Anda di halaman 1dari 7

MODUL 3 : RANGKAIAN PENGUAT OPERASIONAL

Gemuruh Bagus Wirayudha (13222019)


Asisten: Jalu Reswara
Tanggal Percobaan: 18/10/2023
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak 2. STUDI PUSTAKA


Pada praktikum modul 3 ini, praktikan
diperkenalkan terkait cara kerja dan fungsi dari 2.1 PENGUAT OPERASIONAL
komponen op amp. Praktikan membuat beberapa Penguat operasioanl atau operational amplifier
rangkaian op amp seperti Inverting, Non-Inverting, dan sering disebut dengan ”op amp” adalah
Summer, Integrator, Oscilator dan membuat sebuah komponen elektronik yang memiliki
desain op amp dari persamaan tertentu. Dalam fungsi operasi aritmatik pada tegangan input yang
melakukan percobaan praktikan menemukan diberikan pada rangkaian. Op amp terdiri atas
kesulitan karena terdapat rangkaian yang tidak dua input (inverting & non-inverting), output dan
bekerja padahal sudah disusun sesuai intruksi. 2 koneksi catu daya (positif & negatif), [1].
Praktikan dapat memahami bagaimana cara kerja
dari sebuah op amp serta fungsi dari berbagai
rangkaian op amp yang telah disebutkan
sebelumnya.
Kata kunci: Op amp, Inverting, Non-Inverting,
Summer, Integrator dan Oscilator.

1. PENDAHULUAN
Rangkaian penguat operasional, atau sering disebut Gambar 2-1. Penguat Operasional, [1].
sebagai “op-amp” adalah sebuah komponen elektronik
yang memiliki berbagai macam aplikasi dalam dunia 2.2 IC OP AMP 741
elektronika. Maka dari itu penting untuk kita sebagai
seorang engineer mengetahui dan lebih mengenal IC op amp yang digunakan pada percobaan kali
sistem kerja dari rangkaian ini. Pada modul kali ini kita ini adalah jenis op amp 741. Rangkaian op amp
melakukan 6 percobaan diantaranya : dikemas dalam bnetuk dual in-line package (DIP).
DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah
1. Rangkaian Penguat Non Inverting satu ujung sebagai penanda arah yang benar dari
2. Rangkaian Penguat Inverting rangkaian. Pada bagian atas IC memiliki
penomoran PIN sesuai dengan gambar berikut, [1].
3. Rangkaian Penguat Summer
4. Rangkaian Penguat Integrator
5. Desain Rangkaian
6. Aplikasi Persamaan Differensial dengan
Rangkaian Op Amp untuk Oscillator
Adapun beberapa tujuan dari percobaan pada modul ini
sebagai berikut, [1] :
1. Dapat menyusun rangkaian pada breadboard.
Gambar 2-2. Konfigurasi pin IC Op Amp 741, [1].
2. Memahami penggunaan operational amplifier.
3. Dapat menggunakan rangkaian-rangkaian Pada ici ini memiliki dua input, dua pin power
standar operational amplifier pada komputasi supplu, satu pin output, satu pin NC ( no
analog sederhana. connection), dan dua pin offset null. Pin offset null
memiliki fungsi agar pengaturan internal dalam
IC memaksa tegangan output menjadi nol ketuka
kedua input bernilai nol. Terdapat batasan penting
dalam IC ini yakni memiliki batas maksimum

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


tegangan ± 18 V sebab dapat membuat IC rusak.
Kemudian tegangan output dari IC op amp
memiliki volt lebih kecil dari tegangan power
supply. Lalu, arus output memiliki batas pada 30
mA, yang berarti bahwa resistansi beban yang
ditambahkan pada output op amp harus cukup
besar sehingga pada tengan output maksimum,
arus output yang mengalir tidak melibihi batas Gambar 2-5. Penurunan Rumus Daya Maksimum, [1].
arus maksimum, [1].
2.6 RANGKAIAN PENGUAT SELISIH
2.3 RANGKAIAN PENYANGGA Rangkaian penguat selisih adalah rangkaian
Rangkaian penyangga adalah rangkaian yang pengurang tegangan yang menghasilkan tegangan
menghasilkan tegangan output sama dengan keluaran sebanding dengan perbedaan tegangan
tegangan inputnya. Rangkaian penyangga dua sinyal masukan yang diterapkan, [2].
memiliki fungsi untuk menguatkan arus tanpa 𝑅2
terjadi penguatan tegangan atau menstabilkan Vout = (Vin,1 – Vin,2) . ( )
𝑅1
sinyal, [2].

