Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PROJECT PEMBUATAN RANGKAIAN FLIP-FLOP DENGAN

TRANSISTOR
Dibuat Oleh: M.Alin Risky Fardiansyah
Kelas: X-TEI 3
Mapel: teknik kerja bengkel

Gambar Rangkaian Menyesuaikan dengan skema yang anda buat


Lengkapi dengan photo atau screenshoot tata letak komponen dan layout PCB yang sudah dibuat, serta
photo jadi rangkaian flipflop

Laporan Praktikum Rangkaian Flip-Flop - Hari ini, saya akan buat laporan tugas mapel teknik kerja
bengkel , materi Pembuatan Rangkaian Flip-Flop.Flip-Flop merupakan sirkuit elektronik yang
memiliki dua kondisi stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar Belakang di susunya laporan ini adalah untuk melengkapi tugas mata pelajaran teknik kerja
bengkel yakni
“Rangkaian Flip Flop Sederhana”

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas di dalam makalah ini adalah 1.
Bagaimana cara merangkai Lampu Flip-Flop?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, selain sebagai salah satu tugas mata pelajaran teknik kerja
bengkel, juga bertujuan untuk :
1. Mengetahui cara perangkaian lampu Flip-Flop
2. Mengetahui prinsip kerja dari Lampu Flip Flop

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui cara perangkaian Lampu Flip-Flop
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang salah satu contoh rangkaian elektonika
sederhana

BAB II
PEMBAHASAN
A. Rangkaian Lampu Flip-Flop
Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil
Multivibrator. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar seperti transistor,
resistor dan dioda yang di rangkai menjadi suatu rangkaian elektronika yang dapat bekerja secara
sekuensial.

B. Cara Merangkai Lampu Flip-Flop

1. Alat dan Bahan

No Nama Komponen Jumlah Keterangan

1 R1, R2 2 100 K

R3, R4 2 470

2 D1-D4 4 LED

3 C1, C2 2 10µF / 16 V

4 TR1 , TR2 2 BC 547

5 Battery 1 9V

6 Dudukan Battery 1 -

7 Kabel secukupnya -

8 Timah/Tenol secukupnya -

9 Solder 1 -

10 PCB 1
Langkah-Langkah Merangkai Lampu Flip Flop
- Pasangkan resistor, capasitor, transistor, dan diode ke Flip-Flop Project Board.
- Solder bagian belakang dengan timah
- Hubungkan arus ke rangkaian maka lampu akan menyala bergantian

C. Prinsip Kerja Rangkaian Lampu Flip-Flop


Rangkaian lampu atau lipat beberapa panggilan biasa ke Lampu Flip-Flop adalah Multivibrator-astabil
(Multivibrator tak stabil). Transistor di set kedua hal ini untuk mengirimkan dan pada gilirannya
sehingga LED D1 dan D2 akan menghidupkan dan mematikan secara bergantian. Flame-kecepatan
mematikan LED ditentukan oleh ukuran kapasitor C1 dan C2. Semakin besar nilai kapasitor perlahan
akan mengubah frekuensi-nyala lampu LED yang kedua keluar. Dengan nilai C1 = C2 kemudian api
akan keanaeragaman LED1 dan LED2-out dengan frekuensi yang sama.
Tegangan yang dibutuhkan adalah 9 VDC. Jika menggunakan sebagian daya 3 Volt (2 buah baterai
1,5 Volt), R1 dan R2 dapat diabaikan dan kaki katoda LED masing-masing langsung terhubung ke
kaki kolektor transistor terkait.

Pada dasarnya, Flip-flop bekerja berdasarkan prinsip kerja transistor sebagai saklar. Jika Rangkaian
tersebut diberi tegangan maka maka salah satu dari transistor akan berada dalam kondisi on. Kondisi
ini akan tergantung pada kapasitor mana yang memiliki muatan lebih tinggi dibanding dengan
kapasitor lain. Kapasitor yang memiliki muatan lebih tinggi akan melepaskan muatan listrik lebih
dahulu sehingga transistor yang kaki basisnya terhubung dengan kapasitor tersebut akan berada
dalam kondisi on sementara transistor tersebut on akan menyebabkan kapasitor yang terhubung
dengan kaki kolektor akan terisi muatan, jika salah satu transistor dalam kondisi on maka transistor
yang lain akan berada dalam konsi off hal ini akan berlaku terus menerus secara bergantian sehingga
terjadilah pergiliran nyala lampu yang disebut lampu flip-flop.
Coba kita mulai dengan Tr1, Jika Tr1 dalam kondisi on (disebabkan C1 melepas muatan) maka
kolektor dan emitor akan terhubung sehingga Lampu D1 mendapat arus listrik sehingga D1 menyala,
pada saat yang sama C2 mengisi muatan, setelah penuh maka C2 melepas muatan sehingga Tr2
sekarang berada dalam kondisi on sementara Tr1 berubah ke kondisi off. Pada saat Tr2 dalam
kondisi on akan menyebabkan kolektor dan emitor terhubung sehingga lampu D2 mendapat arus
listrik dan menyala, pada saat yang sama C1 mengisi muatan, demikian seterusnya selama
rangkaian flip-flop ini mendapat arus listrik, maka peristiwa tersebut akan berulang. Sementara fungsi
resistor dalam rangkaian ini adalah untuk memberi bias tegangan pada kaki basis dari masingmasing
transistor.

D. Cara Kerja Rangkaian Lampu Flip-Flop


Dari transistor ke saklar elektronik- arus(dari baterai) ke resistor- resistor ke capasitor (capasitor
menyimpan arus)- capasitor memberi arus kepada kaki emitor secara bergantian (hal ini
yangmembuat rangkaian bisa berkedip secara bergantian) setelah itu arus kembali lagi ke baterai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil
Multivibrator. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar seperti transistor,
resistor dan dioda yang di rangkai menjadi suatu rangkaian elektronika yang dapat bekerja secara
sekuensial

B. Saran
Dengan adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika sederhana, hendaknya kita mampu
untuk lebih inovatif serta kreatif, demi perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih maju ke
depannya.

C. Video Flip Flop https://www.youtube.com/watch?v=dI7-NyGKgxQ&feature=youtu.be


1. Resistor

Resistor adalah komponen elektronika pasif yang bersifat menghambat arus listrik. Resistor
termasuk dalam komponen pasif karena komponen ini tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja.
resistor juga disimbolkan dengan huruf R. lalu untuk satuan hambatan dari resitor merupakan OHM
yang disimbolkan dengan tanda Ω. Dimana nama ohm diambil dari nama penemunya yaitu Georg
Simon Ohm. Ia juga merupakan seorang Fisikawan Jerman. Secara garis besar sebuah resistor
berfungsi untuk menghambat aliran arus yang masuk melalui rangkaian. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan agar tegangan yang ada tepat besarannya.
Sehingga fungsi dari sebuah resistor yang dipasang pada perangkat elektronika, selain adalah
sebagai berikut:
 Berguna untuk membagi tegangan yang masuk pada perangkat
 Membagi besaran arus yang masuk
 Sebagai pengaman arus sehingga tidak terjadi lonjakan secara mendadak

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan
kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.

Cara membaca resistor adalah melihat warna setiap gelangnya. Di mana gelang pertama
menunjukkan digit pertama, gelang kedua menunjukkan digit kedua, gelang ketiga menunjukkan
angka pengali (dikalikan dengan digit pertama dan kedua), serta gelang keempat menunjukkan nilai
toleransi. Dilansir dari Sciencing, nilai toleransi menunjukkan seberapa besar nilai terukur dari
resistansi yang sebenarnya berbeda dari nilai teoritisnya dan dihitung menggunakan persentase.

Cara menghitung resistor dengan kode warna, suatu resistor memiliki empat gelang berwarna kuning,
ungu, oranye, dan emas. Gelang ke-1 = kuning = 4 Gelang ke-2 = ungu = 7 Gelang ke-3 = oranye =
Gelang ke-4 = emas = 5% Besar resistansi = 47 × = 47.000 = 47 K Artinya, resistor tersebut memiliki
resistansi sebesar 47 KΩ dengan toleransi sebesar 5%.
Cara Mengukur Resistor (Ohm) :
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang
artinya adalah “Kali”.
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2.kapasitor elektrolite

Kapasitor elektrolit merupakan komponen elektronika pasif yang menggunakan bahan dielektrik
berupa cairan ionic yang bersifat konduktif, kapasitor ini berbentuk tabung, yang berfungsi sebagai
menyimpan arus listrik. Satuan nya yaitu farad, yang dilambangkan dengan huruf “C”. Berikut ini
fungsi lain yang dimiliki oleh kapasitor elektrolit :

 Pada amplifier, kapasitor elco berfungsi sebagai penghubung antara satu amplifier dengan
yang lainnya.
 Pada antena, kapasitor elco berfungsi sebagai pembangkit frekuensi.
 Sebagai kapasitor yang membantu menghemat daya listrik.
 Sebagai filter atau penyaring yang menghambat timbulnya noise.
 Sebagai konduktor karena membantu meneruskan arus AC (Alternating Current).
 Kapasitor elco berfungsi sebagai isolator ,dan bisa menghambat arus DC (Direct Current).
 Sebagai filter untuk mengatur tinggi dan rendahnya frekuensi.

Karakteristik Kapasitor Elektrolit :

 Menggunakan elektrolit sebagai bahan dielektrik


 Memiliki polaritas sehingga disebut kapasitor polar Bisa digunakan untuk suhu maksimum
105°C
 Memiliki nilai resistansi antara 0,01uF hingga 10.000 uF
 Rentang tegangan kerja kapasitor ini mulai dari 16V hingga 450V
 Masing-masing kaki elektroda memiliki polaritas berbeda, yaitu polaritas positif dan negative.

Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di label badannya dengan
jelas. Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya. Mengukur Kapasitor Menggunakan Multimeter
Digital Untuk cara mengukur kapasitor menggunakan multimeter digital yang mempunya fungsi
kapasitansi meter, caranya cukup mudah yaitu:

 Aturlah posisi skala selektor ke tanda ataupun simbol kapasitor.


 Hubungkan probe ke terminal kapasitor.
 Baca nilai kapasitansi kapasitor tersebut.
Hal yang mesti diingat, cara di atas hanya bisa dipergunakan pada Multimeter Digital yang
mempunyai kemampuan untuk mengukur kapasitansi.
3.LED (light emiting diode)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga
Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
fungsi LED banyak digunakan untuk dua hal yaitu iluminasi berarti “menyinari sesuatu” dan indikasi
berarti “menunjukan sesuatu”. Fungsi LED yang paling utama yaitu untuk menerangi objek dan
bahkan tempat. Aplikasinya ada di mana-mana karena ukurannya yang ringkas, konsumsi energi
yang rendah, masa pakai yang lama, dan fleksibilitas dalam hal penggunaan dalam berbagai aplikasi.

LED juga memiliki dua buah kutub (polaritas) yaitu kutub positif (Anoda) dan kutub negatif (Katoda).
LED hanya akan memancarkan cahaya apabila ada aliran tegangan listrik dengan arus posisi bias
maju dari Anoda menuju Katoda. LED merupakan komponen elektronik yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan dengas bias maju (forward bias).
Bentuk LED menyerupai lampu bohlam kecil yang biasa dipasangkan pada berbagai macam
peralatan elektronik. Namun perbedaannya yaitu pada LED tidak terdapat filamen seperti pada lampu
bohlam sehingga LED tidak menimbulkan panas akibat proses pembakaran filamen tersebut. Secara
fisik LED terdiri dari dua buah kaki dimana kedua kaki tersebut memiliki polaritas dan panjang yang
berbeda. Pada LED kaki yang berukuran lebih panjang adalah kaki kutub posisif (Anoda), sedangkan
kaki lainnya adalah kutub negatif (Katoda). Pemasangan LED yang tidak sesuai dengan polaritasnya
akan membuat LED tersebut mengalami kerusakan.

Cara Menguji LED Dioda Menyala dengan Multimeter


Berikut adalah langkah-langkah cara menguji LED dioda menyala dengan multimeter:

 Sambungkan kabel probe multimeter ke multimeter.


 Sambungkan probe merah ke ujung anoda LED.
 Sambungkan probe hitam ke ujung katoda LED.
 Pilih mode pengukuran dioda pada multimeter. Biasanya mode ini dilambangkan dengan
simbol dioda.
 Lihat hasil pengukuran pada multimeter. Jika LED masih bagus, maka multimeter akan
menunjukkan angka sekitar 1,5 volt.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menguji LED dengan multimeter, antara lain:

 Jangan membalikkan probe merah dan hitam pada saat mengukur LED, karena akan
membuat LED rusak.
 Pastikan resistor yang digunakan sudah benar, agar LED tidak rusak karena arus yang
terlalu besar.
 Jangan menguji LED dengan multimeter pada keadaan terhubung dengan rangkaian lain,
karena akan mempengaruhi hasil pengukuran.
4 Ttransistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai
penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya..Transistor memiliki
berbagai fungsi utama dalam rangkaian elektronik. Adapun beberapa fungsi transistor adalah sebagai
berikut.
1. Sebagai Saklar Elektronik
2. Sebagai Penguat Arus
3. Sebagai Driver Motor DC
4. Sebagai Pembangkit Sinyal Flip-Flop

Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
1. Daerah Potong (cut off):
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi pergerakan elektron, sehingga arus
Basis, IB = 0. Demikian juga, arus Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke Emiter
dengan harga arus Basis adalah 0).
2. Daerah Saturasi
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor juga diberi prategangan maju. Akibatnya, arus
Kolektor, IC, akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis, IB, dan βdc.
Hal ini, menyebabkan Transistor menjadi komponen yang tidak dapat dikendalikan. Untuk
menghindari daerah ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan mundur, dengan tegangan melebihi
VCE(sat), yaitu tegangan yang menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
3. Daerah Aktif
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi prategangan mundur. Terjadi sifat-sifat
yang diinginkan, dimana sebagaimana penjelasan pada bagian sebelumnya. Transistor menjadi
komponen yang dapat dikendalikan.
4. Daerah Breakdown
Dioda Kolektor diberi prategangan mundur yang melebihi tegangan Breakdown-nya, BVCEO
(tegangan breakdown dimana tegangan Kolektor ke Emiter saat Arus Basis adalah nol). Sehingga
arus Kolektor, IC, melebihi spesifikasi yang dibolehkan. Transistor dapat mengalami kerusakan.

Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Analog


 Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
 Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor
(E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut
dalam kondisi baik
 Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan
menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Analog


 Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
 Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor
(E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut
dalam kondisi baik
 Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan
menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Cara membaca kode nomor pada badan transistor Japanese Industrial Standard (JIS)
SA: PNP HF transistor
SB: PNP AF transistor
SC: NPN HF transistor
SD: NPN AF transistor
SE: Diodes
SF: Thyristors
SG: Gunn devices
SH: UJT
SJ: P-channel FET/MOSFET
SK: N-channel FET/MOSFET
SM: Triac
SQ: LED
SR: Rectifier
SS: Signal diodes
ST: Avalanche diodes
SV: Varicaps
SZ: Zener diodes
A = low gain
B = medium gain
C = high gain
No suffix = ungrouped (any gain)

Anda mungkin juga menyukai