Anda di halaman 1dari 4

Penguat Daya Kelas D (Class D Power Amplifier)

Penguat daya kelas D ini menggunakan penguatan dalam bentuk pulsa atau biasanya disebut
dengan teknik Pulse Width Modulation (PWM), dimana lebar pulsa ini proposional terhadap
amplitudo sinyal input yang pada tingkat akhirnya sinyal PWM akan menggerakan transistor
switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya. Secara teoritis, Penguat kelas D dapat
mencapai efisiensi daya hingga 90% hingga 100% karena transistor yang menangani penguatan
daya tersebut bekerja sebagai Switch Binary yang sempurna sehingga tidak terjadi pemborosan
waktu saat transisi sinyal dan juga tidak ada daya yang diboroskan saat tidak ada sinyal input.
Transistor yang digunakan untuk Amplifier kelas D ini umumnya adalah transistor jenis
MOSFET.  Suatu Penguat Kelas D umumnya terdiri dari sebuah  generator gelombang gigi
gergaji, Komparator, Rangkaian Switch dan sebuah Low Pass Filter.Meskipun dapat
menghasilkan efisiensi daya yang tinggi, Penguat Kelas D ini memerlukan sumber catu daya
yang stabil dan respon frekuensi tingginya sangat tergantung pada impedansi Speaker
(Pengeras Suara).

Power Amplifier Kelas G


Kelas G tergolong penguat analog yang tujuannya untuk memperbaiki efesiensi dari penguat kelas B/AB.
Pada kelas B/AB, tegangan supply hanya ada satu pasang yang sering dinotasikan sebagai +VCC dan –
VEE misalnya +12V dan –12V (atau ditulis dengan +/-12volt). Pada penguat kelas G, tegangan supply
dibuat bertingkat. Terutama untuk aplikasi yang membutuhkan power dengan tegangan yang tinggi, agar
efisien tegangan supplynya ada 2 atau 3 pasang yang berbeda. Misalnya ada tegangan supply +/-70 volt,
+/-50 volt dan +/-20 volt. Konsep rangkaian Power Amplifier kelas G seperti pada gambar 1- 30. Sebagai
contoh, untuk alunan suara yang lembut dan rendah, yang aktif adalah pasangan tegangan supply +/-20
volt. Kemudian jika diperlukan untuk mendrive suara yang keras, tegangan supply dapat diswitch ke
pasangan tegangan supply maksimum +/-70 volt.

Gambar Konsep Penguat Kelas G


Power Amplifier Kelas H
Konsep penguat kelas H sama dengan penguat kelas G dengan tegangan supply yang dapat berubah
sesuai kebutuhan. Hanya saja penguat kelas H, tinggi rendahnya tegangan supply dirancang agar lebih
linier tidak terbatas hanya ada 2 atau 3 tahap saja. Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih
tinggi hanya beberapa volt. Penguat kelas H ini cukup kompleks, namun akan menjadi sangat efisien.

KELAS H Ciri-ciri  Termasuk penguat analog untuk memperbaiki efisiensi dari penguat kelas B/AB
 Mirip penguat kelas G dengan tegangan supply yang dapat berubah sesuai kebutuhan 
Kompleks namun efisien  Tinggi rendahnya tegangan supply dirancang agar lebih linier tidak
terbatas hanya ada 2 atau 3 tahap saja  Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih
tinggi hanya beberapa volt Teknologi dan Rekayasa

Power Amplifier Kelas T


Penguat kelas T bisa jadi disebut sebagai penguat digital. Tripath Technology membuat desain digital
amplifier dengan metode yang mereka namakan Digital Power Processing (DPP). Mungkin terinspirasi
dari Power Amplifier kelas D, rangkaian akhirnya menggunakan konsep modulasi PWM dengan switching
transistor serta filter. Pada penguat kelas D, proses dibelakangnnya adalah proses analog. Sedangkan
pada penguat kelas T, proses sebelumnya adalah manipulasi bit-bit digital. Di dalamnya ada audio
prosesor dengan proses umpanbalik yang juga digital untuk koreksi waktu tunda dan fasa.

Mengenal Class Amplifier, Class AB, Class D, Class T, & Tabung. Power Amplifier berfungsi
menguatkan sinyal suara yang berbentuk analog dari sumber suara (Input) menjadi sinyal
suara yang lebih besar (Output).

Sumber sinyal suara yang dimaksud tersebut dapat berasal dari alat-alat Tranduser seperti
Mikrofon yang dapat mengkonversikan energi suara menjadi sinyal listrik ataupun Optical
Pickup CD yang mengkonversikan getaran mekanik menjadi sinyal listrik.

Sinyal listrik yang berbentuk sinyal AC tersebut kemudian diperkuat arus (I) dan
tegangannya (V) sehingga menjadi Output yang lebih besar. Besaran penguatannya ini
sering disebut dengan istilah gain.
POWER AMPLIFIER CLASS D
Power Amplifier Class D pada dasarnya adalah jenis penguat non-linier atau penguat menggunakan
sistem PWM(Pulse With Modulator). Amplifier Class D secara teoritis dapat mencapai efisiensi
tinggi 100% – tapi dalam prakteknya maksimal mentok di 90%; hal ini karena tidak adanya siklus
bentuk gelombang tegangan dan arus yang tumpang tindih karena arus ditarik hanya melalui
transistor yang on.
Karena memiliki efisiensi yang tinggi, maka Class D bisa menciptakan tendangan yang besar
walaupun sebenarnya berdaya(watt) kecil. Keuntungan lain dari efisiensi yang tinggi pada class D
adalah ia tidak membutuhkan power supply yang besar sehingga transistor tetap dingin dan tidak
cepat rusak.

Kesimpulan: Class D meskipun mampu mengeluarkan daya yang besar, tapi hemat listrik. Namun
class D lebih cocok digunakan sebagai Low sub karena hi-pass filter tak mungkin dilakukan, hal ini
dengan alasan bahwa dalam class D signal bentuk digital akan diubah menjadi analog yang hasilnya
adalah gelombang sinus persegi. Inilah kelemahan utama class D, dari sisi kualitas audio(suara) tidak
bisa jernih jika untuk mendriver suara mid /high.

POWER AMPLIFIER CLASS G DAN H


Claas H adalah sedikit pengembangan dari class G. Kedua desain class ini dibuat untuk meningkatan
efisiensi dari class AB, yang sebenarnya secara teknis class ini tidak resmi diakui. Keduan Class G,
H, dan AB pada dasarnya sama, namun khusus class H dan G  menggunakan jalur tegangan sendiri-
sendiri. Pada intinya class H akan menggunakan jalur voltase yang lebih rendah(low) daripada class
A / B yang setara jika input rendah, sehingga akhirnya secara signifikan mengurangi konsumsi
dayanya; Namun pada saat kondisi dimana daya tinggi diperlukan, maka sistem secara dinamis dan
otomatis akan berpindah ke jalur tegangan tegangan tinggi(high) agar bisa menangani transien
amplitudo yang tinggi. Pada itinya Class H dan G lebih efisien listrik daripada class AB biasa yang
setara.

Kesimpulan: Class H secara topologi adalah sama dengan class A/B. Perbedaan hanya terletak pada
jalur tegangan yang bisa otomatis berpindah ke tegangan tinggi dan rendah, sehingga sangat cocok
sebagai power berdaya tinggi misalnya untuk keperluan outdoor.

POWER AMPLIFIER CLASS T


Class T adalah jenis penguatan digital yang mulai populer akhir-akhir ini, adalah model penguat
audio digital yang menggunakan chip DSP atau Digital Signal Processing dan surround multi channel
karena mengubah sinyal analog menjadi sinyal modulasi PWM untuk meningkatkan efisiensi
amplifier.
Model class T menggabungkan tingkat distorsi sinyal yang rendah pada penguat A/B dan meng-
adopsi efisiensi daya yang tinggi seperti pada penguat class D. Dengan kata lain, class T dibuat untuk
mengatasi kelemahan distorsi signal pada class D yang tinggi sehingga bisa menghasilkan detail
suara yang lebih baik.
Ini adalah class amplifier masa depan, karena saat ini kayaknya masih terlalu rumit dan masih butuh
banyak perbaikan untuk menghasilkan model yang sempurna.

Kesimpulannya, pengertian amplifier adalah sebuah rangkaian yang bisa dipakai


untuk meningkatkan sinyal suara berupa audio. Oleh karena itu, gelombang suara
yang dihasilkan akan lebih besar, berkualitas dan bisa menyesuaikan input-nya.

Sebuah power amplifier akan berfungsi karena terdiri dari beberapa komponen
penyusunnya, seperti trafo, ELCO, Transistor final dan tone control.

Anda mungkin juga menyukai