Gambar 2-6. Rangkaian Penguat Selisih, [1].

Gambar 2-3. Rangkaian Penyangga, [1].


2.7 RANGKAIAN SUMMER
2.4 RANGKAIAN PENGUAT INVERTING Rangkaian penjumlah atau summer adalah sebuah
rangkaian untuk menggabungkan tegangan yang
Inverting amplifier merupakan penerapan dari
ada pada dua atau lebih masukan menjadi satu
penguat operasional sebagai penguat sinyal
tegangan keluaran, [3].
dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki
𝑅2
phase yang berkebalikan dengan phase sinyal Vout = - (V1 + V2 + ... + Vn) . ( )
𝑅1
input, [2].
𝑅2
Vout = Vin . -
𝑅1

Gambar 2-6. Rangkaian Penjumalah, [2].


Gambar 2-4. Rangkaian Inverting, [1]

2.5 RANGKAIAN PENGUAT


2.8 RANGKAIAN INTEGRATOR
NONINVERTING
Rangkaian integrator adalah rangkaian dari op
Noninverting amplifier adalah penguat sinyal
amp yang dapat mengubah input sinyal awal
dengan karakteristik dasar sinyal output yang
menjadi integral sinyalnya. Sebagai contoh dari
dikuatkan memiliki fasa yang sama sinyal input,
sinyal kotak menjadi sinyal segitiga.
[2].
𝑅2
Vout = Vin . ( 1+ )
𝑅1

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


Gambar
2-7. Rangkaian Integrator, [4].

3. METODOLOGI

3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


Alat- alat yang diganakan pada percobaan modul 3
sebagai berikut :
1. Dua unit power supply DC Gambar 3-1. Rangkaian percobaan penguat non-inverting, [1].
2. Satu unit generator sinyal
3.2 RANGKAIAN PENGUAT INVERTING
3. Satu unit osiloskop
4. Satu set kit kabel LDTE Perhatikan dan susun rangkaian sesuai yang diperintahkan pada
modul
5. Dua buah multimeter digital
6. Satu buah breadboard
7. Tujuh buah IC OP Amp 741 Ukur dan catat nilai aktual resistor.
8. Tiga buah kapasitor 1 nf
9. Enam buah resistor 1 kΩ
10. Dua buah resistor 1,1 kΩ Sambungkan VP ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
11. Tujuh buah resistor 2,2 kΩ
12. Empat buah resistor 3,3 kΩ
13. Dua buah resistor 6,8 kΩ Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
14. Tiga buah resistor 12 kΩ
15. Satu buah resistor 3,9 kΩ
Saat masih terhubung ke titik B, pasang generator sinyal sebagai
3.2 RANGKAIAN PENGUAT NON- Vin dengan frekuensi 500Hz.
INVERTING

Susunlah rangkaian sesuai dengan modul


Atur sehingga output op-amp sebesar 4 Vpp

Ukur dan catat nilai aktual resistor.

Catat tegangann Vin peak to peak.


Sambungkan VP ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.

Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.

Sambungkan VP ke titik C, catat nilai Vin dan Vo.

Sambungkan VP ke titik D, catat nilai Vin dan Vo.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Gambar 3-2. Rangkain percobaan penguat inverting, [1].
Gambar 3-3. Rangkaian percobaan penjumlah, [1].
3.3 RANGKAIAN SUMMER (PENJUMLAH)
3.4 RANGKAIAN INTEGRATOR

Perhatikan dan susun rangkaian sesuai yang Perhatikan dan susun rangkaian sesuai yang diperintahkan pada
modul
diperintahkan pada modul

Ukur dan catat nilai aktual resistor.

Ukur dan catat nilai aktual resistor.


Rangkai Vs dengan sinyal kotak menggunakan generator sinyal
pada frekuensi 1 kHz 0,5 Vpp.

Lakukan langkah 23 dengan mengubah amplitudo sebesar 0.1 Vpp


dan bandingkan hasilnya.
Buka sambungan dari titik C ke rangkaian.

Pasang generator sinyal sebagai Vin dengan


frekuensi 500Hz. Atur keluaran generator sinyal
sehingga menghasilkan output op amp sebesar
4Vpp.

Sambungkan VP ke titik A. Amati dengan


menggunakan osiloskop dan catat nilai Vin
serta Vo. Pastikan setting osiloskop menggunakan Gambar 3-4. Rangkaian percobaan integrator, [1].
DC coupling.
3.5 DESAIN
Buat rangkaian dengan persamaan berikut :
Vo = 2Va + 2,2 ∫ Vb dt
Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.

Ukur dan catat nilai aktual resistor.

