Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PEMBIASAN CAHAYA

Oleh :

NAMA : AULIA IHZA DIAN

NIM : 1052211001

JURUSAN FISIKA

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

JUNI 2023
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menentukan indeks bias dari suatu material
berdasarkan hukum Snellius.
II. Metode Praktikum
2.1 Waktu dan Tempat
3 Juni 2023, di Universitas Bangka Belitung
2.2 Alat dan Bahan Praktikum
1. Divais yang dapat menjalankan program berbasis HTMl atau JAVA
seperti : smartphone atau komputer atau laptop.
2. Sowftwer PhET baik dalam bnetuk offline atau online.
3. Software pengolah data seperti Microsoft Excel atau OrginLab.
2.3 Prosedur Praktikum
1. Tutorial praktikum dapat dikunjungi : https://youtu.be/iF3n5C9uPbY.
Lalu, disiapkan alat dan bahan.
2. Kemudian, simulasi praktikum gas ideal diunduh pada laman :
https://phet.colorado.edu/sims/html/bending-light/latest/bending-
light_en.html. (Apabila praktikum ingin dilakukan secara daring), sementara
jika simulasi dijalankan secara offline (diunduh terlebih dahulu) dikunjungi ;
https://phet.colorado.edu/en/simulation/bending-light. Praktikum ini
dapat dilakukan dengan komputer atau laptop dan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan Os android maupun iOs.
3. Selanjutnya, dipilih menu “Intro”.
4. Kemudian, diatur materia pertama (tempat sumber berkas cahaya )
adalah “udara (air)” dan material kedua adalah : pada praktikum 1. Air
(water) dan pada praktikum 2. Glass (Kaca).
5. Tombol merah pada sumber cahaya diklik dengan dinyalakan sumber
cahaya.
6. Variasi sudut dating dilakukan bervariasi hingga diperoleh lima data.
Lalu, sudut dating dan sudut bias diukur menggunakan busur.
III. Tabulasi Data

Percobaan ke- Sudut Datang Sudut Bias


Udara ke Air
1. 30 22
2. 40 30
3. 50 35
4. 60 40
5. 70 45
Udara ke Kaca
1. 30 20
2. 40 26
3. 50 30
4. 40 35
5. 70 39

