DAFTAR ISI
4.5.1. Umum.............................................................................................................. 29
4.5.2. Pengujian......................................................................................................... 30
4.6.1. Umum.............................................................................................................. 31
6.3.1. Umum.............................................................................................................. 41
6.3.3. Toleransi.......................................................................................................... 42
DAFTAR TABEL
BAB I
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
1.1 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan maksimal adalah 90 (Sembilan puluh hari)
hari kalender, terhitung mulai tanggal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan di
dalam Surat Perjanjian Borongan (SPB) atau terhitung tanggal Surat Perintah
Memulai Pelaksanaan Pekerjaan (SPMP), apabila diterbitkan SPMP.
Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan hanya dapat diberikan berdasarkan
alasan-alasan yang dapat diterima dan atas pertimbangan Pengguna Jasa.
Pengajuan perpanjangan waktu harus diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sebelum berakhirnya kontrak/SPK.
A. Syarat Pembayaran
Laporan Spesifikasi Teknik ini terdiri dari:
C. Jaminan Pelaksanaan
1. Surat Jaminan Pelaksanaan.
2. Surat Jaminan Pelaksanaan sebesar 10% dari harga borongan/nilai kontrak atau
10%x80%xHPS (Harga Perkiraan Sendiri) diambil nilai yang terbesar dan
11. Apabila pengadaan tersebut menyangkut barang/jasa yang terdiri atas bagian
atau komponen produksi dalam negeri dan bagian atau komponen yang harus
diimport, maka harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemecahan atau pembagiannya harus benar-benar mencerminkan bagian
atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian
atau komponen yang masih harus diimport.
b. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan, fabrikasi/perakitan, pengujian dan
lainnya, sejauh mungkin harus dilakukan di dalam negeri.
c. Dalam rangka pengadaan barang/jasa yang terdiri atas bagian/komponen
produksi dalam negeri dan import, peserta pengadaan jasa diwajibkan
membuat daftar barang yang diimport dan melampirkan pada
penawarannya.
E. Asuransi
1. Pihak Kedua (Pelaksana Pekerjaan) diwajibkan untuk mengasuransikan
pekerjanya pada perusahaan asuransi yang memiliki program asuransi
perlindungan pekerja atas beban dan biaya Pihak Kedua yang telah
diperhitungkan dalam pengupahan pekerja dalam penawaran serta
membebaskan Pihak Pertama Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai terhadap semua tuntutan yang
mungkin akan dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan, sesuai ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
2. Pihak Kedua wajib untuk memberikan copy semua Polis asuransi termasuk
copy kwitansi pembayaran premi asuransinya kepada Pihak Pertama, sebagai
bukti bahwa Pihak Kedua telah melaksanakan penutupan asuransi.
3. Jenis-jenis asuransi yang diharuskan ditutup (diharuskan ada) akan ditetapkan
pada saat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan akan dicantumkan di dalam
Surat Perjanjian Borongan (SPB).
BAB II
INFORMASI UMUM
2.1. RUANG LINGKUP DOKUMEN
Dokumen ini merupakan uraian Spesifikasi Teknis untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi pembangunan sebagaimana yang tertera dalam gambar. Secara umum
lingkup dokumen ini meliputi:
1. Informasi Umum
2. Jenis dan Mutu Bahan serta Peralatan yang Digunakan
3. Spesifikasi Teknis Pekerjaan
2.4. DEFINISI
Dalam dokumen Spesifikasi Teknis ini kata-kata dan ungkapan mempunyai arti
seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan sebagai berikut:
1. Pengguna Jasa adalah Pihak yang bertindak sebagai Pemberi Tugas dalam
pekerjaan konstruksi.
2. Pelaksana Pekerjaan adalah Peserta Lelang yang ditetapkan sebagai pemenang
berdasarkan hasil evaluasi pelelangan pekerjaan.
3. Pengawas Pekerjaan adalah pihak yang ditunjuk dan bertindak atas nama Pemberi
Tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan pembangunan atau konstruksi di
lapangan.
Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukan Apabila pelaksanaan di lapangan telah
menyimpang dari jadwal yang telah diserahkan, maka Pelaksana Pekerjaan harus
memperbarui jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk menggambarkan
seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual, updating ini terus dilakukan
sampai pekerjaan selesai.
3. Jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana ditunjukkan
bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan
dilaksanakan dalam minggu yang bersangkutan.
2. Laporan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat laporan mingguan yang berisikan
kemajuan fisik pekerjaan yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai
minggu dimaksud. Laporan ini harus dijilid sebanyak 5 (lima) set dan diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan paling lambat pada hari Senin siang.
3. Laporan Bulanan
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan
semua kegiatan pada bulan yang bersangkutan termasuk hambatan hambatan yang
dihadapi, perubahan perubahan pelaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan yang dilengkapi dengan gambar. Laporan bulanan harus
dijilid sebanyak 5 (lima) set dan harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan
paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya.
6. Format Laporan
a. Format Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan ditentukan oleh Pengguna
Jasa.
7. As Built Drawing
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan menyerahkan as built drawing yang telah disetujui
oleh Pengguna Jasa. As built drawing diserahkan dalam bentuk hardcopy sebanyak
rangkap 5 (lima) dalam bentuk softcopy (format DWG dalam CD) dan diserahkan
selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan.
BAB III
SYARAT-SYARAT UMUM
Lokasi dari bangunan sementara harus seperti yang ditunjukkan oleh Direksi di
tempat yang cukup tinggi yang disediakan oleh Pemberi Pekerjaan. Bangunan
sementara tersebut harus memiliki luas lantai yang cukup yang terdiri dari kantor
dan kamar kecil.
Bahan dan mutu pekerjaan dari bangunan tersebut harus sesuai dengan syarat-
syarat lain pada spesifikasi dan jika tidak sepenuhnya ditentukan, harus
sebagaimana yang biasa digunakan dalam pekerjaan kelas I. Pelaksana Pekerjaan
harus menyesuaikan dengan standar umum konstruksi sebagaimana berikut ini:
1. Tanah lokasi kantor harus dibersihkan dan diratakan dan areal sekelilingnya
dimiringkan makin menurun dalam arah menjauh bangunan.
2. Lantai bangunan sedikitnya 200 mm diatas permukaan tanah di sekelilingnya.
Lantai dan pondasi dinding harus terlindung baik dengan bagian yang tahan
lembab dan lapisan-lapisan harus menerus (continuous) berada dibawah seluruh
bangunan.
3. Atap bangunan harus dari seng yang bergelombang atau bahan bangunan lain yang
disetujui dengan tipe yang biasa dipakai dalam pekerjaan yang terbaik, perhatian
khusus juga harus diberikan kepada ketahanan terhadap cuaca, isolasi dan
pengembangan.
4. Harus disediakan pintu-pintu dan jendela anti nyamuk yang berukuran cukup luas,
demikian juga lemari, rak dan peralatan lain yang diperlukan. Bagian luar dan
dalam bangunan harus dicat sebelum ditempati. Semua bagian-bagian yang
terbuat dari kayu harus diberi satu lapis cat dasar, cat kedua dan lapisan akhir yang
lebih halus. Semua warna untuk bangunan harus disetujui Direksi. Perubahan
warna cat, termasuk pengecatan ulang harus dilakukan bila perlu atau bila diminta
oleh Direksi.
5. Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan sistem pipa ledeng termasuk kloset,
WC tipe Asia, satu bak mandi, dan lengkap dengan perlengkapan air untuk minum
dan mencuci serta sistem pembuangan limbah, sistem pembuangan limbah harus
melalui pipa ke bak pembuangan kotoran dengan saluran terpisah. Aliran listrik
yang memadai harus disediakan termasuk sekring utama, sekring kecil, box
pembagi arus, stop kontak untuk penerangan, semua kabel yang perlu, penerangan
neon dan lampu tunsgram, penerangan luar dan lain-lain, lengkap dengan
penghubung ke sumber listrik yang disetujui, yang dapat berupa generator dengan
persediaan bahan bakar, terletak ditempat yang akan disediakan dan dioperasikan
oleh Pelaksana Pekerjaan.
6. Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan radio telepon dengan jarak jangkau
sekitar 1500 km. Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab untuk
memperoleh perizinan yang perlu dan menanggung semua biaya untuk pengadaan,
pemasangan, perawatan dan pengoperasian sistem radio telepon tersebut.
7. Areal di depan bangunan harus diratakan dan dimiringkan serta dilengkapi dengan
pengaspalan yang cukup.
8. Bangunan perabot dan peralatan harus disediakan dalam 30 hari dari saat
menerima surat Persetujuan. Pelaksana Pekerjaan harus memikul semua biaya
seperti sewa biaya yang ditimbulkan. Perabot dan peralatan harus disediakan
dalam keadaan baru yang disetujui oleh Direksi sebelum dipasang. Standar dari
perabot dan peralatan harus dari yang berkualitas baik, yang tersedia di Indonesia
dan harus sesuai dengan apa yang biasa disediakan untuk kantor staf pengawasan
dan perumahan untuk kontrak-kontrak yang sama.
Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab sendiri untuk penyediaan air
minum dan bukan air minum serta listrik untuk penerangan, dan tenaga listrik
selama 24 jam perhari untuk bangunan tersebut.
9. Pelaksana Pekerjaan harus membayar semua biaya, dan ongkos-ongkos lain yang
berkaitan dengan hal tersebut.
Pelaksana Pekerjaan harus merawat dan mengasuransikan bangunan, perabot dan
peralatan termasuk semua jenis pelayanan, seperti penyediaan listrik, pelayanan
air, penjaga siang malam, pembersihan rutin harian, penggantian barang-barang
yang terpakai, penyemprotan jika diperlukan dan semua hal-hal lain perlu untuk
kelancaran kerja dari kantor dari perumahan tersebut. Diakhiri periode perawatan
atau pada waktu yang lebih cepat sebagaimana yang mungkin dapat diatur oleh
Direksi, Pelaksana Pekerjaan harus membersihkan dan memperbaiki pasal ini dan
menyerahkan kepada Pemberi Pekerjaan tanpa kerusakan/cacat dan dalam kondisi
yang baik.
Untuk tempat tinggal, kantor, bengkel kerja dan gudang, Pelaksana Pekerjaan
harus menggunakan bangunan-bangunan yang keadaannya bersih dan teratur yang
harus memberikan fasilitas-fasilitas perumahan dan pekerjaan secara baik. Bedeng
dan depot harus dilengkapi dengan penerangan dan jika Direksi menghendaki,
juga dilengkapi dengan pagar. Direksi selama berlangsungnya Kontrak, secara
teratur akan memeriksa tempat fasilitas Pelaksana Pekerjaan dan jika bangunan-
bangunan, fasilitas sanitasi dan lain-lain tidak memenuhi syarat-syarat seperti
yang ditetapkan disini Pelaksana Pekerjaan harus memperbaikinya segera setelah
diberitahukan oleh Direksi.
Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut seperti dijelaskan dalam sub artikel
ini harus ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan dan harus dianggap termasuk
dalam butir lumpsum dalam daftar Kuantitas.
Di akhir periode pemeliharaan atau pada waktu yang lebih dini sebagaimana dapat
diatur oleh Direksi, semua bangunan, gudang, bengkel kerja, pagar, bahan-bahan
dan apa-apa yang akan dibangun atau ditempatkan oleh Pelaksana Pekerjaan dan
tidak merupakan bagian dari pekerjaan permanen harus dipindahkan oleh
Pelaksana Pekerjaan bila tidak diperlukan sebelum pengeluaran Sertifikat
Pemeliharaan. Areal yang bersangkutan harus dibersihkan dan diratakan karena
diperlukan dalam rangka memperoleh persetujuan Pemberi Pekerjaan.
Jika suatu rambu atau patok menjadi terganggu atau Pelaksana Pekerjaan
memperkirakan terjadi gangguan tersebut, dia harus menempatkan kembali rambu
atau patok BM tersebut atau membuat gantinya sesuai dengan petunjuk Direksi.