Catat nilai tegangan yang didapat

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.6 DIFFERENSIAL DENGAN RANGKAIAN
OP-AMP UNTUK OSCILLATOR.
Titik Hubung V (V)
In V (V)
Out

Catatlah frekuensi yang dihasilkan di titik C, dan


catatlah di BCL A 6,19 10.703

B 2.15 4.36

Ubahlah nilai R1 dan R2 menjadi 6,8 kΩ. amati sinyal C -1.88 -3.806
yang muncul di titik C. catat frekuensinya di BCL.
D -5.9 -11,02

Tabel 4-2. Tabel pengukuran tegangan percobaan 1.


Kembalikan R1 & R2 ke nilai awal. Lalu ubahlah nilai
C1 menjadi 470 pF. Amati sinyal yang muncul di titik
C. catat frekuensi-nya di BCL. Pada percobaan praktikan mendapatkan data
pengukuran nilai resistor yang aktual dan juga
mendapatkan nilai hasil penguatan rangkaian
Kembalikan C1 ke nilai awal Ubahlah nilai R4 menjadi non-inverting yang sesuai dengan hasil yang
12 kΩ. amati sinyal yang muncul di titik C. catat diukur dengan teori sebelumnya. Kemudian dari
frekuensi-nya di BCL. hasil output dan dibandingkan dengan input
maka kita dapat mengetahui bahwa rangkaian op
amp inverting ini memiliki penguatan sebesar 2
dari tegangan input awalnya serta polaritas
tegangan tidak berubah. Data yang didapatkan
memiliki pengukuran yang berbeda sedikit dari
apa yang dihitung tetapi masih dapat dimaklumi
karena masih berada pada nilai toleransi yang
tidak terlalu besar.

4.2 RANGKAIAN PENGUAT INVERTING

Nilai tertulis (kΩ) Nilai aktual(kΩ)

Gambar 3-5. Rangkaian oscillator, [1]. 1 0.987

4. HASIL DAN ANALISIS 1.1 1,09

4.1 RANGKAIAN PENGUAT NON- 2.2 2.183


INVERTING
2.2 2.176
Nilai tertulis (kΩ) Nilai aktual(kΩ)
3.3 3.281
1 0.997
Tabel 4-3. Nilai resistor percobaan 2.
1 0.974
Titik Hubung V (V) V (V)
2.2 2.178 In Out

A -3.91 8.69
2.2 2.1824
B 0 0
2.2 2.1846

Tabel 4-4. Tabel pengukuran tegangan percobaan 2.


3.3 3.284
Pada percobaan kedua ingin dibuktikan rangkaian
3.3 3.261
penguat inverting. Praktikan disini mendapatkan
data resistor yang digunakan pada rangkaian ini
Tabel 4-1. Nilai resistor percobaan 1. dan juga mendapatkan data tegangan output serta
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
input. Dengan melihat hubungan antara nilai 4.4 RANGKAIAN INTEGRATOR
input dan output kita dapat melihat bahwa
outpunya yang dihasilkan memiliki polaritas yang
V input V input V output Bentuk
berbeda dari inputnya serta memiliki penguatan
(Vpp) (Vrms) (Vpp) gelombang
sebesar 2.2 yang sesuai dengan besar resistor
antara output dengan input inverting. Dari
0.5 0.35 0.135 Segitiga
percobaan ini juga kita dapat melihat bahwa
rangkaian inverting berfungsi pada percobaan kali Tabel 4-7. Nilai pengukuran tegangan percobaan 4.
ini.

4.3 RANGKAIAN SUMMER (PENJUMLAH)

Nilai tertulis (kΩ) Nilai aktual(kΩ)

1 1.01 Grafik 4-1. Input rangkaian integrator

1 1.03

1.1 1.09

2.2 2.208
Grafik 4-2. Output rangkaian integrator
2.2 2.201
Pada percobaan kali ini, praktikan mendapatkan
3.3 3.318
hasil output berupa sinyal segitiga yang awalnya
diberikan inputan sinyal kotak yang membuktikan
Tabel 4-5. Nilai resistor percobaan 3. bahwa rangkaian integrator berhasil befungsi
dengan baik. Disini kita dapat melihat bahwa
Titik Hubung VIn2 (Vpp) VOut (Vpp) sinyal output memiliki bentuk integral dari sinyal
inputnya yakni sinyal kotak menjadi sinyal
A 4 4 segitiga. Kemudian seharusnya praktikan
melakukan percobaan saat input sebesar 0.1 Vpp
B 4 4 tetapi tidak dilakukan akibat kurangnya waktu
yang tersisa. Seharusnya nilai output yang
dihasilkan dengan input 0.1 Vpp tidak jauh
Tabel 4-6. Nilai pengukuran tegangan percobaan 3.
berbeda hanya saja ukuran dari segitiganya akan
menjadi lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Pada percobaan kali ini, praktikan mendapatkan
data tegangan input 2 yang tidak sesuai dengan
4.5 DESAIN
yang diharapkan. Praktikan mendapatkan data
Vin2 sama dengan Vout yang dihasilkan serta
bentuk sinyal yang sama di osiloskop. Praktikan
menduga kesalahan tersebut diakibatkan adanya
komponen yang rusak di kabel yang
menghubungkan antara input dengan op amp,
kerusakan breadboard, kerusakan op amp, atau Gambar 4-1. Desain rangkaian.
bahkan kesalahan dari praktikan yang tidak
memasang komponen dengan benar. Seharusanya Pada percobaan kali ini, praktikan mendesain
didapatkan Vin2 yang memiliki nilai yang rangkaian yang diminta dari persamaan pada
menghasilkan output 4 Vpp dan karena ini modul sebelumnya dengan menggunakan 3 buah
merupakan rangkaian penjumlah maka op amp serta memanfaatkan rangkaian sederhana
seharusnya Vin2 lebih kecil dibandingkan op amp yakni rangkaian inverting, rangkaian
outputnya. integrator dan rangkaian summer. Dengan begitu
praktikan mampu membuat rangkaian yang
sesuai dengan persamaan Vo = 2Va + 2,2 ∫ Vb dt.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


4.6 DIFFERENSIAL DENGAN RANGKAIAN amplifier pada komutasi analog sederhana
OP-AMP UNTUK OSCILLATOR. dibuktikan dengan praktikan dapat
membuat desain sesuai dengan
Pada percobaan kali ini, praktikan tidak sempat
persamaan yang diberikan pada modul.
melakukannya akibat waktu yang telah habis dan
memiliki kesulitan pada percobaan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil yang seharusnya didapatkan dari praktikan
pada percobaan kali ini adalah mendapatkan hasil [1] [1] Hutabarat, Mervin dan Muhammad
sinyal dari rangkaian osilator yang memiliki nilai Amin, Petunjuk Praktikum Rangkaian
yang berosilasi atau melakukan osilasi. Rangkaian Elektrik, Laboratorium Teknik Elektro,
ini dapat menghasilkan sejumlah sinyal yang 2023.
keluaran amplitudonya berubah-ubah secara
[2] https://elektronika-dasar.web.id/ diakses
periodik dengan waktu demekian.
pada tanggal 22 Oktober 2023.
[3] https://www.electronics-tutorials.ws/ diakses
pada tanggal 22 Oktober 2023
[4] https://www.samrasyid.com/2020/05/op-
amp-sebagai-integrator.html pada tanggal
22 Oktober 2023
Gambar 4-2. Hasil simulasi pada LTspice.

Kemudian untuk mendapatkan frekuensi


resonansi pada rangkaian percobaan osilator ini,
kita dapat menurunkan persamaan diferensialnya
terlebih dahulu.
𝑅4
(1) 𝑉𝑎 = − 𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑅3
1
(2) 𝑉𝑏 = − ∫ 𝑉𝑎 𝑑𝑡
𝑅1 . 𝐶𝑓
1
(3) 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ∫ 𝑉𝑏 𝑑𝑡
𝑅1 . 𝐶𝑓
1 𝑅4
(4) 𝑉𝑏 = − ∫ − 𝑅3 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑑𝑡
𝑅1 . 𝐶𝑓
𝑅4
(5) 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ∫ ∫ 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑅12 . 𝐶𝑓 2 . 𝑅3

Maka didapatkan persamaan differensial dari


rangkaian ini.
𝑅4
𝑉𝑜𝑢𝑡 + ∫ ∫ 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 = 0
𝑅12 . 𝐶𝑓 2 . 𝑅3
Dengan
𝑅4
ω=√ dan 𝑓 = ω/ 2π
𝑅12 . 𝑅3 . 𝐶𝑓 2

5. KESIMPULAN
1. Praktikan mampu untuk menyusun
rangkaian pada breadboard yang
ditunjukkan dengan praktikan yang
mampu menyelesaikan rangkaian dari
setiap percobaan pada breadboard.
2. Praktikan mampu memahami dan
mengetahui penggunaan op-amp yakni
untuk memperbesar nilai output dari
suatu input/masukan.
3. Praktikan mampu menggunakan
rangkaian-rangkaian standar operational
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai