TEKNOLOGI KOROSI
“Penggunaan Inhibitor dalam Menghambat Korosi”
DISUSUN OLEH :
M. Novriyanto / M1B118028
DOSEN PENGAMPU:
Aulia Sanova, S.T.,M.Pd
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena
saya sangat menyadari, bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 Mempelajari pemakaian inhibitor dalam pencegahan korosi
2 Mengetahui mekanisme kerja inhibitor korosi
3 Mengetahui dan mempelajari bahan alam sebagai alternatif inhibitor korosi .
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
1. Inhibitor korosi adalah suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah
sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan
terhadap logam.
2. Jenis-jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi anodik,
pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor
pengendapan, dan inhibitor fasa uap.
3. Mekanisme kerja inhibitor korosi dapat dibedakan sebagai berikut :
Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu
lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor
Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat
mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta
melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak,
sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata
Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu
zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi
tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam
Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.
4. Ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P,
S dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas dapat digunakan
sebagai inhibitor alternatif dari bahan alam.
.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan menjadi bahan informasi tambahan bagi pembaca.
Kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
H.M. Uhlig, Corrosion & corrosion Control, John Wiley & Sons, Inc., N.Y.,
1963.
DISUSUN OLEH :
M. Novriyanto / M1B118028
DOSEN PENGAMPU:
Aulia Sanova, S.T.,M.Pd
Puji dan syukur kami panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah metode pelapisan logam dan non logam dengan cara
organic maupun anorganik ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta
ilmu pengetahuaan yang penulis miliki.
.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga
makalah ini bemanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi siapa saja
yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, jika ada kekurangan mohon saran
dan kritik sehingga saya bisa memperbaiki kekurangan tersebut.
Atas perhatiannya terima kasih .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Pelapisan organic coating atau lapis lindung adalah bahan yang di gunakan
untuk melapisi atau menutupi permukaan material dengan tujuan untuk
memisahkan material dari pengaruh interaksi dan lingkungannya. Dalam
pelapisan permukaan metal dengan cat ada beberapa faktor yang menentukan
efektifitas pelapisan tersebut. Tujuan pengecatan hanya sekedar kosmetik (demi
penampilan / keindahan saja), yang membedakan adalah tingkat ketebalan yang
menentukan mutu isolasi permukaan metal terhadap lingkungannya tidak
merupakan syarat utama.
Adapula tujuan lain dari pengecatan itu yakni sebagi tanda misalnya:
Pelapisan secara celup panas adalah suatu proses pelapisan di mana logam
pelapis dipanaskan hingga mencair/meleleh, kemudian logam yang akan dilapis
disebut logam yang disebut logam dasar dicelupkan kedalam logam cair tersebut,
sehingga pada permukaan logam dasar akan terbentuk lapisan berupa paduan
(alloying) antara logam pelapis dan logam dasar dalam bentuk ikatan metalurgis
yang kuat dan tersusun secara belapis-lapis yang disebut fasa (Azhar, 1999).
2.5.3. Pelapisan logam dengan cara semprot (metal sparaying)
Proses pelapisan logam dengan semprot (metal spraying) adalah suatu proses
pelapisan logam dengan cara penyemprotan pratikel-pratikel halus dari logam cair
atau bukan dengan disertai gas bertekanan tinggi dan panas pada logam yang akan
dilapisi/logam dasar 2.6 Proses pelapisan logam Sebelum proses pelapisan
dilakukan, permukaan benda kerja yang akan dilapisi harus dalam kondisi benar-
benar bersih, bebas dari bermacam-macam pengotor. Hal ini mutlak agar bisa
didapat hasil lapisan yang baik. Untuk mendapatkan kondisi seperti tersebut perlu
dilakukan pengerjaan pendahuluan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menghilangkan semua penggotor yang ada di permukaan benda kerja
seperti pengotor organik, anorganik/oksida dan lain-lainnya.
2. Mendapatkan kondisi fisik benda kerja yang lebih baik. Teknik pengerjan
persiapan ini tergantung dari pengotornya, tetapi secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pembersihan Secara Mekanik Pengerjaan ini bertujuan
untuk menghapuskan permukaan dan menghilangkan goresangoresan
serta geram-geram yang masih melekat pada benda kerja. biasanya
untuk 12 menghilangkan goresan-goresan dan geram-geram tersebut
dilakukan di mesin gerinda, sedangkan penghalusannya dilakukan
dengan proses buffing. Prinsipnya sama dengan mesin gerinda, tetapi
roda/wheel polesnya yang berbeda yaitu terbuat dari bahan katun,
kulit, laken dan sebagainya. Selain dari pengerjaan seperti tersebut di
atas, kadang-kadang diperlukan proses lain misalnya brushing,
brigthening dan lain sebagainya.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan menjadi bahan informasi tambahan bagi pembaca.
Kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Made, Sudana dkk. 2014. “Alat Simulasi Pelapisan Logam Dengan Metode
Elektroplating” . Politeknik Negeri Bali.
Azwar,2010, ‘’Modul ajar Korosi Logam’’, Jurusan Teknik Mesin politeknik
Negeri Lhokseumawe, Lhokseumawe Azhar A. Saleh.1999. Pelapisan
Logam. Balai Besar Pengembangan Industri Logam Dan Mesin
.
PENGGUNAAN INHIBITOR UNTUK MENINGKATKAN
KETAHANAN KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH
Fajar Nugroho
Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jl.
Janti Blok - R Lanud Adisutjipto Yogyakarta.
e-mail : mas_noeg@yahoo.com
Abstract
Mild steels are the most versatile, least expensive and most widely applied
of the engineering metals. They are unequaled in the range of mechanical and
physical properties with which they can be endowed by alloying and heat-
treatment. Their main disadvantage is that iron and most alloys based on it have
poor resistance to corrosion in even relatively mild service environments and
usually need the protection of coatings or environment conditioning. An inhibitor
is a chemical substance that, when added in small concentration to an
environment, effectively decreases the corrosion rate. This paper explained about
corrosion attack protection of mild steel using a variety of unorganic inhibitors.
Keywords : Corrosion , mild steel , Inhibitor
Abstrak
Baja karbon rendah merupakan material multiguna, sedikit lebih mahal dan
paling
banyak diterapkan pada rekayasa material logam. Baja karbon rendah keunggulan
pada sifat mekanik dan sifat fisiknya yang dapat ditingkatkan dengan proses
penambahan unsur paduan dan perlakuan panas. Kekurangan dari baja karbon
rendah dan paduannya adalah ketahanan terhadap korosi yang buruk meskipun
bekerja dalam media korosi yang ringan, dan biasanya membutuhkan lapisan
perlindungan atau pengkondisian lingkungan. Inhibitor adalah zat kimia yang
ditambahkan dalam konsentrasi kecil pada suatu media, yang efektif untuk
menurunkan laju korosi. Makalah ini menjelaskan tentang perlindungan serangan
korosi pada baja karbon rendah dengan menggunakan berbagai inhibitor
anorganik
Kata kunci : Korosi, Baja Karbon Rendah, Inhibitor
Pendahuluan
Logam dan paduannnya telah banyak digunakan secara luas di dalam berbagai
bidang industri, meskipun material ini mudah terkorosi di dalam media korosif.
Baja karbon rendah merupakan salah satu jenis logam tersebut. Namun demikian
baja karbon rendah ini memiliki kelemahan terutama terhadap ketahanan korosi
terutama jika diaplikasikan pada lingkungan korosif.
Masalah korosi merupakan suatu gejala degradasi kualitas permukaaan suatu
material yang prosesnya berjalan lambat. Namun demikian tidak ditangani akan
menyebabkan banyak kerugian. Peristiwa korosi dapat terjadi dimana saja. Dari
peristiwa korosi yang terjadi, dapat menimbulkan kerusakan yang mengakibatkan
kerugian baik secara ekonomi ataupun keamanan. Menurut Jones (1997), dalam
banyak hal, korosi tidak dapat dihindarkan. Hampir semua material apabila
berinteraksi dengan lingkungannya secara perlahan tapi pasti, akan mengalami
degradasi mutu bahan, pengertian ini didefinisikan sebagai korosi. Proses korosi
merupakan suatu gejala alamiah yang merupakan konsekuensi dari siklus hidup.
Inhibitor
Salah satu cara untuk meminimalkan efek degradasi material yang sering
digunakan adalah dengan penggunaan inhibitor. Inhibitor berfungsi untuk
memperlambat reaksi korosi yang bekerja dengan cara membentuk lapisan
pelindung pada permukaan logam. Lapisan molekul pertama yang tebentuk
mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut chemis option. Inhibitor
umumnya berbentuk cairan yang diinjeksikan pada production line. Karena
inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam menangani korosi
maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya.
Inhibitor digunakan untuk melindungi bagian dalam struktur dari serangan korosi
yang diakibatkan oleh fluida yang mengalir atau tersimpan di dalamnya. Inhibitor
biasanya ditambahkan sedikit dalam lingkungan asam, air pendingin, uap,
maupun lingkungan lain. Keuntungan menggunakan inhibitor antara lain ;
menaikan umur struktur atau bahan, mencegah berhentinya suatu proses produksi,
mencegah kecelakaan akibat korosi, menghindari kontaminasi produk dan lain
sebagainya.
Penggunaan inhibitor hingga saat ini masih menjadi solusi terbaik untuk
melindungi korosi internal pada logam, dan dijadikan sebagai pertahanan utama
industri proses dan ekstraksi minyak. Inhibitor merupakan metoda perlindungan
yang fleksibel, yaitu mampu memberikan perlindungan dari lingkungan yang
kurang agresif sampai pada lingkungan yang tingkat korosifitasnya sangat tinggi,
mudah diaplikasikan dan tingkat keefektifan biayanya paling tinggi karena
lapisan yang terbentuk sangat tipis sehingga dalam jumlah kecil mampu
memberikan perlindungan yang luas (Terms dan Zahrani, 2006).
Secara umum inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan
ke dalam suatu lingkungan dapat menurunkan laju serangan korosi terhadap suatu
logam. Fontana (1987) menjelaskan sejumlah inhibitor menghambat korosi
melalui cara modifikasi polarisasi katodik dan anodik, mengurangi pergerakan
ion ke permukaan logam, menambah hambatan listrik pada permukaan logam dan
menangkap atau menjebak zat korosif dalam larutan melalui pembentukan
senyawa tidak agresif.
Inhibitor korosi menurut bahan dasarnya, dapat dibagi menjadi dua, yaitu
inhibitor dari senyawa organik dan dari senyawa anorganik (Widharto,1999).
Inhibitor organik pada umumnya berasal dari ekstrak bahan alami yang
mengandung atom N, O, P, S dan atom-atom yang mempunyai pasangan eletron
bebas. Inhibitor anorganik yang saat ini biasa digunakan adalah sodium nitrit,
kromat, fosfat, dan garam seng (Hatch,1984) . Dewasa ini banyak dikembangkan
berbagai jenis inhibitor baik yang organik maupun anorganik. Berbagai jenis
inhibitor baru ini diharapkan akan mampu mengurangi laju korosi terhadap suatu
material khususnya maerial baja karbon rendah. Ada berbagai jenis inhibitor
sintetis yang sekarang banyak digunakan untuk menggantikan inhibitor anorganik
konvensional seperti HBTT (Hydroxy-Benzylidene-amino-Thioxo-Thiazolidin),
DHBTPH (Dihydroxybenzylidenetrifluoromethyl quinolin-Thio-Propano-
Hydrazide), BMIC (Alkaloid, ButylMethylimidazolium chlorides), [BMIM]HSO 4
(Butyl-Methylimidazolium hydrogen sulfate), Calcium Gluconate, PEGME
(Polyethylene Glycol Methyl Ether) dan lain-lain.
Mekanisme Inhibitor
Korosi baja adalah penurunan kualitas baja karena terjadinya reaksi kimia atau
elektrokimia, antara baja dengan lingkungannya, sebagai contoh; apabila baja
dicelupkan dalam air akan terlihat bagian baja yang terkorosi (berkarat). Bagian
baja yang terkorosi disebut anodik dan bagian baja yang tidak terkorosi disebut
katodik. Proses terbentuknya korosi dapat dijelaskan dalam gambar 1 dan reaksi
kimia dibawah ini:
Gambar 1. Korosi dari baja
Saat telah banyak dikembangkan berbagai jenis inhibitor baik organik maupun
anorganik. Salah jenis inhibor yang banyak digunakan adalha inhibitor anorganik
dengan berbagai bahan dasar. Ada berbagai jenis inhibitor sintetis yang sekarang
banyak digunakan untuk menggantikan inhibitor anorganik konvensional seperti
HBTT (hydroxy-benzylidene)amino]-2-thioxo-thiazolidin-4-one), DHBTPH (N-
(3,4-dihydroxybenzylidene)-3-{[8(trifluoromethyl)quinolin-4-
yl]thio}propanohydrazide), BMIC (Alkaloid, 1-butyl-3methylimidazolium
chlorides), [BMIM]HSO4 (1-butyl-3-methylimidazolium hydrogen sulfate),
Calcium Gluconate, PEGME (Polyethylene Glycol Methyl Ether) dan lain-lain.
Bahan inhibitor dengan menggunakan HIBTT, dimaksudkan untuk memperbaiki
efisiensi dari bahan Rhodanine beserta turunannya yang telah memberikan haasil
yang cukup baik ketika diaplikasikan pada material baja karbon rendah. Molekul
inhibitor HIBTT yang pertama kali akan diserap pada permukaan baja karbon
rendah dan menahan reaksi kimia yang terjadi pada permukaan material dengan
fluida yang mengalir (Doner dkk, 2012).
Gambar 3. Struktur Molekul HIBTT atau
Hydroxy-Benzylideneamino-Thioxo-Thiazolidin