Anda di halaman 1dari 29

PENGUAT DAYA

(Power Amplifier)
Oleh: Muthiah Ikhwandhia
Tujuan Pembelajaran
3.1.2 Memahami konfigurasi (arsitektur) untuk menjelaskan konsep
dasar macam-macam klasifikasi penguat audio berdaya besar.
3.1.3 Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas A
untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan
reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi
data hasil analisis.
3.1.4 Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas
B/AB untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan
reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi
data hasil analisis.
Power Amplifier

Gambar 1. blok diagram sistem audio

Pengertian Power Amplifier


“Rangkaian penguat daya yang bertujuan untuk memperkuat sinyal
setelah mengalami proses pengatur nada agar dapat menggetarkan
membran speaker”.
A. Fidelitas dan Efisiensi
• Fidelitas (fidelity) berarti seberapa mirip bentuk sinyal
keluaran hasil replika terhadap sinyal masukan.
Fidelitas tinggi, jika sistem tersebut mampu menghasilkan sinyal
keluaran yang persis sama dengan sinyal input. Hanya level
tegangan atau amplitudo yang telah diperbesar dan dikuatkan.

• Efisiensi penguat dinyatakan dengan besaran persentasi dari


power output dibandingkan dengan power input.
Tingkat efisiensi tinggi (100%) jika tidak ada rugi-rugi pada
proses penguatannya yang terbuang menjadi panas.
Macam-macam Penguat Daya
Penguat Kelas A

Penguat Kelas B

Penguat Kelas AB

Penguat Kelas C

Penguat Kelas D, E, F, G, H
Rumusan Masalah
Setelah memperhatikan penjelasan guru, buatlah rumusan
masalah sesuai dengan materi Pembelajaran tentang
Power Amplifier!
...................................................

Pengumpulan Data
Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang:
Penguat Kelas A, B, dan AB!
Melalui internet atau sumber belajar lainnya!
................................................... C
Penguat Kelas A
Penguat Kelas A adalah penguat yang titik kerja efektifnya setengah
dari tegangan Vcc penguat.
• Titik kerja Penguat Kelas A berada di tengah-tengah titik kerja
transistor.
• Menguatkan seluruh sinyal masukan sehingga keluarannya
merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya.
• Penguat jenis ini tidak terlalu efisien, dengan efisiensi 25% sampai
maksimum 50%.

Penguat
Kelas A
Penguat Kelas A

Gambar 1. Rangkaian penguat Kelas A


Penguat Kelas B
Penguat Kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan
bias dari sinyal input yang masuk.
• Titik kerja Penguat Kelas B berada pada titik cut-off transistor. Dalam
kondisi tidak ada sinyal input maka Penguat Kelas B berada dalam
kondisi OFF .
• Penguat Kelas B mempunyai efisiensi maksimum sekitar 75% dan
terjadi cacat sambungan (crossover distortion).

Penguat
Kelas B
Penguat Kelas B
• Rangkaian penguat kelas B yang umum digunakan sebagai penguat
tekan-tarik (push-pull).
• Dimana masing-masing unsur memperkuat setengah gelombang
masukan yang berlawanan dan digabungkan kembali pada
keluarannya.
• Kelemahan pada bagian sambungan antara dua setengah
gelombang yang berlawanan tersebut, disebut sebagai cacat
sambungan (crossover distortion).
Penguat Kelas B

Gambar 2. Rangkaian penguat Kelas B Satu Transistor


Penguat Kelas B

Gambar 3. Rangkaian penguat Kelas B Dua Transistor


Penguat Kelas AB
Penguat kelas AB merupakan gabungan dari penguat kelas A dan B.
• Titik kerja sinyal banyak berada dalam kawasan ‘Kelas A’ yang dapat
memberikan kualitas yang sesuai dengan aslinya dan meminalkan
cacat sambungan (crossover distortion) yang terjadi pada kelas B.
• Penguat kelas AB mempunyai efisiensi antara 50% sampai 75%.
Penguat Kelas AB

