STUDIO PERANCANGAN 2
Dosen Pengampu :
Paksi Dwiyanto Wibowo, S.T., M.T
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2022
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Semoga hasil dalam laporan ini dapat berguna bagi para pembaca
sekalian.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Paksi Dwiyanto
Wibowo, S.T., M.T., selaku dosen pengampu sekaligus dosen pembimbing dalam
menyelesaikan laporan ini, serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.
dan pengalaman bagi para pembaca, dan dapat berguna bagi dunia Pendidikan.
Laporan kami tidak luput dari kekurangan, karena pengalaman yang kami miliki
masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima
masukan maupun saran darimana pun demi kebaikan dari hasil laporan kami ini.
Kelompok 3
ii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I I-1
BAB II II-6
BAB IV IV-12
iii
Daftar Isi
4.10 Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding ...................................... IV-34
BAB V V-50
BAB VI VI-51
v
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 3 Proses Pemasangan Bekisting lantai dan beban yang ada diastasnya
......................................................................................................................... IV-44
vi
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
vii
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Momen Khusus)
Kedoya Sel., Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 11520.
Lokasi Proyek
I-2
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
I-3
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
I-4
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
I-5
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB II
KETENTUAN TEKNIS UMUM PEKERJAAN
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Persiapan :
sampah akhir.
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas
dari bau, Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak.
II-6
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Kontraktor.
4) Pekerjaan Gudang
pekerjaan.
kerja.
II-7
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
konstruksi yaitu :
▪ Rambu-Rambu Kerja
▪ Spanduk K3
▪ Kotak P3K
▪ Body Harness
▪ Kacamata Safety
▪ Thermo Gun
▪ Masker (3 Lapis)
▪ Handsanitizer
▪ Test Antigen
Direksi Kit dibuat untuk kantor sementara atau sebagai ruang rapat
Lengkap dengan AC Split 2 pk, meja kerja, stop kontak, kursi dan
II-8
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
yaitu pembuatan sumur pantek & pompa, pengadaan tangki air 1000 L,
atap baja ringan dan genteng asbes. Ukuran kamar mandi disesuaikan
jawab penyedia jasa. Peralatan yang di mobilisasi adalah alat yang siap
penyedia jasa harus diperbaiki atau diganti biaya penyedia jasa. Semua
II-9
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
II-10
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB III
TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1
1. Permukaan Lapangan
3. Penyelidikan Lapangan
5. Spesifikasi Pondasi
- Kedalaman : 10 meter
umur 14 Hari.
III-12
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
c. Dokumentasi
Tiang yang tidak tepat pada tempatnya tidak boleh secara paksa diperbaiki
permukaannya. Tiang yang tidak tepat pada tempatnya tidak boleh secara
pekerjaan pemancangan.
III-13
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
8. Rintangan – Rintangan
Pengawas.
atau kurang dan harus diisi kembali dengan tanah, pasir atau puing-
9. Tiang Rusak
beberapa pile yang mempunyai affek struktur yang minimum sama dengan
III-14
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
kontraktor.
mm.
kembali tiang dan mencatat seberapa jauh devisi baik horisontal maupun
III-15
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Data-data lengkap dari tiap-tiap pondasi tiang meliputi instalasi tiang, set,
supaya dilengkapi dalam waktu 48 jam setelah instalasi pondasi tiang yang
bersangkutan selesai.
sebuah kelompok tiang selesai, maka kepala tiang yang naik keatas supaya
III-16
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Konsultan Perencana.
uji tes pembebanan / PDA (Pile Driving Analisys) yang disaksikan oleh
Pengawas.
III-17
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
contoh :
memenuhi syarat, tetapi tiang pancang masih tersisa (tidak masuk kedalam
tanah) 3 m dihitung dari atas permukaan tanah asli, maka akan diadakan
Uang muka sebesar 50 % dari nilai kontrak harus dibayar pada waktu
tanggal tagihan.
III-18
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
PASAL 2
PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
pelaksanaannya.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk: beton, baja, pasangan
Teknis terlebih dahulu, acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan
kayu jenis meranti atau setara, ukuran kayu yang dipergunakan tergantung
III-19
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
plesteran / finishing.
gambar dan perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai,
bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
konstruksi.
III-1
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus dan tidak bergoyang.
baut-baut dan tie rod yang dpergunakan untuk ikatan-ikatan dalam beton
k. Pada bagian terendah dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian
3.4 Pembongkaran
berikut:
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan di buka, tidak
keropos.
