i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 2
1.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................................. 2
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air Secara Umum ........................................................... 4
2.1.1 Jenis – Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air ....................................................... 4
2.2 Profil PT Indonesia Power ......................................................................................... 7
2.3 Visi, Misi, Motto, Tujuan Perusahaan, dan Lingkungan ............................................ 8
2.4 Sejarah Berdirinya PLTA Bengkok ........................................................................... 10
2.5 Peralatan Umum PLTA Bengkok.............................................................................. 11
2.6 Aliran Air Dalam Pipa (Water Flow in Pipes) ........................................................... 16
2.6.1 Karakteristik Aliran Air Pada Pipa..................................................................... 16
2.7 Persamaan yang Digunakan Pada Aliran Air Pada Pipa .......................................... 17
2.8 Parameter Perhitungan Head Losses di Dalam Pipa ............................................... 19
2.8.1 Menghitung Kecepatan Aliran Fluida ............................................................... 19
2.8.2 Menghitung Bilangan Reynold (Reynold Number) ........................................... 20
2.8.3 Mencari Nilai Darcy Friction Factor ( f ) ........................................................... 22
2.8.4 Mencari Nilai Head Losses pada Pipa ............................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian ........................................................................................... 25
3.2 Penjelasan Diagram Alir .......................................................................................... 25
ii
BAB IV PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN HEAD LOSSES DAN EFISIENSI PENSTOCK DI PLTA
BENGKOK
4.1 Data Spesifik di PLTA Bengkok ................................................................................ 27
4.2 Data Spesifik Penstock ............................................................................................ 33
4.3 Menghitung Parameter Head Losses pada Penstock .............................................. 37
4.4 Menghitung Head Losses pada Penstock ................................................................ 40
4.4 Menghitung Efisiensi Penstock................................................................................ 46
4.5 Tabel Hasil Perhitungan Head Losses Keseluruhan ................................................. 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 50
5.2 Saran ....................................................................................................................... 50
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kemampuan Daya Per Unit Pembangkit PT Indonesia Power ......................... 8
Tabel 2.2 Massa Jenis Air ................................................................................................ 18
Tabel 2.3 Viskositas Dinamik .......................................................................................... 21
Tabel 2.4 Diagram Moody ............................................................................................... 22
Tabel 2.5 Nilai Relative Roughness ................................................................................. 22
Tabel 2.6 Konstanta Valve & Elbow ................................................................................ 24
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Dengan semakin
berkembangnya teknologi maka kebutuhan manusia akan listrik semakin meningkat,
dan dengan meningkatnya kebutuhan listrik ini harus diiringi dengan penyediaan
energi listrik yang memadai. Keberadaan energi listrik sangat penting dan harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Energi listrik bersumber dari beberapa energi yang mengubah atau
mengkonversikan energi tersebut menjadi energi listrik yang melalui dari beberapa
proses. Di PT Indonesia Power UP Bengkok memproduksi listrik yang dihasilkan dari
mengkonversi energi potensial air. Energi potensial air ini digunakan untuk
menggerakan turbin air yang kemudian turbin tersebut terhubung dengan generator,
yang kemudian dengan beberapa proses yang terjadi, generator yang berputar
menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan pembangkit listrik sumber energi lain. PLTA merupakan
pembangkit listrik dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah dibandingkan
dengan menggunakan energi lainnya yang harus mengeluarkan biaya yang tinggi
untuk menghasilkan listrik, karena PLTA memanfaatkan dari energi air sebagai energi
utama untuk menghasilkan listrik.
Di sebuah PLTA dibutuhkan sistem pemipaan. Sistem pemipaan adalah suatu
sistem yang digunakan untuk memindahkan fluida (baik cair maupun gas) dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
Di dalam sebuah sistem instalasi pemipaan pasti akan terjadi head losses
(kerugian akibat adanya gesekan), adapun faktor yang mempengaruhi kerugian aliran
fluida di dalam pipa adalah kecepatan aliran fluida, luas penampang (pipa), friction
factor, viskositas dan massa jenis fluida. Selain itu juga head losses akan berdampak
pada daya turbin yang menurun.
1
1.2 Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini maka dilakukan pembatasan-pembatasan
masalah, pembatasan masalah tersebut adalah:
1. Analisis dan menghitung head losses pada penstock UP Bengkok.
2. Menghitung daya efisiensi penstock UP Bengkok.
1.3 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
1. Memberikan pengalaman nyata tentang kondisi industri secara kongkrit,
sehingga memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja secara
nyata.
2. Melatih kemampuan beradaptasi dalam lingkungan kerja industri dan dapat
berkomunikasi dengan baik.
3. Melatih memecahkan masalah yang timbul dalam bekerja, dalam hal ini
menganalisa head losses dan efisiensi penstock UP Bengkok.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode pengumpulan data untuk
memperoleh data yang lengkap dan objektif. Metode-metode tersebut adalah :
1. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan melakukan pencarian informasi melalui
buku-buku bacaan dan buku manual yang berapa di PT Indonesia Power
UP Bengkok.
2. Studi Lapangan
Metode ini dilakukan pengamatan langsung ke lapangan bersama
dengan pembimbing dengan melakukan pengamatan proses kerja dari
peralatan dan mesin yang berada di PT Indonesia Power UP Bengkok.
3. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung kepada pada staf di PT Indonesia Power UP Bengkok.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kerja Praktik ini dilaksanakan mulai tanggal 1 November
2018 Sampai tanggal 31 November 2018 di Power House PT Indonesia Power
UP Bengkok.
2
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam laporan Kerja Praktik ini terdapat beberapa BAB, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I pada laporan ini membahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, tujuan penulisan laporan baik secara umum maupun
secara khusus, metode pengumpulan data, waktu dan tempat pelaksanaan serta
sistematika penulisan laporan Kerja Praktik ini.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab II pada laporan ini membahas tentang pengenalan industri atau
perusahaan tempat kerja praktik dilakukan, yaitu PT Indonesia Power secara
umum, dan secara khusus juga membahas Unit Pembangkit (UP) Bengkok
yang merupakan salah satu unit pembangkitan di PT Indonesia Power, baik
mengenai profilnya, proses produksi listrik hingga peralatan utama yang ada
di PLTA Bengkok.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab III pada laporan ini membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) secara umum, jenis PLTA, sistem pemipaan yang terdapat pada
PLTA, aliran air di dalam pipa, karakteristik fluida, persamaan yang digunakan
pada aliran dalam pipa, parameter perhitungan head losses, menghitung
kecepatan aliran air, menghitung bilangan reynold, mencari nilai darcy friction
factor dan mencari nilai head losses pada pipa.
BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS DAN PERHITUNGAN HEAD LOSSES
PADA PENSTOCK UP BENGKOK
Bab IV pada laporan ini membahas tentang perhitungan head losses
major, minor dan total pada penstock, serta menghitung efisiensi penstock
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V pada laporan ini membahas tentang kesimpulan dari laporan
yang telah dikerjakan dan saran-saran untuk perbaikan dari laporan Kerja
Praktik.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air Secara Umum
Pembangkit listrik tenaga air adalah suatu pembangkit yang menggunakan
media air sebagai pengerak utama (prime mover) untuk menggerakan turbin.
Pembangkit ini secara umum mengkonversi bentuk perubahan dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit menjadi energi listrik dengan proses tertentu dan
mengunakan peralata utama seperti water way, turbin air, generator dan
tranformator tenaga.
Dan lebih lengkapnya PLTA dengan mekanisme kerja dengan urutan dari aliran
sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan sebuah Dam. Airnya
ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan melalui Pintu Pengambilan Air
(Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan (Headrace
Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air harus melewati Tangki
Pendatar (Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi
tekanan kejut atau tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air (water
hammer) saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup Utama
dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air yang bergerak
memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir keluar melalui Pipa Lepas (Draft Tube)
dan selanjutnya dibuang ke Saluran Pembuangan (Tail Race). Poros turbin yang
berputar tersebut dikopel dengan poros Generator sehingga menghasilkan energi
listrik. Melalui Trafo Utama (Main Transformer), energi listrik disalurkan melewati
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk
2.1.1 Jenis – Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTA dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. PLTA Berdasarkan Tinggi Terjun.
a. PLTA Jenis Terusan Air (Water Way)
PLTA jenis ini adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air
(intake) di sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan
kemiringan (gradient) yang agak kecil. Tenaga listrik yang dibangkitkan
dengan cara ini memanfaatkan tinggi terjun dan keiringan sungai.
4
b. PLTA Jenis DAM/Bendungan
PLTA jenis adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang
di sungai, pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan
permukaan air dibagian hulu sungai untuk membakitkan energi potensial
yang lebih besar sebagai pembangkit listrik.
c. PLTA Jenis Terusan dan DAM (Campuran)
PLTA jenis ini adalah pembangkit listrik yang menggunakan gabungan
dari dua jenis PLTA sebelumnya, jadi energi potensial yang diperoleh dari
bendungan dan terusan.
2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai
a. PLTA Jenis Aliran Sungai Langsung (Run of Water).
PLTA jenis ini banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini
membangkitkan listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri
secara alamiah. (Gambar 2.1)
5
mempunyai kapasitas besar yang akan mengatur perubahan air pada waktu
beban puncak sehingga energi yang dihasilkan lebih maksimal.
6
Selain jenis yang disebutkan di atas, pembankit juga terdapar bebrapa kategori
berdasarkan head yang diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Head tinggi (lebih dari 240 m)
2. Head sedang (30 m sampai 240 m)
3. Head rendah (kurang dari 30 m)
7
8 P. Kondang 1955 2 x 2,49 9,90
2 x 2,46
Tabel 2.1. Kemampuan Daya Per Unit Pembangkit PT Indonesia Power
(Sumber : data dari PT Indonesia Power UP Saguling)
Kiprah PT Indonesia Power dalam pengembangan di bidang pembangkit
tenaga listrik PT Cigondo daya perkasa (saham 99,9 %) yang bergerak dibidang jasa
pelayanan dan manajemen energi dengan penetapan konsep cogeneration and
distributed genereation. PT Indonesia Power juga mempunyai saham 60 % di PT Arta
Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batu bara. Aktivitas kedua
anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan
perusahaan di masa mendatang.
2.3 Visi, Misi, Motto, Tujuan Perusahaan, dan Lingkungan
1. Visi
8
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan
dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi
maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat dan saling menghargai
antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan
integritas pribadi dan profesionalisme.
5. Lingkungan
Ruang lingkup lingkungan kehidupan PT Indonesia Power meliputi:
a. Semua Unit Pembangkitan di PT Indonesia Power sudah dilengkapi
dengan dokumen AMDAL dan diimplementasikan melalui Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL).
b. PT Indonesia Power secara bertahap menerapkan ISO 14001 (Sertifikat
Sistem Manajemen Lingkungan) di seluruh unit pembangkitannya, mulai
dari UP Saguling dan disusul UP Mrica.
c. PT Indonesia Power merupakan prioritas yang sama terhadap
perlindungan lingkungan, pembangunan masyarakat, kemanan
maksimum, produk berkualitas tinggi dan efisien komersial yang
optimal. Kegiatan tersebut merupakan aktifitas yang mencerminkan
perhatian terhadap masa depan.
d. PT Indonesia Power juha secara terus menerus menerus berusaha
memanfaatkan energi terbarukan yang ramah lingkungan, mengingat
semakin menipisnya sumber daya minyak.
e. PT Indonesia Power sangat memperhatikan aspek manajemen
lingkungan, serta senantiasa berupaya mengelola aktifitas unit-unit
pembangjitnya sejalan dengan prinsip-prinsip lingkungan.
f. Upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan dipasang perangkat
Continuous Emission Monitorys Sistem (CEMS). Perusahaan
mengantisipasi pencemaran udara yang berlebihan akibat gas buang dan
9
menyesuaikan operasional pembangkitnya serta meredam atau
mengurangi tingkat kebisingan pembangkit.
g. Upaya pemeliharaan di Daerah Aliran Sungai (DAS), berkoordinasi
dengan Departemen Kehutanan dan Pemerintah Daerah setempat untuk
mengurangi sedimentasi waduk yang dapat mempengaruhi produktivitas
instalasi PLTA.
h. Pengembangan teknologi gasifikasi sekam padi sebagai bahan bakar
alternative bagi instlasi PLTD dan dapat mengurangi tambahan bagi para
petani setempat.
i. Yayasan pendidikan dan kesejahteraan PT Indonesia Power sebagai
wahana penyakuran kontribusi sosial aktif menyalurkan beasiswa dan
bantuan dana operasional pendidikan kepada putra-putri karyawan dan
masyarakat umum, serta kepada berbagai lembaga pendidikan.
2.4 Sejarah Berdirinya PLTA Bengkok
Pemerintah Hindia – Belanda pertama kali membangun PLTA di sungai
Cikapundung pada tahun 1922 yang diberi nama Waterkracht werk Pakar aan de
Tjikapoendoeng nabij Dago yang berfungsi memproduksi listrik untuk sekitar daerah
bandung. Dahulu didistribusikannya listrik oleh perusahaan Hindia Belanda bernama
Bandoengsche Electricitiet Maatscappij. Dan kini, PLTA tersebut dikenal dengan
nama PLTA Dago – Bengkok.
PLTA Dago - Bengkok memiliki dua tempat Power House, yaitu di Bengkok
dan di Dago Pojok. Aliran buangan dari PLTA Bengkok sebagian dipakai oleh PLTA
Dago Pojok dan sebagian lagi dialirkan ke masyarakat. PLTA Dago – Bengkok
memiliki 3 buah unit turbin generator dan PLTA Dago memiliki 1 unit tubrin
generator.
10
2.5 Peralatan Umum PLTA Bengkok
1. Bendung
Air untuk menggerakkan turbin PLTA Bengkok dan Dago diambil dari
aliran Sungai Cikapundung. Air ini disadap oleh bendungan yang dibangun
pada aliran sungai di daerah Bantarawi, terletak pada koordinat 06⁰ 50’
37,7” Lintang Selatan (LS) dan 107⁰ 38’ 56,8” Bujur Timur (BT).
Pembangunan Bendungan di aliran Sungai Cikapundung tersebut
dilakukan bersamaan dengan pembangunan PLTA Bengkok dan Dago
yang mulai beroperasi pada tahun 1923.
Bendung ini mempunyai dua pintu air untuk mengatur tinggi rendahnya
air, satu pintu difungsikan sebagai pengatur aliran air yang masuk ke
saluran penghubung dengan kolam penampung di Bantarawi. Satu pintu air
merupakan saluran pelimpas untuk membuat air berlebih ke sungai. Pada
saat pembersihan kolam, pintu air yang mengarah ke saluran akan ditutup.
Pintu air limpasan akan dibuka maksimal jika debit air yang masuk ke
Sungai Cikapundung tinggi atau ketika dilakukan pembersihan saluran
yang rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali.
11
Gambar 2.5. Turbin PLTA Bengkok
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
3. Generator
Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi - gigi putar sehingga
ketika baling - baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar.
Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi
energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator
pembangkit listrik lainnya.
12
koordinat 06⁰ 50’ 49,8” Lintang Selatan dan 107⁰ 38’ 43,3” Bujur Timur,
Luas kolam penampung adalah 200 m² dengan kedalaman 3,3 m.
Kolam penampung di Bantarawi juga berfungsi sebagai penyaring air
tahap pertama, tujuannya agar sampah-sampah berukuran besar, berupa
batang kayu, ranting pohon, dan sampah lainnya dari sungai tidak terbawa
masuk ke saluran yang menuju ke kolam pengendap. Secara rutin kolam
ini dikuras airnya guna membersihkan lumpur yang mengendap di dasar
kolam, tujuannya agar kapasitas kolam tidak berkurang akibat
menumpuknya endapan lumpur.
13
Air yang sudah menggerakkan turbin di PLTA Bengkok, selanjutnya
dialirkan untuk kembali menggerakkan turbin di PLTA Dago melalui saluran
tertutup. Sebelum sampai di turbin PLTA Dago, air ditampung di sebuah bak
penampung yang dibangun diujung saluran. Bak penampung ini mempunyai
peil minimum 808,00 m dpl dan peil maksimum +1,40 m. Air dari bak
penampung inilah yang kemudian dialirkan ke pipa pesat untuk kemudian
menggerakkan turbin.
14
Gambar 2.9 Power House PLTA Bengkok
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
7. Saluran Air
Bagian yang tidak kalah pentingnya dari sebuah PLTA, termasuk PLTA
Bengkok dan Dago, adalah keberadaan bangunan saluran air. Saluran inilah
yang menyalurkan air dari sungai ke PLTA untuk menggerakkan turbin.
Saluran air di PLTA Bengkok dan Dago terdiri dari dua jenis, yaitu saluran dan
pipa pesat.
15
biasanya dipasang dengan kemiringan yang ekstrem, tujuannya agar air yang
mengalir masuk ke turbin memiliki kecepatan yang tinggi.
16
a. Faktor yang mempengaruhi kerugian aliran fluida di dalam pipa adalah:
1. Kecepatan aliran
2. Luas penampang saluran
3. Faktor friksi
4. Viskositas
5. Densitas fluida
b. Kecepatan aliran fluida perlu dibatasi dengan memperhatikan :
1. Besarnya data yang dibutuhkan
2. Masalah erosi pada dinding pipa
3. Masalah pembentukan endapan
4. Tingkat kebisingan yang terjadi
1. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas ini diperoleh dari Hukum Kelestarian Massa:
ṁ₁ = ṁ₂……………………………...(1)
1 A1 V1 2 A2 V2 …………………….(2)
A1 V1 A2 V2 …………………………..(4)
Keterangan :
17
Tabel 2.2 Massa Jenis Air
(Sumber : Buku Thermodinamika Teknik)
2. Persamaan Bernoulli
Persamaan bernoulli ini merupakan salah satu penerapan dari Hukum
Kelestarian Massa, dan pada prinsipnya adalah energi pada dua titik yang
dianalisa harus sama. Untuk aliran steady dan fluida inkompresibel (energi
di dalam pipa diabaikan) menggunakan persamaan:
P V2 P V2
( Z )1 HL ( Z )2 ……………………………(5)
2g 2g
Dimana :
P = Tekanan (Pa)
Z = Ketinggian (m)
18
2.8 Parameter Perhitungan Head Losses di Dalam Pipa
m
2.8.1 Menghitung Kecepatan Aliran Fluida, V = ( )
s
Karena adanya perbedaan diameter pada setiap pipa pesat maka
kecepatan aliran yang terjadi berbeda-beda sesuai dengan adanya perubahan
diameter tersebut. Dibawah ini nilai kecepatan aliran air akibat beda diameter:
Q VxA …………………………………….(6)
Maka :
Q
V ………………………………………(7)
A
Dimana :
19
Gambar 2.11 Daftar Debit PLTA Bengkok
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
.V .D
Re ……………………….(8)
Dimana :
Re = Bilangan Reynold
20
ρ = Massa Jenis Fluida (kg/m³)
21
2.8.3 Mencari Nilai Darcy Friction Factor ( f )
Setelah melakukan perhitungan bilangan Reynold, maka dapat dicari harga
Darcy Friction Factor ( f ), dengan cara menggunakan diagram Moody.
22
2.8.4 Mencari Nilai Head Losses pada Pipa
Dalam perhitungan head losses ini perlu diperhatikan beberapa faktor, karena
dalam perhitungan head losses ini akan mempengaruhi daya yang akan dihasilkan oleh
turbin. Dibawah ini merupakan persamaan yang digunakan untuk menghitung head
pada turbin :
Keterangan :
Head static merupakan tinggi air jatuh dengan satuan meter (m), yaitu dihitung
dari permukaan air atas sampai permukaan air bawahnya. Head losses merupakan rugi-
rugi energi yang diakibatkan dari sistem pipa-pipa yang terpasang dengan satuan meter
(m).
Pada head losses ini terdapat dua jenis, yaitu head losses major dan head losses
minor. Head Losses itu sendiri merupakan penjumlahan dari head losses major dan
head losses minor, seperti pada persamaan :
H Ltotal H Lmajor H L min or ……………….(10)
Dimana :
H Ltotal = Head Losses Total (m)
Head Losses Major, yaitu rugi- rugi energi yang diakibatkan dari gesekan
fluida terhadap kekasaran permukaan bahan pipanya. Rumusan untuk menghitung
Head Losses Major tersebut adalah :
L V2
H LMajor f. . ………………….(11)
D 2.g
Dimana :
H Lmajor = Head Losses Major (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang Pipa (m)
D = Diameter Pipa (m)
23
V = Kecepatan Rata-rata Fluida (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s²)
Head Losses Minor, yaitu rugi-rugi energi yang diakibatkan karena terdapat
belokan-belokan atau sambungan-sambungan pada sistem perpipaannya. Dengan
persamaan untuk menghitung Head Losses Minor adalah :
V2
H LMinor K. ……………………...(12)
2.g
Atau
Le V 2
H LMinor f . . ………………….(13)
D 2.g
Dimana :
H L min or = Head Losses Minor (m)
24
(sumber :Introduction to Fluid Mechanics)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian adalah sebagai
berikut :
MULAI
Studi Literatur
Tinjauan Lapangan
Pengambilan Data
Pembuatan Laporan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir
3.2 Penjelasan Diagram Alir
Berdasarkan Diagram Alir (flowchart), pada analisa head losses pada sistem
perpipaan ini dilakukan beberapa tahapan :
1. Studi literatur yaitu mempelajari teori – teori yang berkaitan dengan
analisa head losses pada sistem perpipaan.
2. Mengamati dan melihat langsung proses kerja dari peralatan yang berada
di PT.Indonesia Power UP Bengkok.