Setelah membersihkan tempat tersebut, tetapi sebelum pekerjaan penggalian atau
suatu bagian dari padanya akan dimulai. Pelaksana Pekerjaan harus mensurvai,
dan mengukur ketinggian tempat dan areal-areal penggalian, bangunan-bangunan,
pohon-pohonan, dan luas tanaman sejauh yang diperlukan dan disetujui oleh
Direksi.
Denah dan potongan harus diplot oleh Pelaksana Pekerjaan pada masing-masing
gambar, dan setelah disetujui oleh Direksi, gambar-gambar tersebut harus ditanda
tangani dan diberi tanggal oleh Pelaksana Pekerjaan dan Direksi, yang kemudian
akan menjadi dasar bagi pembayaran pekerjaan tersebut.
Disepanjang tanggul baru yang akan dibuat sebelum pelaksanaan penggalian atau
penimbunan tetapi setelah pembukaan, hanya sebuah profil memanjang saja yang
harus dibuat pada alinemen tanggul tersebut.
3. Patok yang menunjukkan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah tersebut harus
berada dalam atau dibawah 20 mm dari ketinggian yang ditentukan.
4. Bangunan harus dipasang pada jarak 20 mm terdekat, kecuali apabila fungsi-
fungsi operasional atau hal-hal yang sifatnya khusus, seperti pemasangan
pekerjaan logam dan peralatan, memerlukan pemasangan yang lebih tepat.
5. Sudut dan lengkungnya harus kurang dari 100 mm dari posisi yang benar.
6. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan dari permulaan sampai selesainya
pekerjaan, 2 tenaga kerja khusus yang akan dipekerjakan oleh Direksi, peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pengecekan pematokan, survei
topografi dan untuk melaksanakan semua kegiatan lain yang mungkin diperlukan
oleh Direksi.
3.7 KEAMANAN
Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah
kerjanya, kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan staf pemberi
kerja/Direksi dan harus menyediakan penjagaan siang malam untuk kantor pihak
pemberi pekerjaan Direksi serta perumahannya dengan biayanya sendiri.
Semua bahan dan kualitas hasil kerja yang tidak sepenuhnya ditentukan disini,
atau yang tidak tercakup dalam Standar Indonesia atau Standar Internasional,
harus sebagaimana yang digunakan dalam pekerjaan kelas satu.
Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh bahan-
bahan tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Direksi dalam hal butir-butir tertentu
Butir 1) dan 3) harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan
samping).
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam
lembar hasil cetak masing-masing foto (tidak berbingkai), dengan membubuhkan
nomer seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan
kepada Direksi.
Apabila penimbunan tanggul yang baru mengganggu drainase atau jalan masuk
ke lahan atau pemukiman, maka Direksi boleh memerintahkan Pelaksana
Pekerjaan yang bersangkutan untuk melakukan upaya penanggulangan yang layak
dan tepat.
pekerjaan harus diperbaiki atau diganti dan penggantian pekerjaan tersebut atas
biaya Pelaksana Pekerjaan sampai memuaskan Direksi.
Meskipun suatu areal telah diberikan atau dianjurkan pada Pelaksana Pekerjaan
sebagai tempat dari mana bahan-bahan bangunan dapat diperoleh, Pelaksana
Pekerjaan harus dianggap telah merasa puas mengenai sumber pengadaan bahan-
bahan tersebut, dan harus bertanggung jawab sendiri untuk pengadaan bahan-
bahan yang sesuai dengan jumlah cukup untuk memenuhi keperluan Kontrak
selama proses pekerjaan dan untuk penyelesaiannya.
Dapat dimengerti bahwa pihak pemberi pekerjaan tidak harus menerima atau
memberi penggantian atau suatu tuntutan atau permintaan dari Pelaksana
Pekerjaan untuk pembayaran tambahan atau keterlambatan yang mungkin terjadi
atau sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Pelaksana
Pekerjaan-Pelaksana Pekerjaan lain.
3.17. GAMBAR
3.17.1. Gambar-Gambar Yang Terkunci
Gambar-gambar kerja yang terinci akan disediakan Pelaksana Pekerjaan karena
diperlukan demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan
program tepat pada waktunya, sesuai dengan persyaratan kontrak. Pelaksana
Pekerjaan harus mengecek semua gambar yang terinci dengan cermat dan
memberitahu Direksi tentang sesuatu kesalahan atau kekurangan yang mereka
temui.
BAB IV
SYARAT BAHAN BANGUNAN
4.1. SEPSIFIKASI BAHAN
Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam pekerjaan ini harus mengutamakan
penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai dengan
spesifikasi yang diajukan dalam perencanaan.
4.4. BAJA
4.4.1 Baja Tulangan
Setiap jenis baja tulangan yang digunakan untuk penulangan beton harus
dihasilkan dari pabrik yang dikenal dan dapat menunjukkan sertifikat standar mutu
dan jenis baja yang digunakan sesuai dengan standar yang diikuti dan harus
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Mutu baja tulangan yang digunakan dicantumkan pada gambar rencana dan buku
spesifikasi ini atau petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan.
Mutu baja tulangan yang digunakan mengikuti Standar Nasional Indonesia: SNI
2052-1990-A/B dan SII 0136-84/SP 166–84. Jenis baja tulangan yang digunakan
adalah baja tulangan berulir (deformed) dengan singkatan Bj. TD.
4.5. SEMEN
4.5.1. Umum
Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis semen
yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
standarNI-8 dan SII. Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement normal
type I, sesuai dengan standar NI-8. Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis
lain misalnya yang dapat cepat mengeras, harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
4.5.2. Pengujian
Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluwarsanya
disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut
telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan
yang relevan dengan SNI-8.
Dan tidak ada semen yang dapat digunakan sebelum diterima dan dinyatakan baik
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30
cm di atas tahah dan diberi ventilasi. Pengiriman semen harus dapat dipisah-
pisahkan dan segera ditempatkan di dalam gudang-gudang tersebut di atas agar
dapat dengan mudah diidentifikasikan, diperiksa, ditest, dikontrol
pengeluarannya, dan dipakai pada pelaksanaan sesuai dengan urutan datangnya.
Penumpukan semen dalam kantong/zak tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas)
tumpukan zak. Semen dari jenis berbeda, harus disimpan secara terpisah agar
dalam penggunaannya tidak tertukar. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar
dapat dikerjakan dengan urutan pemakaian.
4.6. AGREGAT
4.6.1. Umum
Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan
memenuhi syarat-syarat dalam SNI atau standar lain yang disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan.
Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata menyimpang dari
contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di
atas, maka sumber tersebut dapat ditolak. Suatu jumlah stok yang telah disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan harus selalu ada di lapangan untuk memungkinkan
pembuatan beton secara menerus dengan jangka waktu 2 (dua) minggu tanpa
berhenti.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 5%, agregat halus harus dicuci.
Yang diartikan dengan lumpur adalah butir-butir yang dapat melalui ayakan 0,063
mm.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak, yang
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Avrams-Harder (dengan larutan
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga
dipakai, asalkan kekuatan tekan adukan dengan agregat tersebut pada umur 7
(tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari, tidak kurang dari 95% dari kekuatan
adukan dengan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3 % NaOH yang
kemudian dicuci bersih dengan air pada umur yang sama.
Agregat halus harus terdiri atas butiran dengan berbagai gradasi dan apabila
diayak harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah berat
butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-
butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah ataupun hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap
berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah butir-butir yang dapat
melalui saringan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat
kasar harus dicuci.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat-
zat reaktif alkali. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana
uji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dimana harus dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm, lebih dari 25% berat.
2. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% berat atau
dengan mesin pangaus Los Angeles, dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50%.