IV. Pembahasan
Pembiasan cahaya merupakan pembelokan arah cahaya ketika melewati
dua zat atau medium dimana kerapatan optiknya berbeda. Prinsip kerja
pembiasan cahaya dapat dijelaskan melalui hukum pembiasan Snellius yang
menjelaskan bagaimana cahaya berubah arah saat melewati batasantara
dua media dengan kecepatan cahaya yang berbeda. Melalui percobaan dan
penerapan hukum Snellius ini, kita dapat memahami hubungan antara
sudut bias dan sudut datang pada pembiasan cahaya dalam konteks
perbedaan indeks bias relatif antara kedua media yang bersentuhan.
Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan indeks bias
dari suatu material berdasarkan hukum Snellius.
Berdasarkan percobaan udara ke air yang telah dilakukan dengan 5
perlakuan diperoleh hasil sudut datang dan sudut bias yang bervariasi. Pada
perlakuan satu didapati hasil sudut datang sebesar 30 dan sudut bias
sebesar 22. Kemudian, pada perlakuan kedua didapati sudut datang 40
dengan sudut bias yaitu 30. Selanjutnya pada perlakuan ketiga didapati nilai
yaitu sudut datang sebesar 50 dan sudut bias 35. Kemudian pada perlakuan
keempat diperoleh sudut datang sebesar 60 dan sudut bias sebesar 40.
Sementara pada perlakuan kelima didapati sudut datang 70, sedangkan
sudut biasnya yaitu 45.
Kemudian pada percobaan udara kekaca dengan 5 perlakuan, digunakan
sudut datang yang sama dengan sudut datang pada udara ke air yaitu
30,40,50,60, dan 70. Akan tetapi sudut bias yang digunakan berbeda yaitu
20,26,30,35 dan 39.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada percobaan udara ke
air didapati hasil yang berbeda-beda. Pada percobaan udara ke air didapati
nilai n2 sebesar 1,364070386. Setelah mengetahui nilai n2 tersebut, baru
didapatkan hasil akhir pada percobaan pertama dengan nilai 𝑛1 sin 𝑡1 =
𝑛2 sin 𝑡2 sebesar 0,5 dan 0,51099. Kemudian pada percobaan kedua yaitu
diperoleh hasil yaitu 0,642787 dan 0,682035. Selanjutnya pada percobaan
ketiga didapatkan nilai hitungnya sebesar 0,76604 dan 0,782398.
Kemudian pada percobaan keempat diperoleh hasil yaitu 0,866025 dan
0,964543. Sementara pada percobaan kelima didapati nilai akhirnya yaitu
0,964543.
Selanjutnya pada percobaan udara ke kaca diperoleh hasil akhir yang
bervariasi. Pada percobaan udara ke air ini didapati nilai n2 nya sebesar
1,364815068. Pada percobaan pertama diperoleh hasil 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
yaitu sebesar 0,5 dan 0,466794. Kemudian pada percobaan kedua diperoleh
hasil sebesar 0,642787 = 0,598296. Pada percobaan ketiga yaitu 0,76604 dan
0,682408. Sedangkan pada percobaan keempat yaitu 0,866025 dan 0,782825.
Sementara pada percobaan kelima didapatkan hasil akhir sebesar 0,866025 dan
0,782825.
Hukum Snellius atau hukum pembiasan menyatakan bahwa sudut bias yang
terbentuk saat cahaya memasuki suatu medium dari medium lain tergantung pada
indeks bias relatif antara kedua media yang bersentuhan serta sudut datang, yaitu
sudut antara arah datang cahaya dan garis normal pada permukaan pemisah
kedua media. Indeks bias relatif (n) adalah perbandingan kecepatan cahaya di
medium pertama dengan kecepatan cahaya di medium kedua. Dalam kasus
pembiasan cahaya, hukum Snellius menyatakan bahwa perbandingan sinus sudut
datang (t1) dengan sinus sudut bias (t2) adalah konstan, yaitu: 𝑛1 sin 𝑡1 =
𝑛2 sin 𝑡2
Di sini, n1 adalah indeks bias medium datang,t1 adalah sudut datang, n2 adalah
indeks bias medium yang membiaskan cahaya, dan t2 adalah sudut bias.
Hukum Snellius ini berlaku untuk pembiasan cahaya saat melewati batas antara
dua media dengan indeks bias yang berbeda, seperti saat cahaya melewati batas
antara udara dan air atau antara udara dan kaca. Hukum ini memberikan
hubungan yang konsisten antara sudut datang dan sudut bias, dan dapat
digunakan untuk menghitung sudut bias yang terjadi ketika diberikan nilai-nilai
sudut datang dan indeks bias relatif media.
V. Pertanyaan dan Jawaban
5.1 Pertanyaan
1. Berapakah nilai indeks bias air dan indeks bias kaca?
2. Bagaimanakah hubungan antar sudut bias dengan sudut datang
pada kedua jenis material yang dikaji.
5.2 Jawaban
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan 5 perlakuan
yang berbeda diperoleh hasil nilai indeks bias air dengan udara
sebesar 1.00 dan air sebesar 1.33. Sementara untuk indeks bias kaca
didapati nilai udara 1.00 dan kaca sebesar 1.50.
2. Hubungan antara sudut bias dan sudut dating pada kedua jenis
material yang dikaji dapat dijelaskan melalui hukum Snellius atau
hukum pembiasan yang menyatakan bahwa sudut bias (sudut yang
terbentuk saat cahaya memasuki suatu medium dari medium lain)
tergantung pada indeks bias relatif antara kedua media yang
bersentuhan serta sudut datang ( sudut antara arah datang cahaya
dan garis normal pada permukaan pemisah kedua media). Selain itu
juga, jenis material dan sifat optiknya akan mempengaruhi indeks
bias relative (n) dari masing-masing material dimana jika sudut
datang semakin besar, maka sudut bias akan semakin besar.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa
besarnya nilai indeks bias air dengan udara sebesar 1.00 dan air sebesar
1.33. Sementara untuk indeks bias kaca didapati nilai udara 1.00 dan kaca
sebesar 1.50. Nilai tersebut didapatkan dengan menggunakan persamaan
hukum Snellius atau hukum pembiasan. Dimana jika sudut datang
semakin besar, maka sudut bias akan semakin besar.
VII. Daftar Pustaka
Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : ITB
Arif E. S. 2013. Pengaruh Jejari Pembengkokan dan Zat Cair Sebagai Penganti
Jaket Pelindung Terhadap Perubahan Intensitas Cahaya Keluaran Serat
Optik Plastik. jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. 2(1):4-7.
Ayu S. M., Dkk. 2019. Bahan Ajar Fisika Cahaya Dan Alat Optik Berbasis
Contextual Teaching Learning Dan Nilai Islami. Aceh: Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry
Banawi, A. 2013. Fisika Dasar I. Makasar : Dua Satu Press
Wijaya, H. 2011. Pembiasan Cahaya Lensa. Modul Belajar
LAMPIRAN
1. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
𝑛1
= 0,7331
𝑛2
𝑛1 = 1
𝑛2 = 1,364070386
a. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,5 = 0,51099
b. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0, 64279 = 0,68204
c. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,76604 = 0,78239

d. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,866025 = 0,964543

e. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,939693 = 0,964543

Chart Title
0,8
0,7 y = 0,7331x + 0,015
0,6 R² = 0,9954

0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

𝑛
2. sin 𝑡2 = 𝑛1 sin 𝑡1
2

𝑛1
= 0,7327
𝑛2
𝑛1 = 1
𝑛2 = 1,364815068
a. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,5 = 0,466794

b. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,642787 = 0,598296

c. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,76604 = 0,682408

d. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,866025 = 0,782825

e. 𝑛1 sin 𝑡1 = 𝑛2 sin 𝑡2
0,939693 = 0,858906
y = 0,6404x + 0,0209
R² = 0,9958 Chart Title
0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

Anda mungkin juga menyukai