III-2
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
bagian beton yang keropos tanpa mendapat persetujuan secara tertulis dari
Pengawas Teknis. Semua resiko yang terjadi akibat pekerjaan tersebut dan
seperti berikut :
2) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
3) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang
telah direncanakan.
konstruksi.
Pemborong dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan di pakai, dengan
melampirkan brosur/gambar beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Pengawas Teknis. Dengan catatan alternaif tersebut tidak merupakan
kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan dalam pekerjaan.
III-3
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
PASAL 3
tanah, batu-batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat
Spesifikasi ini.
a. Pekerjaan Galian
III-4
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
biaya Kontraktor.
gambar.
b. Pekerjaan Urugan
1. Bahan Urugan
- Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug
Direksi.
III-5
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
2. Pengurugan
III-6
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
kerja.
3. Pemadatan
Direksi/Pengawas.
jawab Kontraktor.
III-7
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
PASAL 4
Tie Beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaan tanah. Tie
Beam biasanya digunakan untuk menghubungkan antara pile cap yang satu
dengan pile cap yang lainnya. Tie beam berfungsi untuk menopang slab atau plat
lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah dan untuk meratakan
gaya beban bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi
tanah.
A. Pekerjaan Penulangan
1) Perakitan besi harus sesuai dengan denah dan spesifikasi pembesian dari
tulangan atas.
kemudian diikat dengan kawat bendrat agar tidak bergeser atau lepas dari
III-8
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
B. Pekerjaan Bekisting
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking
ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
Ukuran Tie Beam yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing.
Untuk mengunci Tie Beam tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod
bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena
C. Pekerjaan Pengecoran
III-9
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job
sampah.
6) Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum
siap.
III-10
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
a. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai
informative.
lantai 2 dst).
III-11
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB IV
PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON
PASAL 1
Bahan-bahan :
a. Semen
syarat-syarat :
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu jenis yang sama (tidak
yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan semen harus
terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari
IV-12
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
b. Agregat (Aggregates)
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
yang baik, padat dan mempunyai daya tarik yang baik dengan semen
IV-13
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
kepada Pengawas.
c. Air
diujui oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib. Air yang
• Semua dari jenis baja dengan mutu BJTP-24 (polos), bahan tersebut
IV-14
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari
lantai kerja, atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton atau
bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada
posisi yang tepat. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel
IV-15
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
karena kualitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS) dan apa yang
24 jm.
(ayat 1).
sama dan panjangnya kurang lebih 100 cm. Percobaan mutu besi
IV-16
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
IV-17
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
No. Penama Diameter Luas Diameter Tinggi sirip Jarak sirip Lebar Berat
an nominal Penampan dalam melintang melintang rusuk
nominal
g nominal memanjan
(d) min maks (maks)
Nominal g
(d)
(maks)
mm cm² mm m m mm mm Kg/m
m m
1 S.6 6 0.2827 5.5 0.3 0.6 4.2 4.7 0.222
2 S.8 8 0.5027 7.3 0.4 0.8 5.6 6.3 0.395
3 S.10 10 0.7854 8.9 0.5 1.0 7 7.9 0.617
4 S.13 13 1.327 12.0 0.7 1.3 9.0 10.2 1.04
5 S.16 16 2.011 15.0 0.8 1.6 11.2 12.6 4.58
6 S.19 19 2.835 17.8 1.0 1.9 13.3 14.9 2.23
7 S.22 22 3.801 20.7 1.1 2.2 15.4 17.3 2.98
8 S.25 25 4.909 23.6 1.3 2.5 17.5 19.7 3.85
9 S.29 29 6.625 27.2 1.5 2.9 20.3 22.8 5.18
10 S.32 32 8.042 30.2 1.6 3.2 22.4 25.1 6.31
11 S.36 36 10.18 34.0 1.8 3.6 25.2 28.3 7.99
12 S.40 40 12.57 38.0 2 4.0 28 31.4 9.68
13 S.50 50 1964 48.0 2.5 5.0 38 39.3 17.4
Dengan toleransi berat untuk tulangan polos dan sirip adalah sebagai berikut:
Diameter nominal Toleransi
(mm) (%)
6d8 ±7
10 d 11 ±6
IV-18
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
16 d 28 ±5
d 28 ±4
c. Kualitas Beton
praktis, pagar, regol dan bagian – bagian lain yang tidak memikul
trial-mix di Laboratorium.
IV-19
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20
beton.
kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
harus masuk dalam satu lapisan yang bawahnya. Setelah atas nya
Dimensi
Jenis Struktur Tebal selimut beton
Tulangan
Sloof ≤ D 16 4,0 cm
Kolom dan balok beton yang D19 –D56 5,0 cm
berhubungan dengan cuaca
≤ D 16 4,0 cm
Kolom dan balok beton yang tidak Semua 4,0 cm
berhubungan dengan cuaca tulangan
Pelat Pelat dan dinding yang tidak ≤ D 36 2,0 cm
berhubungan dengan cuaca
D44 – D56 4,0 cm
proses dewatering. Hal ini dilakukan karena plat dasar GWT berada di
di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang
4. Beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton Ready mix K-
300 untuk beton Struktur utama. khusus untuk beton kolom praktis,
ring balk, pagar dan regol boleh digunakan Site Mixing dengan mutu
IV-21
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik. jika mutu
beton yang relatif sangat besar maka selain mutu beton maka
IV-22
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
pengaduk.
IV-23
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang di buat
Indonesia.
kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi
IV-24
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
6. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan
7. Benda uji kubus harus ditest di Laboratorium Beton yang disetujui oleh
Pengawas Teknis.
umur beton 3,7 dan 14 hari dan juga untuk umur beton 28 hari.
Pemborong.
IV-25
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya
IV-26
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat – alat
Pengawas Teknis.
(potongan kayu, batu, tanah dan lain – lain). Dan basahi dengan air
semen.
dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan
lagi.
IV-27
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (huney comb), yaitu
pemadatan yang baik. Vibrator yang dipakai harus dengan frekuensi tidak
keadaan khusus boleh miring sampai 45º. Selama penggetaran, jarum tidak
atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak
boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang
sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh
jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran – getaran
mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm. Berhubung dengan itu
dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap – tiap lapis dapat dipadatkan
IV-28
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai sampai
mengkilap sekitar jarum ( air semen mulai memisahkan diri dari aggregat )
ini dilakukan secara perlahan-lahan, agar rongga bekas jarum dapat diisi
cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang
IV-29
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Teknis.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari
suatu konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan tiap siar
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama
tersebut.
3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
IV-30
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
ini.
1. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati – hati dan teliti /
penurunannya.
IV-31
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
5. Sebelum besi beton dipasang besi beton harus bebas dari kulit besi
karat, lemak, kotoran serta bahan – bahan lain yang dapat mengurangi
daya lekat.
klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang
dengan bekisting.
10. Precast Mortal Spacing Block harus digunakan untuk menahan jarak
IV-32
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
semua kotoran-kotoran.
IV-33
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh beda
cm.
IV-34
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
2. Tiap luas dinding yang lebih besar dari kolom – kolom praktis / ring
3. Untuk lisplank bata dan dinding – dinding lainnya yang tingginya > 3 m
diberikan ring balok. Ukuran dan tulangan kolom praktis dan ring balok
IV-35
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin
yang mengeras.
Tugas.
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah
kontraktor.
IV-36
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
d. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dari
a. Mutu Beton
b. Pembesian
beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
IV-37
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
c. Pengadukan
semen, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
d. Pengecoran Beton
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting
IV-38
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya harus datar dan
adalah dari baja lunak dan tidak sepuh seng, diameter kawat lebih
besar atau sama dengan 0.40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka
IV-39
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x
selalu dibasahi dengan air terus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai
IV-40
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
PASAL 2
kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja
mendapatkan hasil kerja yang bagus, semua pekerjaan ini harus dilaksanakan
1. Tahap Persiapan
plat lantai yang akan dibuat. Setelah itu, proses pembesian plat lantai
IV-41
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
2. Tahap Pekerjaan
Mengingat posisi plat lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding
untuk plat pun harus lebih tinggi serta dibutuhkan main frame tambahan
scaffolding plat dengan mengatur bagian base jack dan U-head jack.
sejajar dengan arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan
sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula dinding untuk tepi plat
IV-42
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting,
yang sudah terpasang dengan rapat. Cara ini akan memudahkan kita dalam
yaitu bekisting tersebut akan terhindar dari kerusakan yang fatal dan
selanjutnya.
IV-43
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan tulangan bawah terlebih
kawat. Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan bekisting
alas plat. Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan
atas serta bagian bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan
IV-44
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
3. Tahap Pengecoran
lokasi yang akan dicor. Jika hasilnya bagus, kemudian engineer membuat
pengecoran balok antara lain bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja,
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.
dari debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump cor yang
berlangsung. Sampel ini cukup diambil beton yang keluar dari truk saja.
IV-45
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
akan dicor, selanjutnya petugas bucket akan membuka katup bucket untuk
Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar
Pekerja vibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama 5-10
Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton,
dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi beton.
4. Tahap Pembongkaran
memperoleh hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak
beton tersebut. Hal ini tidak terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain
IV-46
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
pengecoran.
5. Tahap Perawatan
IV-47
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
PASAL 3
Pada pekerjaan tangga hal yang pertama yang dilakukan marking untuk
dilakukan ditempat lain dengan metode fabrikasi. Setelah itu pasang bekisting
perakitan tulangan. Setelah pekerjaan ini dilakukan, cek kembali bekisting tangga
yang berfungsi sebagai tempat lalu lintas antar lantai. Tangga adalah sebuah
mempunyai jarak satu sama lain. Konstruksi tangga merupakan konstruksi yang
bekisting.
1. PEKERJAAN BEKISTING
IV-48
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
2. PEKERJAAN TULANGAN
besi dan perakitan ditempat. Untuk tipe tulangan yang dipakai yaitu
diameter 13.
3. PEKERJAAN PENGECORAN
cukup umur yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang
dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah
selanjutnya.
IV-49
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
1. Struktur Bawah
a. Tiang pancang uk. 25x25 cm : Mutu beton K450, daya dukung 40 ton,
Panjang 6 m
2. Struktur Atas
V-50
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB VI
WBS DAN CBS
Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target dari
ruang lingkup suatu proyek yang terorganisir dan biasa dibuat dengan
ada dua pendekatan umum untuk membuat WBS, yaitu berdasarkan tujuan
harus diselesaikan sesuai dengan iterasi yang telah dibuat. Kemudian WBS
urutan timeline dari aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan akhir.
VI-51
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-52
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-0
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-0
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-1
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-2
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Tabel 6. 1 BOQ
(sumber: Penulis, tahun 2022)
▪ Biaya material
▪ Biaya upah
▪ Biaya alat
▪ Biaya depresiasi
Tabel 6. 2 CBS
(sumber: Penulis, tahun 2022)
VI-4
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
harga satuan bahan, harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga
menyelesaikan pekerjaan.
VI-5
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-6
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-7
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-8
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-9
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-10
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-11
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-12
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-13
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-14
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-15
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-16
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-17
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-18
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-19
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-20
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-21
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-22
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VI-23
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Tabel 6. 3 AHSP
(sumber: Penulis, tahun 2022)
VI-24
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB VII
RAB (Rencana Angaran Biaya)
pengadaan barang atau jasa, RAB merupakan salah satu dokumen yang
dari seluruh item pekerjaan yang telah teridentifikasi melalui proses work
breakdown structure dan cost break down structure. RAB memiliki fungsi
level identifikasi item pekerjaan pada RAB berpotensi cost overrun karena
VII-25
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
pondasi beton.
oleh satuan
• perhitungan volume seperti m3, m’, m2, ttk, unit, ls, dan sebagainya.
pekerjaan tertentu
total upah dengan total material atau perkalian volume dengan total
upah.
a. Biaya langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara
Persiapan, Pekerjaan truktur bawah, Pekerjaan struktur atas dan alat Alat
kerja
Biaya tak-langsung adalah biaya yang bukan bagian dari item pekerjaan
Risk adalah biaya disini mencakup perkiraan resiko yang akan dihadapi
Profit adalah keuntungan yang akan didapat oleh kontraktordari proyek ini
dan bukan dipotong dari BoQ tetapi di bebankan lagi ke penguna jasa
kontraktor/owner Bangunan.
Ialah total penawaran yaitu jumlah dari biaya langsung, biaya tak
VII-27
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
BAB VIII
PENJADWALAN PROYEK
merupakan salah satu hal yang sangat penting dan perlu di perhatikan.
sana akan diketahui apakah proyek telah berjalan degan baik atau tidak, dan
sesuai dengan kondisi proyek yang ada sehingga alokasi sumber daya serta
durasi waktunya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Dalam proses
dari kebutuhan proyek serta hasil dan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
proyek.
VIII-28
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
untuk tiap proses, serta kebutuhan sumber daya untuk setiap proses
sepanjang waktu.
periode.
VIII-29
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
dipercaya, bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. Berikut dibawah ini
VIII-30
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
VIII-0
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
baik pemerintah maupun swasta. Kurva-S ini secara mudah akan terdiri atas
dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan
pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih
oleh para pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang
proyek.
VIII-0
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
Gambar 8. 1 Kurva-S
(sumber: Penulis, tahun 2022)
VIII-0
Studio Perancangan 2 – Kelompok 3
DAFTAR PUSTAKA
VIII-1