Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


“DATA DAN JENIS – JENIS DATA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

ALDI JONATA PRATAMA (RSA1C116008)


ELVA CHRYSTINE PASARIBU (RSA1C116016)

DOSEN PENGAMPU :
1. Dra. YUSNIDAR, M.Pd
2. Dra. WILDA SYAHRI, M.Pd

PENDIDIKAN KIMIA PGMIPA-U


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hatsyurkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “DATA DAN JENIS – JENIS
DATA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan di Universitas Jambi.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Jambi, 03 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................5
2.1 Pengertian Data .............................................................................................5
2.2 Jenis-jenis Data ............................................................................................7
2.3 Kriteria Data yang Baik atau Berkualitas .....................................................13
BAB III PENUTUP .......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebuah informasi yang kita berikan atau kita terima merupakan hasil
dari pengolahan data. Di era yang serba modern ini suatu data menjadi hal
yang sangat penting bagi kehidupan. Hampir dalam kehidupan sehari–hari
kita tidak akan lepas dari yang namanya informasi.
Tanpa adanya suatu informasi maka kita tidak akan mengetahui info–
info terbaru dan tidak dapat menyelesaikan berbagai macam masalah. Dan
tanpa adanya suatu data yang dicari sebelumnya maka tidak akan ada yang
namanya informasi dan solusi untuk masalah sehari–hari.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan data?
b. Apa saja jenis-jenis data ?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Dapat mengetahui pengertian data.

b. Dapat mengetahui jenis-jenis data.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Data


Pengertian data ada bermacam-macam, secara umum menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia (KUBI), “Data adalah bukti yang ditemukan dari
hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau pendapat”. Secara
teknis, data lebih berkaitan dengan pengumpulannya secara empiris. Dengan
demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk
simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang menggambarkan nilai
suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di lapangan. Simbol angka,
huruf atau gambar sering disebut dengan data mentah atau besaran yang belum
menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep atau gejala tertentu. Besaran
data tersebut belum memiliki arti apa pun jika belum dilakukan pengolahan
atau analisis lebih lanjut dalam bentuk informasi atau indikator pendidikan.

Data adalah suatu istilah majemuk dari datum yang berarti fakta atau
bagian dari kata yang mengandung arti, yang berhubungan dengan kenyataan,
simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata angka-angka, huruf-huruf atau
simbol-simbol yang menunjukkan ide, objek, kondisi atau situasi. Jelasnya data
itu dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja. Kegunaan data adalah
sebagai bahan dasar yang objektif dalam proses penyusunan kebijakan dan
keputusan. Dalam kaitannya dengan pengolahan data dengan computer,
pengertian data dapat dibatasi pada fakta-fakta yang dapat direkam. Dalam
setiap pengolahan data, data merupakan sumber informasi yang dapat
dihasilkan

Pendapat lain menyatakan bahwa “Data adalah segala fakta dan angka
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”. Selain itu,
menurut Webster’s New World Dictionary. “Data adalah sesuatu yang
diketahui dan dianggap”. Apabila istilah “fakta dan angka” dalam definisi yang
kedua digabungkan dengan definisi ketiga menurut Webster’s maka kedua
definisi tersebut dapat menghasilkan suatu pengertian “baru” sebagai berikut.
“Data adalah segala fakta dan angka yang diketahui atau yang dianggap”.

5
Pengertian baru ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan definisi di atas
tetapi hanya sebagai usaha untuk menggali secara lebih mendalam pengertian
data.

Cara-cara seperti itu sering digunakan untuk menjelaskan sesuatu hal


secara teoritis. Contoh-contoh berikut menunjukkan bahwa data adalah segala
fakta dan angka yang diketahui:
1. Jumlah SD di Kabupaten Muaro Jambi pada 31 Juli 2014 sebanyak
541 sekolah
2. Jumlah guru SMP di Kabupaten Muaro Jambi pada 31 Juli 2014
sebanyak 1.684 orang.
3. Jumlah kelompok belajar Paket A di Kabupaten Katingan pada 31
Desember 2014 sebanyak 10 kelompok
4. Jumlah tutor Paket B di Kabupaten Katingan pada 31 Desember
2014 sebanyak 20 orang

Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan


dengan “yang diketahui” dan “yang dianggap” adalah angka dan fakta yang
belum dapat dipastikan kebenarannya (karena masih diperkirakan). Di samping
itu, contoh di atas menunjukkan pula bahwa:
a) Data itu pada umumnya selalu dikaitkan dengan tempat dan waktu.
Dikaitkan dengan tempat, yaitu Kabupaten Aceh Besar dan
Kabupaten Katingan serta dikaitkan dengan waktu, yaitu tanggal 31
Juli 2014 dan tanggal 31 Desember 2014.
b) Data itu pada dasarnya memberitahukan tentang suatu keadaan atau
masalah. Keadaan dimaksud adalah jumlah sekolah SD dan
kelompok belajar Paket A serta guru SMP dan tutor Paket B.

6
2.2 Jenis-jenis Data
Jenis-jenis data yang digunakan dalam pembangunan pendidikan di
tingkat Provinsi dan di tingkat Kabupaten/Kota dapat ditinjau dari berbagai
aspek, yaitu a) aspek bentuk, b) aspek sifat, c) aspek sumber, d) aspek waktu
pengumpulan, e) aspek skala, f) aspek sebarannya, dan g) aspek kepentingan.

2.2.1 Aspek Bentuk

Jika ditinjau dari bentuknya maka data dapat digolongkan menjadi dua,
yakni data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka melainkan
menggunakan kalimat-kalimat, foto-foto, rekaman suara dan gambar. Namun,
data kualitatif dapat diubah menjadi kuantitatif. Contoh data kualitatif adalah :

a. Kemampuan mengajar guru mata pelajaran Muatan Lokal pada tingkat SMP.
b. Jumlah siswa SMP tahun 2014 di Kabupaten Aceh Selatan makin meningkat
jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, baik dinyatakan


secara nominal maupun proporsional. Data kuantitatif adalah data yang secara
substantif memiliki kuantitas atau bersifat kuantitatif. Misalnya,

a. Rata-rata Nilai Ujian Nasional (UN) diperoleh Budi pada saat menyelesaikan
tingkat SMP sebesar 8,5.
b. Jumlah siswa baru SMP Provinsi Aceh pada tahun 2014/2015 mencapai
1.000 orang yang terdiri dari 600 orang laki-laki dan 400 orang perempuan.

Di dalam ilmu sosial, data yang berbentuk angka belum tentu secara
substantial mewakili atau kuantitatif sebenarnya. Hal ini disebabkan karena
angka-angka tersebut hanya merupakan suatu kesepakatan. Sebagai contoh,
untuk jawaban suatu soal diberi nilai 10 untuk jawaban benar dan nilai 2 untuk
jawaban salah, prestasi seorang siswa di kelas diberi nilai dari angka 1 sampai
10, dalam hal menyatakan pendapat, angka 1 setuju dan angka 2 tidak setuju.
Kesemua data kuantitatif ini adalah bukan angka sebenarnya, melainkan data
kualitatif yang dikuantifikasikan.

7
2.2.2 Aspek sifat

Jika ditinjau dari sifatnya maka data dapat digolongkan menjadi dua,
yakni data internal dan data eksternal. Data internal adalah data yang
menggambarkan keadaan/kegiatan di dalam lingkungan sendiri, misalnya,
Prodi Pendidikan Kimia;
a. Jumlah pegawai administrasi di Prodi Pendidikan Kimia pada tahun
2017/2018 sebanyak 25 orang.
b. Jumlah biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh siswa Prodi Pendidikan
Kimia setiap tahun sebanyak Rp. 300.000,00
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di
luar lingkungan sendiri, misalnya;
a. Jumlah pegawai administrasi SMA di Provinsi Kalimantan Tengah pada
tahun 2014/2015 adalah 10.000 orang
b. Jumlah komputer di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2014 adalah 600 buah.

2.2.3 Aspek Sumber

Jika ditinjau dari sumbernya maka data dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri langsung
dari objek yang akan didata atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya
baik dari orang atau lokasi tertentu tanpa melalui suatu perantara misalnya
orang atau media cetak dan elektronik, misalnya;

a. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Buana Mekar,


jumlah siswa di sekolah tersebut yang masih mengulang sebanyak 125 orang.
b. Berdasarkan wawancara dengan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di SMA
Negeri 1 Palangkaraya yang menangani siswa, sebanyak 30 persen siswa akan
melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi baik di program diploma dan 50
persen ke program sarjana.

8
Selain itu, data primer tersebut dapat berupa siswa, ruang kelas,
rehabilitasi dan sebagainya. Data tersebut misalnya dapat diperoleh dari
seorang pengawas pada saat dia mendata sekolah di suatu lokasi. Data juga
dapat diperoleh dari seorang peneliti sewaktu dia melaksanakan wawancara
atau pengamatan langsung menyangkut kondisi ruang kelas.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
artinya sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain atau data yang diperoleh
secara tidak langsung dari sumbernya, misalnya;

a. Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah per Kabupaten/Kota menurut


jenis kelamin dan kelompok umur. Data ini dapat diperoleh dari Badan Pusat
Statistik, Provinsi Kalimantan Tengah.

b. Jumlah siswa per Provinsi menurut jenjang pendidikan, tingkat, dan jenis
kelamin. Data ini dapat diperoleh dari Pusat Data dan Statistik Pendidikan
(PDSP), Kemdikbud.

Selain itu, data ini dapat diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis seperti
laporan dari hasil penelitian, koran, majalah, atau dari seseorang, misalnya,
seseorang menginformasikan kepada temannya suatu peristiwa gempa bumi di
mana banyak terdapat sekolah yang roboh dan beberapa rata dengan tanah
maka orang yang menginformasikan peristiwa tersebut memperoleh data
primer sedangkan orang yang menerima informasi mendapatkan data sekunder.
Dalam hal data sekunder, tidak boleh beranggapan bahwa data sekunder adalah
lebih jelek kualitasnya daripada data primer

2.2.4 Aspek Waktu Pengumpulan

Jika ditinjau dari waktu pengumpulannya maka data dapat digolongkan


menjadi dua, yakni data tahunan (cross section) dan data berkala (time series).
Data tahunan (cross section) adalah data yang dapat dikumpulkan hanya
pada satu waktu tertentu. Data ini hanya menggambarkan keadaan pada satu
waktu. Data jenis ini pada umumnya digunakan dalam kaitannya dengan
kegiatan penelitian atau survai, misalnya;

9
a. Jumlah peserta diklat guru SMP pada tahun 2014/2015 sebanyak 60 orang.
b. Jumlah siswa mengulang SD pada tahun 2014/2015 sebanyak 100 orang.
Data pendidikan formal dari TK sampai SM (Pendidikan Dasar dan
Menengah) yang menggunakan tahun kalender pendidikan mulai minggu
ketiga bulan Juli yang sampai saat ini dilakukan oleh Dapodikdas/men
menggunakan waktu hitung 31 Juli. Data pendidikan nonformal menggunakan
waktu hitung satu tahun merupakan pengumpulan data tahun sebelumnya.
Data berkala (time series) adalah data yang dikumpulkan secara teratur
dari waktu ke waktu. Data jenis ini bisanya digunakan untuk mengetahui
perkembangan suatu keadaan/kegiatan dari waktu ke waktu sehingga data ini
dapat disebut juga historical data. Data jenis ini pun sering digunakan sebagai
dasar untuk membuat garis kecenderungan, yaitu garis yang menunjukkan arah
perkembangan dari suatu keadaan atau kegiatan. Garis kecenderungan ini
sangat berguna bagi para penyusun rencana dan program dalam membuat
ramalan (forecasting) mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, misalnya;
a. Jumlah siswa SD dan Paket A Kota Banda Aceh, tahun 2011/2012--
2014/2015 adalah:
Tahun Siswa SD Paket A
2011/2012 2,000 10
2012/2013 2,200 20
2013/2014 2,100 20
2014/2015 2,300 30

b. Jumlah siswa dan rombongan belajar SMP serta peserta didik dan
kelompok belajar Paket B di Kabupaten Majene tahun 2011/2012--
2014/2015 adalah:
SMP Paket B
Tahun
Siswa Kelas Peserta Pokjar
2011/2012 2,000 52 50 3
2012/2013 2,100 53 40 2
2013/2014 2,150 55 45 3
2014/2015 2,250 60 50 3

2.2.5 Aspek Skala

Jika ditinjau dari skalanya dapat dibagi menjadi empat skala, yaitu 1)
data nominal, 2) ordinal, 3) interval, dan 4) ratio.