Gambar 1. Rangkaian penguat Kelas B Dua Transistor


Penguat Kelas C
Penguat kelas C merupakan penguat yang hanya perlu 1
transistor dan hanya memerlukan 1 fasa positif saja.
• Bekerja aktif hanya pada fasa positif saja, bahkan jika
perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja
dikuatkan.
• Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan
sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih
rendah.
Gambar 1. Rangkaian penguat Kelas C
Penguat Kelas C
Penguat kelas C merupakan penguat yang hanya perlu 1
transistor dan hanya memerlukan 1 fasa positif saja.
• Bekerja aktif hanya pada fasa positif saja, bahkan jika
perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja
dikuatkan.
• Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan
sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih
rendah.
Penguat Kelas D
Penguat kelas D menggunakan teknik PWM (pulse width
modulation), dimana lebar dari pulsa ini proporsional
terhadap amplitudo sinyal input. Pada tingkat akhir,
transistor switching ON dan OFF sesuai dengan lebar
pulsanya. Transistor switching yang digunakan biasanya
adalah transistor jenis FET.

Gambar 1. Konsep Penguat Kelas D


Penguat Kelas D

Gambar 1. Konsep Penguat Kelas D


Penguat Kelas E
Penguat kelas E pertama kali dipublikasikan oleh pasangan
ayah dan anak Nathan D dan Alan D Sokal tahun 1972.
• Struktur yang mirip seperti penguat kelas C, penguat kelas E
memerlukan rangkaian resonansi L/C dengan transistor yang
hanya bekerja kurang dari setengah duty cycle. Bedanya,
transistor kelas C bekerja di daerah aktif (linier). Sedangkan
pada penguat kelas E, transistor bekerja sebagai switching
transistor seperti pada penguat kelas D.
• Banyak diaplikasikan pada peralatan transmisi mobile semisal
telepon genggam.
Penguat Kelas G
Penguat kelas G tergolong penguat analog yang tujuannya
untuk memperbaiki efesiensi dari penguat kelas B/AB.
• Pada penguat kelas G, tegangan supply dibuat bertingkat.
Terutama untuk aplikasi yang membutuhkan power dengan
tegangan yang tinggi, agar efisien tegangan supplynya ada 2
atau 3 pasang yang berbeda.
• Sebagai contoh, untuk alunan suara yang lembut dan rendah,
yang aktif adalah pasangan tegangan supply +/-20 volt.
Kemudian jika diperlukan untuk suara yang keras, tegangan
supply dapat diswitch ke pasangan tegangan supply
maksimum +/-70 volt.
Penguat Kelas G

Gambar 1. Konsep Penguat Kelas G


dengan Supply tegangan bertingkat
Penguat Kelas H
Penguat kelas H konsepnya sama dengan penguat kelas
G dengan tegangan supply yang dapat berubah sesuai
kebutuhan. Hanya saja penguat kelas H, tinggi rendahnya
tegangan supply dirancang agar lebih linier tidak terbatas
hanya ada 2 atau 3 tahap saja.
Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih
tinggi hanya beberapa volt. Penguat kelas H ini cukup
kompleks, namun akan menjadi sangat efisien.
Pembuktian 1
Lakukan percobaan sesuai dengan rangkaian penguat Kelas A!

Gambar 1. Rangkaian penguat Kelas A


Pembuktian 2
Lakukan percobaan sesuai dengan rangkaian Penguat Kelas B satu
Transistor!

Gambar 2. Rangkaian penguat Kelas B


Pembuktian 3
Lakukan percobaan sesuai dengan rangkaian Penguat Kelas AB!

Gambar 2. Rangkaian penguat Kelas AB


Verifikasi
Tunjukkan beberapa literatur sesuai dengan informasi
yang telah kalian dapatkan. Apakah jawaban permasalahan
sudah sesuai dengan data dan percobaan yang telah
dilakukan? (Sesuai/ Tidak Sesuai)
...................................................

Presentasi
Presentasikan hasil tugas diskusi masing-masing
kelompok!
...................................................
Penugasan
1. Sebutkan macam-macam klasifikasi penguat audio
berdaya besar!
2. Bagaimana ciri dari penguat audio kelas A berdasarkan
bentuk sinyal output dan efisiensi penguatnya?
3. Bagaimana ciri dari penguat audio kelas/AB dan
efisiensi penguatnya?
Rangkaian penguat umumnya digolongkan dalam kelas-
kelas:
• Kelas A, B, AB, dan C untuk rancangan analog,
• Kelas D dan E untuk rancangan pengalih (switching).
• Kelas E/F untuk penguat daya pengalih efisiensi
tinggi yang bekerja untuk gelombang segi empat.
• Kelas G/H untuk penguat dengan tegangan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai