Anda di halaman 1dari 30

SAP 9

Perhitungan Penerangan Dalam


1. Intensitas penerangan
2. Efisiensi penerangan dan armature
3. Faktor-faktor refleksi
4. Indeks ruangan
5. Faktor penyusutan dan faktor
defresiasi
6. Latihan

1. Cara menghitung penerangan dalam


1.1 Pengantar
Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama
harus tidak melelahkan mata tanpa guna. Karena
itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu
besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus
dihindari karena akan memerlukan daya
penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga
melelahkan.
Perbandingan antara intensitas penerangan
minimum dan maksimum di bidang kerja harus
sekurang-kurangnya 0,7. Perbandingan dengan
sekelilingnya harus sekurang-kurangnya 0,3.

1.2 Intensitas penerangan


Intensitas penerangan harus ditentukan ditempat
dimana pekerjaannya akan dilakukan yang
biasanya diambil 80 cm diatas lantai.
Intensitas penerangan E dinyatakan dalam lux,
sama dengan jumlah lm/m2. Jadi fluks cahaya yang
diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m2
ialah :
= E x A lm
Fluks cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak
semuanya mencapai bidang kerja. Sebagian dari
fluks cahaya itu akan dipancarkan ke dinding dan
langit langit (Gambar 9.1). Karena itu untuk
menentukan fluks cahaya yang diperlukan harus
diperhitungkan efesiensi atau rendemennya :

g
o

Dimana :
o= fluks cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam
ruangan
g=fluks cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tak langsung
setelah dipantulkan
oleh dinding dan langit-langit.

(a
)

(b
)

Gambar 9.1
a. Pembagian fluks cahaya dalam ruangan. Dalam hal ini fluks
cahanya sebagian besar
menuju langsung ke bidang kerja.
b. Dalam ruangan ini hanya sebagian kecil dari fluks cahayanya
menuju langsung ke

2. Efisiensi penerangan
g
dan g E A lm
o
Didapat rumus cahaya :
E A
lm
o

Dimana :
A = luas bidang kerja dam m2
E = intensitas penerangan yang diperlukan di bidang
kerja.

Efesiensi atau rendemen penerangannya ditentukan


dari tabel tabel (lihat misalnya tabel tabel 2
sampai tabel 6). Setiap tabel hanya berlaku untuk
suatu armatur tertentu dengan jenis lampu tertentu
dalam ruangan tertentu pula.

Untuk menentukan efesiensi


penerangannya harus diperhitungkan :
a. efisiensi atau rendemen armaturnya
(v)
b. faktor refleksi dindingnya (rw), faktor
refleksi langit-langitnya (rp), dan
faktor
refleksi bidang pengukurannya (rm)
c. indeks ruangannya

3. Efisiensi armatur
Efisiensi atau rendemen armatur v adalah :

fluks cahaya
fluks cahaya

yang dipancarkan oleh armatur

yang dipancarkan oleh sumber cahaya

Efisiensi ini dibagi atas bagian fluks cahaya diatas


dan dibawah bidang horizontal, misalnya dalam tabel
3 masing-masing 22% dan 65%
Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh
konstruksinya dan oleh bahan yang digunakan.
Dalam efisiensi penerangan selalu sudah
diperhitungkan efisiensi armaturnya.

4. Faktor-faktor refleksi
Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing menyatakan
bagian yang dipantulkan dari fluks cahaya yang diterima
oleh dinding dan langit-langit, dan kemudian mencapai
bidang kerja.
Faktorrefleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja
rm, ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi bagian
dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk
rm ini diambil o,1.
Langit-langit dan dinding berwarna terang memantulkan
50-70% dan yang berwarna gelap 10-20%
Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem
peneerangan langsung jauh lebih kecil daripada
pengaruhnya pada sistem-sistem penerangan lainnya.
Sebab cahaya yang jatuh di langit-langit dan dinding
hanya sebagian kecil saja dari fluks cahaya.

Dalam tabel-tabel 2- 6 efisiensi


penerangannya diberikan untuk tiga nilai rp
yang berbeda. Pada setiap nilai rp terdapat
tiga nilai rw
Untuk faktor refleksi dinding rw ini dipilih
suatu nilai rata-rata, sebab pengaruh gorden
dan sebagainya sangat besar.
Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat
dihindari dengan xcara-cara berikut :
a. menggunakan bahan yang tidak mengkilat
untuk bidang kerja
b. menggunakan sumber-sumber cahaya
yang permukaannya luas dan luminasinya
rendah

5. Indeks ruangan atau indeks bentuk


Indeks ruangan atau indeks bentuk k yang
menyatakan perbandingan antara ukuran-ukuran
utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar :

pl
k
h p l

Dimana :
p = panjang ruangan dalam m
l = lebar ruangan dalam m
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja, dalam
m

Faktor penyusutan atau faktor


depresiasi
6.

Faktor penyusutan
atau faktor
E dalam keadaan
dipakaidepresiasi d ialah :
d
E dalam keadaan baru

Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai ialah


intensitas penerangan rata-rata suatu instalasi
dengan lampu-lampu dan armatur-armatur, yang
daya gunanya telah berkurang telah berkurang
karena kotor, sudah lama dipakai atau karena sebabsebab lain.
Efisiensi penerangan yang diberikan dalam tabel 2-6
berlaku untuk suatu instalasi dalam keadaan baru.
Kalau faktor depresiasinya0.8, suatu instalasi yang
dalam keadaan baru memberi 250 lux, akan

Jadi untuk memperoleh efisiensi


penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai
rendemen yang didapat dari tabel masih
harus dikalikan dengan faktor depresiasinya.
Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga
golongan utama, yaitu :
a. pengotoran ringan;
b. pengotoran biasa;
c. pengotoran berat.

Selanjutnya efisiensi penerangannya juga


dipengaruhi oleh cara penempatan sumbersumber cahayanya dalam ruangan. Jarak a
antar sumber cahaya sedapat mungkin harus
sama untuk kedua arah. Jarak antar sumber
cahaya yang paling luar dan dinding harus 0,5
a. Sedapat mungkin a harus sama dengan
tinggi h sumber cahaya di atas bidang kerja.
Kalau ketentuan-ketentuan di atas mengenai
penempatan sumber cahaya dipenuhi, untuk
efisiensi penerangannya dapat digunakan
nilai-nilai yang diberikan dalam tabel 2-6.

Kalau a lebih kecil daripada h, misalnya


kalau ruangannya kecil, maka untuk
penerangan umum yang baik biasanya
digunakan empat armatur.
Disamping pengaruh pengotoran,
dalam faktor depresiasi juga
diperhitungkan pengaruh usia lampulampunya. Pengaruh ini tergantung
pada jumlah jam nyalanya.
Kalau intensitas penerangannya
menurun sampai 20% di bawah yang
seharusnya, lampu-lampunya harus
diganti atau dibersihkan.

7. Tabel-tabel penerangan
Tabel 2 -6 dikutip dari buku Tabellen voor verlichting
(Tabel-tabel penerangan), yang diterbitkan oleh Philips.

8. Contoh cara perhitungan penerangan

TERIMAKSIH

Tugas Instalasi penerangan


Kerjakan soal no :
2,4,6,8,10 pada buku Instalasi Arus
Kuat 2 by P. Van Harten, hal. 50-53.
Dikumpul by Email :
abdul.rahman7007@gmail.com
sebelum UAS

Anda mungkin juga menyukai