Penguat daya kelas D ini menggunakan penguatan dalam bentuk pulsa atau biasanya disebut
dengan teknik Pulse Width Modulation (PWM), dimana lebar pulsa ini proposional terhadap
amplitudo sinyal input yang pada tingkat akhirnya sinyal PWM akan menggerakan transistor
switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya. Secara teoritis, Penguat kelas D dapat
mencapai efisiensi daya hingga 90% hingga 100% karena transistor yang menangani penguatan
daya tersebut bekerja sebagai Switch Binary yang sempurna sehingga tidak terjadi pemborosan
waktu saat transisi sinyal dan juga tidak ada daya yang diboroskan saat tidak ada sinyal input.
Transistor yang digunakan untuk Amplifier kelas D ini umumnya adalah transistor jenis
MOSFET. Suatu Penguat Kelas D umumnya terdiri dari sebuah generator gelombang gigi
gergaji, Komparator, Rangkaian Switch dan sebuah Low Pass Filter.Meskipun dapat
menghasilkan efisiensi daya yang tinggi, Penguat Kelas D ini memerlukan sumber catu daya
yang stabil dan respon frekuensi tingginya sangat tergantung pada impedansi Speaker
(Pengeras Suara).
KELAS H Ciri-ciri Termasuk penguat analog untuk memperbaiki efisiensi dari penguat kelas B/AB
Mirip penguat kelas G dengan tegangan supply yang dapat berubah sesuai kebutuhan
Kompleks namun efisien Tinggi rendahnya tegangan supply dirancang agar lebih linier tidak
terbatas hanya ada 2 atau 3 tahap saja Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih
tinggi hanya beberapa volt Teknologi dan Rekayasa
Mengenal Class Amplifier, Class AB, Class D, Class T, & Tabung. Power Amplifier berfungsi
menguatkan sinyal suara yang berbentuk analog dari sumber suara (Input) menjadi sinyal
suara yang lebih besar (Output).
Sumber sinyal suara yang dimaksud tersebut dapat berasal dari alat-alat Tranduser seperti
Mikrofon yang dapat mengkonversikan energi suara menjadi sinyal listrik ataupun Optical
Pickup CD yang mengkonversikan getaran mekanik menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik yang berbentuk sinyal AC tersebut kemudian diperkuat arus (I) dan
tegangannya (V) sehingga menjadi Output yang lebih besar. Besaran penguatannya ini
sering disebut dengan istilah gain.
POWER AMPLIFIER CLASS D
Power Amplifier Class D pada dasarnya adalah jenis penguat non-linier atau penguat menggunakan
sistem PWM(Pulse With Modulator). Amplifier Class D secara teoritis dapat mencapai efisiensi
tinggi 100% – tapi dalam prakteknya maksimal mentok di 90%; hal ini karena tidak adanya siklus
bentuk gelombang tegangan dan arus yang tumpang tindih karena arus ditarik hanya melalui
transistor yang on.
Karena memiliki efisiensi yang tinggi, maka Class D bisa menciptakan tendangan yang besar
walaupun sebenarnya berdaya(watt) kecil. Keuntungan lain dari efisiensi yang tinggi pada class D
adalah ia tidak membutuhkan power supply yang besar sehingga transistor tetap dingin dan tidak
cepat rusak.
Kesimpulan: Class D meskipun mampu mengeluarkan daya yang besar, tapi hemat listrik. Namun
class D lebih cocok digunakan sebagai Low sub karena hi-pass filter tak mungkin dilakukan, hal ini
dengan alasan bahwa dalam class D signal bentuk digital akan diubah menjadi analog yang hasilnya
adalah gelombang sinus persegi. Inilah kelemahan utama class D, dari sisi kualitas audio(suara) tidak
bisa jernih jika untuk mendriver suara mid /high.
Kesimpulan: Class H secara topologi adalah sama dengan class A/B. Perbedaan hanya terletak pada
jalur tegangan yang bisa otomatis berpindah ke tegangan tinggi dan rendah, sehingga sangat cocok
sebagai power berdaya tinggi misalnya untuk keperluan outdoor.
Sebuah power amplifier akan berfungsi karena terdiri dari beberapa komponen
penyusunnya, seperti trafo, ELCO, Transistor final dan tone control.