25
3. Mendapatkan data yang dibutuhkan untuk analisa head losses pada sistem
perpipaan.
4. Menghitung dan menganalisa data yang sudah didapatkan.
5. Mendapatkan hasil dari perhitungan.
6. Selesai.
26
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN HEAD LOSSES DAN
EFISIENSI PENSTOCK DI PLTA BENGKOK
4.1 Data Spesifik di PLTA Bengkok
PLTA Bengkok terdiri dari tiga unit pembangkit dengan total kapasitas daya
terpasang 3,85 MW yang beroperasi untuk memenuhi permintaan listrik pada saat
beban puncak. Bangunan PLTA Bengkok terdiri atas bangunan sipil, peralatan listrik,
dan gedung, serta fasilitas perlengkapannya yang semuanya saling mendukung dalam
menjalankan fungsinya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Peralatan
Utama PLTA Bengkok :
27
2. Kolam Penampung Bantarawi
28
Gambar 4.3 Kolam Pengendap dan Penyaring Kotoran
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4. Rumah Pembangkit
Rumah pembangkit merupakan bangunan tempat mesin turbin,
generator, dan peralatan PLTA lainnya ditempatkan. Bangunan rumah
pembangkit di PLTA Bengkok dibangun di lembah Sungai Cikapundung
dekat tebing terjal.
29
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Di Rumah Pembangkit ini terdapat 3 unit, masing-masing unit
pembangkit terdiri dari turbin, generator,exciter dan kapasitor.
a. Turbin
b. Generator
Generator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik. Janis arah poros
generator turbin air yang dipakai PLTA Bengkok adalah golongan
poros vertikal, yaitu untuk pembangkit yang mempunyai daya besar
atau untuk pembangkit yang mempunyai putaran rendah.
30
Gambar 4.6 Generator
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
c. Exciter
Perangkat yang berfungsi untuk arus penguat pada Generator.
31
5. Saluran Air
Bagian yang tidak kalah pentingnya dari sebuah PLTA, termasuk PLTA
Bengkok, adalah keberadaan bangunan saluran air, saluran inilah yang
menyalurkan air dari sungai ke PLTA untuk menggerakkan turbin.
32
Data Teknik Saluran Air :
Panjang 635 m
(dari Kolam Pengendap-Turbin)
Panjang Per sambungan Pipa 4,20 m
(Pipa Cabang 3)
Diameter 0,9 m
Panjang Per Sambungan Pipa 5m
Diameter 1,3 m
4.2 Data Spesifik Penstock
Ada data yang menjadi acuan dasar dalam melakukan perhitungan untuk
mencari head losses pada pipa pesat (penstock) di PLTA Bengkok, yaitu :
Data teknis untuk sistem pemipaan yang gunanya sebagai bahan parameter
menghitung head losses mayor dan minor.
Dalam menganalisis dan menghitung Head Losses Penstock harus
mendapatkan data-data yang dapat dimasukkan dalam proses perhitungan,
yaitu :
1. Debit (Q) air yang mengalir pada Penstock adalah 4,50 m3/s
6. Bahan Penstock pada titik 1-11 adalah Beton, dan titik 12-33 adalah
Besi Cor
33
12. Elbow 15o sebanyak 3 buah
Gambar belokan belokan (Elbow), reducer, dan Tee Join dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
34
1 4
2
3
7
6
10 8
9
11 30
31
32
33 26
12 25
29 27
28 24
13
23
14 15
16 22
18 19
17 20
21
Penjelasan :
35
(Elbow)
4–5 1,3 300 -
5-6 1,3 5 15
(Elbow)
6–7 1,3 10 -
7-8 1,3 5 15
(Elbow)
8–9 1,3 45 -
9 - 10 1,3 5 30
(Elbow)
10 – 11 1,3 72,5 -
11 - 12 1,3 5 45
(Elbow)
12 – 13 1,3 135 -
13 – 14 1,3 2 -
(Globe Valve)
14 - 15 1,3 7,5 -
15 – 16 - 1 -
(Reducer)
16 - 17 0,9 1 -
17 – 18 – 33 0,9 1 45
(Tee Joint,Elbow)
18 - 19 0,9 1,2 -
19 – 20 – 29 0,9 1 45
(Tee Joint,Elbow)
20 - 21 0,9 2 -
21 – 22 0,9 4,2 45
(Elbow)
22 – 23 0,9 2 -
23 - 24 0,9 1 -
24 - 25 0,9 2 -
36
26 - 27 0,9 2 -
27 - 28 0,9 1 -
28 - 29 0,9 2 -
30 – 31 0,9 2 -
31 - 32 0,9 1 -
32 - 33 0,9 2 -
Sebelum melakukan perhitungan dari data yang telah didapat, maka dilakukan
beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan adalah :
1. Fluid Density ( ρ )
Dari data pengamatan diketahui bahwa temperatur air adalah 23oc. maka
dari besarnya temperatur air tesebut dapat dicari nilai Fluid Density ( ρ),
dengan menggunakan tabel Tabel Density of Water.
Berdasarkan tabel 2.1 maka diperoleh air pada temperatur 23o C dengan
menggunakan rumus :
23o 20o x 998, 2
30 20
o o
995, 7 998, 2
x [0,3 x(995, 7 998, 2)] 998, 2
x 997, 45 Kg/m³
37
2. Viskositas Dynamic (µ)
Dari data pengamatan diketahui bahwa temperatur air adalah 23oC. maka
dari besarnya temperatur air tersebut dapat dicari nilai viskositas dynamic-
nya dari tabel Dynamic Viscocity of Water.
Berdasarkan tabel 2.2 dan kurva maka diperoleh µ air pada temperatur
23o C adalah
23o 20o x 1, 002
30 20
o o
0, 798 1, 002
x [0,3 x(0, 798 1, 002)] 1, 002
x 0,9408 Ns/m2
38
Jadi, kecepatan aliran fluida yang terjadi pada penstock tiap
𝑚
turbinnya adalah 4,73 .
𝑠
4. Reynold Number (Re)
Dari hasil perhitungan kecepatan aliran maka didapatkan bilangan reynold
untuk tiap beda kecepatan. Batasan nilai/harga bilangan reynold untuk
aliran internal flow disertai dengan jenis alirannya :
39
Pada Pipa Diameter 0,9 m
0,8 0, 26
Maka 0, 000615 dan 0, 000288
D1 1300 D2 900
Jadi, Relative Roughness Penstock titik 1-14 adalah 0.000615 dan Penstock
titik 15-33 adalah 0,000288.
L V2
H LMajor f. .
D 2.g
40
Titik L D g f v H LMajor
(m) (m) (m/s²) (m/s) (m)
2–3 95 1,3 9,81 0,018 2,926 0,574
4–5 300 1,3 9,81 0,018 2,926 1,812
6–7 10 1,3 9,81 0,018 2,926 0,0604
8–9 45 1,3 9,81 0,018 2,926 0,2718
10 – 11 72,5 1,3 9,81 0,018 2,926 0,4380
12 – 13 135 1,3 9,81 0,018 2,926 0,8156
14 – 15 7,5 1,3 9,81 0,018 2,926 0,0453
16 – 17 1 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0274
18 – 19 1,2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0329
20 – 21 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
22 – 23 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
23 – 24 1 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0274
24 – 25 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
26 – 27 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
27 - 28 1 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0274
28 - 29 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
30 – 31 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
31 - 32 1 0,9 9,81 0,014 6,107 0,0274
32 - 33 2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,0549
41
Head Losses Major Total Turbin 2
H LMajor2 titik (2 3) (4 5) (6 7) (8 9) (10 11)
(12 13) (14 15) (16 17) (18 19) (28 29) (26 27)
H LMajor1 0,574 1,812 0, 0604 0, 2718 0, 4380
0,8156 0, 0453 0, 0274 0, 0329 0, 0549 0, 0549
H LMajor1 4,1872m
k = 0,8
V₂ = 6,107 m/s
g = 9,81 m/s²
V2
H LMinor K.
2.g
6,1072
H LMinor 0,8x 1,520 m
2.9,81
42
b. H LMinor Valve Gate
Untuk mencari Head Losses Minor Valve Gate yang terjadi
menggunakan persamaan 12.
K = 0,15 (Tabel 2.5)
V₁ = 2,926 m/s
V₂ = 6,107 m/s
g = 9,81 m/s²
Valve pada titik 13-14
V1,2 2
H LMinorValve K .
2.g
2,9262
H LMinorValve 0,15 x 0,0654 m
2.9,81
Valve Pada titik 23-24
6,1072
H LMinorValve 0,15 x 0, 2851 m
2.9,81
Valve Pada titik 27-28
6,1072
H LMinorValve 0,15 x 0, 2851 m
2.9,81
Valve pada titik 31-32
6,1072
H LMinorValve 0,15 x 0, 2851 m
2.9,81
c. H LMinor elbow
Untuk mencari Head Losses Minor belokan (elbow) yang terjadi
menggunakan persamaan 12 dan 13. K bagi derajat 45⁰ (tabel 2.6)
L V2
H LMinorElbow f. .
D 2.g
V2
H LMinor K .
2.g
43
Titik L D g f v K H LMinor
(m) (m) (m/s²) (m/s) (m)
1-2 5 1,3 9,81 0,018 2,926 - 0,0302
3-4 5 1,3 9,81 0,018 2,926 - 0,0302
5-6 5 1,3 9,81 0,018 2,926 - 0,0302
7-8 5 1,3 9,81 0,018 2,926 - 0,0302
9 - 10 5 1,3 9,81 0,018 2,926 - 0,0302
11 - 12 5 1,3 9,81 0,018 2,926 0,4 0,1745
17 – 33 1 0,9 9,81 0,013 6,107 0,2 0,3801
19 – 29 1 0,9 9,81 0,013 6,107 0,2 0,3801
21 - 22 4,2 0,9 9,81 0,013 6,107 0,4 0,7603
1. L = 2 m
2. f = 0,013
3. D = 0,9 m
4. V₂ = 6,107 m/s
5. g = 9,81 m/s²
6. Jumlah Tee = 2
Le V 2
H LMinorTee f. .
D 2.g
2 6,1072
H LMinorTee 0,013x x x2 0,1098 m
0,9 2.9,81
44
e. H LMinor total
Mencari Head Losses Minor total didapat dengan menjumlahkan
semua Losses Minor yang terjadi.
45
Head Losses Total Turbin 2
H Ltotal2 H Lmajor2 H L min orTot2
H LTotal2 4,1872 2, 631 6,8182
PH .g.Q.H
PH 997, 45x9,81x3,88x104
PH 3948436,945 Watt
PH 3,948 MW
46
HL₂ = Head Losses Total Penstock (m) = 6,8182 m
HL₃ = Head Losses Total Penstock (m) = 7, 3082 m
Turbin 1
PHLosses1 .g.Q.H L1
PHLosses1 0, 244 MW
Turbin 2
PHLosses2 .g.Q.H L2
PHLosses2 0, 258 MW
Turbin 3
PHLosses3 .g.Q.H L3
PHLosses3 0, 277 MW
PT1 PH PHLosses1
47
Turbin 2
PT2 PH PHLosses2
Turbin 3
PT3 PH PHLosses3
Turbin 2
PT2
P x100%
2
PH
3, 69
P x100%
2
3,948
P 93, 46%
2
Turbin 3
PT3
P x100%
3
PH
3, 671
P x100%
3
3,948
P 92,98%
3
48
4.5 Tabel Hasil Perhitungan Head Losses dan Efisiensi tiap Turbin
No. Turbin Head Losses Total Efisiensi tiap Turbin
(m) (%)
Turbin 1 7,8622 92,4%
Turbin 2 7,9846 92,3%
Turbin 3 8,0788 92,2%
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan kerja praktek ini adalah :
5.2 Saran
1. Perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan bagi
mahasiswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja sebagai persiapan juga
dalam Kerja Praktek.
2. Memperpanjang waktu pelaksanaan Kerja Praktek untuk memberikan
waktu kepada mahasiswa supaya lebih memahami dan mengenal dunia
kerja secara lebih menyeluruh
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Chicago Bride and Iron Company, Agency of Ministry of Mines and Energy
Government of the Republic of Indonesia Saguling Hydroelectric Power Project,
Cicago , 1985.
2. Hermawan,Iwan. “Bangunan PLTA Bengkok dan Dago” Balai Arkeolog Jawa
Barat. July 2016.
<https://www.researchgate.net/publication/323480022_Bangunan_PLTA_Bengk
ok_dan_Dago_Bandung>
3. Selamet,Rochmat (2018, November 1). Personal Interview
4. William,C.R., & Henry,C.P. Thermodinamika Teknik (Edisi Kedua). Jakarta :
Erlangga.
5. Fox,W.Robert., & McDonald,T.Alan., & Pritchard,J.Philip. Introduction to Fluid
Mechanics.(6th ed). Colombia : Jhon Willey & Sons. Inc.
6. Munson,R.Bruce., & Young,F.Donald., &Okiishi,H.Theodore., &
Huebsch,W.Wade. Fundamental of Fluid Mechanics (6th ed). Colombia : Jhon
Willey & Sons,Inc.
51