Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRATIKUM ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO

“Penguatan Sinyal Lemah”

DOSEN PEMBIMBING : THAMRIN,S.Pd

OLEH

NAMA: GINA MOLINA


NIM : 17065007
GRUP : 3E1

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu

1. Memahami konsep signal audio flow pada peralatan audio


2. Mengetahui dan mempelajari penguatan pada sinyal lemah yang dilakukan
oleh rangkaian dengan transistor dan operasional amplifier.
3. Mengetahui karakteristik penguatan yang dilakukan transistor dan IC 741
4. Mengetahui dan mempelajari cara resistansi input, resistansi output dan
faktor penguatan dari konfigurasi rangkaian penguat pada percobaan ini.
B. ALAT-ALAT

1. Power Suplay
2. AFG.
3. Osiloskop.
4. Multimeter.
5. Kabel-kabel.
6. Breadboard.
7. IC LM741 X1.
8. Elco 1µf / 50V X1.
9. Pot 100K X1.
10. Resistor 100K X2.
11. Resistor 1K X1.
C. Teori Singkat

Signal audio adalah signal suara yang bekerja pada range frekuensi 20 Hz
sampai dengan 20 KHz yang mampu direspon oleh alat pendengar manusia
(telinga). Signal audio analog yang mampu didengar oleh alat pendengar
manusia ini dapat diolah melalui peralatan elektronik yang dikenal dengan
peralatan audio amplifier.

Peralatan audio merupakan peralatan elektronik analog yang sampai saat


ini masih digunakan. Sejak ditemukannya komponen elektronik penguat
tabung hampa dan kemudian ditemukannya transistor dengan bahan semi
konduktor yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik analog dan mampu
melakukan penguatan hingga ribuan kali penguatan, hingga sekarang
ditemukannya peralatan elektronik terintegrasi (IC) yang dapat melakukan
penguatan seperti tabung hampa dengan berbagai kelebihan dan kekurangnya.

Peralatan audio amplifier banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari


seperti alat pemutar compact disk (CD) dan penguat suara, pengeras suara di
masjid, sistem tata suara penggung/band yang dikenal dengan sound system,
bahkan sistem audio broadcasting audio di studio radio dan televisi. Peralatan
audio dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian antara lain:

1. Peralatan reproduksi audio yang berfungsi untuk menghasilkan sumber


signal suara seperti CD Player, Tape Player, Radio penerima, microphone,
synthesizer, audio simulator dan lain-lain.
2. Peralatan Preamplifier berfungsi sebagai penguat awal yang akan
memperkuatkan signal audio yang dihasilkan oleh peralatan reproduksi
sehingga level signal menjadi besaran tertentu.
3. Peralatan Filter berfungsi sebagai pengaturan nada yang akan bekerja
melewatkan atau memotong frekuensi tertentu dengan konsep Low Band
Filter atau High Band Filter
4. Peralatan Penguat daya berfungsi sebagai penguat signal besar yang akan
menggerakkan pengeras suara (loudspeaker) dan merubah besaran listrik
menjadi besaran akustik yang dapat didengar oleh telinga. Kekuatan signal
akustik yang akan didengar oleh telinga manusia tergantung dari besar
diameter loudspeaker dan kekuatan daya dari sistem penguat daya.

Penguat operasional (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua
masukan dan satu keluaran. Opamp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian
terpadu (integrated circuit-IC). Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741
seperti pada gambar 2.

Gambar Rangkaian dasar penguat operasiaonal

IC 741 memiliki masukan tak membalik v+ (non-inverting), masukan


membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan
dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat
keluaran akan “berlawanan fase” (berlawanan tanda dengan isyarat masukan).
Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik
(v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”. Sebuah opamp biasanya
memerlukan catu daya 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan
catu daya ini biasanya dihilangkan. Data keadaan ideal opamp dan kinerja IC
741 seperti terlihat pada tabel berikut:

Penguatan Op-Amp

Pada gambar diatas disajikan OP-Amp yang terangkai sebagai penguat


inverting. Sinyal input diumpankan ke input inverting (-) Op-Amp melalui R1,
yang disebut elemen input. Tahanan R2 adalah elemen umpan balik. Dalam
penguat inverting, tegangan output diberikan bersamaan:

Vo = -(R2/R1).V1

Penguatan dari rangkaian diatas adalah:

Acl = Vo/Vi atau - (R2/R1)


D. Langkah Kerja :

1. Susun rangkaian pembalik op-amp DC seperti terlihat pada gambar 4.


Gunakan sumber DC variabel sebagai catu daya untuk A741.
VCC
R1 =1K

R2,3 = 100 K

R4 = Pot 100K
Vi
Vo C1,2 = 1uF

- VCC

Gambar 4. Gambar percobaan penguatan sinyal dengan Op-Amp

2. Berikan catu tegangan untuk rangkaian percobaan dengan catu tegangan 9


Volt DC.

3. Hidupkan IC dengan menghubungkannya dengan catu daya. Atur Potensio


100K pada posisi tengah. Ukur Tegangan keluaran (dengan multimeter)
pada kaki-kaki Vo dan menunjukkan nilai sebesar ….5V…(dalam
keadaan Vi terbuka)

4. Set AFG pada input dengan isyarat input 400 Hz. Atur keluaran sumber
AC tersebut pada harga yang terendah (mendekati 0).

5. Hubungkan osiloskop ke kaki-kaki Vo dan output AFG ke Vi.


6. Nyalakan pencatu daya AFG dan Osciloscope. Secara hati-hati atur
besarnya isyarat masukan sinusoida sampai mencapai harga maksimum
dimana isyarat keluaran tidak mengalami kecacatan (distorsi). Besarnya
tegangan puncak-ke-puncak keluaran yang terbaca di osiloskop adalah
sebesar ...........5,67 Vp-p dan Vi 0,14 Vp – p. Dokumentasikan bentuk
sinyal yang didapatkan.
7. Bagaimana polaritas keluaran dibandingkan dengan isyarat masukan ?
.....................................................................................................................

8. Hitung besarnya penguatan tegangan dari penguat dengan menggunakan


rumus yang ada, dan tentu penguatan dalam satuan dB (Desibel).
9. Aturlah 3 keadaan sinyal input 1) sinyal input maksimum hingga tidak
terjadi distorsi pada output (tampilan osciloscop); 2) sinyal minimum dan
3) sinya tengah-tengah. Masukkan ke tabel pengamatan.
Harga Terendah
Harga Tengah
Harga Maksimum
10. Kemudian aturlah Potensio R4 pada posisi seperti pada tabel pengamatan
berikut:
Maximum
Tengah
Minimum
E. Analisa dan hasil pratikum

 Setelah IC dihidupkan dengan menghubungkannya dengan catu daya dan


potensio 100K telah diatur pada posisi tengah. Maka tegangan keluaran
yang dihasilkan menghasilkan nilai sebesar 5 V.

 Langkah 6 . Besarnya tegangan puncak ke puncak keluaran yang terbaca


di osiloskop adalah sebesar 5,67 V

Vi = 140 mv
= 0,14 v
Vo = 5v
Jika hasil Vo sudah didapatkan, maka untuk mencari penguatannya ialah
dengan memasukkan nilai Vo kedalam rumus penguatan tegangan :

Vo (dB) = 10 log Vo/Vi


= 10 log 5,2/ 0,14
= 10 log 37,14
= 10. 1,5698
= 15,69 dB

 Langkah 9:
Dari langkah kerja yang sudah dilakukan , maka didapatkan hasil
gelombang seperti gambar dibawah. Dimana keterangan untuk sinyal
berwarna biru sebagai sinyal output. Dan sinyal berwarna kuning sebagai
sinyal input.
Pada gambar dibawah, ini menyatakan saat kedua sinyal berada dalam
keadaan saat AFG diputar minimum. Bentuk kedua gelombang cacat.

Pada gambar dibawah, ini menyatakan saat kedua sinyal berada dalam
keadaan saat AFG diputar hingga harga tengah. Sinyal gelombang output
pada amplitudo tengah mulai mengalami kerusakan (cacat)
Pada gambar dibawah, ini menyatakan saat kedua sinyal berada dalam
keadaan saat AFG diputar hingga harga maksimum. Sinyal gelombang
output pada amplitudo maksimum mengalami kerusakan ( sangat cacat)

 Langkah 10
Keterangan: Sinyal input berwarna kuning
Sinyal output berwarna biru.
Dari hasil pratikum yang sudah dikerjakan, saat potensio R4 diputar
minimum dengan frekuensi 400Hz maka perubahan pada sinyal input
normal. namun pada gelombang outputnya mengalami diatorsi.

Dari hasil pratikum yang sudah dikerjakan, saat potensio R4 diputar


tengah dengan frekuensi 400Hz maka perubahan pada sinyal input normal.
namun pada gelombang outputnya mengalami cacat namun beda nya
dengan sinyal output minimum, pada gambar tersebut terlihat lebih tinggi
dari sinyal input.
Dari hasil pratikum yang sudah dikerjakan, saat potensio R4 diputar
maksimum dengan frekuensi 400Hz maka perubahan pada sinyal input
normal. namun pada gelombang outputnya mengalami cacat namun beda
nya dengan sinyal output tengah, terlihat pada Vp-pnya ,perioda dan delay
FPR.
Kesimpulan

Pada pratikum audio dan radio yang berjudul penguat sinyal lemah ini,
merupakan blok diagram pertama audio. penguat sinyal lemah / pre-amp
merupakan bagian dari sistem audio yang akan memperkuat sinyal yang
dihasilkan dari peralatan reproduksi radio. sinyal input tidak beraturan, maka
dengan pre-amp sinyal tersebut akan diperkuat dalam besaran tertentu sehingga
dalam perjalanan sinyal sinyal ke berikutnya tidak terjadi banyak penurunan dan
gangguan sinyal(nois).

Anda mungkin juga menyukai