Sesuai dengan standar NI-8, susunan gradasi yang paling baik adalah sebagai
berikut:
(% berat)
31.5 100
16 62-80
8 38-62
4 23-37
2 14-35
1 8-24
0.25 2-8
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih besar dari seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang sampai cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat
dari jarak bersih minimum antara tulangan. Penyimpangan dari batasan ini
diizinkan, apabila menurut penilaian Direksi/Pengawas Lapangan cara
pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak akan terjadi
sarang-sarang kerikil.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui
lain oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Di tempat dimana tanahnya menjadi
lembek dan terjadi genangan air, maka penggunaan bak dengan lantai adukan
semen dan pasir menjadi suatu keharusan.
4.7. PASIR
Pasir digunakan sebagai bahan campuran adukan dan pelapis bawah pada
pengecoran beton. Pasir adukan harus memenuhi persyaratan berikut:
Saringan Prosentase
Lolos
No. 4 100
No. 8 95 – 100
No. 16 70 – 100
No. 30 40 – 75
No. 50 10 – 35
No. 100 2 - 15
4.8. AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari
sumber lain dan harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi pekerjaan,
maka seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga lisrik dan lain-lain
ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
campuran semen + pasir dengan memakai air tersebut di atas, dan dengan
memakai air suling.
Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortal dengan memakai air
tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 95% dari kekuatan tekan
mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.
BAB V
PEKERJAAN PERSIAPAN
5.1. PEMBERSIHAN LOKASI
Kontraktor harus membersihkan sekitar lokasi pekerjaan dan segala sesuatu yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan membuang bongkaran
yang tidak terpakai sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.4. DOKUMENTASI
Dokumentasi dilakukan terhadap kondisi lokasi sebelum dibangunan (0%),
selama masa pelaksanaan pekerjaan (50%) dan selesai pembangunan (100%).
BAB VI
PEKERJAAN TANAH
6.1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini terdiri dari pengadaan keperluan semua
tenaga kerja, peralatan, persediaan dan bahan-bahan serta pelaksanaan semua
kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan penggalian pada daerah saluran,
penggalian dan urugan kembali sekitar bangunan dan semua pekerjaan perataan
yang penting sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
sistem yang dipilih akan ditentukan. Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini terdiri
dari pengadaan keperluan semua tenaga kerja, peralatan, persediaan dan bahan-
bahan serta pelaksanaan semua kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan
penggalian pada daerah saluran, penggalian dan urugan kembali sekitar bangunan
dan semua pekerjaan perataan yang penting sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
1. Areal galian dan lubang galian sumbangan (borrow pits) darimana bahan akan
diperoleh, harus dikupas sampai bebas dari rumput, rumput liar atau vegetasi
lainnya dan semua tunggul, akar atau barang yang tidak perlu harus disingkirkan
sampai sejauh yang diperlukan untuk menjaga agar tidak tercampur dengan bahan-
bahan yang digunakan dalam konstruksi.
2. Lubang atau galian sebagai akibat pembuangan benda yang tidak perlu seperti
tersebut di atas harus ditimbun dengan bahan yang disetujui dan didapatkan
dengan baik sesuai dengan persetujuan Direksi.
3. Semua benda hasil pembukaan lahan harus dibuang sebagaimana diminta Direksi,
dalam jarak 50 meter tanpa pembayaran tambahan, sementara sisanya harus
dibakar.
Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah atau jarak
harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dulu sebelum memulai pekerjaan tanah
pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam perincian
adalah permukaan tanah sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan
tanah dimulai.
ditunjukkan dalam gambar atau yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Semua
langkah-langkah pengamanan yang perlu, harus diambil untuk melestarikan bahan
di bawah dan di luar garis dalam kondisi sebaik mungkin.
6.3.3. Toleransi
Semua lubang galian harus cukup memadai untuk memberikan ruang kerja yang
cukup, perlindungan dan bangunan-bangunan sementara lainnya yang dianggap
diperlukan selama pekerjaan konstruksi.
Kemiringan sisi talud dan dasar saluran-saluran harus dibangun dan dirapikan
dengan sebaik mungkin yang dapat diperoleh sesuai dengan petunjuk Direksi
dengan kemahiran menggunakan alat pemindah tanah yang disetujui Direksi
untuk pekerjaan galian dan pembentukan tanggul-tanggul atau tenaga manusia.
Areal galian saluran yang sudah selesai pada setiap penampang melintang harus
tidak lebih kecil dari yang ditunjukkan gambar atau seperti yang diminta Direksi.
Toleransi sebesar +0,10 meter atau -0,10 meter dari permukaan tanah yang
sebenarnya atau posisi kemiringan sisi dapat diterima.
Permukaan dasar galian dan profil final tanah pada bangunan tidak ada toleransi
plus atau tidak lebih dari 0,10 meter lebih rendah dari permukaan yang
sebenarnya.
untuk menggali daerah yang mungkin akan longsor di luar batas penggali seperti
untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.
6.3.6. Penggalian
1. Semua penggalian harus dikerjakan menurut syarat-syarat dalam bab ini, garis-
garis serta tingkatan yang ditunjukkan pada gambar atau ditentukan oleh Direksi.
2. Selama pekerjaan berjalan mungkin perlu atau diinginkan adanya perubahan oleh
Direksi mengenai lereng atau dimensi penggalian sebagai perbaikan atau
perubahan sesuai dengan spesifikasi ini.
3. Dimana penggalian tidak akan ditutupi oleh bangunan atau konstruksi lain yang
diperlukan, maka harus sepenuhnya dibuat menurut dimensi yang dimaksud dan
harus diselesaikan menurut garis-garis dan tingkatan yang telah ditentukan.
4. Penjagaan yang perlu harus dilakukan terhadap bahan-bahan yang berada di atas
atau di bawah garis penggalian agar keadaannya tetap baik. Semua maksud selain
yang ditunjukkan di sini, harus ditutup kembali oleh Pelaksana Pekerjaan atau
biayanya sendiri, jika diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.
3. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan yang berada pada lereng, dan garis
batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan, dan berada di bawah
permukaan tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali yang dipadatkan
(compacteed back fill) dan semua timbunan atau timbunan kembali di sekitar
bangunan dan di atas permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagaimana
membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain
pada syarat khusus.
4. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah
lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau petunjuk Direksi
maka tambahan tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi.
5. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar, humus dan bahan-
bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk
penimbunan kembali, penanggulan dan bangunan lain yang diperlukan menurut
spesifikasi ini harus ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) yang
berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran drainase, jalan air, muara serta
pembuangan yang rembes yang terletak pada atau di luar jalan yang diperintahkan
untuk ditimbuni, dan daerah pembuangan lainnya yang direncakanan oleh Direksi.
Tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan dimiringkan
untuk keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur yang
ditunjukkan pada gambar atau menurut petunjuk dari Direksi.
BAB VIII
PEKERJAAN PASANGAN BATU
3. Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
4. Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan
dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.
2. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.
3. Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
4. Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan,
suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi
ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.
3. Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen
dan 2 takar pasir berikutnya.
4. Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen).
5. Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan
homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat
dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering,
sehingga mudah digunakan.
7. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
8. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
9. Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut
dipasang lagi dengan adukan yang baru.
dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara
batu–batu halus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk
jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian
pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan
siaran.
Pekerjaan plesteran siar diukur dalam satuan “meter persegi” dan dasar
pembayaran ditentukan sebagaimana diatas, dibayarkan dalam satuan per satuan
“meter persegi” dari pengukuran sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
a. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari
sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka
delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi
harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu
yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas.
a. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana
pekerjaan dilaksanakan.
c. Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton.
e. Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Bagian Pekerjaan Timbunan.
f. Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga
akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi
pekerjaan pasangan batu.
a. Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas
harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, dengan cara yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan dari
semua pekerja yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya sendiri
untuk menukar dan mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik, yang
menurut Direktur Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian Penyedia Jasa. Penyedia
Jasa tidak diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat bencana
alam, seperti angin topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di
tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut telah diterima dan dinyatakan
secara tertulis bisa diterima alasannya oleh Direksi Pekerjaan.