terbagi menjadi pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayaan alami didapatkan dari cahaya matahari
yang masuk melalui bukaan seperti jendela atau skylight, sedangkan
pencahayaan buatan didapat dengan menambahkan lampu.
6. Warna (Color)
Elemen warna suatu ruang pada dasarnya bergantung pada selera
penggunanya. Selain cahaya, warna juga dapat mempengaruhi nuansa ruang
dengan memberikan kesan tertentu melalui efek psikologis, seperti kesan
gelap terang yang dapat mempengaruhi keberadaan sebuah ruangan.
7. Pola (Pattern)
Pola adalah pengulangan unsur tertentu yang kemudian menjadi desain
dekoratif. Dalam desain interior, pola dapat difungsikan sebagai pengisi
kekosongan ruang. Selain itu, pola juga dapat digunakan sebagai ilusi ruang,
seperti pola garis horizontal yang terkesan menambah luas ruang ataupun
pola garis vertikal yang terkesan meninggikan ruang.
8. Tekstur (Texture)
Tekstur dapat dikatakan sebagai nuansa, penampilan, atau konsistensi
permukaan suatu benda. Pada desain interior, tekstur berkaitan dengan
material dan bahan yang digunakan. Tekstur terbagi menjadi dua jenis,
yaitu:
- Tekstur riil, yaitu tekstur nyata dan dapat dirasakan dengan sentuhan;
dan
- Tekstur visual, yaitu tekstur berupa ilusi visual dengan memainkan
gelap terangnya.
7
Adapun Tom Schmid (2005:6) berpendapat bahwa, “Dalam
menyusun desain interior suatu ruangan ada beberapa elemen yang perlu
diperhatikan yaitu ruang, sirkulasi udara, pewarnaan, penerangan, dan
sistem akuistik atau sistem penataan suara.” Elemen-elemen tersebut akan
dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:
1. Tata Ruang
Ruang adalah tempat dengan pembatas dinding atau pembatas lain yang
digunakan untuk beraktivitas. Ruang pada penelitian ini didefinisikan
sebagai tempat yang disediakan oleh Rumah Ilmu Universitas Negeri
Semarang untuk mendukung aktivitas penggunanya.
2. Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara adalah perputaran atau pergantian udara antara udara di
luar ruang dengan di dalam ruang. Sirkulasi udara pada penelitian ini
didefinisikan sebagai pengaturan udara pada Rumah Ilmu Universitas
Negeri Semarang berupa sistem penghawaan baik penghawaan alami
ataupun buatan yang dapat memberikan kesan sejuk pada ruangnya.
3. Warna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), warna adalah kesan
yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda
sehingga membentuk corak warna. Warna pada penelitian ini
didefinisikan sebagai warna/corak yang ada pada bidang-bidang Rumah
Ilmu Universitas Negeri Semarang baik pada dinding, lantai, ataupun
langit-langit ruang.
4. Pencahayaan
Pencahayaan adalah penggunaan cahaya yang disengaja baik dari
cahaya alami ataupun buatan untuk memberikan penerangan pada
ruang. Pencahayaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
penggunaan/pengaturan cahaya pada Rumah Ilmu Universitas Negeri
Semarang yang digunakan sebagai penerangan.
5. Tata Suara
Tata suara adalah pengaturan pengaturan besar kecilnya suara, jelas
tidaknya suara, dan bising tidaknya suara untuk digunakan sebagai
sistem komunikasi bangunan. Tata suara pada penelitian ini
8
didefinisikan sebagai kemampuan sistem komunikasi Rumah Ilmu
Universitas Negeri Semarang dalam menyampaikan informasi baik dari
dalam maupun luar ruang.