10
Data nominal adalah data yang berbentuk angka, tetapi tidak mempunyai
nilai kuantitas sedikit pun. Angka tersebut hanya berfungsi sebagai tanda, tabel
atau kode dan tidak bisa diartikan mengandung nilai tertentu dengan
mengatakan bahwa angka tersebut lebih rendah atau lebih tinggi dari angka
lainnya. Untuk jelasnya dikemukakan beberapa contoh sebagai berikut:
1) Jenis kelamin manusia yaitu pria dan wanita adalah data nominal.
Walaupun diberi simbol angka misalnya pria = 1 dan wanita = 2 maka tetap
tidak bisa diartikan bahwa wanita lebih dari pria karena angka wanita (2) lebih
besar dari angka pria (1).
2) Nomor induk pegawai, nomor KTP, dan nomor yang berupa kode
adalah data nominal. Misalnya, NIP PNS. Angka tersebut merupakan simbol
dari sesuatu, yaitu angka tahun lahir, bulan lahir, tanggal lahir, tahun dan bulan
pertama masuk PNS, jenis kelamin dan nomor urut tiga digit. Contoh lain,
Nomor Induk Kependudukan di DKI Jakarta dan mungkin di daerah lainnya di
situ ada unsur daerah seperti provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, tanggal,
bulan, dan tahun lahir serta nomor urut.
Data ordinal adalah data yang tidak memiliki nilai kuantitas namun data
tersebut dapat menunjukkan perbedaan tingkatan antara yang satu dengan
lainnya. Perbedaan antara data nominal dengan data ordinal adalah kalau pada
data nominal angka adalah label atau kode, sedangkan pada data ordinal angka
dalah representasi dari suatu urutan atau order. Namun, data ordinal tidak dapat
memberikan keterangan yang jelas menyangkut perbedaan antara satu hal
dengan hal lainnya. Untuk jelasnya dikemukakan contoh sebagai berikut:
Di suatu kelas, siswa diberikan peringkat mulai dari angka 1 untuk siswa
terbaik sampai angka tertentu untuk yang paling buruk. Walaupun urutan
peringkat dapat diketahui, jarak berdasarkan angka antara peringkat 1 dan
peringkat 2 tidak dapat diketahui secara persis. Dari urutan peringkat tersebut
dapat diketahui juga bahwa peringkat 2 lebih baik daripada peringkat 3, namun
tidak dapat diketahui apakah beda antara peringkat 1 dan 2 memiliki nilai
kuantitas yang sama dengan beda antara peringkat 2 dan 3.
Data interval adalah data yang memiliki nilai kuantitas tertentu namun
tidak memiliki nilai nol mutlak, misalnya umur siswa, si A 10 tahun, si B 15

11
tahun dan C 20 tahun. Dari data tersebut dapat dipastikan bahwa selisih umur
antara B dan A dengan selisih umur antara C dan B sama, yaitu 5 tahun. Dari
data tersebut diketahui juga bahwa tahun kelahiran sebagai titik awal atau titik
nol mutlak tidak sama, jika si A dilahirkan tahun 1997 maka si B tahun 1992
dan si C tahun 1987. Dari contoh ini dapat diketahui bahwa walaupun titik
awal atau titik nolnya berbeda, tetap dapat dipastikan bahwa perbedaan tahun
tersebut memiliki nilai kuantitas yang jelas.
Data rasio adalah data yang memiliki nilai kuantitas tertentu dan
mempunyai angka awal atau nol mutlak dalam skala pengukurannya. Data
mengenai berat badan siswa, tinggi suatu bangunan SD, dan luas sebidang
tanah milik sekolah adalah contoh-contoh data rasio. Bila diketahui berat badan
siswa A 70 kg dan si B 55 kg maka dapat dipastikan bahwa kedua siswa
tersebut ditimbang berdasarkan titik awal, nol mutlak atau nol kilogram yang
sama. Demikian juga jika siswa C memiliki tinggi badan 165 cm dan siswa D
160 cm maka dapat dipastikan bahwa kedua orang tersebut diukur dari titik
awal yang sama yaitu nol cm.

2.2.6 Aspek Sebarannya

Jika ditinjau dari sebarannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1) data
kontinyus dan 2) data kategorikal.
Data kontinyus adalah data yang masih tersebar, belum disusun secara
berkelompok sehingga data yang satu dengan data lainnya dapat dibedakan
secara jelas menurut satuannya. Misalnya terdapat angka-angka yang
menunjukkan umur sekelompok siswa yaitu 6, 10, 14, 18, dan 22 adalah data
kontinyus. Dari data-data tersebut dapat dibedakan secara akurat menurut
satuannya yaitu 4 tahun.

Data kategorikal adalah data tersebar yang sudah dikelompokkan.


Misalnya usia guru dapat disusun menjadi data kategorikal, misalnya 20-25
tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, 36-40 tahun, dan 41-45 tahun. Berdasarkan
data kategorikal ini maka bila guru C diketahui berumur 30 tahun, masuk
dalam kategori umur 26-30 tahun.

12
2.2.7 Aspek Kepentingan

Jika ditinjau dari kepentingannya maka data dapat dibagi dua, yaitu 1)
data untuk kepentingan kebijakan dan 2) data untuk kepentingan pembinaan.
Data untuk kepentingan kebijakan merupakan basis data dari data untuk
kepentingan pembinaan. Data untuk kepentingan kebijakan adalah 1) sebagai
pengguna data, penanggung jawab, dan koordinator, 2) stakeholder adalah
seluruh unit utama, unit kerja di Kemdikbud, instansi pemerintah pusat terkait
lainnya, dan publik, 3) mitra kerja adalah Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Unit Pelaksana Teknis Daerah Kecamatan dan
instansi terkait lainnya, 4) periode pendataan adalah tahunan, dan 5) waktu
hitung adalah 31 Juli untuk persekolahan, 30 September untuk pendidikan
tinggi, dan 31 Desember untuk PAUD dan PNF.
Data untuk kepentingan pembinaan terdiri dari 1) pengguna/penanggung
jawab/koordinator adalah seluruh unit utama dan unit kerja di Kemdikbud, 2)
stakeholder adalah seluruh unit utama, unit kerja di Kemdikbud, instansi
pemerintah pusat terkait lainnya, dan publik, 3) mitra kerja adalah Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Unit Pelaksana
Teknis Daerah Kecamatan, individu satuan/program pendidikan, individu
pendidikan dan tenaga kependidikan dan instansi terkait lainnya, 4) periode
pendataan adalah sesuai kebutuhan masing-masing stakeholder, dan 5) waktu
hitung sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Kriteria Data yang Baik atau Berkualitas


Mengingat sangat pentingnya peranan data dalam pembangunan
pendidikan khususnya untuk menyusun rencana dan program pembangunan
pendidikan maka data itu harus baik atau berkualitas. Kualitas data sangat
tergantung dari cara seseorang dalam memperoleh data. Bila pengumpulan data
dilakukan secara serampangan maka data yang diperoleh tidak akan
berkualitas, walaupun data tersebut data primer. Demikian juga, misalnya
seorang peneliti ingin mendapatkan informasi tentang gaji guru di suatu
sekolah maka secara relatif data sekunder akan lebih berkualitas karena
diperoleh dari daftar gaji yang kemungkinan lebih akurat datanya sedangkan

13
bila langsung diperoleh dari guru yang bersangkutan sebagai data primer, maka
bisa terjadi kekurangtepatan dalam memberikan informasi.

Kriteria agar data dapat disebut baik atau berkualitas, adalah a) tepat
waktu, b) objektif,

c) relevan, d) representatif, dan e) memiliki penyimpangan baku kecil.


Ketiga kriteria terakhir (c, d dan e) merupakan kriteria untuk data yang
“dipercaya kebenarannya” (sahih dan reliabel). Untuk pendataan digunakan
semua kriteria tersebut sedangkan untuk penelitian atau survai digunakan data
yang relevan, representatif, dan memiliki penyimpangan baku kecil.

1) Data tepat waktu


Hal ini berarti bahwa data harus tersedia pada waktu diperlukan. Dalam
pendataan pendidikan persekolahan waktu penghitungan data adalah 31 Juli
dan pada bulan September-Desember harusnya sudah dikirim ke Pusat. Bila
data tersebut dikirimkan setelah bulan Desember maka data tersebut dapat
dikatakan tidak tepat waktu. Misalnya, untuk merencanakan rehabilitasi ruang
kelas SD pada tahun 2014/2015 maka harus tersedia data, 1) karakteristik
ruang kelas yang rusak ringan maupun berat dan 2) kesiapan biaya untuk
rehabilitasi pada tahun 2014. Bila terjadi kelambatan informasi tentang ruang
kelas yang rusak maka data tersebut tidak akan berguna lagi

2) Data objektif
Hal ini berarti bahwa data yang digunakan harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, tidak adanya unsur subjektif atau rekayasa dari seseorang
atau pihak-pihak yang berkepentingan. Data seperti ini digunakan dalam
sensus. Misalnya;
a. Hasil identifikasi kebutuhan guru di SD Kabupaten Wonosobo
diperlukan 30 guru kelas dan 5 orang guru pendidikan agama. Data yang
disajikan harus sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan tersebut.

b. Hasil pengumpulan menunjukkan ruang kelas SMP Kabupaten Pidie


yang rusak berat sebanyak 200 ruang. Data yang disajikan harus sejumlah hasil
pengumpulan tersebut.

14
3) Data relevan
Hal ini berarti bahwa data itu harus sesuai dengan persoalan yang akan
dipecahkan. Akan dipecahkan masalah kebutuhan guru SD maka data yang
diperlukan juga guru, kelas, dan sekolah. Misalnya, data yang dikumpulkan
adalah jumlah siswa SMP yang akan ditampung, padahal persoalan yang akan
dipecahkan menyangkut tentang ketepatan lokasi Unit Sekolah Baru (USB).
Jelas bahwa data jumlah siswa SMP itu tidak relevan dengan permasalahan
tentang ketepatan lokasi USB. Oleh karena itu, data yang digunakan adalah
lokasi di mana terdapat lulusan tingkat SD yang akan ditampung sehingga
lokasi USB yang akan dibangun tepat sasarannya

4) Data Representatif
Hal ini berarti bahwa data yang digunakan harus dapat mewakili atau memihak
seseorang atau golongan tertentu, namun juga dapat diterima oleh semua pihak.
Data seperti ini biasanya digunakan dalam survai. Misalnya;

a. Jumlah siswa putus sekolah yang dilaporkan (setelah dilakukan survai)


hanya berdasarkan daerah-daerah yang tingkat pelayanan pendidikannya
tergolong baik, padahal kenyataannya terdapat daerah yang tergolong cukup,
buruk dan buruk sekali yang memiliki siswa putus sekolah lebih besar justru
tidak dijadikan survai. Terhadap data seperti ini maka siswa putus sekolah yang
disampaikan bukan merupakan data yang representatif.

b. Jumlah siswa mengulang yang dilaporkan (setelah dilakukan survai)


hanya berdasarkan pada daerah kota, padahal kenyataannya daerah kabupaten
justru memiliki siswa mengulang yang lebih banyak justru tidak dijadikan
survai. Terhadap data seperti ini maka siswa mengulang yang disampaikan
bukan merupakan data yang representatif.

5) Data Memiliki Kesalahan Baku (standard error) kecil


Kriteria menggunakan kesalahan baku ini biasanya digunakan untuk data
yang digunakan dalam survai. Bila dilakukan secara sensus maka tidak perlu
menggunakan kriteria ini. Hal ini berarti bahwa apabila data yang ada hanya

15
didasarkan pada anggaran (perkiraan) maka bila ada kesalahan merupakan hal
yang wajar karena memang tidak ada data perkiraan yang benar tetapi
mendekati kondisi yang sebenarnya.

Data hasil perkiraan ini dikatakan baik apabila kesalahan bakunya kecil.
Istilah “baku” di sini digunakan karena data perkiraan tadi bisa terlalu besar
(positif) atau terlalu kecil (negatif). Sebagai contoh, dikatakan bahwa jumlah
siswa tingkat SMP yang harus ditampung agar wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun dapat tuntas di suatu kabupaten adalah 10.000 orang. Jelas bahwa data
ini hanya perkiraan sehingga tidak tepat karena belum ada kejadiannya.

Untuk keperluan perencanaan, paling sedikit harus dapat ditentukan


besarnya kesalahan baku. Apabila kesalahan bakunya adalah 1.00 maka data
tersebut dapat dibaca menjadi jumlah siswa tingkat SMP yang harus ditampung
agar wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dapat tuntas adalah diberikan tiga
alternatif, yaitu tinggi, sedang, dan rendah atau antara 9.000 – 11.000 siswa
karena menggunakan simpangan baku 1,00, yaitu kurang mean 1 dan lebih
mean 1.

Contoh lain, jumlah kebutuhan rehabilitasi ruang kelas tingkat SD yang


harus diperbaiki diberikan tiga alternatif, yaitu tinggi, sedang, dan rendah atau
antara 450 – 550 ruang karena menggunakan simpangan baku 1,00, yaitu
kurang mean 1 dan lebih mean 1.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), Data adalah bukti


yang ditemukan dari hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau
pendapat.

Fungsi data pada dasarnya:


1. untuk membuat keputusan,
2. sebagai dasar suatu perencanaan,
3. sebagai alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi suatu
aktivitas, dan
4. sebagai dasar evaluasi terhadap suatu kegiatan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar,
1998.
Moleong, lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000.
Sevilla. Conseuelo G, et.al. Pengantar metode penelitian Penerjemah :
Alimuddin Tuwu. Jakarta : Universitas Indonesia, 1993.

18

Anda mungkin juga menyukai