3. Pencahayaan Ruang
Perpustakaan memiliki pencahayaan dengan kondisi seperti pada tabel
berikut:
9
Tabel 2 Pencahayaan Ruang
Nama Ruang Cahaya Ruang
Area baca (majalah dan surat 200 lumen
kabar)
Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen
Meja baca (ruang baca rujukan) 600 lumen
Area Sirkulasi 600 lumen
Area Pengolahan 400 lumen
Area Akses Tertutup 100 lumen
Area Koleksi Buku 200 lumen
Area Kerja 400 lumen
Area Pandang Dengar 100 lumen
(Sumber: Perpustakaan Nasional RI)
4. Kelembapan
Perpustakaan memiliki kelembapan dengan kondisi seperti pada tabel
berikut:
Tabel 3 Kelembapan
Pengaturan Kelembaban Ruang Nama Ruang Kelembaban (%)
Ruang Koleksi Buku 45-5%
Ruang Koleksi Microfilm 20-21%
(Sumber: Perpustakaan Nasional RI)
5. Temperatur
Perpustakaan memiliki temperatur dengan kondisi seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4 Temperatur
Nama Ruang Pengaturan Temperatur (celcius)
Area baca pemustaka, area koleksi 20o - 25o celcius
dan ruang kerja
(Sumber: Perpustakaan Nasional RI)
10
2.2 Perpustakaan
2.2.1 Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat untuk koleksi buku, majalan dan informasi
berbentuk fisik lainnya. Perpustakaan lebih dikenal sebagai sebuah koleksi
besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang tidak mampu beli.
1. Tempat penyimpanan
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi atau koleksi
buku, seperti perpustakaan nasional. Perpustakaan nasional menyimpan
semua koleksi cetak yang diterbitkan di negara tersebut. Contohnya,
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang berfungsi menyimpan
koleksi buku atau terbitan lainnya yang diterbitkan di Indonesia dan terbitan
mengenai Indonesia yang diterbitkan di luar negeri.
2. Edukatif
Perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat edukatif, karena merupakan
tempat belajar secara mandiri. Di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah, perpustakaan seringkali digunakan sebagai tempat belajar sehingga
bisa disebut sebagai pusat pendidikan. Di lingkungan sekolah, keberadaan
Perpustakaan sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar. Karena,
pendidik bisa mengenalkan berbagai macam sumber bacaan dan mendorong
minat baca siswa dengan adanya perpustakaan.
11
3. Penelitian
Perpustakaan berfungsi sebagai pusat penelitian, karena koleksi atau sumber
informasi yang tersedia di perpustakaan bisa menjadi bahan referensi dalam
melakukan penelitian. Fungsi perpustakaan sebagai pusat penelitian ini
biasanya terlihat di lingkungan perguruan tinggi.
4. Informatif
Perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat informatif. Karena, perpustakaan
menyediakan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, baik
dalam bentuk buku, jurnal penelitian, majalah, audio, video dan sebagainya.
Orang-orang bisa mencari informasi mengenai sejarah kemerdekaan
bangsa, obyek wisata, masalah kesehatan, fasilitas kesehatan dan
sebagainya di dalam perpustakaan. Karena itu, perpustakaan tidak hanya
menyediakan informasi seputar pengetahuan umum maupun koleksinya,
tetapi juga lingkungan sekitarnya.
5. Pelestarian
Perpustakaan berfungsi sebagai pelestarian, karena menyimpan khasanah
budaya bangsa dan meningkatkan nilai serta apresiasi budaya dari
masyarakat sekitar. Sebab, perpustakaan menyediakan bahan bacaan dan
terbitan terekam lainnya sebagai bentuk pelestarian.
6. Hiburan
Perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat hiburan. Karena, perpustakaan
tidak hanya menyediakan koleksi berupa pengetahuan umum atau karya
ilmiah, tetapi juga majalah, novel dan buku cerita lainnya yang bisa menjadi
hiburan. Selain itu, perpustakaan juga biasanya menyediakan berbagai
informasi berbentuk audio dan video yang bisa dimanfaatkan oleh
penggunaan selayaknya menggunakan warnet. Bahkan, ada pula
perpustakaan yang memiliki dekorasi ruangan menarik agar pengunjung
lebih nyaman dan santai memanfaatkan ruang perpustakaan.
• Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang paling kita kenal karena
letaknya yang berada dalam lingkungan sekolah. Fungsi dari
12
perpustakaan ini adalah membantu sekolah untuk mencapai tujuan
khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya dalam bentuk
penyediaan bahan pustaka sebagai informasi pembelajaran, rekreasi,
budaya, dan sebagainya. Tujuan dari perpustakaan sekolah berbeda-
beda, tergantung dari lembaga induknya (sekolah yang bersangkutan).
• Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sesuai dengan namanya, perpustakaan satu ini terdapat pada perguruan
tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga lain yang tertaut dengan
perguruan tinggi tersebut. Tujuan utama dari perpustakaan ini adalah
membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya yang dikenal
dengan “Tri Dharma”, yakni pendidikan, penelitian, dan pengadian pada
masyarakat.
• Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum. Siapapun dapat
mengunjungi perpustakaan ini tanpa memandang suku, ras, agama, jenis
kelamin, dll. Perpustakaan ini penting dalam pelestarian kehidupan
kultural dan pendidikan masyarakat sekitarnya.
• Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling adalah bagian perpustakaan umum yang
mendatangi pemustaka dengan menggunakan kendaraan, baik darat
maupun air. Namun, tak selalu perpustakaan keliling adalah milik dari
perpustakaan umum, bisa juga milik organisasi/komunitas tertentu.
Fungsi dari perpustakaan ini hampir sama dengan peprustakaan umum,
hanya saja bentuk pelayanannya menggunakan metode jemput bola dan
koleksi yang tersedia lebih sedikit.
• Taman Baca Masyarakat
Taman baca masyarakat adalah perpustakaan skala kecil yang biasanya
terdapat di lingkungan masyarakat, baik RT, RW, atau perumahan.
Taman baca biasanya dikelola secara swadaya oleh masyakakat dan
bersifat fleksibel (tidak terikat aturan tertentu). Perpustakaan jenis ini
lebih menekankan pada hal rekresasi literasi daripada informasi
akademik yang kaku.
13
• Perpustakaan Khusus
Berlawanan dengan perpustakaan umum, perpustakaan khusus
merupakan perpustakaan yang dimiliki oleh departemen, lembaga
negara, organisasi, militer, industri, perusahaan, atau perorangan.
Karena bersifat khusus, maka perpustakaan satu ini hanya dapat diakses
oleh orang-orang tertentu saja, sesuai dengan ketentuan pemiliknya.
• Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan pusat di suatu negara yang
berfungsi sebagai pengawas bagi perpustakaan dan terbitan yang ada di
wilayahnya. Perpustakaan nasional memiliki kewajiban yang berat,
yakni ia berkewajiban untuk menyimpan setiap pustaka yang diterbitkan
di sebuah negara (layanan deposit),
• Perpustakaan Internasional
Sesuai dengan namanya, perpustakaan internasional berarti
perpustakaan yang didirikan oleh 2 negara atau lebih, atau perpustakaan
yang merupakan bagian dari sebuah organisasi internasional. Tugas,
layanan, dan koleksi dari perpustakaan internasional berbeda-beda,
tergantung dari jenis dan tujuan dari lembaga pemiliknya.
14
Kenyamanan adalah suatu keadaan lingkungan yang memberi rasa yang
sesuai kepada panca indera dan antropemetry disertai fasilitas yang sesuai
dengan kegiatannya. Antropemetry adalah proporsi dan dimensi tubuh manusia
serta karakter fisiologis lain-lainnya dan sanggup berhubungan dengan berbagai
kegiatan manusia yang berbeda-beda dan mikro lingkungan (Weisman dalam
Tistaningtyas, 2002:13).
15
dalam Ariyanti dkk. (2015), penataan desain interior yang memberikan rasa nyaman
akan mempengaruhi daya konsentrasi pengguna perpustakan saat mengunjungi dan
menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan. Maka dari itu, penataan desain interior
pada perpustakaan perguruan tinggi menjadi perlu, untuk menunjang kenyamanan
berkegiatan pengguna perpustakaan.
16
Dalam kehidupan sehari–hari kenyataan yang terjadi dan
dihadapi Mahasiswa yaitumenghadapi kebutuhan informasi setiap hari dalam proses
belajar mengajar. Kebutuhan informasi adalah latihan bagi mereka.
(Triwansyah,2011.1).
Menurut Wilson dalam Siatri yang dikutip oleh pawit memberikan definisi
information seeking behavior sebagai perilaku pencarian informasi yang bertujuan
untuk mencari informasi yang dibutuhkan. (1999)
Sedangkan menurut Wati dalam Ariyanti dkk. (2015), penataan desain interior
yang memberikan rasa nyaman akan mempengaruhi daya konsentrasi pengguna
perpustakan saat mengunjungi dan menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan.
Maka dari itu, penataan desain interior pada perpustakaan perguruan tinggi menjadi
perlu, untuk menunjang kenyamanan berkegiatan pengguna perpustakaan.
Menurut Peter Coleman (2006) istilah, pedestrian adalah salah satu elemen
dari rancangan kota yang berupa jalan / jalur untuk pejalan kaki yang berada di kedua
sisi maupun di salah satu sisi jalan raya dan juga kawasan.
Penataan ruang luar bangunan utama pada kawasan ini, tertata secara linier.
Sesuai dengan teori Francis DK Ching (1996 hal 186) bahwa tatanan linier dapat
memberikan kemudahan dalam aksesibilitas didalamnya, karena hanya bersifat garis
utama yang sedikit bercabang di tiap sisinya. Keuntungan lain yang didapat adalah
kecepatan dalam aksesibilitas. Dengan beberapa kemudahan yang dihasilkan dari
17
tatanan linier ini, maka desain tata letak ruang luar pada kawasan ini tepat digunakan
khususnya bagi penyandang cacat.
Tata ruang mengandung arti penataan segala sesuatu yang berada di dalam
ruang sebagai wadah penyelenggaraan kehidupan. Tata ruang pada hakekatnya
merupakan lingkungan fisik dimana terdapat hubungan organisatoris antara berbagai
macam obyek dan manusia yang terpisah dalam ruang tertentu. (Rapoport 1980)
18
BAB III
LOKASI DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian Kualitatif
Menurut Moleong (2016:6) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dll, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
19
yang sebenarnya yang berkaitan dengan Segala aspek ruang pada
Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang.
2. Observasi (Pengamatan), Observasi adalah pengamatan langsung
kepada suatu obyek yang akan diteliti dan mencatat secara sistematis
hal-hal yang berhubungan dengan aspek ruang pada bangunan
Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang.
3. Dokumentasi, Dokumen pada studi ini berupa kumpulan foto
dengan kamera secara langsung dan sumber-sumber internet.
Dokumentasi kami berupa ruang exterior, interior dan tampak
bangunan Rumah Ilmu Universitas Negeri Semarang.
Sirkulasi Udara ✓ ✓ ✓
Warna ✓ ✓ ✓
Pencahayaan ✓ ✓ ✓
Tata Suara ✓ ✓ ✓
20
1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah
2. Topografi
21
Kelurahan Sekaran memiliki jarak ketinggian tanah dari permukaan
air laut sekitar 75 m dan banyaknya curah hujan 7mm/th. Suhu rata-rata
harian di Kelurahan Sekaran adalah 35º C.
3. Tataguna Lahan
22
Gedung yang dibangun sejak September 2016 itu diberi nama Rumah Ilmu.
Dengan konsep smart library, Rumah Ilmu diharapkan mampu meningkatkan
literasi kampus di era revolusi 4.0.
23
DAFTAR PUSTAKA
D.K Ching, Franchis. 2000. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya (edisi kedua). Jakarta:
Erlangga.
Wicaksono, Andie, Endah Tisnawati. 2014. Teori Interior. Jakarta: Griya Kreasi.
Ambarwati, Dwi Retno. 2010. Antara Desainer Interior dan Dekorator Interior: Studi
Perbandingan. Jurnal Seni dan Pendidikan Seni. Vol. 8, No. 1. Doi:
10.21831/imaji.v8i1.6650
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Peprustakaan.,
24
LAMPIRAN
25
26
27